• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa UNAIR Teliti Wayang Timplong Nganjuk yang Hampir Punah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa UNAIR Teliti Wayang Timplong Nganjuk yang Hampir Punah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa UNAIR Teliti Wayang

’Timplong’

Nganjuk

yang

Hampir Punah

UNAIR NEWS – Wayang Timplong merupakan salah satu dari puluhan jenis wayang yang “hidup” dalam khasanah seni budaya di Nusantara. Wayang khas Nganjuk ini sangatlah unik. Wujud badannya terbuat dari kayu pahatan, sedangkan tangannya terbuat dari kulit. Kisah-kisah cerita yang dimainkan pun berkisar sejarah di Pulau Jawa. Ini berbeda dengan wayang Purwa umumnya yang menceritakan kisah Mahabarata ataupun Ramayana.

Namun sayangnya, sekarang ini pertunjukan wayang kayu khas Kabupaten Nganjuk ini sudah tak seramai di era tahun 1990-an. Seakan ikut tergerus oleh gemerlapnya dunia hiburan modern. Fakta inilah yang menggelitik lima mahasiswa FISIP Universitas Airlangga untuk melakukan penelitian dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Sosial Humaniora (PKM-SH).

Lima mahasiswa FISIP itu adalah Julia Permata Maulidhia, Hanavia Ria Pratiwi, Widya Ayu Kartikasari, Rizal Gunawan, dan Nur Alif Nugroho. Mereka kemudian menuangkan idenya dalam proposal PKM-PSH dengan judul “Eksistensi Wayang Timplong Sebagai Upaya Pelestarian Kebudayaan Lokal di Desa Kepanjen, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.” Proposal ini pada tahap pertama berhasil lolos penilaian Kemenritekdikti 2016 dan meraih pendanaan.

(2)

T I M P K M - S H w a w a n c a r a d e n g a n D i n a s Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan Kab. Nganjuk. (Foto: Dok PKMSH FISIP)

Seperti juga wayang-wayang lazimnya, wayang Timplong juga sebagai alat menyosialisasikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Tentu saja melalui cerita-cerita yang dipertunjukkan. Sayangnya, saat ini sudah jarang terlihat ada pertunjukan wayang tradisional ini, bahkan banyak remaja yang belum pernah mendengar nama wayang timplong.

”Pertunjukan wayang Timplong saat ini hanya sebatas untuk acara bersih desa. Itupun hanya berlangsung pada beberapa dusun dan yang meminati pertunjukan pun hanya kalangan orang-orang tua,” kata Julia Permata Maulidhia, ketua Tim PKM-SH ini.

Tim mahasiswa FISIP itu antara lain juga melakukan wawancara dengan Pak Suyadi, dalang Wayang Timplong di Desa Kepanjen, Kecamatan Pace, Kab. Nganjuk, juga dengan pihak Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk.

Seiring dengan meredupnya pertunjukan, jumlah dalang pun dapat dihitung dengan jari. Dalang yang tersisa pun usianya sudah dibilang tua. Dari keadaan inilah, simpul sementara, wayang

(3)

Timplong perlu dukungan generasi penerus untuk melanjutkan dan melestarikan.

DIANTARA wujud wayang Timplong khas Nganjuk. (Foto: Dok PKMSH FISIP)

Selama ini, tambah Julia, penerus dalang yang terbatas hanya pada lingkup garis keturunan, diperkirakan inilah yang membuat para dalang juga kesulitan dalam mencari penerusnya. Sebab minat masyarakat dan peran serta pemerintah akan turut andil terhadap keberlangsungan wayang kayu khas Nganjuk ini.

”Padahal apabila dikembangkan dengan adanya program pemerintah, misalnya, serta adanya minat masyarakat, maka wayang Timplong ini dapat menjadi media pembelajaran untuk pendidikan formal, sebab dalam cerita-ceritanya dapat memberikan pendidikan berkarakter untuk anak-anak dan remaja,” kata Julia Permata.

Selain itu juga dapat dikembangkan ke dalam bidang industri kreatif, yaitu industri wisata dimana suatu kebudayaan lokal dikembangkan dan dipromosikan sebagai ikon suatu daerah. Jika upaya seperti berhasil, diyakini akan bisa memberikan nilai tambah bagi keberlangsungan kesenian itu sendiri maupun untuk daerah. (*)

(4)

Editor: Bambang Bes

Saling Diskusi, BEM FH UPN

Kunjungi BEM FH UNAIR

UNAIR NEWS – Kunjungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH UPN Veteran Jatim disambut hangat oleh keluarga besar BEM Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Pada kunjungan yang berlangsung Rabu (14/6) di Ruang Gondowardoyo Gedung A FH UNAIR itu, keduanya saling bertukar informasi terkait struktur keorganisasian BEM dari masing-masing fakultas.

Zainur Rasyidi Ramadhani selaku presiden BEM FH UNAIR dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan oleh rekan-rekan dari BEM UPN karena memilih FH UNAIR sebagai tempat visitnya.

“Terimakasih atas kunjungan dari BEM FH UPN. Kami bangga karena mendapat kunjungan ini. Semoga hubungan baik ini dapat berlanjut, dan di sini kita dapat saling berbagi ilmu satu sama lain,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Dhany itu.

Dalam kunjungan itu, pertama, terdapat pemaparan struktur organisasi BEM FH UNAIR Kabinet Gotong Royong serta tupoksi masing-masing dari setiap kementerian yang ada. Di BEM FH UNAIR sendiri memiliki lima Badan Pengurus Harian (BPH). Kemudian di dalam kementerian, terdapat delapan kementerian, antara lain Kementerian Pengabdian Masyarakat, Komunikasi dan Informasi, Intra Kampus, dan Ekonomi Kreatif.

“Dalam Kementrian Kominfo terbagi menjadi tiga divisi, yakni divisi Jurnalistik, Editing, Serta Hubungan Luar. Kami sengaja memberikan kewenangan kepada Menteri untuk membagi maupun

(5)

membuat kementrian sedemikian agar menunjang program kerjanya,” tutur Dhany.

Tidak jauh berbeda dengan kementrian yang berada di BEM FH UNAIR, BEM FH UPN juga memiliki delapan kementrian yang terdiri dari Kementerian Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa, Seni dan Olahraga, Ekonomi Kreatif, Komunikasi dan Informasi, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Hubungan antar Lembaga dan Mayarakat, Sosisal Politik dan Hukum, serta Pendidikan. Selain BEM, pemaparan juga disampaikan oleh Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) dari FH UNAIR maupun FH UPN. Setelah pemaparan selesai, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Diharapkan kegiatan yang berlangsung selama tidak kurang dari tiga jam ini dapat memperkuat jalinan silaturahmi antar keduanya. Selain itu, ilmu-ilmu yang telah didiskusikan dapat bermanfaat untuk perkembangan kedua organisasi. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Akademisi FH Jadi Peneliti

Tamu di NUS Law School

UNAIR NEWS – Dr. Herlambang Perdana Wiratraman, S.H., M.A menjadi akademisi pertama Fakultas Hukum se-Indonesia yang diundang oleh Center of Asian Legal studies (CALS) National University of Singapore Law School untuk melakukan kolaborasi riset. Kolaborasi riset itu berlangsung sejak Mei hingga Juni 2017.

(6)

didirikan pada tahun 2012. Lembaga ini menjadi bagian dari strategi hukum NUS untuk memposisikan diri sebagai sekolah hukum dalam skala Asia. Lembaga ini juga mengkaji perkembangan hukum di kawasan Asia.

“Di sana diajak berkolaborasi melakukan penelitian dan menulis, baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal. Selain itu juga mengisi kuliah tamu serta menjadi narasumber dalam dua konferensi mengenai bedah buku bertajuk pluralism

jurisprudence serta tantangan menjadi lawyer,” ungkap salah

satu pengajar Hukum Tata Negara tersebut.

Tak hanya itu, di NUS Herlambang juga memberikan kuliah dengan t o p i k “ A d a t C o u r t i n I n d o n e s i a ’ s J u d i c i a l S y s t e m : Constitutional Law Analysis” yang dihadiri oleh para dosen, profesor, serta mahasiswa dari berbagai jenjang.

“Respon mereka sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari antusias mereka saat bertanya. Dalam kesempatan tersebut, saya mendapat sekitar 20 pertanyaan. Bahkan waktu diskusi yang disediakan terasa kurang,” tutur Herlambang kepada UNAIR NEWS Kamis (15/6).

Ada hubungan yang terjalin baik antara FH UNAIR dengan NUS. Sebelumnya, salah satu pengajar NUS pernah diundang ke FH UNAIR untuk memberikan kuliah tamu. Dari kerjasama itulah akhirnya Herlambang diundang untuk melakukan penelitian di fakultas hukum universitas terbaik di Asia tersebut.

Menjadi peneliti maupun dosen tamu di universitas luar negeri bukan hal baru bagi Herlambang. Sebelumnya, Herlambang kerap memenuhi undangan dari berbagai universitas di luar negeri, seperti Asia Research Center Murdoch University, Australia (2012), Graduate School of International Development Nagoya University, Japan, (2015), serta Vietnam National University Law School dan Cantho University Law School, Vietnam, (2017). “Saya berharap dengan adanya kesempatan dan kerjasama ini menjadikan hubungan FH UNAIR dan NUS Law School semakin kuat.

(7)

Bagi saya, profesi akademisi sungguh menyenagkan apabila kita benar-benar tertarik untuk mendalaminya. Keilmuan harus ditempatkan untuk kemajuan Indonesia,” imbuh laki-laki peraih penghargaan Ashoka tahun 2001 ini.

Bila tidak ada halangan, usai menyelesaikan penelitian di NUS Herlambang akan menghadiri undangan di Melbourne Law School sebagai dosen tamu. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Aplikasi Mobile Deteksi Dini

Pre-eklamsia,

Menekan

Kematian Ibu Melahirkan

UNAIR NEWS – Tingginya angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia akibat pre-eklamsia, yakni 359 kasus per 100.000 kehamilan, masih sangat memprihatinkan. Ini merupakan penyebab kematian ibu tertinggi nomor dua. Guna membantu menurunkan angka keprihatinan itu lima mahasiswa Universitas Airlangga berhasil membuat perangkat aplikasi berbasis mobile. Dengan aplikasi berbasis android ini maka mudak diakses dan deteksi dini pre-eklamsia mudah diketahui.

Lima mahasiswa UNAIR yang berinovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karya Cipta (PKM-KC) ini adalah Shervil Kagayaita Sayko, Rida Mahrani Harahap, Sita Aulia, Editia Yuniawati (mereka dari Prodi Pendidikan Bidan FK) dan Mardhatilah Syauqina Putri (Fakultas Keperawatan).

(8)

peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul pada tri-smester kedua kehamilan. Meski bisa pulih pada periode pascanatal, kehamilan dengan pre-eklamsia digolongkan sebagai kehamilan berisiko tinggi akibat dampak dari komplikasi jika gejala pre–eklamsia tidak tertangani. Misalnya adanya gangguan pada sistem kardiovaskuler, kelahiran prematur, kejang, hingga kematian janin dan ibu.

Menurut Shervil Kagayaita Sayko, memilih memakai aplikasi mobile itu, karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna smartphone yang besar, dan penggunanya merata dari semua kalangan usia dan status ekonomi. Selain itu aplikasi-aplikasi berbasis android merupakan yang paling diminati karena sifatnya open-source, bisa diakses bebas dan terbuka bagi siapapun yang ingin mengembangkan.

Faktor lain sehingga memilih cara aplikasi ini, karena setelah mempelajari 30 artikel dan jurnal, diketahui apa saja yang menjadi faktor resiko dan pencetus terbesar pre-eklampsia. Faktor resiko itu kemudian dijadikan pertanyaan pada skrining pertama. Kemudian dilakukan penentuan scoring dan membuat perancangan konten aplikasi, dilanjutkan proses pembuatan aplikasi.

Dijelaskan oleh Shrvil, setelah aplikasi dibikin lalu timnya melakukan proses web service dan pembuatan aplikasi web. Kemudian dilakukan uji kepakaran kepada ahli obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan) agar aplikasi ini tepat dalam mendiagnosis. Juga diujikan kepada ahli bahasa untuk menyempurnakan bahasa yang digunakan dalam aplikasi, dan kepada ahli teknologi agar konten aplikasi ini layak dipublikasikan.

”Setelah semua uji kepakaran selesai, kami mendaftarkan aplikasii ini ke Hosting Domain PE-Detector dan kemudian

launcing ke Play store,” terang Shervil.

(9)

untuk mengenali gejala dan tanda-tanda pre-eklampsia yang dikonstruksi lewat data subjektif dan data objektif. Data subjektif mencakup karakteristik kehamilan yang dapat langsung diisi oleh si ibu hamil itu sendiri. Misalnya usia, pendidikan, paritas (frekuensi hamil), kepatuhan untuk kunjungan kehamilan, riwayat kesehatan dan hipertensi hingga faktor anemia yang dapat memperberat risiko komplikasi akibat

pre–eklampsia.

Diterangkan oleh Shervil, data objektif itu didapatkan dari perhitungan Body Mass Index, Roll-Over Test dan Mean Arterial

Pressure lewat pemeriksaan oleh tenaga kesehatan. Data ini

nanti akan dikalkulasi dan dikategorikan menjadi nilai resiko. Nilai resiko inilah yang nanti akan membantu tenaga medis dalam mendeteksi sejak awal hingga mampu memberikan intervensi yang diperlukan agar tidak berkembang menjadi pre–eklamsia atau bahkan eklampsia.

”Kami sangat berharap dengan aplikasi ini mampu membantu para ibu hamil dan tenaga kesehatan dalam mengenali resiko

pre-eklamsia sejak dini, sehingga dapat menekan angka kejadian pre-eklampsia dan meminimalisir resiko komplikasi kehamilan di

kemudian hari, yang akhirnya Indonesia bebas pre-eklampsia,” tandas Shervil Kagayaita Sayko. (*)

Editor : Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Bikin Robot

Pintar Pensteril Bakteri

(10)

Penyebab Infeksi di RS

UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus menuai hasil positif. Kali ini, lima mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) sukses membuat robot AUROWS (Automation Robotic Waste

Transporter & Sterilizer): Robot Pintar Pensteril Bakteri dan

Pembawa Sampah Klinis untuk Mengurangi Penyebaran Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit.

Kelima mahasiswa dari Fakultas Vokasi UNAIR itu adalah Akhmad Afrizal Rizqi (Ketua tim), Agus Abdul Rozaq, Rafif Nadhif Naufal, Abdul Hamid, dan Inas Pramitha Abdini Haq. Melihat inovasi dibawah bimbingan dosen Fadli Ama, ST., MT ini, proposal PKM-KC ini lolos program PKM 2016 dan memperoleh dana pengembangan sebesar Rp 12.200.000.

Dikatakan robot pinter, kata Akhmad Afrizal Rizqi, antara lain robot ini dapat mengambil, memindahkan, dan melakukan sterilisasi pada tempat sampah atau limbah medis di rumah sakit. Jadi robot ini diberi kecerdasan buatan untuk dapat berjalan secara otomatis, dilengkapi beberapa sensor yang dapat terhubung langsung dengan komputer, sehingga memudahkan pengguna atau petugas medis dalam memantau pergerakan robot dan membunuh bakteri dengan ultraviolet LED.

”Sehingga dapat meningkatkan efek germisidal irradation yang

dapat membunuh bakteri hingga 100%, dengan menggunakan panjang gelombang 365 nm dan hanya memerlukan daya sebesar 15 mW,” kata Akhmad Afrizal R.

Pertimbangan utama inisiatif berkreasi membuat robot AUROWS ini, antara lain adanya infeksi nosokomial yang menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang berada di lingkungan rumah sakit. Infeksi ini disebabkan bakteri patogen, yang diantaranya berasal dari

(11)

sampah klinik rumah sakit.

Tim mahasiswa Fakultas Vokasi pembuat Robot AUROWS bersama dosen pembimbingnya, Fadli Ama, ST., MT (Foto: Dok PKM-KC Vokasi).

Di Indonesia angka kematian pasien yang tertular infeksi

nosokomial ini tergolong masih tinggi, yakni mencapai 12

hingga 52%. Padahal, infeksi nosokomial ini bisa menyebabkan pasien terkena bermacam-macam penyakit, dan setiap penyakit punya gejala berbeda pula. Beberapa penyakit yang paling sering terjadi akibat infeksi nosokomial adalah: infeksi saluran kemih, infeksi aliran darah, pneumonia, infeksi pada luka operasi.

”Banyak hal bisa mempengaruhi penyebaran nosokomial salah satunya limbah medis rumah sakit, padahal memindahkan tempat sampah itu masih menggunakan tenaga manusia, jadi ini sangatlah berbahaya karena seseorang itu akan rentan terserang

infeksi nosokomial,” tambah mahasiswa D3 Otomasi Sistem

(12)

Sebagai ketua Tim PKM-KC robot AUROWS, Akhmad berharap dengan adanya robot ini dapat dijadikan alat yang dapat digunakan petugas medis untuk membantu proses pemindahan sampah medis serta sterilisasi pada sampah klinis, sehingga dapat meminimalkan penyebaran infeksi nosokomial di rumah sakit di Indonesia dan mewujudkan Indonesia mandiri instrumentasi medis. (*)

Editor : Bambang Bes.

Pendaftaran Jalur Mandiri

UNAIR Diperpanjang

UNAIR NEWS – Pendaftaran seleksi mahasiswa baru jenjang sarjana jalur Mandiri Universitas Airlangga telah diperpanjang. Perpanjangan masa pendaftaran tersebut diberlakukan sejak Rabu (14/6).

Wakil Rektor I bidang akademik dan kemahasiswaan UNAIR Prof. Djoko Santoso mengatakan, perpanjangan waktu pendaftaran tersebut merupakan upaya UNAIR untuk memberi kesempatan seluas-luasnya bagi lulusan sekolah menengah atas untuk berkuliah di UNAIR melalui seleksi jalur Mandiri.

“Jalur Mandiri adalah jalur terakhir dari jalur yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah yakni SNMPTN dan SBMPTN. UNAIR memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak diterima di kedua jalur tersebut agar bisa segera melakukan pendaftaran,” tutur Djoko.

Wakil Rektor I UNAIR tersebut mengimbau, agar pendaftar jalur S-1 Mandiri UNAIR benar-benar mempertimbangkan pilihan program studi berdasarkan tingkat keketatan dan minat diri. Terlebih,

(13)

UNAIR telah memberlakukan kebijakan penggunaan nilai SBMPTN untuk seleksi mahasiswa baru jalur Mandiri sehingga setiap pendaftar jalur Mandiri diharapkan tak salah pilih prodi.

“Dia harus bisa mengestimasi. Pada saat mereka menjawab soal-soal SBMPTN, mereka telah memperkirakan. Mereka tidak lolos SBMPTN karena nilainya tidak tinggi sehingga kalah saing dengan mereka yang lolos. Oleh karena itu, mereka perlu menyesuaikan pilihan untuk prodi-prodi yang tingkat kompetitifnya tidak terlalu ketat,” imbuh Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR itu.

Menurut data yang dilansir oleh Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB), jumlah pendaftar jalur S-1 Mandiri hingga Kamis (15/6) pukul 09.49 pagi, mencapai 10.717 orang. Program studi terfavorit pilihan peserta dipegang oleh S-1 Pendidikan Dokter FK yang mencapai jumlah sepertiga pendaftar yakni 3.341 orang. Pada kelompok IPS, prodi S-1 Ilmu Hukum menjadi pilihan favorit peserta dengan jumlah pendaftar 661 orang.

Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah hingga akhir masa pendaftaran yang ditutup Jumat (16/6) pukul 18.00. Sedangkan, hasil seleksi jalur S-1 Mandiri diumumkan tanggal 22 Juni 2017.

Terkait dengan kuota Bidikmisi UNAIR pada tahun 2017 mencapai 1.050 orang. Jumlah tersebut baru terisi 738 orang dengan rincian 457 calon mahasiswa baru jalur SNMPTN dan 281 jalur SBMPTN. Sisanya, sebanyak 312 orang masih berpeluang untuk meraih beasiswa Bidikmisi dari seleksi penerimaan mahasiswa baru jenjang sarjana jalur Mandiri dan jenjang Diploma.

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

(14)

Indahnya

Berbagi

Bareng

Satuan Resimen Mahasiswa

UNAIR

UNAIR NEWS – Di bulan Ramadan yang penuh berkah, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Satuan Resimen Mahasiswa (MENWA) Universitas Airlangga, melaksanaan berbagai kegiatan sosial. Salah satunya

Sahur on The Road (SoTR) yang tepat dilaksanakan di hari ke-15

bulan suci Ramadan (11/6).

Kegiatan yang dimulai dari Student Center (SC) Kampus C UNAIR ini, dilakukan dengan membagikan nasi bungkus kepada petugas kebersihan, tukang becak, dan orang-orang yang tengah tidur di sepanjang jalanan arah pasar Pacarkeling hingga berakhir di Taman Apsari.

Selain SoTR, sehari sebelumnya, tim dari UKM Menwa juga menggelar rangkaian kegitan buka bersama dengan anak-anak SMP Islam Plus. Anggota aktif UKM Menwa pun juga tak lupa melibatkan para alumni untuk turut serta berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Acara ini rutin dilakukan pada saat bulan Ramadan tiba dan terus berlangsung secara berkesinambungan,” ucap Aksel Prasta Radityo selaku komandan Menwa angkatan ’68.

Aksel juga menambahkan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa sosial bagi anggotanya. Selain itu, bagi Aksel, tradisi ini telah menjadi pengabdian sosial serta bentuk upaya menambah rasa peduli dan bisa berbagi kepada sesama.

(15)

persaudaraan antara anggota aktif maupun bagi para alumni,” tegasnya.

Keterlibatan alumni dalam acara tersebut terbukti dengan adanya masukan dan saran yang disampaikan saat seluruh tim UKM Menwa menikmati makan sahur di taman apsari. Untuk kegiatan selanjutnya, Aksel menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini, bisa menularkan semangat sosial khususnya bagi para anggota untuk bisa lebih bersyukur dan terus berbagi dalam segala hal. Tidak hanya di bulan Ramadan, melainkan untuk bulan-bulan selanjutnya.

“Semoga tahun depan jangkauan lebih luas dengan rute-rute yang lebih banyak lagi hingga bisa berbagi ke lebih banyak orang yang membutuhkan”, imbuhnya.

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

Android Studio adalah sebuah IDE baru yang dibuat oleh Google untuk memudahkan kita dalam membuat aplikasi project android, membuat GUI aplikasi dan menambahkan

Penganalisis Data Kerjasama Penelitian pada Sub Bidang Kerja Sama, Bidang Kerja Sama dan Diseminasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan

Lembaga Keuangan M ikro (LKM ) memiliki peran strategis sebagai intermediasi dalam aktivitas perekonomian bagi masyarakat yang selama ini tidak terjangkau jasa

Kerangka kerja digunakan sebagai acuan dalam perancangan enterprise architecture pada penelitian ini adalah TOGAF ADM, dengan fokus perancangan pada fase arsitektur

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Pernyataan dari seniman pelaras Calung ini memicu beberapa dugaan dari peneliti seperti, (1) muncul rasa kurang percaya diri untuk menumbuhkan rasa memiliki Laras Slendro

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain