• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM PASAR AMAN DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN KOTA MAKASSAR NAMA: ANDILA APRIANI PUTRI ASPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM PASAR AMAN DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN KOTA MAKASSAR NAMA: ANDILA APRIANI PUTRI ASPAR"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOTA MAKASSAR

NAMA: ANDILA APRIANI PUTRI ASPAR NIM: 105611112716

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

Andila Apriani Putri Aspar Nomor Stambuk: 105611112716

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

iii

Pengawasan Obat Dan Makanan Kota Makassar Nama Mahasiswa : Andila Apriani Putri Aspar

Nomor Induk Mahasiwa : 105611112716

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui: Pembimbing I

Dr. H. Muhammadiah, MM

Pembimbing II

Andriana, S.IP., M.AP

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Nasrul Haq, S.Sos., MPA NBM: 1067463 Dekan

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si NBM: 730727

(4)

iv Nomor Induk Mahasiswa : 105611112716

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar proposal penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 29 Juni 2020 Yang Menyatakan,

(5)

v

ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut kajian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan pasar aman di Balai Besar POM Kota Makassar ditinjau dari skenario implementasi strategi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatatif untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan pasar aman di Balai Besar POM Kota Makassar. Informan penelitian sebanyak 5 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik triangulasi kemudian ditarik kesimpulannya. Data dijelaskan dalam bentuk tabel, gambar dan narasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan Direktur PD sebagai direktur program telah efektif dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Sistem yang dilaksanakan lebih dominan pada sistem sentralisasi struktural. Spesifikasi pekerjaan terdiri dari Koordinator, pelaksana dan fasilitator. Rencana kegiatan dan anggaran yang dilaksanakan dilandaskan pada pedoman pelaksanaan program pasar aman, contoh rencana kegiatan program pasar aman adalah penentuan jadwal kegiatan sampling dan uji bahan pangan. Jumlah anggaran yang disiapkan BPOM dalam program pasar aman adalah Rp.75.000.000 untuk 1 pasar. Uraian tugas program pasar aman adalah Fasilitator bertugas melakukan pengujian kelayakan pangan, memberikan edukasi kepada pedagang tentang pasar aman, melakukan Koordinasi dan pelaporan kepada koordinator. Pelaksana bertugas mendampingi Fasilitator dalam menjalankan tugas, ikut dalam seluruh kegiatan pasar aman. Koordinator bertugas memonitoring dan Evaluasi laporan Fasilitator, ikut serta dalam seluruh kegiatan program pasar aman. Pelaksanaan rutinitas pekerjaan pada program pasar aman masih belum maksimal.

(6)

vi

Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammadiah, M.M selaku pembimbing I dan Ibu Andriana,S.IP.,M.AP selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan,

2. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim,S.E.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan penulis untuk bisa menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik,S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Dr. Burhanuddin,S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar,

(7)

vii

banyakmemberikan banyak pengetahuan dimulai dai semester awal hingga semester akhir,

5. Pihak Kantor balai besar pengawasan obat dan makanan Kota Makassar yang telah membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkup Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar. 6. Pihak Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu Sulawesi

Selatan yang memberikan izin penelitian di Kota Makassar.

7. Kedua Orang tua tercinta saya, Ayahanda H. Aspar Halik dan Ibunda tercinta Hj. Djumiati Syam dan seluruh keluarga yang telah berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidk dan mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya memberi motivasi disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

8. Saudara dan Saudariku yang tercinta Adelia, Fadil, dan Aini yang mengajarikan untuk sabar dalam menghadapi sesuatu dan selalu memberikan support kepadaku secara moril,

9. Yang terkasih Sahabat-sahabatku Ari Apriyadi, Arifah, Vebi, Devi, Annisa, Dyah, Elvika, Mustafa, yang selalu mendampingi dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

(8)

viii ini,

12. Almamaterku tercinta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.

Makassar, 20 Juli 2020 Yang menyatakan,

(9)

ix

HALAMAN PERNYATAAN ... IV ABSTRAK…. ... IV KATA PENGANTAR ... IVi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Konsep dan Teori Strategi ... 7

C. Kerangka Pikir ... 37

D. Fokus Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 42

(10)

x

F. Teknik Analisis Data ... 46

G. Pengabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 50

1. Gambaran Umum Kota Makassar ... 50

2. Kantor Balai POM Kota Makassar ... 51

a. Visi Dan Misi Balai Pom Kota Makassar... 51

b. Tujuan Balai Besar POM Kota Makassar ... 51

c. Budaya Organisasi ... 52

d. Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM Kota Makassar ... 53

e. Kegiatan Utama dan Kegiatan Priorita Balai Pom Kota Makassar 54 f. Stuktur Organisasi Balai Pom Kota Makasar ... 56

B. HASIL PENELITIAN... 64

1. Siapa Direktur Pasar Aman? ... 67

2. Sentralisasi Desentralisasi ... 69

3. Spesifikasi Pekerjaan ... 71

4. Rencana, Program dan Anggaran ... 74

5.Uraian Tugas ... 80

6. Rutiniras Pekerjaan ... 82

a. Melakukan advokasi ... 83

(11)

xi

7. Faktor Penghambat Dan Pendukung Program ... 109

C. Pembahasan Penelitian ... 113 BAB V PENUTUP ... 121 A. Kesimpulan ... 121 B. Saran... 123 DAFTAR PUSTAKA ... 124 LAMPIRAN ... 126

(12)

xii

Tabel 4.1 Fungsi Dan Tugas Balai Besar POM Makassar 53 Tabel 4.2 Kegiatan Rutin Dan Prioritas Balai Besar POM Kota Makassar 54 Tabel 4.3 Jabatan Dan Spesifikasi Pekerjaan Program Pasar Aman 71 Tabel 4.4 Bukti Penganggaran Dana Program Pasar Aman. 78 Tabel 4.4 Kegiatan Pelatihan Fasilitator I 93 Tabel 4.3 Kegiatan Pelatihan Fasilitator II 97

(13)

xiii

Gambar 4.1 Struktur Penyelenggaraan Pasar Aman 66 Gambar 4.2 Tujuan, Program Dan Kegiatan 74

(14)

1

Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak mampu untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya seorang diri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan manusia seperti kebutuhan atas makanan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain tentu tidak mampu dipenuhi seorang diri. Pada zaman dahulu, untuk memenuhi sandang, pangan, dan papan manusia melakukan berbagai cara seperti berburu, bercocok tanam, serta melakukan barter yang menjadi awal dari pemikiran dari perdagangan. Bentuk perdagangan hingga hari ini terus melakukan perkembangan dan inovasi. Mulai dari berdagang secara konvensional yaitu bertemu langsung hingga saat ini memanfaatkan media internet untuk melakukan perdagangan.

Sejalan dengan perkembangan zaman, jenis barang untuk dipasarkan juga mengalami perkembangan. Berbagai barang yang dipasarkan seperti makanan, pakaian, kosmetik, obat herbal dan lain-lain.Tidak sedikit dari masyakat mendagangkan produk tidak layak sehingga diperlukan perhatian lebih oleh pemerintah untuk terus menjaga kualitas barang-barang atau produk yang berada dipasaran. Untuk menjamin kualitas barang-barang yang dipasarkan diseluruh daerah perlulah penyediaan surat izin oleh badan pengawasan resmi melalui uji laboratorium untuk membuktikan setiap barang adalah aman untuk dipasarkan.

(15)

Badan yang bertanggung jawab dalam pengawasan obat dan makanan di Indonesia adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia yang tersebar di seluruh Provinsi di seluruh Indonesia. Namun, Tidak sedikit dari barang-barang yang terdapat dipasaran baik secara konvensional dipasar maupun secara online tidak mengantongi izin edar Sehingga, menimbulkan permasalahan yang sangat menghawatirkan. Produk seperti makanan, obat-obatan herbal, bahkan kosmetik yang tidak memiliki izin edar resmi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan berarti produk tersebut tidak melalui uji laboratorium resmi oleh pemerintah sehingga, keamanan suatu produk perlulah diwaspadai. Barang-barang yang tidak memiliki izin edar menarik pelanggan melalui harga beli yang terjangkau. Tidak sedikit juga masyarakat yang tidak segan membeli barang-barang tanpa izin edar ini dikarenakan harga yang terjangkau tanpa menyadari bahwa ada efek samping yang dapat yang ditimbulkan oleh barang-barang tersebut. Dampak lain yang timbul adalah semakin maraknya barang-barang tanpa izin edar sehingga sangat meresahkan masyarakat.

Barang yang seringkali menjadi permasalahan pasar selain barang-barang tersebut di Indonesia khususnya di Makassar adalah bahan pangan kadaluarsa dan bahan pangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Menurut penelitian Hamsyar dalam skripsi Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan Kadaluwarsa di Kota Makassar (2017) menyatakan bahwa peredaran makanan yang kadaluarsa ini terus marak karena perhatian masyarakat atas bahan makanan ini tidak begitu besar. Penemuan bahan makanan yang kadaluwarsa oleh masyarakat hanya dikomplainkan kepada pedagangnya tanpa melakukan

(16)

pengaduan kepada pihak-pihak pemerintah terkait. Selanjutnya, peredaran bahan-bahan kadaluwarsa ini juga disebabkan oleh ketidaktahuan pedagang mengenai barang kadaluwarsa. Bahan pangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya bisa memicu berbagai penyakit berbahaya. Pada bulan Desember 2019 Balai POM Kota Makassar menemukan bahan-bahan pangan yang mengandung zat berbahaya di Pasar Pa’baeng-baeng dan Pasar Maricaya yaitu ikan bandeng yang mengandung formalin dan kerupuk mengandung Rodamin B, dan kacang mengandung pewarna tekstil (Online24jam.com).

Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 telah mengatur secara jelas tentang perlindungan konsumen di Indonesia. Pada pasal 8 dan 9 dalam undang-undang tersebut jelas menyatakan bahwa pelaku dagang dilarang keras memproduksi dan mempromosikan barang-barang yang tidak memenuhi standar dan berbahaya. Tertulis dengan jelas pada pasal 62 jika pedagang melakukan pelanggaran atas perlindungan konsumen maka akan dikenai sanksi penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak dua miliar rupiah. Kemudian untuk mempertegas kekuatan hukum perlindungan konsumen khususnya di Sulawesi Selatan maka Pemerintahan Provinsi mengeluarkan Peraturan Daerah Sulawesi Selatan nomor 3 tahun 2013 yang pada pasal 18 yang mengatur bahwa pelaku dagang tidak diperbolehkan memperdagangkan barang yang tidak memenuhi standar seperti rusak, cacat, tercemar dan bercampur dengan barang bekas. Selanjutnya pada bab 13 Peraturan Daerah Sulawesi Selatan nomor 3 tahun 2013 jelas menginformasikan mengenai sanksi administratif jika pedagang melanggar ketentuan hukum yaitu hingga pencabutan surat izin usaha.

(17)

Hingga saat ini, masalah penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya kepada produk pagan masih terus diawasi oleh BPOM. Pada tahun 2013 Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan telah membuat strategi untuk melaksanakan program pegawasan terhadap peredaran bahan pangan yang mengandung bahan berbahaya yang bernama Program pasar aman dari bahan berbahaya, pada tahun 2018, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar bersama Pemerintah Kota Makassar membentuk tim terpadu daerah dan replikasi pasar aman dari bahan berbahaya untuk mengawasi kualitas bahan pangan di Kota Makassar (sumber: makassarmetro.com) Tujuannya adalah untuk menjamin produk-produk yang masuk di Kota Makasar khususnya yang ada di pasar tradisional bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Hingga enam tahun pelaksanan program pasar aman di Pasar Pabaeng-baeng sayangnya masih ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti Rodamin B dan Boraks.

Program pasar aman ini merupakan isu yang sangat menarik untuk diteliti karena hal ini menyangkut pengawasan kualitas bahan pangan yang diperjual belikan di Pasar tradisional apalagi isu-isu tentang bahan berbahaya yang terkandung dalam bahan pangan yang dijual pada pasar tradisional di Kota Makassar masih memerlukan perhatian lebih. Dalam pelaksanaan strategi pasar aman di Kota Makassar diperlukan sistem sehingga seluruh kegiatan dapat dijalankan dengan maksimal. Dalam melaksanakan strategi menurut Salusu (2015) dibutuhkan skenario implementasi strategi agar dapat berjalan dengan baik, sebagai berikut: (1) dibutuhkan kepala program untuk mengatur jalannya

(18)

program, (2) dibutuhkan konsep dasar sentralisasi atau desentralisasi sebagai fondasi kuat dalam pelaksanaan Strategi, (3) dibutuhkan spesifikasi pada setiap jenis pekerjaan yang ada untuk mempermudah pencapaian tujuan strategi, (4) dibutuhkan perumusan rencana, program dan anggaran kegiatan, (5) diperlukan pembuatan uraian tugas bagi setiap jenis pekerjaan, (6) diperlukan penentuan rutinitas pekerjaan dalam setiap jenis tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mengetahui hasil implementasi dan faktor pendukung dan penghambat dari Strategi Pelaksanaan Pasar Aman di Kota Makassar ini maka dianggap penting untuk melaksanakan penelitian ini. latar belakang tersebut penulis mengangkat judul Strategi Pengelolaan Pasar Aman Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimana strategi pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar

Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar

(19)

2. Untuk Mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Secara teoritis, memberikan sumbangan wawasan keilmuan mengenai

strategi pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar.

2. Secara Praktis, diharapkan mampu menjadi masukan bagi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Makassar dalam pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar.

(20)

6

a) Rahayu dkk (2015), dalam penelitian “Analisis Strategi Pengelolaan Pasar oleh Dinas Pasar kota Semarang” menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal organisasi menggunakan analisis SWOT dengan hasil penelitian belum berhasil menyelesaikan masalah perpasaran yang ada dan membutuhkan strategi baru. Perbedaan dengan penelitian yang disusun oleh peneliti adalah fokus penelitian yang tidak berarah pada faktor internal dan eksternal organisasi melainkan mengidentifikasi masalah melalui proses perencanaan hingga evaluasi strategi serta faktor pendukung dan penghambat yang bisa mempengaruhi jalannya strategi sehingga mampu menemukan solusi sesuai kekurangan yang ditemui pada proses strategi.

b) Widyasari dan Yuniningsi (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional “Bangsri” di Dinas Koperasi UMKM, Pengelolaan Pasar, di Kabupaten Jepara” menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal organisasi menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi pengelolaan pasar Bangsri belum Optimal sehingga membutuhkan strategi baru untuk mengatasinya. Perbedaan dengan

(21)

penelitian yang disusun oleh peneliti seperti pada pendapat sebelumnya yaitu fokus penelitian yang tidak berarah pada faktor internal dan eksternal organisasi melaikan mengidentifikasi masalah melalui proses perencanaan hingga evaluasi strategi serta faktor pendukung dan penghambat yang bisa mempengaruhi jalannya strategi sehingga mampu menemukan solusi sesuai kekurangan yang ditemui pada proses strategi.

c) Warsiti (2011) dalam penelitian “Strategi Pemberdayaan Dalam Penataan Pasar Legi Oleh Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta” menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik perposive Sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa penataan Pasar Legi oleh Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta sesuai dengan strategi dan berhasil dengan tiga tahap strategi pemberdayaan yaitu penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan empowerment. Perbedaan dengan penelitian yang disusun peneliti adalah fokus penelitian yang berbeda pada penelitian oleh Sat Warsiti meneliti strategi pemberdayaan dalam penataan pasar sedangkan penelitian yang disusun peneliti mengenai strategi penciptaan pasar aman yang tentunya berbeda.

B.Konsep dan Teori Strategi 1. Konsep Strategi

Ditinjau secara etimologis menurut Bracker (Heene dkk, 2015) strategi berasal dari Bahasa yunani klasik “Strategos” (Jenderal), yang

(22)

pada dasarnya diambl dari pilahan kata-kata yunani untuk “Pasukan” dan “memimpin”. Penggunaan kata kerja yunani yang berhubungan dengan “Strategos” dapat diartikan sebagai perencanaan dan pemusnahan musuh-musuh dengan menggunakan cara efektif berlandaskan sarana-sarana yang dimiliki. Setelah perang dunia kedua, Von Neumann dan Morgenstern memperkenalkan istilah ini kedalam organisasi swasta yang berorientasi laba dan organisasi publik.

Strategi menurut Salusu (2015), konsep strategi terdiri dari beberapa pendekatan yaitu: strategi ialah sebuah pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral. Strategi menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumberdaya. Sumberdaya adalah sesuatu yang kritis mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, dan layak untuk dilaksanakan.

Sumberdaya menurut Salusu (2015), yang dimaksud dalam pelaksanaan strategi khususnya dalam organisasi publik adalah seluruh faktor yang dapat mendukung strategi yang akan dilaksanakan yang terdiri atas:

a) Sumberdaya Manusia

Organisasi pada dasarnya tidak dapat hidup dalam ruang isolasi. Organisasi membutuhkan manusia untuk mencapai tujuannya. Manusia mengendalikan organisasi dan melakukan interaksi baik dengan manusia lain maupun

(23)

dengan lingkungannya sehingga saling mempengaruhi satu sama lain. Suksesnya sebuah strategi yang dilaksanakan juga tergantung pada sumberdaya manusia yang mengendalikannya. Semakin berkualitas sumberdaya manusia yang bekerja semakin mudah pula strategi yang dilaksanakan mencapai tujuannya.

b) Anggaran

Dalam menciptakan sebuah strategi yang matang salah satu faktor yang menjadi kunci suksesnya strategi adalah ketersediaan anggaran yang cukup dalam melaksanakan strategi. Penyediaan sarana, prasarana, tenaga ahli dan rancangan strategi yang matang memerlukan anggaran yang memadai. Anggaran dapat mempengaruhi suksesnya pelaksanaan strategi hingga sub unit kerja yang paling kecil. c) Peraturan atau Regulasi

Menurut Shirley (Salusu, 2015) strategi adalah keseluruhan tindakan yang ditetapkan sebagai aturan yang direncanakan oleh suatu organisasi. Tindakan-tindakan akan diatur secara sistematis dan menjadi dasar regulasi atau peraturan agar pelaksanaan dari strategi tidak keluar dari koridornya. Selain itu, regulasi dimaksudkan sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan strategi.

(24)

d) Informasi

Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi kepada setiap anggota organisasi bagaimana untuk bertindak, apa yang harus dilakukan, mengapa sebuah strategi dilakukan, berapa lama untuk melaksanakannya, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan strategi tersebut, siapa yang menjadi pelaksananya dan penanggungjawabnya, dan hasil apa yang akan diperoleh dalam melaksanakan strategi tersebut. Selain memberi informasi kepada para kariawan, informasi ini juga diperuntukkan untuk masyarakat yang menjadi sasaran strategi. Informasi ini diharapkan dapat sampai kepada masyarakat dengan baik sehingga, memunculkan harapan bukan hanya pada organisasi juga kepada masyarakat.

Menurut Bracker (Heene dkk, 2015), mengurai beberapa defenisi yang mengaitkan strategi dengan dua hal, yaitu: (a) Posisi sebuah organisasi dengan lingkungannya. (b) Upaya penggunaan sarana-sarana organisatoris untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisatoris. Sedangkan menurut Mintzberg (Heene dkk, 2015) strategi sekurang-kurangnya memiliki lima arti yaitu: (a) perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya. (b) Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsentansi perilaku

(25)

serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi. (c) Sudut pemosisian yang dipilih organisasi saat memunculkan aktivitasnya. (d) sudut perspektif menyangkut visi yang terintegritasi antara organisasi dengan lingkungannya, yang menjadi tapal batas bagi aktivitasnya. (e) Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing atau oposan.

Dari pendapat-pendapat ahli-ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan upaya pemanfaatan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka yang panjang. Selain itu, strategi juga dapat bermakna langkah-langkah yang digunakan untuk menghubungkan sebuah organisasi dengan lingkungannya sehingga terjadi keselarasan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Strategi juga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan organisasi dengan lebih efektif. Menurut Mintzberg & Water (Henee dkk, 2015), jenis-jenis strategi sebagai berikut:

a. Strategi terencana, sebuah strategi yang keluar dari perencanaan formal dirumuskan dan didistribusikan oleh manajemen tingkat atas, yang menjagai kesinambungan implementasi dalam lingkungan yang terkendali dan teramaikan melalui sarana prosedur pengendalian formal. b. Strategi interpreneur, sebuah strategi yang keluar dari visi

(26)

beberapa manajer dan yang dapat disesuaikan dengan peluang-peluang baru. Pemimpin atau manajer tersebut melaksanakan pengendalian pribadi terhadap organisasi. c. Strategi ideologi, sebuah strategi yang keluar dari nilai-nilai

kemasyarakatan yang secara normative diperkuat dan dikendalikan melalui sosialisasi dan indoktrinasi. Adakalanya organisasi bereaksi secara proaktif berkenaan dengan perubahan lingkungan.

d. Strategi payung, strategi yang keluar dari suasana penuh keterbatasan, dimana manajemen tingkat atas, hanya memiliki wewenang terbatas untuk mengendalikan organisasi.

e. Strategi proses, strategi yang keluar dari suatu proses, dimana manajemen tingkat atas mengawasi secara langsung semua proses strategi tersebut.

f. Strategi parsial, strategi yang keluar dari bagian-bagian terkecil, dimana para pelaku dalam organisasi mengembangkan sendiri pola-pola tertentu didalam aktivitas mereka dikarenakan tidak adanya suatu strategi terpusat atau keadaan situasi yang berlawanan dengan ketentuan pusat yang berlaku.

g. Strategi konsensus, strategi yang muncul dari kesepakatan melalui upaya saling pengertian, dimana para pelaku

(27)

organisasi saling menyesuaikan pola yang mereka kembangkan, dikarenakan oleh ketiadaan ketentuan terpusat atau yang lebih mengkat.

h. Strategi mendukung, strategi yang merupakan keluaran dari dinamika lingkungan, dimana lingkungan mendikte pola-pola tertentu dalam aktivitas organisasi. Lingkungan secara langsung mengiring strategi organisasi atau secara tidak langsung membatasi melalui pemilihan alternative yang berbeda.

