• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Perbedaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Perbedaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

Pada umumnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Perbedaan pasar modal dengan pasar yang lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan.

Pasar modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,

public authorities,maupun perusahaan swasta (Suad,1998:155).

Pasar modal adalah pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya (Tandelilin,2001:150)

Pasar Modal yaitu pasar keuangan yang mentransaksikan sekuritas (surat berharga) yang memiliki waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun (Mangani,2009:80). Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat pasar modal ialah (Samsul,2006:65) :

(2)

1. Sudut pandang negara

Pasar modal bertujuan untuk menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri.

2. Sudut pandang emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daripada meningkatkan modal pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di era globalisasi.

3. Sudut pandang masyarakat

Pasar modal adalah sarana masyarakat untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito,emas,tanah atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi. Jika pasar modal itu berjalan dengan baik,jujur, pertumbuhannya stabil dan harganya tidak terlalu bergejolak, maka sarana itu akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.

(3)

2.1.2 Saham

“Saham (stock) adalah merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan” (Syahyunan,2013:200). Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan menerbitkan saham suatu perusahaan,maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan,setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal (Tandelilin,2001:18).

Menurut Jogiyanto (2000:53) ada 2 jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).

a. Saham biasa (common stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada managemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu:

1. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat

(4)

melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

2. Hak menerima pembagian keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan,pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan,sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen. Keputusan perusahaan membayar dividen atau di tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan dividennya (dividen policy). Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemengang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegan saham.

(5)

Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya presentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham yang lama untuk membeli tambahan saham yang baru,sehingga presentasi kepemilikannya tidak berubah. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan kedua dari hak ini adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

b. Saham preferen (preferren stock)

Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa.

a. Karakteristik saham preferen • Preferen terhadap dividen

Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa dan juga memberikan hak dividen kumulatif yaitu memberikan hak kepada pemegang saham kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

(6)

• Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.

b. Jenis-jenis saham preferen • Convertible preferred stock

Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk didalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.

Callable preferred Stok

Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominalnya sahamnya.

Floating atau adjustable-rate prefered stock (ARP)

Saham ini merupakan inovasi baru di Amerika Serikat yang diperkenalkan tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas Treasury bill. Saham preferen tipe

(7)

baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.

2.1.3 Harga Saham

Harga saham dapat diartikan sebagai nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana saham tersebut telah beredar. Oleh sebab itu saham (stock atau share) berfungsi sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Menurut Belkoui (2002) harga saham adalah nilai dari pernyataan dan kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga saham yang terjadi pada pasar modal efisien merupakan refleksi dari semua informasi yang telah dipublikasikan dan terjadi pada keseimbangan yang berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa harga saham tersebut adalah sama dengan nilai intrinsik dari saham tersebut di setiap waktu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan pada suatu bursa efek menggambarkan tingkat kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Berdasarkan pendapat dan penjelasan di atas maka peneliti menjadikan harga saham sebagai variabel

(8)

independen dalam penelitian ini sebagai variabel yang sangat mempengaruhi tingkat return saham ketika saham tersebut dijual kembali ke pasar modal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yaitu seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.1

Faktor Eksternal dan Internal yang mempengaruhi harga saham

Sumber : Birgham dan Houston (2006:32)

Gambar 2.1 menunjukkan faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan deviden, struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain

2.1.4 Return Saham

Harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan yang disebut dengan return ( Tandelilin,2001:75).

Batasan Eksternal:

1. Undang-undang Antitrust 2. Peraturan Lingkungan

3. Peraturan keamanan produk dan tempat kerja

4. Peraturan praktik ketenagakerjaan 5. Kebijakan federal reserve

6. Peraturan internasional 7. Dan seterusnya

Batasan Internal:

Keputusan kebijakan strategis yang dikendalikan oleh manajemen : 1. Jenis produk dan jasa yang

dihasilakan

2. Metode produksi yang digunakan 3. Usaha penelitian dan

pengembangan

4. Penggunaan pendanaan melalui utang secara relatif

5. Kebijakan dividen 6. Dan seterusnya

(9)

Apabila investasi diartikan sebagai kepemilikan aset,maka tingkat pengembalian investasi diartikan sebagai Rate of Return. Untuk mengetahui

rate of return hal yang harus diketahui adalah : • Nilai awal investasi modal

• Pendapatan bersih dari nilai awal investasi

Secara matematis, return dapat dijabarkan dalam rumus berikut :

Return =

Keterangan :

Pt = harga saham pada periode t

Pt-1= harga saham sebelum periode t-1

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu: 1. Yield

Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham , yield ditunjukkan dari besarnya dividen yang kita peroleh.

(10)

Menurut Jogyianto (2000:86) return total dapat dinyatakan sebagai berikut:

Return total =

+

Yield

2. Capital Gain/loss

Merupakan komponen kedua return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang) yang memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain/loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.

2.1.5 Hipotesis pasar efisien

Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup controversial di bidang keuangan.

Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi yang bersifat saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini),serta informasi yang bersifat sebagai pendapat /opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (Tandelilin,2000:75). Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu :

(11)

1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis,menilai dan melakukan perdagangan saham. Disamping itu, mereka juga merupakan price taker

sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga sekuritas.

2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.

3. Informasi yang terjadi bersifat random.

4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

Menurut Fama (1970) , hipotesis pasar efisien diklasifikasikan ke dalam 3 bentuk yaitu :

1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form) yaitu semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa yang akan datang

(12)

dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal.

2. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong) merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga pasar di samping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu) juga dipengaruhi semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning,dividen,pengumuman stok split, penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, investor tidak dapat berharap return abnormal jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan.

3. Efisien dalam bentuk kuat (strong form). Pasar efisien dalam bentuk kuat ,semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seorang pun investor yang bisa memperoleh return abnormal.

Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi agar pasar dapat menjadi efisien. Kecanggihan informasi dan pengambilan keputusan yang tepat adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam menganalisa kondisi pasar yang efisien. Ketersediaan informasi

(13)

saja tidak menjamin pasar akan efisien. Perbedaannya adalah jika efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan informasi dan pelaku pasar.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien yaitu sebagai berikut :

1. Investor adalah penerima harga (pricetakers),yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusi-institusi dan individual-individual rasional yang mampu mengartikan dan menginterpretasikan informasi dengan baik untuk digunakan menganalisis, menilai dan melakukan transaksi pembelian atau penjualan sekuritas bersangkutan.

2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio,koran atau media massa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari informasi tersebut juga relatif sangat murah untuk diperoleh oleh

(14)

publik. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau majalah tersebut. Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh pelaku pasar dengan mendengarkan lewat radio menjadi pemirsa televisi.

3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi baru.

4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencermikan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.

Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut terjadi :

1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.

2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan lainnya terhadap suatu

(15)

informasi yang sama. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi tidak merata sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi tepat waktunya, sebagian menerima informasi dengan terlambat dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Kemungkinan lain dari kondisi ini adalah pemilik informasi memang tidak berniat untuk menyebarkan informasinya untuk kepentingan mereka sendiri. Kondisi seperti ini yaitu sebagian pelaku pasar mempunyai informasi dan sebagian tidak mempunyainya desebut dengan informasi yang tidak simetris (information asymetric). Mereka punya akses privat terhadap informasi dan menggunakannya untuk bertransaksi disebut dengan insider trader.

Perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi privat ini disebut dengan insider trading yang merupakan kegiatan yang melanggar hukum, karena merugikan pelaku pasar lainnya yang tidak mendapatkan informasi bersangkutan. Insider trader merupakan orang-orang yang mempunyai akses privat ke sistem informasi, seperti misalnya manager-manager di dalam perusahaan emiten yang lebih tahu persis tentang informasi perusahaannya dibandingkan dengan orang lain yang di luar perusahaan.

3. Informasi yang disebarkan dapat diperdiksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.

(16)

4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih (unsophisticated investors). Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas (naive fashion), karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Karena mereka tidak canggih, maka seringkali mereka melakukan keputusan yang salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak tepat. Seringkali untuk informasi-informasi yang harus diinterpretasikan tampaknya tersesat oleh informasi tersebut (Jogiyanto,2000:284).

2.1.6 Anomali Pasar

Anomali pasar (market anomalies) muncul pada semua bentuk pasar efisien, baik bentuk lemah,semi kuat maupun kuat. Anomali pasar adalah suatu kejadian/peristiwa yang dapat dieksploitasi untuk menghasilkan

abnormal return/profit (levy dalam gumanti,2011:120). Keempat anomali itu adalah :

1. Anomali perusahaan (firm anomalies) muncul akibat adanya karakter khusus dari perusahaan. Contohnya, perusahaan kecil setelah disesuaikan dengan resiko lebih besar memberikan return dibandingkan perusahaan besar sehingga mempengaruhi keputusan investor untuk lebih cenderung membeli saham perusahaan kecil.

