BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Identifikasi Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional regresi. Menurut Azwar
(2008), penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki sejauh
mana variabel berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan
tehnik regresi linier sederhana, peneliti akan mengetahui seberapa besar pengaruh antar
variabel. Besarnya pengaruh variabel akan dinyatakan dalam bentuk koefisien regresi.
Penelitian ini akan dilakukan kepada siswa SMK Sarawati Salatiga.
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Sedangkan menurut
Sugiyono ( 2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMK Saraswati Salatiga yang pernah minum minuman keras.
Arikunto (2006) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sedangkan sampel menurut Sugiyono ( 2010) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan tehnik proposif sempel,
sehingga jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 40 orang siswa yang
pernah minum minuman keras.
3.3.
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2006). Ditetapkan variabel penelitian sebagai berikut: variabel bebas (
independent variable
) adalah Minum-minuman keras (X), sedangkan variabel terikatnya
(
dependent variabel
) adalah perilaku agresif siswa (Y).
Pengaruh variabel independen dan variabel dependen digambarkan sebagai berikut:
MINUM MINUMAN
KERAS
3.4.
Definisi Oprasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu minum-minuman keras terhadap
perilaku agresif siswa. Berikut akan dipaparkan definisi masing-masing variabel penelitian.
3.4.1
Perilaku Agresif Siswa
Perilaku agresif siswa adalah tingkah laku kekerasan secara fisik atupun secara verbal terhadap individu lain ataupun terhadap objek-objek yang dilakukan oleh individu. Hal ini dapat diungkap melalui skala perilaku agresif yang meliputi prasangka, keinginan untuk menyerang, perlawanan disiplin, superioritas, survival dan otoriter.
3.4.2
Minum-Minuman Keras
Minum-minuman keras adalah kebiasaan minum-minum keras dengan jumlah dan kadar alkohol yang diminum dari yang terendah sampai yang tertinggi. Hal ini diungkapkan melalui skala minum-minuman keras yang meliputi aspek frekuensi minum, kadar minuman keras, jumlah minuman keras yang diminum dan cara meminum-minuman keras. Semakin tinggi skor skala minum-meminum-minuman keras yang diperoleh berarti semakin tinggi seseorang dalam menggnunakan minuman keras, semakin rendah skor skala minum-minuman keras maka semakin rendah tingkat ketergantungan seseorang dalam menggunakan minuman keras
3.5.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: skala
sikap
untuk mengukur pengaruh minum-minuman keras terhadap perilaku agresif siswa.
Data variabel terikat berupa perilaku minum minuman keras yang berjumlah 30 item
pernyataan (tabel 3.1) sedangkan skala sikap data variabel bebas perilaku agresif siswa
yang berjumlah 29 item pernyataan (tabel 3.2).
3.5.1.
Skala Minum-Minuman Keras
kadar minuman keras yang diminum dari kadar yang terendah sampai kadar yang tertinggi, (c) jumlah minuman keras yang diminum yaitu seberapa banyak individu mengkonsumsi minuman keras, dan (d) cara meminumnya yaitu bagaimana cara individu meminumnya.
[image:3.612.99.526.185.669.2]Skala minum-minuman dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3.1
Skala Minum-Minuman Keras
Aspek No,item Jumlah
Frekuensi minum 1,3,11,12,18, 23,24,27,29
9
Kadar minuman keras 2,6,8,9,10,16, 20,26,30
9
Jumlah minuman keras yang diminum
4,7,13,14,15, 19,22,
7
Cara-cara meminumnya 5,17,21,25,28 5
Total 30
Dalam item-item perilaku agresif pada siswa dan perilaku minum-minuman keras ini menggunakan bentuk jawaban pilihan untuk mengetahui respon subyek terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan dua pilihan jawaban, yang melipuit : (a). STS (b). TS. (c). S (d). SS
(a). STS : Sangat tidak sesuai
(b). TS : Tidak Sesuai
(c). S
: Sesuai
(d). SS : Sangat sesuai
3.5.2.
Skala perilaku agresif :
b. Agresi verbal, yakni respon vokal yang menyampaikan stimulus yang menyakiti mental dalam bentuk penolakan dan ancaman.
c. Kemarahan, yakni emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta diri sendiri
d. Permusuhan, yakni tindakan yang mengekspresikan kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun kemarahan yang sangat kepada pihak lain
[image:4.612.104.515.185.679.2]Adapun Skala agrsif pada siswa sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skala Perilaku Agresif Pada Siswa Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif
Konsep Sub Konsep Indikator Item
No Item F Un F Perilaku
agresif adalah kecende rungan perilaku atau perilaku yang niatnya untuk menyaki ti orang lain, baik secara fisik maupun
psikolo-Agresi Fisik, Yakni tindakan agresi yang menyakiti individu lain secara fisik
Memukul
Terkadang saya merasa begitu ingin memukul teman.
1
Bila teman saya mencari masalah dengan saya, saya dapat saja memukulnya.
5
Saya akan balas
memukul bila dipukul. 9 Menurut saya memukul orang lain adalah tindakan yang salah, apapun alasannya.
24
Saya sering ringan
gis
Perkelahian
Saya pernah terlibat
perkelahian fisik. 13
Bila ada teman yang menyakiti atau
mengancam saya, maka saya akan berkelahi dengannya.
21
Melakukan kekerasan
Bila saya harus menggunakan kekerasan untuk mendapatkan hak-hak saya, maka saya akan melakukan kekerasan.
17
Mengancam
Saya pernah
mengancam teman saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
26
Merusak barang
Saya pernah merusak barang yang ada disekitar saya ketika saya marah. 28 Agresi verbal, yakni respon vokal yang menyampaikan stimulus yang menyakiti mental dalam bentuk penolakan dan ancaman Membantah
Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya akan langsung membantahnya. 2 Menurut teman-teman, saya senang membantah. 18 Bertengkar mulut
Saya sering bertengkar mulut dengan teman saya (misal : mengejek, membantah)
6
Berterus terang apabila
Ketika saya jengkel pada seseorang, saya akan mengatakannya dengan
jengkel terus terang.
Pendapat harus diterima
Saya membantah teman-teman yang tidak setuju dengan saya. (Pendapat saya harus diterima).
14
Kemarahan, yakni emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta
diri sendiri Marah
Saya mudah marah, tetapi mudah pula melupakan kemarahan saya.
3
Menurut beberapa teman, saya mudah marah.
15
Saya heran karena sering kali merasakan kepahitan ( marah ) atas hal-hal tertentu.
16
Kadang saya merasa begitu marah sehingga saya merasa akan meledak.
11
Saya sering tidak dapat mengendalikan
kemarahan saya.
22
Menunjuk-kan perasaan terpukul
Saat saya terpukul (sedih, kecewa), saya menunjukkan perasaan saya kepada teman-teman saya.
7
Tidak mudah marah
Saya adalah orang yang tenang (tidak mudah marah).
Permusuhan, yakni tindakan yang
mengekspresika n kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun
kemarahan yang sangat kepada pihak lain
Merasa iri Saya sering merasa iri. 4
Merasa hidup tak adil
Saya merasa hidup saya
tidak adil. 8
Teman tidak mau bermain bersama
Teman-teman tidak mau bermain dengan saya.
12
Merasa dibicarakan kejelekannya
Saya tahu, teman-teman sering membicarakan kejelekan saya tanpa sepengetahuan saya.
20
Merasa curiga
Saya curiga bila ada orang asing yang sangat ramah.
23
Kalau teman saya berbuat baik pada saya, pasti mereka punya maksud tertentu.
27
Merasa ditertawa-kan
Terkadang saya merasa teman – teman
mentertawakan saya tanpa sepengetahuan saya.
25
3.6.
Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disyaratkan memenuhi syarat valid dan
reliabel. Arikunto (2006) menjeleskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen
dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, Sugiyono (2010).
Untuk mengukur validitas item instrumen menggunakan rumus
statistic Corrected item
–total
correlatiaon dengan bantuan SPSS 1.11
for windows.
Untuk menentukan validitas
item digunakan acuan menurut Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan
valid jika koefisien korelasi teruji dengan batas bawahnya sama dengan 0,20 (validitas
rendah). Berikut ini adalah kreteria untuk menentukan validitas item menurut Ali, sebagai
berikut:
0,00-0,20 : dianggap tidak ada validitas 0,20-0,40 : validitas rendah
0,40-0,60 : validitas sedang
0,60-0,80 : validitas tinggi 0,80-1,00 : validitas sempurna
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik (Arikunto, 2006). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau keajegan
jawaban responden terhadap pernyataan dalam instrumen digunakan teknik
Cronbach’s
Alpa
dengan bantuan program SPSS. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut:
α>0, = Istimewa 0, <α≤0, = Baik
0, <α≤0,7 = Dipertanyakan
Dalam penelitian ini uji coba validitas item dan reliabilitas instrumen Minum-minuman
keras dan perilaku agresif dilakukan pada siswa SMK Saraswati Salatiga kelas XI MOA
yang berjumlah 38 siswa pemilihan responden uji coba ini dilakukan di sekolah setempat
yang akan diteliti akan tetapi di tempat dilakukannya uji instrumen ini menurut keterangan
guru BK yang ada kelas ini terdiri dari berbagai kondisi siswa yang berbeda-beda dari
berbagai latar belakang sehingga sangat baik apabila dibuat untuk uji instrumen. Uji coba
instrumen dilakukan satu kali sekaligus dua skala sikap kepada 38 siswa, didapat
corrected
item total correlation dan reliability coefficient
.
Dari tabel lampiran 6 terlihat bahwa dari 30 item indikator empirik perilaku
minum-minuman keras memiliki koefisien
correted item
total terendah 0,2341 sedangkan indikator
empirik perilaku agresif siswa yang terdiri dari 29 item terendah 0,2248 merujuk pada
ketentuan menurut Ali (1987) maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item soal
dinyatakan valid. Sedangkan untuk reliabilitas instrumen diperoleh angka koefesien Alpha
0,8715 untuk instrumen perilaku minum-minuman keras sedangkan untuk perilaku agresif
siswa diperoleh Alpha sebesar 0,8765 sehingga instrumen ini bisa dikatakan baik merujuk
ketentuan George dan Mallery (1995).
3.7.
Teknik Analisis Data