Gambar 2.1

Jenis-jenis Strategi Menurut Mintzberg & Water

Sumber: Heene dkk, 2015 2. Elemen-Elemen Strategi

Menurut Salusu (2015) Strategi memiliki elemen-elemen fundamental, diantaranya adalah:

a) Seni Situasional, yaitu suatu keterampilan yang mana seorang pejabat eksekutif merancang keputusan yang berdasarkan Strategi Terencana BPOM RI Strategi pasarStrat egi Proses BBPOM/B POMStrate gi Strategi Rasional Strategi Pendomplen g Strategi Penyeimban g

(28)

pada sumberdaya organisasi, nilai-nilai manajerial, dan kemungkinan adanya peluang serta tantangan dari lingkungan.

b) Tujuan dan sasaran, yaitu nilai-nilai yang menjadi arah utama dari strategi yang dibuat dan sifatnya jangka panjang dan menjadi acuan dari cara bertindak eksekutif dalam melaksanakan strategi.

c) Produk, keunggulan kompetitif, yaitu mencakup ruang lingkup kesesuaian produk atau pasar atau program dengan wilayah operasional atau geografis.

d) Kebijakan dan program, keseluruhan tindakan yang menjadi aturan yang direncanakan oleh organisasi yang lebih spesifik sehingga menghasilkan keputusan-keputusan yang mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi.

e) Destinasi, yaitu penetapan sebuah tempat atau titik perhentian akhir dari sebuah program yang telah dirancang sebagai sebuah sasaran. Artinya adalah sebuah program perlu mempersiapkan tempat pemberhentian tertentu agar program yang dilaksanakan tetap efektif dan efisien.

f) Sumberdaya dan Lingkungan, sebuah strategi memiliki pertalian erat dengan sumberdaya organisasi dan juga lingkungan. Sehingga dalam pengambilan keputusan sebagai

(29)

bagian dari perancanaan strategik sangat perlu memberikan tempat kepada faktor lingkungan dan eksternal.

g) Program bertindak, strategi merupakan program bertindak dengan tekat memanfaatkan sumberdaya sebaik-baiknya untuk mencapai misi atau tujuan utama organisasi.

h) Formulasi strategi, arus keputusan, kedua elemen ini sangat penting dalam pengambilan keputusan strategik formulasi dan arus kepeutusan strategi ikut menentukan arah implementasi strategi yang dilaksanakan oleh eksektif.

3. Manajemen Strategi

Pada dasarnya manajemen strategic merupakan perpaduan antara konsep “manajemen” dan “strategi”. Manajemen dapat dapat diartikan sebagai proses penggerakan orang dan bukan orang untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan strategic dapat diartikan sebaagi kiat, cara atau taktik yang dirancang secara sistematik dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Pasolong, 2010). Dapat diartikan bahwa manajemen strategi adalah upaya penggerakan sumber-sumber daya yang ada dengan cara atau taktik cerdas untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Menurut Nawawi (Pasolong, 2010), meruskan empat defenisi manajemen strategik, yaitu: (a) manajemen strategik adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersimfat mendasar dan menyeluruh disertai penetapan melaksanakannya, yang dibuat oleh

(30)

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam seluruh organisasi untuk mencapai tujuannya. (b) manajemen strategik adalah usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan organisasi untuk mengeploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang ditentukan. (c) manajemen strategik adalah arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi efektif untuk membantu mencapai tujuan. (d) manajemen strategik adalah perencanaan berskala jangkauan masa depan yang jauh disebut dengan visi, dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak untuk dilaksanakan disebut misi, usaha untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas dengan diarahkan kepada optimalisasi pencapaian tujuan strategic, dan berbagai tujuan operasional organisasi. Pendeknya, hal-hal yang dimaksud adalah visi, misi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, program, dan kegiatan (Pasolong, 2010).

Manajemen Strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (Formulating), Penerapan (implementing), dan Evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang. Manajemen strategi mengandung seni dan ilmu tentang perumusan, penerapan dan pengevaluasian sebuah keputusan yang diambil untuk mencapai tujuan organisasi (Wahyudi, 1996).

(31)

Dari defenisi diatas maka dapat diketahui dua hal yang mendasar yaitu: a. Manajemen Strategi memiliki tiga Proses, yaitu:

1) Perumusan strategi, meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang, pengidentifian peluan dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangann alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.

2) Penerapan strategi, meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang ditetapkan dapat diimplementasikan.

3) Evaluasi/control strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

b. Manajemen strategik, berfokus kepada penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi dan produksi/operasional dari sebuah bisnis.

(32)

Dengan menggunakan manajemen strategi sebagai sebuah kerangka suatu kerangka kerja (frame Work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis didalam organisasi, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian sebuah masalah publik maka manajer atau kepala instansi harus berfikir lebih strategik. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibagun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang lebih menguntungkan. Artinya adalah sebuah keputusan yang diambil oleh kepala instansi dengan pemikiran yang matang dan analisa yang lebih dalam akan menghasilkan keputusan yang jauh lebih baik dan lebih terarah dalam pencapaian tujuan dan penyelesaian masalah (Wahyudi, 1996).

c. Manajemen strategik memiliki tiga elemen besar yang membentuk manajemen strategic yaitu:

1) Analisa lingkungan, analisia lingkungan dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat kemungkinan peluang peluang serta kemungkinan-kemungkinan adanya ancaman yang dapat terjadi diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan lingkungan organisasi.

(33)

Analisis juga dilakukan terhadap kelemahan dan kekuatan organisasi menghadapi aspek lingkungan. 2) Penetapan visi, misi dan objektif, (a) menetapkan visi

dimaksudkan untuk memberikan arah tentang akan terjadi kepada objek yang akan datang (Wahyudi, 1996). Visi juga dapat berarti cita-cita yang diharapkan akan tercapai dimasa depan yang jauh. Menurut Vincent Gaspersz visi merupakan gambaran konseptual tentang keinginan masa mendatang (Pasolong, 2010). (b) Misi lebih spesifik menekankan kepada kegiatan untuk mendukung visi yang telah ditentukan (Wahyudi, 1996). Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Menruut Kotler (Salusu, 2015) bahwa misi adalah pernyataan tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita masa depan. (c) Objektif lebih kepada penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur yang ingin dicapai

(34)

organisasi (Wahyudi, 1996). Objektif atau tujuan merupakan jabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam satu sampai lima tahun mendatang (Pasolong, 2010).

3) Strategi, terdiri dari perumusan, implementasi dan evaluasi strategi, melakukan rangkaian perumusan strategi sesuai dengan aspek analisa lingkungan, penetapan visi, misi dan objektivitas organisasi yang selanjutnya dilaksanakan dengan maksimal dan terakhir melakukan evaluasi atau penilaian terhadap hasil dari strategi yang dilaksanakan.

4. Manajemen Strategi Sektor Publik

Manajemen strategi dalam sektor publik memiliki visi, misi, dan objektivitas yang berbeda dengan manajemen perusahaan. Strategi manajemen publik menitik beratkan konsepnya pada pelayanan publik dan kepuasan masyarakat. Manajemen strategi dalam organisasi publik memiliki ciri-ciri prilaku serta spesifikasi yang natural dan khas dikenali sebagai organisasi publik.

Menurut Bryson (Heene dkk, 2015), model manajemen strategi yang paling baik untuk organisasi publik adalah

a. Melakukan analisis strategi

(35)

c. Memperjelas misi serta nilai dari organisasi d. Melakukan analisis swot

e. Mengidentifikasi isu-isu krusial bagi strategi organisasi f. Merumuskan strategi untuk mengendalikan isu

g. Mempelajari kembali rumusan strategi yang telah dibuat h. Melakukan formulasi strategi yang menguntungkan

organisasi

i. Melakukan pengimplementasian stretgi secara maksimal j. Melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah

dilaksanakan.

Dalam konteks prilaku publik dapat dikelompokkan menjadi tiga tema pokok manajemen strategik dari organisasi-organisasi public menurut Joubert, dkk (Heene dkk, 2015), sebagai berikut:

a. Dinamika Percaturan Politik

(1) Ambiguitas politik, dimana garis-garis besar orientasi strategi yang memayungi komunitas politik seringkali dijabarkan secara tersamar ketimbang dalam dalam suatu komunitas yang berorientasi pada laba.

(2) Atmosfer-atmosfer yang semu dikarenakan terdapatnya suatu siklus rentang waktu politik. (3) Koalisi-koalisi politik yang labil, yang menopang

(36)

(4) Pemilihan peran politik yang kabur. b. Proses Proses Pembentukan Keputusan Publik

(1) Sebuah Keterbukaan yang lebih besar kepada para Stakeholder sangatlah dianjurkan meskipun tidak diwajibkan, sehingga terbentuk suatu dukungan yang lebih besar dari para stakeholder yang akan berdampak pada strategi

(2) Proses pembentukan keputusan yang terlalu sering berlangsung dalam suasana keterbukaan.

(3) sering pula dijumpai suatu proses pembentukan keputusan tiba-tiba diulang kembali pada saat pelaksanaan strategi tersebut.

c. Nuansa Manajemen Publik

(1) Kurang pengalaman dengan manajemen strategic (2) Keterkaitan dualistis antara pelanggan dengan

warga masyarakat,serta kebutuhan-kebutuhan diantara mereka yang saling berbeda, bahkan ada kalanya saling bertolak belakang, semakin mempertinggi kompleksitas dari manajemen strategi dalam manajemen-manajemen strategi. (3) Tolak ukur keberhasilan dalam sector publik

(37)

(4) Manajemen strategik dalam organisasi public antara lain bercirikan adanya penentuan yang multi dimensi

(5) Kehidupan bersama yang multi identitas semakin menonjolkan lagi sisi kompleksitas dari manajemen strategic organisasi-organisasi public. (6) Manajemen strategi dalam organisasi public

mempunyai suatu portofolio produk jasa yang seringnya bersifat komplek dan yang tidak kasat mata.

5. Tahapan Manajemen Strategi

Manajemen Strategik memiliki tiga Proses menurut Wahyudi (1996), yaitu:

a. Perumusan strategi, meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang, pengidentifian peluan dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangann alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. b. Penerapan strategi, meliputi penentuan sasaran-sasaran

operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang ditetapkan dapat diimplementasikan.

(38)

c. Evaluasi/control strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

6. Impelentasi Strategi

Impelentasi adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul suatu keputusan. Suatu keputusan selalu bertujuan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Dalam rumus Higgins (salusu, 2015), implementasi adalah rangkuman dari berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya manusia menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dan strategi. Dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu proses yang terarah dan terkoordinasi melibatkan banyak sumber daya.

Dalam implementasi strategi terdapat skenario implementasi strategi yaitu:

a. Pengangkatan Direktur Program

Untuk melaksanakan implementasi strategi setelah strategi ditetapkan dan disahkan oleh yang berwenang, maka kepala organisasi perlu menerbitkan surat keputusan tentang pengangkatan seorang yang akan bertanggung jawab untuk menyusun skenario, melaksanakan keputusan strategik tersebut, demikian

(39)

ditandaskan oleh Larry Alexander (Salusu, 2015) untuk keperluan analisis dalam uraian selanjutnya penanggung jawab kita sebut sebagai Direktur program.

b. Siapa Direktur Program Itu?

Seseorang yang diangkat sebagai Direktur Program merupakan salah satu anggota eselon atas yang berperan serta dalam proses pengambilan keputusan strategik, itulah yang kiranya perlu diangkat sebagai Direktur program. Dipilihnya salah satu anggota eselon menjadi direktur program karena orang atau pejabat tersebut telah mengikuti diskusi yang panjang tentang latar belakang keputusan strategik itu, Ia mengetahui pula alternatif-alternatif yang dipersiapkan sebelumnya, ia mengetahui mengapa pilihan jatuh pada keputusan itu, ia mengetahui konsekuensi yang akan timbul apabila keputusan itu dijalankan, ia mengetahui tentang unsur kompetitif dalam keputusan itu, ia mengetahui tentang situasi sumber daya organisasi, tepatnya, ia mengetahui tentang keuntungan yang akan diperoleh organisasi apabila keputusan itu dijalankan.

(40)

c. Analogi Dengan Arsitek

Tugas penting dari seorang penanggung jawab adalah membuat desain mengenai implementasi dari strategi yang ditetapkan. Seorang arsitek yang mendapatkan tugas mendesain sebuah gedung akan berusaha untuk membuat detail dari gedung tersebut sehingga mudah dimengerti oleh para pelaksana pembangunannya. Dengan mengambil analogi dari arsitek direktur program tadi sepatutnya sudah memiliki gambaran apa yang perlu dibuatnya untuk melicinkan jalan bagi semua pelaksanaan keputusan seorang arsitek tidak bekerja sendirian, tetapi dibantu oleh tenaga tenaga dari berbagai profesi dan para juru gambar. Begitu juga dengan direktur program. Ia tidak bekerja sendirian. Kerangka implementasi suatu keputusan haruslah menjadi tanggung jawab utamanya. Selesai menyusun program dan anggaran, Ia juga memperkirakan keahlian yang mungkin dibutuhkan organisasi dan bagaimana mendapatkannya. Banyak butir yang dituangkan dalam desain itu diangkat dan diskusi selama proses perumusan strategi berlangsung.

(41)

d. Penyempurnaan Struktur Organisasi

Berbicara masalah struktur, dalam implementasi, suatu strategi dipandang sebagai sesuatu yang mutlak perlu karena struktur menguraikan secara jelas tindakan-tindakan spesifik yang harus dilakukan dalam masa implementasi. Selain itu struktur memperlihatkan tingkat otonomi dan Tiap orang yang akan melakukan berbagai kegiatan implementasi itu. Penyesuaian, penyempurnaan, atau modif modifikasi suatu struktur organisasi menurut Certo (Salusu, 2015) sangat diperlukan dengan maksud untuk meningkatkan efektivitas; yaitu sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Modifikasi ini sebaiknya dilakukan secara regular guna menyesuaikan perkembangan dalam lingkungan eksternal, dan tidak saja semata-mata karena adanya strategi baru.

e. Sentralisasi – Desentralisasi

Konsep sentralisasi-desentralisasi bagi Kebanyakan orang masih memerlukan klarifikasi. Hanson (Salusu, 2015) misalnya menganggap penting untuk membedakan antara sentralisasi struktural dengan

(42)

sentralisasi administratif, dan antara desentralisasi structural dengan desentralisasi administratif.

Karasteristik dan sentralisasi structural, antara lain: (1) Ada satu mekanisme pengawasan terpusat pada tingkat nasional yang merupakan struktur kekuasaan yang melaksanakan kekuasaannya melalui proses pengambilan keputusan; (2) Wewenang dan tanggung jawab terakhir atas pengambilan keputusan, berada pada puncak hirarki dari sistem itu; (3) Daerah tidak mempunyai yurisdiksi pengambilan keputusan (otonomi); (4) Para Pejabat di daerah wajib melaksanakan keputusan keputusan dari pimpinan departemen yang berada pada puncak struktur organisasi; (5) Keputusan-keputusan yang dibuat di daerah atau pada jajaran eselon yang lebih dibawah akan tergantung pada persetujuan dan pejabat tingkat pusat.

Adapun karakteristik dari desentralisasi struktural antara lain, (1) tidak ada mekanisme pengawasan terpusat; (2) Setiap daerah mempunyai yurisdiksi pengambilan keputusan (otonomi); (3) tidak ada garis kewenangan yang menghubungkan suatu sistem tertentu di tiap daerah.

(43)

f. Spesifikasi Pekerjaan

Dalam skenario implementasi itu, selanjutnya direktur program mendesain spesifikasi pekerjaan dan membagi penugasan pekerjaan itu kepada setiap kepala unit kerja yang akan terlibat dalam implementasi titik pada kepala unit kerja hendaknya memahami dengan sungguh-sungguh tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan serta wajib meminta klarifikasi kepada direktur program apabila ada butir-butir penugasan yang belum jelas.

g. Rencana, Program dan Anggaran

Setelah kepala unit kerja sudah menghayati penugasan yang perlu mereka buat adalah rencana, program dan anggaran yang menjadi tanggung jawab unit kerjanya. Dalam setiap program, setiap tindakan yang akan dilaksanakan oleh unit kerjanya perlu ditulis secara rinci jadwal waktunya, kapan tugas-tugas itu rampung dikerjakan, siapa yang akan bertanggung jawab, untuk apa, dan kapan. Rencana dan program ini disampaikan kepada direktur program untuk didiskusikan kemudian direalisasikan titik mungkin kepala unit membutuhkan tenaga ahli tertentu, peralatan tertentu, dan jumlah biaya yang

(44)

diperlukan dan seterusnya untuk melancarkan tugas baru yang dibebankan kepada mereka. Pada dasarnya semua rencana dan program yang sejalan dengan desain yang telah disiapkan oleh direktur program tentu dapat dipenuhi Karena pada saat strategi ini dirumuskan sudah dipikirkan dengan berbagai kebutuhan yang mungkin diperlukan.

h. Uraian Tugas

Setelah semua keperluan terpenuhi, para kepala unit perlu membuat uraian tugas bagi setiap pelaksanaan terdepan dalam unit kerjanya. Menyusun uraian tugas seseorang perlu melibatkan orang tersebut guna melicinkan Jalan kepada pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya. Suatu uraian tugas yang terencana baik dan dapat dilaksanakan, akan membantu pihak manajemen untuk melakukan seleksi dan terutama pengawasan pekerjaan.dalam manajemen umumnya Dikenal dua jenis uraian tugas AHI (Salusu, 2015), yaitu uraian tugas generik dan uraian tugas spesifik. Uraian tugas generik ditulis dan dinyatakan secara umum tanpa rincian tugas dan tanggung jawab. Pernyataan ini memuat uraian yang komprehensif tentang suatu kategori pekerjaan

(45)

dengan memakai common Denominasators yaitu atribut yang sama dan semua pekerjaan yang tergolong dalam kategori tersebut. Uraian tugas spesifik menjelaskan secara rinci dan tepat tugas dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan titik uraian itu memperlihatkan pula hubungan yang jelas dengan unit kerja lain dan kategori pekerjaan tersebut.

Setelah uraian tugas selesai dirumuskan, Langkah terakhir yang harus ditempuh sebelum terjun ke lapangan adalah menyelenggarakan pelatihan. Bentuk pelatihan mana yang diinginkan tentu harus sesuai dengan sifat dan kerjaan dan sasaran yang diinginkan.

i. Rutinitas Pekerjaan

Tahap terakhir dari proses implementasi adalah proses rutinkan pekerjaan yang berarti bahwa pekerjaan sudah harus berjalan seperti pekerjaan rutin sehari-hari. Proses implementasi ini mungkin memakan waktu, tetapi akan mencegah pekerjaan ulang karena setiap orang tahu betul tanggung jawab masing-masing sebelum memulai pekerjaannya. Diharapkan kesalahan-kesalahan besar tidak akan terjadi. dengan begitu, setiap pekerjaan dan para

(46)

karyawan akan menampilkan kualitas yang mampu memberi kepuasan bagi para konsumen. Kepuasan yang kita maksudkan Dalam strategi ini adalah kepuasan rata-rata. Sebelum setiap kerja setiap orang memulai pekerjaannya. Mereka harus bertanya kepada diri sendiri, Apakah harus saya lakukan untuk mengimplementasikan bagian tugas saya dari program strategi itu, dan bagaimana cara terbaik untuk dapat menyelesaikannya.

j. Reaksi Terhadap Penyempurnaan Struktur

Perubahan struktur organisasi seringkali menimbulkan masalah khusus, antara lain berupa penolakan yang tidak kentara dari sementara pejabat, di samping ada keengganan untuk menyerahkan kekuasaannya. Pengaruh pengaruh politik kadang-kadang tidak dapat dielakkan, apabila terjadi perubahan struktur sesuatu yang memang terjadi menjadi karakteristik dari birokrasi organisasi publik yang biasanya menjalar pada organisasi non-profit. Ada hal yang patut diperhatikan dalam menyusun proses implementasi, yaitu diperlukan adanya fleksibilitas, Keluwesan agar semua pihak pelaksana tidak banyak menemui kesulitan dalam mengadakan

(47)

penyelesaian Andaikata peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan timbul di kemudian hari.

7. Manfaat Manajemen Strategi

Membahas konsep manajemen strategik berarti membicarakan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya baik internal maupun eksternal. Manajemen strategik mampu menciptakan sinergis dan semagat korps yang penuh integritas sehingga mampu melicinkan jalan menuju sasaran yang ingin dicapai organisasi. Dalam lingkungan organisasi, manajemen strategik, organisasi dimungkinkan mampu mengidentifikasi peluang-peluang dalam lingkungan eksternal dan sekaligus memanfaatkannya, ancaman dari lingkungan mampu dihindari semaksimal mungkin dan menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi (Pasolong, 2010). Maksudnya adalah manajemen strategik sangat penting bagi organisasi karena manajemen strategik memnbantu organisasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi organisasi terutama mengenai lingkungan eksternal maupun internal agar cita-cita awal organisasi mampu berjalan dengan mulus hingga tujuannya tercapai.

Menurut Nut & Backhoff (Pasolong 2010) memberikan alasan mengapa manajemen strategik sangat pentimg bagi organisasi publik, yaitu: (a) suatu organisasi yang baru didirikan atau yang sedang bertumbuh. Perlu memikirkan kemana ia hendak pergi dan sasaran apa yang perlu diberikan perhatian dilakukan karena tidak mungkin

(48)

organisasi tersebut akan tetap seperti sedia kala. (b) Kebutuhan untuk mempertahankan stabilitas pembiayaan. Apabila dana yang ada pada organisasi telh berkurang bahkan habis, maka diperlukan strategi untuk memperoleh sumber dana baru untuk mempertahankan organisasi. (c) Keinginan untuk mengembangkan pelayanan. Pada dasarnya, pemerintah awalnya memberikan pelayanan apa adanya namun karena perkembangan sumberdaya yang ada maka timbul keinginan untuk mengembangkan pelayanan dan mestilah diperlukan strategi untuk mengembangkannya. (d) Perluasan Peranan dan desakan pelanggan. Seringkali masyarakat mendesak kepada pemerintah untuk memperluas peranannya untuk mencukupi kebutuhan mendesak masyarakat. (e) Perubahan kepemimpinan. Seiring dengn pergantian pemimpin maka pejabatpun akan terganti sehingga diperlukan strategi untuk menyusun visi baru untuk terus mengembangkan organisasi dan mempertahankan eksistensi organisasi. (f) Tuntutan yudiris dalam perencanaan. Perubahan prosedur harus dilakukan apabila kondisi-kondisi yang dihadapi organisasi menjadi mendesak untuk menggantinya. (g) Tuntutan dan integrase. Integrase sangat dibutuhkan dalam organisasi karena integrase akan mempermudah perjalanan misi agar dapat sampai pada tujuannya sehingga dibutuhkan strategi untuk mempertahankannya. (h) Koordinasi tindakan. Untuk memperoleh koordinasi yang baik dalam organisasi diperlukan strategi untuk menstabilkan koordinasi.

(49)

(i) Ancaman politik. Seringkali para eksekutif menginginkan jalannya organisasi pemerintah sesuai dengan keputusan politik yang berlaku sehingga dibutuhkan strategi untuk menyesuaikan antara kebijakan politik dengan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa menurut Nut & Backhoff manajemen strategik mampu menjawab segala aspek kebutuhan dan masalah organisasi atas masalah-masalah lingkungan baik internal dan eksternal serta mengembangkan organisasi lebih baik dari sebelumnya.

Sedangkan menurut Y00 & Digman dalam Salusu (Pasolong, 2010) menyimpulkan bahwa manfaat dari penggunaan manajemen strategik antara lain: (a) Mampu memberikan petunjuk bagaimana mengantisipasi masalah-masalah dan peluang dimasa mendatang. (b) memungkinkan para pegawai memahami tujuan dan sasaran organisasi secara jelas sehingga mereka mengetahui arah perjalanan organisasinya. (c) meningkatkan kepuasan dan motivasi pegawai. (d) menyediakan informasi kepada pengambil keputusan tepat pada waktunya, dan (e) bisa menghemat biaya. Dapat disimpulka bahwa menurut Y00 & Digman manajemen strategik tidak hanya berbicar tentang bagaimana strategi memenangkan organisasi menghadapi masalah eksternal organisasi tetapi juga mampu menyelesaikan masalah dan kebutuhan internal organisasi terutama yang berhubungan dengan pegawai. Manajemen strategi juga mampu

(50)

membawa pegawai untuk mencapai tujuan organisasi dengan meningkatkan kepuasan dan motivasi kerjanya didalam organisasi. 8. Pasar Aman Kota Makassar

Pasar Aman adalah pasar percontohan yang diintervensi oleh Badan POM, dimana secara periodik dilakukan pengawasan terhadap pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya dan dalam periode pengawasan terakhir tidak ditemukan adanya penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan. Strategi pasar aman dari bahan berbahaya dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti:

a. Pelatihan, pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pengawasan pasar, fasilitator, petugas di Balai Besar/Badan Pom.

b. Pengawasan, melakukan identifikasi pasar dan pendataan pedagang, pengambilan contoh dan pengujian, monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut.

c. Advokasi, menggalang dukungan/komitmen pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, kampanye dan lobi.

d. Monitoring dan evaluasi program, pemantauan dan evaluasi program dan kegiatan.

e. Replikasi pasar, penambahan pasar-pasar intervensi oleh pemerintah daerah, swasta, dan stakeholder.

f. Alih kelolah pasar, memastikan keberlanjutan pasar yang telah diintervensi (Puspaman.Pom.go.id).

(51)

Kriteria dari Pasar Aman menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 519/Menkes/SK/VI/2008 dalam Pedoman Imolementasi Program Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya (Pom.go.id) yaitu:

a. Tersedia infrastruktur yang memenuhi persyaratan kesehatan;

b. Pengelolaan yang memenuhi persyaratan kesehatan dan berkesinambungan;

c. Perilaku pedagang, pengelola, pekerja, pengunjung dan komunitas lainnya untuk hidup bersih, sehat dan higienis. Adapun pasar yang menjadi pasar Percontohan Pasar aman di Kota Makassar menurut BBPOM Kota Makassar adalah Pasar Pasar Sentral, Pa’Baeng-Baeng (Pom.go.id).

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan di Kantor Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar untuk mengetahui strategi untuk menciptakan pasar aman di Kota Makassar dikarenakan banyaknya produk obat, makanan dan kosmetik yang beredar di Makassar yang tidak memenuhi standar BPOM dan cenderung berbahaya. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menilai sejauh mana strategi program telah diiimplementasikan sekaligus untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi program ini.

Penelitian tentang bagaimana Strategi Badan Pengawasan Obat dan Makanan menciptakan pasar aman di Kota Makassar ini akan dianalisis

(52)

berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Salusu (2015) yang mengemukakan bahwa Strategi adalah pengangkatan direktur program; siapa direktur program itu; analogi dengan arsitek; penyempurnaan struktur organisasi; sentralisasi-desentralisasi; spesifikasi pekerjaan; rencana, Program, dan anggaran; uraian tugas; rutinisasi pekerjaan; reaksi terhadap penyempurnaan struktur. Namun pada pada penelitian ini hanya digunakan beberapa indikator seperti Pengangkatan Direktur Program; sentralisasi-desentralisasi; spesifikasi pekerjaan; rencana, Program dan anggaran; uraian tugas. Indikator ini dipilih sebagai tolak ukur penelitian karena melihat indikator-indikator tersebut cocok pada masalah penelitian yang ada.

(53)

Strategi Pengelolaan Pasar Aman Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan

Kota Makassar

Strategi menurut Salusu (2015) Skenario Implementasi Strategi: a. Siapa Direktur Program? b. Sentralisasi-Desentralisasi c. Spesifikasi Pekerjaan d. Rencana, Program dan anggaran e. Uraian Tugas f. Rutinitas Pekerjaan Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Terwujudnya Pasar Aman di Kota Makassar

(54)

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dan tinjauan pustaka. Fokus penelitian ini akan berdasarkan rumusan masalah dimana melihat strategi pengelolaan Pasar Aman di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori dari Salusu (2015) yang mengatakan bahwa skenario dari Implementasi Strategi ada beberapa indikator yaitu: (1) siapa Direktur Program, (2) sentralisasi-desentralisasi, (3) spesifikasi pekerjaan, (4) rencana, Program, dan anggaran, (5) uraian tugas, dan (6) rutinisasi pekerjaan.

E. Deskripsi Fokus Penelitian 1. Siapa Direktur Program?

Indikator ini berkaitan dengan latar belakang direktur program, proses pelantikannya, fungsi dan tugasnya, dan riwayat pendidikan serta riwayat pelatihannya.

2. Sentralisasi-Desentralisasi

Sentralisasi-Desentralisasi berkaitan dengan sistem yang digunakan dalam program pasar aman berkaitan dengan sentralisasi struktural dan desentralisasi stuktural.

3. Spesifikasi Pekerjaan

Spesifikasi pekerjaan berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi setiap jenis pekerjaan dalam program pasar aman di Kota Makassar.

(55)

4. Rencana kegiatan dan Anggaran

Rencana kegiatan dan anggaran berkaitan dengan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dan jumlah anggaran serta pengelolaan dana yang dilakukan oleh fasilitator dalam pelaksanaan program pasar aman

5. Uraian Tugas

Uraian tugas berkaitan dengan seluruh tugas-tugas yang ada pada satuan unit kerja program Pasar Aman di Kota Makassar.

6. Rutinisasi Pekerjaan

Rutinitas pekerjaan berkaitan dengan rangkaian pekerjaan yang dilaksanakan dalam program pasar aman yang diselenggarakan secara berurutan selama 1 tahun.

7. Faktor penghambat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi BBPOM dalam menciptakan Pasar Aman di Kota Makassar

8. Faktor pendukung yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi BBPOM dalam menciptakan pasar aman di Kota Makassar.

(56)

42

Waktu penelitian yang dilakukan pada penelitian ini kurang lebih selama 2 (dua) bulan dimulai sejak dikeluarkannya surat izin penelitian dari Kantor Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu Sulawesi Selatan pada tanggal 16 April 2020 hingga tanggal 16 Juni 2020. Lokasi penelitian berada di Kantor Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar yang berlokasi di Jalan Baji Minasa nomor 2, Tamarunang, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Lokasi ini dipilih karena sesuai dengan isu yang diambil mengenai strategi menciptakan pasar aman di Kota Makassar karena Badan Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar menjadi Inisiator dari terlaksananya strategi program ini, selain pada kantor Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan kota Makassar lokasi yang diambil selanjutnya adalah Pasar pa’baeng-baeng yang merupakan pasar percontohan pasar aman di Kota Makassar.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana data diperoleh dari proses observasi, wawancara dengan seluruh informan yang telah ditentukan, dan hasil dari dokumentasi atau pengumpulan arsip dan gambar. Setelah seluruh data diperoleh tahap

(57)

selanjutnya peneliti mendeskripsikan secara utuh dan mendalami data yang didapatkan berupa fakta atau keterangan-keterangan dan kelemahan atau kekurangan dari objek yang diteliti.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif yaitu peneliti memberikan gambaran, penejelasan yang tepat secara objektif mengenai masalah yang diteliti, mengenditifikasi dan menjelaskan data secara sistematis.

C. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini berdasarkan pendapat dari Sugiyono (2017) terdiri dari dua sumber yaitu data Primer dan data Sekunder, penjelasannya sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data empiris yang diperoleh dari infroman berdasarkan hasil wawancara. Jenis data yang diperoleh adalah mengenai strategi pengelolaan pasar aman di Balai besar pengawasan obat dan makanan Kota Makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang dikumpulkan peneliti adalah data kepegawaian, panduan pelaksanaan pasar aman, dan laporan-laporan terkait pelaksanaan pasar aman di Kota Makassar.

(58)

D. Informan Penelitian

Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari Strategi pasar aman dari bahan berbahaya di Kantor Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Makassar dan Pasar pa’baeng-baeng yang berkaitan langsung dalam penelitian ini. Adapun informan dalam penelitian ini, terdiri dari

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No INFORMAN Inisial JABATAN/STATUS

1 Dra. Atma Mansaruna, Apt

AM Koordinator Program Pasar Aman

2 Dra. Adila Pababari, Apt AP Pelaksana Program Pasar Aman

3 Andi Dewi Hastuti Anti, S.Si

AD Fasilitator Program Pasar Aman

4 Hasniah HS Pedagang pasar pa’baeng-baeng

5 Linny LN Pedagang Pasar

pa’baeng-baeng Dilihat dari tabel 3.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ibu Atma Mansaruna (AM) merupakan pegawai Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Kota Makassar yang mana berperan sebagai koordinator dalam Pasar Aman, melaksanakan proses monitoring dan evaluasi kepada Fasilitator dan dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

(59)

2. Ibu Adila Pababari (AP) merupakan pegawai Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Kota Makassar yang mana berperan sebagai pelaksana dalam Pasar Aman, melaksanakan kegiatan pasar aman bersama fasilitator pada agenda-agenda pasar tertentu, dan dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Ibu Andi Dewi (AD) merupakan staf pasar pabaeng-baeng Kota Makassar yang mana berperan sebagai Fasilitator dalam Pasar Aman, melaksanakan kegiatan pasar aman, melaksanakan kegaiatan pengujian dan pengawasam kepada pedagang pasar pabaeng-baeng, dan dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Ibu Hasniah (HS) merupakan pedagang pasar pabaeng-baeng Kota Makassar dan dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Linny (LN) merupakan pedagang pasar pabaeng-baeng Kota Makassar dan dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan program pasar aman di Kota Makassar,

(60)

maka peneliti melakukan observasi. Dimana peneliti mengamati secara langsung lokasi penelitian yaitu Balai besar pengawasan obat dan makanan Kota Makassar guna memperoleh informasi tentang strategi pengelolaan pasar aman di kantor Balai besar pengawasan obat dan makanan Kota Makassar.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara dilakukan dengan mewawancarai secara langsung informan yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu informan memiliki pemahaman terkait masalah yang diteliti di Balai besar pengawasan obat dan makanan Kota Makassar melakukan wawancara mendalam kepada informan yang menjadi objek penelitian.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengambil data yang diperlukan dalam penelitian seperti buku, laporan, panduan, gambar atau foto, dan peraturan dari tempat penelitian maupun website resmi Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan Pasar Aman.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif interaktif yaitu:

(61)

Reduksi data dalam penelitian ini yaitu melakukan pemilihan data-data yang perlu atau tidak perlu dimasukkan dalam penelitian ini dalam artian merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting saja.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu menguraikan data secara singkat dalam bentuk narasi yang manah memberikan penyajian data dalam bentuk tabel, gambar, dengan demikian peneliti dapat mengusai data

3. Penarikan kesimpulan

Selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari verifikasi. Kesimpulan awal dipaparkan bersifat sementara serta bisa berubah apabila tidak adanya bukti yang kuat pada tahap pengumpuan data berikutnya. Tetapi pada kesimpulan yang dipaparkan ditahap awal didukung oleh bukti yang valid saat peneliti berada di lapangan pengumpulan data maka kesimpulan yang dipaparkan merupakan kesimpulan yang kreadibel.

Gambar 3.1

Proses Teknik Analisis Data

Sumber: Sugiyono, 2017 Pengumpulan data Reduksi data Penarikan kesimpulan Penyajian data

(62)

G. Pengabsahan Data

Proses pengabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi yaitu sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian dengan cara membanding-bandingkan antar sumber, teori, maupun metode/teknik penelitian ada tiga, yaitu: 1) triangulasi sumber, (2) Triangulasi data, dan (3) Triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber yang dilakukan yaitu mengecek kembali data-data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber. Kegiatan yang dilakukan adalah membadingkan hasil wawancara isi dokumen. 2. Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti adalah mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda kegiatan yang dilakukan ketika teknik kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan karena sudut pandangnya yang berbeda-beda.

3. Triangulasi waktu yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti mengecek kembali data yang diperoleh diberbagai waktu. Misalnya data yang diperoleh dipagi hari pada wawancara akan berbeda hasilnya ketika dilakukan disiang hari atau disore hari..

(63)

50 1. Gambaran Umum Kota Makassar

Makassar terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan pada koordinat 119°18’30.18” sampai 119°32’ 31.03” BT dan 5°00’30.18” sampai 5°14’ 6.49” LS, dengan batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Wilayah Kota Makassar mempunyai garis pantai sepanjang 20 km yang memanjang dari selatan ke utara, memiliki topografi yang relatif datar dengan ketinggian tanah antara 0 - 25 m. Saat ini Kota Makassar dijadikan sebagai inti pengembangan kawasan terpadu Mamminasata.

Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175.77 Km2 daratan dan termasuk 11 (sebelas) pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan

Gambar

Tabel 4.1 Fungsi Dan Tugas Balai Besar POM Makassar  53  Tabel 4.2 Kegiatan Rutin Dan Prioritas Balai Besar POM Kota Makassar  54  Tabel 4.3 Jabatan Dan Spesifikasi Pekerjaan Program Pasar Aman    71  Tabel 4.4 Bukti Penganggaran Dana Program Pasar Aman
Gambar 4.1 Struktur Penyelenggaraan Pasar Aman    66
Tabel 3.1  Informan Penelitian
Gambar 4.2  Tujuan dan kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Studio 21 : kebersihan dalam gedung bioskop, keteraturan desain interior gedung, keamanan tempat parkir, keluasan tempat parkir, kecepatan bioskop mengikuti film

Efektivitas tabir surya biasanya digambarkan dengan suatu faktor perlindungan matahari atau dikenal dengan faktor pelindung surya (FPS) yang didefinisikan sebagai energi UV

Inovasi teknologi Augmented Reality atau biasa disingkat dengan AR berbasis aplikasi, ditampilkan dengan desain grafis, dan juga disertai informasi lengkap yang ada pada brosur

Air permukaan yang dalam pasal 1 ayat 3 didefinisikan sebagai semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dikelola berdasarkan satuan wilayah sungai yang terdiri dari satu

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Warramatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Rusman merumuskan dengan adanya tema akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1 siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; 2 siswa dapat mempelajari

Dengan adanya penciptaan karya tersebut, diharapkan mampu membuat konsumen produk lipstik dapat mengetahui karakteristik lipstik warna apa saja yang terlihat menarik untuk

Spesifikasi pelanggan atau persyaratan pelanggan berisi data atau informasi terstruktur tentang kebutuhan pelanggan dan keinginan berdasarkan hasil penelitian dari kuesioner VoC