• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas air untuk pertanian: : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kualitas air untuk pertanian: : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kualitas air untuk pertanian:

Irigasi

: Agar tidak merusak tanaman dan tanah

Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan

Eutrofikasi

Jadi sebelum dan sesudah memasuki areal

(3)

Kualitas air yang dimaksud:

 Banyaknya konsentrasi endapan (sedimen) Kandungan sedimen dalam air irigasi akan:

Mempengaruhi tekstur, permeabilitas serta kesuburan tanah

Mempengaruhi daya tampung saluran sehingga meningkatkan biaya untuk pemeliharaan saluran.

 Banyaknya unsur-unsur kimia serta mikroba

 mempengaruhi kesesuaiannya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman maupun sifat kimiawi

(4)

Sifat kimiawi air irigasi yang terpenting:

Konsentrasi garam total terlarut (salinitas)

Perbandingan banyaknya natrium terhadap

kation-kation lain

Konsentrasi elemen-elemen yang bersifat fototoksit

Konsentrasi bikarbonat dalam hubungannya dengan

(5)

Irrigation Water Quality Criteria

Salinity hazard – kandungan total soluble salt

Sodium hazard – proporsi relatif sodium (Na

+

)

terhadap ion calcium (Ca

2+

) and magnesium (Mg

2+

)

pH

Alkalinity - carbonate and bicarbonate

Specific ions: chloride (Cl), sulfate (SO4

2-

), boron

(6)

a. Konsentrasi Garam Total (Salinitas)

- Konsentrasi garam total  kriteria paling penting karena

mempengaruhi langsung tingkat kualitas tanah.

- Tingkat konsentrasi garam yang tinggi sampai batas

tertentu akan meningkatkan tekanan osmotik tanaman sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

- Besarnya kandungan garam biasanya disetarakan dalam bentuk Konduktifitas Listrik (EC) / daya hantar listrik dengan satuan mmhos/cm atau mhos/cm.

- Total garam terlarut (TDS) mg/l = 640 EC (mhos/cm) ppm = 0,64 EC (mhos/cm)

(7)

Kriteria air irigasi berdasarkan EC

(8)
(9)

Tabel 3. Klasifikasi air berdasarkan kadar garamnya. (AS Kapoor, 2001)

Kadar garam (mg/l) Klasifikasi air < 500 500 – 1500 1500 – 5000 > 5000 35000 > 35000 Bersih / segar Sedang Payau Asin Sangat asin Pahit

(10)

b. Perbandingan jumlah natrium

terhadap kation-kation lain

Kandungan natrium yang tinggi dalam air irigasi:

- Rusaknya struktur tanah karena terdispersinya partikel tanah

- Tingginya pH sehingga akan meracuni tanaman

- Keberadaan kation lain (Ca dan Mg) dalam air akan mengurangi sifat merusak dari natrium.

- Penilaian bahaya natrium dinyatakan dalam: Sodium Adsorption Ratio (SAR)  Bandingan absorpsi natrium.

(11)

Klasifikasi air irigasi berdasarkan nilai SAR

(12)

Tabel 5. Klasifikasi air irigasi berdasarkan nilai SAR. (U.S.

Salinity Lab.) – Sodium Hazard

Kelas Keterangan

S1 Air berkadar natrium rendah (SAR < 10).

Air ini dapat dipergunakan untuk irigasi hampir semua tanah dengan sedikit

kemungkinan bahaya terhadap pembentukan kadar Na+ tinggi. Untuk tanaman yang peka terhadap Na+ harus dijaga kemungkinan akumulasi natrium.

S2 Air berkadar natrium sedang (SAR : 10 – 18).

Air ini berbahaya bagi tanah dengan tekstur halus yang mempunyai daya absorpsi tinggi, terutama pada kondisi pencucian yang rendah. Tanah-tanah bertekstur kasar yang mengandung gips atau pada tanah organik dengan permeabilitas yang baik, air ini dapat digunakan.

S3 Air berkadar natrium tinggi (SAR : 18 – 26).

Air ini akan menghasilkan konsentrasi Na+ yang tinggi pada hamper semua tanah. Untuk dapat digunakan pada tanah dengan drainase baik, diperlukan pengolahan tanah secara khusus disertai dengan tersedianya air untuk pencucian yang cukup banyak dan cukup tersedia bahan-bahan organic. Pada tanah mengamdung gips, bahaya natrium ini dapat dikurangi.

S4 Air berkadar natrium sangat tinggi (SAR > 26).

Air ini umumnya tidak baik untuk irigasi, kecuali pada tanah dengan kandungan garam (salinitas) sangat rendah.

(13)

Persentase Natrium (% Na

+

) diperhitungkan

berdasarkan rumus:

Na

+

% Na+ =

x 100%

Na

+

+ K

+

+ Ca

2+

+ Mg

2+

Kadar kation-kation dinyatakan dalam me/l

Kation

: Na

+

, Ca

2+

, Mg

2+

Anion

: Cl

-

, SO4

2-

, HCO

(14)

Tabel 6. Klasifikasi air irigasi menurut Scofield (1935)

Kelas air DHL (mhos/cm) Na (%) Cl/SO4 2-(ppm) Boron (ppm) Kategori 1 2 3 4 5 0 – 250 250 – 750 750 – 2000 2000 – 3000 > 3000 0 – 20 20 – 40 40 – 60 60 – 80 > 80 0 – 4 4 – 7 7 – 12 12 – 20 > 20 0 – 0,67 0,67 – 1,33 1,33 – 2,00 2,00 – 2,50 > 2,50 Sangat baik Baik Agak baik Kurang baik Buruk

(15)

Air yang baik bagi pertumbuhan tanaman jika bersodium rendah.

Sulit  karena sodium terdapat di koloid tanah dan

berfluktuasi sesuai penambahan air irigasi atau hujan dan sistem koloid tanah.

Hubungan antara konsentrasi dan komposisi garam dalam air irigasi dan sodium dalam tanah seperti berikut:

(Mahida, 1983)

Nax (Na+)

= K

Cax + Mgx  (Ca2+ + Mg2+) 2

Dimana:

Na+, Ca2+, Mg2+= konsentrasi kation (m.e/l)

Nax, Cax, Mgx = kation yang dapat dipertukarkan (m.e/100 gr tnh)

(16)

pH and Alkalinity

 Kadar keasaman atau kebasaan air irigasi dinyatakan

sebagai pH (< 7.0 asam; > 7.0 basa).

 Range pH normal 6.5 - 8.4.

 pH rendah  korosi pada sistem irigasi

 pH tinggi > 8.5 sering disebabkan kehadiran

konsentrasi bicarbonate (HCO3-) dan carbonate (CO3

2-) atau disebut alkalinity.

 High carbonates cause calcium and magnesium ions

mengakibatkan pelepasan minerals dan menyisakan sodium sebagai dominant ion in solution.

 This alkaline water could intensify sodic soil conditions.

In these cases, a lab will calculate an adjusted SAR (SARADJ) to reflect the increased sodium hazard.

(17)

c. Konsentrasi elemen-elemen yang bersifat

fototoksit

Elemen-elemen yang bersifat fototoksit termasuk

disini adalah kandungan mikroba dan alga yang jika

terkena cahaya matahari, alga akan berkembang

dengan pesat sehingga menurunkan kandungan

oksigen dalam air irigasi. Ini mengakibatkan

Eutrofikasi.

(18)

Chloride

Akibat Cloride bagi tanaman

 Kenampakan terbakar pada daun (leaf burn)

Diatasi dengan:

Penyiraman pada malam hari atau saat mendung.

Pemberian irigasi secara tetes

Menghindarkan kontak air irigasi dengan daun

(19)
(20)

Sulfate

Mempengaruhi tanaman pada konsentrasi yang

tinggi.

Karena mempengaruhi kapasitas pengambilan ion

lain yang dibutuhkan tanaman.

Untuk lahan berpasir, diijinkan hingga <1 % organic

(21)

Nitrogen

 Nitrogen pada irrigation water (N) menunjukkan

kesuburan,

 Konsentrasi Ion nitrate pada air irigasi biasanya lebih

tinggi daripada ammonium.

 Waters high in N can cause quality problems in crops such

as barley and sugar beets and excessive vegetative growth in some vegetables. However, these problems can usually be overcome by good fertilizer and irrigation management.

 Regardless of the crop, nitrate should be credited toward

the fertilizer rate especially when the concentration exceeds 10 ppm NO3-N (45 ppm NO¯3).

(22)

d. Konsentrasi bikarbonat dalam hubungannya dengan konsentrasi kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).

Bahaya sodium selain dapat dinilai melalui SAR, juga

dapat dideteksi melalui

Residual Sodium

Carbonat

(RSC)

. Konsep ini berdasarkan bahwa

konsentrasi ion-ion bikarbonat (HCO3) dapat

menyebabkan presipitasi dari kalsium dan magnesium

bikarbonat dari larutan tanah yang akhirnya dapat

meracuni tanaman. Dihitung menurut rumus:

RSC = (CO3

2-

+ HCO

3-

) – (Ca

2+

+ Mg

2+

)

(23)

Berdasarkan RSC, kualitas air irigasi

dikelompokkan dalam 3 kelas:

Kelas (1)

RSC (< 1,25 m.e/l) digolongkan air yang cocok dan

baik untuk semua jenis tanah, sehingga memberikan

pertumbuhan tanaman yang normal. Air pada kelas

ini tidak memberikan pengaruh buruk terhadap

(24)

Berdasarkan RSC, kualitas air irigasi

dikelompokkan dalam 3 kelas:

Kelas (2)

 RSC (1,25 – 2,50 m.e/l). Air ini cocok untuk jenis tanah

tertentu dan untuk tanaman tertentu pula. Biasanya

tanaman yang toleran dan agak toleran terhadap sodium dapat tumbuh. Air ini tidak dapat digunakan pada tanah dengan drainase buruk dan juga perlu pengolahan tanah secara khusus untuk mengurangi salinitas misalnya dengan mengalirkan air bersih (salinitas rendah). Untuk

pemanfaatan tanah ini, dipilih tanaman yang toleran

terhadap kadar garam tinggi seperti tomat, cabe dan ubi jalar.

(25)

Berdasarkan RSC, kualitas air irigasi

dikelompokkan dalam 3 kelas:

Kelas (3)

RSC (> 2,5 m.e/l). Air ini tidak cocok dipakai untuk

kepentingan tanaman, karena tingkat kadar

garamnya sangat tinggi. Apabila tanah permeable

dan pengolahan tanah khusus dapat dilakukan

seperti pembasuhan tanah dengan air bersih yang

intesif dan pemilihan tanaman sangat toleran, tanah

ini masih memungkinkan dipakai untuk kepentingan

pertanian.

(26)

PETUNJUK KUALITAS AIR UNTUK IRIGASI

Kualitas air untuk irigasi

Tergantung:

- Total garam terlarut dalam air

(TDS=Total Dissolved Salts)

- Jenis dan kondisi tanah

- Iklim

- Jenis tanaman yang diusahakan

- Pengelolaan dan irigasi

(27)

Tabel 8. Batasan pemanfaatan air irigasi yang

saline, (India)

Tekstur tanah (% clay) Toleransi tanaman

Nilai EC pada batasan curah hujan daerah

< 350 mm 350-550 mm >550 mm Halus (>30) Sensitif Semi toleran Toleran 1.0 1.5 2.0 1.0 2.0 3.0 1.5 3.0 4.5 Cukup halus (20-30) Sensitif Semi toleran Toleran 1.5 2.0 4.0 2.0 3.0 6.0 2.5 4.5 8.0 Cukup kasar (10-20) Sensitif Semi toleran Toleran 2.0 4.0 6.0 2.5 6.0 8.0 3.0 8.0 10.0 Kasar (<10) Sensitif Semi toleran Toleran -6.0 8.0 3.0 7.5 10.0 3.0 9.0 12.5

(28)

Hal-hal yang harus diperhatikan dari

kualitas air:

1. Salinitas tanah akan meningkat seiring meningkatnya

salinitas air irigasi, banyaknya irigasi yang diterapkan dalam satu musim tanam, kehalusan tekstur tanah,dan penurunan konduktivitas hidrolik tanah.

2. Alkalinitas tanah meningkat seiring peningkatan nilai SAR

atau kandungan ion bikarbonat dalam air irigasi.

3. Meskipun pada salinitas rendah (1-3 mmhos/cm), alkalinitas

tanah meningkat seiring meningkatnya nilai RSC.

4. Air irigasi yang saline (Tipe Na-Cl), bisa aman digunakan di

daerah yang memiliki drainase yang baik, tekstur tanah kasar, dan muka air tanah yang rendah.

5. Air saline bisa dipergunakan untuk mengairi tanaman yang

toleran.

6. Efek merugikan air saline tidak terjadi di daerah curah hujan

(29)

Tabel 9. Jenis tanaman yang sensitive, semi toleran dan

toleran terhadap garam.

Sensitif Semi toleran Toleran

Kacang tanah Kacang panjang Kedelai Jeruk Lemon Apel Peach Pear Jagung Padi Tebu Kapas Melon Semangka Selada keriting Kobis Bawang Kentang Mangga Gandum Barley (gandum bir) Oat Bit Jambu Palm Kelapa

(30)

TUGAS

Bagi mendaji 4 kelompok sesuai nomer urut absen Cari Artikel Tentang

“Water Quality Assessment”

1. Open Channel Irrigation 2. Hidroponik

3. Air tanah

4. Irigasi Sprinkler / tetes

Kemudian buat semacam Petunjuk Teknis.

Gambar

Tabel 3. Klasifikasi air berdasarkan kadar garamnya.
Tabel 6. Klasifikasi air irigasi menurut Scofield (1935)    Kelas  air  DHL  (mhos/cm)  Na (%)  Cl/SO 4 2-(ppm)  Boron (ppm)  Kategori  1  2  3  4  5  0 – 250  250 – 750  750 – 2000  2000 – 3000 &gt; 3000  0 – 20  20 – 40 40 – 60 60 – 80 &gt; 80  0 – 4 4
Tabel 8. Batasan pemanfaatan air irigasi yang  saline, (India)    Tekstur tanah (%  clay)  Toleransi tanaman
Tabel 9. Jenis tanaman yang sensitive, semi toleran dan  toleran terhadap garam.

Referensi

Dokumen terkait

Beri air pada wajan, taruh roller plate di bawah stick roller plate, taruh rak di atas wajan, taruh wajan di atas kompor, nyalakan api, setelah pemutar api

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan

Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan para ahli, maka dapat dikatakan positioning adalah suatu bentuk komunikasi dari seorang pemasar untuk memposisikan produknya melaui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya polimorfisme gen BMP-15 (Bone morphogenetic protein-15) dengan menggunakan teknik PCR-RFLP dan hubungannya dengan

3) Membahas bersama Kasubbagian Hukum dan Organisasi dan pelaksanaan mengenai penyusunan konsep pedoman analisis jabatan dan evaluasi jabatan di lingkungan BKIPM; 4)

Luas lingkup manual penetapan standar pendidikan tinggi Universitas Medan Area adalah merancang, merumuskan dan menetapkan standar pendidikan tinggi dan standar

Simpulan: Ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, status ekonomi, dan status tempat tinggal

Development teknik identifikasi bahaya adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan potensi resiko yang terdapat dalam proses desain atau operasi suatu sistem atau unit