(17)

2. Anomali musiman (season anomalies) sangat tergantung pada waktu. Menyebutkan bahwa harga saham perusahaan yang berbasis musiman seperti perusahaan perdagangan konveksi akan cenderung mengalami peningkatan pada hari-hari dimana musim sedang ramai. Salah satunya adalah calendar anomalies yang merupakan salah satu anomali dalam kategori time series anomalies yang disebabkan karena adanya imbal hasil yang tidak wajar pada periode tertentu. Didalam calendar anomalies dikenal weekend effect, holiday effect

dan monthly effect seperti december effect,january effect dan lainnya (sean cleary et al dalam sanjoko 2013). Weekend effect adalah merupakan suatu pengaruh akhir minggu yang mengakibatkan adanya gejala yang menunjukkan bahwa return saham hari jumat akan lebih tinggi dibanding hari-hari perdagangan lainnya, sebaliknya hari senin akan menunjukkan return yang lebih rendah (Tandelilin,2001:200).

3. Anomali peristiwa (even anomalies) terjadi bilamana harga mengalami perubahan setelah adanya suatu kejadian atau peristiwa yang mudah teridentifikasi. Misalnya, pengumuman pencatatan saham.

4. Anomali akuntansi (accounting anomalies) adalah perubahan harga saham akibat dikeluarkannya informasi akuntansi. Contohnya, informasi kenaikan laba perusahaan lebih dari yang telah

(18)

2.1.7 Weekend Effect

Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Peristiwa corporate action, seperti split, right,

issue, waran, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa insidentil, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Investor yang banyak memperlajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli saham begitu peristiwa terjadi (Samsul, 2006:274).

Weekend effect adalah sebuah fenomena pasar keuangan yang merupakan bagian dari anomali musiman di mana pendapatan saham pada hari senin secara signifikan sering lebih rendah dibandingkan hari jumat sebelumnya. Beberapa teori yang menjelaskan pengaruh atribut kecenderungan bagi perusahaan untuk merilis berita buruk pada hari jumat setelah pasar dekat dengan harga tertekan pada hari senin. Dan secara psikologis, para investor memiliki kecenderungan tersendiri ketika akan memulai pada awal pekan dan mengakhirinya pada akhir pekan.

2.1.8 Analisis Teknikal

Dalam pendekatan teknikal ini dinyatakan bahwa, investor adalah makhluk irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan perilaku

(19)

sekelompok masa (mass behaviour). Seorang individu yang tergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tetapi sering kali melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi mereka. Pada titik ekstrim seorang teknikalis tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang dia membeli pada saat harga rendah dan menjual pada saat harga tinggi maka akan memperoleh keuntungan, tidak peduli apakah saham yang dibeli dari perusahaan yang untung atau perusahaan yang menderita kerugian.

Keputusan analisis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola perilaku saham di masa akan datang.

(20)

Dengan mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang maka para analis teknikal berpendapat kalau segala sesuatu yang terjadi di pasar baik itu kondisi ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lain itu sudah tercermin pada harga yang terbentuk dari transaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), selain itu harga juga selalu bergerak di dalam trend (naik, turun atau sideways) dan selalu berulang dari waktu ke waktu. Pada intinya analisa teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama. Levy (1966) dalam Tandelilin (2001:248), mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut :

1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.

2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor tidak rasional. Faktor-faktor tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental serta faktor-faktor seperti opini yang beredar, mood investor dan ramalan-ramalan investor.

3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu relatif panjang. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan

(21)

penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Sularso,Suyono dan Rahmawanto pada tahun 2013 dengan judul “Analisis Monday dan Weekend Effect pada Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan return yang terjadi pada hari Senin sampai dengan hari Jumat dan untuk mengetahui terjadinya Monday effect pada hari perdagangan saham yang mengakibatkan return saham negatif pada awal pekan dan weekend effect yang mengakibatkan return saham tertinggi pada akhir pekan serta pengaruh secara simultan dan parsial antara hari perdagangan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan uji t satu sampel,rata-rata hitung dan analisis linier berganda. Hasi penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham harian pada hari-hari perdagangan dalam satu pekan di Bursa Efek Indonesia,

Monday Effect tidak terjadi karena tidak terjadi return saham negatif pada hari senin begitu juga dengan Weekend effect karena tidak terjadi return saham tertinggi hari jumat serta hari perdagangan berpengaruh secara parsial yang berpengaruh signifikan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia adalah hari jumat. Secara bersama-sama terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia.

(22)

Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiaji pada tahun 2013 dengan judul “Pengujian The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect

Terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut menguji perubahan dari anomali pasar yaitu The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan ialah Kruskall Wallist Test, Wilcoxon right side test dan left right side. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa The Day of The Week Effect dan Week Four Effect terjadi di Bursa Efek Indonesia sedangkan Rogalsky Effect tidak terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi Ariyeani pada tahun 2012 dengan judul “Efek Anomali Pasar terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah meneliti lebih lanjut mengenai anomali pasar yaitu the day of the week effect, week four effect dan rogalsky effect

untuk memberikan gambaran kepada para investor bagaimana anomali pasar yang mungkin terjadi. Alat analisis yang digunakan ialah analisis ANOVA,one sample T-Test dan independent sample T-Test. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak terbukti terjadi the day of the week effect,week four effect dan rogalsky effect

hal tersebut terjadi karena periode yang menjadi objek penelitian sangat singkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Winda pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Weekend Effect Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan abnormal return yang signifikan akibat adanya Weekend Effect. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

(23)

adanya perbedaan abnormal return diakibatkan oleh Weekend Effect faktor penyebabnya adalah menjelang hari terakhir hari perdagangan ada pengaruh investor mendapatkan bad news dan good news sehingga mempengaruhi perilaku mereka.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Nur Azlina pada tahun 2009 dengan judul “Pengaruh The Monday Effect terhadap Return Saham JII di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh the Monday effect terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan return pada hari senin berbeda dengan hari perdagangan lainnya dan dipengaruhi oleh hari jumat minggu sebelumnya.

Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti Terdahulu

NO Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Sularso

(2013)

Analisis Monday dan Weekend Effect terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

- Monday Effect - Weekend Effect - Return Saham Terdapat perbedaan yang signifikan return saham pada hari-hari perdagangan tetapi tidak terjadi Monday maupun

Weekend Effect dalam periode penelitian tersebut.

2 Lutfiaji (2013)

The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

- The Day Of The Week Effect - Week Four Effect - Rogalsky

Fenomena The Day Of The Week Effect, Week Four Effect terjadi pada saham LQ 45 di BEI periode 2012 sedangkan fenomena Rogalsky

(24)

- Return Saham saham LQ 45 di BEI periode 2012. 3 Pratiwi (2012)

Efek Anomali Pasar terhadap

Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia - The Day Of The Week Effect - Week Four Effect - Rogalsky Effect - Return Saham Tidak terbukti terjadinya The Day Of

The Week Effect,Week Four Effect dan

Rogalsky Effect pada Return Saham periode penelitian juni 2008 sampai juni 2011

4 Winda (2011)

Pengaruh Weekend Effect

Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia

- Weekend Effect - Return Saham Penelitian ini menunjukkan terjadinya

weekend Effect yang mengakibatkan adanya abnormal return yang signifikan pada peride

penelitian pada February hingga Desember 2009. 5 Nur Azlina (2009)

Pengaruh The Monday Effect

terhadap Return Saham JII di Bursa Efek Indonesia

- Monday Effect

- Return

Saham

Terjadi Monday Effect

yang membuat return

berbeda dengan hari perdagangan lainnya dan dipengaruhi oleh hari jumat minggu sebelumnya.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang

telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2

(25)

Rendah Tinggi

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Weekend Effect yang terjadi di pasar saham ditandai dengan adanya penarikan return saham yang tinggi di akhir minggu yaitu pada hari jumat dan rendah di awal minggu yaitu hari senin.

2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2011:84) hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Adanya perbedaan return yang terjadi pada hari senin dan hari jumat.

H2 : Terjadi Efek Akhir Pekan (Weekend Effect) yaitu return saham pada hari senin yang menunjukkan return terendah (negatif) dengan return saham hari jumat yang menunjukkan return tertinggi (positif)

Senin (X1) Jumat (X2)

Return Saham (Y)

Uji beda Weekend Effect

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Aplikasi Bottom Ash Untuk Adsorpsi Limbah Pewarnaan Jeans Dengan Pilot Plant Kolom Horizontal..

Sedangkan sel surya adalah sebuah alat yang mengkonversikan energi foton (cahaya sebagai partikel) menjadi energi listrik. Agar mampu menjadi sumber tenaga listrik dengan daya

METODE EKSTRAKSI DENGAN PELARUT SUPERKRITIK1. PATEN TENTANG EKSTRAKSI MINYAK

Panduan ini dibuat untuk dapat digunakan oleh seluruh civitas akademika Unimma terutama para dosen dalam melaksanakan kegiatan penelitian tahun akademik 2020/2021 dengan

dan jamur tempe bubuk putih yang menghasilkan efektivitas retting lebih tinggi di antara perlakuan retting embun lainnya mampu menghasilkan serat dengan tingkat

4) Waktu untuk merespon ancaman dari pesaing. Kesetiaan terhadap merek memungkinkan perusahaan memiliki waktu untuk merespon tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

Berisiko Kering Alur Sadap jika frekuensi

Hasil penelitian ini berkaitan dengan teori yang disebut dengan teori agensi yang menyatakan bahwa profit yang tinggi bagi suatu perusahaanakan memberikan kesempatan pada