L
Logik
Logik
a adalah
a adalah
Ilmu yang
Ilmu yang
mempelajari metode
mempelajari metode
dan hukum –hukum yang di gunakan untuk
dan hukum –hukum yang di gunakan untuk
membedak
membedak
an penalaran yang betul
an penalaran yang betul
dari
dari
penalaran yang salah.
penalaran yang salah.
A!I "A# $%&AAH $I#GKA!
A!I "A# $%&AAH $I#GKA!
LOGIKA
"alam 'ahasa I
"alam 'ahasa I
ndonesia(ILMU( $eimbang
ndonesia(ILMU( $eimbang
artinya dengan )$*I%#*%+
artinya dengan )$*I%#*%+
,
,
engetahuan-Knole
engetahuan-Knole
dge/ adalah
dge/ adalah
hasil dari
hasil dari
akti0itas
akti0itas
mengetahui1y
mengetahui1y
akni
akni
menyingk
menyingk
apnya
apnya
suatu kenyataan ke dalam jia hingga tidak
suatu kenyataan ke dalam jia hingga tidak
ada keraguan terhadapnya.
ada keraguan terhadapnya.
A!I ILMU
A!I ILMU
Logik
Logik
a1
a1
menyelidiki1 menyaring1dan menilai
menyelidiki1 menyaring1dan menilai
pemikiran dengan serius dan terpelajar serta
pemikiran dengan serius dan terpelajar serta
bertujuan mendapatkan kebenaran1terlepas
bertujuan mendapatkan kebenaran1terlepas
dari segala kepentingan dan keinginan
dari segala kepentingan dan keinginan
perorangan.
perorangan.
A!I ,IKIA#
A!I ,IKIA#
A$A$2A$A$ ,%MIKIA#
3. Asas Identitas-prin4ipium identitas56anun
7atiyah/
8. Asas kontradiksi-prin4ipium
4ontradi4toris56anun tana6ud/
9. Asas penolakan kemungkinan
ketiga-prin4ipium e:4lusi tertii56anun
imtina/
Induksi adalah 4ara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersi;at umum dari kasus2
kasus yang bersi;at indi0idual.
"eduksi adalah kegiatan berpikir merupakan
kebalikan dari penalaran induksi.
*AA M%#"A,A!KA#
K%'%#AA#
Logika !radisional adalah Logika
Aristoteles1dan logika daripada logikus yang
lebih kemudian1tetapi masih mengikuti sistem
logika Aristoteles.
Logika membantu manusia berpikir
lurus1e<sien1tepat dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan.
,%#G%!IA# KA!A
3. ,ositi;1#egati; dan ,ri0ati;
8. Uni0ersal1,artikular1$ingular dan
Kolekti;
9. Konkret dan Abstrak
>. Mutlak dan elati;
?. Uni0ok1%6ui0ok dan Analog
@. 'ermakna dan !ak bermakna
3. Genus -&enis jins/
8. "ierentia-$i;at pembeda1;asl/
9. $pesia -kelas nau/
>. ,ropia-$i;at khusus1al2khassah/
?. A44identia -$i;at umum1al2arad/
3.'atas konotasi
8.'atas denotasi
KO#O!A$I "A# "%#O!A$I $%!A
'A!A$ 2'A!A$#BA
"e<nisi adalah pengetahuan yang kita
butuhkan.
Mende<nisi adalah menyebut sekelompok
karakteristik suatu kata sehingga kita dapat
mengetahui pengertiannya serta dapat
membedakan kata lain yang menunjukan
objek lain pula.
a. "e<nisi tidak boleh luas atau lebih sempit
dari konotasi kata yang di de<nisikan.
b."e<nisi tidak boleh menggunakan kata
yang dide<nisikan.
4."e<nisi tidak boleh memakai penjelasan
yang justru membinggungkan.
d."e<nisi tidak boleh menggunakan bentuk
negati;.
,A!OKA# M%M'UA!
"%=I#I$I
Klasi<kasi adalah pengelompokan barang yang
sama dan memisahkan dari yang berbeda
menurut spesianya.
,embagian-Logi4al "i0ision/ Adalah membagi suatu
jenis kepada spesia yang di4akupnya.
a. ,embagian harus berdasarkan atas si;at
persamaan yang ada pada genera se4ara
menyeluruh.
b. $etiap pembagian harus berlandaskan satu dasr
saja.
4. ,embagian harus lengkap1yakni harus menyebut
keseluruhan spesia yang di4akup oleh suatu
genera.
Ada dua ma4am penggolongan
,enggolongan Alam adalah ,enggolongan
yang di susun atas ke4erdasan kita1seperti
penggolongan melati1maar1kenaga dan
pa4ar sore kedalam golongan )'U#GA(
,enggolongan buatan adalah penggolongan
yang di dasrkan atas satu si;at.
,roposisi sintetik adalah proposisi yang
predikatnya mempunyai pengertian yang
bukan menjadi keharusan subyeknya.
,roposisi Kategori adalah proposisi yang
mengandung peryataan tanpa adanya syarat.
,O,O$I$I
"istribusi berhubungan erat dengan
pembahasan denotasi term subyek dan
predikat1terutama sekali term predikat apakah
ia merangkum seluruh golongannya atau
hanya sebagian saja.
"alam hal ini ada dua istilah yang perlu
diketahui yaituCtertebar-distributed/ dan tak
tertebar-undistributed/
,roposisi Kategorik ialah menyatakan suatu
kebenaran tanpa syarat.
,roposisi hipotetik ialah kebenaran yang
dinyatakan justru digantungkan pada syarat
tertentu.
!ipe proposisi kondisisonal -yang
kebenarannyadigantungkanpada syarat
tertentu/disamping bentuk hipotetik adalah
bentuk "isyungti;.
,%MA$ALAHA#
MA*AM2MA*AM HU'U#GA# LOGIKA
3. Hubungan Independen-tak bertautan/
8. Hubungan %kui0alen-persamaan/
9. Hubungan Kontradiktori-pertentangan/
>. Hubungan Kontrari-perlaanan/
?. Hubungan sub2kontrariDsetengah perlaananE
@. Hubungan Implikasi-men4akup/
,%MA$ALAHA#
!%K#IK2!%K#IK %"UK$I
a. Kon0ersi
b. Ob0ersi
4. Kontraposisi
d. In0ersi
$ILOGI$M% KA!%GOIK
3.,engertian
8.Hukum2hukum silogisme kategorik
9. Absah dan 'enar
>. 'entuk2bentuk $ilogisme
?. $ilogisme 'ukan 'entuk 'aku
$ilogisme Hipotetik adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi
hipotetik1sedangkan premis minornya adalah
proposisi kategorik yang menetapkan atau
mengingkari term ante4edent atau term
konsekuen premis mayornya.
"ilema adalah argumentasi1bentuknya
merupakan 4ampuran antara silogmen
hipotetik dan silogmen disyungti;.
Ada beberapa 4ara dalam mengatasi dilemaC
3."engan meneliti kausalitas premis mayor
8."engan meneliti alternati; yang dikemukaan.
9."engan Kontra dilema.
>."engan memilih alternati; yang paling
ringan.
MA*AM2MA*AM G%#%ALI$A$I
3. Generalisasi sempurna adalah generalisasi
dimana seluruh ;enomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidik.
8. Generalisasi tidak sempurna yaitu
generalisasi berdasarkan sebagian
;enomena untuk mendapatkan kesimpulan
yang berlaku bagi ;enomena sejenis yang
belum diselidik.
3.
Apakah sampel yang di gunakan se4ara
kuantitati; 4ukup meakili.
8.
Apakah sample yang di gunakan 4ukup
ber0ariasi.
9.
Apakah dalam generalisasi itu di
perhitungkan hal2hal yang menyimpang
dengan ;enomena umum atau tidak.
>.
Apakah kesimpulan yang dirumuskan
konsisten dengan ;enomena indi0idual.
,%#GU&I A!A$
G%#%ALI$A$I
Generalisasi tergantung bagaimana tingkat
terpenuhinya jaaban atas e0aluasi tersebut
diatas.
$emakin terpenuhinya syarat2syarat tersebut
semakin tinggi tingkat keper4ayaan
generalisasi nya begitu pula sebaliknya.
Generalisasi empirik adalah generalisasi yang
tidak di sertai dengan penjelasan mengapa
nya atau generalisasi berdasarkan
;enomenanya semata2mata.
G%#%ALI$A$I %M,IIK "A#
Generalisasi Ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi
biasa.baik dalam bentuk maupun permasalahannya
!anda2tanda penting generalisasi ilmiah adalah
3."ata dikumpulkan dengan obser0asi yang 4ermat
8.Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur
serta mendapatkan ketepatan serta menghindari
kekeliruan sejauh mungkin
9.Adanya pengujian perbandingan serta klasi<kasi
;akta.
∗
A.,%#G%!IA#
∗
"alam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari
sejumlah peristia pada penyimpulan analogi kita
bertolak dari satu atau sejumlah peristia menuju
kepada satu peristia lain yang sejenis.
∗
'.MA*AM2MA*AM A#ALOGI
∗
Analogi disamping ;ungsi utamanya sebagai 4ara
beragumentasi1sering benar dipakai dalam bentuk
non2argumen1yaitu sebagai penjelas.analogi ini
disebut analogi deklarati; atau analogi penjelas.
A#ALOGI
∗
*.*AA M%#ILAI A#ALOGI
∗
Untuk mengukur derajat keterper4ayaan sebuah analogi
dapat diketahui dengan alat sbbF
∗
3. $edikit banyaknya peristia sejenis yang dianalogikan.
∗8. sedikit banyaknya aspek2aspek yang menjadi dasar
analogi
∗
9. si;at dari analogi yang kita buat.
∗
>.mempertimbangkan adanya tidaknya unsur2unsur yang
berbeda pada peristia yang dianalogikan.
∗
".A#ALOGI BA#G ,I#*A#G.
∗
Meskipun analogi merupakan 4orak
penalaran yang populer analogi merupakan
penalaran indukti; yang benar.
∗ A.,%#G%!IA#
∗ 'ukti ini dapat kita temui pada abad kelima sebelum masehi1yaitu pada
u4apan seorang <loso; yunani leu4iposC#ihil =it $ine *ausa -tidak ada satupun peristia yang tidak mempunyai sebab/
∗ '.M%!O"% I#"UK$I MILL ∗ 3. M%!O"% ,%$%!U&UA# ∗ 8. M%!O"% ,%'%"AA#
∗ 9. M%!O"% ,%$AMAA# AIA$I ∗ >. M%!O"% $I$A$I$IHA#
∗ ?. M%!O"% GA'U#GA# ,%$%!U&UA# "A# ,%'%"AA# ∗ *. K%K%LIUA# "ALAM ,%#ALAA# KAU$ALI!A$
∗ Kekeliruan yang sering terjadi dikalangan orang2orang yang kurang 4ermat berpikir adalah ,os Ho4 ,ropter Ho4 artinya suatu penalaran yang menyatakan baha ini terjadi sesudah itu terjadi maka ini merupakan akobat dari itu.
∗
A. ,%#G%!IA#
∗
,enjelasan adalah sekelompok proposisi
yang menerangkan suatu ;akta1 dengan
keterangan itu dapat disimpulkan se4ara
logis sehingga probeblematik atau keraguan
yang menyelubungi ;akta itu dapat
dihilangkan.
∗
Untuk Menilai kuat dan tidaknya suatu penjelasan
adalah rele0ansinya dengan ;akta yang lain.oleh karna
itu kita membedakan adanya dua si;at penjelasan
1yaitu penjelasan ilmiah atau penjelasan tidak ilmiah.
∗
*.MA*AM2MA*AM ,%#&%LA$A#
∗
3.Menjelaskan 'erdasarkan bagiannya atau ;aktornya
∗8. ,enjelasan 'erdasarkan Keadaan "an Kondisi
∗
9. Menjelaskan 'erdasarkan Hubungan $ebab Akibat
∗>. *ara Menjelaskan 'erdasarkan =ungsinya
∗
A.,%#G%!IA#
∗
Karena setiap teori yang benar adalah merupakan pernyataan
suatu ;akta dalam hubungan dengan ;akta lain.
∗
'. MA*AM2MA*AM !%OI
∗Ada dua ma4am teori
∗
3. !eori Umum adalah $ebuah Generalisasi adalah merupakan
teori yang bersi;at umum 1demikian juga sebuah penjelasan
-e:planation/manakala ia berlaku bagi semua
peristia1keadaan1aktu dan tempat sesuai permasalahan
yang diterangkan.
∗
8.!eori Khusus adalah teori yang berkaitan dengan sejumlah
;akta2;akta partikular tertentu.
