• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani anggota kelompok tani kemudian data ditabulasi, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di interpretasi (Branner 1997). Hasil akhirnya merupakan suatu gambaran permasalahan yang ditampilkan melalui tabel data dan peubah yang kemudian dianalisis dengan analisis statistik sebagai alat ujinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh fakta-fakta faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan pada kriteria: (1) merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kelompok tani terbanyak kedua di Provinsi Jawa Tengah, (2) terdapat kelembagaan kelompok tani sesuai versi Kementerian Pertanian yaitu kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang tetap aktif. Adapun kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian meliputi Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah dengan pertimbangan bahwa di ketiga kecamatan tersebut terdapat 4 (empat) kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani padi versi Kementerian Pertanian yaitu Pemula, Lanjut, Madya dan Utama yang aktif sehingga dapat mewakili keragaman populasi yang menjadi obyek pada penelitian ini. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian merupakan kecamatan yang terdapat kelompok tani padi kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang aktif yaitu Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Dasar pembentukan kelompok tani adalah berdasarkan hamparan usaha tani.

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2012. Tahap persiapan penelitian telah dilakukan sejak bulan Juni 2012.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan sampel petani anggota dilakukan dengan teknik sampel acak stratifikasi (stratified random sampling) berdasarkan kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani versi Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama. Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan kelompok diambil dengan jumlah yang sama (disproportionate stratified random sampling). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah kelompok tani yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 12 kelompok tani, dengan rincian 3 kelompok tani pada masing-masing kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.

(2)

Dari 12 kelompok tani yang terpilih dilakukan pengambilan responden secara acak sederhana, dengan penentuan setiap kelompok sebanyak 10 responden, sehingga jumlah keseluruhan adalah 4 (kelas kelompok tani) x 3 (kelompok tani) x 10 (orang) = 120 responden.

Kecamatan Buayan terdiri dari 20 desa dan 96 kelompok tani dengan rincian 57 kelompok tani kelas Pemula, 29 kelompok tani kelas Lanjut, 9 kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan Rowokele terdiri dari 11 desa dan 80 kelompok tani dengan rincian 56 kelompok tani kelas Pemula, 16 kelompok tani kelas Lanjut, 7 kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan Ayah terdiri dari 18 desa dan 96 kelompok tani dengan rincian 52 kelompok tani kelas Pemula, 31 kelompok tani kelas Lanjut, 12 kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama. Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan kelompok diambil dengan jumlah yang sama/tidak proporsional (disproportionate stratified random sampling). Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya (Riduwan 2009). Jumlah sampel dalam penelitian ini secara rinci tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi, sampel, dan jumlah sampel petani berdasarkan kelas kemampuan kelompok tani yang diamati

No Kelas kemampuan kelompok tani Petani responden Desa Nama kelompok tani Populasi anggota kelompok Sampel Jumlah sampel (orang)

1 Pemula Nogoraji Mitra Agro 40 10 30

Kreteg Pakarti Saribumi

45 10

Candirenggo Candi Wulan 40 10

2 Lanjut Rogodono Rukun Santoso 40 10 30

Bumi Agung Kismorahayu 45 10

Bulurejo Tani Maju 35 10

3 Madya Purbowangi Karya Utama 32 10 30

Pring Tutul Eling Jaya 40 10

Kedung Weru Kedung Jaya 39 10

4 Utama Rogodadi Sri Mulyo 30 10 30

Redisari Pulungsari 36 10

Mangunweni Pucung 27 10

(3)

Pengembangan Instrumen Penelitian Jenis Data

Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung dari responden. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner penelitian dan wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari pemerintah setempat, instansi terkait dan penyuluh di lokasi penelitian, berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap data primer.

Rincian masing-masing data primer tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal Petani Anggota (X1) yaitu ciri-ciri yang dimiliki oleh petani anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan. b. Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) yaitu keadaan atau kondisi yang

mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya, meliputi: ketersediaan informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok, dan manfaat yang diperoleh dari kelompok.

c. Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) adalah penilaian petani anggota kelompok terhadap kepemimpinan ketua kelompok dalam upaya mencapai keberhasilan kelompok tani, meliputi upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya, keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan.

d. Keberhasilan kelompok tani (Y2) adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok (community material), cara-cara/mekanisme untuk menghimpun dana (community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), dan variabel tidak bebas (dependent variable). Berikut penjelasan masing-masing variabel secara rinci:

(1) Variabel bebas/independen (X), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel tidak bebas/dependen (Y). Variabel bebas terdiri dari :

(a) Faktor internal petani anggota kelompok (X1) meliputi: umur (X1.1.), pendidikan formal (X1.2.), luas lahan (X1.3.), motivasi (X1.4.), pengalaman berusahatani (X1.5.), jumlah tanggungan keluarga (X1.6.), dan kekosmopolitan (X1.7.).

(b) Faktor eksternal petani anggota kelompok (X2) meliputi ketersediaan informasi (X2.1.), peran penyuluh (X2.2.), keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok (X2.3.), manfaat yang diperoleh anggota dari kelompok (X2.4.).

(4)

(2) Variabel tidak bebas/dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas/independen. Variabel tidak bebas/dependen terdiri dari:

(a) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) yaitu penilaian anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani meliputi: upaya ketua meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya (Y1.1.), keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok (Y1.2.), upaya ketua dalam pencapaian tujuan kelompok (Y1.3.), kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan (Y1.4.), kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota (Y1.5.), kejujuran (Y1.6.), kemampuan berkomunikasi (Y1.7.), dan kedisiplinan ketua (Y1.8.).

(b) Keberhasilan kelompok tani (Y2) meliputi sarana untuk pengembangan kelompok (Y2.1.), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok (Y2.2.), pengetahuan anggota (Y2.3.), produktivitas kelompok (Y2.4.), kepuasan anggota (Y2.5.), dan semangat kelompok (Y2.6.).

Konseptualisasi

Konseptualisasi sejumlah variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Faktor internal petani anggota adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh petani anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan.

(2) Umur petani adalah usia responden dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun.

(3) Pendidikan formal adalah lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun.

(4) Luas lahan adalah jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha).

(5) Motivasi adalah dorongan atau alasan dalam diri responden yang merangsang melakukan tindakan.

(6) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden terlibat langsung dalam kegiatan berusahatani.

(7) Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden.

(8) Kekosmopolitan adalah aktivitas responden dalam mencari informasi berkaitan dengan pengembangan usahatani ke luar sistem sosialnya, ke desa lain atau ke kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun terakhir.

(9) Faktor eksternal petani anggota adalah keadaan atau kondisi yang mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya.

(10) Ketersediaan informasi adalah tingkat ketersediaan media tertentu sebagai sumber informasi tentang usahatani, meliputi: (a) media elektronik: TV, radio, internet, hp; (b) media non-elektronik: poster, brosur, majalah, buku; (c) interpersonal: penyuluh, petani lain di luar kelompok, petani lain dalam kelompok.

(5)

(11) Peran penyuluh adalah peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani kelompok, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar.

(12) Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok adalah tingkat dimana responden mengkaitkan dirinya ke kelompok dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya.

(13) Manfaat yang diperoleh dari kelompok adalah manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota kelompok tani.

(14) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani adalah penilaian petani anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani meliputi: upaya meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya, keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan.

(15) Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya adalah tindakan ketua kelompok dalam membina dan menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan.

(16) Keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok adalah tindakan ketua kelompok dalam mengarahkan, mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota kelompok sesuai dengan kemampuannya, usaha menjalin hubungan anggota dengan anggota dan hubungan anggota dengan pihak luar agar kelompok dapat berjalan dengan baik.

(17) Upaya pencapaian tujuan kelompok adalah tindakan ketua kelompok dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan kelompok.

(18) Kemampuan membuat dan mengambil keputusan adalah tindakan ketua kelompok dalam membuat dan mengambil keputusan.

(19) Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota adalah tindakan ketua kelompok dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan usahataninya.

(20) Kejujuran adalah tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua kelompok dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin kelompok.

(21) Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan ketua kelompok dalam menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi inovasi kepada anggotanya.

(22) Kedisiplinan adalah tingkat kedisiplinan ketua kelompok dalam bekerja sebagai pemimpin kelompok.

(23) Keberhasilan kelompok adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok (community material), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok (community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.

(24) Sarana untuk pengembangan kelompok adalah sarana yang ada di dalam kelompok yang berguna untuk pengembangan kelompok.

(6)

(25) Mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok adalah cara-cara atau mekanisme untuk menghimpun dana dalam kelompok.

(26) Pengetahuan anggota adalah pengetahuan anggota tentang permodalan, usahatani, pemasaran, teknologi yang diperoleh dari kelompok.

(27) Produktivitas kelompok adalah hasil-hasil yang mampu dicapai oleh anggota melalui wadah kelompok tani.

(28) Kepuasan anggota adalah kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh kelompok, terhadap peran serta dalam kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan

(29) Semangat kelompok adalah semangat anggota terhadap kelompoknya.

Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran variabel penelitian yang terdiri dari faktor internal, dan faktor eksternal petani anggota, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani disajikan dalam Tabel 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-faktor internal petani anggota

Variabel Definisi Operasional

Indikator Pengukuran 1. Umur Petani Usia responden

dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun

Jumlah tahun lama hidup yang sudah dijalani responden sampai dengan saat penelitian

Jumlah tahun lama hidup yang sudah dijalani responden sampai dengan saat penelitian. Kategorisasi : - Kurang produktif (≥ 65 th) - Produktif (50-64 th) - Sangat produktif (15-49 th) 2. Pendidikan Formal lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun.

Jumlah tahun lamanya pendidikan formal yang pernah diikuti responden. Skor 1 = 0 - 6 tahun Skor 2 = 7 - 12 tahun Skor 3 = ( > 12 tahun ) Kategorisasi: - Rendah (≤ SD) - Menengah (≤SD s/d SLTA) - Tinggi (>SLTA)

3. Luas lahan Jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani

Jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani, dinyatakan dalam satuan Ha

Satuan luas dalam Ha Kategorisasi :

- Sempit (<0,5 Ha) - Sedang (≥0,5 s/d

1,00 Ha)

(7)

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional

Indikator Pengukuran 4. Motivasi Dorongan atau

alasan dalam diri responden yang merangsang melakukan tindakan. Motif responden bergabung dalam kelompok tani

a. Motif Skor 1 = tidak ada motivasi apapun Skor 2 = mendapat pengakuan dari anggota yang lain Skor 3 = menambah teman/ bersosialisasi dan tempat untuk mengembangkan usahatani

Kebutuhan reponden

yang ingin dipenuhi selama bergabung menjadi anggota kelompok Harapan responden bergabung menjadi anggota kelompok b. Kebutuhan c. Harapan Skor 1 = sekedar berkumpul bersama teman Skor 2 = mendapat-kan teman untuk berdiskusi tentang usahatani

Skor 3 = memperoleh bantuan sarana produksi, teknologi, pasar, dan informasi pengembangan usahatani Skor 1 = menjalin Kerjasama antar anggota dengan lebih erat Skor 2 = mengetahui informasi tentang pemasaran Skor 3 = menambah pendapatan keluarga, menambah penge-tahuan, sikap dan ketrampilan usahatani

(8)

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 5. Pengalaman berusahatani Lamanya responden terlibat langsung dalam berusahatani

Jumlah tahun lamanya responden terlibat langsung dalam berusahatani Jumlah tahun lamanya responden melaksanakan usahatani Kategorisasi: - Sedikit (≤5 th) - Cukup (>5 s/d 25 th) - Banyak (> 25 th) 6. Jumlah tanggungan keluarga Banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden, termasuk dirinya sendiri

Jumlah orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden, termasuk dirinya sendiri Skor 1 = 1 – 3 orang/KK Skor 2 = 4 – 6 orang/KK Skor 3 = (> 6 orang/KK) Kategorisasi: - Sedikit (1-3 org/KK) - Sedang ( 4-5 org/KK) - Banyak ( > 5 org/KK) 7. Kekosmo-politan Aktivitas responden dalam mencari informasi ke luar sistem sosialnya, ke desa lain atau ke kota dalam satuminggu, satu bulan atau satu tahun terakhir Frekuensi aktivitas responden dalam mencari informasi keluar sistem sosialnya, ke desa lain atau kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun terakhir Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang (≤ 3 kali/ tahun) Skor 3 = sering (≥ 4 kali/ tahun)

(9)

Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktor-faktor eksternal petani anggota

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1. Ketersediaan

informasi

Tingkat ketersediaan media tertentu sebagai sumber informasi tentang usahatani a. Media elektronik (TV, radio, internet, hp) b. Media non-elektronik (poster, brosur, majalah, buku) c. Interpersonal (pedagang, tengkulak, penyuluh, petani lain di luar kelompok, petani lain dalam kelompok)

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 1 jam/hari) Skor 3 = sering (≥ 2

jam/hari) Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 2 kali/6 bln) Skor 3 = sering (≥ 3

kali/6 bln) Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 1 kali/ bln) Skor 3 = sering (≥ 2 kali/

bln)

2. Peran penyuluh Peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani kelompok, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar. a. peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani kelompok b. peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan c. peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru d. peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar

Skor 1 = Tidak aktif Skor 2 = Cukup aktif Skor 3 = Aktif

Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif

Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif

(10)

Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktor-faktor eksternal petani anggota (lanjutan)

3. Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok Tingkat dimana responden mengkaitkan dirinya ke kelompok dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya a. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan

Skor 1 = anggota datang ke pertemuan kelompok, sebagai pendengar Skor 2 = sebagian anggota dilibatkan dalam pengambilan keputusan Skor 3 = seluruh anggota terlibat aktif dalam pengambilan keputusan Tingkat kontribusi responden terhadap kelompok b. Tingkat kontribusi responden terhadap kelompok

Skor 1 = asal mengikuti Skor 2 = tingkat

pemenuhan kebutuhan melalui kelompok Skor 3 = tingkat upaya

pengembangan kelompok 4. Manfaat yang diperoleh dari kelompok Manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota kelompok tani Manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota kelompok tani Skor 1 = mendapat teman Skor 2 = mendapat bantuan untuk usahatani Skor 3 = mendapatkan informasi untuk pengembangan usahatani

(11)

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani

Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1. Upaya ketua meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya Tindakan ketua kelompok dalam membina dan menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan a. Usaha dalam memberikan dorongan b. Sikap/usahanya dalam mendekati anggotanya c. Menyediakan waktu untuk menyimak anggota kelompok.

Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu

Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu

Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu 2. Keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok Tindakan ketua kelompok dalam mengarahkan, mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota kelompok sesuai dengan kemampuandan keinginan anggota, usaha menjalin hubungan anggota dengan anggota dan dengan pihak luar agar kelompok dapat berjalan dengan baik a. Pengaturan orang-orang dalam kelompok b. Pembagian dan pembatasan peranan atau tugas dalam kelompok c. usaha mengadakan hubungan dengan pihak luar d. usaha mengadakan kegiatan yang mengikut-sertakan seluruh anggota (partisipasi anggota)

Skor 1 = Tidak sesuai Skor 2 = Cukup sesuai Skor 3 = Sesuai Skor 1 = Tidak sesuai Skor 2 = Cukup sesuai Skor 3 = Sesuai

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

e. upaya menyedia -kan sarana untuk terjadinya interaksi

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu 3. Upaya ketua dalam pencapai-an tujuan kelompok Tindakan ketua kelompok dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan kelompok a. Upaya pembuatan rencana kerja b. Pemberian motivasi pada anggota kelompok c. Upaya pencapaian usaha kelompok dan pengembangan kegiatan kelompok d. Upaya melakukan

kontrol dan evaluasi

Skor 1 = tidak pernah, Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

(12)

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 4. Kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan Tindakan ketua kelompok dalam membuat dan mengambil keputusan a. Kemampuan pengambilan keputusan thd masalah yang dihadapi anggota b. Kesesuaian pengambilan keputusan dengan keinginan dan kebutuhan anggota Skor 1 = Rendah Skor 2 = Sedang Skor 3 = Tinggi

Skor 1 = tidak sesuai Skor 2 = kurang sesuai Skor 3 = sesuai 5. Kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota Tindakan ketua kelompok dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan usahataninya a. Upaya memotivasi anggota untuk menghadiri pertemuan berkala b. Upaya dalam memotivasi meningkatkan produktivitas usahanya c. Usaha dalam merencanakan dan mengatur rencana kegiatan kelompok

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

6. Kejujuran Tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua kelompok dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin kelompok

a. Bantuan dana dari luar mana saja secara terbuka dan jujur dilaporkan pada para anggota kelompok b. Manfaat ketua kelompok dalam menjunjung tinggi kejujuran c. Ketua kelompok sangat menjaga kesuksesan program yang akan dan sedang dilaksanakan

kelompok

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu Skor 1 = tidak bermanfaat Skor 2 = cukup bermanfaat Skor 3 = bermanfaat Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang

(13)

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 7. Kemampuan berkomunikasi Kemampuan ketua kelompok dalam menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi inovasi kepada anggotanya. a. Kemampuan ketua kelompok dalam menjalin komunikasi dengan para anggota b. Kemampuan ketua kelompok dalam memberikan penjelasan kepada para anggota bila ada informasi penting c. Kemampuan ketua kelompok dalam menghubungkan kelompok dengan pihak luar untuk memperoleh informasi pengem-bangan usaha kelompok d. Ketua kelompok aktif dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan kelompok lain Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi 8. Kedisiplinan Tingkat kedisiplinan ketua kelompok dalam bekerja sebagai pemimpin kelompok a. Ketepatan waktu ketua dalam memimpin acara musyawarah b. Kelengkapan

aturan yang ada saat ini c. Ketua menjaga kedisiplinan pribadi bermanfaat bagi anggota d. Konsistensi ketua dalam menerapkan disiplin diri e. Penerapan sanksi bagi anggota yg melanggar

Skor 1 = tidak pernah Skor 2 = kadang-kadang Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak lengkap Skor 2 = cukup lengkap Skor 3 = sangat lengkap Skor 1 = tidak bermanfaat Skor 2 = cukup bermanfaat Skor 3 = bermanfaat Skor 1 = tidak konsisten, Skor 2 = cukup konsisten Skor 3 = konsisten Skor 1 = tidak pernah, Skor 2 = kadang-kadang, Skor 3 = selalu

(14)

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan kelompok tani

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1. Sarana untuk

pengembangan kelompok

Sarana yang ada di dalam kelompok yang berguna untuk pengembangan kelompok. a. Ketersediaan ruang pertemuan kelompok b. Kegiatan perkreditan c. Ketersediaan alat mesin pertanian (traktor, sprayer, perontok padi, dll) untuk disewakan kepada anggota d. Ketersediaan modal kelompok Skor 1 = tidak tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai Skor 1 = tidak tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai Skor 1 = tidak tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai Skor 1 = tidak tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai 2. Mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok Cara-cara atau mekanisme untuk menghimpun dana dalam kelompok a. Mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok

b. Iuran tetap dalam kelompok c. Kedisiplinan anggota dalam pembayaran iuran yang ada Skor 1 = tidak tertulis Skor 1 = tertulis, dan 1 sumber Skor 3 = tertulis, dan lebih dari satu sumber dana Skor 1 = tidak ada

Skor 2 = satu jenis iuran Skor 3 = lebih dari satu jenis iuran Skor 1 = tidak disiplin Skor 2 = kurang disiplin Skor 3 = disiplin

(15)

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran d. Upaya ketua

kelompok dalam mencari sumber dana dari luar kelompok

Skor 1 = tidak ada upaya

Skor 2 = ada upaya, tapi tdk/blm berhasil Skor 3 = ada upaya, dan berhasil 3. Pengetahuan anggota Pengetahuan anggota yang diperoleh dari kelompok a. Pengetahuan anggota tentang permodalan b. Pengetahuan anggota tentang usahatani/teknik budidaya c. Pengetahuan anggota tentang pemasaran d. Pengetahuan anggota tentang teknologi baru e. Peningkatan pengetahuan anggota kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh dari kelompok tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm kelompok

Skor 3 = diperoleh dari ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh dari kelompok tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm kelompok

Skor 3 = diperoleh dari ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh dari kelompok tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm kelompok

Skor 3 = diperoleh dari ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh dari kelompok tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm kelompok

Skor 3 = diperoleh dari ketua kelompok Skor 1 = tdk bertambah/ sama saja Skor 2 = sedikit bertambah Skor 3 = bertambah

(16)

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 4. Produktivitas

kelompok

Hasil yang mampu dicapai oleh anggota melalui wadah kelompok tani a. Produktivitas usahatani setelah menjadi anggota kelompok b. pendapatan petani anggota setelah menjadi anggota kelompok Skor 1 = menurun Skor 2 = sama Skor 3 = meningkat Skor 1 = menurun Skor 2 = sama Skor 3 = meningkat

5. Kepuasan anggota Kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh kelompok, terhadap peran serta dalam kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan kelompoknya a. kepuasan terhadap produktivitas b. kepuasan terhadap hasil kegiatan c. kepuasan jika mempunyai peran penting dalam kelompok d. kepuasan terhadap peran serta dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil kelompok tani

Skor 1 = tidak puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas Skor 1 = tidak puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas Skor 1 = tidak puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas

Skor 1 = tidak puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas 6. Semangat kelompok Semangat anggota terhadap kelompoknya a. Ada tidaknya anggota yang keluar b. Perasaan anggota dengan kelompok Skor 1 = Banyak anggota yg keluar Skor 2 = Beberapa anggota yg keluar Skor 3 = Tidak ada

anggota yg keluar Skor 1 = tidak senang Skor 2 = cukup senang Skor 3 = senang

(17)

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran c. Tingkat kesenangan dlm menjalin kerjasama dengan anggota lainnya dlm kelompok d. Tingkat kebanggaan menjadi anggota kelompok e. Tingkat kepuasan jika peraturan ditaati f. Tingkat pelanggaran peraturan kelompok

Skor 1 = tidak senang Skor 2 = cukup senang

Skor 3 = senang

Skor 1 = tidak bangga Skor 2 = cukup

bangga

Skor 3 = bangga

Skor 1 = tidak puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas

Skor 1 = sering dilanggar Skor 2 = jarang

dilanggar Skor 3 = tidak pernah

dilanggar

Keterangan: tabel skor dalam variabel faktor internal motivasi dan kekosmopolitan, faktor eksternal petani anggota, persepsi petani anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani adalah penjumlahan skor yang diperoleh pada masing-masing indikator dan kategorisasi berdasarkan nilai capaian skor dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi.

Instrumentasi

Instrumentasi merupakan keragaman alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan variabel-variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan kuesioner tertutup dan terbuka, yang disusun secara terstruktur menjadi tiga bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan seputar faktor internal dan eksternal petani anggota. Bagian kedua yaitu pertanyaan-pertanyaan tentang persepsi petani terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani. Bagian ketiga adalah pertanyaan tentang keberhasilan kelompok tani.

(18)

Kisi-kisi instrumen

Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan: faktor internal petani, faktor eksternal petani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani. Secara rinci diuraikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Jumlah

Item Nomor Item Faktor Internal Petani Anggota (X1) Umur 1 1 Pendidikan formal 1 2 Luas lahan 1 3 Motivasi 3 4 – 6 Pengalaman berusahatani 1 7

Jumlah tanggungan keluarga 1 8

Kekosmopolitan 2 9-10 Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) Ketersediaan informasi 11 11 – 21 Peran penyuluh 4 22 – 25

Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok 2 26 – 27 Manfaat yang diperoleh dari kelompok 1 28 Persepsi anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani (Y1)

Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya

3 29 – 31 Keaktifan menentukan dan mengarahkan

struktur serta interaksi kelompok

5 32 – 36 Upaya pencapaian tujuan kelompok 4 37 – 40 Kemampuan membuat dan mengambil

keputusan

2 41 – 42 Kemampuan memotivasi tindakan nyata

anggota 3 43 – 45 Kejujuran 3 46 – 48 Kemampuan berkomunikasi 4 49 – 52 Kedisiplinan 5 53 – 57 Keberhasilan Kelompok Tani (Y2)

Sarana untuk pengembangan kelompok 4 58 – 61 Mekanisme penghimpunan dana dalam

kelompok 4 62 – 65 Pengetahuan anggota 5 66 – 70 Produktivitas kelompok 4 71 – 74 Kepuasan anggota 6 75 – 80 Semangat kelompok 7 81 – 87

(19)

Uji Validitas Instrumen

Kerlinger (1996) mengungkapkan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mendapatkan instrumen yang dapat mengukur sesuatu yang seharusnya dapat diukur dengan tepat. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas konstruki (construct validity) menyusun tolok ukur operasional dari suatu kerangka konsep variabel yang digunakan. Secara sederhana validitas konstruk dari sebuah instrumen dilakukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item, selanjutnya membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah: (a) mendefinisikan secara operasional konsep variabel yang akan diukur berdasarkan referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing, (b) melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara setiap item pernyataan/pertanyaan dengan skor total masing-masing item dengan menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation).

Model pengujian validitas dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi digunakan untuk menghilangkan spurious overlap yaitu adanya tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk menghilangkan efek adanya tumpang tindih tersebut maka koefisien korelasi item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item dengan skor total (Kusnendi 2008). Menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Hal ini berarti apabila nilai koefisien korelasi ≥ 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi 2008).

Instrumen penelitian ini dilakukan uji coba kepada 40 orang petani yang memiliki karakteristik relatif sama dengan responden. Hasil perhitungan dengan metode corrected item-total correlation untuk uji validitas alat ukur variabel bebas (faktor internal dan faktor eksternal petani anggota) berkisar antara 0,624 sampai 0,740 yang berarti valid.

Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Kerlinger 1996). Suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mempunyai sifat kekonsistenan, kestabilan dan ketepatan, jika alat tersebut digunakan berulang kali terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

(20)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach-alpha dengan rumus:

dimana :

α = koefisien cronbach-alpha n = jumlah item

Vi = varians skor tiap-tiap item ∑Vi = jumlah varians skor tiap-tiap item Vt = varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretest kuesioner. Alat ukur dinilai cukup reliable jika nilai  > 0,5 hingga mencapai angka 1,0 (Arikunto 1998). Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach-alpa terhadap 40 responden menghasilkan nilai α sebesar 0,705 (untuk variabel faktor internal dan eksternal petani anggota) dan nilai α sebesar 0,684 (untuk variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani dan keberhasilan kelompok tani) yang berarti instrumen penelitian ini reliabel dan disimpulkan kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen disajikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian

No. Variabel Koef. Validitas

(r)

Keterangan Faktor internal petani anggota (X1)

1. Umur 0,702 Valid

2. Pendidikan formal 0,646 Valid

3. Luas lahan 0,724 Valid

4. Motivasi 0,652 Valid

5. Pengalaman berusahatani 0,740 Valid

6. Jumlah tanggungan keluarga 0,682 Valid

7. Kekosmopolitan 0,693 Valid

Faktor eksternal petani anggota (X2)

8. Ketersediaan informasi 0,624 Valid

9. Peran penyuluh 0,651 Valid

10. Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok

0,660 Valid

11. Manfaat yang diperoleh dari kelompok

0,711 Valid

Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,705 Reliabel n n - 1 1 - ∑Vi Vt

=

==

(21)

Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian (lanjutan)

No. Variabel Koef. Validitas

(r)

Keterangan Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1)

1. Upaya meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya

0,676 Valid

2. Keaktifan menentukan dan

mengarahkan struktur serta interaksi kelompok

0,664 Valid

3. Upaya pencapaian tujuan kelompok 0,684 Valid 4. Kemampuan membuat dan mengambil

keputusan,

0,666 Valid

5. Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota,

0,676 Valid

6. Kejujuran 0,618 Valid

7. Kemampuan berkomunikasi 0,614 Valid

8. Kedisiplinan 0,616 Valid

Keberhasilan kelompok tani (Y2)

9. Sarana untuk pengembangan kelompok 0,693 Valid 10. Mekanisme penghimpunan dana dalam

kelompok

0,696 Valid

11. Pengetahuan anggota 0,735 Valid

12. Produktivitas kelompok 0,691 Valid

13. Kepuasan anggota 0,650 Valid

14. Semangat kelompok 0,629 Valid

Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,684 Reliabel

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa cara yaitu: (1) pengamatan (observation), yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung fenomena yang terjadi di lokasi penelitian; (2) kuesioner (questioner), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini digunakan kuesioner, dimana pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diarahkan untuk mengetahui: Faktor Internal Petani Anggota (X1), Faktor Eksternal Petani Anggota (X2), Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani (Y1), dan Keberhasilan Kelompok Tani (Y2); (3) wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan responden penelitian untuk mendukung data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Selain wawancara terhadap responden, juga dilakukan terhadap penyuluh, dan pihak-pihak terkait lainnya; dan (4) dokumentasi (documentation), yaitu mengumpulkan data dengan cara

(22)

penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsip, peraturan-peraturan maupun referensi yang relevan di instansi yang ada kaitannya dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder.

Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan data digunakan analisis kuantitatif. Untuk mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif (Moleong 1991).

Kegiatan pengolahan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Koentjaraningrat 1989): (1) memeriksa kembali data mentah yang telah dikumpulkan, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok dan diadakan kategorisasi; (2) mengedit data, yaitu data yang telah dikumpulkan perlu dibaca kembali dan dikoreksi jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan; dan (3) mentabulasi data, memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan menata angka-angka sehingga dapt dihitung dan dianalisis, kemudian mengadakan intepretasi. Data dianalisis secara analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Analisis statistik deskriptif dengan menampilkan distribusi frekuensi dan persentase. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empat populasi kelas kemampuan kelompok tani digunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis. Pemilihan uji beda Kruskal-Wallis karena menguji perbedaan > 2 sampel independen dan data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala ordinal1). Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan analisis statistik inferensial dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan software SPSS versi 20.00. Pemilihan uji korelasi Rank Spearman, karena data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala ordinal, maka dengan korelasi ini didapat hasil yang mendekati kenyataannya (Walpole 1995).

Rumus uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut:

Keterangan :

H = hasil uji beda Kruskal-Wallis N = jumlah sampel

Ri = jumlah peringkat pada kelompok i ni = jumlah sampel pada kelompok i

(23)

Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Siegel 1994):

Keterangan :

rs = koefisien korelasi Rank Spearman, di2 = ( Xi - Yi )2 di = selisih ranking Xi dan Yi

Yi = ranking variabel Yi Xi = ranking variabel Xi N = banyaknya pasangan data

Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel (De Vaus 2002) adalah sebagai berikut:

(a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

(b). 0,01 – 0,09 : Korelasi kurang berarti (sangat lemah) (c). 0,10 – 0,29 : Korelasi lemah

(d). 0,30 – 0,49 : Korelasi cukup (moderat) (e). 0,50 – 0,69 : Korelasi kuat

(f). 0,70 – 0,89 : Korelasi sangat kuat

(g). ≥ 0.90 : Korelasi mendekati sempurna rs = 1 -

N3 - N N 1- 6 ∑ di2

Gambar

Tabel  1  Populasi,  sampel,  dan  jumlah  sampel  petani  berdasarkan  kelas  kemampuan kelompok tani yang diamati
Tabel  2    Variabel,  definisi  operasional,  indikator,  dan  pengukuran  variabel  faktor-faktor internal petani anggota
Tabel  2    Variabel,  definisi  operasional,  indikator,  dan  pengukuran  variabel  faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan)
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor- faktor-faktor internal   petani anggota (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari contoh seperti karakteristik keluarga petani, persepsi tentang pendidikan menengah, dan alokasi pengeluaran untuk

(b) Tokoh masyarakat adalah usaha petani untuk mencari informasi ke tokoh masyarakat, diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kepada tokoh masyarakat dalam satu

(1) Anggota biasa adalah para petani baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani, peternak yang telah memenuhi syarat ( menjadi anggota kelompok

Bentuk komunikasi adalah bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Gapoktan dan pendamping lapangan dalam mensosialisasikan kegiatan Penguatan Lembaga

Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah judgement sampling dimana penulis melakukan penilaian untuk memilih anggota populasi yang dinilai paling tepat sebagai

karakteristik internal, eksternal dan karakteristik usaha peternak sapi potong serta persepsi peternak sapi potong terhadap IB; (2) menganalisis keragaman data deskriptif

Tahap Kedua adalah uji coba materi pesan video dan instrument, pengumpulan data uji coba dilakukan pada kelompok lain yang tidak dilibatkan dalam penelitiana. Tahap Ketiga

Pemenuhan kebutuhan pengembangan kapasitas petani yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah terpenuhinya kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas petani (pemenuhan