• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014 (SFN XXVII), 16-17 Oktober 2014,Denpasar-Bali

720

Profil Kompetensi

Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA

Nurul Kusuma Wardani1), Meili Yanti2), Hartono B.3)

1,2 Jurusan Fisika, Universitas Negeri Makassar (Jalan Daeng Tata Raya, Makassar) email: nurulkusumaa@yahoo.co.id

3

Jurusan Fisika, Universitas Muhammadiyah Makassar (Jalan Sultan Alauddin, Makassar) email: hartphysics@gmail.com

Abstrak

Pemahaman tentang kompetensi memadukan pemahaman teknologi, cara mengajar atau pedagogik, dan materi ajar yang harus dimiliki seorang guru terutama dalam mengajarkan materi Fisika yang umumnya bersifat abstrak dan sukar dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi guru Fisika SMA pada materi gelombang berdasarkan komponen TPK (Technological Pedagogical Knowledge), TCK (Technological Content Knowledge), PCK (Pedagogical Content Knowledge), dan TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengambilan subjek penelitian menggunakan

Snowball sampling. Penelitian ini dilakukan pada 3 SMA di Makassar dimana responden terdiri atas 3 guru Fisika dan 6 peserta didik kelas XII. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data model Spradley. Hasil penelitian mendeskripsikan tiap komponen TPCK guru Fisika pada pokok bahasan Gelombang. Kesimpulan yang diperoleh adalah didapatkan profil kompetensi yang dimiliki oleh guru yaitu PCK, TCK, dan TPCK. Kompetensi TPCK merupakan kompetensi yang baik karena melibatkan komponen teknologi, pedagogik, dan konten. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari kompetensi Technology Knowledge, guru belum menguasai penggunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Aspek

Pedagogy Knowledge menunjukkan bahwa guru memiliki penguasaan kurikulum dan bahan ajar yang digunakan, metode pembelajaran yang menarik, serta guru tidak memiliki kemampuan dalam kebutuhan peserta didik. Aspek Content Knowledge menunjukkan bahwa penguasaan materi ajar oleh guru tidak disertai dengan hasil belajar yang didapatkan peserta didik. Guru merasa peserta didik masih mengalami kendala dalam memahami materi pelajaran. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi oleh guru Fisika untuk meningkatkan pemahamannya mengenai Kompetensi TPCK sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik SMA

Kata kunci: kompetensi guru, pengetahuan konten, pengetahuan pedagogik, pengetahuan teknologi

Abstract

An understanding of the competence to integrate technology, pedagogy, and content knowledge that teacher should posses, especially in teaching Physics which generally is abstract and elusive. This study aims to describe Senior High School Physics teacher competence in Wave lesson based on TPK (Technological Pedagogical Knowledge), TCK (Technological Content Knowledge), PCK (Pedagogical Content Knowledge), and TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Intake of research subjects with Snowball Sampling. This research was conducted at 3 Senior High Schools in Makassar, where respondents consist of 3 teachers and 6 students at the 3rd grade. This research is qualitative research. Data obtained were analyzed using Spradley model. The result of this research describe each component of TPCK competency of Wave subject lesson. For this research, we can conclude that competency profiles by teacher are PCK, TCK, and TPCK. TPCK is a good competency because it involves a component of technology, pedagogy, and content. The result showed that the teachers have not mastered the using of ICT in learning. Aspects of pedagogy knowledge shows that teachers have knowledge in curriculum and teaching methods, but they do not have capability the needs of the learniers. Aspect of content knowledge shows that mastery of teaching subject by teachers are not accompanied by learners achievement. Teachers feel students still having problems in understanding the lesson. This study is expected to be a teacher evaluation to improve the understanding of TPCK competency and to increase the motivation and achievement of students.

Keywords: content knowledge, pedagogy knowledge, teacher competency, technology knowledge,

(2)

Perkembangan di dunia pendidikan salah satunya ditandai dengan kompetensi penguasaan teknologi, pedagogik, dan bahan pelajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini memberikan tantangan bagi guru untuk menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan kemampuan yang dimilikinya. Secara umum, ada 3 hal keberhasilan mutu pendidikan, antara lain guru, proses belajar mengajar, dan prestasi belajar siswa. Interaksi peserta didik dan profesionalisme guru dalam pembelajaran sangat berperan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang kedudukan guru merupakan tenaga profesional dalam peranannya menjadi agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Profesionalisme guru yang berkualitas menghasilkan output berupa peserta didik yang memiliki kompetensi pengetahuan memadai, keterampilan, serta mandiri dan berkualitas baik.

Kualitas dan keberhasilan guru dalam proses pengajaran menitikberatkan pada kompetensi yang dimiliki. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus diaktualisasikan oleh guru dalam meningkatkan keprofesionalan. Komponen kompetensi guru secara umum ada 3 (tiga), yaitu: pengetahuan teknologi, pengetahuan pedagogik, dan pengetahuan materi ajar.

Berdasarkan laporan dari Blokgrant

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fisika wilayah Kota Makassar, Better Education Trough Reformed Management and

Universal for Teacher Upgrading

(BERMUTU) (2011) menyebutkan

permasalahan kualitas guru fisika berorientasi pada rendahnya motivasi dalam membuat perencanaan pembelajaran termasuk menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat media pembelajaran, menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) serta mengintegrasikan ICT

(Information and Communication Technology)

dalam kelas. Kualitas guru menentukan kualitas peserta didik yang terukur dari kualitas proses pembelajaran [1].

Kompetensi dan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru terutama dalam mengajar terdiri atas 3 indikator yang saling terhubung, antara lain pemahaman teknologi, pedagogik,

disebut sebagai TPCK. TPCK adalah sebuah kerangka kerja yang dibentuk yang dapat membantu guru untuk memiliki perkembangan perencanaan yang dilakukan secara profesionalitas.

Mata pelajaran Gelombang adalah salah satu pokok pembahasan pada pelajaran Fisika yang sukar dan sulit dipahami oleh kebanyakan peserta didik karena membutuhkan konsep, perhitungan, dan analisis yang mendalam. Kehadiran guru sebagai fasilitator dan kemampuan

pemahaman TPCK dalam suasana

pembelajaran diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut diatas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk mengkaji profil kompetensi TPCK guru Fisika pada pokok bahasan gelombang di SMA yang dideskripsikan dalam beberapa komponen antara lain TCK, PCK, dan PCK. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi oleh guru Fisika untuk meningkatkan pemahamannya mengenai kompetensi TPCK sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik di SMA.

2. KAJIAN LITERATUR

Pengembangan kompetensi dan pemahaman menjadi prioritas utama dalam meningkatkan kualitas guru. Upaya ini dilakukan untuk menghasilkan output berupa peserta didik yang berkompeten, terampil, serta mandiri. Peningkatan kualitas diharapkan tidak hanya berpusat pada pengembangan keterampilan individu guru, tetapi dapat menjangkau ranah pemahaman peserta didik. Ada tiga dimensi utama yang dimiliki oleh guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran yakni, pengetahuan, keterampilan, disposisi masing-masing guru, dan koherensi program dalam sekolah [2].

Tecnological Pedagogical Content

Knowledge (TPCK) merupakan istilah

kerangka kerja dan pemahaman guru menyangkut aspek teknologi, pedagogik, dan konten atau bahan ajar. Istilah ini merupakan pengembangan kemampuan pedagogik dan konten yaitu kemampuan mentransfer ilmu kepada peserta didik [3]. Secara garis besar, kompetensi TPCK terbangun atas tiga bentuk dasar pengetahuan, yakni teknologi,

(3)

SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014 (SFN XXVII), 16-17 Oktober 2014,Denpasar-Bali

722 pedagogik, dan konten digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Kerja TPCK

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka dapat dilihat terdapat tiga bentuk dasar pengetahuan yang saling berkaitan sehingga menimbulkan 4 bentuk penjabaran pengetahuan, antara lain PCK, TCK, TPK, dan TPCK. Bentuk turunan pengetahuan sebagai berikut : 1) PCK mengacu pada pengetahuan keprofesionalan guru dalam membuat konten pengetahuan yang dapat diakses oleh peserta didik melalui beberapa metode pedagogis, 2) TCK mengacu pada pemahaman guru mengenai penggunaan teknologi serta pengembangan aktivitas dan tugas kepada peserta didik dengan melibatkan teknologi terkini, 3) PCK mengacu pada Pemahaman mengenai pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai, penyusunan rencana pembelajaran, kemampuan menganalisis kesulitan materi yang dialami oleh peserta didik, dan 4) TPCK mengacu pada pengetahuan guru mengenai strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai, perpaduan antara pengetahuan konten, pedagogi, dan teknologi di kelas, serta penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi [4].