∗
Ukuran2ukuran yang dapat kita gunakan
untuk menilai suatu hipotesis adalah
∗
3. ele0ansi
∗
8. Mampu unuk diuji
∗
9. 'ersesuaian dengan hipotesis yang telah
diterima sebagai pengetahuan yang benar
∗
>. Mempunyai daya ramal.
∗?. $ederhana.
∗
Metode Ilmiah adalah 4ara untuk mendapatkan
pengetahuan dengan 4ara ilmiah.
∗
Langkah2langkah itu adalahF
∗
3. ,enemuan atau penentuan masalah
∗8. ,erumusan Masalah
∗
9. ,engajuan Hipotesis
∗>. "eduksi dari hipotesis
∗?. ,embuktian hipotesis
∗
@.,enerimaan Hipotesis menjadi teori ilmiah.
∗
A.,%#G%!IA#
∗
&adi ,robabilitas merupakan pernyataan yang berisi
ramalan tentang tingkatan keyakinan tentang sesuatu
dimasa yang akan datang.
∗
'. MA*AM2MA*AM ,O'A'ILI!A$
∗
3.,robabilitas A ,riori1yaitu ,robabilitas yang disusun
berdasarkan perhitungan akal1bukan atas dasar
pengalaman.
∗
8. ,robabilitas elati; =rekuensi1yaitu probabilitas yang
disusun berdasarkan statistik atas ;akta2;akta empiris.
∗
A.K%K%LIUA# =OMAL
3. =alla4y O; =our !erm M-Kekeliruan Karena Menggunakan %mpat !erm/
8. =alla4y O; Undistributed Middle -Kekeliruan Karena Kedua !erm
,enengah tidak Men4akup/
9. =alla4y o; Ili4it ,ro4es -Kekeliruan Karena ,roses !idak 'enar/
>. =alla4y O; !o #egati0e ,remises -Kekeliruan Karena Menyimpulkan
dari dua ,remis yang #egati;/
?. =alla4y O; Arming !he *onse6uen -kekliruan Karena Mengetahui
Akibat/
@. =alla4y O; "enying Ante4edent -Kekeliruan KA%#A Menolak $ebab/
. =alla4y O; "isjun4tion -Kekeliruan "alam 'entuk disyungti;E
J. =alla4y O= in4onsisten4y -Kekeliruan Karena !idak Konsisten/
∗
3.=alla4y O; Hasty Generali7ation -Kekeliruan Karena Membuat
Generalisasi yang terbiri2buru/
∗
8.=alla4y O; =or4ed Hypothesis -Kekelirun karena memaksa ,radugaE
∗9. =alla4y O; 'egging !he uestion -Kekeliruan Karena Mengundang
,ermasalahan/
∗
>. =alla4y o; *ir4ular Argumen -Kekeliruan Karena Menggunakan
Argumen Bang 'erputar/
∗
?.=alla4y O; Argumentati0e Leap -Kekeliruan Karena 'erganti/
∗
@.=alla4y O; Appealing !o Authority -Kekeliruan Karena Mendasarkan
,ada Otoritas/
∗
. =alla4y O; Appealing to =or4e -Kekeliruan Karena Mendasarkan "iri
,ada Kekuasaan/
∗
J. =alla4y O; Abusing -Kekeliruan Karena Menyarang ,ribadi/
∗
D.=alla4y O; Ignoran4e -Kekeliruan Karena Kurang !ahu/
∗
3E. =alla4y O; *omple: uestion -Kekeliruan Karena ,ertanyaan
yang uet/
∗
33. =alla4y O; O0ersimpli<4ation-Kekeliruan Karena Alasan
!erlalu $ederhana/
∗
38. =alla4y O; A44ident -Kekeliruan Karena Menetapkan $i;at/
∗39.=alla4y O; Irrele0ant Argument -Kekeliruan Karena Argumen
Bang !idak ele0an/
∗
3>.=alla4y O; =alse Analogy -Kekeliruan Karena $alah Mengambil
Analogi/
∗
3?. =alla4y O; Appealing !o ,ity -Kekeliruan Karena Mengundang
'elas Kasihan/
∗
3.=alla4y o; *ompasition -Kekeliruan Karena
Komposisi/
∗
8.=alla4y O; "i0ision -K%K%LIUA# dalam
pembagian/
∗
9.=alla4y O; A44ent -Kekeliruan karena
!ekanan/
∗
>. =alla4y O; Amphiboly -Kekeliruan Karena
Am<boli/
∗