KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “ Penyusunan DEDPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”
Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”..
Adapun
Adapun Laporan Laporan AntaraAntara Penyusunan Penyusunan DED DED Sistem Sistem PenangananPenanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Persampahan di Kabupaten Boven Digoel ini memuat tentang ini memuat tentang Bab 1Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Pekerjaan
Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan diPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Kabupaten Boven Digoel ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “ Penyusunan DEDPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”
Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”..
Adapun
Adapun Laporan Laporan AntaraAntara Penyusunan Penyusunan DED DED Sistem Sistem PenangananPenanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Persampahan di Kabupaten Boven Digoel ini memuat tentang ini memuat tentang Bab 1Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Pekerjaan
Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan diPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Kabupaten Boven Digoel ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Papua Pejabat Pembuat Komitmen Air Limbah Direktorat Jenderal Provinsi Papua Pejabat Pembuat Komitmen Air Limbah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Antara ini.
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Antara ini.
... 2015 ... 2015
Penyusun, Penyusun,
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “
Laporan Antara ini merupakan bagian dari Pekerjaan “ Penyusunan DEDPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”
Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel”..
Adapun
Adapun Laporan Laporan AntaraAntara Penyusunan Penyusunan DED DED Sistem Sistem PenangananPenanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Persampahan di Kabupaten Boven Digoel ini memuat tentang ini memuat tentang Bab 1Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pendahuluan, Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Rencana, Bab 3 Kondisi Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Pengelolaan sampah Saat Ini, Bab 4 Hasil Survey dan Investigasi, Bab 5 Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Evaluasi Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel.
Pekerjaan
Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan diPenyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel
Kabupaten Boven Digoel ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama ini merupakan kerjasama antara PT. Delta Pratama Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Konsultindo dengan Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Papua Pejabat Pembuat Komitmen Air Limbah Direktorat Jenderal Provinsi Papua Pejabat Pembuat Komitmen Air Limbah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Antara ini.
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Antara ini.
... 2015 ... 2015
Penyusun, Penyusun,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Isi ... ii Daftar Tabel ... v Daftar Tabel ... v Daftar Gambar ... vi Daftar Gambar ... vi BABBAB 1 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 1 1 – – 11 1.1.
1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... .. 1 1 – – 11 1.2.
1.2. Maksud Maksud dan dan Tujuan Tujuan Pekerjaan Pekerjaan ... 1 .... 1 – – 22 1.3.
1.3. Sasaran Sasaran Pekerjaan Pekerjaan ... ... 1 1 – – 22 1.4.
1.4. Lingkup Lingkup Kegiatan Kegiatan ... ... 1 1 – – 33 1.5.
1.5. Referensi Referensi ... ... 1 1 – – 33
BAB
BAB 2 2 GAMBARAN GAMBARAN UMUM UMUM WILAYAH WILAYAH PERENCANAAN PERENCANAAN ... 2 ... 2 – – 11 2.1.
2.1. Wilayah Wilayah Administrasi Administrasi ... ... 2 2 – – 11 2.2.
2.2. Kondisi Kondisi Fisik Fisik Dasar Dasar ... ... 2 2 – – 44 2.2.1.
2.2.1. Topografi ...Topografi ... ... 2 2 – – 44 2.2.2.
2.2.2. Jenis Tanah ...Jenis Tanah ... ... ... 2 2 – – 66 2.2.3. 2.2.3. Geologi ...Geologi ... ... 2 2 – – 99 2.2.4. 2.2.4. Hidrologi ...Hidrologi ... ... 2 2 – – 1212 2.2.5. 2.2.5. Morfologi ...Morfologi ... ... 2 2 – – 1515 2.2.6. 2.2.6. Klimatologi ...Klimatologi ... ... 2 2 – – 1515 2.3.
2.3. Penggunaan Penggunaan Lahan Lahan ... ... 2 2 – – 1717 2.3.1.
2.3.1. Permukiman ...Permukiman ... ... 2 2 – – 1717 2.3.2.
2.3.2. Pemerintahan/Perkantoran Pemerintahan/Perkantoran ... ... 2 2 – – 1818 2.3.3.
2.3.3. Perdagangan dan Perdagangan dan Jasa Jasa ... ... 2 2 – – 1818 2.3.4. 2.3.4. Industri ...Industri ... ... 2 2 – – 1919 2.3.5 2.3.5 Pertambangan Pertambangan ... . 2 2 – – 2020 2.4. 2.4. Kependudukan Kependudukan ... .. 2 2 – – 2020 2.4.1.
2.4.1. Jumlah dan Jumlah dan Persebaran Persebaran Penduduk Penduduk ... ... 2 2 – – 2020 2.4.2.
2.4.3. Mata Pencaharian ... 2 – 23 2.5. Prasarana dan Utilitas Lingkungan ... 2 – 23 2.5.1. Jaringan Transportasi ... 2 – 23 2.5.2. Air Minum ... 2 – 28 2.5.3. Jaringan Drainase dan Sewerage (air Limbah) .. 2 – 29 2.5.4. Jaringan Listrik ... 2 – 30 2.5.5. Jaringan Komunikasi ... 2 – 31 2.5.6. Persampahan ... 2 – 31 2.6. Sarana Sosial dan Ekonomi ... 2 – 32 2.6.1. Sarana Pendidikan ... 2 – 32 2.6.2. Sarana Kesehatan ... 2 – 33 2.6.3. Sarana Peribadatan ... 2 – 33 2.6.4. Sarana Pemerintah ... 2 – 34 2.6.5. Sarana Pemakaman ... 2 – 35 2.6.6. Sarana Ekonomi ... 2 – 36
BAB 3 KONDISI PENGELOAAN SAMPAH SAAT INI ... 3 – 1 3.1. Wilayah Pelayanan ... 3 – 1 3.2. Pola Pelayanan ... 3 – 2 3.3. Tingkat Pelayanan ... 3 – 2 3.4. Prasarana dan Sarana ... 3 – 2 3.4.1. TPS ... 3 – 2 3.4.2. Armada Pengangkut Sampah ... 3 – 5 3.4.3 TPA ... 3 – 5 3.5. Peraturan atau Perda ... 3 – 6 3.6. Organisasi Pengelola ... 3 – 6
BAB 4 HASIL SURVEY DAN INVESTIGASI ... 4 – 1 4.1. Survey Situasi dan Topografi ... 4 – 1 4.2. Survey Penyelidikan Tanah (Daya Dukung) ... 4 – 1 4.3. Survey Hidrogeologi ... 4 – 3 4.4. Survey Hidrologi ... 4 – 3
4.5. Survey Geolistrik TPA ... 4 – 4
BAB 5 EVALUASI LOKASI TPA KABUPATEN BOVEN DIGOEL ... 5 – 1 5.1. Lokasi TPA ... 5 – 1 5.2. Kepemilikan dan Luas Lahan ... 5 – 3 5.3. Kesesuian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah ... 5 – 4 5.4. Kondisi Fisik Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel ... 5 – 4 5.5. Jalan Akses ke TPA ... 5 – 5 5.6. Kondisi Topografi ... 5 – 5 5.7. Kondisi Geologi dan Tanah ... 5 – 5 5.8. Kondisi Hidrogeologi ... 5 – 6 5.9. Kondisi Hidrologi ... 5 – 6 5.10. Evaluasi TPA Kab. Boven Digoel dengan SNI
03-3241-1994 ... 5 – 6
Lampiran 1 Hasil Survey Topografi Lampiran 2 Hasil Lab uji Tanah
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Wilayah Distrik Mandobo Menurut Kelas Ketinggian
dari DPL Tahun 2011 ... 2 – 4 Tabel 2.2. Penyebaran Jenis Tanah di Wilayah Distrik Mandobo ... 2 – 8 Tabel 2.3. Formasi Batuan / Statigrafi Dan Penyebarannya Di Distrik
Mandobo ... 2 – 12 Tabel 2.4. Hasil Pemerikasaan Air Tanah di Kota Tanah Merah ... 2 – 14 Tabel 2.5. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Boven
Digoel menurut Distrik Tahun 2011 ... 2 – 21 Tabel 2.6. Jumlah Desa, Rumahtangga, Penduduk dan Penduduk per
Rumah tangga di Kabupaten Boven Digoel Tahun 2011 ... 2 – 22 Tabel 2.7. Kondisi Jalan di Kawasan Kota Tanah Merah ... 2 – 25 Tabel 5.1 Tabel Evaluasi Lokasi TPA Boven Digoel ... 5 – 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Administrasi Distrik Mandobo ... 2 – 2 Gambar 2.2. Peta Administrasi Kota Tanah Merah ... 2 – 3 Gambar 2.3. Peta Ketinggian Distrik Mandobo ... 2 – 5 Gambar 2.4. Peta Kemiringan Lahan ... 2 – 6 Gambar 2.5. Peta Jenis Tanah Distrik Mandobo ... 2 – 10 Gambar 2.6. Peta Geologi Distrik Mandobo ... 2 – 11 Gambar 2.7. Peta Kondisi Jaringan Jalan Kota Tanah Merah ... 2 – 25 Gambar 2.8. Peta Kondisi Jaringan Air Bersih ... 2 – 30 Gambar 2.9. Peta Penyebaran Fasilitas Pendidikan ... 2 – 37 Gambar 2.10. Peta Penyebaran Fasilitas Kesehatan ... 2 – 38 Gambar 2.11. Peta Penyebaran Fasilitas Peribadatan ... 2 – 39 Gambar 2.12. Peta Penyebaran Fasilitas Perkantoran ... 2 – 40 Gambar 2.13a Peta Penyebaran Fasilitas Umum ... 2 – 41 Gambar 2.13b Peta Penyebaran Fasilitas Umum ... 2 – 42 Gambar 2.13c Peta Penyebaran Fasilitas Umum ... 2 – 43 Gambar 2.14 Peta Wilayah Rawan Bencana ... 2 – 44 Gambar 3.1 Wilayah Pelayanan Eksisting ... 3 – 1 Gambar 3.2 Lokasi TPS Eksisting ... 3 – 3 Gambar 3.3 Foto TPS Tidak Permanen ... 3 – 4 Gambar 3.4 Foto TPS Permanenen ... 3 – 4 Gambar 3.5 Foto Truck Sampah ... 3 – 5 Gambar 3.6 TPA Sementara ... 3 – 6 Gambar 4.1. Foto Pelaksanaan Survey Topografi ... 4 – 1 Gambar 4.2 Foto pelaksanaan DCP ... 4 – 2 Gambar 4.3. Foto Survey Geohidrologi Pengamatan Kedalaman Air
Sekitar Rencana Area TPA ... 4 – 3 Gambar 4.4 Foto Survey Hidrologi Pengamatan Kedalaman Air
Sekitar Rencana Area TPA ... 4 – 4 Gambar 5.1 Posisi TPA Kabupaten Boven Digoel di Distrik Mandobo .. 5 – 2
Gambar 5.2 Posisi Bandar Udara dan Pusa Pelayanan dengan
Rencana TPA Kabupaten Boven Digoel ... 5 – 3 Gambar 5.3. Lahan TPA di Kabupaten Boven Digoel Distrik Mandobo
menurut Kabid Pertamanan, Kebersihan dan Pemakaman
Umum Kabupaten Boven Digoel ... 5 – 4 Gambar 5.4 Foto Kondisi Lahan Rencana TPA ... 5 – 5 Gambar 5.5 Peta Geologi ... 5 – 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kabupaten Boven Digoel sebagai kabupaten terluar dari Wilayah Republik Indonesia beberapa tahun terakhir mengalami pertambahan penduduk yang cukup pesat dengan perubahan pola konsumsi yang akan berdampak pada bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam.
Pengelolaan sampah di Kabupaten Boven Digoel selama ini belum sesuai dengan metoda dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Hal ini bisa dijumpai masih ada masyarakat membuang sampah langsung ke lingkungan, juga masih banyaknya tumpukan sampah yang berceceran di beberapa ruas jalan, juga masih digunakan metoda open dumping pada pengelolaan sampah di TPA (Tempat Pengolahan Akhir).
Pemerintah Republik Indonesia telah memutuskan masalah persampahan telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya persampahan di Kabupaten Boven Digoel juga perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Dengan adanya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maka kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga diharapkan pengelolaan sampah di Kabupaten Boven Digoel dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.
Dalam upaya untuk mendapatkan pengelolaan sampah di Kabupaten Boven Digoel yang proporsional, efektif dan efisien serta sesuai dengan kriteria teknis pengelolaan sampah, yaitu akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga di daerah perkotaan, maka pada Tahun Anggaran 2015 Pemerintah Kabupaten Boven Digoel melaksanakan kegiatan konsultansi untuk Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Boven Digoel.
1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Maksud dari kegiatan Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Boven Digoel yaitu : upaya untuk mendapatkan pengelolaan sampah di Kabupaten Boven Digoel yang proporsional, efektif dan efisien serta sesuai dengan kriteria teknis pengelolaan sampah.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel ini adalah tersusunnya Rencana Induk Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Boven yang meliputi beberapa aspek, yaitu : aspek institusi, aspek teknis operasional, aspek pembiayaan, aspek hukum dan aspek peran serta masyarakat.
1.3. Sasaran Pekerjaan
Sasaran dilakukannya kegiatan Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Boven Digoel yaitu :
1. Evaluasi kondisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Boven Digoel
2. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Boven Digoel yang meliputi aspek institusi, aspek teknis operasional, aspek pembiayaan, aspek hukum dan aspek peran serta masyarakat.
3. Tersusunnya dokumen Rencana Induk (Masterplan) dan Perencanaan Teknis Terinci (DED) TPA untuk Kabupaten Boven Digoel.
1.4. Lingkup Kegiatan
Sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Boven Digoel, maka ruang lingkup kegiatan ini yaitu :
a. Mengevaluasi kondisi eksisting pengelolaan persampahan Kabupaten Boven Digoel
b. Melaksanakan survey dan pengumpulan data pengelolaan Persampahan Kabupaten Boven Digoel dan data lain yang relevan. c. Melaksanakan analisa data untuk pengelolaan persampahan yang
meliputi :
i. Rencana wilayah pelayanan, tingkat pelayanan dan pola pelayanan ii. Prediksi timbulan sampah
iii. Kebutuhan sarana dan prasarana] iv. Rencana teknis terinci TPA
v. RAB, Spesifikasi Teknis dan SOP TPA
1.5. Referensi
Referensi untuk kegiatan Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Boven Digoel, antara lain :
Undang undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Undang undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
Undang undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Peraturan menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH RENCANA
2.1. Wilayah Administrasi
Kota Tanah Merah terletak di Distrik Mandobo Kabupaten Boven Digoel, secara administrasi Disrik Mandobo wilayahnya berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Arimop, Distrik Inyadit dan Distrik Mindiptana;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik jair Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Fofi Sebalah Timur berbatasan dengan Distrik Susnuk
Peta administrasi distrik Mandobo dapat dilihat pada Gambar 2.1, sedangkan peta administrasi Kota Tanah Merah dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.2. Kondisi Fisik Dasar
2.2.1. Topografi
Kemiringan lereng Kota Tanah Merah berada pada 0 s/d 15%. Wilayah lereng 15% dominan berada pada wilayah utara Distrik ke Arah Mindiptana.
Ketinggian wilayah dari atas permukaan laut pada kawasan perencanaan adalah berada pada 0 – 25 m dan 25 sampai 100 m. Hampir 90% wilayah berada pada Ketinggian 25 s/d 100 m dari permukaan laut. Kondisi fisik wilayah sangat memberikan kemudahan bagi pengembangan permukiman. Kondisi topografi dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Luas Wilayah Distrik Mandobo menurut Kelas Ketinggian dari DPL Tahun 2011
No Kelas Ketinggian Luas Km %
1 0 – 25 m 167.582.477 10
2 25 – 100 m 2.526.387.777 90
Total 2.693.970.254 100
Sumber: RTRW Kab. Boven Digoel, 2011
Pada Gambar 2.3 memperlihatkan ketinggian distrik Mandobo dan gambar 2.4 menunjukkan klas kemiringan lereng distrik Mandobo
Gambar 2.4. Peta Kemiringan Lahan
2.2.2. Jenis Tanah
Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk sebagai hasil proses pelapukan batuan yang berfungsi sebagai tempat hidup tumbuhan. Faktor pembentuk tanah yang dimaksud adalah bahan induk, iklim, topografi, organisme dan waktu. Oleh karena faktor pembentuk tanah tersebut mempengaruhi perkembangan tanah, maka jenis tanah bervariasi dari satu tempat dengan tempat lain, demikian juga
produktivitas dalam pemanfaatannya. Berdasarkan jenisnya, maka tanah di Kota Tanah Merah ada tiga yaitu :
1. Entisol.
Adalah tanah yang baru berkembang dari bahan asal atau bahan induknya. Pembentukan tanah ini dapat sebagai akibat dari iklim yang sangat kering sehingga pelapukan dan reaksi kimia sangat lambat, adanya erosi yang kuat sehingga bahan-bahan yang tererosi lebih banyak dari yang terbentuk, pengendapan yang terus menerus, selalu jenuh air sehingga menghambat perkembangan horison. Tanah Entisol banyak digunakan untuk pertanian terutama di daerah endapan sungai yang umumnya subur.
2. Histosol.
Tanah ini terbentuk akibat penimbunan bahan organik lebih besar dari mineralisasinya. Keadaan ini terbentuk pada tempat-tempat yang selalu tergenang air sehingga sirkulasi oksigen terhambat dan terjadi akumukasi bahan organik. Untuk dapat digunakan bagi usaha pertanian, tanah histosol harus dilakukan perbaikan drainase. Tanah ini biasanya sesuai untuk sayur-sayuran, bawang merah, padi dan sebagainya.
3. Ultisol.
Tanah ini merupakan tanah yang sudah berkembang dan dicirikan dengan adanya horison argilik, bersifat masam dan kejenuhan basa rendah (<35%). Tanah ini umumnya terbentuk dari bahan induk batuan liat. Untuk pemanfaatan tanah ini ada beberapa kendala yaitu reaksinya masam, kejenuhan basa rendah, kadar aluminium yang tinggi sehingga dapat meracuni tanaman, ketersediaan unsur hara rendah dan adanya fiksasi fosfor yang tinggi. Dengan demikian untuk pemanfaatannya diperlukan pemupukan dan pengapuran untuk mengatasi kemasaman tanah dan keracunan aluminium.
Ultisol merupakan tanah berwarna kemerahan yang banyak mengandung lapisan tanah liat dan bersifat asam. Warna tersebut terjadi akibat
kandungan logam – terutama besi dan aluminium – yang teroksidasi (weathered soil ). Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi atau penanaman hutan. Selain itu juga merupakan material yang stabil digunakan dalam konstruksi bangunan.
Tanah ultisol berkembang dari batuan sedimen masam (batu pasir dan batu liat) dan sedikit dari batuan volkano tua. Penyebaran utama terdapat pada landform tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan bergunung. Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm atau lebih di bawah batas atas horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi translokasi liat pada bahan induk yang umumnya terdiri dari bahan kaya aluminium silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya men-cerminkan kondisi telah mengalami pencucian intensif, diantaranya miskin unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai masam, miskin bahan organik, lapisan bawah kaya aluminimum (Al), dan peka terhadap erosi.
Jenis tanah memiliki tingkat kepekaan terhadap erosi yang berbeda. Jenis tanah Histisols dan ultisols merupakan jenis yang tingkat kepekaan tanah terhadap erosi tinggi. Jenis tanah dan luas penyebarannya dapat dilihat pada tabel 2.2. dan gambar 2.5
Tabel 2.2. Penyebaran Jenis Tanah di Wilayah Distrik Mandobo JENIS TANAH FISIOGRAFI TAKSONOMI Luas Km % Aluvial Hidromorf Aluvial Entisol 192,39 7,14 Podsolik Merah - Kuning Dataran/berbukit Ultisol 2.500,66 92,83
Organosol Rawa Histosol 0,82 0,03
2.2.3. Geologi
Peta Geologi lembar Oksibil, Irian Jaya serta Geologi Peta Lembar Tanah Merah, Irian Jaya keluaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung 1995, memberikan informasi yang lumayan. Disebutkan bahwa batuan yang tersebar di Kabupaten Boven Digoel dibentuk oleh batuan yang berumur mulai dari zaman Jurasik (±206 juta tahun yang lalu) hingga batuan-batuan muda yang terbentuk pada kala Holosen (±10.000 tahun yang lalu hingga saat kini).
Struktur geologi yang nyata terbentuk ada pada batuan yang berumur Jurasik hingga Tersier, sementara pada batuan yang berumur Holosen lebih banyak diperoleh dari penafsiran kelurusan-kelurusan hasil Citra Radar.
Stratigrafi di distrik ini didominasi oleh produk endapan berumur kuarter. Yang mendominasi ketujuh distrik ini adalah penyebaran Endapan Rawa Tua (Kode Qs2) yang dicirikan oleh litologi berupa pasir dan lempung karbonan, dicirikan oleh rona kelabu, bertekstur kasar, pola aliran meranting dan menyiku.
Di wilayah distrik Iniyandit, Kombut dan Mindiptana, dijumpai endapan yang lebih tua dari Endapan Rawa Tua, yaitu Formasi Awin (Qpa), tersebar di bagian utara masing-masing Distrik. Di wilayah distrik Jair dijumpai endapan yang lebih muda yaitu Endapan Rawa Muda Kode (Qs 1). Endapan Rawa Muda dicirikan oleh pola bentuk aliran sungai yang meranting dan menyiku. Litologinya, berdasarkan kajian foto udara dan citra LandSat, diperkirakan pasir halus, lumpur humusan, lempung pasiran dan lanau gambutan.
Satuan litologi yang tersebar di ketujuh distrik ini adalah Endapan Sungai Muda atau Aluvium (Qa). Satuan ini mengisi di sepanjang alur-alur sungai dewasa ini seperti Sungai Digul, Sungai Fly, dan Sungai Mappi.
Di bawah ketinggian 250 m - 50 m ada yang terbentuk kipas aluvial tua (aluvium tua). Selain itu dijumpai aluvial muda yang ditemukan pada aliran sungai yang besar, seperti sungai Digoel, rincian luas Formasi Geologi dapat dilihat pada tabel 2.3 dan Gambar. 2.6
Tabel 2.3 Formasi Batuan / Statigrafi Dan Penyebarannya Di Distrik Mandobo Formasi Batuan U r a i a n Luas Km2 Persen (%) Qr1 Endapan klastika, merupakan dataran banjir,
tekstur halus, tumbuhan penutup cukup tebal, pengendapan masih aktif, pola aliran masih berkelok
468,062416 17,375
Qs2 Endapan klastika sangat halus, tekstur halus menengah, pola aliran-aliran menyiku, tumbuhan penutup cukup rapat.
2225,81 82,625
total 2693,872416 100
Sumber: RTRW Kab. Boven Digoel, 2011
2.2.4. Hidrologi
1. Air Permukaan (sungai)
Sungai digoel merupakan bagian hulu dari sungai-sungai yang bermuara di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi.
Pola daerah aliran sungai (DAS) ada yang berhulu di timur mengalir ke wilayah Kabupaten Mappi di sebelah barat padamana kemudian membelok ke selatan dan jatuh ke Sungai Digul. Aliran utama Sungai Digul membentang utara-selatan
namun sebelum jatuh ke laut membuat belokan ke arah barat.
Pola sungai yang terdapat di Kabupaten Boven Digoel adalah sungai-sungai yang bentuk percabangannya berpola seperti tulang-tulang daun atau menjari (dendritic). Dalam hal ini, sementara jumlah manusia masih sangat rendah relatif terhadap luas wilayah, pengaruh alamlah yang sangat dominan. Morfologi daerah aliran sungai dipengaruhi oleh :
Geologi aliran sungai
Morfologi wilayah (Topografi) Curah Hujan
Jenis batuan serta susunan lapisan Vegetasi dan kegiatan manusia
Sungai Digoel merupakan salah satu dari wilayah DAS dengan Luas 1.260.597 Ha. Pemanfaatan sungai digoel disamping sebagai jalur pelayaran juga memiliki potensi sebagai sumber air bersih. Hasil penelitian menunjukkan sungai digoel sangat baik sebagai sumber air bersih.
2. Air Tanah
Kondisi air tanah dangkal di Kawasan Kota Merah dari data hasil uji laboratorium yang dilaksanakan di 22 titik memiliki kualitas yang memenuhi syarat sebagai air tanah yang layak untuk air minum. Kualitas sumur gali masih memenuhi syarat sebagai sumber air bersih. Tabel 2.4 . Hasil pemeriksaan Air Daerah Tanah Merah tahun 2010.
Tabel 2.4
Hasil Pemerikasaan Air Tanah di Kota Tanah Merah
No Lokasi Hasil Uji Lab Kriteria Keterngan
1 Sungai Mandobo 1 Memenuhi Syarat Baik Cd can Pb diatas Normal 2 Kali Wet Memenuhi Syarat Baik Fe diatas Baku
Mutu 3 Sungai Ambogo Memenuhi Syarat Baik
4 Kali Sokanggo Memenuhi Syarat Baik 5 Sungai Digoel Memenuhi Syarat Baik
6 Sungai Mandobo 2 Memenuhi Syarat Baik Fe diatas Baku Mutu 7 Kompleks Perumahan
pegawai
Memenuhi Syarat Baik
8 Kampung Persatuan Memenuhi Syarat Baik 9 Wet Sokangso Memenuhi Syarat Baik
10 Dekat Menara TVRI Memenuhi Syarat Baik As, Fe, Pb diata Baku 11 Sumur Gali SD Don
Bosco
Memenuhi Syarat Baik
12 PPD Kmp Sokanggo Memenuhi Syarat Baik 13 Lap. Trikora Memenuhi Syarat Baik 14 Mata air/MA 24 Memenuhi Syarat Baik 15 Asrama putri SD11 Memenuhi Syarat Baik 16 Mata Air Kmp.
Persatuan
Memenuhi Syarat Baik
17 SD 86 Memenuhi Syarat Baik
18 Komplks SMP/SG 14 Memenuhi Syarat Baik 19 Rujab Bupati Memenuhi Syarat Baik 20 Gereja GKI/SG 90 Memenuhi Syarat Baik 21 Sumur Perum Pemda Memenuhi Syarat Baik 22 Sumur Kompls PU Memenuhi Syarat Baik
2.2.5. Morfologi
Morfologi atau bentang alam Kota Tanah merah dari adalah datar hingga bergelombang yang dapat kita bagi dua satuan wilayah yaitu :
1. Dataran Alluvial
Satuan morfologi ini merupakan daerah dataran yang berada di sekitar aliran Sungai Digoel sepanjang Utara dan selatan dan sekitar sungai mandobo yang memanjang dari utara dan selatan. Satuan dataran ini memiliki tingkat erosi dan banjir yang cukup tinggi.
2. Satuan Perbukitan
Ciri satuan perbukitan dengan tingkat kelerengan landai, terjal dengan lembah-lembah tidak begitu dalam, sebagian puncak perbukitan berbentuk igir yang memajang dari arah utara ke selatan yang terletak pada sepanjang jalan menuju sungai mandobo.
Proses geomorfik yang terjadi adalah erosi dan longsoran ini karena jenis tanahnya merupakan tanah lempung yang sangat mengikat air.
2.2.6. Klimatologi
Kondisi iklim di Kota Tanah Merah secara umum tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Boven Digoel. Kabupaten Boven Digoel beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau (Juni – September) dan musim hujan (Desember – Maret). Sedangkan masa peralihan pada Bulan April – Mei dan Oktober – November.
Curah Hujan dan Hari Hujan
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena
itu, Jumlah curah hujan tahunan 5 Tahun adalah 3800mm . Pada bulan Maret mencapai 320 mm dan yang terendah terjadi pada bulan Agustus mencapai 175 mm.
.
Suhu Udara
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Februari yakni mencapai 32,6 0C dan suhu udara minimum terendah terjadi pada bulan November yakni mencapai 19,1 0C. Sehingga rata-rata suhu udara mencapai 26,5 0C.
Kelembaban Udara dan Tekanan Udara
Kelembapan udara rata-rata bervariasi antara 62,5 persen sampai 87,3 persen. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari setiap bulan pada tahun 2011 berkisar antara 18,5 persen sampai 64,6 persen.
2.3. Penggunaan Lahan 2.3.1. Permukiman
Penggunaan lahan peruntukan permukiman di Kota Tanah merah penyebarannya masih terpusat pada Kota Lama. Distribusi permukiman masih bersifat linear yaitu berada pada sepanjang jalur jalan. Dibandingkan dengan pemanfaatan lahan lainnya, penggunaan lahan permukiman masih kecil.
Arah pembangunan permukiman masyarakat cenderung berkembang kearah Utara dan selatan Kota. Penggunaan lahan permukiman masih didominasi rumah tinggal, perdagangan dan jasa. Luas kawasan permukiman khusus Kota Merah seluas 1203,51 Ha. Kondisi saat masyarakat melakukan pembukaan (clearing ) untuk permukiman baru cenderung sporadis tanpa melakukan kontrol terhadap lingkungan sekitar, terutama untuk vegetasi hutan dan penyediaan lahan terbuka untuk penghijauan.
Foto udara kom leks
2.3.2. Pemerintahan/Perkantoran
Pemanfaatan lahan perkantoran terbatas pada kantor pemerintahan dan swasta, untuk penyebaran kantor pemerintahan terbagi atas tiga lokasi yaitu untuk bangunan perkatoran lama yaitu berada pada kawasan Kota Lama Tanah Merah, Kawasan Kota Baru kearah Mindiptana dan Kawasan pusat pemerintahan baru direncanakan yang berada di
jalur jalan menuju Asiki-Merauke. Pemanfaatan ini memberikan inkonsistensi terhadap tata ruang yang telah dibuat, dimana terjadi perubahan peruntukan kawasan perkantoran/pemerintahan yang cukup signifikan dengan rencana yang ada. Perubahan sosial dan politik memberikan pengaruh terhadap pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan.
2.3.3. Perdagangan dan Jasa
Penggunaan lahan perdagangan di Kota Tanah Merah khusus pasar tradisional berada daerah pelabuhan lama dan pasar mingguan yang tersebar di beberapa spot disetiap lingkungan. Kawasan perdagangan terlihat belum tertata dengan baik,
penggunaan sempadan jalan sebagai tempat jualan dan pengaturan parkir kendaraan belum optimal.
Pada kawasan perencanaan fasilitas perdagangan yang tersedia hanya untuk kebutuhan lokal dengan menjual
Foto Pembangunan Kaw. Pemerintahan Kota Tanah Merah
Foto. Pembangunan Pasar Baru Kota Tanah Merah
kebutuhan sekunder skala kecil, dengan menempatkan etalase jualan berada pada salah satu fungsi ruang bangunan.Usaha kios eceran dengan barang dagangan campuran merupakan kegiatan ekonomi masyarakat selain bertani.
Pemerintah kabupaten telah melakukan pembangunan pasar baru yang berdampingan dengan terminal yang akan difungsikan sebagai pasar tradisional modern dengan luas 12549 m2 yang terletak di kawasan kota baru Tanah Merah.
Untuk kegiatan Jasa seperti salon, penjahit, konsultan, warnet dan lainnya, lokasi tersebar di setiap kampung dan berada pada jalan Kota.
2.3.4. Industri
Industri yang tersebar di Kota Tanah Merah hanya terdiri dari industri rumah tangga seperti pembuatan batako atau batu bata yang lokasi berada pinggiran jalan trans papua. Dari data yang ada untuk Kab. Boven Digoel jumlah industri yang
tercata untuk industri kecil formal sebayak 22 unit, industri kecil non formal 28 unit, dan industri menengah berjumlah 10 unit.
Kota Tanah Merah belum terlihat adanya pertumbuhan kawasan industri kecil yang berkelompok dalam satu tempat. Lokasi industri tersebar secara sporadis yang berdekatan dengan sumber bahan baku atau pasar (kota).
2.3.5. Pertambangan
Khusus untuk pertambangan di wilayah Kota Tanah merah terdiri dari tambang gol C, tersebar pada di sekitar kali Wet, Abonggo, Kali Bening, Sokanggo. Kondisi lapangan menunjukkan terjadinya degradasi lingkungan akibat pengelolaan tambang ini, kerusakan terhadap tanah telah menyebabkan bahaya longsor, banjir dan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Belum adanya ketegasan dari pemerintah tentang menjaga daerah sekitar aliran sungai dan eksplotasi material tanpa batas menyebabkan area pertambangan akan memberikan dampak pada lingkungan sekitar.
2.4. Kependudukan
2.4.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Boven Digoel bahwa penduduk kabupaten ini pada tahun 2011 mencapai 55.736 jiwa, dimana terdiri dari laki-laki sebesar 28.608 jiwa dan perempuan sebesar 27.128 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangga mencapai sebesar 11.355 ruta, sehingga rata-rata penduduk per rumah tangga adalah 5 jiwa.
Rasio Jenis Kelamin pada Kabupaten Boven Digoel sebesar 105,5 yang artinya dari 105 laki-laki terdapat 100 perempuan. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Boven Digoel mencapai 2,06 jiwa per km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Distrik Mindiptana dengan tingkat kepadatan mencapai 9,46 jiwa per km2, diikuti oleh Distrik Jair dengan tingkat kepadatan sebesar 7,29 jiwa per km2. Sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat Distrik Ambatkwi
Foto Area sumberdaya non mineral
Tabel 2.5.
Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Boven Digoel menurut Distrik Tahun 2011
Tabel 2.6.
Jumlah Desa, Rumahtangga, Penduduk dan Penduduk per Rumahtangga di Kabupaten Boven Digoel Tahun 2011
2.4.2. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Pada kawasan perencanaan komposisi penduduk berdasarkan agama terbagi atas 4 (empat) agama yang dianut oleh masyarakat. Pada tahun 2011 jumlah penduduk pada kawasan perencanaan didominasi oleh pemeluk agama Kristen. Disamping itu terdapat pemeluk agama lain yaitu Islam, Hindu dan Budha. Kerukunan antar pemeluk agama nampak terlihat dari sarana peribadatan yang dibangun dan kehidupan sosial masyarakat yang rukun dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.
2.4.3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kota Tanah Merah adalah berkebun, berdagang, Pengawai swasta, transportasi dan lainnya. Sektor pekerjaan yang paling menonjol adalah sektor perkebunan, transportasi dan perdagangan antar distrik. Kebutuhan bahan pokok Kota Tanah merah sebagian masih di suplai dari Kabupaten Merauke, menjadikan nilai ekonomi barang menjadi lebih tinggi, maka sebagian masyarakat memanfaatkan untuk berkeja pada sektor perdagangan.
2.5. Prasarana dan Utilitas Lingkungan 2.5.1. Jaringan Transportasi
A. Jalan Raya
Jaringan jalan merupakan suatu kumpulan dari ruas-ruas jalan yang disatukan dalam suatu simpul (persimpangan). Jaringan jalan di kawasan perencanaan merupakan kumpulan dari fungsi jalan arteri primer (Trans papua), Kolektor primer menghubungkan mandobo dengan
ashiki dan jalan lokal sekunder serta tersier yang menghubungkan unit-unit
aktivitas. Pada kawasan perencanaan ruas jalan lokal sekunder merupakan ruas jalan yang dominan.
Untuk pola jaringan jalan di kawasan perencanaan merupakan membentuk pola grid. Jaringan jalan ini merupakan bagian dari sistem jaringan jalan Kota, dimana pola sistemnya berkaitan satu sama lain dengan beberapa jaringan jalan lingkungan.
Kondisi jalan terbagi atas jalan aspal, pengerasan, kerikil dan jalan tanah. Panjang jalan keseluruhan adalah 117,549 Km, yang terbagi atas 70,835,621 Km jalan beraspal, 12,454,77 Km jalan pengerasan, 414,545 meter jalan kerikil, 33,312,205 Km jalan tanah dan jalan dengan kondisi jalan rabat beton 532,334 meter.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.10. tentang Kondisi jalan di kawasan perencanaan. Gambar 3.7. visualisasi kondisi jalan di Kota Tanah Merah.
Gambar 2.7 Peta Kondisi Jaringan Jalan Kota Tanah Merah
Tabel 2.7. Kondisi Jalan di Kawasan Kota Tanah Merah
No Kondisi Jalan Panjang (m) %
1 Aspal 70835,621 60,26 2 Pengerasan 12454,77 10,60 3 Kerikil 414,545 0,35 4 Tanah 33312,205 28,34 5 Rabat Beton 532,334 0,45 jumlah 117549,475 100
Adapun jenis sarana transportasi darat yang terdapat kini di Kabupaten Boven Digoel ialah berupa angkutan pribadi dan angkutan umum. Angkutan pribadi sebagian besar adalah sepeda motor dan sebagian kecil mobil pribadi. Angkutan umum penumpang roda empat baru melayani trayek sekitar kota tanpa jalur trayek yang jelas. Jeep/pikap/taft melayani antarkota/antardaerah, dari Tanah merah ke Asiki dan yang terus ke Merauke
B. Jalur Pelayaran Sungai
Jika sistem transportasi jalan darat relatif masih baru, jaringan sungai adalah prasarana sistem transportasi tradisional di wilayah ini. Sarana sistem transportasi sungai mencakup dermaga sungai serta angkutan umum dan pribadi. Dengan lebar badan air yang memadai pada sungai-sungai utama, transportasi sungai-sungai menjangkau sampai ke bagian-bagian pedalaman wilayah.
Kapal antar pulau hanya melayari sungai utama sampai ke bagian tengah saja. Sungai Digoel dilayari hingga Tanah Merah dan Sungai Kao hingga Mindiptana. Terdapat kendala alamiah disaat kemarau maupun disaat musim hujan.
Saat kemarau, kapal-kapal besar tak bisa berlayar jauh ke pedalaman. Kendalanya ialah berkurangnya debit air secara nyata sering mengakibatkan berkurangnya kedalaman badan air sehingga keberadaan batuan dan tunggul-tunggul kayu di dasar sungai menjadi amat berbahaya bagi kapal. Sedangkan debit air yang besar di musim hujan sering menyebabkan arus sungai yang terlalu deras sehingga menghambat kapal yang berlayar mudik.
Antar pusat-pusat permukiman dan wilayah distrik, pergerakan manusia dan arus barang masih sangat tergantung ke transportasi sungai. Sehubungan dengan itu, jenis sarana transportasi sungai yang lebih banyak dijumpai di Kabupaten Boven Digoel cenderung yang ukurannya
tidak terlalu besar. Tercatat motor getek sebanyak 105 buah, sepid (speed boat) 57 buah, perahu motor 49 buah, kapal tunda (tug boat) 6 buah dan tongkang sebanyak 1 buah.
Perihal prasarana dermaga sungai yang ada, dermaga-dermaga lama umumnya dari konstruksi kayu besi. Dermaga yang relatif baru ialah dari konstruksi beton. Yang terbesar saat ini ialah dermaga baru di Tanah Merah.
Terdapat pula dermaga khusus milik perusahaan-perusahaan HPH dan Perkebunan. Produksi CPO diangkut keluar daerah dari Asiki melalui Sungai digoel. Asiki bisa dijangkau oleh kapal samudra hingga bobot 2.500 ton
C. Jalur Penerbangan Udara
Bandar Udara yang ada di kota lama Tanah Merah merupakan prasarana transportasi vital bagi Kota Tanah Merah, terutama untuk menghubungkan Kota Tanah Merah dengan kota-kota penting lainnya di Propinsi Papua, seperti Kota Merauke dan Kota Jayapura. Status bandar udara Tanah Merah digunakan sebagai bandara pengumpan dan kedepan bandara ini akan dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya akibat letaknya yang berada di pusat kota, sehingga direncanakan kedepan akan dikembangkan Bandar Udara Patriot sebagai bandar udara pengumpan yang melayani beberapa distrik dan kabupaten sebagai pusat distribusi barang dan manusia.
Pelayanan transportasi udara di Kabupaten Boven Digoel kini ialah oleh penerbangan perintis reguler melalui bandara Tanah Merah. Landasan pacunya beraspal sepanjang 1.300 meter; kelengkapannya ialah bangunan terminal tipe perintis. Pengoperasiannya dipimpin langsung oleh Kepala Bandara.
Penerbangan yang melalui bandara Tanah merah dilayani oleh pesawat terbang tipe perintis. Penerbangan diutamakan untuk pelayanan penumpang umum namun dalam keadaan tertentu juga digunakan untuk angkutan barang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penerbangan di Kabupaten Boven Digoel masih terbatas untuk melayani rute Tanah merah – Merauke dan Tanah Merah – Jayapura serta rute sebaliknya. Rute Tanah Merah – Jayapura umumnya merupakan penerbangan langsung, namun terkadang juga melalui Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang di utara
Boven Digoel.
D. Pola Pergerakan Barang dan Penumpang
Kota Tanah Merah sebagai pusat kegiatan ekonomi dan jasa masih sangat tergantung pada Kabupaten Merauke. Pergerakan barang dan penumpang terbesar masuk dari Kabupaten Merauke mengakibatkan nilai ekonomi barang menjadi tinggi. Hal ini disebabkan wilayah sekitar Kota Tanah Merah belum mampu sebagai penopang perekonomian Kota Tanah Merah.
2.5.2. Air Minum
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum di Kota Tanah Merah masih bersumber dari sumur dangkal dan sumut bor. Pada saat ini jaringan air bersih yang dibangun pada tahun 2008 merupakan pembangunan tahap awal dalam bentuk jaringan pipanisasi air bersih yang dikelola oleh PDAM untuk menjangkau masyarakat perkotaan dengan kapasitas 10 Liter/detik. Pemasangan pipanisasi telah dilaksanakan hingga kerumah-rumah penduduk begitu pula dengan bangunan pompa dan mesin telah terpasang. Diharapkan tahun 2011 pemenuhan air bersih yang bersumber dari PDAM yang memanfaakan sungai digoel yang siap untuk diberoperasi. Gambar 3.12 merupakan pemasangan pipa air bersih di Kota Tanah Merah
2.5.3. Jaringan Drainase dan Sewerage (air Limbah)
Di Kota Tanah Merah, terdapat rumah tangga yang memiliki fasilitas penanganan air jamban konvensional (on-site) sendiri seperti septic tank dan lubang pelumeran. Penanganan air jamban melalui lubang pelumeran menyebabkan pencemaran yang serius terhadap air tanah apabila muka air tanah di sekitar lubang pelumeran lebih tinggi.
Arah pembuangan air limbah rumah tangga di Kota Tanah Merah masih dominan memanfaatkan lahan pekarangan atau parit yang masuk ke sungai. Sistem jaringan drainase belum memiliki pola antara drainse primer dan sekunder. Pembangunan jaringan drainase difungsikan hanya untuk mengalirkan air buangan limbah rumah tangga sedangkan fungsi sebagai penampung limpahan air hujan belum ada.
Jaringan drainase Kota Tanah Merah belum memilki sistem jaringan drainase makro dan mikro, sehingga pembangunan jaringan drainase yang dilaksanakan terlihat tidak terintegrasi dengan pembuangan akhir aliran air ke sungai.
Gambar 2.8 Peta Kondisi Jaringan Jalan Kota Tanah Merah
2.5.4. Jaringan Listrik
Meningkatnya kebutuhan akan sumber daya listrik bagi penduduk di Kota Tanah Merah tidak bisa dilepaskan dari semakin meningkatnya aktivitas masyarakat. Dengan adanya fasilitas listrik melalui empat unit Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD). Jumlah tenaga listrik yang diproduksi pada tahun 2009 mencapai 62.289,745 KWH dan yang terjual ke pelanggan mencapai 57.757.265 KWH dan sebesar 4.502.964 KWH susut dalam transmisi. VA
terpasang tercatat 1.595.390 KVA dengan daya terpasang 2.62 KW sementara Jumlah pelanggan/konsumen yang menggunakan listrik sebanyak 1.227 pelanggan.
Di Kota Tanah Merah memiliki 6 mesin pembangkit dengan daya terpasang 2.62 KW dan beban puncak mencapi 620KW.
2.5.5. Jaringan Komunikasi
Penyediaan layanan komunikasi di Kota Tanah Merah dilakukan oleh PT Telkom dengan dengan komunikasi sejak tahun 2009. Jumlah sambungan telepon yang terpasang masih sangat kecil yaitu 140 sambungan.
Jaringan komunikasi lain dengan telepon seluler yang oleh PT. Telkomsel. Sistem ini yang paling diminati oleh masyarakat. Signal jaringan masih terbatas pada kawasan kota saja. Untuk wilayah diluar wilayah kota signal sudah mengalami gangguan. Ini disebabkan belum adanya tower Base Transfer Station (BTS) khusus dan fluktuasi pasokan energi listrik pada perangkatnya, maka kualitas layananpun rendah yang t erpasang.
Untuk komunikasi surat-menyurat tersedia layanan oleh PT POS Indonesia di Kota Tanah Merah berupa Kantor Pos Pembantu untuk memberikan pelayanan khusus wilayah kota Tanah Merah.
2.5.6. Persampahan
Masalah persampahan di Kota Tanah merah belum tertangani dengan baik.
Masyarakat pada umumnya
melakukan pembuangan sampah pada areal terbuka, bahkan pada sekitar bantaran sungai. Sistem pembakaran dan penimbunan sampah juga dilakukan sebagian warga masyarakat.
Sistem jaringan persampahan belum dilaksanakan di Kota Tanah Merah, wadah –wadah tempat penampungan sampah hanya sebagai tempat
penampungan sementara untuk dibuang atau dibakar. Pelayanan pengangkutan sampah oleh pemerintah belum dilakukan hingga saat ini, dan ini memberikan pengaruh besar pada pencemaran lingkungan.
2.6. Sarana Sosial dan Ekonomi
2.6.1. Sarana Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan daerah serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya.
Pendidikan juga akan menciptakan suatu masyarakat yang terpelajar yang merupakan syarat untuk pembentukan suatu masyarakat yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, serta bebas dari kemiskinan.
Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat maka tingkat pendidikan memegang peranan penting. Untuk itu diperlukan fasilitas pendidikan yang memadai. Kota Tanah Merah secara keseluruhan sudah memiliki fasilitas pendidikan yang berjenjang dari yang terendah meskipun sampai dengan tingkat lanjutan atas. Fasilitas pendidikan tersebut dikelola oleh negeri maupun swasta.
Untuk memenuhi kebutuhan dan memperlancar aktifitas masyarakat, maka perlu penyediaan sarana atau fasilitas pendidikan yang memadai.
Sarana pendidikan yang saat ini ada di kota Tanah Merah meliputi:
A. Sekolah Dasar
Sekolah Dasar ada 3 (tiga) unit. Masing-masing dikelola oleh sebuah yayasan sosial sebanyak 1 (satu) unit dan 2 (dua) lainnya di kelola oleh pemerintah (negeri).
B.
B. Sekolah LSekolah Lanjutan anjutan PertamaPertama
SLTP SLTP Umum Umum 1 1 (satu) (satu) unit.unit.
Sekolah Sekolah Kejuruan Kejuruan Lanjutan Lanjutan Atas Atas 2 2 unitunit
SLTA SLTA Umum Umum 1 1 (satu) (satu) unitunit
2.6.2. Sarana Kesehatan 2.6.2. Sarana Kesehatan
Untuk pemenuhan pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kota Tanah Untuk pemenuhan pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kota Tanah Merah Telah dibangun Rumah sakit type C yang akan diopersikan tahun Merah Telah dibangun Rumah sakit type C yang akan diopersikan tahun ini. Disamping itu terdapat berupa Puskesmas Rawat Inap, dengan ini. Disamping itu terdapat berupa Puskesmas Rawat Inap, dengan kapasitas tempat tidur perawatan sebanyak 20 buah, didukung oleh 3 kapasitas tempat tidur perawatan sebanyak 20 buah, didukung oleh 3 orang Dokter Umum dan 14 Bidan, serta 19 Perawat.
orang Dokter Umum dan 14 Bidan, serta 19 Perawat.
fasilitas kesehatan lainnya yang mendukung pelayanan kesehatan di Kota fasilitas kesehatan lainnya yang mendukung pelayanan kesehatan di Kota Tanah Merah adalah sebuah Apotik dan Tempat Praktek Dokter yang siap Tanah Merah adalah sebuah Apotik dan Tempat Praktek Dokter yang siap memberikan pelayanan kesehatan tambahan di luar jam dinas kerja.
memberikan pelayanan kesehatan tambahan di luar jam dinas kerja.
2.6.3. Sarana Peribadatan 2.6.3. Sarana Peribadatan
Di bidang kehidupan keagamaan, kesadaran Di bidang kehidupan keagamaan, kesadaran melaksanakan ibadah bagi tiap-tiap orang melaksanakan ibadah bagi tiap-tiap orang berkembang dengan sangat baik di berkembang dengan sangat baik di Kabupaten Boven Digoel. Demikian pula Kabupaten Boven Digoel. Demikian pula telah tumbuhnya kesadaran yang kuat di telah tumbuhnya kesadaran yang kuat di kalangan pemuka agama untuk membangun kalangan pemuka agama untuk membangun
keharmonisan sosial dan hubungan internal dan antar
keharmonisan sosial dan hubungan internal dan antar umat beragama yangumat beragama yang aman, damai, dan saling menghargai.
aman, damai, dan saling menghargai.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam menunaikan ibadah sesuai Untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam menunaikan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, sarana peribadatan di dengan agama dan kepercayaan masing-masing, sarana peribadatan di Kota Tanah Merah sudah tersedia dan tergolong lengkap dengan Kota Tanah Merah sudah tersedia dan tergolong lengkap dengan persebaran yang dirasa cukup merata.
persebaran yang dirasa cukup merata.
Pada saat ini di Kota Tanah Merah atau Distrik Mandobo terdapat fasilitas Pada saat ini di Kota Tanah Merah atau Distrik Mandobo terdapat fasilitas peribadatan sebagai berikut:
Gereia Gereia Khatolik Khatolik 15 15 (lima (lima belas) belas) unit unit dan dan Kapel Kapel 1 1 (satu) (satu) unit.unit.
Gereja Gereja Protestan Protestan 5 5 (lima) (lima) unit unit dan dan rumah rumah 3 3 (tiga) (tiga) unitunit
Masjid Masjid 1 1 unitunit
2.6.4. Sarana Pemerintah 2.6.4. Sarana Pemerintah
Sebagai acuan bagi penyelenggaran pemerintahan daerah di Kabupaten Sebagai acuan bagi penyelenggaran pemerintahan daerah di Kabupaten Boven Digoel telah ditetapkan visi dan misi yaitu Pembangunan Kabupaten Boven Digoel telah ditetapkan visi dan misi yaitu Pembangunan Kabupaten Boven Digoel Yang Poduktif, Mandiri Dan Sejahtera
Boven Digoel Yang Poduktif, Mandiri Dan Sejahtera Pada Tahun 2010.Pada Tahun 2010. Dalam upaya mewujudkannya, anggaran pembangunan yang diperoleh Dalam upaya mewujudkannya, anggaran pembangunan yang diperoleh setiap tahun dialokasikan dengan cermat untuk berbagai program dan setiap tahun dialokasikan dengan cermat untuk berbagai program dan kegiatan
kegiatan pembangunan. Penyusunan pembangunan. Penyusunan program, program, termasuk termasuk penetapanpenetapan kegiatan prioritas, dilakukan
kegiatan prioritas, dilakukan dalam proses perencaanan komprehensif yangdalam proses perencaanan komprehensif yang antara lain bersifat ’bottom-up planning’ agar dapat menjaring aspirasi antara lain bersifat ’bottom-up planning’ agar dapat menjaring aspirasi masyarakat. Mekanisme formalnya ialah Musrenbang (musyawarah masyarakat. Mekanisme formalnya ialah Musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan), yang tahapannya di kabupaten ialah tingkat perencanaan pembangunan), yang tahapannya di kabupaten ialah tingkat kampung, distrik, dan kabupaten. Dalam sistem nasional, sesuai kampung, distrik, dan kabupaten. Dalam sistem nasional, sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Sistem Pembangunan Nasional, undang Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Sistem Pembangunan Nasional, hasil musrenbang tingkat kabupaten menjadi bahan masukan ke proses hasil musrenbang tingkat kabupaten menjadi bahan masukan ke proses terusannya yaitu di tingkat provinsi dan
terusannya yaitu di tingkat provinsi dan tingkat nasional.tingkat nasional.
A.
A. Perangkat DaerPerangkat Daerah, Personil, Dah, Personil, Dan Saranaan Sarana
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6,7 dan Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6,7 dan 8 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi maka perangkat Pemerintah 8 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi maka perangkat Pemerintah Daeah Kabupaten Boven Digoel terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Daeah Kabupaten Boven Digoel terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 3 buah Badan, 13 buah Dinas, dan 4 buah Kantor.
DPRD, 3 buah Badan, 13 buah Dinas, dan 4 buah Kantor. Perangkat Daerah Kabupaten Boven Digoel terdiri dari : Perangkat Daerah Kabupaten Boven Digoel terdiri dari : 1.
1. Sekretariat DSekretariat Dewan ewan Perwakilan Perwakilan Rakyat Rakyat DaerahDaerah 2.
2. Sekretariat Sekretariat DaerahDaerah 3.
3. Badan Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Pembangunan DaerahDaerah 4. Inspektorat
4. Inspektorat 5.
5. Badan KesatBadan Kesatuan Banguan Bangsa, Politik sa, Politik & Perlindung& Perlindungan Masyaan Masyarakatrakat 6.
6. Dinas Dinas Pendapatan Pendapatan DaerahDaerah 7.
8.
8. Dinas Dinas Pemuda Pemuda Dan Dan Olah Olah RagaRaga 9.
9. Dinas Dinas KesehatanKesehatan 10.
10. Dinas Dinas PertanianPertanian 11.
11. Badan Kepegawaian Badan Kepegawaian dan Diklatdan Diklat 12.
12. Badan Pengelolaan Badan Pengelolaan Keuangan & Keuangan & Aset DaerahAset Daerah 13.
13. Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintah & Pemerintah KampungKampung 14.
14. Dinas Dinas KehutananKehutanan 15.
15. Dinas Energi Dinas Energi & Sumberdaya & Sumberdaya MineralMineral 16.
16. Dinas Dinas PerhubunganPerhubungan 17.
17. Dinas Dinas Pekerjaan Pekerjaan UmumUmum 18.
18. Dinas Kesejahteraan Dinas Kesejahteraan Sosial Pemukiman Sosial Pemukiman Masyarakat TerasingMasyarakat Terasing 19.
19. Dinas Kebudayaan Dinas Kebudayaan Dan PariwisataDan Pariwisata 20.
20. Dinas Perindustrian, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi,Perdagangan, Koperasi, 21.
21. Kantor Pemberdayaan Kantor Pemberdayaan Perempuan Dan Perempuan Dan Keluarga BerencanaKeluarga Berencana 22.
22. Kantor Perbatasan Kantor Perbatasan Dan Kerjasama Dan Kerjasama DaerahDaerah 23.
23. Dinas IDinas Informasi dan nformasi dan KomunikasiKomunikasi 24.
24. Dinas Kependudukan Dinas Kependudukan dan Tenaga dan Tenaga Kerja.Kerja.
Kantor Pertanahan Kabupaten Boven Digoel belum dibentuk, pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boven Digoel belum dibentuk, pelayanan urusan pertanahan masih ditangani Kantor Pertanahan Kabupaten urusan pertanahan masih ditangani Kantor Pertanahan Kabupaten Merauke
Merauke
2.6.5. Sarana Pemakaman 2.6.5. Sarana Pemakaman
Keberadaan sarana pemakaman kadang Keberadaan sarana pemakaman kadang kurang mendapat perhatian oleh pemerintah kurang mendapat perhatian oleh pemerintah khususnya Tempat Pemakaman Umum bagi khususnya Tempat Pemakaman Umum bagi masyarakat umum. Penyediaan sarana masyarakat umum. Penyediaan sarana kurang tertata rapi bahkan cenderung menjadi kurang tertata rapi bahkan cenderung menjadi kumuh. Jumlah TPU yang tersedia di Kota kumuh. Jumlah TPU yang tersedia di Kota
Tanah Merah ada 2 lokasi dan 1 lokasi untuk Taman Makam Pahlawan Tanah Merah ada 2 lokasi dan 1 lokasi untuk Taman Makam Pahlawan (TPM). Kedepan diharapkan TPU tidak hanya saja menjadi taman kuburan (TPM). Kedepan diharapkan TPU tidak hanya saja menjadi taman kuburan manusia tetapi dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau yang manusia tetapi dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau yang representatif.
2.6.6. Sarana Ekonomi
Jenis fasilitas perdagangan yang tersedia di kota lama Tanah Merah adalah berupa 1 unit Pasar Tradisional yang hanya beraktifitas mulai pukul 5 pagi hingga kira-kira pukul 7 pagi, dengan kondisi fasilitas bangunan yang masih darurat, belum permanen.
Di Pasar ini masyarakat banyak menjual komoditi hasil-hasil perkebunan dan perikanan mereka seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, ikan air tawar, umbi-umbian dan lainnya. Sedangkan fasilitas perdagangan yang relatif cukup banyak berperan dalam memenuhi sandang pangan masyarakat adalah jenis Toko dan Warung. Kedua jenis fasilitas perdagangan ini menyediakan barang-barang kebutuhan seperti: beras, gula, garam, minyak goreng, mie instan, ikan asin serta barang-barang sandang seperti pakaian, maupun barang-barang yang sifatnya komplementer dalam rumah tangga. Setidaknya terdapat sebanyak 5 unit toko yang cukup banyak menyediakan barang-barang sandang pangan bagi masyarakat di Kota Tanah Merah dan wilayah-wilayah sekitarnya
Pemerintah daerah saat ini telah membangun pasar tradisional modern yang lokasinya berdekatan dengan pembangunan terminal baru kota. Fungsi pasar yang direncanakan bukan hanya untuk pelayanan skala kota tetapi sebagai pusat pengumpul hasil bumi yang berada pada wilyah sekitarnya.
BAB 3
KONDISI PENGELOAAN SAMPAH SAAT INI
3.1. Wilayah Pelayanan
Wilayah pelayanan persampahan saat ini hanya untuk Kota Tanah Merah. Prakiraan wilayah pelayanan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
3.2. Pola Pelayanan
Pola pelayanan yaitu individual langsung. Sampah diangkut oleh Truck sampah dan Motor Sampah dari sumber langsung dibuang di TPA Sementara
3.3. Tingkat Pelayanan
Pelayan persampahan hanya dilakukan 2 kali sebulan. Sampah dengan volume tiap 15 hari adalah 45 m3 akan diangkut oleh armada truck 1 unit dan 4 armada motor sampah ke TPA Sementara. Rata rata sampah yang ditangani saat ini adalah 3 m3 hari, dari prakiraan jumlah sampah urban 26,6 m3 /hari, sehingga prakiraan sampah tertangani untuk wilayah urban adalah 16,9 %.
3.4. Prasarana dan Sarana
3.4.1. TPS
Jumlah TPS saat ini ada 14 TPS yang tersebar di wilayah pelayanan. Lokasi TPS dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Lokasi TPS Eksisting
TPS terdiri dari 12 TPS Permanen dan 2 TPS tidak Permanen. Foto TPS Tidak
Permanen dapat dilihat pada Gambar 3.3, sedangkan untuk TPS. Permanen
Gambar 3.3 Foto TPS Tidak Permanen
3.4.2 Armada Pengangkut Sampah
Jumlah aramada pengangkut sampah saat ini adalah 4 Motor Sampah dan 1 truck sampah. Foto Truck sampah dapat dilihat pada Gambar 3.5 berikut.
Gambar 3.5 Foto Truck Sampah
3.4.3 TPA
Saat ini sampah hasil pengangkutan di buang di TPA Sementara di dekat kantor Dinas PU. Foto TPA sementara yang ada di dekat Kantor PU dapat dilihat pada
Gambar 3.6 TPA Sementara
3.5. Peraturan atau Perda
Saat ini belum ada peraturan tentang kebersihan dan persampahan
3.6. Organisasi Pengelola
BAB 4
HASIL SURVEY DAN INVESTIGASI
4.1. Survey Situasi dan Topografi
Pelaksanaan survey situasi dan topografi TPA Boven dapat dilihat pada
Gambar 4.1
Gambar 4.1. Foto Pelaksanaan Survey Topografi
Hasil survey situasi dan topografi secara rinci dapat dilihat pada LAMPIRAN 1.
4.2. Survey Penyelidikan Tanah (Daya Dukung)
Survey Penyelidikan Tanah untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Master Plan Persampahan di Kabupaten Boven Digoel meliputi :
Boring
DCP ( Dynamic Cone Penetrometer ) Sondir
Geolistrik
Boring digunakan untuk mengambil sample tanah untuk dianalisa di Laboratorium. Standart yang akan digunakan adalah ASTM D1452-95, ASTM D2488-93,
ASTM-D 4700-91. Sampel tanah yang didapatkan dari boring akan dianalisisi di laboratorium.
DCP (Dynamic Cone Penetrometer ) digunakan untuk : Mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan, Pengukuran sifat – sifat struktur lapisan permukaan. Mengetahui daya dukung tanah dangkal secara cepat.
Gambar 4.2 Foto pelaksanaan DCP
Pemeriksaan Sifat Teknis Tanah di Laboratorium
Pemeriksaan Sifat Tanah hasil Boring di laboratorium meliputi : Kadar Air, Standart Pengujian ASTM D2116
Atterberg’s Limits, Standart Pengujian ASTM D423, 424 dan 427 Analisa Ayakan, Standart Pengujian ASTM D422
Analisa Hydrometer, Standart Pengujian ASTM D1140 Specific Gravity, Standart Pengujian ASTM D254, D 854 Konsolidasi Test, Standart Pengujian ASTM D2435
Triaxial Test, Standart Pengujian EM110-2-1906 Direct shear test, Standart Pengujian ASTM D3080
Hasil pelaksanaan Survey daya dukung tanah dan jenis tanahserta hasil uji tanah di
Laboratorium dapat dilihat pada LAMPIRAN 2
4.3. Survey Hidrogeologi
Survey hidrogeologi dilakukan untuk mengetahui kedalaman dan arah aliran air tanah (air tanah dalam).
Survey hidrogeologi dilakukan dengan pengamatan sumur gali dan sumur dalam yang ada di area sekitar TPA.
Gambar 4.3. Foto Survey Geohidrologi Pengamatan Kedalaman Air Sekitar Rencana Area TPA
Sumur terdekat dari rencana TPA pada jarak 5 kilometer, dengan kedalaman air sumur 15 meter.
4.4. Survey Hidrologi
Survey hidrologi dilakukan untuk mengetahui lokasi sungai terdekat dari Lokasi TPA untuk pembuangan air lindi setelah diolah. Pada area TPA terdapat sungai kecil. Foto sungai kecil (parit) dapat dilihat padaGambar 4.4 berikut .
Gambar 4.4Foto Survey Hidrologi Pengamatan Kedalaman Air Sekitar Rencana Area TPA
4.5. Survey Geolistrik di TPA
Lokasi titik Geolistrik, pengukuran resistivitas, pendugaan jenis batuan dan profil lapisan tanah adalah sebagai berikut.
Lapisan Aquifer didapatkan pada titik G1. Lapisan ini terletak pada kedalaman Lapisan Aquifer didapatkan pada titik G1. Lapisan ini terletak pada kedalaman -2,50 meter sampai dengan -17,0 meter.
BAB 5
EVALUASI LOKASI TPA KABUPATEN BOVEN DIGOEL
5.1. Lokasi TPA
TPA Kabupaten Boven Digoel di Distrik Mandobo, saat ini belum dimanfaatkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boven Digoel untuk lokasi pembuangan akhir sampah.
Jarak TPA Kabupaten Boven Digoel dari pusat Kota Tanah Merah adalah 17 (Tujuh belas) kilometer. Jarak lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel dari Bandara Tanah Merah adalah 17 (Tujuh belas ) kilometer.
Posisi Koordinat TPA Kabupaten Boven Digoel yaitu :
Sistem Koordinat UTM : Zona 54S; E = 433341; N = 9337906
Gambar 5.1 Posisi TPA Kabupaten Boven Digoel di Distrik Mandobo
Jarak TPA Kabupaten Boven Digoel dari pusat Tanah Merah adalah 17 (Tujuh belas) kilometer. Jarak lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel dari Bandara Tanah Merah adalah 17 (tujuh belas) kilometer (LihatGambar 5.2)
Gambar 5.2 Posisi Bandar Udara dan Pusa Pelayanan dengan Rencana TPA Kabupaten Boven Digoel
5.2. Kepemilikan dan Luas Lahan
Lahan TPA Kampung Kabupaten Boven Digoel dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Luas Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel adalah 4 Hektar . Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel sudah dibebaskan secara adat oleh Pemerintah Kabupaten Kabupaten Boven Digoel. Saat ini lahan TPA Kabupaten Boven Digoel dalam proses pengurusan Hak Milik oleh Pemerintah Kabupaten Boven Digoel.
Gambar 5.3. Lahan TPA di Kabupaten Boven Digoel Distrik Mandobo menurut Kabid Pertamanan, Kebersihan dan Pemakaman Umum
Kabupaten Boven Digoel.
5.3. Kesesuian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boven Digoel
5.4. Kondisi Fisik Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel
Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel berupa vegetasi yang tidak dimanfaatkan. Foto kondisi TPA Kabupaten Boven Digoel terdapat padaGambar berikut.
Gambar 5.4 Foto Kondisi Lahan Rencana TPA
5.5. Jalan Akses ke TPA
Jalan akses untuk menuju lahan TPA berupa Jalan Aspal
5.6. Kondisi Topografi
Elevasi TPA Kabupaten Boven Digoel berkisar 12 meter dari muka air laut rata (MSL=mean sea level ). Permukaan tanah TPA Kabupaten Boven Digoel relatif datar
5.7. Kondisi Geologi dan Tanah
Lokasi rencana Lahan TPA ada di formasi alluvim dan tidak pada patahan atau sesar, seperti terlihat pada peta geologi berikut.
Gambar 5.5Peta Geologi
5.8. Kondisi Hidrogeologi
Lahan TPA yang berada di dataran, ketinggian sumur penduduk pada jarak 5 kilometer dari TPA mempunyai kedalaman 15 meter.
5.9. Kondisi Hidrologi
Curah hujan di area TPA tinggi yaitu diatas 2000 mm/ tahun.
5.10. Evaluasi TPA Kab. Boven Digoel dengan SNI 03-3241-1994
Lahan TPA Kabupaten Boven Digoel bukan berupa : danau, sungai, dan Laut (pasal 3.1.1 SNI 03-3241-1994). Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel tidak berlokasi di holocane fault dan tidak di zona bahaya geologi (sumber peta geologi
bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi – lembar Jayapura). Kemiringan lahan TPA Kabupaten Boven Digoel kurang dari 20 %. Jarak TPA Kabupaten Boven Digoel dari Bandara > 3000 m dari Bandara Tanah Merah. Lokasi TPA Kabupaten Boven Digoel tidak berada di daerah lindung atau cagar alam.
Untuk melihat apakah TPA Kabupaten Boven Digoel sudah sesuai dengan SNI No. 03-3241-1994, maka dilakukan evaluasi berdasarkan Tabel penyisihan lokasi TPA seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Tabel Evaluasi Lokasi TPA Boven Digoel
NO. PARAMETER BOBOT NILAI TPA
BOVEN DIGOEL SKOR
I. UMUM
1. Batas Administrasi 5
dalam batas administrasi 10 10 50
di luar batas administrasi tetapi dalam satu sistem
pengelolaan TPA sampah terpadu 5 di luar batas administrasi dan di luar sistem pengelolaan
TPA sampah terpadu 1
di luar batas administrasi 1 2. Pemilik hak atas tanah 3
pemerintah daerah/pusat 10 10 30
pribadi (satu) 7
swasta/perusahaan (satu) 5 lebih dan satu pemilik hak dan atau status kepemilikan 3 organisasi sosial/agama 1
3. Kapasitas lahan 5
> 10 tahun 10 10 50
5 tahun - 10 tahun 8
3 tahun - 5 tahun 5
kurang dari 3 tahun 1
4. Jumlah pemilik tanah 3
satu (1) kk 10 10 30 2-3 kk 7 4-5 kk 5 6-10 kk 3 lebih dan 10 kk 1 5. Partisipasi rnasyarakat 3 Spontan 10 Digerakkan 5 5 15 Negosiasi 1