UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
TEKNOLOGI FERMENTASI DAN
ENZIM
BAB X
PENGUNDUHAN DAN PEMURNIAN
PRODUK
Untuk produk dengan biaya besar perlupemilihan proses yang tepat dan efisien
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan proses pengunduhan dan pemurnian produk:
1. Lokasi produk yang diinginkan ( Intraseluler/ekstra
seluler)
2. Proses fermentasi yang dilaksanakan (kultur padat/cair) 3. Karakteristik fisiko-khemis produk
4. Kosentrasi produk dalam cairan fermentasi ( biasanya
rendah )
5. Kandungan substransi lain dalam cairan
6. Bentuk produk yang diinginkan (padat, cair, atau
Kristal)
7. Kemurnian produk 8. Nilai ekonomis produk
Pengunduhan dan pemurnian tidak lepas dari proses sebelumnya mengacu pada kemudahan pengunduhan dan pemurnian produk fermentasi antara lain :
1. Seleksi mikroorganisme
Pilih yang bersifat flokulan untuk memudahkan pemisahan sel dari cairannya
2. Modifikasi kondisi fermentasi untuk mengurangi metabolit yang tidak diinginkan
3. Ketepatan waktu pengunduhan
4. Pengendalian pH dan suhu setelah pengunduhan 5. Penambahan flokulan/immobile
SEPARASI MEKANIS
1. PengapunganMerupakan cara pemisahan yang didasarkan
perbedaan aktifitas permukaan dari suatu substansi ( yang berupa mikrooorganisme, makromolekul, spt protein, atau koloidal ) yang secara selektif diadsorbsi atau ditarik
kepermukaan olejh gelembung-gelembung yang diintroduksikan dari bagian bawah.
Substansi yang dipisahkan akan mengumpul di permukaan dan kemudian dipisahkan melalui over flow.
Pemisahan dapat dilakukan dengan bantuan surfaktan ( mis asam lemak, amina atau senyawa ammonium )
Variable yang berperanan :
• pH
• Kecepatan Udara
• Kosentrasi surfaktan
Pemisahan B.coli dengan konsentrasi awal 7,2 x 108 sel/ml
menggunakan asam laurat stearilmina atau toktilamina mengahsilkan pemisahan 90% dalam waktu 10 menit
2. Presipitasi
Digunakan penambahan senyawa yang mampu membentuk senyawa kompleks atau garam tidak larut a. Isolasi teramisin digunakan senyawa ammonium
rantai panjang untuk proses presipitasi yang dilanjutkan dengan filtrasi
b. Polimer dengan BM tinggi (dekstran dan polietilen glikol ) digunakan untuk presipitasi protein
c. Salting out protein digunakan untuk memperoleh fraksi protein dengan menggunakan agensia ammonium dan sodium sulfat
d. Solvent organic (methanol, etanol, aseton) sering digunakan untuk presipitasi dekstran
3. Sedimentasi
Merupakan cara pemisahan berdasarkan
gaya gravitasi .
Berlaku hokum STOKE yang menyatakan
bahwa kecepatan sedimentasi partikel yang
tersuspensi dalam cairan yang bersifat Newtonian
adalah proporsional dengan kuadrat diameter
V
= Kecepatan sedimentasi (m/dt)
D
= diameter partikel mikroorganisme (m)
g
= gaya gravitasi (m/dt
2)
Pp = densitas parikel mikroorganisme (kg/m
3)
Pf
= densitas liquid (kg/m
3)
µ
= viskositas liquid
Apabila partikel tersuspensi dalam larutan
dengan viskositas tinggi, maka gerakan partikel
turun kebawah akan diimbangi dengan gerakan
liquid ke atas
4. Sentrifugasi
Pemisahan yang didasarkan oleh adanya perbedaan bobot jenis masing-masing komponen oleh adanya gaya sentrifugal
Pemisahan dengan sentrifugal dilakukan bila : 1. Perbedaan bobot jenis masing-masing komponen tidak jauh berbeda
2. Pemisahan sulit dilakukan dengan cara penyaringan 3. Sel mikroorganisme atau padatan tersespensi harus bebas dari filter aids
4. Diperlukan pemisahan secara kontinyu dengan tujuan untuk memperoleh standard higienis yang tinggi
5. Filtrasi / penyaringan
Merupakan cara pemisahan partikel dari
cairannya menggunakan medium porous
Hal-hal yang harus diperhatikan :
a.
Viskositas dan denditas filtrate
b.
Sifat partikel (bentuk, ukuran, karakteristik,
dan
distribusi ukuran )
c.
Rasio solid : liquid
d.
System produksi (batch / continue )
e.Skala produksi
f.
Kondisi aseptis /non aseptis
Proses filtrasi dapat berlangsung bila ada
force yang dikenakan pada system yang berupa
perbedaan tekanan inlet dan outlet
Pada prinsipnya ada 3 cara :
1.
Berdasarakan gaya gravitasi
2.Pengisapan ( filtrasi vakum )
3.Penekanan ( filtrasi tekan )
Resistensi dapat terjadi selam proses filtrasi
oleh filter dan cake yang terbentuk. Pembentukan
cake semakin akan menyebabkan penurunan
kecepatan filtrasi.
Untuk memperbaiki proses filtrasi dapat
ditambahkan filter aids untuk mencegah
penyubatan filter. Filter Aids yang umum di
gunakan adalah Kieselghur (tanah diatomae)
Cara penggunaan filter aids:
a.
Dibuat lapis tipis filter aids sebelum dilakukan
filtrasi
b.
Filter aids dicampur pada cairan yang akan di
Disprupsi (Penghancuran Sel)
Dilakukan untuk mengeluarkan isi sel
mikroorganisme. Metode yang digunakan harus
menjamin
tidak
menyebabkan
kerusakan
(denaturasi) substansi dan tidak menyebabkan
terjadinya reaksi yang merugikan (mis hidrolisa )
Metode disrupsi sel :
1.
Metode fisiko mekanis : liquid shear, solid
shear, abrasive agitasi, freeze thawing.
2.
Metode khemis : penggunaan detergen, shock
1. Liquid shear
Digunakan homogenizer bertekanan tinggi hingga 550 kg/cm2 pada suspense yeast 60 % dilakukan
pendinginan sampai 0,40c untuk mengurangin
terjadinya kehilangan aktifitas enzim oleh panas yang di hasilkan selama homogenisasi
2. Solid shear
Ekstraksi mikroorganisme beku (-250c) bertekanan
melalui orifice. Pengahancuran sel terjadi akibat kombinasi liquid shear melalui orifice dan adanya Kristal-kristal es.
3. Abrasive agitasi
Pengahancuran sel secara mekanis dengan
menggunakan disintegrator. Suhu dapat mencapai
35
0C, perlu diperhatikan aktifitas enzim yang
dihasilkan.
4. Freeze thawing
Pembekuan dan pencairan pada sel yang menyebabkan penghancuran sel. Proses berjalan lambat dan hanya terbatas substansi seluler saja. Enzim β –galaktosidase dapat dipisahkan dari sel S. cerevisae dengan cara sampel uyeast beku dibiarkan 10 jam pada 50C selama pencarian. Proses dilakukan
5. Penggunaan detergen
Detergen akan merusak lipoprotein sel membrane mikroorganisme sehingga komponen entraselullar keluar. Senyawa yang digunakan : ammonium, sodium lauri, sulfat tween.
Detergen dapat menyebabkan protein mengalami denaturasi sehingga perlu dilakukan pemisahan lebih dulu sebelum dilakukan pemurnian lebih lanjut.
Disuspensikan dengan buffer pH6, tambahkan 1 % sodium kholat campuran diaduk selama 1 jam sehingga sebagian besar enzim larut.
6. Shock osmotic
Diakibatkan oleh perubahan mendadak konsentrasi garam sehingga menyebabkan pengahancuran sel.
Cara ini dapat diterapkan pada ektraksi enzim lusifarase dari photobacterium fischeri
7. perlakuan dengan alkali
Dapat digunakan untuk hidrolisa dinding sel
mikroorganisme yang toleran terhadap pH 11,5
12,0 selama 20-30 menit. Cara ini digunakan
untukn isolasi enzim aspariginase
.8. Perlakuan dengan enzim
Enzim mempunya kemampuan menghidrolisa ikatan dalam sel mikroorganisme. Enzim yang dimaksud mis lisosim dan ekstrak enzim dari leukosit, enzim dari Streptomices, Micromonospora, Penicilium, Tricoderma.
Metode relatif sederhana tetapi perlu biaya tinggi dan relative suliit dalam proses pemurniannya.
S
EPARASI
SYSTEM
KESEIMBANGAN
1. Ekstraksi liquid-liquid
Merupakan pemisahan komponen dari campurannya dengan solvent yang melarutkan komponen tersebut.
Diisyaratkan agar dapat diperoleh produk terekstrak yang berkadar tinggi dalam solvent yang kecil.
Sebelum dilakukan ekstraksi dalam skala besar perlu diketahui lebih dulu solibilitas karakteristik produk skala kecil menggunakan berbagai solvent. Pedoman yang digunakan like dissolved like (dalam artian polaritas molekul )
Solvent dari senyawa non polar adalah liquid dengan polaritas rendah atau nol, sebaliknya solvent untuk senyawa polar ada liquid dengan polaritas tinggi.
Konstanta dielektrik merupakan ukuran derajat polarisasi dari senyawa. Jika nilai ini deiketahui maka kemungkinan untuk meramalkan seuatu senyawa polar atau non polar.
2. Destilasi
Merupakan pemisahan komponen dari
campurannya yang didasarkan atas perbedaan
titik didih masing-masing komponen.v
Tahapan proses destilasi :
1.
Evaporasi campuran
2.
Pemisahan vapor liquid dalam kolom sehingga
terpisahkan komponen dengan titik didih
rendah dari komponen dengan titik didih tinggi.
P
URIFIKASI
/
PEMURNIAN
Pemurnian dapat dilakukan dengan cara :
1.
Khromatografi adsorbs
2.Ion exchange
3.
Filtrasi gel
4.Afinitas
1. Khromatografi Adsorbsi
Melibatkan pengikatan solu pada fase-fase solid oleh ikatan vander wals.
Kolom yang digunakan berisi adsorben (karbon aktif, alumunium oksida, alumunium hidroksida, magnesium oksida, silica gel) dan resin makroporous.
Dihidroksi streptomisin dapat diekstraksi dari cairannya menggunakan kolom charcoal, kemudian dielusi dengan asam hidroklorit metanolat untuk selanjutnya dimurnikan.
Karbon aktif digunakan untuk menghilangkan pigmen atau menjernihkan cairan fermentasi. Resin digunakan untuk memurnikan cephalosporin, desferioksamin, dan parametason.
2. Ion Exchange
Merupakan cara pemurnian dengan perubahan ion yang reversible antara fase liquid dengan fase solid yang tidak diikuti dengan perubahan radikal dalam struktur solid.
Dikenal ion exchange resing yang mempunyai komponen utama divinil stiren kopolimer yang mengikat grup reaktif, sehingga memberikan sifat kationik atau anionic exchange.
Resin kationik umumnya mengandung asam sulfonat asam karboksilat atau asam fosfat.
Resin anionic mengandung amina, ammonium.
Dalam pemurnian streptomisin, cairan fermentasi dilewatkan keresin kation seperti amberlite IRC-50. Antibiotic ini akan diadsorbsi kan ke kolom
3. Filtrasi Gel
Merupakan proses filtrasi dengan solute BM tinggi akan bertahan pada filter yang mempunyai pori-pori sangat lembut, sedang solvent dan solute dengan BM rendah akan lolos tersedia membrane dengan BM 500 – 500.000, sehingga dimungkinkan untuk melakukkan pemisahan makromolekul seperti protein, enzim, hormone.
4. Afinitas
Teknik pemisahan ini sangat potensial untuk berbagai tujuan karena dapat memisahkan dan memurnikan molekul biologis. Teknik ini didasarkan pada fungsi dan struktur kimia suatu senyawa biologis. Teknik ini tergantung dari interaksi antara senyawa biologis dan pasangannya seperti enzim, substrat, inhibitor, antigen, antibody.
Molekul yang akan dimurnikan secara spesifik diadsorbsi oleh ligan yang diimobilisasi pada metik. Ligan dapat terikat pada matriks secara adsorbs atau khemis.
KRISTALISASI
Kristalisasi merupakan cara pemisahan
yang banyak digunakan dalam produksi asam
organic dan asam amino. Pada produksi asam
sitrat, cairan fermentasi ditambahkan kalsium
hidroksida dengan tujuan presipitasi Ca-sitrat.
Kristal Ca-sitrat kemudian difiltrasi dan
direaksikan dengan sulfat tak larut sehingga akan
dibebaskan asam sitrat kembali. Larutan asam
sitrat kemudian dikristalisai
PENGERINGAN
Pengeringan merupakan cara pemisahan system solid-luquid dengan cara menguapkan liquidnya (atau airnya) . pengeringan dapat dilakukan dengan cara spray drier untuk material biologis sehingga produk yang diperoleh tidak mengalami kerusakan. Bila material yang dikeringkan bersifat stabil terhadap pemanasn, digunakan pengeringan dengan drum drier yang mempunyai efisiensi tinggi.
Keuntungan yang diperoleh dangan pengeringan :
1. Mengehemat ongkos transport.
2. Material yang diperoleh mudah ditangani dan
dikemas.
3. Tidak memerlukan fasilitas penyimpanan