• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tb Usus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Tb Usus"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

INFEKSI TBC PERITONEAL

INFEKSI TBC PERITONEAL

STASE BEDAH ANAK PERIODE FEBRUARI 2017 STASE BEDAH ANAK PERIODE FEBRUARI 2017

FAKUL

FAKULTTAS KEDOKTEAS KEDOKTERAN UNIRAN UNIVERSITAS INDONESIAVERSITAS INDONESIA PROGRAM STUDI ILMU BEDAH

PROGRAM STUDI ILMU BEDAH JAKARTA

JAKARTA FEBRUARI 2017

(2)

2 2

Pendah!an

Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan peritoneum parietal atau visceral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis,  dan terlihat penyakit ini juga sering mengenai seluruh peritoneum, alat-alat system gastroinbtestinal, mesenterium dan organ genetalia interna (1)

Penyakit ini jarang bersiri sendiri dan biasanya merupakan kelanjutan proses tuberkulosa di tempat lain terutama dari tuberkulosa paru,  namun sering ditemukan  bahwa pada waktu diagnosa ditegakkan proses tuberkulosa di paru sudah tidak 

kelihatan lagi.  al ini bisa terjadi karena proses tuberkulosa di paru mungkin sudah menyembuh terlebih dahulu sedangkan penyebaran masih berlangsung di tempat lain (2)!

"i #egara yang sedang berkembang tuberculosis peritoneal masih sering dijumpai termasuk di $ndonesia, sedangkan di negara %merika dan #egara &arat lainnya walaupun sudah jarang ada kecendrungan meningkat dengan meningkatnya  jumlah penderita %$"' dan $migran! arena perjalanan penyakitnya yang

 berlangsung secara perlahan-lahan dan sering tanpa keluhan atau gejala yang jelas maka diagnosa sering tidak terdiagnosa atau terlambat ditegakkan ()

Tidak jarang penyakit ini mempunyai keluhan menyerupai penyakit lain seperti sirosis hati atau neoplasma dengan gejala asites yang tidak terlalu

menonjol(2)

2"In#$den#$

Tuberkulosis peritoneal lebih sering dijumpai pada wanita disbanding pria dengan perbandingan 1,*+1 dan lebih sering decade ke  dan  (,*)

Tuberkulosis peritoneal dijumpai 2  dari seluruh Tuberkulosis paru dan *.,/ dari tuberculosis %bdominal.(*) "i %merika 'erikat penyakit ini adalah keenam terbanyak diantara penyakit e0tra paru sedangkan peneliti lain menemukan hanya *-2 dari penderita tuberkulosis peritoneal yang mempunyai T& paru yang akti (3,4)

Pada saat ini dilaporkan bahwa kasus tuberculosis peritoneal di negara maju semakin meningkat dan peningkatan ini sesuai dengan meningkatnya insiden %$"' di negara maju (1)!

"ia %sia dan %rika dimana tuberculosis masih banyak dijumpai, tuberculosis  peritoneal masih merupakan masalah yang penting! 5anohar dkk melaporkan di

6umah 'akit ing 7dward $$$ "urban %rika selatan menemukan 1* kasus tuberculosis peritoneal selamaperiode * tahun (1./-1.//) sedangkan dengan cara  peritonoskopi(*) "aldiono menemukan sebanyak 1* kasus di 6umah 'akit 8ipto mangunkusumo 9akarta selama periode 1.3/-1.42 dan 'ulaiman di rumah sakit yang sama periode 1.4*-1.4. menemukan sebanyak  kasus tuberkulosa peritoneal begitu  juga 'ibuea dkk melaporkan ada 11 kasus Tuberkulosis peritoneal di 6umah sakit Tjikini 9akarta untuk periode 1.4*-1.44.(4) sedangkan di 5edan :ain ; melaporkan ada / kasus selama periode 1..-1..* (/)

1. Pa%&'ene#$#

Peritoneum dapat dikenai oleh tuberculosis melalui beberapa cara (.) 1. 5elalui penyebaran hematogen terutama dari paru-paru

