• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

38 3.1 Sejarah

Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 , pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “ de oude Hollandsche Kerk “ sampai tahun 1732 yang berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia.

Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan dan namanya dirubah menjadi “ de nieuwe Hollandsche Kerk “ dan berdiri terus sampai tahun 1808. Di halaman gereja ini yang sejarang menjadi ruangan taman terbuka Museum Wayang, di dalamnya terdapat taman kecil dengan prasasti-prasastinya yang berjumlah 9 buah yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut.

Diantara prasasti tersebut tertulis nama Jan Pieterszoon Coen, seorang Gubernur Jenderal yang berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah kekuasaan P. Jayakarta lumpuh akibat pertentangan dengan Kraton Banten, Dalam tahun 1621 Heeren XVII memerintahkan Coen untuk memakai nama Batavia untuk kota Pelabuhan Jayakarta. Kota Batavia yang dibangun oleh Coen diatas puing reruntuhan Jayakarta dengan membuat suatu kota tiruan sesuai dengan kota-kota di negeri Belanda.

Sebagai akibat terjadinya gempa, bangunan Gereja Belanda Baru itu telah rusak. Selanjutnya lokasi bekas Gereja tersebut dibangunlah gedung yang nampak sebagaimana sekarang ini dengan fungsinya sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co. Bagian muka museum ini dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Noe Reinaissance, dan pada tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda pada zaman Kompeni.

Sesuai besluit pemerintah Hindia Belanda bertanggal 14 Agustus 1936 telah ditetapkan gedung beserta tanahnya menjadi monument.Selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yaitu lembaga independent yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmubiologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian.

(2)

Pada tahun 1937 oleh lembaga tersebut gedung diserahkan kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “ de oude Bataviasche Museum “ atau “ Museum Batavia Lama “ yang pembukaannya dilakukan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer (22 Desember 1939).

Sejak pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan RI gedung museum ini tidak terawat. Pada tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama.

Pada tanggal 1 Agustus 1960 namanya disingkat menjadi Museum Jakarta. Pada tanggal17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada pemerintah RI cq Departemen Pendidikan dan kebudayaan dan pada akhirnya pada tanggal 23 Juni 1968 oleh Dirjen Kebudayaan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan gedung museum diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan di gedung ini pula Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta berkantor.

Sejak kepindahan Museum Jakarta (sekarang Museum Sejarah Jakarta) ke gedung bekas KODIM 0503 Jakarta Barat yang dahulunya disebut gedung Stadhuis / Balaikota, maka bekas gedung Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta kemudian dijadikan Museum Wayang. Gagasan didirikannya Museum Wayang adalah ketika Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin ketika menghadiri Pekan Wayang II tahun 1974. Dengan dukungan panitia acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta dengan para pecinta wayang, Pemerintah DKI Jakarta menunjuk gedung yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 sebagai Museum Wayang.

Sebagai pendamping Museum Wayang didirikan Yayasan Nawangi dengan H. Budiardjo sebagai Ketua Umum.Selanjutnya Yayasan menunjuk Ir. Haryono Haryo Guritno sebagai pimpinan proyek pendirian Museum Mayang. Sesudah penataan koleksi wayang selesai maka pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan pembukaan Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin. Museum Wayang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di bidang pewayangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 134 tahun 2002

(3)

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (BAB VIII, Pasal 33, 1).

3.2 Visi dan Misi Visi:

• Wayang dan Museum Wayang Kebanggaan Kita. Misi:

• Menjadikan Museum Wayang sebagai tempat yang menarik.

• Menyelenggarakan kegiatan museum yang bersifat edukatif dan rekreatif. • Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan perawatan koleksi wayang. • Meningkatkan kualitas tata pamer dan promosi museum.

• Meningkatkan kualitas pelayanan dan citra Museum Wayang kepada pengunjung. • Meningkatkan persepsi masyarakat tentang Museum Wayang.

• Menjadikan Museum Wayang sebagai milik masyarakat.

• Membina, melestarikan, mengembangkan seni pewayangan dan memberdayakan asset dan khasana budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat dan para pelaku budaya.

3.3 Struktur Organisasi

Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Unit Pelaksana Teknis Museum Wayang Jakarta memiliki struktur sebagai berikut: Pimpinan adalah kepala unit pengelola Museum Wayang yang membawahi satu KA.Sub Bagian Tata Usaha yang membawahi Pemegang Kas Museum Wayang, Kasie Pameran & Edukasi dan Kasie Koleksi & Perawatan.

Susunan Organisasi Unit Pengelol Museum Wayang sebagai berikut: • Kepala Unit Pengelola Museum Wayang.

• KA.Sub Bagian Tata Usaha. • Pemegang Kas

(4)

• Kepala Seksi Pameran dan Edukasi. • Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Pengelola Museum Wayang

3.4 Tugas dan Wewenang

• Pada pasal 4 Kepala Museum mempunyai tugas:

o Memimpin pelaksana tugas dan fungsi dari Unit Pengelola Museum Wayang. o Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), unit

pengelola museum wayang mempunyai fungsi :

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola.

(5)

Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola.

Pengusulan pengadaan koleksi serta sarananya.

Penyelenggaraan publikasi, pameran koleksi dan pemasaran..

Pelaksanaan pembuatan deskripsi dan registrasi koleksi.

Penelitian koleksi.

Pemberian bimbingan dan pelayanan edukatif kultural kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pengelolaan perpustakaan museum.

Pelayanan informasi tentang wayang.

Pelaksanaan publikasi kegiatan Unit Pengelola.

Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang.

Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.

Pelaksanaan upacara dan pengaturan acara Unit Pengelola.

Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan pelaksanaan tugas da fungsi Unit Pengelola.

Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola.

o Pada pasal 6 Kepala Unit Pengelola mempunyai tugas :

Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola sebagaimana dalam Pasal 4.

Mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian,Seksi dan Subkelompok jabatan Fungsional.

Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan/atau Instansi Pemerintah/Swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola.

Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola.

• Subbagian Tata Usaha mempuyai tugas:

o Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksamaam Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya.

(6)

o Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugas nya.

o Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) unit pengelola.

o Menghimpun bahan dan mengoordinasikan penyusunan rencana strategis Unit Pengelola.

o Melaksanakan monitoring,pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola.

o Melaksanakan pemungutan, pencatatan, pembukuan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan restribusi Unit Pengelola.

o Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang.

o Melaksanakan kegiatan ketatausahaan seperti surat menyurat dan kearsipan Unit Pengelola.

o Melaksanakan pengelolaan teknologi informasi Unit Pengelola. o Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor.

o Melaksanakan pengurusan ruang rapat, upacara dan pengaturan acara Unit Pengelola.

o Melaksanakapublikasi kegiatan Unit Pengelola.

o Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas Unit Pengelola.

o Memproses penertiban sertifikasi koleksi museum.

o Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang terkait dengan tugas Subbagian Tata Usaha.

o Melaporkan dan mempertanggungjawababkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha.

• Pada pasal 8 Seksi Pameran dan Edukasi mempunyai tugas:

o Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya. o Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai

(7)

o Menyusun standar dan prosedur pelayanan jasa Museum Wayang o Menyelenggarakan pameran koleksi Museum.

o Mengadakan kerja sama, baik dengan Instansi Pemerintah maupun badan swasta/masyarakat, untuk menyelenggarakan pameran.

o Melaksanakan bimbingan edukatif kultural dan memberikan informasi ilmiah. o Mengadakan bimbingan teknis di lembaga-lembaga pendidikan dan tempat

lain dalam rangka menyebarluaskan arti dan fungsi museum.

o Melaksanakan pengelolaan perpustakaan, kegiatan humas dan pemasaran museum.

o Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas Seksi Pameran dan Edukasi.

o Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pameran dan Edukasi

• Pada pasal 9 Seksi Koleksi dan Perawatan mempunyai tugas:

o Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya. o Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola sesuai

dengan lingkup tugasnya.

o Menyusun standar penyediaan, pemeliharaan dan perawatan koleksi. o Mengadakan inventarisasi dan penkajian koleksi.

o Melaksanakan peneltian koleksi dan etnografi.

o Menyelenggarakan penyajian dan penataan koleksi baik bersifat permanen maupun temporer.

o Membuat deskripsi dan catatan tentang identifikasi, registrasi dan katalogisasi koleksi.

o Melakukan seleksi dan menentukan suatu benda untuk diusulkan menjadi koleksi museum.

o Melaksanakan pembuatan dokumentsi atas koleksi yang diterima baik proses pembuatannya maupun kegunaan dan fungsinya dalam lingkungan social budaya.

(8)

o Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan koleksi.

o Menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas Seksi Koleksi dan Perawatan.

o Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Koleksi dan Perawatan.

3.5 Sumber - Sumber Knowledge

3.5.1 Pergelaran Rutin setiap bulannya.

Pergelaran Wayang Golek setiap minggu II, Pergelaran Wayang Kulit Betawi minggu III dan Pergelaran Wayang Kulit Purwa Minggu Terakhir

3.5.2 Peragaan Pembuatan Wayang Golek, Kulit dan Peragaan untuk masyarakat umum serta pelajar

Pada Museum Wayang apabila sekolah mengadakan study tour ke Museum Wayang Jakarta, Museum Wayang akan mendemonstrasikan peragaan pembuatan wayang golek dan kulit.

3.5.3 Penyuluhan Museum Wayang ke sekolah-sekolah di wilayah Propinsi DKI Jakarta

Untuk memperkenalkan wayang ke sekolah-sekolah di Propinsi DKI Jakarta. Museum Wayang mengadakan penyuluhan yang bertujuan memperkenalkan seni wayang agar dikenali oleh murid-murid sekolah di Propinsi DKI Jakarta.

3.5.4 Penelitian Wayang

Museum Wayang juga aktif dalam mengikuti acara festival pameran wayang di luar negeri maupun dalam negeri untuk memperkenalkan dan memperluas pengetahuan mengenai wayang.

(9)

3.5.5 Layanan Pergelaran Singkat Wayang

Setiap minggu Museum Wayang melakukan pergelaran singkat kepada masyarakat yang berkunjung ke Museum Wayang sebagai pergelaran seni dan hiburan.

3.5.6 Lomba Mewarnai dan Melukis Wayang Bagi Pelajar

Di Museum Wayang juga mengadakan lomba-lomba mewarnai dan melukiswayang untuk para pelajar.

3.6 Analisis Aktivitas Museum Wayang*

Analisis strategi organisasi pada Museum Wayang Jakarta yaitu knowledge sharing dengan memanfaatkan dunia TI dengan forum sebagai wadah dalam bertukar pikiran secara internal.

3.7 Masalah yang Dihadapi

Pada museum tentu memiliki banyak knowledge yang harus di jaga serta dikembangkan. Sedangkan pada kenyataannya museum wayang memiliki permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu:

• Tidak adanya pendokumentasian knowledge yang dimiliki karyawan lama sebelum keluar. Sehingga knowledge yang dimiliki oleh karyawan lama ikut hilang karena tidak adanya pencatatan knowledge .

3.8 Analisis Museum Wayang Jakarta

3.8.1 Identifikasi Knowledge Museum Wayang Jakarta

Explicit Knowledge

Explicit knowledge merupakan knowledge dari Museum Wayang Jakarta yang tertulis atau telah didokumentasikan, sehingga knowledge dapat disebarkan melalui dokumen tersebut seperti berikut:

(10)

Organization profile merupakan salah satu bagian dari explicit knowledge di mana sebagai dokumentasi untuk menjelaskan mengenai sejarah museum, struktur, gallery, visi dan misi museum untuk menambah informasi bagi karyawan.

o Gallery

Gallery merupakan salah satu bagian dari explicit knowledge di mana sebagai dokumentasi mengenai foto-foto berkaitan dengan jenis-jenis wayang di Indonesia dan internasional. Serta penjelasan sejarah, bahan, mengenai semua jenis wayang yang ada di Indonesia maupun internasional.

o Product Knowledge

Product Knowledge merupakan salah satu bagian dari explicit knowledge berisi tentang product yang ada di dalam museum wayang. Seperti wayang-wayang Indonesia, topeng, peralatan pertunjukkan wayang, dan koleksi-koleksi boneka campuran dari seluruh dunia.

o Download

Download merupakan salah satu dari explicit knowledge di mana pada KM berisi tentang rules di dalam museum (peraturan-peraturan dasar), undang-undang tenaga kerja, serta pengembangan SDM. Dalam bentuk file PDF untuk digunakan sebagai literartur dalam knowledge bagi karyawan.

Tacit Knowledge

Tacit knowledge merupakan knowledge organisasi yang belum tertulis atau belum didokumentasikan seperti berikut:

o Knowledge

Knowledge merupakan kumpulan artikel berisi pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan wayang maupun topeng, tips, petunjuk-petunjuk, dan lain-lain. Tujuannya untuk di-sharing kepada karyawan lain untuk menginformasikan hal-hal yang belum pernah dibahas atau diketahui. Format file berbentuk text dan biasanya berdasarkan faktor keahlian dan pengalaman.

(11)

o Forum

Forum merupakan salah satu bagian dari tacit knowledge, di mana karyawan dapat mendeskripsikan forum ini sebagai wadah atau sarana agar dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk membahas hal yang berkaitan dengan museum.

o Event

Event berisi tentang kegiatan atau berita yang akan diadakan di museum. Untuk dapat mengadakan suatu rapat dalam menindak lanjuti event tersebut.

3.8.2 Uraian Knowledge Goals

Knowledge goals adalah tujuan apa saja yang ingin dicapai oleh organisasi dengan adanya KM. Knowledge goal atau tujuan dari dibangunnya KM:

Membuat knowledge sharing menjadi budaya organisasi. • Mengurangi biaya pelatihan.

Memanfaatkan knowledge untuk keunggulan museum. .

3.8.3 Knowledge Taxonomy Description

Secara garis besar koleksi-koleksi yang disimpan di Museum Wayang adalah benda-benda koleksi yang ada hubungannya dengan dunia perwayangan khususnya wayang yang berasal dari kawasan nusantara. Adapun jenis koleksi dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

o Kelompok koleksi wayang o Kelompok koleksi topeng o Sejarah

(12)

Gambar 3.2 Knowledge Taxonomy pada Museum Wayang Jakarta

Kelompok Koleksi Wayang

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

Jenis Wayang digolongkan lagi dalam beberapa jenis: o Wayang Kulit

Wayang Kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.

Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang.

(13)

Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.

o Wayang Golek

Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan.

Kelompok Koleksi Topeng

Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman prasejarah. Secara luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Beberapa topeng di Indonesia pun digunakan sebagai hiasan di dalam rumah atau di luar rumah.

Beberapa kesenian topeng Indonesia antara lain: Tari Hudog suku Dayak, Tari Topeng Bali, dan Tari topeng Cirebon.

Sejarah

Sejarah ini menceritakan tentangawal museum didirikan dan juga menceritakan tentang asal mula sejarah wayang dan topeng dibuat.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit Pengelola Museum Wayang
Gambar 3.2 Knowledge Taxonomy pada Museum Wayang Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

 Pengkondisi sinyal (jembatan wheatstone) berfungsi untuk mengatur load cell agar dapat mengukur perubahan berat menjadi tegangan .Berikut pada gambar 11 adalah

PENDETEKSIAN HOTSPOT DENGAN SPACE TIME SCAN STATISTICS PADA KESEHATAN BAYI DAN BALITA DI KOTA DEPOK.. Maryana 1* , Yekti Widyaningsih 2 , Dian

Pada jurnal yang ditulis oleh Christia Putra, Ade Iriani, dan Augie David Manuputty tahun 2011, masalah yang terdapat pada sistem ini antara lain harga, kesiapan, jarak

Setelah mengamati gambar tentang penggunaan teknologi saat menangkap ikan, siswa mampu membandingkan dampak penggunaan teknologi tradisional dan modern bagi keberadaan sumber

Hannif al-fatta (2007, p9) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat

Dari hasil analisis data yang telah di- lakukan, terdapat beberapa saran yang bisa dijadikan masukan bagi calon investor, calon perusahaan, dan bagi peneliti

Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha

Pada penelitian ini, kemampuan penalaran matematis siswa dilihat dari hasil pretest yang diberikan sebelum dilakukan pembelajaran dan postest yang diberikan pada