• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

3

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Data

2.1.1 Pengertian Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang di keringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.

Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia maupun di dunia. Minuman teh ini umum menjadi minuman sehari-hari. Karena aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Namun banyak masyarakat yang kurang mengetahui tentang kelebihan dari minuman tersebut. Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan bagi tubuh manusia, dapat memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melarutkan lemak, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, dan menghilangkan kantuk.

Teh melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.

2.1.2 Sejarah Teh di Indonesia

Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang di bawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai hiasan di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jendral VOC Camphuys, di Batavia. Pada abad ke-18 muali berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh dan di dukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun

(2)

Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam sekala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi).

Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch. Teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel.

Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.

2.1.3 Perkebunan Nusantara VIII

Gambar 1. PTP Nusantara VIII kebun Gunungmas

Sumber : awn8.co.id

PT Perkebunan Nusantara VIII, disingkat PTPN VIII, adalah bekas Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan

(3)

teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat perusahaan berada di Bandung dengan wilayah operasi di Jawa Barat. Kantor pusatnya berada di Jalan Sindangsirna no. 4 Bandung, Jawa Barat.

a. Hasil Perkebunan Nusantara VIII

PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2 perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2 perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3 perkebunan).

Produksi teh yang di dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu.

b. Teh Walini

Gambar 2. Standar yang dimiliki Teh Walini

Sumber : walinibooth.indonetwork.co.id

PTPN VIII memperkenalkan merek Teh Walini sejak tahun 2003 dan memiliki standar Sustainable Agriculture (Rainforest Alliance dan UTZ Certificate) yaitu sertifikasi standar pertanian

(4)

organik internasional. Nama Walini sendiri di ambil dari nama perkebunan di daerah Ciwalini yan memproduksi teh yang berkualitas. Karena Teh Walini tidak menggunakan pestisida, pupuk kimia, hormon, antibiotik maupun bahan kimia tambahan lainnya maka teh yang diproduksi menghasilkan produk yang lebih berkualitas, memiliki rasa asli dan baik untuk kesehatan. Pemakaian produk yang organik berarti mengurangi zat kimia yang masuk kedalam tubuh kita. Produk organik telah menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dunia saat ini. Sehingga pasar makanan dan minuman organik bergerak semakin luas dan membuatnya menjadi produk unggulan. Walaupun harga Teh Walini terbilang cukup mahal dari pada produk sainggannya. Harga yang dikeluarkan oleh Teh Walini berkisar dari Rp. 7.000 sampai dengan Rp. 15.000, dan rata-rata harga sainggannya seperti teh Sariwangi hanya berkisaran Rp. 4.000 sampai dengan Rp. 10.000.

Secara umum, komposisi teh produksi PTPN VIII mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena, katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein sekitar 3% dari berat kering, teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit. Teh Walini di buat dengan campuran beberapa jenis kualitas ekspor, dan dikemas secara profesional. Kemasan teh dibuat sedemikian rupa yang membuat mutu teh terjaga dengan baik. Teh Walini memiliki 3 jenis produk seperti :

Teh celup

Teh celup yaitu olahan teh yang dikemas menggunakan kantong teh untuk satu kali hidangan. Teh celup Walini memiliki beberapa varian rasa seperti teh hitam, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, teh hitam rasa kayu manis, teh hitam rasa leci, teh hitam rasa apel, teh hitam rasa blackcurrant, teh hitam wangi, teh hitam rasa mint, dan teh

(5)

hijau. Setiap sachet teh celup memiliki berat 2 gram. Teh celup dijual dengan kemasan sachet dengan setiap 1 sachet berisi 1 tea bag, dan kemasan dus dengan setiap dus berisi 25 tea bag.

Teh seduh

Teh seduh yaitu olahan teh yang tidak dikemas, bertujuan untuk memudahkan penyajian dalam jumlah besar. Teh seduk Walini memiliki beberapa varian rasa seperti teh hitam, teh hijau, teh hitam BP 1, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, dan teh putih. Teh seduh dijual dengan kemasan dus dengan setiap dus berisi 100 gram dan kemasan composite can, setiap composite can bervariatif yaitu; 100 gram, 60 gram, dan 30 gram, khusus untuk teh putih dijual dengan kemasan box yang berisi 50 gram/box.

Teh siap minum

Teh siap minum yaitu olahan teh yang telah melalui proses penyeduhan di pabrik teh sehingga siap untuk langsung diminum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi teh. Teh siap minum Walini Peko memiliki beberapa varian rasa yaitu teh hitam dan teh hijau. Dalam pengemasannya, teh siap minum ini dikemas dengan kemasan botol berukuran 300 ml dan kemasan karton yang yang berisi 12 botol teh.

Gambar 3. Kemasan Teh Walini

Sumber : ninegamesonline.wordpress.com

Pada tanggal 3 Agustus 2010 PTPN VIII meresmikan tempat untuk menikmati teh produk PTPN VIII bernama “Walini Tea

(6)

Gallery” yang bertepatan di Bandung. Di tempat ini dapat di temukan semua varian rasa yang dikeluarkan produk Teh Walini. Selain menjadi tempat untuk menikmati teh, tempat ini juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses membuat teh di Indonesia.

Gambar 4. Walini Tea Gallery

Sumber : pn8.co.id

Teh Walini juga membuka usaha waralaba kepada masyarakat yang ingin memulai usaha. Produk yang di tawarkan dalam usaha ini adalah teh rasa lemon, rasa vanilla, rasa Jasmine, dan rasa black current. Kemasa dibungkus dengan alumunium foil 500g sehingga bisa menjaga keawetan daun teh.

Gambar 5. Stand Teh Walini

(7)

2.1.4 SariWangi

Gambar 6. Logo SariWangi

Sumber : unilever.co.id

PT. Sariwangi AEA berdiri pada tahun 1962, dan bergerak di bidang produsen teh. Sekitar tahun 1980 perusahaan sariwangi memperkenalkan konsep teh yang menggunakan kantong teh, pada produknya sendiri yaitu SariWangi. Selama 12 tahun kedepan SariWangi berusaha mengeksport produknya ke negara seperti Rusia, Negara Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Australia. SariWangi merupakan teh yang paling banyak diminati oleh masyarakat, SariWangi pun dinobatkan menjadi pionir teh celup di Indonesia dan dikenal sebagai merek yang inovatif dan menjadi pemimpin pasar sebesar 70% secara volume. SariWangi mengeluarkan 3 varian the yaitu the hitam, melati, dan vanilla.

2.1.5 lipton

Lipton adalah merek teh hitam yang diciptakan oleh Sir Thomas Lipton. Produknya terdiri dari daun teh, kantong teh, dan minuman teh kemasan. Lipton awalnya adalah nama perusahaan teh dari Inggris yang didirikan oleh Sir Thomas Lipton. Merek Lipton sekarang dimiliki oleh Unilever. Selain membeli dari pasaran teh dunia, Lipton memiliki sendiri beberapa perkebunan teh di Kenya, Tanzania dan India. Lipton memegang 10% pangsa pasar dunia untuk teh (Euromonitor World Market for Hot Drinks 2004). Unilever menguasai 20% pangsa pasar dunia untuk teh dengan

(8)

Lipton dan merek-merek teh lain yang dimiliki seperti PG Tips dan Beseda. Teh Lipton tersedia di lebih dari 110 negara, termasuk di Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, Afrika dan Asia. Sup dan pasta dulunya pernah dipasarkan dengan merek Lipton, tapi sekarang sudah diganti dengan merek lain, seperti Knorr agar Lipton identik dengan merek teh.

Gambar 7. Logo Lipton

Sumber : Unilever.com

2.1.6 Perbandingan Walini dengan pesaingnya

Tabel di bawah ini menjelaskan perbandingan produk-produk Teh Walini dengan pesaingnya berdasarkan harga yang ada di pasaran. Dengan di buatnya tabel ini dapat dilihat bahwa produk-produk Teh Walini terbagi menjadi kelas sendiri-sendiri.

Gambar 8. Tabel Perbandingan Rasa

(9)

2.1.7 Target Saat Ini

Berikut adalah spesifikasi target sasaran dari produk Walini:

Gender : Pria - Wanita

Usia : 30 tahun – 45 tahun

Strata Ekonomi : A dan B

Psikografis : 1.Masyarakat yang menyukain gaya hidup yang sehat.

2. Masyarakat yang menyukai teh. Geografis : Masyarakat yang tinggal di kota besar.

2.1.8 Analisis

Agar masyarakat Indonesia mengenal produk Walini dan mengetahui keungulan dan kenikmatan dari produk Walini, shingga menjadikan Walini sebagai produk utama masyarakat nasional.

2.1.9 Analisa SWOT Strength

•Produk Teh Walini yang menggunakan bahan organik.

•Karena menggunakan bahan organik Walini mempunyai keunggulan yang berbeda dengan produk lainnya

•Banyak varian rasa yang di miliki Teh Walini.

