Astaga!
Kini kita jadi makin terbiasa mendengar berita
seputar
kriminalitas kaum remaja.
Ada kawanan remaja
yang membunuh temannya gara-gara hanya 150 ribu
rupiah. Ada remaja yang membunuh mantan pacarnya.
Ada remaja yang membunuh bayi yang dilahirkannya,
lantas membakar mayat bayinya.
Ada juga remaja yang
membunuh satu keluarga karena dendamnya. Dan ada
pula yang membunuh orang tua kandungnya!
Itulah sebabnya dari dulu sebenarnya telah diperkenalkan pendidikan budi pekerti. Tapi, karena kurikulum yang begitu padat, tampaknya budi pekerti hanya pendidikan tambahan saja. Untungnya beberapa sekolah masih memperkenalkan budi pekerti melalui pendidikan kerohanian ataupun character building. Kini, sekolah dan rumah punya tanggung jawab untuk membangun generasi masa depan yang bukan cuma pintar, tapi juga berkarakter.
Itulah sebabnya dari dulu sebenarnya telah diperkenalkan
pendidikan budi pekerti
. Tapi, karena kurikulum
yang begitu padat, tampaknya budi pekerti hanya pendidikan
tambahan saja.
Untungnya beberapa sekolah masih
memperkenalkan budi pekerti melalui pendidikan
kerohanian ataupun character building
. Kini, sekolah dan
rumah punya tanggung jawab untuk membangun generasi masa
depan yang bukan cuma pintar, tapi juga berkarakter.
Seorang guru di Australia pernah berkata,
“Kami tidak terlalu khawatir jika
anak-anak sekolah dasar kami
tidak pandai Matematika” kami
jauh lebih khawatir jika mereka
tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa
begitu?” Karena yang terjadi di negara kita
justru sebaliknya.
1. Karena kita hanya perlu
melatih anak selama 3 bulan
saja secara intensif
untuk bisa Matematika, sementara kita
perlu melatih anak hingga 12 Tahun
atau lebih untuk bisa mengantri
dan selalu ingat pelajaran berharga di balik
proses mengantri.
2. Karena
tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu
matematika
kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak
menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang
kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara
SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan
Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang
hidup mereka kelak.
”Memang ada
pelajaran berharga
apa
dibalik MENGANTRI?
”
1. Anak belajar
manajemen waktu
jika ingin mengantri
paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar
bersabar menunggu
gilirannya
tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
3. Anak belajar
menghormati hak
orang lain,
yang datang lebih
awal dapat giliran lebih awal dan
tidak saling serobot merasa diri
penting.
4. Anak belajar
berdisiplin
dan
tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar
kreatif
untuk
memikirkan kegiatan apa yang
bisa dilakukan untuk mengatasi
kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat
mengantri).
6. Anak bisa belajar
bersosialisasi menyapa dan mengobrol
dengan
orang lain di antrian.
7. Anak belajar
tabah dan sabar
menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar
hukum sebab akibat
, bahwa jika datang terlambat harus
menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar
disiplin, teratur dan kerapihan
.
10. Anak belajar
memiliki RASA MALU
, jika ia menyerobot antrian dan hak
orang lain.
11. Anak belajar
bekerjasama dengan orang-orang yang ada di
dekatnya
jika sementara mengantri ia harus
keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
12. Anak belajar
jujur pada diri sendiri
dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga
lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Apa yang Membuat
Kita Prihatin soal
Remaja Sekarang?
Dimulai dari Fenomena “Remaja Berlimpah Namun
Gersang”:
(1)
Remaja Mall
. Nongkrong di mall,
kadang masih pakai seragam sekolah.
(2)
Remaja Gadget
. Pakai HP terbaru
dan benda2 teknologi terbaru.
(3)
Remaja Narsis & Eksis
. Tampil di media social. “Eh, follow temen gw ya.
Orangnya oke punya”
(4)
Remaja Adrenalin
. Nyerempet bahaya (prank): ngerjain orang tapi
keterlaluan, karena kurang kerjaan! Trek-trekan misalnya…
Namun yang paling bikin prihatin….Kriminalitas Remaja Meningkat! (Remaja: usia sekitar
13 sd 18 tahun)
Remaja 14 Tahun
1.
Pembunuh seorang Bapak dan anaknya
di Bojong Gede, karena dibayar 6jt.
Th 2012 Pembunuhan geger Dwi Komalasari (16th) di Lampung: Seorang Remaja 16 th membunuh
2.
temannya,
merampas barangnya serta menyimpan dalam karung lantas menguburnya.
M (16 tahun),
3.
tewas dikeroyok mantan pacarnya
di depan Terogong Residence, Cilandak, Jakarta Selatan.
Sewaktu dikejar, M terjatuh dari motor saat bersama pacarnya menghindari kejaran mantan pacar M.
Lantas, mereka pun dikeroyok.
Andri (16) siswa kelas 1 SMA Putra Nusa Cengkareng tewas ditusuk oleh
4.
JNI (17), karena sudah lama
dendam dengan korban yang selalu
mencelanya
. Andri, kakak kelas tersangka saat bersekolah di SMP
39 Cengkareng, selalu mengolok-olok cara jalan JNI yang sedikit
pincang.
Remaja (14 tahun) di Temnggal, Kebumen
5.
membunuh
temannya yang sering mengejeknya
. Windi Astuti (14th)
dibunuh di Pantai Menganti dan mayatnya ditemukan oleh
nelayan
Remaja (17th) di Riau
6.
membunuh polisi
, akhirnya ditangkap
dalam kondisi tidak bernyawa karena sewaktu ditangkap melwan
dengan sebilah pisau
Orang Tua
•
yang sering
menggunakan
kekerasan
tanpa alasan!
Guru
•
yang menggunakan
kekerasan verbal
,
tidak berempati dan tidak memotivasi
Kurikulum sekolah
•
yang orientasi
akademis melulu
Televisi dengan
•
tontonan sintron
yang
banyak mengumbar kebencian
Peer pressure
•
lingkungan sekaligus keinginan
untuk diterima
Materialistik dan
•
konsumtif
untuk membesarkan anak
Family time &
•
family communication
yang makin
terbatas
Pendidikan
•
alternative untuk mental dan psikologis yang tidak
mendapatkan tempat
Penyebab Yang Perlu Diwaspadai!
Mirip
•
pendidikan budi pekerti
Gerakan pendidikan untuk
•
membentuk etika, tanggungjawab
,
dan kepedulian remaja dengan cara
pemberian contoh dan pengajaran
sikap yang dapat diterima secara
universal.
Apa itu
Character
Building?
1992: Josephson, sebuah LSM yang bergerak dibidang etika
berkumpul di Aspen Colorado, AS sehingga terbentuklah
“The Aspen Declaration on Character Education”
, ini
deklarasi untuk membangun karakter para remaja!
Apa sih
yang Penting dalam
Character
Building untuk Remaja?
Hasilnya ada
6 pilar
Responsibility
Ngelakuin apa yg
mesti dilakuin, self
disiplin, self control,
mikirin sebelum
melakukan sesuatu.
(Dapat dipercaya)
Pilar 1:
Trustworthiness
Nggak mencuri dan
nipu, lakukan apa
yang dijanjiin mau
dilakukan, berani
untuk melakukan
yang baik & benar.
Pilar 2:
Biru (darah biru)
Hijau (seperti merawat
tanaman)
(Bertanggung jawab)
Terapin hukum emas,
hargai perbedaan
(toleransi), nggak
menyakiti atau melukai
orang lain, bahasa
nggak kasar, mengelola
kemarahan, penghinaan
dan ketidaksetujuan.
Kuning Emas (spt emas)
Respect
Pilar 3:
Respect
Fairness
Pilar 4:
(Sportif, Adil)
Ikut aturan, gantian,
nggak mengambil
keuntungan dari
orang lain, berusaha
untuk win-win,
perlakukan orang
dengan adil
Orange (seperti membagi
jeruk yang adil)
Punya empati,
menujukkan rasa
peduli & belas kasihan,
memaafkan, memberi
uluran tangan
Merah (seperti hati)
Bangga sebagai bangsa,
melakukan untuk
komunitas, mengikuti
aturan dan tata tertib,
melindungi lingkungan
ungu (hadiah purple
heart untuk mereka yang
mati untuk bangsa)
Caring
Pilar 5:
(Perhatian, Peduli)
Citizenship
Pilar 6:
(Cinta Tanah Air;
menjadi warga yang
baik)
• Example (kasih contoh)
Setiap pihak di lingkungan sekolah harus menerapkan semua nilai dasar yang dibangun
untuk dapat menjadi contoh bagi siswa/peserta didik.
• Experience (pengalaman)
Sekolah sebagai lingkungan yang terstruktur harus dapat digunakan siswa/peserta didik
mempelajari apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
• Environment (lingkungan)
Iklim sekolah, cara melaksanakan aktifitas dan hubungan antar individu di sekolah harus
dapat mendukung pelaksanaan nilai moral dalam kelas.
• Exhortation (mengingatkan)
Terus menerus mengingatkan siswa/peserta didik untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang
ditetapkan agar dapat memperbaiki perilaku mereka.
Apa Tips Penting Membangun Character
Building untuk Remaja?
Ingat
5 (Lima) “E”
yaitu:Explanation (Penjelasan)
Jelasin dasar tindakan untuk dapat mendorong siswa/peserta didik memahami dan
menerima prinsip-prinsip moral yang ditetapkan.
A
nthony Dio Martin, SPsi, MBA adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, ahli psikologi dan jugapersonal coach, yang oleh media dijuluki “The Best EQ Trainer Indonesia”. Beliau adalah penulis dari 12 buku bestseller serta lebih dari 20 CD Audio bertema Kecerdasan Emosional, Kepemimpinan, Bisnis serta Pengembangan Diri, seperti: “Emotional Quality Management” (2003),“Manajemen Intrapreneurship: Pemburu dan Petani” (2005) serta “Smart Emotion 1 & 2” (2006&2007), “Pelampung Hati” (2008), “Toxic Employee” (2009), “21 Most Powerful Sales Sotries & Cartoon” (2010), “101,5 Kisah Inspirasional Kecerdasan Emosional untuk Kaum Muda” (2011), “Up Your Life & Up Your Success” (2011), “Emotional Quality Management edisi Revisi (2011), Kalender Abadi 366 Emotional Intelligence (2012), Mental Detox (2012), dan Toxic Leader (2014). Tulisan-tulisan lepas atau artikel beliau secara rutin juga dapat dinikmati dalam rubrik Motivasi di harian Bisnis Indonesia, majalah Inspirasi serta majalah Excellent Business. Selain itu, Anthony Dio Martin juga narasumber ahli dalam program radio inspirasional “Smart Emotion” di jaringan radio SmartFM yang disiarkan ke seluruh nusantara dan juga pernah menjadi pemandu acara televisi, “Emotional Inspiration”, Excellent Book” di TV Excellent.
Saat ini, posisi Anthony Dio Martin adalah sebagai direktur lembaga training, PT.Solusi Daya Manusia Excellency (HR Excellency) yang berpusat di Jakarta serta Managing Director MiniWorkshopSeries (MWS) untuk Indonesia, serta Country Director Six Seconds International di Indonesia.
Latar belakang pendidikan: S-1 Psikologi dari Universitas Gadjah Mada. Lantas, Anthony Dio Martin melanjutkan studi Pendidikan S-2 pada program MBA bidang Human Resources Management dengan fokus pada Strategic Leadership di Vancouver, Kanada diikuti pendidikan master untuk Certified Professional Recruiter dan Psychological Assessor (CPR) dari Institute Professional Management, Vancouver, Kanada. Memiliki sertifikasi hypnoterapist internasional serta Master Trainer dari MWS International. Beliau juga International Licensed Trainer dalam bidang Neuro Lingustic Program (NLP) serta Six Seconds Certified EQ Trainer. Selain itu, beliau juga International Certified Firewalking Instructor dari Swedia serta International Certified Sales Trainer Certified yang diakreditasi dari Inggris. Beliau telah berbicara di berbagai negara yakni Malaysia, Singapore, Jepang serta China serta menjadi satu-satunya pembicara yang mewakili Indonesia dalam forum World EQ Conference “EQ Nexus 2013” yang diselenggarakan di Harvard University, Boston, USA.