• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK BIJI KOPI (HS ) DI ITALIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK BIJI KOPI (HS ) DI ITALIA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Page 0

MARKET BRIEF

PELUANG USAHA PRODUK BIJI KOPI (HS 090111) DI

ITALIA

2017

INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN

Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191

(2)

Page 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 I. PENDAHULUAN I. 1 Pemilihan Produk 7

I. 2 Profil Geografi Italia 12

II. POTENSI PASAR PRODUK BIJI KOPI DI ITALIA

II. 1 Ekspor Produk Biji KopiItaliake Dunia 15

II. 2 Potensi Pasar Produk Biji Kopi di Italia 17

II. 3 Regulasi Impor Produk Biji Kopi di Italia 21

II. 4 Saluran Distribusi Produk Biji Kopi di Italia 23

II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 24

III. PELUANG & STRATEGI

III. 1 Peluang 26

III. 2 Strategi 27

IV. TINDAK LANJUT

IV.1 Kunjungan ke Illy Caffe SpA, Trieste28 IV.2 TriestEspresso Expo 201629

V. INFORMASI PENTING 30

VI. REFERENSI

(3)

Page 2

KATA PENGANTAR

Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.

Pada topik ini dipilih produk biji kopi(HS 090111) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk biji kopidi Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.

Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.

Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk biji kopi.

Milan, Februari 2017

Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.

(4)

Page 3

ABSTRAKSI

Produk biji kopi (HS 090111) merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan. Kopi adalah komoditas non-migas yang menjadi penyumbang keempat terbesar devisa, setelah kelapa sawit, karet, dan kakao Menurut data Kemendag, pada periode Januari-November 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia mencapai US$1.12 miliar. Nilainya meningkat 19.4% dibandingkan periode yang sama tahun 20141.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton per tahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia. Kemenperin juga mencatat, ekspor produk kopi olahan tahun 2015 mencapai USD 356.79 juta atau meningkat sekitar 8% dibandingkan tahun 2014. Ekspor produk kopi olahan ini didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, China dan Uni Emirat Arab2.

Pemerintah terus menekankan kepada industri kopi di Indonesia agar bisa menambah kualitas dan produksinya. Yang menjadi nilai tambah dari kopi indonesia adalah memiliki cita rasa yang khas. Kopi Indonesia saat ini sudah menembus pasar eropa. Pada tahun 2015, Indonesia telah mengeskpor kopi ke eropa sekitar 180 ribu ton. Diharapkan pada tahun 2016 ekspor kopi indonesia akan mengalami peningkatan dengan target

utama membidik pasar kopi eropa3.

Saat ini Indonesia telah berupaya untuk menambah pasar ekspor kopi Indonesia terutama untuk memperluas ekspor kopi ke Wilayah Eropa dengan melakukan promosi. Sebelumnya Kementerian Perindustrian telah

1“Kopi Indonesia Mendunia”, 8 Oktober 2015 http://fixredio.com/2015/10/08/kopi-indonesia-mendunia/, diakses pada 1

Februari 2017

2Kemenperin Promosi Kopi Spesial Indonesia ke Pasar Eropa, diakses pada 1 Februari 2017

http://www.kemenperin.go.id/artikel/15636/Kemenperin-Promosi-Kopi-Spesial-Indonesia-ke-Pasar-Eropa

3Ekspor kopi Meningkat, Indonesia Bidik Pasar Kopi Eropa, 7 Juli 2016. Diakses pada 1 Februari 2017

(5)

Page 4

mempromosikan kopi indonesia saat ada pameran di World of Coffee (WOC) di Royal Dublin Society (RDS), Irlandia. Langkah tersebut juga untuk memperluas wilayah ekspor kopi terutama di eropa. karena di wilayah eropa memiliki potensi yang sangat tinggi.

Di negara-negara di kawasan Uni Eropa, Italia merupakan importir dan konsumen untuk produk kopi terbesar kedua setelah Jeman. Kopi merupakan bagian penting dari budaya Italia. Oleh karena itu, penduduk Italia sangat mengapresiasi kopi dengan kualitas tinggi dengan rasa dan merek dagang yang spesifik. Kopi espresso dari Italia sudah terkenal di seluruh dunia, dengan beberapa merek dagang yang sudah diekspor ke berbagai belahan dunia lain seperti Illy, Segafredo, danLavazza. Merek dagang ini kebanyakan menggunakan biji kopi dari jenis Arabika dan Robusta yang banyak dihasilkan oleh Indonesia.

Oleh karena itu, kita dapat mengambil kesimpulan awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk biji kopi HS 090111 terutama kopi jenis robusta ke Uni Eropa khususnya Italia sangat besar. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:

 Strategi produksi

Mendorong pengembangan industri perkopian di dalam negeri dari hulu sampai hilir sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional, serta melakukan program revitalisasi perkopian nasional (Gerakan Nasional Kopi) dalam rangka pemenuhan bahan baku, meningkatkan produksi & perluasan lahan tanaman kopi melalui intensifikasi & ekstensifikasi

 Strategi produk

Strategi ini meliputi pengembangan produk kopi dalam bentuk kapsul/pod yang dapat dimasukkan ke dalam mesin kopi Espresso, dan peningkatan

(6)

Page 5

kualitas produksi dengan penerapan aplikasi inovasi genom pada biji dan pohon kopi.

 Strategi transaksi

Strategi ini meliputi penggunaan kontrak “Spot” untuk penentuan harga kopi serta pemberian seminar kepada eksportir kopi mengenai tata cara pengisian dokumen ekspor yang akurat dan lengkap.

 Strategi promosi

Strategi ini meliputi partisipasi dalam pameran berskala internasional seperti COTECA, Trieste Espresso Expo, dan sebagainya serta bekerja sama dengan ITPC setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif.

 Strategi jaminan mutu produk

Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budidaya, pengolahan dan perdagangan kopi sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga sehingga dapat meningkatkan daya saing produk biji kopi Indonesia

(7)

Page 6

I. PENDAHULUAN

Kopi dalam bahasa Arab disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke daratan lainnya menjadi kata “kopi” yang sekarang kita kenal. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”, Inggris “Coffee”, Perancis “Café”, Belanda “Koffie, dan Indonesia “Kopi”. Kopi merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah minyak bumi dan gas, dan menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional. Volume ekspor kopi Indonesia berkisar 350 ribu ton per tahun dengan rincian kopi robusta (85%) dan arabika (15%). Indonesia mengekspor kopi ke lebih dari 50 (lima puluh) negara dengan tujuan utama USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris4.

Luasan lahan kopi di Indonesia hingga akhir 2014 mencapai 1,24 juta hektar, meliputi 933.000 hektar kebun kopi robusta dan 370.000 hektar kopi arabika. Rata-rata petani kopi memiliki 0,6 hektar kebun. Setiap hektar kebun kopi robusta menghasilkan 741 ton biji kopi per tahun, adapun kebun kopi arabika menghasilkan 808 ton biji kopi per hektar per tahun5.

International Coffee Organanization (ICO) mencatat bahwa Uni Eropa menjadi importir kopi terbesar di dunia, menyerap hampir setengah produksi kopi dunia. Sementara itu, Indonesia menduduki posisi ke 5 dari negara-negara supplier kopi ke Uni Eropa, dimana posisi teratas diduduki oleh Brazil, disusul oleh Vietnam, India dan Uganda. Ini membuktikan bahwa Indonesia menjadi salah satu supplier kopi andalan Uni Eropa. Kebutuhan untuk kopi global bisa meningkat sekitar 15 % per tahun.

4Indonesia Jadi Eksportir Kopi Terbesar Ketiga di Dunia”

http://berita.suaramerdeka.com/indonesia-jadi-eksportir-kopi-terbesar-ketiga-di-dunia/, diakses pada 1 Februari 2017

5Indonesia Perluas Ekspor Kopi ke Pasar Eropa Jumat, 24 Juni 2016, diakses pada 1 Februari 2017

(8)

Page 7

Karena itu, produksi di Indonesia harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dunia tersebut6.

I.1 Pemilihan Produk

Menurut European Coffee Federation – ECF (2014), Uni Eropa

mengimpor 1.134.435 karung kopi (4,17%) dari Indonesia dari total

keseluruhan 24.066.517 karung kopi selama periode Januari – Juni 2013.

Sedangkan sepanjang tahun 2015, ekspor kopi ditargetkan dapat mencapai 600.000 ton dengan nilai US$1.8 miliar. Pada 2015, performa ekspor kopi Indonesia didominasi biji kopi sebanyak 530.000 ton dan sisa 70.000 ton merupakan kopi olahan.Pemicu membaiknya ekspor kopi 2015 di antaranya penurunan suplai dari eksportir kopi lain seperti Brasil dan Vietnam. Volume terbesar masih berasal dari Brazil dan Vietnam dengan

pangsa pasar mencapai 54,17%7.

Produksi kopi Indonesia yang cukup banyak ternyata belum mampu menguasai pangsa pasar Uni Eropa. Walaupun Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia, namun Indonesia hanya menguasai 4,17% dari pangsa pasar kopi Uni Eropa. Hal ini disebabkan hanya sebagian kecil kopi Indonesia yang diproduksi berdasarkan standar sustainability (keberlanjutan). Padahal Uni Eropa merupakan pasar global terbesar yang sangat memperhatikan faktor sustainability.

Selain itu, Uni Eropa juga mensyaratkan traceability atau pelacakan produk kopi mulai dari sumber awal hingga tersedia di meja konsumen dan ketidak-konsisten jaminan mutu dalam memberikan kualitas produk. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengadakan Pelatihan/Capacity Building “Strategi Ekspor ke Uni Eropa” ini merupakan salah satu program dari ACTIVE Project, yang mana merupakan sebuah

6“Pemerintah Gelontorkan Dana Rp. 15 Triliun per Tahun Untuk Kembangkan Kopi

http://gaeki.or.id/pemerintah-gelontorkan-dana-rp15-triliun-per-tahun-untuk-kembangkan-kopi/ 13 Februari 2016diakses pada 1 Februari 2017

7“Anomali Cuaca Pukul Ekspor Kopi Indonesia”

(9)

Page 8

project kerja sama antara APINDO dan Uni Eropa dalam rangka melancarkan rencana pelaksaaan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Eropa.

Diadakannya pelatihan ini, APINDO melalui ACTIVE Project berupaya

dalam meningkatan kemampuan dari para peserta maupun

perusahaannya untuk dapat melakukan ekspor produknya ke Uni Eropa, dan untuk yang sudah berpengalaman ekspor juga dapat menambah

wawasannya lebih dalam mengenai pasar Uni Eropa8.

Skema 1. Grafik Impor Biji Kopi Uni Eropa Terhadap Kopi Dunia (2010-2014)

Berdasarkan Skema 1, Volume impor kopi HS 090111 negara-negara Uni Eropa dari dunia cenderung stabil. Dapat dilihat bahwa Jerman merupakan importir terbesar untuk produk biji kopi dengan volume impor rata-rata sebesar 1 juta ton pada periode 2010-2014. Disusul oleh Italia di peringkat kedua dengan volume impor sekitar 500 ribu ton pada periode yang sama. Belgia berada di peringkat ke 3 dengan volume impor rata-rata untuk produk biji kopi pada periode 2010-2014 sebesar 300 ribu ton. Untuk Italia sendiri, dapat dilihat bahwa volume impor produk biji kopi ini nilainya terus meningkat.

8Ekspor Kopi Nasional 2014 turun 20-25 Persen “

(10)

Page 9

Berdasarkan Skema 2, Indonesia menempati peringkat ketujuh pengimpor biji kopi terbanyak dibawah Brazil, Vietnam, Kolombia, Honduras, India dan Uganda. Persentase volume impor biji kopi HS 090111 Uni Eropa dari Indonesia juga masih sangat kecil yaitu di bawah 10%. Indonesia hanya menguasai 4.17% dari pangsa pasar kopi Uni Eropa, beserta dengan Peru dan Uganda yang juga memiliki pangsa pasar kopi Uni Eropa di kisaran 4%.

Skema 2. Presentase Negara-negara Pengimpor Utama Biji Kopi ke Uni Eropa pada 2015

Eropa memiliki konsumsi kopi per kapita tertinggi di dunia. Berdasarkan skema 3, pada tahun 2015 Uni Eropa mengkonsumsi sekitar 2.5 juta ton kopi pertahun, yaitu sekitar 5 kg per orang per tahun. Finlandia memiliki konsumsi per kapita tertinggi yaitu sekitar 12 kg per kapita, lebih dari 2 kali rata-rata konsumsi per kapita perorangan di Uni Eropa yaitu sekitar 4.8-5 kg per tahun. Negara-negara lain yang memiliki nilai konsumsi kopi per kapita yang lebih besar dari rata-rata adalah Austria (9.0 kg), Denmark (8.6 kg), Swedia (7.3 kg), Jerman (6.4 kg), Yunani (5.9 kg), Italia (5.6 kg) dan Perancis (5.4 kg).

(11)

Page 10

Skema3.Persentase Konsumsi Biji Kopi Uni Eropa (2013)

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa nilai impor biji kopi HS 090111 Italia terhadap produk biji kopi Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar US$ 85.76 juta di tahun 2015 atau naik sebesar 26.56% dibandingkan dengan nilai impor di tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, nilai impor biji kopi HS 090111 Italia terhadap produk

biji kopi Indonesia mencatat tren positif sebesar 7.81 % dari tahun 2011 –

2015. Oleh karena itu momentum kenaikan nilai ekspor produk biji kopi HS 090111 Indonesia ke Italia dan trennya yang positif ini harus dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan nilai ekspor produk biji kopi Indonesia ke Italia.

(12)

Page 11

Tabel 1. Kinerja Ekspor – Impor Italia terhadap Produk Biji Kopi HS 090111 Indonesia

Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 090111 Not Roast,Nt Decaff 2011 - 2015

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 Export 0.01 0.09412 0 0.027783 0.047837 #NUM! 72.18 Import 63.17 58.85 87.85 67.76 85.76 7.81 26.56 Balance of Trade -63.16 -58.76 -87.85 -67.74 -85.72 Source: WTA/Istat

Negara Eropa selatan khususnya Italia lebih menyukai kopi jenis arabika, karena racikan kopi espresso khas italia memiliki komposisi kopi jenis arabica yang lebih banyak dikarenakan kadar kafeinnya yang lebih tinggi dan cenderung lebih pahit. Namun, dilain pihak, kopi jenis robusta juga banyak diminati oleh industri kopi Italia karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan kopi jenis arabika (harga kopi arabika sekitar US$ 1.10/lbs sedangkan harga kopi robusta sekitar US$ 0.70/lbs) menjadikan kopi jenis robusta lebih banyak digunakan untuk konsumsi massal dan kepentingan komersial, sedangkan kopi jenis arabika lebih ditujukan untuk gourmet atau speciality coffee yang menyasar segmen kelas atas9.

Sementara itu, 80% produksi kopi Indonesia adalah jenis robusta, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan ekspor produk biji kopi HS 090111 terutama kopi jenis robusta ke pasar Eropa Selatan dimana Italia termasuk di dalamnya.

Peluang yang besar ini juga didukung oleh kemampuan Indonesia dalam memasok biji kopi dalam jumlah lebih besar mengingat Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia. Peluang ini harus

9(https://www.quora.com/Was-the-original-espresso-a-blend-of-arabica-and-robusta-beans, diakses pada 1 Februari

(13)

Page 12

dimanfaatkan semaksimal mungkin mengingat Uni Eropa merupakan importir kopi terbesar di dunia, dan menyerap hampir setengah produksi kopi dunia. Saat ini ekspor kopi Indonesia hanya 4,24 % dari total impor kopi Uni Eropa pada tahun 2015. Kesenjangan ini jelas menjadi dorongan bagi produsen dan eksportir kopi untuk meningkatkan volume ekspor dan memperluas pangsa pasar Uni Eropa sehingga dapat terealisasi melalui perjanjian CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) Indonesia – Uni Eropa10.

10Hadapi MEA, Kopi Masih Punya Taji”

(14)

Page 13

I.2Profil Geografi Italia

Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negara-negara-negara-negara Mediterania dan negara-negara

Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2

termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorialyang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.

Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2015 mencapai € 44.700. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.

Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia

(15)

Page 14

Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan

seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap

tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Pendapatan produk domestik brutto per orang di Lombardia rata-rata sebesar € 25,000

Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2015, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.

Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.

Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami

(16)

Page 15

pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.

Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.

Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.

(17)

Page 16

II.POTENSI PASAR PRODUK BIJI KOPI DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Biji Kopi Italia ke Dunia

Secara umum, Italia mengalami penurunan ekspor untuk produk biji kopi HS 090111 berdasarkan Tabel 2. Kinerja ekspor produk biji kopi Italia

cenderung mencatat pertumbuhan negatif selama periode tahun 2011 –

2015. Rata – rata penurunan ekspor dari tahun 2011 – 2015 adalah

sebesar 8.07%, meskipun nilai ekspor produk biji kopi pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 9.36% dibanding nilai ekspor produk biji kopi pada tahun 2014

Ekspor kopi nasional 2014 sendiri turun secara volume antara 25%-30%. Hal ini disebabkan produksi nasional menurun 25%-30% akibat anomali cuaca di sentra-sentra produksi kopi di kawasan segitiga emas. Ekspor 2014 secara total turun menjadi 475.000 ton, mencakup ekspor biji kopi 380.000 ton dan kopi olahan 95.000 ton. Adapun, secara nilai, penjualan kopi turun 10% menjadi US$1.3 miliar tahun lalu. Untuk tahun 2015 produksi kopi mulai kembali normal. Harapannya, ekspornya pun bisa mendekati performa yang sama seperti 2013. Pada tahun 2015

diharapkan bisa kembali mencapai 600.000 ton atau US$1.8 miliar11.

Tabel 2. Kinerja Ekspor – Impor Italia ke Dunia terhadap Produk Biji Kopi HS 090111

Italy-World Balance of Trade - HS 090111 Not Roast,Nt Decaff 2011 - 2015

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 Export 35.49 50.84 36.13 28.48 31.14 -8.07 9.36 Import 1729.11 1665.91 1411.62 1442.36 1547.45 -3.59 7.29 Balance of Trade -1,693.63 -1,615.07 -1,375.49 -1,413.89 -1,516.31 Source: WTA/Istat

11“Prospek Ekspor Kopi 2015 Mulai Cerah” http://gaeki.or.id/prospek-ekspor-kopi-2015-mulai-cerah/, diakses pada 12

(18)

Page 17

Kinerja ekspor produk biji kopi Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami kenaikan kinerja ekspor produk biji kopi ke dunia sebesar 9.36% pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2014.

Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat di Tabel 3 dapat dilihat bahwa Austria menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 6 juta. Slovenia berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 2.09 juta, diikuti oleh Jerman di peringkat ke-3 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 2.06 juta, Rumania di peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.9 juta, dan Yunani di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.8 juta. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-47 dimana total nilai ekspor produk biji kopi Italia ke Indonesia hanya sebesar US$ 47 ribu.

Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Biji Kopi Italia ke Dunia berdasarkan Negara Tujuan

Italy's Export Partners of HS 090111 Not Roast,Nt Decaff 2011 - 2015

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 -- World -- 35.485 50.843782 36.128228 28.47508 31.139931 -8.07 9.36 1 Austria 2.829961 2.098485 2.257522 3.467057 6.21593 23.07 79.29 2 Slovenia 2.141123 2.041417 1.85116 1.875504 2.099861 -1.23 11.96 3 Germany 4.671283 21.727941 12.653654 1.56014 2.061204 -34.75 32.12 4 Romania 0.917131 0.906372 1.129315 1.254946 1.984398 20.55 58.13 5 Greece 1.310168 0.907875 0.904583 1.04408 1.808347 8.16 73.20 6 Switzerland 0.922256 0.735364 0.527723 1.182338 1.579225 16.77 33.57 7 Croatia 2.772497 2.413528 1.495936 1.581712 1.492425 -15.31 -5.64 8 Bulgaria 2.188501 1.552663 0.451681 0.266519 1.197641 -25.68 349.36 9 Spain 0.166744 0.041112 0.144343 0.161357 1.074071 66.41 565.65

(19)

Page 18

10 Slovakia 0.137992 0.076193 0.086787 0.16447 0.945874 58.71 475.10 47

Indonesia

- 0 0.09412 0 0.027783 0.047837 #NUM! 72.18

II.2 Potensi Pasar Produk Biji Kopi di Italia

Kinerja impor Italia terhadap produk biji kopi HS 090111 dunia dapat dilihat pada Tabel 2 diatas dimana total nilai impor produk biji kopi adalah sebesar US$ 1,5 milyar pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja

selama periode 2011 – 2015 mengalami penurunan sebesar 3.59 %. Nilai

impor produk biji kopi sejak tahun 2011 terus mengalami penurunan, dengan pengecualian di tahun terakhir yaitu tahun 2015 dimana nilai tersebut mulai kembali mengalami kenaikan.

Nilai terbesar adalah di tahun 2011, yaitu sebesar US$ 1.7 milyar, menurun di tahun berikutnya sebesar US$ 1.6 milyar. Kemudian nilai tersebut cenderung stabil di periode-periode berikutnya di kisaran nilai US$ 1.4 milyar, sebelum akhirnya kembali mengalami sedikit kenaikan di periode 2014-2015 dengan nilai US$ 1.5 milyar. Kenaikan nilai impor produk biji kopi pada tahun 2015 sebesar 7.29 % apabila dibandingkan dengan data pada 2014.

Italia banyak mengimpor produk biji kopi dari negara – negara di kawasan Asia dan Amerika Selatan (data dapat dilihat pada Tabel 4). Brazil berada di peringkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar US$ 578 juta dari total nilai impor pada tahun 2015. Vietnam berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar US$ 239 juta dari total nilai impor pada tahun 2015, India berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar US$ 169 juta dari total nilai impor pada tahun 2015.

Uganda merupakan satu-satunya negara dari kawasan Afrika yang berada di posisi 5 besar, menempati peringkat ke-4 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar 94 juta. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-5 dengan nilai impor sebesar US$ 85 juta. Mengingat Indonesia merupakan

(20)

Page 19

salah satu negara produsen biji kopi terbesar di dunia, nilai ini seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi.

Hal ini disebabkan produksi kopi Indonesia belum memenuhi persyaratan sustainability dan traceability yang diwajibkan oleh Uni Eropa dimana produksi kopi negara-negara lain seperti Brazil, Vietnam, dan India telah memenuhi persyaratan ini. Selain itu, kopi di Indonesia umumnya diproduksi oleh petani dengan teknologi yang sangat sederhana dan kurangnya usaha peremajaan tanaman dimana Brazil, Vietnam, dan India telah menerapkan inovasi serta peremajaan tanaman dalam produksi kopi mereka.

Dalam rangka peningkatan mutu biji kopi, pemerintah perlu

mengembangkan standar mutu nasional dengan mengacu pada hasil penelitian dan berorientasi internasional. Pada dasarnya, biji kopi yang diekspor harus memenuhi standar internasional. Apabila biji kopi tersebut sudah memenuhi persyaratan sebagaimana tertuang dalam SNI No.01-2907-2008, maka kopi tersebut sudah memenuhi standar nasional dan internasional. Oleh karena itu sangat penting untuk menerapkan teknologi pengolahan kopi oleh petani, sebagaimana diatur dalam standar SNI. Selain itu, penerapan teknologi proses pengeringan juga diperlukan untuk mencegah pertumbuhan jamur yang dapat mengakibatkan timbulnya OTA (Oratoxhin A)12.

Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk biji kopi dari Indonesia menunjukkan tren yang positif sebesar 7.81% selama periode 2011-2015. Kinerja impor Italia terhadap produk biji kopi dari Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2014. Kinerja impor Italia terhadap produk biji kopi Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar US$ 67.76 juta, sementara itu di tahun 2015 jumlah tersebut meningkat sebesar 26.56% menjadi US$

12“Ekspor dan Daya Saing Kopi Biji Indonesia di Pasar International, Implikasi Strategis Bagi Pengembangan Kopi Biji

Organik “http://docplayer.info/165972-Ekspor-dan-daya-saing-kopi-biji-indonesia-di-pasar-internasional-implikasi-strategis-bagi-pengembangan-kopi-biji-organik.html, diakses pada 2 Februari 2017

(21)

Page 20

85.76 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan ekspor produk biji kopi ke negara Italia.

Negara Asia lainnya yang memiliki peringkat di atas Indonesia adalah Vietnam yang berada di peringkat ke-2 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar US$ 239.18 juta dan India yang berada di peringkat ke-3 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar US$ 169.13 juta. Dua negara Asia lainnya memiliki peringkat di bawah Indonesia adalah Papua New Guinea yang berada di peringkat ke-21 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar US$ 4.35 juta dan Laos yang berada di peringkat ke-23 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar US$ 2.65 juta.

Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Biji Kopi Dunia (2011 – 2015)

Italy's Import Partners of HS 090111 Not Roast,Nt Decaff 2011 - 2015

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 -- World -- 1729.110475 1665.912132 1411.617998 1442.361571 1547.45149 -3.59 7.29 1 Brazil 750.856182 669.03686 497.666147 517.903223 578.266978 -7.49 11.66 2 Vietnam 215.107336 264.174574 242.067201 256.319183 239.178751 1.84 -6.69 3 India 191.620963 212.492034 177.070284 175.619802 169.129429 -4.31 -3.70 4 Uganda 57.759569 67.045571 67.293002 86.2009 94.423166 13.14 9.54 5 Indonesia 63.172384 58.854173 87.852024 67.763331 85.763031 7.81 26.56 6 Colombia 45.554079 34.100102 29.320895 50.616265 80.902303 16.69 59.83 7 Honduras 67.365422 67.767803 46.727644 42.672634 69.803644 -3.84 63.58 8 Ethiopia 52.996513 34.526919 33.239542 39.743772 38.96249 -4.63 -1.97 9 Guatemala 57.044846 59.288058 36.69613 34.557799 33.338188 -14.91 -3.53 10 Tanzania 28.191297 17.117365 36.290898 22.30002 26.244648 1.22 17.69

Dalam hal kinerja ekspor produk biji kopi (HS 090111) ke Italia, Indonesia masih berada di posisi 5 besar dari negara-negara lain penghasil utama produk biji kopi. Berdasarkan tabel 5, negara-negara yang berada dalam peringkat 5 besar didominasi oleh negara-negara Amerika Selatan dan

(22)

Page 21

Asia, yaitu Brazil di peringkat pertama dengan market share sebesar 37.36%, disusul oleh Vietnam dengan market share 15.45%. Peringkat ketiga ditempati oleh India dengan nilai market share 10.92%, dan Uganda serta Indonesia sendiri yang berada di peringkat keempat dan kelima dengan nilai market share masing-masing sebesar 6.1% dan 5.54%.

Meskipun Indonesia masih berada di posisi 5 besar negara-negara pengekpor produk kopi ke Italia, nilai market sharenya sendiri tertinggal sangat jauh dengan Brazil yang berada di posisi pertama. Bahkan market share Indonesia hanya setengahnya dari market share Uganda yang posisi nilai ekspor produk biji kopinya ke Italia berada persis di atas posisi Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai ekspor produk biji kopi tersebut ke Italia, yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya.

Tabel 5. Nilai Market Share Partner Impor Italia Untuk Produk HS 090111

Italy's TOP 10 Import Partners of HS 090111 Not Roast,Nt Decaff

Rank Country Share (%)

2015 1 Brazil 37.36 2 Vietnam 15.45 3 India 10.92 4 Uganda 6.10 5 Indonesia 5.54 6 Colombia 5.22 7 Honduras 4.51 8 Ethiopia 2.51 9 Guatemala 2.15 10 Tanzania 1.69 91.45 Others 8.55 Source: WTA/Istat

(23)

Page 22

II.3 Regulasi Produk Biji Kopi di Italia

Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan

secara detail dapat disimak pada portal EU Help Desk

(http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada

kolom yang telah ditentukan.

Export Helpdesk EU sebagai layanan online yang disediakan oleh Komisi Uni Eropa untuk mempermudah akses pasar bagi negara-negara berkembang, mengelompokkan ketentuan legal requirements yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa menjadi enam bagian yakni:

Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Biji Kopi untuk Negara Berkembang yang diterapkan oleh Uni Eropa

Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat

Kontaminasi “Council Regulation (EEC) 315/93 Regulation (EC) 1881/2006”

Peraturan yang dirancang untuk memastikan bahwa makanan yang masuk ke pasar Uni Eropa aman dikonsumsi dan tidak mengandung kontaminan pada tingkat yang dapat mengancamkesehatan manusia.

Residu pestisida

Regulation (EC) 1107/2009

Regulasi ditentukan guna memastikan perlindungan terhadap konsumen. Jika terdapat kandungan residu dalam tanaman dan hewan atau bagiannya yang digunakan untuk konsumsi, hanya diperbolehkan diimpor jika sesuai dengan ketetapan undang-undang Uni Eropa yang dirancang untuk mengontrol keberadaan zat kimia dan residu dari hewan hidup, produk hewani, dan produk yang berasal dar itumbuhan. Kontrol

kesehatan

Regulation (EC) 852/2004

Ketentuan umum dan ketentuan khusus yang didesain untuk mencegah risiko terhadap kesehatan konsumen dan melindungi kepentingan konsumen.

Label Council

Directive 2000/13/EC

Semua bahan makanan yang dipasarkan di Uni Eropa harus mematuhi aturan pelabelan Uni Eropa, yang bertujuan untuk memastikan bahwa konsumen mendapatkan semua informasi penting dalam memilih saatmembeli bahan makanantersebut.

Traceability Regulation (EC) 178/2002

UU Pangan Uni Eropa tidakhanya melindungi kehidupan dan kesehatan manusia (konsumen),

(24)

Page 23

Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat

(ketertelusuran) tetapi juga kesehatan dan kesejahteraan hewan, tanaman, dan lingkungan. Oleh karena itu,peraturan ini diberlakukan bahwa produk yang dikonsumsi memenuhi kaidah-kaidah perlindungan tersebut dan memastikan bahwa produk tersebut aman untuk dipasarkan di EU. Organik “CouncilRegulat ion (EC)834/2007 CommissionRe gulation(EC)889 /2008”

Pasar Uni Eropa untuk produk pertanian yang masih hidup(live) atau belum diproses atau produk pertanian olahan yang digunakan untuk makanan,pakan ternak, benih, maupunmaterial vegetasi, diwajibkan memenuhi aturan produksi secara organik dan peraturan EU.

Diluar regulasi tersebut diatas, para pembeli produk biji kopi juga memiliki private standards yang diterapkan sesuai dengan kebijakan masing-masing, diantaranya adalah standar kebijakan :

-Fairtrade: kebijakan ini menekankan pada ketentuan harga yang lebih baik, kondisi kerja yang lebih manusiawi, pengolahan berkelanjutan lokal dan kebijakan perdagangan yang adil bagi para petani dan pekerja di

negara-negara berkembang13.

- SMBC – Bird Friendly : Smithsonian Migratory Bird Center hanya mengembangkan kopi yang 100% organik dan melestarikan burung, dalam artian, setiap biji kopi yang dihasilkan merupakan produk organik dan tidak menggunakan pestisida yang berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem alami sehingga mendukung keberlangsungan lingkungan hidup

dan satwa yang ada di dalamnya14.

- Rainforest Alliance : The Rainforest Alliance bertujuan untuk melestarikan biodiversity and memastikan kehidupan yang berkelanjutan dengan merubah praktik penggunaan lahan, bisnis dan perilaku konsumen menuju kearah pemanfaatan lahan, bisnis dan perilaku

konsumen yang mendukung pelestarian lingkungan15.

13(https://www.utz.org/what-we-offer/certification/products-we-certify/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017)

14https://nationalzoo.si.edu/scbi/migratorybirds/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017

15https://benclapton.id.au/2013/04/17/fair-trade-rainforest-alliance-or-utz-seeing-the-wood-amongst-the-trees/, diakses

(25)

Page 24

- UTZ Certified : UTZ Certifiedmerupakan kebijakan yang mendukung praktek perkebunan yang berkelanjutan dan memberikan peluang yang lebih baik bagi para petani dan planet kita. Program-program UTZ memungkinkan petani untuk mempelajari metode pertanian yang lebih baik, memperbaiki kondisi kerja dan menjaga lingkungan bagi keberlanjutan produktivitas lahan mereka16.

- 4Cs : merupakan kebijakan dari The Global Coffee Platform, yang merupakan platform berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama melaksanakan komitmen global untuk menciptakan sektor kopi yang berkelanjutan17.

II.4Saluran Distribusi Produk Biji Kopi di Italia

Berdasarkan Skema 4, eksportir produk biji kopi dari negara berkembang dapat memasok produknya ke agen, importir, atau langsung ke konsumen akhir di Italia yang meliputi ritel, kafeteria, katering, restoran dan hotel, serta industri makanan. Biji kopi yang diterima oleh importir umumnya dapat diproses terlebih dahulu oleh roaster atau diekspor kembali. Kemudian, biji kopi tersebut dikirim ke distributor untuk dimasukkan dalam kemasan. Selanjutnya, biji kopi yang sudah dikemas ini dapat dikirimkan ke berbagai konsumen akhir di Italia melalui jaringan peritel besar di Italia seperti Esselunga, Co-op Italia, Conad, Interdis, Carrefour, Auchan dan SPAR.

16https://www.utz.org/what-we-offer/certification/products-we-certify/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017

(26)

Page 25

Skema 4. Jalur Distribusi Produk Biji Kopi ke Italia

Sumber: CBI

II.5 Hambatan dan Tantangan

Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk biji kopi dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh Eksportir Produk Biji Kopi Indonesia

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

1 Produksi Permasalahan yang kerap ditemui dalam mengembangkan komoditas kopi adalah terkait dengan produktivitas yang tidak meningkat dengan baik bahkan produksinya cenderung mengalami stagnan. Sementara itu kebutuhan untuk kopi global bisa meningkat sekitar 15 persen per tahun. Karena itu, produksi di Indonesia harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dunia tersebut.

2 Produk Masih ditemui adanya produsen kopi Indonesia yang tidak konsisten dalam memberikan jaminan mutu

(27)

Page 26

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

produknya Selain perbaikan mutu kopi, peningkatan daya saing kopi biji Indonesia di pasar internasional memerlukan langkah-langkah perbaikan kinerja dan dukungan kebijakan ekspor yang kondusif bagi ekspor kopi.

3 Pasar Pasar kopi sangat fluktuatif dan pembeli dapat membuat keputusan yang tiba – tiba maupun oportunis. Hal ini disebabkan salah satu karakteristik dari pasar kopi komoditas dan spesial adalah kedua jenis pasar ini sulit untuk diprediksi. Sebagai contoh, kejadian yang tidak berkaitan dengan kopi dapat membawa perubahan mendadak dan tiba – tiba sehingga menyebabkan pembeli dapat membuat keputusan yang oportunis.

4 Transaksi Pembeli kopi membuat keputusan dengan hanya melihat dokumen saja dan tidak melihat produknya. Hal ini disebabkan transaksi kopi seluruhnya didasari oleh rasa saling percaya (trust). Oleh karena itu, para pembeli kopi memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pemasok dan dokumen yang mereka miliki.

5 Komunikasi Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian negara eksportir. Reputasi dari negara eksportir dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya beberapa negara yang pernah mengirim kopi yang mengandung bahan berbahaya terbukti tidak berhasil dalam finalisasi kontrak akhir.

(28)

Page 27

III PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang

Italia merupakan importir dan konsumen biji kopi terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman. Di tahun 2015, Italia menguasai 16% dari seluruh impor produk ini di Uni Eropa, dimana Jerman yang menduduki peringkat pertama menguasai 34% dari total nilai impor Uni Eropa. Total nilai impor Italia untuk produk biji kopi ini mencapai 545 ribu ton. Sejak tahun 2010, nilai impor Italia untuk produk ini rata-rata naik 3.3% per tahunnya dalam hal jumlah volume, dan meningkat sekitar 6.6% per tahun dalam hal besaran nilai impor.

Italia juga memiliki posisi yang kuat dalam industri kopi dunia. Pelabuhan di Trieste merupakan tempat transit utama dalam perdagangan kopi di kawasan Mediterania, sedangkan pelabuhan Genova juga memiliki peran penting dalam arus pasokan produk kopi ke pasar Italia dan Uni Eropa. Sekitar 96% dari impor biji kopi Italia datang dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Penduduk Italia sejumlah sekitar 60 juta dan mengkonsumsi rata-rata sekitar 14% dari total konsumsi produk biji kopi di kawasan Uni Eropa, dengan tingkat konsumsi per kapita sebesar 5.8 kg per orang. Di Italia, kopi menguasai 70% dari pasar minuman dan dikonsumsi sepanjang hari. Selain espresso, jenis-jenis penyajian lain yang populer adalah ‘cappuccino’, ‘macchiato’, ‘marocchino’, and ‘caffè latte’. Elemen penting dalam kopi Italia adalah kesegaran dan kualitas tinggi. Kopi untuk konsumsi rumah tangga dikemas dalam jumlah sedikit untuk menjaga kesegarannya (Europe Coffe Production 2015).

Selain itu, di Italia, mesin kopi yang dengan menggunakan kopi dalam kemasan kapsul juga semakin popular. Mesin-mesin ini menyediakan kopi dalam satu atau dua takaran. Tren lain yang juga mulai populer di

(29)

Page 28

kalangan konsumen Italia adalah biji kopi yang diproses secara organik. Peluang-peluang ini merupakan celah yang bisa dimanfaatkan produsen dan eksportir kopi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspornya ke Italia. Peluang yang besar ini juga didukung oleh adanya kecenderungan konsumen di Eropa Selatan termasuk Italia lebih menyukai produk kopi jenis robusta serta 80% produksi kopi Indonesia adalah kopi jenis robusta.

III.2 Strategi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut:

Tabel 9. Strategi PeningkatanEkspor Produk Biji Kopi HS 090111 ke Italia

No Strategi Deskripsi Outcome

1 Strategi Produksi Mendorong pengembangan industri perkopian di dalam negeri dari hulu sampai hilir sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional

Adanya dampak positif pada rantai nilai dari peningkatan

pertumbuhan ekonomi nasional, penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan

pendapatan petani dan mengurangi kemiskinan Melakukan program

revitalisasi perkopian nasional (Gerakan Nasional Kopi) dalam rangka pemenuhan bahan baku, meningkatkan produksi & perluasan lahan tanaman kopi melalui intensifikasi & ekstensifikasi, antara lain :rehabilitasi tanaman tua dan rusak, rejuvenasi tanaman kurang produktif , pengendalian hama terpadu dan penanaman di lahan hutan produksi, perluasan areal, konversi kopi Robusta di lahan tinggi yang sesuai, dan penanaman di lahan baru

Program Gernas yang mulai dicanangkan pada tahun 2015 ini bertujuan untuk melakukan

Perbaikan dan menjaga konsistensi mutu kopi serta meningkatkan efisiensi pemasaran kopi dan meningkatkan nilai jual produk kopi nasional.

2 Strategi Produk Mengembangkan produk kopi dalam bentuk

Produk kopi dalam bentuk kapsul/pod dapat

(30)

Page 29

No Strategi Deskripsi Outcome

kapsul/pod yang daat

dimasukkan ke dalam mesin kopi espresso.

menjadi market leader di pasar Uni Eropa khususnya Italia karena tren akan produk ini terus meningkat di Italia. Meningkatkan kualitas

produksi dengan aplikasi inovasi genom pada biji dan pohon kopi serta memenuhi sertifikasi “sustainability” dan “traceability” yang disyaratkan oleh Uni Eropa seperti 4C, Rainforest

Alliance, dan sebagainya.

Eksportir dapat memasok biji kopi dalam kuantitas yang lebih besar lagi ke Uni Eropa.

3 Strategi Transaksi Menggunakan kontrak “spot” untuk menghindari kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi pasar yang sulit untuk diprediksi.

Eksportir akan

memperoleh kepastian harga kopi yang diperdagangkan serta mencegah pembeli untuk mengambil

keputusan yang tiba-tiba dan oportunis.

Memberikan seminar kepada eksportir kopi mengenai tata cara

pengisian dokumen ekspor yang akurat dan lengkap.

Pembeli Uni Eropa akan semakin percaya

dengan eksportir Indonesia yang dapat berdampak pada meningkatnya kuantitas pembelian kopi.

4 Strategi Promosi Melakukan promosi yang lebih gencar ke tiga besar negara Uni Eropa dalam hal konsumsi kopi yaitu Jerman, Italia, dan negara di

kawasan Skandinavia dengan cara berpartisipasi dalam pameran

perdagangan seperti COTECA (Jerman), Trieste

Espresso Expo (Italia), dan

The Nordic World of Coffee (Skandinavia).

Meningkatnya impor kopi dari Indonesia terutama di Jerman, Italia, dan negara Skandinavia seperti Swedia, Norwegia, dan Denmark.

Bekerjasama dengan

Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) setempat

untuk membangun citra Indonesia yang positif bagi negara Uni Eropa

khususnya Italia, salah satu contohnya adalah ITPC Milan yang melakukan

Meningkatnya impor kopi dari Indonesia akibat citra positif yang dimiliki oleh Indonesia.

(31)

Page 30

No Strategi Deskripsi Outcome

pendekatan langsung terhadap para importir kopi di italia seperti Illy coffee dan Lavazza

5 Strategi Jaminan Mutu Produk

Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budidaya, pengolahan dan

perdagangan kopi sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga. Selain

sosialisasi, pemerintah perlu memfasilitasi produsen dan pengekspor kopi dengan penyediaan informasi pasar dan fasilitas pendukung lainnya

Meningkatnya daya saing produk biji kopi Indonesia. Pembeli Uni Eropa akan semakin puas dengan kualitas kopi Indonesia yang konsisten dan terjaga mutunya sehingga permintaan akan kopi Indonesia meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan volume impor produk kopi Indonesia ke Uni Eropa

IV. Tindak Lanjut

IV.1 Kunjungan ke Illy Caffe SpA, Trieste

Dalam rangka meningkatkan ekspor produk biji kopi Indonesia ke Italia, ITPC Milan melakukan pendekatan kepada importir di Italia serta sosialisasi Trade Expo Indonesia (TEI) edisi ke-30 yang diselenggarakan pada tanggal 21-25 Oktober 2015 di Jakarta, ITPC Milan pada tanggal 29 Juli 2015 telah mengadakan kunjungan ke salah satu perusahaan kopi terbesar di Italia, Illy Caffe SpA di Trieste dengan pokok-pokok hasil kunjungan dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Illy Caffe SpA merupakan perusahaan Italia yang bergerak di bidang pemrosesan biji kopi dengan spesialisasi pada produksi kopi espresso. Misi Illy Caffe adalah memberikan kualitas kopi terbaik melalui campur tangan teknologi inovatif dan seni baik secara emosional maupun intelektual.

(32)

Page 31

2. Illy murni mengimpor biji kopi Arabika. Pasokan biji kopi Arabika umumnya berasal dari Brasil, Guatemala, Ethiopia, Kolombia, Kosta Rika dan India, dengan mengedepankan aspek kualitas produk

3. Untuk pemilihan kualitas biji kopi yang diimpor, sample biji kopi Arabika yang diterima/diminta Illy dari perusahaan di negara-negara produsen wajib melalui proses testing pada laboratorium pengujian Illy.

4. Dalam memastikan pasokan biji kopi berkualitas tinggi dari para importir, Illy terus memberikan edukasi tentang teknik penanaman kopi dan penanganan biji kopi pasca panen yang tepat, serta mengupayakan kesejahteraan di kalangan komunitas petani kopi.

5. Blending dan Roasting menjadi dua fase utama dalam proses pengolahan biji kopi. Selanjutnya, biji-biji kopi memasuki proses penggilingan (grinding) untuk menjadi produk kopi bubuk, menggunakan teknologi tekanan udara (pressurization) alamiah, dalam kaleng yang dapat di daur ulang, diberikan tekanan gas nitrogen.

6. Aktivitas produksi (dari pengolahan hingga pengemasan) yang dilakukan Illy telah memenuhi standard internasional dan memiliki sertifikasi-sertifikasi terkait keamanan dan kualitas pangan

7. Illy sangat tertarik untuk melakukan kerjasama dagang dengan produsen kopi di Indonesia, untuk itu, dalam kunjungan pada TEI 2015, ITPC Milan dan pihak event organizer akan membantu memfasilitasi pertemuan (business matching) antara Illy dengan para produsen dan asosiasi kopi di Indonesia

8. Pertemuan diakhiri dengan kunjungan ke area produksi Illy, meninjau proses pengolahan biji kopi dari tahap pengujian, blending, roasting, grinding sampai pada tahap pengemasan produk, dan mengunjungi gedung Universita del Caffe yang merupakan institusi pendidikan yang dibentuk Illy sejak tahun 1999 yang bertujuan untuk menyediakan training dan kursus dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan proses produksi kopi di dunia.

(33)

Page 32

IV.2 TriestEspresso Expo 2016

Tindak lanjut lainnya dari ITPC Milan untuk peningkatan ekspor kopi ke Italy adalah dengan mengikuti ajang TriestEsspresso Expo 2016. Pameran ini merupakan ajang paling penting bagi produk kopi espresso di Italia. Disponsori oleh ICO, TriestEsspresso Expo merupakan acara dua tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2002. Perhelatan tahun ini akan dilaksanakan pada 23-25 Oktober 2016 di Porto Vecchio, Trieste, yang terletak di propinsi Friuli Venezia Giulia. Ajang ini akan dihadiri oleh para produsen biji kopi, kopi sangrai, mesin kopi dan peralatannya, serta produsen perlengkapan aksesoris dan servis, dengan total sebanyak 170 peserta pameran yang datang dari 20 negara, dengan menghadirkan produk-produk kualitas andalan mereka.

Rangkaian acara yang diadakan pada pameran ini adalah: serangkaian konferensi mengenai produk biji kopi, pelatihan bagi para pengusaha kopi, workshop dan kompetisi bagi para profesional di bidang peracikan kopi seperti barista, pencicipan dan pengujian produk kopi serta melakukan tur di dalam event dan di kota Trieste itu sendiri bagi para peserta pameran. Dalam ajang ini ITPC Milan mengundang minimal 3 produsen kopi dari Indonesia untuk turut berpartisipasi. Untuk info lebih lanjut dapat dilihat pada website resmi event tersebut yaitu di www.triestespresso.it

(34)

Page 33

V. INFORMASI PENTING

4. 1 Major playerdi Italia

1. S.I.C.A.F. SrL - http://www.sicaf-import.com/–berlokasi di Genova

2. Caffe River S.p.A – http://www.cafferiver.com– berlokasi di Arezzo Emilia

3. Jolly Caffe’Firenze SrL-http://www.jollycaffe.it- berlokasi di Bagno a Ripoli

4. Coffee’IT - http://www.coffeeit.com/index.php/it/- berlokasi di Varese

5. Caffe Molinari - https://www.caffemolinari.com- berlokasi di Modena

6. Illy Coffee - http://www.illy.com- berlokasi di Trieste

7. Lavazza Coffee –https://www.lavazza.com- berlokasi di Turin

4. 2 Alamat dan Website Penting

1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia.

2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.

Email: luigicarlo.gastel@pirelli.com. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President)

3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.

4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910

5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il

(35)

Page 34

perdagangan Italiahttp://www.mincomes.it/. atau

http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro

Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:info@euromonitor.comhttp://www.euromonitor.com

7. International Chamber of Commerce. E-mail:

mailto:webmaster@iccwbo.org. http://www.iccwbo.org

8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO

E-mail: mailto:tirc@intracen.org. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef)

10. Website tentang Informasi terbaru mengenai pameran

perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia

ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 59921 Telefax: (39) 6-59926900

12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat danItalian National Statistics (http://www.istat.it).

13. Informasi mengenai COTECA di Hamburg, Jerman dapat dilihat di: http://coteca-hamburg.com/

14. Informasi mengenai Trieste Espresso Expodi Trieste, Italia dapat dilihat di:http://www.triestespresso.it/

15. Informasi mengenai The NordicWorld of Coffeedi Gothenburg,

(36)

Page 35

VI. REFERENSI

1. “Kopi Indonesia Mendunia”, 8 Oktober 2015

http://fixredio.com/2015/10/08/kopi-indonesia-mendunia/, diakses pada

1 Februari 2017

2. Kemenperin Promosi Kopi Spesial Indonesia ke Pasar Eropa, diakses pada 1 Februari 2017

http://www.kemenperin.go.id/artikel/15636/Kemenperin-Promosi-Kopi-Spesial-Indonesia-ke-Pasar-Eropa

3. Ekspor kopi Meningkat, Indonesia Bidik Pasar Kopi Eropa, 7 Juli 2016.

Diakses pada 1 Februari 2017

http://komoditi.co.id/ekspor-kopi-meningkat-indonesia-bidik-pasar-kopi-eropa/

4. “Indonesia Jadi Eksportir Kopi Terbesar Ketiga di Dunia”

http://berita.suaramerdeka.com/indonesia-jadi-eksportir-kopi-terbesar-ketiga-di-dunia/, diakses pada 1 Februari 2017

5. “Pemerintah Gelontorkan Dana Rp. 15 Triliun per Tahun Untuk

Kembangkan Kopi

http://gaeki.or.id/pemerintah-gelontorkan-dana-rp15-triliun-per-tahun-untuk-kembangkan-kopi/ 13 Februari 2016,

diakses pada 1 Februari 2017

6. “Anomali Cuaca Pukul Ekspor Kopi Indonesia”

http://industri.bisnis.com/read/20150115/12/391448/anomali-cuaca-pukul-ekspor-kopi-indonesia-, diakses pada 1 Februari 2017

7. “ Ekspor Kopi Nasional 2014 turun 20-25 Persen “

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/149549/ekspor-kopi-nasional-2014-turun-20-25-persen, diakses pada 1 Februari 2017

8.

(37)

Page 36

9. “ Hadapi MEA, Kopi Masih Punya Taji”

http://swa.co.id/business-strategy/management/hadapi-mea-kopi-masih-punya-taji, 8 Februari

2016, diakses pada 1 Februari 2017

10. “Prospek Ekspor Kopi 2015 Mulai Cerah”

http://gaeki.or.id/prospek-ekspor-kopi-2015-mulai-cerah/, diakses pada 1 Februari 2017

11. “ Ekspor dan Daya Saing Kopi Biji Indonesia di Pasar International, Implikasi Strategis Bagi Pengembangan Kopi Biji Organik “

http://docplayer.info/165972-Ekspor-dan-daya-saing-kopi-biji-

indonesia-di-pasar-internasional-implikasi-strategis-bagi-pengembangan-kopi-biji-organik.html, diakses pada 1 Februari 2017

12. https://www.utz.org/what-we-offer/certification/products-we-certify/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017

13. https://nationalzoo.si.edu/scbi/migratorybirds/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017

14.

https://benclapton.id.au/2013/04/17/fair-trade-rainforest-alliance-or-utz-seeing-the-wood-amongst-the-trees/, diakses pada 1 Februari 2017

15. https://www.utz.org/what-we-offer/certification/products-we-certify/coffee/, diakses pada 1 Februari 2017

16. http://www.4c-coffeeassociation.org/, diakses pada 1 Februari 2017

Gambar

Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Biji Kopi Italia ke Dunia  berdasarkan Negara Tujuan
Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Biji Kopi Dunia           (2011 – 2015)
Tabel 5. Nilai Market Share Partner Impor Italia Untuk Produk HS  090111
Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Biji Kopi untuk Negara  Berkembang yang diterapkan oleh Uni Eropa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sayyid Qutb pada akhir episode ke tujuh dari episode-episode fi> zila>l al-Qur>an dalam majalah Al-Muslimun mengumumkan pemberhentian episode ini dalam majalah,

Gambar 4.27 Soal latihan siswa konsep perbesaran bayangan pada

Game juga menyediakan goals(tujuan) untuk pengguna, sehingga pengguna mempunyai tujuan dalam memainkan game tersebut, jika game tidak mempunyai goals mungkin pengguna akan

Saran yang dapat peneliti berikan adalah pengambilan darah vena sebaiknya melalui vena ekor untuk meminimalkan terjadinya stress pada tikus, digunakan kadar minyak jelantah

Setelah pemberian jus mentimun dan tomat selama 7 hari, pada hari ke-8 dilakukan pengambilan darah post-test pada kelompok kontrol dan perlakuan untuk mengetahui kadar glukosa

pengukuran nilai kemungkinan waktu-tempuh-fuzzy (fuzzy travel time) terhadap fungsi tujuan-fuzzy (fuzzy goal) untuk setiap rute, Benetti (2002) mengembangkan

Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada gerakan naik-turun slave arm

Hasil penelitian mengenai persepsi wisatawan Australia terhadap produk jika dikaitkan dengan kelompok umur menghasilkan persepsi sebagai berikut: pada kelompok