152 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Analisa Keefektifan Penggunaan Bantuan Umkm Pada Masyarakat Pasca Bencana
Alam Gunung Kelud Di Desa Pandansari, Kec. Ngantang, Kab. Malang.
Retno Ayu Dwi Novitawati, Yuni Eka Fajarwati, Warter Agustim
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang / Malang Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang / Malang Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang / Malang
Jln. Telaga Warna, Kel. Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, 0341565500/ fax 0341565522 Email :1)ratnadewique@yahoo.co.id, 2)yuni.eka@unitri.ac.id, 3) warteragustim@gmail.com
Abstak
Pembangunan yang sesuai dengan potensi dan keadaan lingkungan sekitar merupakan hal penting yang harus dilaksanakan. Keadaan lingkungan termasuk didalamnya adalah potensi terjadinya bencana yang sering tidak termasuk dalam variabel penentu keberhasilan. Dalam memperbaiki perekonomian pasca bencana, Pembangunan dilaksanakan pada kebutuhan yang berdasarkan pada potensi dan karakteristik wilayah didaerah tersebut agar bentuk bantuan yang diberikan dapat memberikan efek positif dengan jangkauan manfaat yang lebih luas didaerah tersebut. Maka dengan mengetahui potensi wilayah tersebut diperlukan pemetaan potensi dan karakteristik UMKM untuk dapat memberikan rencana pembangunan kedepannya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memberikan informasi terhadap karakteristik UMKM yang terdapat di desa pandansari kec,ngantang kab. Malang, yang merupakan daerah yang rawan bencana yang mempunyai potensi yang besar dalam mendirikan UMKM untuk memperbaiki perekonomian kedepan, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas dari pelaku UMKM di di wilayah rawan bencana di kec,ngantang kab. Malang masih menggunakan manajemen sederhana dalam pengelolaan usahanya sehingga pemberian modal pinjaman dari pemerintah ataupun lembaga keuangan belum memberikan efek yang signifikan terhadap perbaikan sistem manajemen UMKM. Banyak faktor yang berpengaruh dalam hal ini, pendidikan, mental, lingkungan dan faktor yang lain. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya perbaikan dan peningkatan program program yang dapat meningkatkan kemampuan pelaku UKM sehingga akan memperbaiki perekonomian masyarakat pasca bencana dan hal terpenting yang lain adalah pemerintah secara langsung dapat menentukan program program pembangunan yang selaras dengan keadaan karakteristik suatu daerah.
Kata kunci:Modal, Rawan Bencana.UMKM PENDAHULUAN
Bencana alam tidak dapat dihindarkan oleh manusia. Karena bencana alam merupakan perubahan alamiah dari alam yang tidak dapat diprediksi. Bencana alam bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja. Indonesia adalah Negara dengan kontur tanah bergerak dan dilalui oleh gugusan gunung berapi. Salah satu gunung yang masih aktif adalah Gunung Kelud yang berada di wilayah Malang dan Blitar Jawa Timur.
Bantuan modal yang didapat dari berbagai pihak ini diharapkan dapat membantu memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa. Khususnya bantuan modal dari pemerintah berupa dana pengembangan UMKM di Desa Pandansari. Diharapkan dengan dana ini sektor pertanian, peternakan dan pariwisata dapat berkembang kembali dan menopang kehidupan masyarakat.
Peneliti akan melihat sejauh mana dana bantuan dari pemerintah ini dapat meningkatkan kegiatan UMKM dan melihat tingkat keefektifannya pada sektor perekonomian masyarakat. Dana bantuan UMKM ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Pandansari.
RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan dalam latar belakang, maka peneliti ingin menjabarkan beberapa masalah yang ada, yaitu tentang:
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 153
2. Apa dampak diberikannya dana UMKM terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga Desa
Pandansari.
3. Apakah ada atau tidaknya peningkatan kualitas hidup masyarakat pasca bencana alam erupsi
Gunung Kelud yang melanda warga Pandansari setelah pemberian dana UMKM dari pemerintah?
4. Apakah pemberian dana UMKM kepada warga Desa Pandansari cukup efektif atau tidak?
TUJUAN PENELITIAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan agar peneliti, warga masyarakat dan pemerintah dapat mengetahui:
1. Untuk mengetahui besaran dana UMKM yang diterima warga Desa Pandansari.
2. Untuk mengetahui dampak diberikannya dana UMKM terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
warga Desa Pandansari.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kualitas hidup masyarakat pasca bencana
alam erupsi Gunung Kelud yang melanda warga Pandansari setelah pemberian dana UMKM dari pemerintah.
4. Untuk mengetahui keefektifan pemberian dana UMKM kepada warga Desa Pandansari.
Batasan Penelitian
1. Penelitian ini dibatasi pada lokasi di Desa Pandansari Kec. Ngantang Kab. Malang.
2. Penelitian ini dibatasi untuk mengetahui aspek pemasaran, serapan sumber daya manusia,
operasional, dan keuangan.
LANDASAN TEORI
1. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik'orang perorangan atau badan usaha milik perorangan
yang memenuhi kriteria yakni :
• Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
• Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000 (tiga ratus juta
rupiah)
2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta'rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
BENCANA ALAM
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah
154 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.
Jenis bencana alam
Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa. Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera. Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi, tsunami dan gunung meletus. Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik. Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh. Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam. Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10 meter. Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu- batuan. Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.
Dampak bencana alam
Analisis Bencana Terhadap Perekonomian
Bencana alam dapat mengakibatkan inflasi, sedangkan inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya pengaruh suatu bencana alam terhadap tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Berikut hasil analisis pengaruh bencana alam terhadap tingkat inflasi yang juga mempengaruhi perekonomian suatu Negara, sebagai berikut :
• Pendapatan
Pendapatan akan berkurang dikarenakan harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya perbaikan sehingga uang beredar pun bertambah banyak dan terjadilah inflasi.
• Efisiensi
Bencana alam dapat mengubah pola alokasi faktor produksi. Perubahan harga barang konsumsi dan harga barang faktor produksi akan mengubah pemakaian barang tersebut pada kegiatan produksi dan konsumsi yang lebih efisien.
• Output
Bencana alam bisa dibarengi dengan kenaikan output, apabila kenaikan harga barang-barang mendahului kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan keuntungan produsen dalam jangka pendek, Namun lebih banyak bencana alam menurunkan Inflasi sehingga menurunkan output apabila laju inflasi cukup tinggi menyebabkan daya beli menurun dan mengurangi daya serap output produksi.
• Redistribusi Pendapatan
Apabila harga harga naik dikarenakan permintaan suatu barang yang dibutuhkan pada saat terjadi bencana, maka daya beli masyarakat akan menurun, namun ada sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya belinya akibat kenaikan barang tersebut
• Lapangan Pekerjaan
Rusaknya daerah tersebut mendorong para usahawan dan perusahaan untuk menghentikan produksinya sehingga masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan. Masyakarat tidak bekerja sehingga masyarakat tidak mendapatkan penghasilan dan daya belinya rendah sehingga tercipta inflasi dan sangat mempengaruhi perekonomian global suatu negara.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 155
METODE PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pandansari kecamatan ngantang Kab. Malang. Dimana Desa Pandansari mempunyai banyak potensi baik dari alam dan lokasi. Satu hal potensi yang dimiliki adalah potensi sumber daya alam dimana potensi sumber daya alam antara lain pertanian, peternakan air dan wisata. Potensi pertanian Desa Pandansari memiliki luas pertanian sebsar 98,4 Ha yang berupa sawah dan 223,7 Ha berupa ladang. Pertanian di Desa Pandansari dibagi menjadi dua hasil pertanian, yaitu pertanian tahunan dan musiman, pertanian tahunan berupa hasil hutan seperti kayu sengon, buah-buahan (alpukat, durian dan coklat), sedangkan pertanian musiman seperti padi jagung serta tanaman holikultural. Peternakan yang dikembangkan oleh masyarakat Populasi dan Sampel Populasi yang dimaksud disini adalah jumlah seluruh dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun, 1987). Populasi penelitian adalah para pelaku UMKM yang berada di Desa Pandansari kecamatan Ngantang kabupaten Malang. Sampel yang diambil dengan menggunakan Stratified random sampling sehingga perlu dicari faktor pembanding dari tiap-tiap sub pembanding (Nasir,1985) dengan cara mengambil sampel pada tiap unit tertentu untuk mewakili. Di Desa Pandansari Kec. Ngantang kabupaten Malang, terdapat bebrapa UMKM Desa Pandansari yang mempunyai 2 karakteristik, berdasarkan pada wilayah yang mempunyai potensi UMKM terbesar dan karakteristik yang dimiliki yaitu pertanian dan non pertanian.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Analisa data yang digunakan dengan menggunakan quosioner dan wawancara secara langsung kepada warga Desa Pandansari-Ngantang yang menerima bantuan UMKM dari pemerintah.