Perpaduan teknologi, pedagogi, dan konten dalam proses pembelajaran memberikan kerangka berfikir baru bagi guru dalam meningkatkan kualitas hasil belajar oleh peserta didik. TPCK memberikan ruang atau media untuk meningkatkan kualitas pengajaran oleh guru [5]. Interaksi antar komponen yang di dapat menjadikan peserta didik betah dan nyaman dalam proses belajar.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif yang mendeskripsikan kompetensi

Technology Pedagogical Content Knowledge

(TPCK) atau kemampuan teknologi,

pedagogik, dan materi ajar oleh guru Fisika SMA. Pengambilan subjek penelitian menggunakan metode Snowball Sampling.

Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh instrument bantu berupa pedoman wawancara mendalam (depth interview guide), angket tertutup, dan tes hasil belajar peserta didik. Penelitian dilakukan pada 3 SMA di Kota Makassar, yakni SMA Negeri 11 Makassar, SMA Tut Wuri Handayani, dan SMA Negeri 17 Makassar. Subjek penelitian ini adalah 3 guru Fisika SMA dan 6 orang peserta didik kelas XII yang telah mempelajari materi Gelombang.

Metode pengumpulan data menggunakan kombinasi antara metode wawancara dan observasi. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan semistruktur. Wawancara terstruktur mengacu pada pedoman wawancara. Jika dalam pelaksanaannya, timbul beberapa informasi yang butuh untuk dikaji secara mendalam, maka dilakukan wawancara semi struktur. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah 3 orang guru Fisika SMA Kelas XII yang mengajarkan materi Gelombang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data Model Spradley, yang meliputi analisis domain, analisis taksonomi dan komponensial, serta analisis tema kultural [6].

Pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini meliputi: 1) triangulasi sumber yaitu memeriksa data atau informasi yang diperoleh melalui beberapa sumber, 2) menggunakan bahan referensi atau literatur-literatur yang berkaitan, 3) pengecekan anggota untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh dengan apa yang diberikan oleh pemberi data, 4) pemeriksaan sejawat untuk memperoleh kritikan, pertanyaan yang kemungkinan adanya bias. Untuk melihat tingkat kompetensi guru Fisika maka dibuatkan pedoman penilaian. Pedoman kompetensi TPCK dapat dilihat pada tabel berikut.

(4)

723 Tabel 1. Kompetensi TPCK Indikator Karakteristik Pedagogical Content Knowledge

Pemahaman mengenai pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai, penyusunan rencana

pembelajaran, kemampuan

menganalisis kesulitan materi yang dialami oleh peserta didik

Technological Content Knowledge

Pemahaman guru mengenai penggunaan teknologi (seperti internet dan media pembelajaran), aplikasi-aplikasi computer yang

dapat digunakan. Serta

pengembangan aktivitas dan tugas kepada peserta didik dengan melibatkan teknologi terkini. Technological

Pedagogical Knowledge

Pemahaman mengenai penggunaan aplikasi pembelajaran, pemilihan teknologi yang sesuai dengan pendekatan dan strategi pembelajaran, serta pengetahuan tentang fasilitas internet yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan peserta didik.

Technological Pedagogical Content Knowledge

Pengetahuan guru mengenai strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai, perpaduan antara pengetahuan konten, pedagogi, dan teknologi dikelas, serta penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi (tidak monoton) dengan

mengintegrasikan dengan

penggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi.

Disadur dari Mishra dan Koehler (2006)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kemampuan guru Fisika menggunakan angket tertutup. Selanjutnya untuk memperoleh profil kompetensi guru TPCK dilakukan wawancara mendalam (depth interview) dan observasi. Hasil identifikasi kompetensi TPCK guru Fisika yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat dilihat secara berurut di bawah ini.

Gambar 2. Hasil identifikasi kompetensi TPCK G1

Gambar 3. Hasil identifikasi kompetensi TPCK G2

Gambar 4. Hasil identifikasi kompetensi TPCK G3

Berikut pembahasan untuk masing-masing subjek penelitian.

a. Guru Fisika dengan Komponen PCK Kompetensi PCK guru memenuhi kriteria antara lain: 1) memahami teori, hukum, dan konsep serta penerapannya secara fleksibel; 2) kreatif dan inovatif dalam pengembangan ilmu yang terkait; 3) menuntut guru untuk mempunyai penguasaan mendalam terhadap pokok bahasan dengan cara mengajarkannya kepada peserta didik. Dari Grafik 1, didapatkan hasil bahwa G1 cenderung berpandangan bahwa cukup dengan 2 komponen tersebut yakni, pedagogik dan konten, maka guru bisa mengajar di kelas dengan baik. Tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis komputer atau virtual.

Dalam aspek pedagogik, G1 juga menyebutkan bahwa pentingnya perencanaan yang matang sebelum mengajar dikelas, termasuk penyusunan RPP. Pengalaman mengajar diperlukan juga untuk meningkatkan pemahaman mengenai konten atau pokok bahasan. G1 juga menyebutkan bahwa untuk materi Gelombang, yang menurutnya adalah materi yang sukar dan bersifat abstrak tidak mudah dipahami oleh peserta didik, kecuali peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman baik.

(5)

SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014 (SFN XXVII), 16-17 Oktober 2014,Denpasar-Bali

724

….

G15030 P: Apakah ibu menyusun sendiri RPP untuk pokok bahasan Gelombang ini? RPP yang disusun tersebut apakah terjadi sesuai dengan yang terjadi di kelas?

G15040 G: Jelas saya menyusun sendiri, guru harus mampu menyusun RPP sendiri. Biasanya kita memang harapkan supaya bisa sama dengan kenyataan, tapi kalau saya, kalau dapat masalah ketidaksesuaian seperti yang RPP, maka saya harus kembali ke tujuan awal pembelajaran. Yang penting, bagaimana anak-anak bisa memahami materi gelombang.

GI5050 p: :… yang paling Ibu prioritaskan sebelum mengajar (pedagogik?

GI5060 G : …. Harus mengenal semua siswaku dulu dek. Karena guru kalau tidak kenal siswanya maka susah untuk mengajar. Biasanya di awal materi, saya belum memberikan materi tentang gelombang, tapi dipertemuan awal saya kenali semua, tidak boleh ada yang tidak saya kenal. Disitu bisa mengenal siswa satu persatu, ada siswaku yang lalod (lambat loading), terlalu cepat memahami konsep, nah kalau begitu saya jadi enak mengajar. Jadi kalau ada materi yang sulit, segera saya hubungi mereka untuk konsul secepatnya. Kendalanya, tidak semua siswa juga bisa saya kenali dan tahu semua masalahnya. Mereka bervariasi dan punya minat serta gaya belajar yang bervariasi.

….

GI5070 P : Ibu, biasa menggunakan teknologi dalam belajar, misalnya pakai e-learning, itu yang model pembelajaran eksperimen bu? G15080 : Waah.. jangankan begitu dek, saya

saja belum terlalu fasih pakai komputer atau laptop.. apalagi mau ma’internet. Tapi saya bias mengajar Fisika, biar susah materiny, pake cara biasa, saya bisa mengajar. Tidak terlalu mewajibkan teknologi.

Dari script wawancara di atas, tampak jelas terlihat bahwa G3 memiliki pengetahuan akan karakter peserta didiknya. Hal ini memudahkan bagi guru untuk menganalisa kebutuhan peserta didik. Pengetahuan profesi keguruan memiliki 2 faktor pendukung, yaitu pengetahuan konten dan kemampuan mengajar (teaching skill) [7].

Integrasi teknologi dapat menjadi pendukung, terutama menghadapi peserta didik dengan gaya belajar yang bervariasi di abad ke 21 ini. 2 responden peserta didik yang diwawancarai, mengutarakan pendapatnya mengenai harapan mereka agar pembelajaran Fisika yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan lebih menarik, jika bisa disimulasikan dalam program-program

berbasis komputer. Hal ini diperlukan untuk menghindari kejenuhan peserta didik dalam memahami materi gelombang. Berikut scipt wawancara oleh PD1 dan PD2 (selaku peserta didik dari G1)

PD5090 PD1 : … cara mengajarnya sih ka samaji dengan guru pada umumya kak, belum pernahki pakai lab/ eksperimen yang dikomputer. Pake ngajar biasa. Mengertiji iiya kak, tentang gelombang, tapi biasa cepat lupa materinya. Trus, belumpi pernah sekalipun pake internet ki belajar kak. Materinya dari buku semuaji saja. Padahal sebenarnya pasti seru, kalau belajarnya pake aplikasi komputer begitu, apaagi memang jamannya begituan toh kak?

…..

PD5100 PD2 : mengajar lewat sosmed juga boleh kak. Nah, gurunya harus ada akun sosmednya juga, supaya bisa ki komunikasi langsung, kalau misalnya ada mau ditanyakan toh,.. Dari hasil analisis yang dipaparkan sebelumnya, G2 memiliki kompetensi PCK namun tidak memiliki kemampuan/ pemahaman technology (technology knowledge).

b. Guru Fisika dengan Komponen TCK Guru dengan kompetensi TCK memiliki pengetahuan tentang teknologi pembelajaran yang dapat digunakan serta pengetahuan materi yang baik. Komponen TCK memiliki komponen pemahaman teknologi dan konten yang saling berkaitan. Berbeda halnya dengan komponen PCK yang memiliki unsur pedagogik.

Keuntungan yang dimiliki oleh guru yang memiliki kompetensi TCK ini adalah dapat menghubungkan pokok bahasan yang terdapat sesuai dengan kurikulum dengan teknologi digital maupun non-digital yang dapat digunakan. Dari hasil analisis, peneliti menemukan bahwa G2 cukup memiliki kemampuan mendominasi di bidang TCK. G2 juga memaparkan dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa pernah mencoba untuk memulai menggunakan aplikasinya, namun mengaku tidak dilanjutkan karena masih ingin mendalami lagi. G2 cukup memiliki pemahaman tentang teknologi yang bisa digunakan.

(6)

725 G5110 P : teknologi apa saja yang bapak/ibu

ketahui?

G5120 S :perangkat pembelajaran saya banyak belajar sejak masa kuliah dan pendidikan dahulu, saya banyak dan selalu berusaha mencari tahu, media pembelajaran oleh kolega saya. Diantaranya e-learning, moodle, media pembelajaran virtual (aplikasi lectora), atau bahkan saya menggunakan media presentase baik berupa video, minimal menggunakan applikasi ms. Power. Secara keseluruhan, dari analisis yang didapatkan untuk G2, belum memenuhi aspek pedagogi. G2 yang memiliki kompetensi TCK belum memiliki kapasitas untuk mengetahui miskonsepsi dan kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, serta RPP dan soal-soal yang dibuat belum bisa dilakukan secara mandiri. Berbeda halnya dengan G1 yang memiliki kompetensi PCK. Teknologi yang dipahami oleh guru hendaknya diaplikasikan untuk pokok bahasan Gelombang dapat menajdi sebuah “terobosan baru” dalam pembelajaran Fisika. Guru dituntut untuk mengetahui dan mengasah kemampuannya dalam hal pengajaran, termasuk kemampuan pedagogik [8].

c. Guru Fisika dengan Komponen TPCK Hasil identifikasi TPCK didapatkan dari G3. Dari gambar 3, G3 memenuhi keempat aspek TPCK. G3 ini memiliki aspek pemahaman teknologi, pedagogik, dan konten yang terintegrasi dengan baik. Guru dengan kompetensi TPCK memiliki pemahaman strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai, perpaduan antara pengetahuan teknologi, pedagogik, dan konten, serta menerapkan pembelajaran yang tidak monoton, bervariasi, dan disertai dengan pengetahuan dan aplikasi media pembelajaran dikelas. G3 merupakan guru yang menerapkan TPCK didalam kelas. G3 cenderung menggunakan ICT dalam pembelajaran. Ketika ditanya alasan menggunakan ICT, G3 berpandangan bahwa, materi gelombang yang membutuhkan pemahaman mendalam untuk semuua peserta didik, maka sebagai guru dalam hal ini G3, perlu menyiapkan strategi yang sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik.

Kemampuan merencanakan proses pembelajaran yang baik, dipaparkan oleh G3, bahwa terdapat dalam kesiapan guru dalam hal

membuat RPP, menyusun strategi pembelajaran, dan menyusun media pembelajaran.