2. 5elalui dinding usus yang terineksi 3. "ari kelenjar lime mesenterium 4. 5elalui tuba alopi yang terineksi

(3)

 

Pada kebanyakan kasus tuberkulosis peritoneal terjadi bukan sebagai akibat penyebaran  perkontinuitatum tapi sering karena reaktiasi proses laten yang terjadi pada peritoneum yang diperoleh melalui penyebaran hematogen proses primer  terdahulu (ineksi laten <"orman inection=)(2)

'eperti diketahui lesi tuberkulosa bisa mengalami supresi dan menyembuh! $neksi masih dalam ase laten dimana ia bisa menetap laten selama hidup namun

ineksi tadi bisa berkembang menjadi tuberkulosa pada setiap saat! 9ika organisme intrasseluler tadi mulai bermutiplikasi secara cepat (2)

Pa%&!&'$

Terdapat  bentuk peritonitis tuberkulosa (2,)

1. Ben%( e(#da%$) 

&entuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah atau bentuk asites yang banyak ,gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan (asites)! Pada bentuk ini perlengketan tidak banyak dijumpai.  Tuberkel sering dijumpai kecil-kecil berwarna putih kekuning-kuningan milier , nampak tersebar di peritoneum atau pada alat-alat tubuh yang berada di rongga peritoneum!

"isamping partikel yang kecil-kecil yang dijumpai tuberkel yang lebih besar sampai sebesar kacang tanah! "isekitar tuberkel terdapat reaksi jaringan peritoneum berupa

kongesti pembuluh darah! 7ksudat dapat terbentuk cukup banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum sehingga merubah dinding perut menjadi tegang, 8airan asites kadang-kadang bercampur darah dan terlihat kemerahan sehingga mencurigakan kemungkinan adanya keganasan! >mentum dapat terkena sehingga

terjadi penebalan dan teraba seperti benjolan tumor .

2. Ben%( adhe#$) 

"isebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak banyak  dibentuk! Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan! Perlengketan yang luas antara usus dan peritoneum sering memberikan gambaran seperti tumor ,  kadang-kadang terbentuk istel.  al ini disebabkan karena adanya perlengketan- perlengketan!

adang-kadang terbentuk istel, hal ini disebabkan karena perlengketan dinding usus dan  peritoneum parintel kemudian timbul proses necrosis.  &entuk ini sering menimbulkan

keadaan ileus obstruksi. Tuberkel-tuberkel biasanya lebih besar .

3. Ben%( *a+,-an

&entuk ini kadang-kaadang disebut juga kista, pembengkakan kista terjadi melalui proses eksudasi bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk cairan

dalam kantong-kantong perlengketan tersebut!

&eberapa penulis menganggap bahwa pembagian ini lebih bersiat untuk  melihat tingkat penyakit, dimana pada mulanya terjadi bentuk e0udati dan

(4)

 

Pemberian hispatologi jaringan biopsy peritoneum akan memperlihatkan jaringan granulasi tuberkulosa yang terdiri dari sel-sel epitel dan sel datia

(5)

*

Ge.a!a K!$n$#

?ejala klinis bervariasi, pada umumnya keluhan dan gejala timbul perlahan-lahan sampai berbulan-bulan, sering penderita tidak menyadari keadaan ini.  Pada  penelitian yang dilakukan di 6umah 'akit "r!8ipto 5angunkusumo lama keluhan  berkisar dari 2 minggu s@d 2 tahun dengan rata-rata lebih dari 13 mingg u (1,2,1)

eluhan terjadi secara perlahan-lahan sampai berbulan-bulan disertai nyeri  perut, pembengkakan perut, disusul tidak nasu makan, batuk dan demam

(1,2,1,11,12,1)

Pada yang tipe plastik sakit perut lebih terasa dan muncul manisestasi seperti sub obstruksi (2)

Aariasi keluhan pasien tuberkulosa peritoneal menurut beberapa penulis adalah sebagai berikut +

T ab e l 1!  e l uhan pa s i e n tub e rk u l os a p e r i to n e al m e nu r ut b e b e r apa p e nu li s (2,,*)

eluhan 'ulaiman % 1.4*-1.4.  pasien  'andikci 1* pasien  5anohar dkk  1./-1.// * pasien  'akit perut *4 /2 *!. Pembengkakan perut * .3 4!1 &atuk  - -"emam  3. *!. eringat malam 23 - -%noreksia  4 3!.

&erat &adan menurun 2 / !1

5 e n cr e t 2 -

-Pada pemeriksaan jasmani gejala yang sering dijumpai adalah asites,  demam,  pembengkakan perut, nyeri perut, pucat dan kelelahan, tergantung lamanyakeluhan!

eadaan umum pasien bisa masih cukup baik sampai keadaan kurus dan kahe0ia,  pada wanita sering dijumpai tuberkulosa peritoneum disertai oleh proses tuberculosis  pada ovarium atau tuba, sehingga pada alat genital bisa ditemukan tanda-tanda  peradangan yang sering sukar dibedakan dengan kista ovari (1,2)

?ejala yang lebih rinci dapat dilihat pada table 2 dibawah ini +

Tabel 2 + pemeriksaan jasmani pada  penderita peritonitis tuberkulosa di rumah sakit "r!8ipto mangunkusumo 9akarta tahun 1.4*-11.4. (2,1)

?ejala Persentase

Pembengkakan perut dan nyeri *1

%sites 

epatomegali 

6onchi pada paru (kanan) 

Pleuraeusi 24

'plenomegali 

Tumor $ntra abdomen 2

Benomena papan catur 1

;imadenopati 1

(6)

Benomena papan catur yang selalu dikatakan karakteristik pada penderita peritonitis tuberkulosa ternyata tidak sering dijumpai (1).(2,1)

D$a'n&#$# / La&-a%&-$+ /

Pemeriksaan darah tepi sering dijumpai adanya anemia penyakit kronis,

leukositosis ringan ataupun leukopenia ,  trombositosis,  gangguan aal hati dan sering dijumpai laju endap darah (;7") yang meningkat, sedangkan pada pemeriksaan tes tuberculin hasilnya sering negati(2,1)

Pada pemeriksaan analisa cairan asites umumnya memperlihatkan e0udat dengan protein D  gr@dl jumlah sel diatas 1-sel@ml! &iasanya lebih dari . adalah limosit ;" biasanya meningkat(.,11)

8airan asites yang perulen dapat ditemukan begitu juga cairan asites yang bercampur  darah (serosanguinous)! Pemeriksaan basil tahan asam (&T%) didapati hasilnya kurang dari *  yang positi dan dengan kultur cairan ditemukan kurang dari 2 hasilnya  positi (1)!

%da beberapa peneliti yang mendapatkan hampir 33 kultur &T%nya yang positi dan akan lebih meningkat lagi sampai / bila menggunakan kultur cairan asites yang telah disetriugejengan jumlah cairan lebih dari 1 liter . "an hasil kultur cairan

asites ini dapat diperoleh dalam waktu -/ minggu (,11)

Perbandingan serum asites albumin ('%%?) pada tuberculosis peritoneal ditemukan rasionya E 1,1 gr@dl namun hal ini juga bisa dijumpai pada keadaan keganasan, sindroma neprotik , penyakit pancreas , kandung empedu atau jaringan

ikat sedangkan bila ditemukan D1,1 gr@dl ini merupakan cairan asites akibat portal hipertensi (1)

Perbandingan glukosa cairan asites dengan darah pada tuberculosis peritoneal E,.3 sedangkan pada asites dengan penyebab lain rationya D,.3.(1)

Penurunan P cairan asites dan peningkatan kadar laktat dapat dijumpai pada tuberculosis peritoneal dan dijumpai signiikan berbeda dengan cairan asites pada sirosis hati yang steril,  namun pemeriksaan P dan kadar laktat cairan asites ini kurang spesiik dan belum merupakan suatu kepastian karena hal ini juga dijumpai pada kasus asites oleh karena keganasan atau spontaneous bacterial peritonitis!()

Pemeriksaan cairan asites lain yang sangat membantu, cepat dan non invasive adalah pemeriksaan %"% (adenosin deminase actiity), intereron gama

($B#ala) dan P86! "engan kadar %"% D  u@l mempunyai 'ensitiitas 1. 'pesiitas .*,  dan dengan 8utt o D  u@l mengurangi alse positi dari sirosis hati atau

malignancy (,4,.)

Bathy 57 melaporkan angka sensitiitas untuk pemeriksaan tuberculosis peritoneal terhadap ?ama intereron adalah .,.  ,  %"% + 1/,/ dan P86 3, dengan masing-masing spesiitas 1!(14)! Peneliti lain yang meneliti kadar %"% adalah

(7)

&argava! &argava dkk melakukan penelitian terhadap kadar %"% pada cairan esites dan serum penderita peritoneal tuberculosis. adar %"% D3 u@l pada cairan esites dan D * u@l pada serum mendukung suatu diagnosis tuberculosis peritoneal. Perbandingan cairan asites dan serum (asscitic @ serum %"% ratio) lebih tingggi pada tuberculosis peritoneal dari pada kasus lain seperti sirosis,  sirosisdengan spontaneous bacterial peritonitis,&udd chiary dan 6atio D 0,./ menyokong suatu tuberculosis (1.)

Pemeriksaan lain adalah pemeriksaan 8%-12*.8%-12* (8anker antigen 12*) termasuk tumor associated glycoprotein dan terdapat pada permukaan sel.  8%-12* merupakan antigen yang terkait karsinoma ovarium, antigen ini tidak ditemukan pada ovarium orang dewasa normal,  namun 8%-12* ini dilaporkan, juga meningkat  pada keadaan benigna dan maligna, dimana kira-kira / meningkat pada wanita dengan keganasan ovarium, 23 pada trimester pertama kehamilan, menstruasi, endometriosis, myoma uteri daan salpingitis,  juga kanker primer ginekologi yang lain sepeerti endometrium, tuba alopi,  endocervi0,  pancreas,ginjal,colon juga pada kondisi yang  bukan keganasan seperti gagal ginjal kronik ,  penyakit autoimum,  pancreas,  sirosis hati,  peradangan peritoneum seperti tuberculosis,pericardium dan  pleura (2), namun  beberapa laporan yang menemukan peningkatan kadar 8%-2*  pada penderita tuberkulossis peritoneal seperti yang dilaporkan oleh 'insek  (Turkey 1..3)! :ain ; (5edan 1..3).(/,21)

:ain ; di 5edan pada tahun 1..3 menemukan dari / kasus tuberculosis  peritoneal dijumpai kadar 8%-12* meninggi dengan kadar rata-rata 4,4 u@ml (33,2

 F .4 u@ml) dan menyimpulkan bila dijumpai peninggian serum 8%-12* disertai dengan cairan asites yang eksudat, jumlah sel D *@m,  limosit yang dominan maka tuberculosis peritoneal dapat dipertimbangkan sebagai diagnosa(/)

&ebrapa peneliti menggunakan 8%-12* ini untuk melihat respon pengobatan seperti yang dilakukan 5as 56 dkk (Turkey, 2) menemukan 8%-12* sama tingginya dengan kanker ovarium dan setelah pemberian anti tuberkulosa kadar serum 8%-12* menjadi normal dimana yang sebelumnya kadar rata-rata 8%-12*, 4*,/   G *,/ u@ml (#ormal E * u@ml) setelah  bulan pengobatan anti tuberkulosa.(21,22)!

%khir-akhir ini Teruya 9 dkk pada tahun 2 di 9epang menemukan  peningkatan kadar 8% 1.-. pada serum dan cairan asites penderita tuberculosis

 peritoneal dan setelah diobati selama 3 minggu dijumpai penurunan 8%1.-. menjadi normal (2)

Pe+e-$(#aan Penn.an' / Pe+e-$(#aan R&n#en /

Pemeriksaan sinar tembus pada system pencernaan mungkin dapat

membantu jika didapat kelainan usus kecil atau usus besar (2)

U!%-a#&n&'-a)$ /

Pada pemeriksaan ultrasonograi (H'?) dapat dilihat adanya cairan dalam rongga peritoneum yang bebas atau teriksasi (dalam bentuk kantong-kantong)

(8)

antara lain cairan yang bebas atau terlokalisasi dalam rongga abdomen, abses dalam rongga abdomen, masa didaerah ileosaecal dan pembesaran kelenjar lime

retroperitoneal, adanya penebalan mesenterium, perlengketan lumen usus dan  penebalan omentum, mungkin bisa dilihat dan harus diperiksa dengan seksama (1)

5iJJunoe dkk berhasil menggunakan H'? sebagai alat &antu biopsy secara tertutup dalam menegakkan diagnosa peritonitis tuberkulosa (2)!

(9)

CT S*an /

Pemeriksaan 8T 'can untuk peritoneal tuberculosis tidak ada ditemui suatu gambaran yang khas,  namun secara umum ditemui adanya gambaran peritoneum

yang berpasir dan untuk pembuktiannya perlu dijumpai bersamaan dengan adanya gejala klinik dari tuberculosis peritoneal (2*)

6odrigueJ 7 dkk yang melakukan suatu penelitian yang membandingkan tuberculosis  peritoneal dengankarsinoma peritoneal dan karsinoma peritoneal dengan melihat gambaran 8T 'can terhadap peritoneum parietalis.

%danya peritoneum yang licin dengan penebalan yang minimal dan  pembesaran yang jelas menunjukkan suatu peritoneum tuberculosis sedangkan

adanya nodul yang tertanam dan penebalan peritoneum yang teratur menunjukkan suatu  perintoneal karsinoma (23)

Pe-$%&n&#(&,$ La,a-&#(&,$

Peritonoskopi @ laparoskopi merupakan cara yang relati aman, mudah dan terbaik untuk mendiagnosa tuberculosis peritoneal terutama bila ada cairan asites dan sangat berguna untuk mendapat diagnosa pasien-pasien muda dengan simtom sakit perut yang tak jelas penyebabnya (24,2/) dan cara ini dapat mendiagnosa tuberculosis  peritoneal /* sampai .* dan dengan biopsy yang terarah dapat dilakukukan  pemeriksaan histology dan bisa menemukan adanya gambaran granuloma sebesar 

/* hingga . dari seluruh kasus dan bila dilakukan kultur  bisa ditemui &T% hampir 4*.  asil histology yang lebih penting lagi adalah bila didapat granuloma yang lebih spesiik yaitu jika didapati granuloma dengan pengkejutan ()!

?ambaran yang dapat dilihat pada tuberculosis peritoneal + (.)

1. Tuberkel kecil ataupun besar dengan ukuran yang bervariasi yang dijumpai tersebar luas pada dinding peritoneum dan usus dan dapat pula dijumpai

 permukaan hati atau alat lain tuberkel dapat bergabung dan merupakan sebagai nodul.

2. Perlengketan yang dapat berpariasi dari ahanya sederhana sampai hebat(luas) diantara alat-alat didalam rongga peritoneum! 'ering keadaan ini merubah letak  anatomi yang normal. Permukaan hati dapat melengket pada dinding peritoneum dan

sulit untuk dikenali! Perlengketan diantara usus mesenterium dan peritoneum dapat sangat ekstensi .

3. Peritoneum sering mengalami perubahan dengan permukaan yang sangat kasar yang kadang-kadang berubah gambarannya menyerupai nodul.

4. 8airan esites sering dujumpai berwarna kuning jernih,  kadang-kadang cairan tidak jernih lagi tetapi menjadi keruh, cairan yang hemoragis juga dapat dijumpai. &iopsi dapat ditujukan pada tuberkel-tuberkel secara terarah atau pada jaringan lain yang tersangka mengalami kelainan dengan menggunakanalat biopsy khusus sekaligus cairan dapat dikeluarkan!

Ialupun pada umumnya gambaran peritonoskopi peritonitis tuberculosis dapat dikenal dengan mudah, namun gambaran gambarannya bisa menyerupai penyakit lain seperti peritonitis karsinomatosis,  karena itu biopsy harus selalu diusahakan dan

(10)

 pengobatan sebaiknya diberikan jika hasil pemeriksaan patologi anatomi menyokongsuatu  peritonitis tuberkulosa!

Peritonoskopi tidak selalu mudah dikerjakan dan dari  kasus,   kasus tidak  dilakukan peritonoskopi karena secara tehnis dianggap mengandung bahaya dan sukar  dikerjakan.

(11)

%danya jaringan perlengketan yang luas akan merupakan hambatan dan kesulitan dalam memasukkan trokar dan lebih lanjut ruangan yang sempit di dalam rongga abdomen juga menyulitkan pemeriksaan dan tidak jarang alat peritonoskopi terperangkap didalam suatu rongga yang penuh dengan perlengketan, sehingga sulit untuk  mengenal gambaran anatomi alat-alat yang normal dan dalam keadaan demikian maka sebaiknya dilakukan laparotomi diagnostik (1)

La,a-a%&+$

"ahulu laparotomi eksplorasi merupakan tindakan diagnosa yangs erring dilakukan, namunsaat ini banyak penulis menganggap pembedahan hanya dilakukan

 jika dengan cara yang lebih sederhana tidak meberikan kepastian diagnosa atau jika dijumpai indikasi yang mendesak seperti obstruksi usus, perorasi,  adanya cairan asites yang bernanah (2,2.)

Pen'&a%an /

Pada dasarnya pebngobatan sama dengan pengobatan tuberculosis paru, obat-obat seperti streptomisin,$#,7tambutol,6ipamicin dan piraJinamid

memberikan hasil yang baik , dan perbaikan akan terlihat setelah 2 bulan pengobatan dan lamanya pengobatan biasanya mencapai sembilan bulan sampai 1/ bulan atau lebih (1,)

&eberapa penulis berpendapat bahwa kortikosteroid dapat mengurangi  perlengketan peradangan dan mengurangi terjadinya asites.  "an juga terbukti  bahwa

kortikosteroid dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian,namun  pemberian kortikosteroid ini harus dicegah pada daerah endemis dimana terjadi

resistensi terhadap 5ikobakterium tuberculosis (1,2)

%lrajhi dkk yang mengadakan penelitian secara retrospekti terhadap * pasien dengan tuberculosis peritoneal mendapatkan bahwa pemberian kortikosteroid sebagai obat tambahan terbukti dapat mengurangi insidensi sdakit perut dan

sumbatan pada usus (2,)

Pada kasus-kasus yang dilakukan peritonoskopi sesudah pengobatan terlihat  bahwa partikel menghilang namun di beberapa tempat masih dilihat adanya

 perlengketan (1)!

P-&'n&#$# /

Peritonitis tuberkulosa jika dapat segera ditegakkan dan mendapat  pengobatan umumnya akan menyembuh dengan pengobatan yang adeKuate,(1)

Ke#$+,!an /

1. Tuberkulosis peritoneal biasanya merupakan proses kelanjutan tuberkulosa ditempat lain

2. >leh karena itu gejala klinis yang bervariasi dan timbulnya perlahan-lahan sering diagnosa terlambat baru diketahui.

3. "engan pemeriksaan diagnostik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya dapat membantu menegakkan diagnosa

4. "engan pemberian obat anti tuberkulosa yang adekuat biasanya pasien akan sembuh!

(12)

Da)%a- P#%a(a

1. :ain ;.  Tuberkulosis peritoneal.  "alam + #oer ' ed! &uku ajar ilmu penyakit

dalam 9akarta &alai penerbit BH$, 1..3+ -3

2. 'ulaiman %! Peritonitis tuberkulosa! "alam + 'ulaiman %, "aldiyono,  %kbar #,

6ani % &uku ajar gartroenterologi hepatologi 9akarta + $nomedika 1..+ *3-31

3. %hmad 5! Tuberkulosis peritonitis + atality associated with delayed diagnosis.

'outh 5ed 9 1...+.2+3-/!

4. 'andikci 5H,8olacoglus,ergun L.Presentation and role o peritonoscopy and

diagnosis o tuberculous peritonitis. 9 ?astroenterol hepato 1..2M4+2./-1

5. 5anohar %,'imjee%7,aejee %%,Pettengell 7.'ymtoms and investigative

indings in year period!?ut,1..M1+11-2

6. 5arshall 9&!Tuberculosis o the gastrointestinal tract and peritoneum,%59

?astroenterol 1..M//+./.-..

7. 'ibuea I,#oer ','aragih 9&,#apitupulu9&.Peritonitis tuberculosa di 6' "?$

Tjikini (abstrak) >P%P"$ $A 5edanM 1.4/+11

8. :ain ;!Peran analisa cairan asites dan serum 8a 12* dalam mendiagnosa T&8

 peritoneum "alam + %cang #, #elwan 6,'yamsuru I ed!Padang + >P%P"$ N,1..3+.*

9. 'piro 5! Peritoneal tuberculosis + clinical gastroenterologi th ed #ew Lork M 5c

?raw hill $#8 1.. + **1-2

10. 'ulaiman %! Peritonisis tuberculosa dalam + adi ', Thahir ?,  "aldiyono,6ani

%,%kbar #! 7ndoskopi dalam bidang ?astroentero epatologi 9akarta + P7?$ 1./+23*-4

11. 'mall Pm,'eller H5! %bdominal tuberculosis in + 'trickland ?T ed unters tropical

medicine and emerging inection disease. /th Philadelpia + I& 'ounders 8ompany 2 + *-

12. 5c Ouid 6,Tuiberculous peritonitis in + Tierny ;5,5c Phee '9,Papadakis

5%! 8urrent medical diagnosis C treatment /th ;ondon Prentice hall $nternastional 1... + *31-32

13. ;yche "!5iscelaneous disease o the peritoneum C mesentery in + ?rendell

9h,5c Ouaid 6, Briedman sl ed 8urrent diagnosis C treatment ?astroenterologi  #ew Lork + Prentice all international 1..3 + 1-*

14. ;ombrana ',Aega dl,  ;inares et al!Tuberculous peritonitis M "iagnostic value o 

ascitic lid P and lactat! 'candinavian 9ournal ?astroenterology,1..*M+/4-.1

15. Aoight,alvaria $,Trey 8, &erman P! ;ombard 8, irsdi P7,  "iagnostic value o 

ascitites adenosin deaminase in tuberculous peritonitis ;ancet 1./.M 1+4*1-

16. ata % %denosin deaminase activity in the diagnosis o peritoneal tuberculosis

with cirrhosis http+@@wwwcu! e du!t r @aku l te l e r @t@td@.4-2-.!htm

17. Bathy 75, 7; 'alam B%,;ashin % et al % 8omparative study o dierent

 procedures or diagnosis o tuberculous ascites + http+ member ,  tripod!

Gambar

Tabel  2  +  pemeriksaan  jasmani  pada    penderita  peritonitis  tuberkulosa  di  rumah sakit

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, perubahan status permodalan Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing menjadi Perseroan Terbatas Penanaman Modal Dalam Negeri tidak diatur dalam peraturan manapun

Alat pemberian pakan ikan otomatis ini menggunakan Arduino mega2560 sebagai pengendali utama untuk semua komponen, motor servo sebagai motor penggerak buka tutup untuk

Analisis data dilakukan berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode statistik deskriptif yang menggambarkan pengaruh penggunaan piracetam dan citicoline

Percakapan ini dilakukan oleh pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 189). Metode

Kampung Lubuk Sarik Nagari Kambang Utara Kecamatn Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 30 KK, dari sebanyak 30 KK tersebut ada sebagian rumah tangga

Kematian yang disebabkan hipotermi atau terpapar udara dingin selama beberapa waktu, seperti tenggelam, dimana warna lebam mayat dapat menentukan penyebab

File zone menyediakan record nama komputer dan alamat komputer yang berhubungan dengan komputer yang berada di dalam domain name server yang menjadi tanggung