Data berupa quosioner digunakan untuk melihat data kuantitatif dan dilakukan secara random pada masyarakat untuk dapat melihat kesimpulan layak atau tidaknya pemberian bantuan untuk mengembangkan UMKM di wilayah Desa Pandansari. Data berupa wawancara diperuntukan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan keadaan ekonomi pada masyarakat. Wawancara juga dapat menghasilkan data dari masing-masing warga karena dengan teknik wawancara, maka data detail dari warga masyarakat akan lebih spesifik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pendahuluan Karakteristik Desa Pandansari
Desa Pandansari memiliki 7 (tujuh) Dusun yang terbagi atas Dusun Wonorejo, Dusun Klangon, Dusun Sedawun, Dusun Plumbang, Dusun Munjung, Dusun Sambirejo, Dusun Bales, dan Dusun Plumbang. Serta luas daerah Desa Pandansari adalah 1.103,425 Ha dengan perbatasan desa sebagai berikut:
Tabel 3. Batas Wilayah Desa Pandansari
Sebelah Utara Desa Kaumrejo Kecamatan Ngantang
Sebelah Timur Desa Banturejo Kecamatan Ngantang
Sebelah Selatan Desa Banturejo Kecamatan Ngantang
Sebelah Barat Desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon
Akses jalan yang menghubungkan antar dusun yang terdapat pada Desa Pandansari kurang memadai, dengan kondisi jalan penghubung yang rusak serta sarana dan prasarana angkutan umum yang juga terbatas. Berikut daftar jarak tempuh transportasi dari pusat desa ke hirearki yang lebih tinggi adalah sebagai berikut:
- Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 12Km
- Jarak dari Ibu kota Kabupaten : 49Km
156 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tabel 4. Luas Wilayah Desa Pandansari
Luas Pekarangan 422,300 Ha
LuasTanah Sawah 290,200 Ha
Luas Tanah Tegal 52,420 Ha
Hutan Lindung 94,458 Ha
Hutan Produksi 223,732 Ha
Luas Wilayah Desa Pandansari 1,103,425 Ha
Sumber; data Sekunder 2017
Topografis Desa Pandansari berupa luas dataran 23,536 Ha, memiliki perbukitan dengan luas 247,074 Ha, waduk seluas 90 Ha, sungai-sungai dan sawah seluas 94,458 Ha, berada pada ketinggian 600-1350 mdpl dengan kemiringan lahan 15-55 %.
Jumlah penduduk yang ada pada Desa Pandansari mencapai 4.930 warga dan tersebar pada 7 (tujuh) Dusun di Desa Pandansari, yaitu Dusun Wonorejo, Dusun Klangon, Dusun Sedawun, Dusun Plumbang, Dusun Munjung, Dusun Sambirejo, Dusun Bales, dan Dusun Plumbang. Jumlah KK yang terdaftar berjumlah 1.505 jiwa dengan jumlah pendduk laki-laki sebanyak 2.427 jiwa dan penduduk perempuan 2.503 jiwa. Berikut adalah data pembagian RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga):
Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Pandansari
No Wilayah Jml RT Jml RW Jumlah Penduduk Terdiri Jumlah KK L P 1 Plumbang 7 1 1.043 519 524 359 2 Bales 2 1 436 217 219 129 3 Munjung 2 1 655 327 328 200 4 Sambirejo 4 1 867 412 455 243 5 Wonorejo 3 1 602 307 295 182 6 Klangon 2 1 447 223 224 159 7 Sedawun 4 1 880 422 458 278 Jumlah 24 7 4.930 2.427 2.503 1.550
Sumber: data Sekunder 2017
Perekonomian di Desa Pandansari bertumpu pada sektor pertanian dan didukung dengan beberapa kegiatan perekonomian lainnya seperti peternakan, pegawai negeri/swasta dan wiraswasta. Pemerintah desa berupaya dapat memaksimalkan potensi sumberdaya yang ada pada Desa Pandansari yang berguna untuk meningkatkan kegiatan perekonomian desa. Sebagai contoh, pemerintah desa mendrong masyarakat untuk memaksimalkan potensi pemeliharaan sapi perah dan memanfaatkan lahan disekitar hutan yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan rumput gajah/kolonjono sebagai pakan ternak sapi perah tersebut. selain itu, pemerintah desa juga mendorong masyarakat untuk dapat memiliki kegiatan produktif lainnya yang dapat menjadikan salah satu penopang kebutuhan rumah tangga. Berikut adalah data klasifikasi jumlah penduduk Desa Pandansari berdasarkan bidang pekerjaannya:
Tabel 5. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
MataPencaharian JumlahPenduduk
Petani 803Orang
Peternak 658 Orang
BuruhTani 720 Orang
Pegawai Negeri 15 Orang
Pegawai Swasta 81 Orang
Wiraswasta 69 Orang
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 157 Bertani merupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat Desa Pandansari, setelah itu peternak (sapi perah) dan buruh tani (Tabel 5). Kehidupan ekonomi pedesaan dicerminkan dari aktivitas untuk menggunakan lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Alviawati, 2011). Sebagian besar lahan yang ada pada Desa Pandansari merupakan lahan pertanian pada dataran tinggi. Sehingga hal ini mempengaruhi jenis mata pencaharian penduduk untuk terjun pada bidang pertanian. Sedangkan komoditas pertanian yang ada pada desa ini adalah padi, tomat, kubis, cabai dan sawi.
Fasilitas tingkat pendidikan yang ada pada Desa Pandansari ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat, dimana fasilitas pendidikan yang ada adalah berupa Taman Kanak-kanak 4 unit, Sekolah Dasar 3 Unit serta tidak memiliki gedung sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) hal ini menjadikan keinginan masyarakat desa yang ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya terkendala dengan kurangnya fasilitas pendidikan yang kurang.. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya di sajikan sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
Tidak Sekolah 150 Jiwa
TK 215 Jiwa
SD 695 Jiwa
SMP 252 Jiwa
SMA 126 Jiwa
Sarjana 18 Jiwa
Sumber : Data Sekunder :2017
Menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR, 2009) bencana adalah masalah krusial yang berhubungan terhadap suatu sistem atau masyarakat yang menyebabkan kerugian manusia, material, ekonomi atau lingkungan yang meluas melebihi kemampuan masyarakat yang terkena dampak.. Menurut Turasih (2012) Pertanian merupakan cara hidup (way of life) sehingga tidak hanya menyangkut aspek agribisnis saja tetapi juga aspek sosial dan kebudayaan
Scoones (1998) dengan dasar pengertian dan definisi dari Chambers dan Conway (1992) merinci beberapa unsur penting dalam penghidupan. Setiap unsur tersebut terdapat keterkaitan satu dengan yang lain. Adapun unsur yang dimaksud meliputi modal alam, modal finansial, modal manusia, dan modal sosial.
Tabel 7. Data Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Pandansari
No Pekerjaan Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Petani / Peternak 878 1249 2127 2 Karyaw an 260 425 685 3 Wiraswasta 90 165 255 4 Buruh Lepas 19 38 57 5 Pelajar 379 388 767 6 Rumah Tangga 479 4 483 7 Pedagang 29 24 53 8 PNS 10 16 26 9 Lainnya 495 466 961 Total 2639 2775 5414
Dari tabel data masyarakat diatas, populasi penelitian adalah fokus kepada masyarakat yang berwiraswasta dan berdagang dengan total 308 orang. Dengan persentase sampel sebagai berikut:
1) Perdagangan sayur mayur (70%)
158 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3) Makanan/minuman (20%)
4) Perdagangan non pertanian (15%)
Penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi dampak dari bencana erupsi tersebut salah satunya adalah melalui bantuan pendanaan guna membantu memulihkan kondisi perekonomian masyarakat. Bantuan pendanaan ini diwujudkan melalui bantuan kredit baik dari lembaga bank maupun non bank.
Pada kenyataannya besaran pendanaan yang diberikan masih belum mencukupi seluruhnya. Hanya 20% dari total UMKM / UMK yaitu sekitar 60 usaha yang ada di Desa Pandansari yang menggunakan fasilitas bantuan kredit pemerintah ini. Pemanfaatan pendanaan ini dirasa kurang efektif sebab bentuknya yang kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. bantuan modal untuk penyelesaian pemulihan kegiatan ekonomi ini diberikan hanya kepada UKMK yang dirasa mampu mengembalikan kreditnya tanpa adanya keringanan. Sedangkan sisanya yang tidak mampu untuk mengembalikan kredit tanpa keringanan tidak diberikan kesempatan untuk memanfaatkan bantuan pendanaan ini. Keringanan yang dimaksud adalah write off, hair cut dan moratorium kredit (Mudrajad, 2008).Adapun besaran dan yang dibutuhkan dideskripsikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 8. Urutan Besaran Dana Bantuan Kredit
Kredit Jumlah Presentase Keterangan
< 5 juta 40 67% Jumlah pendanaan ini yang paling banyak
didapatkan oleh usaha di Desa Pandansari. Sebanyak 40 usaha memanfaatkan bantuan kredit
pendanaan ini karena
mereka masuk dalam kateori usaha kecil.
5 jt - 10 jt 11 19% Pendanaan ini dimanfaatkan oleh sebanyak 11
usaha yang ada di Desa Pandansari. Bantuan kredit pendanaan ini diberikan kepada usaha-usaha yang
memiliki nilai lebih besar dari sebelmnya.
> 10 jt 9 14% Pendanaan dengan nilai paling besar ini diberikan
kepada usaha yang tergolong usaha menengah dan dianggap memenuhi kriteria kredit bank dan
mampu
memberikan jaminan atas pinjaman yang diterima.
Total 100%
Sumber : Data Sekunder;2017
Tabel 10. Dampak terhadap usaha yang terkena erupsi gunung Kelud
Bantuan perbaikan Kredit 20% SDM 70% Infrastruktur 10% 20% 50% 30% 10% 40% 10% 15% 40% 35% Lama usaha sebelum bencana < 5 th : 30% 5 - 10 th : 40% > 10 th : 30% 40% 50% 10% 70% 20% 10% 70% 15% 15%
Lama usaha bisnis penuh setelah bencana 1 - 4 bln : 30% 4 - 8 bln : 50% 8 - 12 bln : 20% 20% 20% 60% 50% 40% 10% 10% 30% 60% Sumber: Data Primer diolah 2017
Keterangan tabel:
1) Dampak yang terjadi pasca bencana erupsi gunung Kelud dilihat dari tingkat usaha yang digeluti masyarakat:
a. Pedagang sayur mayur adalah separuh dari total pedagang yang ada atau 50% dari jumlah
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 159 beroperasi kembali setelah 1 - 3 bulan kemudian. Bantuan perbaikan yang diberikan antara lain untuk kredit pendanaan adalah 20% dari pendanaan yang dianggarkan. Yang paling dibutuhkan adalah sumberdaya manusianya yang mencapai 70% dari kebutuhan sedangkan untuk infrastruktur hanya 10% saja. Lama usia usaha para pedangan ini rata-rata adalah 5 - 10 tahun sehingga untuk pemulihan kembali kegiatan perdagangan ini cukup mudah karena masyarakatnya dapat mengatasi kebutuhannya. Sedangkan lama usaha ini untuk dapat kembali seperti semula pasca bencana adalah sekitar 4 - 8 bulan pasca bencana terjadi.
b. Masyarakat yang memiliki industri baik berupa industri UMKM membutuhkan panjang waktu
pembukaan kembali selama 2 bulan lamanya. Hal ini cukup lama dikarenakan kebutuhan bahan baku, lokasi industri, hingga sumberdaya manusia yang menjadi kendala lamanya pembukaan kembali usaha industri ini. Bantuan perbaikan yang diberikan lebih banyak untuk sumberdaya manusia, dan sisanya adalah kredit pendanaan dan infrstruktur. Rata-rata usahanya juga tergolong sudah beroperasi cukup lama berkisar antar 5 - 10 tahun. mLama usaha industri ini untuk pemulihannya rata-rata tergolong yang paling lama yaitu antara 8 - 12 bulan lamanya.
c. Masyarakat yang memiliki usaha warung makanan dan minuman memiliki panjang waktu
pembukaan yang tidak lama, hanya kurun waktu 1 bulan saja mereka sudah data membuka kembali usaha mereka. Bantuan perbaikan lebih ke sumberdaya manusia yang hampir memenuhi kebutuhannya. Usaha yang didirikan rata-rata tidak berusia cukup lama yakni kurun waktu kurang dari 5 tahun saja sebeb terkait dengan lokasi penambangan yang menjadi kunci berdirinya usaha warung makan ini. Dan pemulihan usaha kembali pasca bencana tidak terlalu lama hanya cukup 1 - 4 bulan saja.
d. Sedangkan untuk perdagangan non pertanian (misal sembako dan lain- lain), memiliki panjang
waktu pembukaan kemali sekitar 2 bulan. Bantuan perbaikan yang dibutuhkan tetap di bagian sumberdaya manusia. Lama usaha sebelum bencana rata-rata adalah kurang dari 5 tahun berjalan. Sehingga lama usaha bisnis penuh pasca bencana tergolong lama yaitu sekitar 8 - 12 bulan pasca bencana.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
a. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa secara umum sejumlah UMKM yang berada di
Desa Pandansari, Kec. Ngantang, Malang, mengalami berbagai permasalahan pada aspek manajemen pemulihan usaha pasca erupsi.
b. Dampak yang pemberian dana bersifat kurang maksimal karena Karakteristik bantuan
yang diterima lebih cenderung pada bantuan non keuangan, tapi pada pemenuhan bantuan bersifat alat, sarana dan prasarana lingkungan dimana usaha itu berada.
c. Peningkatan kualitas hidup masyarakat karena pasca pemberian dana bersifat tidak
signifikan, karena masih berdasarkan pada kebutuhan hidup UMKM.
d. Pemberian dana UMKM di Desa Pandansari belum memberikan dampak yang efektif
karena modal keuangan sebagian besar menggunkan modal sendiri atau berdasarkan pinjaman dari keluarga lain. Untuk penggunaan dana bank bersifat minoritas karena kurang sistem keuangan yang belum teratur
2. Saran
a. Arah dan pemberian bantuan seharusnya didasarkan pada karakteristik jenis usaha dan
jiwa kewirausahaan agar lebih aplikatif dan efektif dalam pemulihan ekonomi pasca erupsi
b. Perlu adanya pelatihan pelatihan manajemen perbaikan usaha pasca erupsi tentang
langkah-langkah yang diambil sebagai prioritas dalam menjalankan wirausaha.
c. Perlu adanya pelatihan pelatihan tentang wirausaha, inovasi produk, manajemen untuk
160 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
DAFTAR PUSTAKA
[1] White, B., 1991. In the shadow of agriculture: economic diversification and agrarian change
in Java, 1900-1990. ISS Working Paper Series/General Series 96, 1–39.
[2] Andriyan, M. (2013). Strategi Penghidupan Ekonomi Rumahtangga Pada Sektor Pertanian
Pascaerupsi (Studi Kasus Erupsi Gunungapi Bromo Tahun 2010). Tesis: Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
[3] Turasih, Adiwibowo S. 2012. Sistem nafkah rumah tangga petani kentang di dataran tinggi
Dieng (kasus Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah).Sodality. 06(02): 196-207. [Internet]. [dikutip 20 September 2014]. Dapat diunduh dari: journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/.../4727.
[4] Chambers, R., & Conway, G. (1992). Sustainable Livelihoods: Practical Conceptsfor the 21st
Century, IDS Discussion Paper 296, Brighton: Institute for Development Studies,
[5] Kuncoro , Mudrajad, “Write off kredit UMKM, http://www.kr.co.id/web/detail.php.
[6] United Nations International Strategy for Disaster Reduction
(UNISDR, 2009), www.unisdr.org/we/inform/publications/7817.
[7] Undang-Undang Republik Indonesia,Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan