24 BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM
3.1Latar Belakang Persusi (Persatuan Sulih Suara Indonesia)
3.1.1 Sejarah Organisasi
Di Indonesia, sulih suara bukan hal yang baru. Banyak film layar lebar Indonesia yang pengisian dialognya dilakukan di dalam studio dan banyak suara bintang film tersebut diisi bukan oleh aktornya sendiri.
Usia penyulihsuaraan program asing di televisi sudah dimulai pada tahun 90an. Film Escrava Issaura, yang disulihsuarakan oleh orang-orang Indonesia yang bekerja dan tinggal di Malaysia, adalah yang pertama dan ditayangkan oleh TVRI.
Pada 30 April 1996, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro, menggunakan kata alih suara untuk menyebut proses pengalihan suara bahasa film asing ke bahasa Indonesia.
Namun dalam "Seminar Sehari Meningkatkan Mutu Sulih Suara" di Pusat Bahasa pada tanggal 24 Juni 1996, disepakatilah penggunaan kata "Sulih Suara" untuk menyebut proses pengalihsuaraan bahasa film asing ke bahasa Indonesia.
Didasari oleh kesadaran akan pentingnya sebuah wadah untuk menyamakan visi dan misi penyulihsuaraan di Indonesia, dibentuklah sebuah organisasi yang bernama Persatuan Sulih Suara Indonesia atau disingkat Persusi.
Ide membentuk sebuah wadah bagi penyulih suara mulai muncul secara terbuka dalam seminar sehari meningkatkan mutu sulih suara di Pusat Bahasa, tanggal 24 Juni 1996.
Di pengunjung tahun 2000, ide ini kembali mencuat dan mulai didiskusikan secara lebih intens.
Akhirnya diadakanlah sebuah musyawarah besar di Auditorium Pusat Latihan dan Pendidikan Koperasi, jalan Gatot Subroto, tanggal 21 Juli 2001, guna mengukuhkan berdirinya Persusi.
Sampai saat ini Persusi telah berjalan dalam dua periode kepengurusan. Pada kepengurusan pertama (2001-2004), organisasi ini diketuai oleh saudara Billy Burhan.
Karena satu dan lain hal, kepengurusan peridoe pertama di perpanjang sampai terselenggaranya pemilihan ketua berikut.
Akhirnya pada bulan Juli - Agustus 2005 diselenggarakan pemilihan ketua baru, yang menghasilkan saudara Agus Cholid Mahesa sebagai ketua terpilih.
Ketua berikut struktur kepengurusan Persusi 2005 - 2008, dikukuhkan di hadapan anggota pada tanggal 17 September 2005 di Ruang Serba Guna Villa Hosana, Cipanas.
3.1.2 Struktur Organisasi
Tiap personal yang terlibat dalam proses sulih suara dapat menjadi anggota Persusi.
Di awal berdirinya Persusi memiliki anggota 275 orang yang berasal dari berbagai komunitas studio sulih suara. Saat ini, berdasarkan registrasi pada saat pemilihan ketua periode kedua, jumlah anggota Persusi berjumlah 200 orang.
Semua yang berhubungan tentang keanggotaan Persusi diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persusi.
Susunan Kepengurusan Persusi 2005 - 2008 Ketua : Agus Cholid Mahesa
Wakil Ketua : Ellias Gibel
Sekretaris : Koordinator : Aviv Subhant Budi Majmu
Julius Senogari Bayu Kristanti
Puspitasari Anggradewi
3.1.3 Misi Organisasi
Persusi mempunyai misi untuk mensejahterakan para pengisi suara di Indonesia, meningkatkan kualitas sulih suara di Indonesia, serta meningkatkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
3.1.4 Visi Organisasi
Dalam forum pertemuan antara redaktur media masa cetak dan elektronik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Soeharto, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro mengemukaan alasan mengapa Persusi harus dibentuk :
1. Proses sulih suara dapat melipatkan bidang penggunaan berbagai ragam bahasa Indonesia
2. Sulih suara mampu memancar luaskan kata dan ungkapan baru yang sbeelumnya tidak atau kurang dikenal masyarakat pengguna bahasa
3. Sulih suara akan mendudukkan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa lain di dunia
4. Secara ekonomis kegiatan sulih suara membuka lapangan kerja baru
5. Sulih Suara juga akan memacu kegiatan usaha penerjemahan yang akhir-akhir ini dirasakan kurang berkembang
6. Sulih suara akan membuka cakrawala budaya orang Indonesia dan turut mencerdaskan kehidupan karena dengan sulih suara dapat menjangkau orang-orang yang kurang pandai membaca teks.
7. Mensejahterakan para pengisi suara di Indonesia 8. Meningkatkan kualitas sulih suara di Indonesia
9. Kesemua visi tersebut akan dilindungi oleh suatu badan resmi yang bernama Persusi
3.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab Ketua
1. Mengkoordinir seluruh anggota termasuk kepengurusan 2. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan Persusi 3. Memimpin rapat
Wakil Ketua
1. Menggantikan tugas ketua disaat ketua berhalangan hadir atau ditunjuk oleh ketua
Sekretaris
Dunia Nyata :
1. Mengurus pembukuan daftar anggota 2. Mengurus surat-surat Persusi
3. Mendata anggota dengan baik Dunia Maya :
1. Memelihara situs resmi Persusi ( http://DubberIndo.tk ) 2. Memelihara Mailing List Dubbing_Indo@yahoogroups.com 3. Memperluas pengetahuan orang awam tentang Persusi melalui
3.1.6 Lokasi Organisasi Komplek Nakertrans
Jl Empang Tiga Dalam no 12 A Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta 12510 Telp. (021) 798-8151 3.2Analisis 3.2.1 Perancangan Software
3.2.1.1Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah
(1) Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan.
(2) Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional, dan
(3) Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program. (Pressman, 2005, p36).
Menurut Sommerville (2001, p6), perancangan perangkat lunak adalah disiplin perancangan yang berhubungan dengan semua aspek dari produksi perangkat lunak dari tahap awal spesifikasi sistem sampai dengan pemeliharaan setelah sistem dalam tahap berjalan.
3.2.1.2 Daur Hidup Perangkat Lunak
Salah satu model perancangan perangkat lunak adalah dengan menggunakan model air terjun (waterfall model). Menurut Sommerville (2001, p45), tahap-tahap utama dalam model air terjun yang menggambarkan aktivitas dasar pengembangan perangkat lunak adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Daur Hidup Perangkat Lunak
Sumber : Wikipedia
a. Analisis dan Penentuan Kebutuhan (Requirements)
Tugas, kendala dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan Persusi. Kemudian ditentukan cara yang dapat dipahami, baik oleh Persusi maupun penulis. Dalam hal ini menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan perhitungan yang akan tampil secara perlahan agar Persusi bisa mengerti alur perhitungan.
b. Desain Sistem dan Perangkat Lunak (Design).
Proses desain sistem terbagi dalam kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak. hal ini menentukan arsitektur perangkat lunak secara keseluruhan. Desain perangkat lunak mewakili fungsi sistem perangkat lunak dalam suatu bentuk yang dapat ditransformasikan ke dalam satu atau lebih program yang dapat dieksekusi.
Penulis membuat sebuah desain program menggunakan delphi dan membuat flowchart jalannya program. Setelah desain terbentuk, penulis menyerahkannya kepada Persusi untuk diteliti kembali.
c. Implementasi dan Pengujian Unit (Implementation).
Dalam tahap ini, desain perangkat lunak direalisasikan dalam suatu himpunan program atau unit-unit program.
Desain yang sudah disetujui oleh Persusi, diwujudkan menjadi program nyata dalam langkah ini. Pengujian unit mencakup kegiatan verifikasi terhadap suatu unit sehingga memenuhi syarat spesifikasinya.
d. Integrasi dan Pengujian Sistem (Verivication).
Unit program secara individual diintegrasikan dan diuji sebagai satu sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pengguna.
Program yang sudah jadi ditunjukan kepada Persusi untuk diteliti lebih lanjut apakah program yang dimaksud sudah sesuai dengan yang diharapkan. Sebelum itu dilakukan, penulis sudah melakukan uji program terlebih dahulu dengan memasukkan data yang ada.
e. Pengoperasian dan pemeliharaan (Maintenance).
Secara normal, walaupun tidak selalu diperlukan, tahap ini merupakan bagian siklus hidup yang terpanjang. Sistem telah terpasang dan sedang dalam penggunaan. Pemeliharaan mencakup perbaikan kesalahan yang tidak ditemukan dalam tahap-tahap sebelumnya, meningkatkan implementasi unit-unit sistem dan mempertinggi pelayanan sistem yang disebabkan oleh ditemukannya kebutuhan baru.
Sampai saat ini, penulis sudah menyerahkan program itu kepada Persusi agar digunakan. Dan jika menemukan masalah, Persusi diharapkan segera memberikan datanya secara terperinci.
3.2.2 Sistem Berjalan
Sampai pada saat ini, Persusi masih mencari cara bagaimana agar dapat menguji sebuah kualitas sulih suara dalam studio sulih suara yang ada di Indonesia.
Maka pada rapat yang terjadi pada bulan September 2005 diputuskan bahwa setiap pengurus Persusi akan berusaha mencari cara untuk menemukan cara untuk mengetahui kualitas sulih suara dari studio dubing tersebut.
Beberapa cara yang ditempuh adalah 1. Survey terhadap pemirsa televisi
2. Mendatangi studio sulih suara dan menilai secara langsung hasil sulih suara mereka
3.2.3 Analisis Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis sistem berjalan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dibuatlah suatu rancangan sistem baru yang akan mendukung proses menilai sulih suara yang dilakukan terhadap studio-studio sulih suara.
Karena dinilai penilaian secara subjektif tidak efektif, maka penulis menyarankan untuk membuat sebuah software yang dapat menilai tingkat sinkronisasi sebuah hasil sulih suara. Diharapkan software ini dapat lebih cepat dan akurat dalam mengambil sample suara sulih suara dan menilai apakah hasilnya tersinkronisasi dengan baik dengan suara aslinya.
3.3 Perancangan Sistem
Untuk memenuhi dan membantu usaha Persusi khususnya dalam bidang peningkatan kualitas sulih suara di Indonesia, maka penulis menyarankan untuk membuat sebuah software yang dapat menilai tingkat sinkronisasi sebuah hasil sulih suara.
Untuk merancang model sistem yang akan diusulkan tersebut, diperlukan input berupa:
1. Dua macam suara. Yakni suara asli dan suara yang sudah disulihsuarakan 2. Nilai amplitudo, frekuensi, waktu, dan panjang suara dalam meter.
Setelah input tersebut diperoleh, maka dilakukan perancangan terhadap model sistem, yang selanjutnya akan diproses dan menghasilkan output berupa:
1. Nilai sintetis suara asli dan suara dubbing.
2. Hasil analisis dari model sistem berupa selisih nilai dari sintetis suara asli dan suara dubbing yang akan menentukan baik tidaknya hasil sulih suara yang dilakukan.
3.3.1 Perancangan Software
Perancangan software yang akan dibuat oleh penulis terbagi atas tiga tahapan. Berikut adalah penjelasan dari perubahan-perubahan yang dilakukan pada ketiga proses tersebut:
1. Proses pendekteksian nilai-nilai yang terdapat dalam suara (frekuensi, amplitudo, panjang suara) akan dilakukan oleh software matlab atau jika tidak bisa akan dikerjakan oleh software yang sudah tersedia di seluruh studio sulih suara Indonesia (nama program tergantung studio yang akan diteliti). Nilai yang dihasilkan akan diinput secara manual ke dalam program Delphi yang telah dibuat oleh penulis
2. Pada proses perhitungan, penulis akan menggunakan program Delphi untuk mencari nilai-nilai yang berhubungan dengan persamaan PSOLA.
3. Pada proses pengambilan keputusan, penulis akan meneliti range nilai yang dapat ditolerir untuk sebuah nilai kesingkronan.
3.3.1.1Perancangan Layar Menu Utama
Dalam layar ini, user akan memasukkan semua data tentang suara asli dan akan memprosesnya sampai menemukan nilai X sintetis awal.
DUBBING ASLI INPUTAN n Lamda Amplitudo Waktu X (Panjang Gel) Frekuensi Dubbing Frekuensi Asli X(t) Pitch Dubbing Pitch Asli h M Tetta k S X x (q) Frekuensi Dubbing Frekuensi Asli Selisih Kesimpulan X sintetis Dubbing X sintetis Awal Contoh Asli Contoh Dubbing
3.3.1.2Perancangan Layar Menu Dubbing
Dalam layer ini, user akan memasukkan semua data tentang suara dubbing dan akan memprosesnya sampai menemukan nilai X sintetis akhir. Layar ini juga akan menampilkan nilai selisih sintetis dan kesimpulan apakah suara dubbing sudah
tersingkronisasi dengan baik atau belum.
DUBBING ASLI INPUTAN DUBBING n Lamda Amplitudo Waktu X (Panjang Gel) Frekuensi Dubbing Frekuensi Asli X(t) Pitch Dubbing Pitch Asli h M Tetta k S X x (q) Frekuensi Dubbing Frekuensi Asli Selisih Kesimpulan X sintetis Dubbing X sintetis Awal Contoh Asli Contoh Dubbing
1.3.4 Perancangan Flowchart
MULAI
Masukkan Data Secara manual?
Masukkan Data secara Manual
Masukkan Data Dengan menekan tombol ‘Contoh
Asli’
Tekan tombol “ASLI’
Tampilkan semua nilai sampai nilai “Sintetis
Awal”
Masukkan Data Dubbing Secara manual?
Masukkan Data secara Manual Masukkan Data Dengan menekan tombol ‘Contoh Dubbing’ TIDAK YA YA TIDAK Tampilkan Intro
3.3.5 Perancangan Spesifikasi Proses
Modul Suara Asli
Tampilkan Layar Pembuka Tekan tombol NEXT
Menunggu user menekan tombol ‘Contoh Asli’ Or
Menunggu user memasukkan nilai inputan Menunggu user menekan tombol ‘ASLI’ Proses perhitungan Sintetis suara Asli begin
Set Textfield = BLANK
Label3.Caption := 'INPUTAN’; Panggil fungsi hitungK(); Panggil fungsi hitungTetta(); Panggil fungsi hitungM(); Panggil fungsi hitungH(); Panggil fungsi Xt
Panggil fungsi XQ Panggil fungsi Sasli Panggil fungsi XfinalA End
Modul Suara Asli
Menunggu user menekan tombol ‘Contoh Dubbing’ Or
Menunggu user memasukkan nilai inputan Menunggu user menekan tombol ‘ASLI’ Proses perhitungan Sintetis suara Asli begin
Set Textfield = BLANK
Label3.Caption := 'INPUTAN’; Panggil fungsi hitungK(); Panggil fungsi hitungTetta(); Panggil fungsi hitungM(); Panggil fungsi hitungH(); Panggil fungsi Xt
Panggil fungsi XQ Panggil fungsi Sasli Panggil fungsi XfinalA End
Modul Kesimpulan begin
Ambil Nilai Sintetis
IF Sintetis <3000 dan Sintetis > -3000 THEN Nilai kesimpulan =SINKRON'
END IF ELSE
Nilai kesimpulan = ‘TIDAK SINKRON'
END end