Weakness

• Desain kemasan tidak konsisten karena di setiap kemasan tidak mempunyai desain yang sintaktik.

• Membinggungkan pelanggan karena harga berbeda-beda tetapi desain kemasan sama.

(10)

Opportunities

• Gaya hidup saat ini sudah sadar akan pentingnya minuman berbahan organik.

• Tidak adanya pesaing produk dalam negri yang mengeluarkan banyak varian rasa.

Threat

• Gaya hidup yang serba instan.

• Belum percayanya masyarakat akan produk organik dalam negri

2.2 Data Khusus

2.2.1 Teori Kemasan

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2007 : 33) Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan desain yang tepat.

2.2.2 Fungsi dan Peranan Kemasan Secara umum fungsi kemasan adalah :

1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.

(11)

2. Meningkatkan efisiensi, seperti memudahkan penghitungan, pengiriman dan penyimpanan.

Kemasan juga dapat berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk benda kerajinan. Dari kemasannya orang sudah dapat mengenali rasanya, walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

2.2.3 Unsur - Unsur Kemasan

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2007 : 79) desain 2 dimensi dimulai dengan suatu pemahaman nengenai tata letak, yaitu susunan elemen-elemen desain yang memiliki tujuan untuk membentuk komunikasi visual. Ada berbagai konsep yang berbeda-beda yang berkaitan dengan prinsip dasar desain. Konsep tersebut dapat menjadi spesifikasi dalam kaitan dengan disiplin ilmu khusus atau dapat menjadi umum ketika mengacu pada suatu garis besar komposisional.

1. Keseimbangan

Adalah konvegensi elemen-elemen atau bagian-bagian untuk menciptakan suatu desain yang membuat penampilan “keseluruhan.”

2. Kontras

kontras diciptakan ketika elemen-elemen ditempatkan sedemikina rupa sehingga mnekankan perbedaan.

3. Hirarki

Hirarki diciptakan dengan pengirganisasian elemen-elemen visual dalam tahap-tahap atau tingkatan urutan kepentingan.

4. Tekstur

Suatu komposisi dua dimensi dapat mengkomunikasikan tekstur melalui pemakaian gaya desain. Tekstur dapat memberikan suatu kedalaman komposisi atau dapat mensimulasi kualitas fisik seperti halus, kasar, berbutir.

(12)

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2007 : 49) umumnya, tujuan desain kemasan adalah khusus untuk masing-masing produk atau merek tertentu. Desain kemasan bisa diarahkan untuk:

1. Menampilkan atribut unik sebuah produk.

2. Memperkuat penampilan estetika dan nilai produk.

3. Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan merek produk 4. Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk

5. Mengembangkan bantuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori 6. Mengunakan materi baru dan mengembangkan struktru inovatif untuk

mengurangi biaya, lebih ramah lingkungan, atau meningkatkan fungsionalitas.

2.2.5 Teori Logo

Logo merupakan fondasi image branding secara keseluruhan. Selain itu, mendesain logo harus melalui proses terencana dan berbagai pertimbangan karena logo terkait dengan tujuan di masa depan. Kita tidak dapat mengubah logo kapan saja kita mau karena untuk menciptakan brand awareness yang baik, sangat ditentukan oleh logo yang konsisten. Logo yang konsisten akan membantu konsumen menginat identitas produk. Fungsi logo adalah membungkus identitas dan kepribadian produk, sehingga dengan melihatnya saja orang tahu persis apa arti produk itu bagi mereka dan karakter produk tersebut. Menurut Kusnadi Assaini dari Komvis.com, beberapa prinsip dalam mendesain logo antara lain, yaitu:

1. Distinctiveness

dimana desain logo haruslah unik yang bisa membedakan dari yang lain sehingga brand awareness mudah dicapai. Dengan logo untuk dan lain dari yang lain, orang akan lebih mudah mengingatnya.

2. Convery the right image:

Logo haruslah sesuai dengan konsep produk sehingga mendukung tersampaikannya informasi atau karakter produk. Jangan hanya melihat keunikannya saj atanpa melihat apakah logo sesuai dengan karakter produk secara keseluruhan.

(13)

Logo haruslah mudah dibaca, karena logo adalah konsumsi publik dan bukanlah konsumsi pribadi kita sebagai desainer.

2.2.6 Teori Layoutdan Grid

Menurut Rustan (2008:74) ada 4 prinsip layout, antara lain: Sequence (hirarki)

Menciptakan prioritas urutan informasi yang harus di baca pertama pertama oleh pembaca sampai yang terakhir. Jika semua informasi di tampilkan sama kuat, maka pembaca akan kesulitan menangkap pesan. Sequence bisa di capai dengan adanya

Emphasis (penekanan)

dapat di ciptakan dengan memberi ukuran yang jauh lebih besar dari elemen layout lainnya, memberikan warna yang kontras / berbeda dengan background dan elemen lainnya, meletakan di posisi yang eye catchey/ menarik perhatian, mengunakan style yang berbeda dengan elemen lainya, selain itu bisa juga di ciptakan dari elemen yang mengandung pesan yang emosional / kontroverisal sehingga lebih menarik orang untuk mebaca. Balance (keseimbangan)

Menghasilkan kesan yang seimbang dengan meletakan elemen-elemen yang di gunakan pada tempat, ukuran, arah, warna, dan atribut yang tepat.

Unity (kesatuan)

Text, gambar, warna, ukuran, posisi, style, lainnya harus di susun secara tepat agar dapat memberikan efek yang lebih kuat pada pembaca, berbagai elemen tersebut dipadu padankan agar saling cocok dan meberikan kesan unity / kesatuan.

2.2.7 Teori Tipografi

Menurut sihombing (2001:58) legibility dalam tipografi adalah suatu kualitas huruf dalam tingkat kemudahannya untuk bisa di baca dalam suatu rangkaian kalimat, keter bacaan tersebut tergantung dari tampilan fisik, ukuran, dan penataan dalam sebuah kalimat.

(14)

Menurut Morioka (2006: 25) Mata dan otak manusia merasakan suatu warna secara fisik, mental, dan emosional. Sebagai hasilnya, warna-warna itu sendiri memiliki makna yang beragam. Simbolisme warna biasanya terjadi akibat persetujuan kebudayaan, dan opini yang objektif dan bervariasi yang kadang ada yang bertentangan.

Menurut Dameria (2007: 33) Beberapa contoh psikologi warna, Warna oranye diasosiasikan dengan kehangatan alam, bersifat muda, kreatif, ber-energi, menstimulasi, dan aktif. Warna-warna gelap seperti hitam diasosiasikan dengan malam hari, memberikan kesan kuat.

2.2.9 Teori Ilustrasi

Merupakan salah satu unsur yang paling sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa dan kata - kata.

Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah sebagai berikut: 1. Menarik perhatian

2. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk

3. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen 4. Mendramatisasi pesan

5. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan 6. Menjelaskan suatu pernyataan

7. Menciptakan suatu suasana yang khas

2.2.10 Teori Metafora

Berdasarkan Kridalaksana (2001:136), metafora adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan, misalnya kaki gunung, kaki meja berdasarkan kias pada kaki manusia.

(15)

lemen paling dasar dalam sebuah desain adalah garis. Dalam menggambar garis adalah goresan dari pensil atau bolpen tetapi di dalam desain grafis garis adalah untuk menghubungkan titik satu ke titik lainnya. Garis dapat berupa garis lurus, melengkung atau tidak beraturan yang dapat menciptakan mood. Seperti contoh garis horizontal menyimbolkan perasaaan santai dan tenang atau menggambarkan sesuatu yang kuat atau maskulin, garis tebal lebih menciptakan kesan kuat di banding garis tipis, garis diagonal dapat menciptakan mood dinamik atau suatu pergerakan.

Gambar

Gambar 1. PTP Nusantara VIII kebun Gunungmas
Gambar 3. Kemasan Teh Walini
Gambar 4. Walini Tea Gallery
Gambar 7. Logo Lipton

Referensi

Dokumen terkait

Surat Ethical Clearance akan dikeluarkan oleh KEPK FKM UNDIP dan ditandatangani oleh Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

telah terjadi pisah tempat tinggal selama 6 bulan;--- Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Daya Intake

Pada hari ini Selasa tanggal Satu bulan Mei tahun Dua Ribu Dua belas, pada pukul 09.00 wib di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan (ULP) Rokan Hulu (Gedung Pemuda), kami

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui kondisi faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dalam Balai Benih Ikan

Alhamdulillah Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Pemilu 2019 (Sdr. Dasun, Kasubag Parmas Sekretariat KPU RI) juga mengundang Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara (Hamiruddin Udu) sebagai Pihak Terkait, Hal

Ketua Rapat menyampaikan bahwa Rapat Kerja/Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan, Menteri Desa,