• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan kimia fisika kinetika adsorpsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan kimia fisika kinetika adsorpsi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 1

KINETIKA ADSORPSI

Oleh:

Nama : Sulfah/14/365708/PA/16142 Fakultas/Prodi : MIPA/ Kimia

Hari/ Tanggal : Senin, 21 September 2015 Kelompok : III ( 14.00-17.00)

Nama Asisten : Moch. Kholidin

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

(2)

INTISARI

KINETIKA ADSORBSI SULFAH

14/365708/PA/16142

Percobaan ini bertujuan untuk mengkaji kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dalam larutan.

Terdapat dua macam konsentrasi larutan CH3COOH yang diuji yaitu 0,5 M dan 1 M.

Larutan CH3COOH berperan sebagai adsorbat, sedangkan karbon aktif sebagai adsorben.

Terdapat lima sampel CH3COOH 0,5 M dan 1M. Karbon aktif ditambahkan kealam

masing-maseing sampel dan kemudian diaduk dan didiamkan pada selang waktu 15, 30, 45, 60, dan 1440 menit. Setelah itu larutan disaring untuk diambil filtrat dan dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,5 M.

Berdasarkan volume NaOH 0,5 M maka dapat diketahui konsentrasi CH3COOH

setelah mengalami adsorpsi. Pada CH3COOH 0,5 M saat didiamkan 15 menit konsentrasi

CH3COOH yaitu 0,325 M, saat didiamkan 30 menit diperoleh konsentrasi CH3COOH yaitu

0,320 M, saat didiamkan 45 menit konsentrasi CH3COOH yaitu 0,315 M, saat didiamkan 60

menit diperoleh konsentrasi CH3COOH 0,313 M dan saat didiamkan hingga 1440 menit

diperoleh konsentrasi CH3COOH 0,175 M. Sedangkan pada larutan CH3COOH 1 M yang

didiamkan selama 15, 30, 45, 60 hingga 1440 menit diperoleh konsentrasi secara berturut-turut yaitu 0,695; 0,645; 0,675; 0,670 dan 0,515 M. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuat grafiknya masing-masing pada orde satu, dua dan tiga. Sehingga dapat diketahui bahwa pada adsorpsi CH3COOH 0,5 M dan CH3COOH 1M masing- masing mengikuti reaksi orde tiga.

(3)

I. TUJUAN

Dalam percobaan ini akan dilakukan kajian kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dalam larutan.

II. LANDASAN TEORI

Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk ( Keenan, 1999).

Persamaann laju reaksi dalam reaksi kimia A + B -> AB. Maka persamaan laju reaksi umum di tuliskan sebagai berikut : ( Petrucci, 1987)

r = k [A]m [B]n

dengan r : laju reaksi

k : konstanta laju reaksi

m dan n orde parsial masing-masing pereaksi.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya : ( Pudjaatmaka, 1999 ) 1. Sifat dasar pereaksi

Zat- zat berbeda secara nyata dalam lajunya mengalami perubahan kimia. Misalnya pada temperatur kamar, molekul H dan O bereaksi secara lambat. Selama perubahan kimia, perlulah tiap molukel-molekul yang bereaksi untuk bertarakan ketika bergerak secara acak.

2. Temperatur

Laju reaksi suatu reaksi kimia berlangsung dengan naiknya temperatur. Kenaikan laju reaksi dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepat dan seringnya molekul-molekul bergerak pada temperatur yang lebih tinggi sehingga akan memiliki energi yang cukup untuk bereaksi.

3. Konsentrasi

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau bertambahnya konsentrasi suatu produk.

4. Hadirnya suatu katalis

Suatu katalis adalah suatu zat yang dapat meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia tanpa mengalami perubahan yang permanen. Suatu katalis memepengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu jalam dengan pembentukan senyawa senyawa (katalisis homogen) atau dengan adsorpsi (katalisis heterogen).

Adsorpsi adalah proses akumulasi adsorbat pada permukaan adsorben oleh gaya tarik menarik antar molekul atau interaksi kimia atau akibat dari medan gaya pada permukaan padatan adsorben yang dapat menarik molekul gas atau cairan. Dalam gaya intermolekul yang sangat menentukan jenis adsorpsi yang berlangsung yakni : gaya van der waals, gaya hidrofob, gaya hidrogen, gaya elektrostatik, dan ikatan kovalen ( Oscik,1982 ).

Adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dengan cair, padat dengan gas, cair dengan cair, cair dengan gas. Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorben dengan adsorbat, adsorpsi dibagi menjadi dua, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Adsorbsi fisika melibatkan gaya antarmolekul (gaya Van der Walls, ikatan hidrogen) dianggap sebagai dua sistem individu, sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi yang merupakan hasil penggunaan elektron bersama antara adsorben dan adsorbat membentuk sistem homogen. Adsorpsi fisika dan kimia dibedakan oleh energi adsorbsi, reversibility,

dan ketebalan lapis adsorpsi. Adsorpsi fisika energinya rendah (<20 kJ/mol), sedangkan adsorpsi kimia energi adsorpsinya lebih tinggi (>20 kJ/mol) (Adamson,1990).

(4)

Proses adsorpsi digambarkan dengan persamaan isoterm adsorpsi antara fase cair dan fase padat. Dalam isoterm adsorpsi, proses tersebut digambarkan dalam persamaan atau rumus. Isoterm adsorpsi yang umum digunakan adalah isoterm Freudlich dan isoterm Langmuir. Isoterm Freudlich didasarkan pada terbentuknya lapisan tunggal molekul dari molekul adsorbat di permukaan adsorben dengan kemampuan mengadsorpsi setiap gugus yang berbeda. Adsorpsi isoterm Langmuir menggambarkan bahwa suatu adsorpsi sesuai asumsi bahwa adsorben dan adsorbat membentuk lapis tunggal, terlokalisir, kalor adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan dan permukaan adsorben bersifat homogen (Bird,1985).

Secara umum, analisis kinetika adsorpsi terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, dua dan tiga. Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dihubungkan konsentrasi adsorpsi spesies terhadap perubahan waktu. Kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dapat ditentukan dengan mengukur perubahan konsentrasi asam asetat sebagai fungsi waktu dan menganalisisnya dengan analisis harga k ( konstanta kesetimbangan adsorpsi) atau dengan grafik. Orde satu menyatakan hubungan grafik antara ln C dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope k dengan intersep ln Co. Orde dua menyatakan hubungan antara 1/C dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep 1/Co. Sedangkan orde tiga menyatakan hubungan antara 1/C2 dengan t yang merupakan garis lurusdengan slope

2k dan intersep 1/Co2 (Tony,1987).

Hal-hal yang memengaruhi proses adsorpsi yaitu adsorben, luas permukaan adsorben, derajat keasaman (pH), waktu kontak dan konsentrasi. Karbon aktif adalah arang yang telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka dan memiliki daya serap yang tinggi. Arang aktif merupakan adsorben yang baik untuk pemurnian, menghilangkan warna dan bau, deklorinasi, detoksifikasi, penyaringan, pemisahan dan katalis (Bansal et al ., 1988).

III. METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Alat

Pada percobaan kinetika adsorpsi ini dipergunakan beberapa alat diantaranya buret 50 ml, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 25 ml, labu ukur 25 ml, corong gelas, gelas beker 250 ml, statif, gelas arloji, dan timbangan analitik.

III.2 Bahan

Bahan yang dipergunakan pada percobaan kinetika adsorpsi adalah larutan NaOH 0,5M, larutan CH3COOH 1N, indikator pp, karbon aktif, dan kertas saring.

III.3 Prosedur Percobaan

Percobaan kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dalam larutan dilakukan pada larutan denga konsentrasi yang berbeda. Langkah awal, disiapkan sepuluh buah erlenmeyer. Lima buah erlenmeyer masing masing diisi dengan 25 ml larutan CH3COOH 1 M sedangkan lima erlemmeyer lainnya masing masing diisi

dengan larutan CH3COOH 0,5 M sebanyak 25 ml pula. Pada setiap erlenmeyer

ditambahkan 2 gram karbon aktif lalu diaduk selama 1 menit. Setelah itu, campuran dibiarkan dalam selang waktu berturut-turut 60 menit, 45 menit, 30 menit, dan 15 menit. Selanjutnya, campuran tersebut disaring lalu diambil 10 ml filtratnya dan ditambahkan 2 tetes indikator pp. Langkah terakhir adalah dilakukan proses titrasi dengan NaOH 0,5 M.

(5)

III.4 Skema Alat Utama

(a) (b) (c) Dengan a : erlenmeyer

b : buret

c : corong gelas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

V CH3COOH x M CH3COOH = V NaOH x M NaOH

1. Adsorpsi CH3COOH 1 M a. t = 15 menit, Vrata-rata = 13,9 10 ml x M CH3COOH = 13,9 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,695 M b. t = 30 menit, Vrata-rata = 12,9 10 ml x M CH3COOH = 12,9 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,645 M c. t = 45 menit, Vrata-rata = 13,5 10 ml x M CH3COOH = 13,5 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,675 M d. t = 60 menit, Vrata-rata = 13,4 10 ml x M CH3COOH = 13,4 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,67 M e. t = 1440 menit, Vrata-rata = 10,3 10 ml x M CH3COOH = 10,3 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,515 M 2. Adsorpsi CH3COOH 0,5 M a. t = 15 menit, Vrata-rata = 6,5 10 ml x M CH3COOH = 6,5 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,325 M b. t = 30 menit, Vrata-rata = 6,4 10 ml x M CH3COOH = 6,4 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,320 M c. t = 45 menit, Vrata-rata = 6,3 10 ml x M CH3COOH = 6,3 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,315 M d. t = 60 menit, Vrata-rata = 6,25

(6)

10 ml x M CH3COOH = 6,25 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,313 M e. t = 1440 menit, Vrata-rata = 3,75 10 ml x M CH3COOH = 3,75 ml x 0,5 M M CH3COOH = 0,188 M 3. Tabel Adsorpsi 0,5 M t (menit) C (M) ln C 1/C 1/C 15 0,325 -1,12393 3,076923 9,467456 30 0,32 -1,13943 3,125 9,765625 45 0,315 -1,15518 3,174603 10,07811 60 0,313 -1,16155 3,194888 10,20731 1440 0,188 -1,67131 5,319149 28,29335 4. Adsorpsi CH3COOH 1 M t (menit) C (M) ln C 1/C 1/C 15 0,695 -0,36384 1,438849 2,070286 30 0,645 -0,4385 1,550388 2,403702 45 0,675 -0,39304 1,481481 2,194787 60 0,67 -0,40048 1,492537 2,227668 1440 0,515 -0,66359 1,941748 3,770384 IV.2 Pembahasan

Pada percobaan kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dalam larutan dilakukan pada dua jenis konsentrasi pada larutan yang sama. Sampel larutan yang di gunakan adalah larutan CH3COOH 0,5 M dan CH3COOH 1 M sebagai

adsorbat sedangkan yang berfungsi sebagai adsorben adalah karbon aktif. Karbon aktif yang digunakan pada percobaan ini yakni dalam bentuk serbuk dengan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan dalam benuk bongkahan atau batangan. Karbon aktif ini memiliki struktur berpori dan dengan luas permukaan yang besar sehingga diharapkan efektif untuk melakukan penyerapan terhadap adsorbat. Luas permukaan adsorban akan berpengaruh terhadap banyaknya substansi adsorbat yang nantinya akan melekat.

Pada percobaan ini masing- masing 5 erlenmeyer dengan CH3COOH 0,5 M

dan CH3COOH 1 M ditambahkan karbon aktif. Penambahan karbon aktif ini berfungsi

untuk meyerap asam asetat yang terdapat dalam larutan. Setelah proses penambahan karbon aktif, perlu dilakukan pengadukan selama satu menit dengan magnetik stirrer. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan magnetik stirrer yakni agar kapasitas (kekuatan) pengadukan pada setiap larutan sama. Sementara itu pengadukan bertujuan untuk menghomogenkan larutan serta untuk mengaktifkan karbon aktif sehingga pori-pori karbon akan menjadi lebih besar dan memperluas permukaan karbon sehingga mempermudah proses adsorpsi.

Larutan yang telah diaduk kemudian didiamkan terlebih dahulu dengan variasi atau rentang waktu yang berbeda yaitu selama 15, 30, 45, 60 dan 1440 menit. Tujuan utama dari tahap pendiaman ini yaitu agar proses adsorpsi yang sedang terjadi pada permukaan antara adsorbat dan adsorben dapat berlangsung sempurna dan mencapai kesetimbangan. Adanya variasi waktu yang digunakan tentunya akan berpengaruh terhadap adsorpsinya. Semakin lama pendiaman, semakin banyak pula zat yang teradsorpsi. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya penurunan konsentrasi larutan

(7)

CH3COOH. Karbon aktif dalam larutan mengakibatkan terjadinya gaya tarik menarik

antara antar molekul dari adsorbat dan adsorben (terjadi ikatan kimia fisika) selama pendiaman berlangsung. Reaksi yang terjadi akan bersifat irrefersibel (tidak dapat balik) oleh karena terbentuk ikatan yang kuat antara partikel kecil yang terlepas dari adsorban dengan adsorbat.

Setelah proses pendiaman yang berlangsung pada selang waktu yang berbeda, dilakukan proses penyaringan sehingga diperoleh filtrat yang berwarna bening. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan partikel antara hasil adsorbsi yang telah berlangsung dengan ekstrak lain yang terikat pada karbon aktif. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan indikator pp. Seperti yang diketahui bahwa indikator pp memiliki range pH antara 8,2- 10 (pH basa). Indikator pp merupakan senyawa hablur putih yang akan menunjukkan warna merah dalam larutan basa dan tidak berwarna dalam larutan asam. Penggunaan indikator pp dikarenakan reaksi yang terjadi yakni antara CH3COOH (asam lemah) dan NaOH (basa kuat) sehingga akan terbentuk

larutan yang cenderung bersifat basa dan menunjukkan perubahan warna bening menjadi merah muda pada saat proses titrasi mencapai titik ekuivalen.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh konsentrasi CH3COOH

0,5 M saat didiamkan 15 menit konsentrasi CH3COOH yaitu 0,325 M, saat didiamkan

30 menit diperoleh konsentrasi CH3COOH yaitu 0,320 M, saat didiamkan 45 menit

konsentrasi CH3COOH yaitu 0,315 M, saat didiamkan 60 menit diperoleh konsentrasi

CH3COOH 0,313 M dan saat didiamkan hingga 1440 menit diperoleh konsentrasi

CH3COOH 0,175M.

Sementara itu konsentrsi yang dihasilkan pada larutan CH3COOH 1 M yang

diadsorpsi saat didiamkan 15 menit konsentrasi CH3COOH yaitu 0,695 M, saat

didiamkan 30 menit diperoleh konsentrasi CH3COOH yaitu 0,645 M, saat didiamkan

45 menit konsentrasi CH3COOH yaitu 0,675 M, saat didiamkan 60 menit diperoleh

konsentrasi CH3COOH 0,670 M dan saat didiamkan hingga 1440 menit diperoleh

konsentrasi CH3COOH 0,515 M.

Dari data hasil percobaan menunjukkan sebagian besar larutan yang diadsorpsi semakin lama pendiaman memiliki konsentrasi CH3COOH semakin kecil. Hal tersebut

sesuai dengan yang telah dijelaskan bahwa semakin lama pendiaman, maka jumlah yang teradsorpsi juga semakin banyak karena penyerapan molekul yang sempurna. Namun pada larutan CH3COOH 1 M terdapat kejanggalan hasil konsentrasi pada

waktu pendiaman 30 menit, konsentrasi CH3COOH diperoleh 0,645 M sedangkan

pada waktu 45 dan 60 menit pendiaman di peroleh konsentrasi CH3COOH

berturut-turut adalah 0,675. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karbon aktif yang digunakan telah mengalami kejenuhan sehingga daya serapnya berkurang . Selain itu adanya kekeliruan dalam penentuan titik ekuivalen pada saat berlangsungnya titrasi. Hal ini dapat kita tinjau dari volume NaOH 0,5 M yang digunakan lebih besar dari 10 ml melebihi volume CH3COOH yang dititrasi.

Persamaan yang terjadi pada saat titrasi antara CH3COOH dengan NaOH adalah

sebagai berikut:

CH3COOH + NaOH CH3 COONa + H2O

Dengan data yang diperoleh dari percobaan maka dapat ditentukan kinetika adsorpsinya menggunakan grafik hubungan antara waktu (t) dan konsentrasi (C) setelah diadsorpsi. Pada adsorpsi CH3COOH 0,5 M diperoleh konsentrasi CH3COOH

setelah pendiaman dalam waktut tertentu, maka kemudian dibuat grafik yang akan membentuk garis lurus (R2 = 1), dengan grafik hubungan antara ln C dengan t untuk

orde satu, grafik hubungan antara 1/C dengan t untuk orde dua dan grafik hubungan 1/C2 untuk reaksi orde tiga. Setelah data hasil percobaan dibuat dalam grafik nilai R2

pada grafik orde satu yaitu R2 = 0,9987. Nilai R2 pada orde dua adalah R2 = 0,9996

(8)

yang lain. Sehingga berdasarkan nilai intersep yang diperoleh dapat kita ketahui bahwa pada adsorpsi CH3COOH 0,5 M mengikuti orde reaksi tiga.

Sementara itu, pada adsorpsi CH3COOH 1M dengan langkah yang sama untuk

mengetahui orde reaksinya. Nilai R2 pada orde satu adalah 0,9543. Pada orde dua nilai

R2 =0,9644 dan nilai R2 pada orde ketiga adalah R2= 0,9727. Dengan percobaan ini

dapat kita ketahui bahwa pada adsorpsi CH3COOH 1M mengikuti orde reaksi tiga.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan kinetika adsorpsi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada adsorpsi CH3COOH 0,5 M dan CH3COOH 1M masing- masing mengikuti reaksi

orde tiga.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Adamson, A.W; 1990, Physical Chemistry of Surface , 4nd ed. John Wiley and Sons, New York

Bansal, C.R., Donnet, J.B., Stoekl, F., 1988, Active Carbon, Marcel Dekker Inc., New York Bird, T., 1985, Physical Chemistry, Gramedia, Jakarta.

Keenan, W.C., 1999, Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2, Erlangga, Jakarta

Oscik, J., 1982, Adsorption, Ellis Horwood Limited, England.

Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern jilid 2, Erlangga, Jakarta Pudjaatmaka,A.H., 1999, Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1, Erlangga,

Jakarta

Tony, B., 1987, Kimia Fisika Untuk Universitas, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

VII. LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, 5 Oktober 2015 Mengetahui

Asisten Pembimbing Praktikan

(9)

VIII. LAMPIRAN 1. Adsorpsi CH3COOH 1 M 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 -2 -1.5 -1 -0.5 0 f(x) = - 0x - 1.13 R² = 1

Gravik in C vs t

t ln C 0 200 400 600 800 1000120014001600 0 1 2 3 4 5 6 f(x) = 0x + 3.08 R² = 1

Gravik 1/C vs t

Linear () t (waktu) 1/C

(10)

0 200 400 600 800 1000120014001600 0 10 20 30 f(x) = 0.01x + 9.39 R² = 1

Gravik 1/C2

Linear () t(waktu) 1/C2 2. Adsorpsi CH3COOH 1 M 0 200 400 600 800 1000120014001600 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 f(x) = - 0x - 0.39 R² = 0.95

Gravik ln C vs t

Linear () t(waktu) ln C 0 200 400 600 800 1000120014001600 0 0.5 1 1.5 2 2.5 f(x) = 0x + 1.48 R² = 0.96 Linear () t(waktu) 1/C

(11)

0 500 1000 1500 2000 0 1 2 3 4 f(x) = 0x + 2.18 R² = 0.97

Grafik 1/C2 vs t

Linear () t (waktu) 1/C2

MSDS Natrium Hidroksida (NaOH) SIFAT FISIKA dan KIMIA : Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Deliquescent padat.)

Bau :berbau.

Molekul Berat : 40 g / mol

Warna : Putih.

pH (1% soln / air) : [. Dasar] 13,5

Titik Didih : 1388 ° C (2530,4 ° F)

Melting Point : 323 ° C (613,4 ° F)

Spesifik Gravity : 2.13 (Air = 1)

Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin.

PENANGANAN : Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera

Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

Serius Terhirup:

(12)

ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

PERINGATAN:

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera. Tertelan:

JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

Material Safety Data Sheet ( MSDS) ASAM ASETAT

DATA FISIK

Molekul Berat : 60,05

Melting Point : 16.7C

Titik Didih : 118.1C

Tekanan Uap : 11,4 pada 20C

Densitas Uap (udara = 1) : 2,07

Spesifik Gravity (H2O = 1) : 1,049

Persen Volatile oleh Volume : 100

Tingkat Penguapan (BuAc = 1 : 0,97

Kelarutan dalam Air : bercampur

Penampilan dan Bau : cairan tak berwarna dengan bau menyengat

IDENTIFIKASI BAHAYA

Darurat Ikhtisar : Jangan menelan. Hindari kulit dan kontak mata. Hindari pajanan

terhadap uap atau kabut. Potensi Efek Kesehatan:

Mata: Dapat menyebabkan iritasi. Kulit: Dapat menyebabkan iritasi.

Tertelan: Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Penghirupan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. TINDAKAN PERTAMA AID

Prosedur Darurat dan Pertolongan Pertama:

Mata : Siram dengan air selama minimal 15 menit, menaikkan dan menurunkan

kelopak mata sesekali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.

Kulit : Cuci area yang terkena selama minimal 15 menit. Hapus yang terkontaminasi

pakaian. Mencuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.

(13)

Menelan : Jangan menginduksi muntah. Jika tertelan, jika sadar, berikan banyak air segera dan memanggil seorang dokter atau pusat kendali racun. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

Menghirup :Hapus untuk udara segar. Berikan oksigen jika sulit bernapas; memberikan

pernapasan buatan jika napas telah berhenti. Tetap hangat, tenang, dan

mendapatkan perhatian medis. PENCEGAHAN KHUSUS

Tindakan pencegahan yang harus diambil dalam penanganan atau menyimpan: Simpan di atas 62F, jauh dari langsung panas, pengapian sumber dan oksidasi.

Tindakan pencegahan lain: Jangan menggunakan kontainer. Residu dapat membuat wadah kosong berbahaya.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses adsorpsi dengan karbon aktif dan zeolit pada NOM dalam air permukaan, model kinetika orde 2 dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan model kinetika orde 1,

Proses adsorpsi yang mengikuti model kinetika orde dua memiliki makna bahwa kecepatan penyerapan adsorben karbon aktif terhadap logam Cu (II) dan Pb (II) per satuan

Regresi linear kinetika orde satu pada proses adsorpsi logam Fe dengan menggunakan karbon aktif ampas kopi ditentukan dengan memplotkan ln Ca/Ce dengan waktu

Dari hasil percobaan adsorpsi larutan zat warna DDR diketahui bahwa adsorben karbon aktif tanpa modifikasi permukaan memperlihatkan k inerja adsorpsi yang lebih

Regresi linear kinetika orde satu pada proses adsorpsi logam Fe dengan menggunakan karbon aktif ampas kopi ditentukan dengan memplotkan ln Ca/Ce dengan waktu

Pada proses adsorpsi dengan karbon aktif dan zeolit pada bahan organik alami dalam air permukaan, model kinetika orde 2 dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan model

Pada proses adsorpsi dengan karbon dun zeolit pada NOM dalam air permukaan, aktif model kinetika orde 2 dianggap baik jika dibandingkan lebih m ~ d e l dengan

Laboratorium Kimia Dasar LIDA USU 18 ADSORPSI LARUTAN TUJUAN PERCOBAAN - Untuk mengetahui cara kerja arang aktif - Untuk mengetahui konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah