• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE

PADA MATERI POKOK HIDROSFER SISWA KELAS X1 MA AL-IKHLAS

SIOMPU BARAT Fima1,La Ode Amaluddin2

1Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO 2Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang diajar melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer, 2) Untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer, 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang di ajarkan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer. Hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) aktivitas belajar siswa pada siklus 1 rata-rata 2.9 yang termasuk kategori cukup dan siklus II meningkat sebesar 3.4 yang berkategori baik, 2) aktivitas mengajar guru pada siklus I rata-rata sebesar 2.9 dengan kateggori cukup dan siklus II rata-rata aktivitas guru sebesar 3.4 yang berkategori baik, 3) hasil belajar siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok hidroser diperoleh sebaran niali pada siklus I sebesar 45-95, nilai rata-rata sebesar 72,4 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,4% dan meningkat pada siklus II dengan sebaran nilai 50-100, nilai rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 88,9%.

Kata Kunci: Example Non Example, Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. aktivitas belajar peserta didik haruslah aktif mendominasi dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan kata lain dalam beraktivitas peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang dijumpai di sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran secara konvensional.

Proses pembelajaran dikatakan efektif bila peserta didik secara aktif

(2)

Fima, La Ode Amaluddin ikut terlibat langsung dalam

pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan), sehingga mereka tidak hanya menerima secara pasif pengetahuan yang diberikan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar tugas guru adalah mengembangkan dan menyediakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.

Mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi.

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat masalah yang terjadi adalah rendahnya minat belajar siswa khususnya materi pokok hidrosfer sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena guru geografi masih sering menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa cenderung pasif. Jumlah siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan yang mana pada hasil ulangan harian semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada materi pokok Hidrosfer hanya 15 siswa atau sekitar 55,6% yang mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 65 (KTSP) yang ditetapkan sekolah.

Perencanaan pembelajaran yang tidak matang akan mempengaruhi proses pembelajaran yang mana ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi terutama pada materi pokok hidrosfer di kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat,

guru geografi masih sering menggunakan metode konvensional atau metode ceramah, adapun metode yang menjadi selingannya adalah metode Tanya jawab, namun yang terjadi penerapan metode yang digunakan belum efektif terbukti ketika hasil ulangan siswa pada materi pokok hidrosfer masih tergolong rendah.

Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif di sini ialah, bukan hanya aktivitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat, dan sebagainya (M. Dalyono, 2007:209).

Aktivitas belajar peserta didik adalah aktivitas yang bersifat fisik atau pun mental (Sardiman, 2005:96). Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut ini: (1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati; (2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral; (3) Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya; (4) Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik;(5) Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme; (6) Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup,

(3)

3 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin sejalan dan serasi dengan kehidupan di

masyarakat di sekitarnya.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2007).

Salah satu model pembelajaran adalah model cooperative learning yang sudah mulai diaplikasikan

semenjak akhir tahun 1970-an. Menurut Ina (dalam Widyawati, 2010: 15). Model cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut: (1) Guru Mempersiapkan gambar-gambar

permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP (3) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan

pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis

permasalahan yang ada pada gambar; (4) Melalui diskusi 2-3 orang siswa, membacakan hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dan dicatat pada kertas;(5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya; (6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai;(7) Kesimpulan (Agus: 2011:125).

Nurdin Sumaatmaja dalam Asnur (2016: 10) Pembelajaran geografi menekankan pada aspek-aspek: (1) Alam lingkungan yang menjadi sumberdaya bagi manusia, (2) penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan, (3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi kehidupan, (4) kesatuan regional merupakan matra darat, perairan, dan udarah di atasnya. Menurut Samadi, (2007: 3-4), Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer (muka bumi)

dengan sudut pandang lingkungan (ekologi) dan kewilayahan (region) dalam konteks keruangan (space).

Menurut Supriyono (2011 :18) “hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas yang mengakibatkan berupa input secara fungsional”. Sedangkan Hamalik (2010: 30) berpendapat “hasil belajar adalah perubahan yang tampak pada aspek-aspek tingkah laku siswa, antara

lain pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani serta sikap”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar masalahnya muncul di kelas, dan dirasa kan langsung oleh guru yang bersangkut an. Desain dalam penelitian ini terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan pengamatan dan refleksi. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan

(4)

untuk memberikan penjelasan

mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses untuk menyajikan persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, persentase aktivitas siswa dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa.

Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Aktivitas Siswa

Gambaran rata-rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Exampel Non Example

siklus I untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar

Gambar 1 Grafik Skor Rata

Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas Keterangan gambar: (1)

menyimak guru Membuka Pelajaran dan berdoa bersama; (2) Siswa menyimak guru mengecek kehadiran; (3) Siswa menyimak guru melakukan apersepsi; (4) Siswa menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran (5) Siswa menyimak penyampaian topik/materi; (6) Siswa memperhatikan atau Menganalisa gambar yang telah Dipersiapkan oleh guru; (7) Siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru; (8) Siswa mengerjakan LKS yang telah di berikan oleh guru; (9) Siswa bertanya kepada guru jika Mengalami kesulitan; (10) Siswa membacakan hasil diskusi

0 2 4

1 2 3

Fima, La Ode Amaluddin untuk memberikan penjelasan

mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses

pembelajaran berlangsung, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menyajikan persentase

aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, persentase aktivitas siswa dan presentase ketuntasan hasil belajar Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

ajaran 2016/2017 yang berlokasi di Al-Ikhlas Siompu Barat. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 27 orang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Exampel Non Example siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat

siklus I untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 1

1 Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus I Selama Kegiatan Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas

(1) Siswa menyimak guru Membuka Pelajaran dan berdoa bersama; (2) Siswa menyimak guru mengecek kehadiran; (3) Siswa menyimak guru melakukan apersepsi; (4) Siswa menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran (5) Siswa topik/materi; (6) Siswa memperhatikan atau Menganalisa gambar yang telah Dipersiapkan oleh guru; (7) Siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru; (8) Siswa mengerjakan LKS yang telah di berikan oleh guru; (9) Siswa bertanya kepada galami kesulitan; (10) Siswa membacakan hasil diskusi

kelompoknya; (11) Siswa menyimak guru menjelaskan Materi pembelajaran berdasarkan Hasil diskusi kelompok; (12) Siswa dan guru membuat Kesimpuan hasil pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran rata aktivitas siswa selama

Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 SIKLUS I

La Ode Amaluddin pembelajaran berlangsung, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan yang berlokasi di MA Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini yang berjumlah 7 orang terdiri dari 11 orang siswa laki dan 16 orang siswa

rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran Ikhlas Siompu Barat pada

berikut:

rata Aktivitas Siswa pada Siklus I Selama Kegiatan

kelompoknya; (11) Siswa menyimak guru menjelaskan Materi pembelajaran berdasarkan Hasil diskusi kelompok; (12) Siswa dan guru membuat Kesimpuan hasil pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran rata-rata

Untuk mendapatkan gambaran rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.2 SIKLUS I

(5)

Jurnal Penelitian Pendidikan

Gambar 3. grafik rata-rata aktivitas siswa setiap

Berdasarkan gambar 4.2 di atas tentang hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas siswa tersebut masih belum berkategorikan cukup. Dimana pada siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,3 adalah aktivitas nomor 7 yaitu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3 adalah aktivitas siswa nomor 10 yaitu siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya, dan aktivitas siswa nomor 11 yaitu siswa menyimak guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 diatas, aktivitas siswa di siklus I masih Data aktivitas guru siklus I

Hal-hal yang diobservasi pada tindakan siklus I adalah cara

menyajikan materi pembelajaran dengan menyesuaikan pada RPP. Kesesuaian aktivitas mengajar guru dengan RPP

0 1 2 3 4 sk o r ra ta -r a ta a k ti v it a s si sw a

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin rata aktivitas siswa setiap pertemuan pada siklus I

Berdasarkan gambar 4.2 di atas tentang hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas siswa tersebut masih belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena rata-rata aktivitas siswa masih mencapai rata-rata 2,6 yang Dimana pada

siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata sebesar 2,3 adalah aktivitas nomor 7 yaitu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata sebesar 3 adalah aktivitas siswa nomor 10 yaitu siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya, dan aktivitas siswa menyimak guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar tivitas siswa di siklus I masih

tergolong cukup dimana siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example

diantaranya adalah; (1) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat membagikan kelompok; (2) Siswa kurang memperhatikan guru saat melakukan apersepsi; (3) Siswa kurang menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran; (4) Siswa kurang memahami LKS yang telah dibagikan (5) Siswa kurang bertanya tentang hal-hal yang tidak dipahami.

ata aktivitas guru siklus I

hal yang diobservasi pada tindakan siklus I adalah cara guru dalam menyajikan materi pembelajaran dengan menyesuaikan pada RPP. Kesesuaian aktivitas mengajar guru dengan RPP

menjadi indikator keberhasilan aktivitas mengajar guru. untuk lebih jelasnya lihat pada gambar berikut:

siklus I 2.5 2.7 2.6

5

La Ode Amaluddin memenuhi kriteria ketuntasan minimal

rata aktivitas siswa rata 2,6 yang

tergolong cukup dimana siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Example Non Example diantaranya adalah; (1) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat membagikan kelompok; (2) Siswa kurang memperhatikan guru saat melakukan apersepsi; (3) Siswa kurang menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran; (4) LKS yang telah dibagikan (5) Siswa kurang bertanya

hal yang tidak dipahami.

menjadi indikator keberhasilan aktivitas mengajar guru. untuk lebih jelasnya lihat

Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata

(6)

Gambar 3 grafik rata-rata aktivitas guru pada setiap pertemuan pada siklus I. Berdasarkan gambar

menunjukkan bahwa, aktivitas guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena aktivitas guru masih mencapai rata-rata

berkategorikan cukup. Dimana Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 yaitu menempati beberapa aktivitas diantarannya aktivitas nomor 1) guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, 2) guru mengecek kehadiran siswa, 4) guru memberi motivasi kepada siswa,13) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok, dan aktivitas nomor 17 yaitu Guru menutup pelajaran dengan berdoa

Data Hasil Belajar Siklus I Data hasil belajar Geografi

diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis deskr terhadap hasil belajar Geografi

materi pokok hidrosfer ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari tes siklus I dan tes siklus II. Berdasarkan data analisis hasil belajar menunjukkan bahwa hasil belajar Geografi siswa kelas

0 2 4 sk o r ra ta -r a ta a k ti v it a s g u ru

Fima, La Ode Amaluddin rata aktivitas guru pada setiap pertemuan pada siklus I.

gambar 3 diatas menunjukkan bahwa, aktivitas guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena aktivitas guru rata 2,9 yang berkategorikan cukup. Dimana Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 yaitu menempati beberapa aktivitas diantarannya aktivitas nomor 1) guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, iran siswa, 4) guru memberi motivasi kepada siswa,13) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok, dan aktivitas nomor 17 yaitu Guru menutup pelajaran dengan berdoa

dan salam. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 3,5 terdapat pada aktivitas nomor 3 yaitu guru melakukan apersepsi dan nomor 14 yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan gambar

aktivitas guru siklus I terdapat beberapa kekurangan dimana guru belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example

yaitu: (1) Guru kurang mengecek kehadiran; (2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa; (3)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok.

Siklus I

Geografi siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis deskriptif Geografi siswa pada ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari tes siklus I dan tes siklus II. Berdasarkan data analisis hasil belajar menunjukkan bahwa siswa kelas X1 MA

Al-Ikhlas Siompu Barat pada

pokok hidrosfer setelah diajar dengan menerapkan model

kooperatif tipe Example Non Example dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal tiap siklus dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

siklus I 2.7 3.1 2.9

La Ode Amaluddin dan salam. Sedangkan yang mendapatkan

n nilai sebesar 3,5 terdapat pada aktivitas nomor 3 yaitu guru melakukan apersepsi dan nomor 14 yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok.

gambar 3, pada aktivitas guru siklus I terdapat beberapa imana guru belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif Example Non Example diantaranya Guru kurang mengecek Guru kurang memberikan ; (3) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa cakan hasil diskusi

Ikhlas Siompu Barat pada materi setelah diajar dengan pembelajaran Example Non Example dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal tiap siklus dapat dilihat pada tabel

Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata

(7)

7 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin Tabel 2 Data Analisis Hasil Belajar siswa pada siklus 1

No NamaSiswa Siklus 1 Nilai Keterangan ST BT 1 ARDAN 75  2 ASLAN 60  3 ASLUN 45  4 ELMA ARIFIN 85  5 ELVI DAYANTI 80  6 ENGGI 75  7 ETI DARMANTO 85  8 FINCI ERFA 60  9 INDRAWATI S. 90  10 ISTA 80  11 LISTA 70  12 MAWAN 85  13 MAWAN JAYA 45  14 MUH YESTU 80  15 MEGI PUTRI A. 90  16 NELMA 80  17 NURUL FASRI 95  18 RIFAL JOMRAKA 70  19 SANDRIATI 45  20 SINTA 50  21 SIRHAM 70  22 SRI ASRIAMI 80  23 SRI YULIA N. 80  24 TANIA 55  25 TITO 50  26 YAWAN DARMAWAN 85  27 YUDIN RAHMAT 90  Keterangan:

BT : Belum tuntas ST : sudah tuntas

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.4

(8)

Tabel 3. Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

Skor Jumlah siswa 0-64

65-100 Jumlah Keterangan :

Tuntas :

Tidak tuntas : 8 orang Nilai rata-rata : 72,4 Nilai maksimum : 100 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 70,4%

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan tuntas siklus I data hasil dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus I.

Tabel 3 dan gambar 4.

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh skor antara 0-64 berjumlah 8 orang dengan presentase 29,6%, sedangkan siswa yang telah memperoleh skor antara 65 berjumlah 19 orang dengan presentase ketuntasan mencapai 70,4%, namun belum mencapai indikator ketuntasan keberhasilan dimana 80% siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.

0 50 100 ra ta -r a ta h a si l b e la ja r si sw a s ik lu s I

Fima, La Ode Amaluddin Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

Jumlah siswa Presentase Ketuntasan belajar 8 orang 29,6% Belum tuntas 19 orang 70,4% Sudah tuntas

27 orang 100%

Tuntas : 19 orang Tidak tuntas : 8 orang

rata : 72,4 Nilai maksimum : 100 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 70,4%

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan il dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus I.

dan gambar 4. di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh skor 64 berjumlah 8 orang dengan presentase 29,6%, sedangkan siswa yang telah memperoleh skor antara 65-100 berjumlah 19 orang dengan presentase 70,4%, namun belum mencapai indikator ketuntasan keberhasilan dimana 80% siswa mencapai

Hasil Analisis Data Siklus II Data Aktivitas Siswa Siklus II

Gambaran rata-rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example materi pokok hidrosfer pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinil dapat dilihat pada Gambar 5

70,4% 29,6% Tuntas Belum tuntas La Ode Amaluddin Ketuntasan belajar Belum tuntas Sudah tuntas

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum

Hasil Analisis Data Siklus II Data Aktivitas Siswa Siklus II

rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran Example Non Example materi pokok hidrosfer pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai

5. berikut: Tuntas

(9)

Jurnal Penelitian Pendidikan

Gambar 5. Skor rata-rata aktivitas siswa siklus II

Keterangan gambar:

menyimak guru Membuka Pelajaran dan berdoa bersama; (2) Siswa menyimak guru mengecek kehadiran

menyimak guru melakukan apersepsi Siswa menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran; (5) Siswa menyimak penyampaian topik/materi; (6)

memperhatikan atau Menganalisa gambar yang telah Dipersiapkan oleh guru

Untuk mendapatkan gambaran rata

siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar

Gambar 6. grafik rata-rata aktivitas guru setiap pertemua Berdasarkan gambar

menunjukkan bahwa, aktivitas siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas siswa telah mencapai rata-rata 3,4 yang

0 2 4 1 2 3 3 3.3 3 sk o r ra ta -r a ta a k ti v it a s si sw a 0 1 2 3 4 sk o r ra ta -r a ta a k ti v it a s si sw a

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin rata aktivitas siswa siklus II

Keterangan gambar: (1) Siswa menyimak guru Membuka Pelajaran dan Siswa menyimak guru mengecek kehadiran; (3) Siswa menyimak guru melakukan apersepsi; (4) menuliskan tujuan Siswa menyimak ; (6) Siswa memperhatikan atau Menganalisa gambar yang telah Dipersiapkan oleh guru; (7)

Siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru; (8)

mengerjakan LKS yang tela

oleh guru; (9) Siswa bertanya kepada guru jika Mengalami kesulitan

membacakan hasil diskusi kelompoknya (11) Siswa menyimak guru menjelaskan Materi pembelajaran berdasarkan Hasil diskusi kelompok; (12) Siswa dan guru membuat Kesimpuan hasil pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada

II dapat dilihat pada Gambar 6. berikut:

rata aktivitas guru setiap pertemuan pada siklus II. gambar 6. diatas

menunjukkan bahwa, aktivitas siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas siswa telah rata 3,4 yang

berkategorikan baik. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu 2,3 meningkat 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 3.7 3.5 4 3.7 3 3.5 3.7 3.8 3.5 SIKLUS II siklus I 3.4 3.5 3.4 Pertemuan I Pertemuan II Rata-9 La Ode Amaluddin Siswa membentuk kelompok yang telah

; (8) Siswa mengerjakan LKS yang telah di berikan Siswa bertanya kepada guru jika Mengalami kesulitan; (10) Siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya; Siswa menyimak guru menjelaskan Materi pembelajaran berdasarkan Hasil Siswa dan guru puan hasil pembelajaran. rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada

berkategorikan baik. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu 2,3 meningkat

SIKLUS II

Pertemuan I Pertemuan II

(10)

disiklus II menjadi 3,7 adalah aktivitas

nomor 7 yaitu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata sebesar 3 meningkat disiklus II menjadi 3,8 adalah aktivitas siswa nomor 11 yaitu Siswa menyimak guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok. Pada siklus II dari 12 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik. Siklus II Data aktivitas guru siklus II

Gambaran aktivitas guru siklus II dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example

Gambar 7. grafik rata-rata aktivitas guru setiap pertemuan pada siklus II. Berdasarkan Tabel 4.

gambar 4.7 diatas menunjukkan

aktivitas guru telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas guru telah mencapai rata

yang berkategorikan baik. Pada siklus II aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 adalah aktivitas nomor 2 yaitu Guru ku mengecek kehadiran siswa.

yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 4 terdapat pada aktivitas nomor 4, yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa, kemudian aktivitas nomor

0 2 4 sk o r ra ta -r a ta a k ti v it a s g u ru

Fima, La Ode Amaluddin disiklus II menjadi 3,7 adalah aktivitas

itu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I rata sebesar 3 meningkat disiklus II menjadi 3,8 adalah aktivitas siswa nomor 11 yaitu Siswa menyimak enjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok. Pada siklus II dari 12 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata yang terkategori baik. Siklus II

yang mendapatkan skor tertinggi yaitu aktivitas nomor 6 yaitu

memperhatikan atau menganalisa gambar yang telah dipersiapkan oleh guru dan skor terendah adalah 3 yang menempati beberapa aktivitas diantaranya aktivitas nomor 1) siswa menyimak guru membuka pelajaran dan berdoa bersama, 3) siswa menyimak guru melakukan apersepsi, dan aktivitas nomor 8) siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru. Secara keseluruhan

rata-siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. ata aktivitas guru siklus II

ktivitas guru siklus II dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example

pada materi pokok hidrosfer yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada setiap siklus dapat dilihat pada gambar 7. Berikut:

rata aktivitas guru setiap pertemuan pada siklus II. Berdasarkan Tabel 4.6 dan

diatas menunjukkan bahwa, telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas guru telah mencapai rata-rata 3,4 Pada siklus II yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 adalah aktivitas nomor 2 yaitu Guru kurang mengecek kehadiran siswa. Sedangkan mendapatkan skor tertinggi dengan terdapat pada aktivitas memberikan motivasi , kemudian aktivitas nomor

6, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran, kemudian aktivitas nomor 7, yaitu guru menyiapkan gambar serta aktivitas guru nomor 13 yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok. Data hasil belajar siswa siklus II

Data hasil belajar

siklus II kelas X1 MA Al Ikhlas Siompu

Barat pada materi pokok hidrosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal esay yang diberikan pada akhir siklus II. 3.2 3.7 3.4

Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata

La Ode Amaluddin yang mendapatkan skor tertinggi yaitu aktivitas nomor 6 yaitu siswa memperhatikan atau menganalisa gambar yang telah dipersiapkan oleh guru dan skor terendah adalah 3 yang menempati beberapa aktivitas diantaranya aktivitas nomor 1) siswa menyimak guru membuka pelajaran dan berdoa bersama, 3) siswa kukan apersepsi, dan aktivitas nomor 8) siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru. -rata aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. pada materi pokok hidrosfer yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada setiap siklus

gambar 7. Berikut:

6, yaitu guru menyampaikan materi aktivitas nomor 7, yaitu guru menyiapkan gambar serta aktivitas guru nomor 13 yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok. Data hasil belajar siswa siklus II

Data hasil belajar geografi siswa l Ikhlas Siompu Barat pada materi pokok hidrosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal esay yang diberikan pada akhir siklus II.

Pertemuan I Pertemuan II

(11)

11 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin Berdasarkan hasil analisis deskriptif

terhadap hasil belajar siswa pada setiap

siklus tersebut, diperoleh data seperti tertera pada tabel 4. berikut:

Tabel 4. Data Analisis Hasil Belajar siswa siklus II

No Nama siswa Siklus II Nilai Keterangan ST BT 1 ARDAN 77,8  2 ASLAN 83,3  3 ASLUN 83,3  4 ELMA ARIFIN 88,9  5 ELVI DAYANTI 83,3  6 ENGGI 88,9  7 ETI DARMANTO 88,9  8 FINCI ERFA 94,4  9 INDRAWATI S. 83,3  10 ISTA 88,9  11 LISTA 88,9  12 MAWAN 50  13 MAWAN JAYA 88,3  14 MUH YESTU 61,1  15 MEGI PUTRI A. 77,8  16 NELMA 88,9  17 NURUL FASRI 83,3  18 RIFAL JOMRAKA 83,3  19 SANDRIATI 83,3  20 SINTA 61,1  21 SIRHAM 72,2  22 SRI ASRIAMI 72,2  23 SRI YULIA N. 77,8  24 TANIA 88,9  25 TITO 77,8  26 YAWAN DARMAWAN 100  27 YUDIN RAHMAT 88,9  Keterangan:

BT : belum tuntas ST : sudah tuntas

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 5.

(12)

Skor Jumlah siswa

0-64 65-100 Jumlah Keterangan :

Tuntas : 24 orang Tidak tuntas : 3 orang Nilai rata-rata

Nilai maksimum : 100 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 88,9%

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus II data hasil belajar dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 8. grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus II. Dari tabel 8. dan gambar 8

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II yang memperoleh skor antara 0-64 berjumlah 3 orang siswa dengan presentase 11.1%. Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 65 100 berjumlah 24 orang dengan presentase

0 20 40 60 80 100 k e tu n ta sa n h a si l b e la ja r si k lu s II

Fima, La Ode Amaluddin Jumlah siswa Presentase Ketuntasan belajar

3 orang 11.1% Belum tuntas 24 orang 88,9% Sudah tuntas

27 orang 100%

Tuntas : 24 orang Tidak tuntas : 3 orang

: 75 Nilai maksimum : 100 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 88,9%

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus II data hasil belajar dapat dilihat pada gambar 4.8

grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus II. dan gambar 8. diatas

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II yang memperoleh 64 berjumlah 3 orang siswa entase 11.1%. Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 65-100 berjumlah 24 orang dengan presentase

ketuntasan mencapai 88.9%. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan skor perolehan siswa pada siklus I. Dalam hal ini indikator ketuntasan bela

telah tercapai atau berhasil, dimana secara klasikal, jika jumlah ketuntasan mencapai 88.9% 11.1% Tuntas Belum tuntas La Ode Amaluddin Ketuntasan belajar Belum tuntas Sudah tuntas

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum

ketuntasan mencapai 88.9%. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan skor perolehan siswa pada siklus I. Dalam hal ini indikator ketuntasan belajar siswa telah tercapai atau berhasil, dimana secara klasikal, jika jumlah ketuntasan mencapai

(13)

13 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin 80%, maka hasil penelitian telah tercapai dan dapat dikatakan berhasil.

PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan pertama tentang bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada materi pokok hidrosfe yang diajar dengan menerapkan model pembelajara kooperatif tipe Example Non Example, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Peningkatan aktivitas siswa tersebut menunjukan adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pokok hidrosfer dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example .

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa menunjukan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,6 yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa dengan model Pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example diantaranya adalah. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat membagikan kelompok, siswa kurang memperhatikan guru saat melakukan apersepsi, siswa kurang menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran, siswa kurang memahami LKS yang telah dibagikan, dan siswa kurang bertanya tentang hal-hal yang tidak dipahami. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Olehnya itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

Hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari aktivitas siswa siklus I. dimana skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,4 dengan kategori baik.

Berdasarkan permasalahan kedua yaitu bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example

Non Example, dapat dijelaskan

berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif aktivitas Guru pada siklus 1 menunjukan skor rata-rata sebesar 2,9 yang berkategori cukup dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah : guru kurang mengecek kehadiran siswa, guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki cara mengajarkan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non Example, sehingga

diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan aktivitas guru pada siklus selanjutnya.

Siklus II aktivitas mengajar guru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus II skor

(14)

Fima, La Ode Amaluddin rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai

sebesar 3,4 yang berkategori baik. Hasil analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example jauh lebih baik dari pada siklus 1.

Berdasarkan permasalahan ketiga, yaitu Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X1 MA

Al-Ikhlas Siompu Barat pada materi pokok hidrosfer, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Berdasarkan hasil tes pada hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 45; nilai maksimum 95; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,4. secara klasikal dari 27 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil

belajar yaitu 19 siswa atau 70,4% yang mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) geografi yang ditentukan oleh sekolah dan terdapat 8 orang siswa dengan presentase sebesar 29,6% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%.

Data tersebut terlihat bahwa dalam pembelajaran ini tampak bahwa siswa kurang membaca buku teks yang terkait dengan materi yang dipelajari dan juga siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam mengerjakan LKS .

Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat lagi seperti yang diharapkan.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh peningkatan dimana pada siklus 1 persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 70.4% dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 45, nilai rata-rata 72,4 dan 8 orang siswa belum tuntas dengan persentase 29.6%. Siklus II nilai terendah 50; nilai tertinggi 100; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 75. Terdapat sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai

65 atau ketuntasan hasil belajar secara

klasikal sebesar 88.9% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai ˂ 65 sebanyak 3 orang atau 11.1% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan

dari siklus I ke siklus II dengan selisi sebesar 18.5.

Siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 88.9% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Demikian jawaban atas permasalahan penilitian telah terungkap yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non Example berhasil

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar

(15)

15 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Fima, La Ode Amaluddin geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas

Siompu Barat khususnya pada materi pokok hidrosfer.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Gambaran aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang termasuk pada kategori baik; (2) Gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,9 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang berkategori baik; (3) Hasil belajar geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas

Siompu Barat dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok hidrosfer. Dimana pada siklus I diperoleh nilai terendah 45, nilai tertinggi 95, nilai rata-rata 72,4 dan ketuntasan belajar sebesar 70,4% yang mencapai KKM atau dari 27 siswa hanya 19 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Pada siklus II diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 100 nilai rata-rata adalah 75 dan ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 27 orang siswa terdapat 24 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 65, dengan persentase ketuntasan hasil belajar adalah 88.9% dan terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas

atau 11.1% siswa yang belum tuntas. siklus 1 ke siklus II mengalami peningkatan dengan selisi sebesar 18.5. DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Asnur. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-2 SMAN 3 Konsel pada Materi pokok Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Hamalik Oemar, (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

M. Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan

dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sumadi.(2007). Geografi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif

Leraning Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supriyono Agus, (2011). Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Trianto,S.Pd.,M.Pd. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi

(16)

Fima, La Ode Amaluddin Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Widyawati. (2010). Makalah Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran. Padang:

Konsentrasi Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.

Gambar

Gambar 1 Grafik Skor Rata
Gambar 3 grafik rata-rata aktivitas guru pada setiap pertemuan pada siklus I.
Gambar 4.grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus I.
Gambar 6. grafik rata-rata aktivitas guru setiap pertemua     Berdasarkan  gambar
+3

Referensi

Dokumen terkait

didik dengan adanya layanan tersebut akan memudahkan dirinya dalam meningkatkan prestasi belajarnya dan dapat membantu masalah yang telah terjadi. Akan tetapi ada beberapa faktor

[r]

62 Hikmah diturunkannya secara gradual adalah untuk menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah saw, tarbiyah bagi umat Islam dari segi keilmuan dan pengamalan,

Pada bagian ini pembaca sekalian bisa menemukan kesan yang nyaris sama: “Sangat bersyukur” (Abdul Aziz Tata Pangarsa), “Indahnya jalinan ukhuwah islamiyah”, “Cara SPN

Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan gambaran anak yang berhadapan dengan hukum, pelaksanaan bimbingan keagamaan, peran bimbingan

Pada akhir kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi, mahasiswa mampu menerapkan landasan ilmiah dalam menegakkan diagnosis dan melakukan

Pelatihan membuat aksesoris rambut ( headpiece) dari limbah sisik ikan diadakan untuk memberikan keterampilan kepada anggota PKK Kutisari Indah Barat, sebagai

Oleh karena itu maka dapat diketahui, bahwa di Pengadilan Agama Indonesia, walaupun tidak dijelaskan perihal li‟an orang tuna wicara, akan tetapi dengan adanya