• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMBIOSIS Journal of Biological Sciences

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMBIOSIS Journal of Biological Sciences"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

SIMBIOSIS Journal of Biological Sciences

Open Journal Systems

Vol II No.2 , Tahun 2014

Table of Contents

Articles

KERUSAKAN KROMOSOM BAWANG MERAH (Allium cepa L.) AKIBAT

PERENDAMAN DENGAN ETIDIUM BROMIDA

PDF

Eka Fibayani Imaniar, Made Pharmawati

SELEKSI JENIS TUMBUHAN PAKAN DAN KANDUNGAN NUTRIEN JENIS

TUMBUHAN YANG DIMAKAN SAPI BALI (Bos sondaicus) LEPAS SAPIH DI

DAERAH BUKIT BADUNG SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI

PDF

I Wayan Heri Dismawan, I Ketut Ginantra, Ni Luh Ni Luh Suriani

AKLIMATISASI ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) HASIL

PERBANYAKAN IN VITRO PADA MEDIA BERBEDA

PDF

Ni Kade Ayu Purnama Adi, Ida Ayu Astarini, Ni Putu Adriani Astiti

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG

PDF

Putu Wina Andriani Lestari, Made Ria Defiani, Ida Ayu Astarini

HISTOLOGI HATI MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIBERI EKSTRAK DAUN

LAMTORO (Leucaena leucocephala)

PDF

I Wayan Andi Yoga Kurniawan, Ngurah Intan Wiratmini, Ni Wayan Ni Wayan Sudatri

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PERLAKUAN EKSTRAK DAUN KALIANDRA

MERAH (Calliandra calothyrsus Meissn.) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGI

GINJAL MENCIT (Mus musculus L.)

PDF

(6)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

1

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 DARI STEK BATANG

(PRODUCTION OF SEED POTATO (Solanum tuberosum L.) G1 FROM CUTTINGS)

Putu Wina Andriani Lestari, Made Ria Defiani, Ida Ayu Astarini

Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali Email : winaandriani5@gmail.com

INTISARI

Penelitian bertujuan mengetahui kombinasi media tanam dan jenis auksin yang terbaik untuk pertumbuhan stek tunas, dari umbi G0 untuk menghasilkan umbi G1. Penelitian dilakukan di rumah plastik Kebun Bibit Hortikultura, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Tunas yang berumur 4 minggu distek dengan ukuran 10 cm. Stek dicelupkan ke dalam 2 jenis auksin (Rootone F dan auksin pasta) dan ditanam pada 2 media perlakuan (pupuk kandang dan arang sekam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik untuk pertumbuhan stek adalah media pupuk kandang dan jenis auksin Rootone F dengan persentase tumbuh 82,29%. Kombinasi media tanam arang sekam dan jenis auksin Rootone F menghasilkan 12 umbi per tanaman lebih banyak dibandingkan dengan kombinasi perlakuan yang lain. Dalam hal ukuran benih kentang, jumlah tertinggi menghasilkan 80% yaitu umbi SS (<20 gram) dan diikuti dengan ukuran S (21-30 gram) sebesar 66%, ukuran M (31-60 gram) sebesar 8% dan ukuran L (> 60 gram) sebesar 2%.

Kata kunci : Kentang (Solanum tuberosum L.), stek batang, produksi bibit.

ABSTRACT

This research was conducted to find out the best media and auxin for planting potato cutting to produce G1 seed potato. Research was done at a shade house of Kebun Bibit Hortikultura Kembang Merta, Candi Kuning Village, Baturiti, Tabanan Regency, Bali. Were planted at the screen house for sprouting. Four weeks old of shoots were used as cutting. Each cutting measured 10 cm. Stem cutting of G0 seed potatoes was dipped in 2 different auxin types (Rootone F and auxin paste) and planted in 2 different media (manure and charred rice husk). Results shows that the best combination between media and auxin for stem cutting growth was charred rice husk and Rootone F, in which 82.29% growth was recorded. Combination between charred rice husk and Rootone F produced 12 more seed potatoes per plant, compared to other treatment combination. In term of seed potato size, the highest number produced (80%) was size SS (<20 gram) , followed by size S (21-30 gram) which is 66%, size M (31-60 gram) which is 8% and size L (>60%) of 2%.

Keyword : Potato (Solanum tuberosum L.), stem cuttings, seed production.

PENDAHULUAN

Tanaman kentang (Solanum

tuberosum L.) merupakan salah satu

jenis sayuran yang terdapat di Indonesia. Kentang memiliki kandungan

karbohidrat dan gizi tinggi. Di Indonesia, kentang juga dapat dijadikan alternatif pangan karbohidrat disamping beras (Gunarto, 2003). Kerugian produksi kentang disebabkan oleh

(7)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

2

beberapa faktor internal (jenis umbi bibit yang digunakan) dan faktor eksternal (kandungan air dan zat hara, cuaca, virus, jamur).

Salah satu teknik pengadaan bibit kentang yang unggul melalui penggunaan teknik stek batang yang merupakan suatu perlakuan pemotongan beberapa bagian tanaman yang untuk meningkatkan jumlah bibit tanaman selain penggunaan umbi.

Menurut Ummah dan Purwito (2009), pembibitan tanaman kentang diawali dari bibit G0 (generasi vegetatif ke nol) yang diperoleh dari plantlet

kentang yang diproduksi dengan teknik

in vitro baik berupa stek mikro atau

mikro umbi. Umbi mikro tersebut ditanam pada media arang sekam. Jika umbi G0 ditanam pada media tanah dan dipanen saat berumur 97-100 hari setelah tanam (HST) maka menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama). Ciri-ciri yang dimiliki oleh G1 siap panen meliputi daun berwarna kekuningan yang bukan disebabkan oleh penyakit, batang tanaman telah berwarna kuning dan agak kering. Umbi G2 (generasi vegetatif kedua) dan G3 (generasi vegetatif ketiga) diperoleh dengan penanaman umbi G1 atau G2 di lapang. Umbi G4 (generasi vegetatif keempat)

untuk konsumsi diproduksi dengan cara menanam bibit G3 dengan pengaturan jarak tanam.

Keberhasilan stek tanaman sebagai sumber bibit di lapang dapat dipengaruhi oleh media yang digunakan. Media tanam yang umum digunakan untuk menghasilkan umbi G1 yaitu media tanah yang dicampur arang sekam yang berfungsi untuk mempermudah

drainase dan media tanah yang

dicampur pupuk kandang yang memiliki fungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air (Simanungkalit

et al., 2006).

Stek batang yang digunakan dapat diberikan hormon tumbuh yang sering digunakan untuk mempercepat pertumbuhan akar baru yaitu auksin yang diberikan dalam bentuk pasta (auksin pasta) maupun dalam bentuk larutan (Rootone F) yang banyak tersedia secara komersial. Auksin memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan akar pada perbanyakan vegetatif (cangkok dan stek). Penelitian bertujuan mengetahui kombinasi media tanam dan jenis auksin yang terbaik untuk pertumbuhan stek tunas dari umbi G0 untuk menghasilkan umbi G1.

(8)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

3

METODE PENELITIAN

Bahan penelitian adalah stek umbi G0 varietas Granola yang berumur 1 bulan. Kombinasi perlakuan terdiri dari 2 jenis yaitu media (pupuk kandang dan arang sekam) dan jenis auksin (Rootone F dan auksin pasta). Satu bedeng dibagi menjadi 6 plot yang didalamnya diberi media dan jenis auksin berbeda. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 6 kali, setiap ulangan terdiri atas 8 stek. Jumlah tanaman sampel adalah 5 tanaman. Total unit percobaan adalah 192 stek. Pengamatan pertumbuhan stek dilakukan selama 9 minggu hingga saat panen.

Variabel yang diamati berupa persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah cabang, produktivitas dan pengkelasan umbi serta hama dan penyakit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK),

data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA pada program Costat dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% apabila menunjukkan pengaruh nyata (P ≤ 0,05).

HASIL

Persentase Hidup Tanaman Umur 4 MST (minggu setelah tanam)

Persentase hidup berkisar antara 61,45 % hingga 82,29 %. Persentase hidup tertinggi setelah penanaman terdapat pada media perlakuan campuran tanah pupuk kandang dengan Rootone F yaitu sebesar 82,29 % sedangkan persentase tumbuh terendah terdapat pada media perlakuan campuran tanah arang sekam dengan auksin pasta yaitu sebesar 61,45 % (Gambar 1).

Gambar 1. Persentase hidup stek tanaman pada umur 4 MST

82.29 (a) 69.79 (a) 73.95 (a) 61.45 (b) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pupuk Kandang Rootone F Pupuk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta P e rs e n ta se T u m b u h (% ) Media Perlakuan

(9)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

4

Tinggi Tanaman

Secara statistik, tinggi tanaman sampai umur 9 MST tidak berbeda nyata (P ≤ 0,05). Pertumbuhan tertinggi tanaman kentang terdapat pada media

perlakuan arang sekam auksin pasta yaitu 22,3 cm. Pertumbuhan terendah terdapat pada media perlakuan pupuk kandang Rootone F yaitu 13,46 cm pada umur 9 MST (Gambar 2).

Gambar 2. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap tinggi tanaman pada umur 9 MST

Jumlah Cabang

Jumlah cabang diatas permukaan tanah pada tiap kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata pada setiap minggunya. Pada umur 4 MST, jumlah cabang berkisar antara 1-2 cabang per

tanaman dari semua kombinasi perlakuan. Pada umur 7 MST jumlah cabang berkisar 3-5 cabang per tanaman (Gambar 3).

Gambar 3. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah cabang tanaman umur 4 MST 5 10 15 20 25 4 5 6 7 8 9 T in g g i T an am a n ( cm ) Umur Tanaman (MST) Pupuk Kandang Rootone F

Pupuk Kandang Auksin Pasta

Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta 0 2 4 6 4 5 6 7 J u m la h C a b a n g Umur Tanaman (MST)

Pupuk Kandang Rootone F Pupuk Kandang Auksin Pasta

Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta

(10)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

5

Produktivitas dan Pengkelasan Umbi

Jumlah umbi yang dihasilkan saat panen berkisar antara 1-3 umbi per tanaman dari tiap kombinasi perlakuan. Jumlah umbi tertinggi terdapat pada media perlakuan pupuk kandang + Rootone F, media perlakuan arang

sekam + Rootone F dan media perlakuan arang sekam + auksin pasta yaitu 3 umbi per tanaman sedangkan jumlah umbi terendah terdapat pada media perlakuan pupuk kandang dengan auksin pasta yaitu 1 umbi per tanaman (Gambar 4).

Gambar 4. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah umbi per tanaman dari kombinasi media yang berbeda

Bobot umbi per tanaman yang dihasilkan tertinggi pada media pupuk kandang dengan auksin pasta yaitu 33,59 g per tanaman dan bobot umbi

terendah terdapat pada media perlakuan arang sekam dengan auksin Rootone F yaitu 30,01 gper tanaman (Gambar 5).

Gambar 5. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap bobot umbi per tanaman

3 1 3 3 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Pupuk Kandang Rootone F Pupuk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta Ju m la h u m b i p er t a n am a n Kombinasi Perlakuan 30.83 33.58 30.01 31.02 28 29 30 31 32 33 34 Pupuk Kandang Rootone F Pupuk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta B o b o t u m b i p e r ta n a m an (g ) Kombinasi Perlakuan

(11)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

6

Umbi hasil panen dikelompok kan berdasarkan ukuran, yaitu kelas SS (<20 g), kelas S (21-30 g), kelas M (31-60 g) dan kelas L (> (31-60 g) (Ummah dan Purwito, 2009). Berdasarkan kelas umbi, jumlah total umbi ukuran SS tertinggi terdapat pada media perlakuan pupuk kandang dan jenis auksin Rootone F yaitu 11 umbi dan 8 umbi. Terendah pada media perlakuan arang sekam dan jenis auksin pasta yaitu 4 umbi dan 7 umbi dibandingkan dengan umbi ukuran S, M dan L.

Rata-rata jumlah umbi ukuran SS tertinggi dibandingkan ukuran lainnya

(S, M dan L) pada semua kombinasi perlakuan. Rata-rata jumlah umbi tertinggi pada kombinasi perlakuan dengan media arang sekam dan jenis auksin Rootone F yaitu 12 umbi per tanaman dan diikuti dengan kombinasi perlakuan media pupuk kandang dan jenis auksin Rootone F yaitu 10 umbi per tanaman, media pupuk kandang dan jenis auksin pasta yaitu 5 umbi per tanaman dan yang paling rendah pada media perlakuan arang sekam dan jenis auksin pasta yaitu 3 umbi per tanaman (Gambar 6).

Gambar 6. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah umbi per plot berdasarkan ukuran umbi

Jumlah total umbi G1 per kombinasi perlakuan terbanyak diperoleh pada kombinasi campuran media tanah dengan arang sekam dan jenis auksin Rootone F yaitu 79. Selanjutnya, secara berurutan pada

kombinasi media pupuk kandang + jenis auksin Rootone yaitu 77 umbi, media pupuk kandang dengan auksin pasta yaitu 40 umbi dan terendah pada media arang sekam dengan auksin pasta yaitu 28 umbi (Gambar 7). 0 2 4 6 8 10 12 14 Ppk Kandang Rootone F Ppk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta J u m la h u m b i p e r p lo t Kombinasi Perlakuan SS (<20) S (21-30) M (31-60) L (>60)

(12)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

7

Gambar 7. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah total umbi per perlakuan

Berat total umbi G1 dari keseluruhan tanaman kentang dihitung dalam penelitian ini. Berat total umbi tertinggi terdapat pada media kombinasi pupuk kandang Rootone F yaitu 967 g

sedangkan terendah terdapat pada media kombinasi arang sekam auksin pasta yaitu 499 g (Gambar 8).

Gambar 8. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap berat total umbi

Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas kentang pada media perlakuan pupuk kandang dan Rootone F sebesar 1.620 g/plot atau setara 1,62 kg/ha dan secara berurutan pada pupuk kandang dan auksin pasta sebesar 1.544 g/plot atau setara 1,54 kg/ha, arang

sekam dengan Rootone F sebesar 670 g/plot atau setara 0,67 kg/ha dan arang sekam dengan auksin pasta 453 g/plot atau setara 0,45 kg/ha.

77 40 79 28 10 30 50 70 90 Pupuk Kandang Rootone F pupuk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta Ju m la h T o ta l U m b i Pe r Pe rl a ku a n Kombinasi Perlakuan 967 788 656 499 0 200 400 600 800 1000 1200 Pupuk Kandang Rootone F Pupuk Kandang Auksin Pasta Arang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin Pasta B e ra t To ta l U m b i ( g) Media Perlakuan

(13)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

8

4.2 Pembahasan

4.2.1 Persentase hidup tanaman

Persentase hidup stek tertinggi pada media pupuk kandang dengan Rootone F (82,29 %) disebabkan oleh kemampuan pupuk kandang dalam mempertahankan dan memperbaiki sifat fisik (kelembaban tanah) dan sifat kimia (kandungan nutrisi tanah) yang dibantu oleh Rootone F dalam mempercepat pertumbuhan akar baru pada stek. Pupuk kandang menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, belerang) dan unsur mikro (seng, boron, kobalt, dan molibdenium) (Mayadewi, 2007) sedangkan Rootone F memiliki peranan untuk merangsang pembentukkan akar pada stek dan auksin ini akan ditranslokasikan untuk membentuk kompleks rhizokalin yang selanjutnya akan mendorong perkembangan akar (Hartmann et al.,

2011).

4.2.2 Tinggi tanaman

Pertumbuhan tertinggi tanaman kentang terdapat pada media perlakuan arang sekam auksin pasta yaitu 22,3 cm. Hal ini disebabkan karena arang sekam berperan menyimpan air cukup lama dan mempermudah drainase sedangkan auksin pasta mengandung bahan aktif acetinitrile (IAN),

pyruvic acid (IpyA) dan indole-3-acetodehyde (IAAid) (Swain and Koltunow, 2006) yang berperan penting dalam pertumbuhan tinggi tanaman dengan cara memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis.

4.2.3 Jumlah cabang

Umur 4 MST, jumlah cabang berkisar antara 1-2 cabang per tanaman. Pada umur 7 MST jumlah cabang berkisar 3-5 cabang per tanaman pada media arang sekam auksin pasta. Hal ini disebabkan karena arang sekam berperan dalam penyimpanan air dan mempermudah drainase. Auksin pasta juga memiliki peranan pada jumlah cabang. Auksin pasta berperan dengan cara memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang

(14)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

9

masuk secara osmosis. Jumlah cabang saat tanaman berumur 7 MST berpengaruh dalam pembentukkan umbi. Menurut Hartus (2001), kentang akan lebih cepat menghasilkan stolon apabila bibit kentang berasal dari stek mikro dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari umbi. Tanaman kentang akan membentuk cabang-cabang yang memanjang dan melengkung di bagian ujung yang disebut stolon. Pada bagian ujung stolon akan membengkak sebagai tempat berkumpulnya zat cadangan makanan yang nantinya akan membentuk umbi. Tetapi, tidak semua stolon akan dapat membentuk umbi. Stolon yang tertutup tanah akan membentuk umbi sedangkan stolon yang tidak tertutup akan membentuk batang vertikal yang ditutupi oleh daun (Rukmana, 2002).

4.2.4 Jumlah umbi tiap tanaman

Jumlah umbi tertinggi terdapat pada media perlakuan arang sekam dan jenis auksin Rootone F yaitu 3 umbi per tanaman sedangkan jumlah umbi terendah terdapat pada media perlakuan pupuk kandang dan jenis auksin pasta yaitu 1 umbi per tanaman. Hal ini disebabkan arang sekam berperan dalam penyimpanan air dan mempermudah drainase. Rootone F memiliki peranan

dalam merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman. Jumlah umbi terendah pada perlakuan pupuk kandang disebabkan oleh kandungan hara pada pupuk kandang rendah karena, proses dekomposisi belum sempurna (Simanungkalit et al., 2006) dan auksin pasta rendah karena auksin pada tumbuhan yang terpapar cahaya matahari akan terhambat pertumbuhannya dibandingkan dengan auksin yang tidak terpapar cahaya matahari.

4.2.5 Bobot umbi tiap tanaman

Bobot umbi yang dihasilkan tertinggi terdapat pada media perlakuan pupuk kandang dan jenis auksin pasta yaitu 33,59 karena pupuk kandang mampu menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, belerang) dan unsur mikro (seng, boron, kobalt, dan molibdenium) (Mayadewi, 2007) dan auksin pasta berperan dengan cara memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel.

(15)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

10

4.2.6 Produktivitas dan pengkelasan umbi

Pengkelasan umbi berdasarkan ukurannya secara berurutan yaitu umbi SS (<20 gram), S (21-30 gram), umbi M (31-60 gram), dan umbi L (>60 gram) (Ummah dan Purwito, 2009). Jumlah total umbi tertinggi didapatkan pada media perlakuan pupuk kandang Rootone F yaitu 79 umbi dan jumlah total umbi terendah terdapat pada media perlakuan arang sekam dan jenis auksin pasta yaitu 28 umbi. Hal ini disebabkan karena Rootone F berperan merangsang pembentukkan akar pada stek dan auksin ini akan ditranslokasikan dari tunas ke bagian pangkal stek membentuk rhizokalin yang selanjutnya akan mendorong perkembangan akar (Hartmann et al., 2011). Berdasarkan hasil penelitian Astarini et al., (2013) menunjukkan bahwa penanaman umbi G0 tanpa hormon auksin dan dengan penambahan pupuk kandang menghasilkan jumlah rata – rata umbi kentang per tanaman adalah 5 umbi per tanaman.

SIMPULAN

1. Kombinasi media tanam pupuk kandang dan jenis auksin Rootone F yang terbaik untuk menumbuhkan stek tunas dengan

persentase tumbuh sebesar 82,29 % stek hidup.

2. Media tanam arang sekam dengan auksin pasta menghasilkan stek tunas dengan tinggi tanaman (39,6 %) lebih tinggi dibandingkan dengan media perlakuan yang lain.

3. Kombinasi media arang sekam dan Rootone F meningkatkan jumlah umbi per tanaman sebesar 66,7 % daripada media pupuk kandang dan auksin pasta. Sebaliknya, bobot umbi per tanaman pada media pupuk kandang dan auksin pasta lebih tinggi 10,6 % daripada media arang sekam dan Rootone F. Media campuran tanah dengan pupuk kandang menghasilkan jumlah umbi G1 kelas SS (<20 g) per tanaman 63,8% lebih tinggi daripada media campuran tanah dengan arang sekam. Jumlah umbi ukuran M (31-60 g) per tanaman pada perlakuan hormon Rootone F meningkat 10 % jika dibandingkan dengan hormon auksin pasta. Produksi umbi G1 meningkat sebesar 66,7 % pada media arang sekam dan auksin pasta.

DAFTAR PUSTAKA

Astarini, I. A, Defiani, R., Raleni, K. dan Suryanti, I. A. 2013. Studi Produksi Kentang Bibit Generasi 1 (G1) Varietas Granola Kembang untuk Penyediaan

Bibit Kentang Bermutu di Bali. Karya

UNUD Untuk Anak Bangsa. Udayana University Press. Denpasar. Bali.

(16)

JURNAL SIMBIOSIS II (2): 215- 225 ISSN: 2337-7224 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014

11

Gunarto, A. 2003. Pengaruh Penggunaan Ukuran Bibit terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Mutu Umbi Kentang Bibit

G4 (Solanum tuberosum). Jurnal Sains.

5:173-179.

Hartmann, H. T., Kester, D. E., Davies, Jr. F. T and Geneve, R. L. 2011. Hartmann and Kester’s plant propagation - principles and practice, Eight th ed. Prentice Hall, Upper Saddle River, N.J. Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan

Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya.

Jakarta. 136.

Mayadewi, N. N. A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Denpasar Bali.

Agritrop. 26(4):153-159.

Rukmana, R. 2002. Kentang Budidaya dan

Pascapanen. Kanisius Press .

Yogyakarta.

Simanungkalit, R. D. M., Didi, A. S., Rasti, S., Diah, S., dan Wiwik, H. 2006. Pupuk

Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat.

Swain, S. M and Koltunow, A. M. 2006. Auxin and Fruit Inititation. New Delhi. Ummah, K. dan Purwito. A. 2009.

Budidaya Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) dengan Aspek Khusus

Pembibitan di Hikmah Farm,

Pangalengan, Bandung, Jawa Bara.

Makalah Seminar. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Gambar

Gambar 1. Persentase hidup stek tanaman pada umur 4 MST 82.29 (a)69.79 (a)73.95 (a) 61.45 (b)102030405060708090Pupuk Kandang Rootone FPupuk Kandang Auksin PastaArang Sekam Rootone F Arang Sekam Auksin PastaPersentase Tumbuh (%)Media Perlakuan
Gambar 4. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah umbi per tanaman  dari kombinasi media yang berbeda
Gambar 6. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap jumlah umbi per plot  berdasarkan ukuran umbi
Gambar 8. Pengaruh media tanam dan jenis auksin terhadap berat total umbi

Referensi

Dokumen terkait

The result of the study showed some points, like (1) in term of content standard Community Learning Activity Centre (PKBM) Widya Sentana had implemented a

Untuk tulangan beton ST 37 yang digerakkan naik turun, besarnya laju korosi adalah 37,59 mpy, di mana unsur khlorida paling besar pengaruhnya dalam proses korosi, dan diikuti

Perilaku agresif oleh remaja dengan tipe kepribadian introvert juga bisa dikarenakan karateristik yang ada pada mereka yaitu penetapan standar etis yang tinggi bisa juga

Data ini sesuai dengan tujuan perancangan buku ilustrasi yang akan dibuat penulis, yaitu membantu pembaca untuk memahami diri sendiri serta orang lain secara lebih dalam

arti dan ilmu yang mempelajari simbol kata disebut semantik. Akan tetapi semantik bukan saja suatu jenis cara mengartikan suatu obyek yang berupa kata-kata tetapi juga merupakan

budayanya, khususnya motif ukiran kaluak paku kacang balimbiang yang kemudian diwujudkan menjadi motif batik dengan menggunakan teknik batik tulis yang kemudian

Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan, MTS Nurul Hikam Kesambirampak Kapongan Situbondo terpilih menjadi mitra kegiatan PKM dikarenakan kemampuan dan