Dari ketiga guru yang diwawancarai, G3 memiliki kompetensi integrasi TPCK yang baik. Script wawancara dibawah ini memperlihatkan persepsi peserta didik yang diajar oleh G3.

PD5130 PD: …kami betah belajar Fisika kak, karena kita sudah mulaimi menggunakan media yang disimpan di laptop/ komputer, kak. Sekali-kali guruku ajakki untuk praktikum di lab. Jadi, meskipun susah materinya, tapi kalau gurunya bisaki naajak belajar yang baik, tidak adaji masalah, menurutku, kak…

5. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh antara lain sebagai berikut:

1) Profil kompetensi yang dimiliki oleh guru Fisika untuk pokok bahasan Gelombang di SMA secara berturut-turut adalah PCK, TCK, dan TPCK.

2) Kemampuan TPCK merupakan kompetensi yang lebih baik diterapkan pada pembelajaran Fisika dengan pokok bahasan gelombang. Hal ini dikarenakan kemampuan TPCK memuat ketiga aspek, yakni pedagogik, konten, dan teknologi. 6. REFERENSI

1. Hasnita, S., dkk., A Case Study of Secondary Pre-Service Taechers Technological, Pedagogial, and Content Knowledge Mastery Level, Procedia

Social and Behavioral Science, pp.1-9,

2013.

2. Djajadi, M., Usaha Guru Fisika dalam Mengembangkan Profesionalnya: Studi

Kasus di Kota Makassar, Jurnal

Pengajaran MIPA, Vol 17(2), hal.226-237. 3. Mishra and Koehler, Technological

Pedagogica Content Knowledge: A

Framework for Teacher Knowledge,

Teachers College Record., 108(6), pp 1017-1054.

4. Chai, S.H., et. al., Validating and Modelling Technological Pedagogical Content Knowledge Framework among Asian Preservice Teachers, Australian

Journal of Educational Technology, pp

(7)

SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014 (SFN XXVII), 16-17 Oktober 2014,Denpasar-Bali

726 5. Srisawasdi, N., Developing Technological

Pedagogical Content Knowledge in Using

Computerized Science Laboratory

Environment: An Arrangement for Science

Teacher Education Program, Vol.9(1),

Research and practice in Technology in Enhanced Learning, pp. 123-143, 2014. 6. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D., Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011. 7. Karami M., Integrating Problem-Based

Learning with ICT for Developing Trainee Teacher’s Content Knowledge and Teaching Skill,Shahid Madani University,

Iran: International Journal of Education and Development using Information and

Communication Technology, pp 36-49

(2013).

8. Maat, S.M. and Effendi, Z., Analyzing Pedagogical Content Knowledge of Algebra using Confirmatory Factor Analysis, Indian Journal of Science and Technology, Vol &(3), pp 249-253 (2014).

Gambar

Gambar 1. Kerangka Kerja TPCK
Gambar 2. Hasil identifikasi kompetensi TPCK G1

Referensi

Dokumen terkait

BNPT tidak bisa melakukan sendiri bagaimana melawan pemikiran Aman Abdurrahman melalui media online yang mereka kembangkan, tetapi lebih penting lagi peran sarjana, ulama

I” yang pokok isinya adalah: (1) telah dilakukan pembersihan di Jakarta oleh Gerakan 30 September terhadap anggota Dewan Jenderal yang merencanakan akan

1 Afiliasi (lembaga) penulis pertama (jenis huruf Bookman Old Style, 10 pt) 2 Afiliasi (lembaga) penulis kedua (jenis huruf Bookman Old Style, 10

Prevalensi stunting di Aceh mencapai 41% dengan kategori berat, dan ini merupakan angka yang sangat penting untuk diketahui penyebab faktor resiko kejadian stunting

Peneliti mempunyai suatu kerangka pemikiran yaitu untuk meningkatkan ketaatan‘ibādah alāt siswa memerlukan penggabungkan dua metode yang pertama metode ceramah, metode

BBLR beresiko memiliki status gizi kurang pada usia 1-5 tahun dibandingkan yang tidak BBLR, penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa anak yang BBLR pertumbuhan dan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan karuniaNya sehingga penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh kombinasi kaolin dan Kalsium fosfat dibasik

[Koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sump yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang