• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional (Pusdiklat Pegawai Kemdiknas). Dalam hubungan ini, pilihan lokasi penelitian didasarkan atas kemudahan, manfaat, keterbatasan dana dan tenaga yang tersedia. Adapun gambaran lokasi penelitian sebagai berikut:

3.1.1 Lokasi Penelitian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional berlokasi di Jalan Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok 16517, Jawa Barat.

3.1.2 Sejarah Perkembangan Pusdiklat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional (Pusdiklat Pegawai Kemdiknas) semula adalah bagian dari Biro Kepegawaian Depdikbud. Pada awal tahun 1970an berkembang pemikiran untuk membentuk suatu unit kerja dengan tugas dan fungsi khusus peningkatan kompetensi sumber daya aparatur di lingkungan Depdikbud. Pada tahun 1975, dibentuklah unit kerja baru yang diberi nama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai. Pusdiklat Pegawai ditetapkan sebagai organisasi sendiri yang berkedudukan langsung di bawah Mendikbud. Sejak itu sampai pada tahun 1986, Pusdiklat berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 41-42 berdekatan dengan

(2)

Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta (sekarang Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Pemerintah DKI Jakarta) dan Pusat Grafika Indonesia (sebelum belakangan pindah ke Serengseng, Jakarta Selatan). Sejak tahun 1986 Pusdiklat resmi menempati lokasi yang sekarang dengan alamat Jl. Raya Cinangka Km 19, Bojongsari, Depok 16517.

Pusdiklat dipimpin oleh seorang Kepala (eselon II). Sejak berdiri sampai sekarang Pusdiklat telah mengalami sembilan kali pergantian pimpinan. Secara berturut-turut Kepala Pusdiklat adalah Drs. Soeharto (1975-1981), Drs. Waskito Tjiptosasmito, MA (1981-1983), Prof. Dr. Kasmiran Waryo (1983-1985), Drs. Ahmad Nusa (1985-1988), Dr. Nyoman Dekker, SH (1988-1992), Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto (1992-1994), Prof. Dr. Miftah Thoha, MPA (1994-1999), Drs. Rusli Rachman, Msi (1999-2002), dan Agus Dharma, PhD sejak Juli 2002 sampai sekarang.

Pimpinan silih berganti dan seperti organisasi lainnya, linkungan fisik dan psikis pun turut berkembang. Pusdiklat terus menata diri, mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja yang lebih kondusif, serta mendesain program-program yang lebih variatif dan inovatif dengan jangkauan sasaran yang lebih luas. Pusdiklat telah dan akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kemdiknas.

Pusdiklat sekarang telah berusia lebih dari tiga dasawarsa (tepatnya 33 tahun). Dalam usia yang semakin dewasa itu, Pusdiklat telah mengalami tiga kali perubahan organisasi. Sekalipun demikian, tugas dan fungsinya relatif tidak

(3)

berubah, yaitu menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan Kemdiknas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Perjalanan masih panjang dan masih banyak yang perlu dibenahi, bukan hanya karena faktor-faktor internal, tetapi juga karena desakan faktor-faktor eksternal. Pada saat yang sama, Pusdiklat tetap berusaha konsisten dengan upaya peningkatan mutu berkelanjutan sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Anggota Pusdiklat sadar bahwa upaya mencapai visi dengan melaksanakan misi yang telah disepakati memerlukan tidak hanya kerja keras, tetapi juga kerja lebih cerdas.

3.1.3 Visi dan Misi Pusdiklat Pegawai Kemdiknas

a. Visi Pusdiklat Pegawai Kemdiknas yaitu menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang dikenal berkualitas baik di Indonesia.

b. Misi Pusdiklat Pegawai Kemdiknas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai jenis diklat yang berorientasi pada kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur pendidikan.

2) Mewujudkan manajemen diklat yang professional sebagai model pembelajaran.

(4)

3) Mengembangkan jaringan kerja sama dengan mengoptimalisasikan pemanfaat teknologi informasi dan komunikasi dengan stakeholder serta organisasi terkait didalam dan luar negeri.

3.1.4 Dasar Penyelenggaraan

Kegiatan pendidikan dan pelatihan, merupakan salah satu jenis pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pembentukan Pegawai Negeri Sipil, baik dalam jabatan struktural maupun jabatan fungsional sesuai dengan peraturan pemerintah No. 101 tahun 2000 adalah bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur negara yang memiliki kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sehingga untuk mencapai kompetensi tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat persatuan dan kesatuan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil melalui pendidikan dan pelatihan jabatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh.

Mengacu pada hal tersebut diatas, maka peningkatan sumber daya manusia khususnya aparatur negara sangat diperlukan kreativitas kerjanya. Dengan aparat yang berkualitas akan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap Korp dan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut Pusdiklat Pegawai Kemdiknas perlu memberdayakan sumber daya manusia yang akan membawa konsekuensi logis kepada perubahan sumber daya manusia aparatur pemerintah. Oleh karena itu

(5)

diperlukan suatu konsep dan strategi pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan agar kinerja pegawai di dalam sebuah organisasi atau instansi dapat dicapai dengan baik sehingga Pusdiklat dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang akan digunakan. Dan Sistematik artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sugiyono (2004:1).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dimana suatu metode penelitian yang melihat hubungan antara variabel. Dua atau lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa mencoba untuk mengubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel tersebut.

Berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan sistem pengembangan karir dengan kinerja pegawai. Dengan demikian metode penelitian yang akan digunakan penulis adalah penelitian korelasional yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar hubungan sistem pengembangan karir (X) dengan kinerja pegawai (Y).

(6)

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Rumusan hipotesis dalam penelitian skripsi ini sesuai dengan judul yang dipilih adalah : Diduga terdapat hubungan positif antara sistem pengembangan karir dengan kinerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional.

3.4 Variabel Dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel X (Sistem Pengembangan Karir) dan variabel Y (Kinerja Pegawai).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Dengan menggunakan instrumennya yaitu skala likert, maka variabel yang akan diukur dijadikan sebagai indikator variabel untuk menyusun item-item instrumen berupa pertanyaan maupun pernyataan. Jawaban setiap instrumen mempunyai gradasi penilaian dari sangat positif sampai sangat negatif. Dengan lima alternatif jawaban yang diberikan skor dari satu untuk penilaian yang sangat negatif sampai dengan lima untuk penilaian yang sangat positif.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data primer dibuat koesioner lalu diedarkan langsung kepada responden. Menurut Supangat (2007:2) menyatakan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengelola data

(7)

untuk keperluan dirinya sendiri. Pertanyaan dibuat secara tertutup dengan alasan dapat memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan, objektifitas jawaban, efektifitas waktu, dan mempermudah untuk menganalisa data.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen dalam bentuk angket (koesioner). Angket (koesioner) yang digunakan berdasarkan skala sikap yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang berhubungan dengan sistem pengembangan karir (X) dan kinerja pegawai (Y) dengan skala sikap.

Tabel 3.1 Pengembangan Karir dan Kinerja Pegawai

Variabel Indikator Item

Sistem Pengembangan Karir (X) 1.Tingkat prestasi kerja 2.Masa kerja 3.Pengalaman kerja 4.Loyalitas terhadap organisasi 5.Tingkat pendidikan yang sesuai jabatan

1.Pimpinan menilai prestasi kerja saya baik

2.Saya sudah mengabdi cukup lama di organisasi ini

3.Saya dengan mudah memecahkan persoalan kerja

4.Saya bangga bekerja di organisasi ini 5.Pendidikan saya sesuai dengan

kebutuhan organisasi

Kinerja Pegawai (Y)

1.Kuantitas dari hasil kerja

2.Kualitas dari hasil kerja

3.Ketepatan waktu 4.Kehadiran 5.Kemampuan

bekerja sama

1.Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah yang telah ditentukan organisasi

2.Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai batasan mutu yang ditentukan organisasi

3.Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

4.Saya selalu hadir dalam setiap waktu kerja

5.Saya senang bekerja dalam kelompok

(8)

Masing-masing butir pernyataan dari angket ini memiliki lima alternatif pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju dengan rentang skor nilai dari 5 hingga 1. Kandungan masing-masing skor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) b. Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S) c. Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (RR) d. Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) e. Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2004:55).

Dalam penelitian ini yang menjadi objek populasi adalah pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional. Yang tentunya akan diteliti pada saat waktu penelitian nantinya.

3.7.2 Sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik judgment sampling (pendapat pelaku) dimana judgment sampling sendiri digunakan untuk tipe peramalan tertentu, dimana sampel yang diambil sesuai dengan tujuan spesifikasi. Sarwono dan Martadiredja (2008:138).

(9)

Untuk menghitung besarnya sampel, nilai proporsi yang diperoleh tersebut dapat dipakai menghitung jumlah sampel penelitian dengan rumus Slovin dalam buku (Suliyanto:2006), yang dijabarkan sebagai berikut:

n = 2 . 1 N e N  Dimana : n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e2 : Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan (10%)

Populasi yang digunakan dalam populasi ini adalah pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional yang jumlah pegawainya 150 orang sesuai dengan rumus diatas, maka diambil sampel sebanyak: n = 2 . 1 Ne N  = 2 ) 1 , 0 ( 150 1 150  = 5 , 2 150 = 60

Dengan jumlah pegawai 150 orang, data yang diambil hanya 60 responden yang diolah sesuai rumus diatas, dengan demikian yang diambil dalam penelitian ini adalah 60 responden.

(10)

3.8 Metode Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan mengambil suatu kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

3.8.1 Analisis Korelasi Spearman Rank

Data diolah dengan metode Korelasi Spearmen Rank. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama. Sugiyono (2004:228)

Rumus Korelasi Spearman Rank:

) 1 ( 6 1 2 2   

n n bi  Dimana :   Koefisien Korelasi n = Jumlah Responden 2

b

i = Selisih Rank X dan Rank Y

X = Sistem Pengembangan Karir Y = Kinerja Pegawai

3.8.2 Analisis Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah suatu anggapan atau dugaan yang belum tentu kebenarannya, dan untuk mengetahui dugaan itu benar atau tidak, maka digunakan uji t.

(11)

Uji t (uji signifikan) adalah suatu prosedur memungkinkan seseorang mengambil keputusan, apakah keputusan tersebut dapat diterima atau tidak terhadap anggapan atau hipotesis yang diajukan untuk mencari t-hitung (th).

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara sistem pengembangan karir dengan kinerja pegawai dilakukan uji signifikansi korelasi spearman. Tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Ho : r = 0 (Sistem pengembangan karir tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai pada Pusdiklat Pegawai Kemdiknas).

Ha : r > 0 (Sistem pengembangan karir memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja pegawai pada Pusdiklat Pegawai Kemdiknas).

b. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu dalam penelitian ditentukan α = 5% c. Menentukan titik kritis (ditolak atau diterimanya Ho).

Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dan nilai t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak/Ha diterima. Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima/Ha ditolak. Seperti gambar berikut ini:

Gamba r 3.1

Da erah Peno lakan d an Peneri maan Ho

Daerah to lak Ho

Daerah Terim a Ho

(12)

Sedangkan rumus t-hitung (Sugiyono:2004) adalah: 2 1 2 r n r th    Dimana : th = t-hitung n = Jumlah Sampel r = Koefisiensi Korelasi d. Kesimpulan

1. Jika Ha diterima dan Ho ditolak, berarti sistem pengembangan karir memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan kinerja pegawai. 2. Jika Ho diterima dan Ha ditolak, berarti sistem pengembangan karir tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai.

3.8.3 Analisis Data

Analisa data dengan menggunakan metode prosedur pengolahaan data dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science). Dimana setelah daftar koesioner terisi dan terkumpul, maka data mentah tersebut diolah melalui empat tahap yaitu:

a. Editing

Data mentah diedit guna melengkapi kelengkapan, konsistensi, dan standarisasi satuan angka yang terdapat dalam daftar koesioner. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan yang terjadi dan menghilangkan keraguan.

b. Coding

Memberikan angka atau kode pada tiap pertanyaan agar memudahkan tahap tabulating.

(13)

c. Tabulating

Memasukan data ke dalam tabel tabulasi dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai katagori.

d. Analyzing

Merupakan pengelompokan membuat uraian, memanipulasi serta menyingkat data sehingga mudah dibaca. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang diteliti, mencari arti lebih luas dan menghubungkan dengan yang sudah ada.

Gambar

Tabel 3.1 Pengembangan Karir dan Kinerja Pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Kesesuaian pantun yang dibuat dengan ciri-ciri pantun Memenuhi 4 ciri-ciri pantun Memenuhi 3

Sementara itu, tingkat inflasi Swiss pada bulan Juni 2013 sebesar -0,6% dimana mengalami peningkatan dibanding bulan Mei tahun 2013.. Sedangkan, bila dibandingkan dengan

Penerima Lisensi dengan ini menyetujui untuk mengganti rugi Pemberi Lisensi secara penuh terhadap setiap tuntutan, klaim, tindakan, kerugian, kerusakan, kewajiban, biaya dan

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

III.2.2.7 Buffer dan digitasi garis batas maritim; Kemudian lakukan buffering titik dasar sesuai dengan lebar yang dibutuhkan pada proses pengolahan menggunakan metode

Hal tersebut terjadi karena lokasi pegerakan yang diteliti oleh Kridijantoro berbeda dengan penelitian yang sekarang, kemudian pada saat itu salah satu pohon pakan

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

Dari satu sisi skala atau cakupan area, Arsitektur merancang bangunan pada satu persil (atau disebut berskala mikro), sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak