Oleh :
KARTI SUCI CAHYANI NIM : 130 500 162
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A
Oleh :
KARTI SUCI CAHYANI NIM : 130 500 162
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A
Oleh :
KARTI SUCI CAHYANI NIM : 130 500 162
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A
Judul Penelitian : Studi Pengelolaan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Nama : Karti Suci Cahyani
NIM : 130 500 162
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian
Menyetujui, Pembimbing,
Nuzula Elfa Rahma., S. P, M. Sc. NIP. 19820713 201404 2001
Penguji I,
Adi Supriadi, S.Hut., M.Si. NIP.19751007 200812 1 001
Penguji 2,
Kemala Hadidjah,S.T.,M.Si. NIP.19830718 201012 2 004
Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003 Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. M. Masrudy, MP NIP.19600805 198803 1 003
KARTI SUCI CAHYANI. Studi Pengelolaan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur (di bawah bimbingan NUZULA ELFA RAHMA).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemikiran mengenai perencanaan mengelola sampah yang lebih teratur, terencana, dan meningkatkan kondisi persampahan di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir untuk diolah kembali baik untuk sampah organik maupun sampah anorganik agar komposisi dari timbulan sampah organik dan anorganik yang sudah melebihi ambang batas dapat dikurangi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi dari timbulan sampah, merencanakan pengelolaan sampah, mengetahui partisipasi dan sikap masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik dan sampah anorganik di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Metode yang digunakan adalah secara stratified random sampling dengan pendekatan statistika yaitu didasarkan pada komposisi pendapatan penduduk RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan, dengan anggapan bahwa kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat. Bahan yang digunakan ialah sampah organik dan sampah anorganik. Untuk mendapatkan data dilakukan dengan mengambil sampel setiap hari sebanyak 25 sampel dari 25 Kepala Keluarga kemudian membagikan kuesioner sebanyak 50 responden.
Sampah yang dibuang rata-rata adalah sampah yang bersifat organik (mudah membusuk). Rata-rata komposisi sampah per Kepala Keluarga adalah untuk sampah organik 3,00 Kg/KK/Hari sedangkan sampah anorganik 1,18 Kg/KK/Hari. Menurut SNI
19-3964-sampah dalam kota sedang/kecil sebesar 1,5-2,0 Kg/KK/Hari dan kota besar 2,0-i lakukan d2,0-i RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir tentang timbulan sampah sebanyak 4,18 Kg/KK/Hari, dalam hal ini maka RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir menghasilkan timbulan sampah yang melebihi standar timbulan sampah dalam kota sedang dan kota besar.
Kemudian partisipasi dan sikap masyarakat untuk melakukan pengelolaan terhadap sampah mereka sendiri masih jauh dari pemikiran rata-rata masyarakat di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Yang sering masyarakat di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir lakukan hanyalah membuang sampah di TPS dan atau membakarnya di areal rumah mereka masing-masing. Sehingga dari permasalahan ini dapat mengakibatkan bertambahnya timbulan dan massa sampah yang lebih banyak dalam setiap harinya, jika tidak segera dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu maka akan berdampak buruk bagi kesehatan makhluk hidup dan lingkungan sekitar.
Kata Kunci : Timbulan Sampah, Sampah Organik dan
Sampah Anorganik, Partisipasi dan Sikap Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah.
KARTI SUCI CAHYANI, lahir pada tanggal 11 Mei 1995 di Maluhu, Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, merupakan putri pertama dari lima bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Zarkoni Suryanto dan Ibu Sulistiyanti. Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasarnya di Negeri 023 Desa Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2007, kemudian pe nulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertamanya di SMP Negeri 8 Filial Maluhu Kecamatan Tenggarong pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.
Pendidikan Sekolah Menengah Atasnya dilanjutkan di SMA YPK 1 Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Pendidikan tingginya dimulai pada tahun 2013 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Manajemen Lingkungan.
Selama menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Manajemen Lingkungan Penulis telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 01 Maret sampai dengan tanggal 30 Mei 2016 di Instalasi Pengolahan Daerah Air Minum (PDAM) di Jalan Cendana Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Studi Pengelolaan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Segala puji bagi Allah SWT, karena hanya Dialah yang pantas dipuji, Rabb semesta alam, Dialah Maha Pencipta, Maha Melihat dan Maha Pemberi Rezeki. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi semesta alam. Atas ijin-Nya pula Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh Penulis dengan judul Studi Pengelolaan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis selama kurang lebih 7 (tujuh) bulan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nuzula Elfa Rahma, S. P, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan Penulis.
2. Bapak Adi Supriadi, S.Hut., M.Si., selaku penguji satu (1). 3. Ibu Kemala Hadidjah,S.T.,M.Si., selaku penguji dua (2).
4. Bapak Budi Harsono, S.Hut. selaku Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) pada Laboratorium Kualitas Udara dan Cuaca Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan Jurusan Manajemen Pertanian.
6. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP., selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.
7. Bapak Ir. M. Masrudy, MP., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 8. Bapak Ir. Hasanudin, MP., selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
9. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu untuk doa dan kesabarannya serta adik-adikku yang telah memberikan dukungan baik kepada Penulis.
10. Eko Fery Aditama S. Pd. beserta keluarga yang telah banyak membantu selama praktik di lokasi penelitian.
proses praktik di lokasi penelitian dalam hal pengambilan sampel.
12. Ibu Waidah yang telah banyak membantu dalam pengambilan sampel di rumah warga.
13. Anton Cucuni dan Heri Sumardin selaku penyanggah satu (1) dan penyanggah dua (2), Desi Erviana, Ellen Jesica Samri, Susina, Sitti Hadijah, Nursatiah, serta Yuni Sarah selaku sahabat yang senantiasa menyemangati dan membantu dalam penulisan Karya Ilmiah.
14. Rekan-rekan Mahasiswa/Mahasiswi Manajemen Lingkungan Angkatan 2013 yang telah banyak membantu dan memberikan semangat serta inspirasi bagi Penulis sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan.
15. Bapak dan Ibu warga setempat yang telah bersedia dimintai keterangan dalam pengambilan data.
Sebaik apapun Penulis menyusun Karya Ilmiah ini, Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih baiknya Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sehingga dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.
Karti Suci Cahyani
Halaman HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK i
RIWAYAT HIDUP Ii
KATA PENGANTAR ... Iii
DAFTAR ISI Vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR Ix DAFTAR LAMPIRAN X I. PENDAHULUAN A. ... 1 B. ... 3 C. 3 D. Ruang Lingkup Desa Loa Duri Ilir .. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. ... 6
B. ... 7
C. ... 8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Jenis dan Jumlah 9
E. ... 9 F. 11 G. ... 12 H. ... 13 I. ... 14 J. ... 14 K. ... 16
III. METODE PENELITIAN ... 18
... 18
... 19
... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
... 28
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. ... 39
B. ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Jumlah Penduduk di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan
... 3
2. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Loa Duri Ilir... 4
3. Jumlah Kesejahteraan Keluarga di Desa Loa Duri Ilir ... 4
4. Jumlah Anggota Keluarga Res ... 24
5. Penghasilan Rata- ... 25
6. 26 7. Pembuangan Sampah Rumah Tangga oleh Responden 26 8. 27 9. Kesediaan Jika Dilakukan Pengelolaan Sampah secara Terpadu di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai 28 10. Rata-Rata Komposisi Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir. ... 47
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. 22
2. Komposisi Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Kecamatan
Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara 23
3. Pembagian Kuesioner Kepada Warga RT 25 Jalan Sukun Desa
Loa Duri Ilir 49
4. Penumpukan Sampah Di 50 5. 50 6. 51 7. 51 8. 52 9. 52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. 44
2. Rata-Rata Komposisi Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir... 47
3. 48
4. Foto- ... 49
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui, sampah sudah menjadi masalah bagi
semua lapisan masyarakat. Semakin hari sampah semakin menumpuk.
Perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang
diolah tidak seimbang. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas manusia,
pertambahan jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang
relatif tetap. Semakin maju gaya hidup manusia, semakin banyak sampah
yang dihasilkan. Barang-barang yang kita konsumsi dan gunakan semakin
bervariasi. Hampir semua barang-barang tersebut mempunyai kemasan
seperti sabun, shampo, pasta gigi, sikat gigi, deterjen, pewangi dan
pelembut pakaian, kapas, kardus, plastik, dan sterofoam.Bahan kimia seperti
cairan pembersih lantai dan kamar mandi, racun tikus dan serangga, bahkan
parfum dan sabun deterjen yang kita pakai pun adalah sampah yang
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.Belum lagi sisa-sisa
makanan, kulit buah dan sayur yang bertumpuk dalam keranjang sampah
sehari-hari, limbah dari pabrik dan industri, rumah sakit dan sebagainya
(Suryati, 2009).
Sampah merupakan hal yang sangat memprihatinkan di kalangan
masyarakat dewasa ini, mengingat minimnya perhatian dari masyarakat itu
sendiri dan juga pemerintah seperti halnya warga pemukiman RT 25 Jalan
Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan,yang termasuk dalam
masyarakat pedesaan selama ini memandang sampah sebagai komoditi
sampah yang menggunakan pendekatan akhir harus diganti dengan
paradigma baru dalam pengelolaan sampah hal ini dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah.
kembali dan pendaur ulang, sedangkan penanganan sampah meliputi
pewadahan, pengumpulan, pemilihan, pengangkutan, dan pengolahan
(Ayu, 2012).
Pemukiman warga RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir selama ini
hanya melakukan pengangkutan sampah dari timbulan sampah menuju
tempat pembuangan akhir tanpa melakukan pengurangan atau penanganan
sampah terlebih dahulu.Dengan pola pembuangan langsung ke TPS
(Tempat Pembuangan Sementara) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
sehingga masyarakat RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir tidak tersentuh
dengan pengelolaan sampah.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan
sampah yang lebih teratur, terencana, dan meningkatkan pemanfaatan
sampah untuk diolah kembali baik untuk sampah organik maupun sampah
anorganik.Dengan kreatifitas dan kerja keras dalam mengelola sampah
dapat berubah menjadi barang setengah jadi kemudian diolah sehingga
dapat menunjang kehidupan dari segi ekonomi sekaligus menjaga
kelestarian lingkungan hidup dan kualitas alam karena telah mengurangi
sampah menjadi barang yang berguna bagi kehidupan manusia.Sampah
yang tadinya tidak berguna lagi dan dibuang menjadi sebuah barang yang
bernilai ekonomis jika dapat memanfaatkannya dengan baik.Sampah organik
dapat diolah menjadi beberapa produk bernilai ekonomis, misalnya kompos
sabun, dan minuman dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
berbagai kerajinan tangan. Misalnya, tas, tempat alat tulis, dan lain
sebagainya.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
komposisi dari timbulan sampah, merencanakan pengelolaan sampah,
mengetahui partisipasi dan sikap masyarakat terhadap pengelolaan sampah
organik dan sampah anorganik di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian iniadalah mendapatkan
pengetahuan dan partisipasi masyarakat mengenai pengelolaan
persampahan sampah organik dan sampah anorganik di RT 25 Jalan Sukun
Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
D. Ruang Lingkup Desa Loa Duri Ilir
Secara umum Desa Loa Duri Ilir memiliki luas 12,7280 Ha dibentuk
pada tahun 2002 dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan
Sungai Mahakam, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purwajaya dan
Batuah, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Loa Duri Ulu dan sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Loa Janan Ulu.
Tabel 1. Jumlah penduduk di Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun. Jenis Kelamin (P/L) Jumlah ( jiwa )
2015 Laki-Laki 5215
Perempuan 4736
2016 Laki-Laki 3935
Perempuan 3856
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun. Jenis Kelamin (P/L) Jumlah ( jiwa )
2015 Laki-Laki 2467
Perempuan 2655
2016 Perempuan Laki-Laki 2524 92
Jumlah 7738
Sumber: Data Monografi Desa Loa Duri Ilir (2016)
Tabel 3. Jumlah Kesejahteraan Keluarga di Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
No. Jumlah Keluarga Jumlah (jiwa)
1 Prasejahtera 402 2 Sejahtera 1 1678 3 Sejahtera 2 71 4 Sejahtera 3 462 5 Sejahtera 3 Plus 3 Jumlah 2616
Sumber: Data Monografi Desa Loa Duri Ilir (2016)
Rukun Tetangga 25 Jalan Sukun terletak di Desa Loa Duri Ilir
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, wilayah RT 25
berbatasan dengan:
Sebelah Utara : RT 05
Sebelah Selatan : RT 24
Sebelah Barat : RT 12
Sebelah Timur : RT 13
Wilayah ini merupakan tempat dilaksanakannya penelitian mengenai
Studi Pengolahan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.Responden yang
diambil dari beberapa Kepala Keluarga dalam lingkungan wilayah RT 25
Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir berjumlah 50 Kepala Keluarga dengan jumlah
penduduk 147 jiwa.Berdasarkan informasi yang didapat rata-rata penghuni
yang berada di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir sebagian besar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Menurut Iskandar (2012) dalam Haryono (2014), sampah adalah
semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian. Sedangkan menurut Francois (2009)
sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya
aktifitas manusia. Sampah atau waste memiliki banyak pengertian dalam
batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia
maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah memiliki definisi yang beragam, menurut Undang-Undang
No 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah menurut Alex (2011) adalahhasil dari aktifitas manusia dalam
memanfaatkan alam yang meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak
berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang
buangan.Sedangkan menurut Sofian (2006) sampah itu sebagai emas yang
banyak mendatangkan manfaat dan keuntungan.Menurutnya sampah masih
bisa dimanfaatkan, asal kita mau memilahnya antara sampah organik dan
sampah anorganik kemudian mengolahnya agar lingkungan menjadi bersih
dan nyaman, yang dapat menghasilkan produk yang bermanfaat, dan dapat
B. Sumber Sampah
Menurut Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa berdasarkan
sumbersampah dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes):
Sampah ini terdiri bahan-bahan padat sebagai kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan di buang, seperti:sisa-sisa makanan
baik yang sudah jadi atau belum jadi, bekas pembungkus baik kertas,
plastik, maupun daun, dan pakaian-pakaian bekas.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar,
pangkalan ojek, dan sebagainya. Sampah ini berupa: kertas, plastik, dan
botol.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan,
perdagangan, perusahan dan sebagainya.Sampah ini berupa
kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya.Umumnya sampah ini
mudah terbakar (rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya
terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir dan
lain sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah
berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan
barang, plastik, kayu, dan kaleng.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian
misalnya jerami, sayur-mayur, batang padi, ranting kayu yang patah dan
sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan ini berupa
kotaran-kotoran ternak, sisa-sisa bangkai binatang, dan lain sebagainya.
C. Jenis Sampah
Menurut Hadiwiyoto (1983),menjelaskan bahwa berdasarkan jenis
sampah pada prinsipnya dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:
1. Sampah padat.
2. Sampah cair.
3. Sampah dalam bentuk gas.
Sampah pada umumnya dibagi 2 jenis, yaitu:
a. Sampah organik yaitu sampah yang mengandung senyawa -senyawa
organik, karena itu tersusun dari unsur-unsur seperti C, H, O, N, dan
lain-lain. Umumnya sampah organik dapat terurai secara alami oleh
mikroorganisme, contohnya sisa makanan, karton, kain, karet, kulit,
sampah halaman.
b. Sampah anorganik sampah yang bahan kandungannya non organik,
umumnya sampah ini sangat sulit terurai oleh mikroorganisme.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Jenis dan Jumlah Sampah
Menurut Kuncoro (2008), menjelaskan bahwa jenis dan jumlah
sampah umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Letak geografi
Letak geografi mempengaruhi tumbuh-tumbuhan dan kebiasaan
masyarakat, di dataran tinggi umumnya banyak sayur-sayuran,
buah-buahan dan jenis tanaman yang akhirnya akan mempengaruhi jenis dan
jumlah sampah.
2. Iklim
Iklim yang banyak hujan akan membuat tumbuhan bertambah
banyak dibandingkan didaerah kering sehingga sampahnya juga lebih
banyak.
3. Tingkat sosial ekonomi
Pada ekonomi yang baik maka daya beli masyarakat akan tinggi
dan sampah yang dihasilkan akan tinggi pula.
4. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk kota jumlahnya tinggi maka akan
menghasilkan sampah yang banyak pula.
5. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi mempengaruhi industri, dimana selanjutnya
akan menggunakan peralatan yang lebih baik, sehingga bahan
makanan tidak banyak yang terbuang dan hasil buangannya dapat
E. Efek Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
Menurut Tobing (2005), efek sampah terhadap manusia dan
lingkungan sebagai berikut:
1. Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai bi natang
seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat menimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menjamur misalnya jamur kulit.
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencemaran
binatang ternak melalui makannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktifitas).
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
F. Pengertian Sampah Organik dan Sampah Anorganik
Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat
lain sebagainya. Sampah organik memiliki banyak pengertian dalam batasan
ilmu pengetahuan sampah organik adalah merupakan barang yang dianggap
sudah tidak terpak ai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya,
tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar
(Akbar, 2012).
Selanjutnya Akbar (2012),menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang
sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sedangkan sampah anorganik menurut Sam (2008) dalam Haryono
(2014), adalah sampah yang sulit diuraikan. Sampah anorganik ini berasal
dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau
dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti
plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik dan kaleng.
G. Pengelolaan Sampah
Menurut Kuncoro (2008), pengelolaan sampah merupakan suatu
aliran kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil sampah. Sampah
dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan,
atau sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan
Pengelolaan sampah pada saat ini merupakan masalah yang
kompleks. Masalah-masalah muncul akibat semakin berkembangnya kota,
semakin banyak sampah yang dihasilkan, semakin beraneka ragam
komposisinya, keterbatasan dana dan beberapa masalah lain yang
berkaitan.
Pada dasarnya pengelolaan sampah ada 2 (dua) macam yaitu
pengelolaan untuk penanganan sampah setempat (pola individu) dan pola
kolektif untuk suatu lingkungan pemukiman atau kota.
Penanganan setempat dimaksudkan penanganan yang dilaksanakan
sendiri oleh penghasil sampah dengan menanam dalam galian tanah
pekarangannya.Hal ini dimungkinkan bila daya dukung lingkungan masih
cukup tinggi, misalnya tersedianya lahan.
Penanganan persampahan dengan pola kolektif, khususnya dalam
teknis operasional adalah suatu proses atau kegiatan penanganan sampah
yang terkoordinir untuk melayani suatu pemukiman atau kota.
H. Pewadahan Sampah
Pewadahan sampah adalah cara pembuangan sampah sementara
dari sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual
umumnya ditempatkan di depan rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan
wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah
diakses.
Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya.
Dengan adanya wadah yang baik, maka:
1. Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat
2. Air hujan yang berpotensi menambah kadar air dari sampah dapat di
kendalikan.
3. Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari (Enri
Damanhuri, 2006 dalam Kuncoro, 2008).
I. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan
cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah atau langsung
tempat pembuangan akhir.
Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Secara langsung (door to door).
Pada sistem ini, proses pengumpulan dan pengangkutan
sampah dilakukan secara bersamaan. Sampah dari setiap sumber akan
diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemrosesan
atau ke tempat pembuangan akhir.
2. Secara tidak langsung (communal).
Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemrosesan, atau
ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan
dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak
tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS (Sarudji, 1982 dalam Kuncoro,
J. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume
sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan
cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur
ulangan (SNI T-13-1990-F).
Menurut Suryati (2009), adapun teknik pengolahan sampah adalah
sebagai berikut:
1. Pengomposan (composting)
Adalah suatu cara pengolahan sampah organik dengan
memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi
kompos (proses pematangan).
2. Pembakaran sampah
Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat,
misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak
mengganggu. Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila
terdapat angin kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap
akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan
menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan
disuatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan incinerator,
namun pembakaran menggunakan incinerator memerlukan biaya yang
mahal.
3. Recycle atau mendaur ulang
Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana
dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas,
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk
yang sama atau berbeda dari bentuk semula.
4. Reuse atau memakai kembali
Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama
dengan recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada
pengolahan terlebih dahulu.
5. Reduce atau mengurangi
Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah,
misalnya tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.
K. Pengertian Sampah Anorganik
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk lainnya(Sutija, 2001).
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami.Dengan
kreatifitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada
beberapa sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan, misalnya:
a. Sampah gelas/kaca dapat didaur ulang dengan menghancurkan,
melelehkan, dan memproses kembali sebagai bahan baku dengan
temperatur tinggi sampai menjadi cairan gelas dan kemudian dicetak.
Jika dibuang, sampah gelas membutuhkan ratusan bahkan ribuan tahun
untuk bisa hancur dan menyatu dengan tanah. Sampah kaca juga dapat
digunakan kembali sebagai hiasan dinding atau sebagai pengaman
b. Sebagian besar kaleng dibuat dari aluminium melalui proses yang
membutuhkan banyak energi. Sampah kaleng dapat didaur ulang
dengan melelehkan dan menjadikan batang aluminium sebaga i bahan
dasar produk baru. Dengan demikian, sumber energi dapat dihemat,
polusi dapat dikurangi, dan sumber daya bauksit, kapur dan soda abu
sebagai bahan dasar aluminium dapat dihemat.
c. Sampah plastik, saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan
bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan
tempat tisu.
d. Sampah kain, sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau
sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi
masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau
dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan
untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, dan lainnya.
e. Sampah kertas, sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian
yang dipisahkan dari sampah lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke
tempat sampah atau dijual ke tukang loak, minimal kita sudah
memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan
pengolahan tingkat lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat
berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 7 (tujuh) bulan dimulai pada
bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016yang meliputi
persiapan penelitian, studi pustaka, survei lapangan, pengumpulan data
dan pelaksanaan penelitian serta pengambilan sampel yang dilakukan
sebanyak 25 sampel dari 25 kepala keluarga dan penyebaran kuesioner
sebanyak 50 rangkap untuk 50 responden/KK dengan skala waktu 1
hari. Hal ini di maksudkan agar memberi waktu terhadap pengumpulan
sampah organik dan anorganik serta penulisan karya ilmiah.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pemukiman warga RT 25 Jalan
Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Kuesioner 50 rangkap.
b. Kantong plastik, digunakan untuk mengambil sampel sampah untuk
kantong plastik berwarna merah muda untuk sampah organik
sedangkan plastik berwarna biru untuk sampah anorganik.
c. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan saat mengambil
d. Alat tulis menulis digunakan untuk mencatat di lapangan.
e. Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi penelitian.
f. Masker, untuk menutup hidung dan mulut agar tidak menghirup
udara yang tercemar secara langsung.
g. Timbangan gantung dengan kapasitas maksimal 50 kg, digunakan
untuk menimbang bahan baku dari penelitian.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sampah
organik dan sampah anorganik dari pemukiman warga RT 25 Jalan
Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai
berikut:
1. Studi Pustaka
Mencari dan mengumpulkan data-data dengan mempelajari
buku-buku, tulisan ilmiah dan peraturan perundangan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Survei Lapangan
Kunjungan ke lapangan untuk mengetahui lokasi dan kondisi
pembuangan sampah (dapat dilihat pada Gambar 4 di Lampiran 4).
3. Prosedur Kerja dalam Pengambilan Sampel
a. Meminta ijin kepada Ketua RT 25 untuk melakukan pengambilan
b. Wawancara dan menjelaskan sedikit mengenai tujuan penelitian
kepada warga yang dimintai keterangan atau sebagai penghasil
sampah dari kegiatan sehari-hari masyarakat RT 25 Jalan Sukun
Desa Loa Duri Ilir sebanyak 25 responden sebagai sampel yang
dalam 1 responden adalah 1 Kepala Keluarga.
c. Bagikan kantong plastik yang sudah di beri tanda kepada sumber
sampah 1 hari sebelum dikumpulkan (dapat dilihat pada Gambar 5
di Lampiran 4).
d. Setelah satu hari sesudahnya, kumpulkan kantong plastik yang
sudah terisi sampah.
e. Angkut seluruh sampah ke tempat pengukuran massa sampah ke
Tempat Pembuangan Akhir (dapat dilihat pada Gambar 6 di
Lampiran 4).
f. Timbang masing-masing kantong plastik sesuai dengan jenis
sampah menggunakan timbangan gantung (dapat dilihat pada
Gambar 7 dan 8 di Lampiran 4).
4. Prosedur Kerja Penyebaran Kuesioner
a. Bertemu dengan Bapak RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
dengan maksud meminta ijin untuk memperoleh data melalui
kuesioner terhadap warga sebanyak 50 responden (dapat dilihat
pada Gambar 3 di Lampiran 4).
b. Setelah mendapat ijin dari RT setempat kemudian menjelaskan
sedikit mengenai tujuan penelitian kepada warga yang dimintai
c. Setelah menjelaskan, penyebaran kuesioner dilakukan kepada 50
responden/Kepala Keluarga yang termasuk masyarakat RT 25.
d. Kuesioner dikembalikan kepada peneliti keesokan harinya.
5. Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan untuk mendukung penyusunan
laporan tugas akhir ini terdiri dari:
a. Data Sekunder
1) Mengetahui jumlah penduduk warga Desa Loa Duri Ilir
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yang
berjumlah 50 Kepala Keluarga.
2) Denah perumahan warga Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa
Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Data Primer
Menghitung komposisi dan menimbang sampah organik dan
sampah anorganik serta memperoleh data dari kuesioner yang telah
disebar/dibagikan kepada masyarakat RT 25 Jalan Sukun Desa Loa
Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
6. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dan digunakan dalam
perencanaan pengelolaan sampah. Tahapan pengerjaan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menghitung timbulan sampah.
Untuk timbulan sampah total/KK adalah:
2) Menganalisa data dengan menggunakan kuisioner kepada
responden. Kuisioner ini dibagikan/diserahkan kepada setiap kepala
keluarga yang termasuk masyarakat RT 25 Jalan Sukun Desa Loa
Duri Ilir sebanyak 50 responden untuk pengambilan data.
7. Perencanaan Pengolahan Sampah
Dalam penelitian ini, perencanaan pengolahan sampah
difokuskan pada lima aspek yaitu pewadahan, pengumpulan,
pemilahan, pengangkutan dan pengolahan.
D. Rancangan Penelitian
Secara garis besar, perencanaan ini meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: Studi pustaka Survei lapangan Pengumpulan data Sekunder Jumlah Penduduk Denah Perumahan Warga Desa Loa Duri Ilir
Primer
Massa Sampah Organik dan Anorganik
Persepsi masyarakat
Pengolahan data
Perencanaan pengolahan sampah
Organik Anorganik
Konsep Pengelolaan Sampah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Perhitungan Komposisi Sampah.
Komposisi sampah ditentukan berdasarkan pengambilan sampel
di lokasi (dapat diliihat Tabel 10 pada Lampiran 2). Hasil rata-ratanya
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.Komposisi Sampah RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
Komposisi sampah pada penelitian ini adalah berat sampah
organik dan sampah anorganik diukur menggunakan alat timbangan
gantung dalam setiap rumah dalam satu Kepala Keluarga. Dalam Tabel
10 yang terdapat pada Lampiran 2 menjelaskan bahwa sampah organik
memiliki rata-rata jumlah setiap Kepala Keluarga yang membuang
sampah sebanyak 3,00 Kg/KK/Hari. Sedangkan sampah anorganik
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00
Massa Sampah per KK (Kg)
Sampah Organik Sampah An Organik
memiliki jumlah rata-rata setiap Kepala Keluarga membuang sampah
setiap harinya adalah 1,18 Kg/KK/Hari.
2. Timbulan Sampah
Dari hasil pengukuran timbulan sampah, maka dapat diketahui
rata-rata timbulan sampah per KK/Hari adalah 4,18Kg/KK/Hari. Menurut
SNI 19-3964-1994 angka timbulan sampah perkotaan dalam hal ini kota
besar satuan timbulan sampahnya adalah 2,0-2,5 Kg/KK/Hari
sedangkan kota sedang/kecil, satuan timbulan sampahnya adalah
1,5-2,0 Kg/KK/Hari. Berdasarkan hasil pengukuran timbulan sampah total,
apabila dibandingkan dengan standar SNI, komposisi dari timbulan
sampah melebihi standar yang berlaku dalam kategori satuan timbulan
sampah kota besar dan kota sedang/kecil.
Sampah yang dibuang rata-rata adalah sampah yang bersifat
organik yang mudah membusuk, seperti sisa makanan, sisa potongan
sayuran, daun-daun pembungkus makanan dan lain-lain.Selain sampah
yang bersifat organik plastik juga merupakan sampah yang sering
dibuang oleh masyarakat Desa Loa Duri Ilir, seperti plastik pada
kemasan bumbu siap saji, pembungkus wadah sebagai alat untuk
3. Data yang Diperoleh Dari Kuesioner
a. Jumlah Anggota Keluarga Responden
Berikut ini adalah tabel jumlah anggota keluarga responden
di Desa Loa Duri Ilir.
Tabel 4.Jumlah Anggota Keluarga Responden
Jumlah Anggota
Keluarga (Orang) Persentase (%) 34
4-6 50
7-9 16
0 Sumber: Data Primer dari Kuesioner (2016)
responden (34%), 4-6 orang sebanyak 25 responden (50%), 7-9
0
responden (0%). Rata-rata anggota keluarga yang paling banyak
adalah antara 4-6 orang tiap 1 KK, hal tersebut disebabkan karena
mayoritas penduduk adalah orang pedesaan.
b. Penghasilan Rata-Rata Responden per Bulan
Berikut ini adalah penghasilan rata-rata responden di Desa
Loa Duri Ilir per bulan.
Tabel 5.Penghasilan Rata-Rata Responden Per Bulan
Penghasilan Perbulan (Rupiah) Presentase (%) < 500.000 18 500.000 1.000.000 28 1.000.000 2.000.000 38 > 2.000.000 16
Sumber :Data Primer dari Kuesioner (2016)
Jumlah penghasilan penduduk RT 25 Desa Loa Duri Ilir
rata-rata/bulan < 500.000 sebanyak 9 responden (18%) 500.000 -
sebanyak 19 responden (38%) > 2.000.000 sebanyak 8 responden
(16%). Penghasilan penduduk warga RT 25 Desa Loa Duri Ilir
sebagian besar berpenghasilan 1.000.000-1.500.000 mengingat
sebagian besar penduduk berpencaharian sebagai karyawan
swasta.Meskipun ada yang bermata pencaharian sebagai pegawai
negeri ataupun petani hanya sebagian kecil saja.
c. Pendidikan Terakhir Responden
Berikut ini adalah tabel pendidikan terakhir responden di
Desa Loa Duri Ilir:
Tabel 6.Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Presentase (%) Tidak Sekolah 4 SD 14 SLTP 30 SMA 38 Perguruan Tinggi 14
Sumber :Data Primer dari Kuesioner (2016)
Jumlah pendidikan terakhir yang tidak sekolah sebanyak 2
responden (4%) SD sebanyak 7 responden (14%) SLTP sebanyak
15 responden (30%) SMA sebanyak 19 responden (38%)
Perguruan tinggi sebanyak 7 responden (14%). Mayoritas
pendidikan terakhir penduduk RT 25 Desa Loa Duri Ilir adalah
lulusan SMA, karena sebagian besar mereka hanya menamatkan
pendidikan sampai pada tingkat SMA maka penduduk
berpenghasilan cukup besar, tetapi ada sebagian kecil yang
d. Pembuangan Sampah Rumah Tangga Setiap Hari
Berikut ini adalah tabel pembuangan sampah rumah tangga
oleh responden Desa Loa Duri Ilir setiap hari:
Tabel 7. Pembuangan sampah rumah tangga oleh responden setiap hari
Tempat Pembuangan Persentase (%)
Tempat Sampah Sendiri 66
Sungai Mahakam 0
Lainnya (Areal Rumah) 34
Sumber :Data Primer dari Kuesioner (2016)
Jumlah responden yang membuang sampah pada tempat
sampah sendiri sebanyak 33 responden (66%) membuang ke
sungai sebanyak 0 responden (0%).Lainnya (areal rumah)
sebanyak 17 responden (34%). Kebanyakan masyarakat RT 25
Desa Loa Duri Ilir membuang sampah yang mereka hasilkan ke
tempat pembuangan sampah sendiri yang nantinya akan dibuang
ketempat pembuangan akhir, namun ada juga masyarakat yang
langsung membuang ke tempat pembuangan akhir atau membakar
sampah secara langsung di areal rumah mereka. Lokasi Sungai
Mahakam sendiri letaknya ± 300 meter menurut perkiraan
penulis.Maka dari itu masyarakat RT 25 tidak membuang
sampahnya ke Sungai Mahakam.
e. Pemilahan Sampah Oleh Responden
Berikut ini adalah tabel pemilahan sampah oleh responden
dari Desa Loa Duri Ilir:
Tabel 8. Pemilahan sampah rumah tangga oleh responden
Pemilahan Persentase (%)
Dilakukan 38
Tidak 62
Jumlah responden yang memilah sampah sebanyak 19
responden (38%) yang tidak memilah sampahnya sebanyak 31
responden (62%).Sebagian masyarakat belum melakukan
pemilahan antara sampah yang bersifat organik maupun anorganik,
hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran
untuk mengelola sampah.
f. Kesediaan Jika Dilakukan Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Desa Loa Duri Ilir.
Berikut ini adalah tabel kesediaan jika dilakukan pengelolaan
sampah secara terpadu di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir.
Tabel 9. Kesediaan jika dilakukan pengelolaan sampah Secara terpadu di Desa Loa Duri Ilir.
Kesedian Pre sentase (%)
Ya 90
Tidak 10
Sumber: Data Primer dari Kuesioner (2016)
Jumlah responden yang bersedia berperan serta sebanyak
45 responden (90%) yang tidak bersedia sebanyak 5 responden
(10%). Masyarakat Desa Loa Duri Ilir sebagian besar mau berperan
serta jika dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu di
kampung mereka, sebagian besar dari mereka sadar bahwa
sampah jika dibiarkan secara terus-menerus akan mendatangkan
sumber penyakit.
B. Pembahasan
1. Kondisi Persampahan Desa Loa Dur Ilir
Masyarakat RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan
Loa Janan Kabupaten Kutai kartanegara tidak melihat sampah sebagai
campuran sampah basah (organik) dan kering (anorganik) di samping
rumah atau membuangnya ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
di depan gang rumah mereka.
Sampah yang dicampur tersebut sudah jadi masalah
sendiri.Pertama, sampah yang bisa didaur ulang asal dibakar dan
menjadi tidak berguna lagi. Kedua, sama halnya sampah organik yang
dapat dijadikan pupuk pun juga dibakar dan mengurangi, jika tidak
menghilangkan tingkat kesuburannya. Kebiasaan pembakaran sampah
dekat pemukiman penduduk pun juga tidak baik bagi kesehatan warga
setempat selain jelas mengurangi nilai kebersihan dan keindahan
lingkungan sekitar. Mereka tidak peduli kemana dan bagaimana akhir
dari sampah mereka, yang penting sampah mereka hilang dari depan
mata. Untuk kedepannya jika menimbulkan bau, nilai keindahan
menurun, timbunan sampah yang sudah melebihi ambang batas dan
pencemaran lingkungan menjadi isu yang tak terelakkan.
Sayangnya dengan semua masalah ini, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Kebersihan Kabupaten Kutai
Kartanegara atau Dinas yang terkait dengan masalah persampahan
belum menyentuh lapisan masyarakat pedesaan. Untuk melakukan
pengelolaan terhadap sampah mereka sendiri masih jauh dari pikiran
rata-rata masyarakat di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai kartanegara. Yang sering
masyarakat di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir lakukan hanyalah
membuang sampah di TPS dan atau membakarnya di areal rumah
mengakibatkan bertambahnya timbulan dan massa sampah yang lebih
banyak dalam setiap harinya, jika tidak segera dilakukan pengelolaan
sampah secara terpadu maka akan berdampak buruk bagi kesehatan
makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Menurut SNI 19 -3964-1994,
sebesar 1,5-2,0 Kg/KK/Hari dan kota besar
2,0-penelitian yang peneliti lakukan di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir
tentang timbulan sampah sebanyak 4,18 Kg/KK/Hari, dalam hal ini maka
RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir menghasilkan timbulan sampah
yang melebihi standar timbulan sampah dalam kota sedang dan kota
besar.
2. Sistem Pengelolaan Sampah secara Terpadu
Sistem pengelolaan sampah secara terpadu merupakan salah
satu alternatif terbaik yang benar-benar mampu mereduksi jumlah
komposisi sampah secara signifikan di Desa Loa Duri Ilir.Dimana dalam
sistem ini menuntut tanggung jawab, partisipasi dan peran aktif dari
berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat Desa Loa Duri Ilir dan
swasta.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan sistem pengel olaan sampah secara terpadu meliputi:
1. Tata cara merintis sebuah sistem pengelolaan sampah
2. Tanggung jawab pengelolaan
3. Metode pelaksanaan
4. Sistematika operasional
Pengelolaan sampah di Desa Loa Duri Ilir direncanakan secara
terpadu, dimana sampah dilakukan pemilahan sejak dari sumbernya
atau dari setiap rumah, untuk sampah yang bersifat organik setiap
rumah di haruskan untuk menyediakan wadah khusus, agar sampah
tersebut dapat dijadikan pupuk dengan metode pengkomposan.
Sedangkan untuk sampah yang masih dapat dimanfaatkan dikumpulkan
untuk didaur ulang. Lalu sampah-sampah yang telah dipak dan masih
memiliki nilai jual, dijual kepada pengumpul, sedangkan dana yang
didapatkan dari penjualan sampah tersebut, digunakan untuk biaya
operasional seperti pembayaran upah tenaga kerja dan peremajaan
peralatan pengelolaan sampah. Untuk residumaupun sampah-sampah
yang tidak memiliki nilai guna dan nilai jual, dapat didiskusikan dengan
Dinas Kebersihan Tenggarong untuk diangkut menuju TPA.
Kerjasama dengan pihak swasta dalam pembuangan sampah ke
TPA dilakukan dengan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut:
1. Penetapan tarif retribusi berdasar kualitas pelayanan.
2. Keharmonisan dan kerjasama dengan mitra swasta untuk
menjalankan kontrak yang saling menguntungkan.
3. Penetapan tingkat kualitas layanan dan kualitas sarana dan
prasarana.
4. Perencanaan Manajemen Pengelolaan Sampah di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir.
a. Pewadahan
Menurut Suryati (2009), setiap rumah tangga harus
menyediakan wadah baik berupa keranjang, kantong maupun kontainer
sampah tersebut, yang selanjutnya dibuang pada tempat sampah umum
yang telah tersedia sesuai dengan jenis sampah yang akan dibuang,
pewadahan di rumah rumah dilakukan dengan 3 jenis, yaitu:
a) Pewadahan sampah organik dan anorganik, di dalam rumah.
Maksud dari pewadahan sampah ini adalah untuk
memisahkan sampah yang bersifat organik dan anorganik agar
memudahkan dalam proses pengolahan selanjutnya.
Wadah yang digunakan untuk sampah di dalam rumah ini
atau sampah rumah tangga dengan menggunakan kantong
plastik.Alasan kenapa yang dipakai adalah kantong plastik, karena
sehat, mudah, praktis, cepat dalam operasi, dan dapat dipakai lebih
dari satu kali.Untuk membedakan mana sampah yang bersifat
organik dan anorganik, maka kantong plastik diberi tanda dengan
tulisan atau dibedakan warnanya.
b) Pewadahan sampah di luar rumah sebelum dilakukan pengumpulan
di TPS kampung.
Maksud dari pewadahan ini adalah memilah antara sampah
organik dan anorganik sebelum dibawa ke tempat pengumpulan atau
ke TPS kampung, sehingga di TPS tidak melakukan pemilahan lagi.
Pewadahan dengan menggunakan kantong plastik yang
dibedakan warnanya, dengan alasan:
1. Praktis
2. Dapat dipakai umum/pribadi
3. Lebih murah
Pewadahan ini dibagi menjadi 2 macam dengan diberi tanda
atau kode:
1. Untuk sampah organik.
2. Untuk sampah anorganik.
Penggunaan wadah ini diberlakukan untuk tiap 25 KK, dan
penempatan wadah ini di depan rumah, dengan tujuan agar
memudahkan dalam pengambilan untuk proses pengumpulan.
Dari hasil pengukuran terdapat komposisi sampah anorganik
untuk 25 KK, yaitu sebesar 1,18 Kg/Hari. Pengambilan dilakukan tiap
1 hari sekali.Rata rata 1 rumah memiliki 5 orang anggota
keluarga.Banyaknya rumah yang dilayani = 50 rumah, karena
penempatan wadah ini setiap 25 KK atau 25 rumah, maka 50/25
rumah = 2 tempat peletakan plastik dengan warna yang berbeda
sedangkan banyaknya plastik yang diperlukan adalah 50 unit plastik.
b. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan dengan mengambil sampah yang telah
ditempatkan dalam wadah yang telah dipilah menjadi 2 bagian, yaitu
untuk sampah organik dan anorganik, yang penempatannya diletakkan
di samping rumah warga agar mudah dalam pengambilannya.
c. Pemilahan
Sumber sampah yang paling besar yang dari 25 Kepala
Keluarga di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sampah organik, dimana
komposisi dari sampah organik yang peneliti timbang dari 25 sampel
anorganik sebesar 29,55 Kg/KK/Hari. Pemilahan sampah harus
dilakukan mulai dari sumber sampah yang dihasilkan, jadi pemilahan
dilakukan di tiap-tiap rumah warga Desa Loa Duri Ilir. Dimana pada
skala rumah tangga, setiap individu harus melakukan pemisahan dalam
pengumpulan sampah, yaitu dibagi menjadi:
1) Sampah organik, seperti sisa sisa makanan, sayuran, daun, serta
bahan lain yang dapat terdaur ulang secara alami.
2) Sampah anorganik, seperti plastik, kertas, logam, kaca, kaleng,
alumunium dan kain.
Pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya sejak dari rumah
sangat membantu dalam mengurangi beban proses pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan. Selain itu juga sangat membantu dalam
proses daur ulang, karena menyediakan bahan baku yang bersih untuk
di daur ulang atau digunakan lagi (Suryati, 2009).
d. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dilakukan setiap 1 hari sekali diangkut
dengan menggunakan gerobak dengan kapasitas 1m3, dengan alasan:
1. Operasi lebih mudah.
2. Jenis sampah berukuran besar dapat terangkut.
3. Mudah dan murah pemeliharaannya.
e. Pengolahan
Pengolahan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan
tujuan mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
(pemanfaatan sampah) atau mengolah sampah agar menjadi material
Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat
dimanfaatkan dapat diolah langsung.Misalnya, sampah anorganik
berupa botol atau gelas mineral, sedotan minuman, kemasan atau
bungkusan makanan kecil dapat dibuat menjadi berbagai kerajinan
tangan.Jika tidak sempat diolah sendiri, jual kepada
pengumpul.Sementara sampah kertas dan kayu dapat disusun menjadi
tumpukan.Untuk sampah kertas sebaiknya tidak diremas atau disobek,
agar masih dapat dimanfaatkan atau dijual.Bahan anorganik dari
sampah rumah tangga, seperti plastik atau botol kemasan, kaca, dan
besi, dapat dibersihkan untuk dimanfaatkan kembali atau dijual ke
penampung barang bekas.Sampah yang mengandung bahan-bahan
yang berbahaya seperti paku, bekas lampu neon, sisa racun
tikus/serangga, obat kadaluarsa, baterai, dan sejenisnya harus
dipisahkan, dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kotak atau bungkus
dengan rapi (Suryati, 2009).
5. Strategi Manajemen Pengelolaan Sampah.
Strategi manajemen pengelolaan sampah merujuk kepada 3 M yaitu
mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang
sampah yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai
dengan keinginan dari segi meminimalisasi sampah.S trategi ini dipengaruhi
oleh tempat dan cuaca yang meliputi tempat pembuangan sementara dan
iklim (Ayu, 2012).
a. Tempat Penampungan Sementara
Tempat penampungan sementara berfungsi untuk
sampah yang telah dikumpulkan diangkut ke TPS.Untuk sampah yang
masih bisa digunakan atau masih bisa dimanfaatkan kembali dilakukan
pengepakan untuk selanjutnya dijual pada pengumpul sampah. Hasil
dari penjualan sampah tersebut digunakan untuk biaya operasional
petugas dan sisanya masuk ke kas kampung untuk dana
pengembangan dan pembangunan. Sampah yang tidak bisa digunakan
atau dimanfaatkan kembali akan dibuang ke TPA yang bekerjasama
dengan pihak swasta, dengan mempertimbangkan:
1. Penetapan tarif retribusi berdasar kualitas pelayanan.
2. Keharmonisan dan kerjasama dengan mitra swasta untuk
menjalankan kontrak yang saling menguntungkan.
3. Penetapan tingkat kualitas layanan dan kualitas sarana dan
prasarana.
b. Iklim
Menurut Ayu (2012), iklim sangat mempengaruhi jumlah dan
jenis sampah. Iklim yang banyak hujan akan membuat tumbuhan
bertambah banyak dibandingkan di daerah kering sehingga sampahnya
juga lebih banyak. Pada saat musim penghujan jumlah sampah yang
dihasilkan lebih banyak dibanding pada saat musim kemarau komposisi
sampah juga akan berbeda. Selain itu sampah yang dihasilkan pada
saat musim penghujan mempunyai kualitas yang kurang bagus untuk
dijadikan kompos, hal tersebut disebabkan karena banyak terdapat
kandungan air dalam sampah. Agar kualitas sampah tetap bagus untuk
pewadahan sampah dalam perencanaan ini menjadi prioritas utama.
Adapun pewadahan yang diterapkan adalah sebagai berikut
a. Untuk pewadahan kompos, peletakannya di tempat yang terlindung
dari sengatan sinar matahari langsung ataupun air hujan. Karena
akan sangat mengganggu proses pembusukan atau fermentasi.
Sebaiknya diletakkan dalam ruangan.
b. Untuk pewadahan yang berada di luar rumah seperti kantong plastik
diberi tutup agar pada saat musim penghujan air tidak masuk ke
dalam kantong plastik yang dapat mempengaruhi kualitas sampah
yang akan di manfaatkan kembali menjadi barang yang lebih
berguna lagi.
6. Sosialisasi dan Pendekatan terhadap Masyarakat
Tujuan dari sosialisasi dan pendekatan masyarakat adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Loa Duri Ilirakan pentingnya
pengelolaan sampah. Di samping terciptanya lingkungan yang bersih, juga
akan mendatangkan nilai ekonomis bagi warga Desa Loa Duri Ilir dengan
melaksanakan pengelolaan sampah secara terpadu. Pendekatan dapat
dilakukan lewat organisasi organisasi yang ada di Desa Loa Duri Ilir, seperti
Karang Taruna dan PKK. Langkah langkah dalam proses sosialisasi untuk
menerapkan pengelolaan sampah secara terpadu di RT 25 Jalan Sukun
Desa Loa Duri Ilir adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan gagasan sistem pengelolaan sampah secara mandiri
dan produktif kepada tokoh masyarakat RT 25 Jalan Sukun Desa Loa
Duri Ilir, antara lain Ketua RT, Dasa Wisma, Pengurus Pengajian dan
b. Menurut Ayu (2012) ntukan Tim Pengelola Sampah Kampung.
Tim ini sangat penting peranannya dalam mengawal keberlangsungan
sistem pengelolaan sampah yang akan dijalankan oleh masyarakat.
Mereka yang duduk dalam tim sebaiknya dipilih mereka yang
mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab dan
mampu bekerjasama dengan masyarakat. Bersama tokoh -tokoh
masyarakat yang ada, tim ini bertugas melakukan sosialisasi, edukasi,
evaluasi dan motivasi secara terus menerus kepada masyarakat agar
mau dan mampu melaksanakan pengelolaan sampah swakelola. Tim
c.
masyarakat (anak-anak hingga orang tua) dengan metode demonstrasi,
tanya jawab, permainan, dan perlombaan-perlombaan. Lomba
kebersihan lingkungan antar kelompok dasawisma, lomba membuat
kompos dan lomba kreasi daur ulang. Pemuda diberi peran besar dalam
sosialisasi ini antara lain menjadi organisasi sosialisasi kepada pemuda/i
dan
anak-d.
sampah dilakukan beberapa latihan, misalnya latihan memisahkan
sampah sesuai jenisnya, latihan membuat kompos, latihan membuat
e. menerapkan sistem pengelolaan
sampah secara terpadu sesuai dengan mekanisme yang disepakati,
dimulai dari kegiatan pemilahan sampah sesuai jenisnya di rumah
terdekat. Pengurus kampung dapat membuat surat himbauan kepada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, massa sampah organik RT 25 Jalan
Sukun Desa Loa Duri Ilir memiliki rata-rata 3,00 Kg/KK/Hari, massa
sampah anorganik memiliki rata-rata 1,18 Kg/KK/Hari. Sedangkan
timbulan sampah yang dihasilkan 4,18 Kg/KK/Hari.
2. Sumber sampah yang paling besar di RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri
Ilir adalah sampah organik, dimana komposisi dari sampah orga nik di
RT 25 Jalan Sukun Desa Loa Duri Ilir sebesar 3,00 Kg/KK/Hari,
sedangkan untuk sampah anorganik sebesar 1,18 Kg/KK/Hari.
3. Perencanaan pengelolaan sampah secara terpadu di RT 25 Jalan
Sukun Desa Loa Duri Ilir adalah:
a. Pewadahan dilakukan dengan 2 jenis:
1) Pewadahan sampah organik dan anorganik di dalam rumah,
dengan menggunakan kantong plastik.
2) Pewadahan sampah di luar rumah sebelum dibawa ke TPS
kampung. Pewadahan sampah dengan menggunakan kantong
plastik yang dibagi menjadi 2 macam, yaitu untuk sampah
organik dan anorganik.
b. Pengumpulan dilakukan dengan mengambil sampah yang telah
ditempatkan dalam wadah yang telah dipilah menjadi 2 bagian, yaitu
c. Pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari masing masing rumah
penduduk dengan memilahkan antara sampah organik dan
anorganik.
d. Pengangkutan sampah dilakukan setiap satu hari sekali, diangkut
dengan menggunakan gerobak dengan kapasitas 1m3.
e. Pengolahan sampah dilakukan dengan cara sampah yang sudah
dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan diolah langsung dengan
tujuan dapat mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis (pemanfaatan sampah) atau mengolah sampah agar
menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
pengelolaan sampah, agar tercipta lingkungan yang bersih.
2. Perlu dilakukan sosialisasi secara intensif dalam pengelolaan sampah
secara terpadu.
3. Perlu mengadakan koordinasi secara terpadu dari instansi yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dengan semua instansi
dan masyarakat.
4. Sebaiknya dilakukan sosialisasi disertai pelatihan terhadap masyarakat
Desa Loa Duri Ilir bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi jika di
perdaya gunakan, misalnya sampah organik yang dapat dijadikan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, K.R. 2012.Studi Pemanfaatan Potens i Biomass dari Sampah Organik Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Briket) Dalam Mendukung Program
Eco-Campus. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
digilib.its.ac.id/public/ITS-
paper-24674-2408100026-paper-pdf.Diakses tanggal 26 Agustus 2016.
Alex, S. 2011. Sukses Mengelola Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.Penerbit Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Anonim, 1995.Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan (SNI 19-3964-1995),Badan Standar Nasional, Jakarta.
Ayu, B.C. 2012. Kajian Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik di RT 12 Kecamatan Sungai Kunjang Kelurahan Loa Buah Kotamdya Samarinda. Karya Ilmiah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.Samarinda.
Djuarnani, Dkk 2008. Cara Cepat Membuat Kompos. Penerbit PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Francois, J.N. 2009.Sampah. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hadiwiyoto, S. 1983.Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.Penerbit Yayasan Irdayu. Jakarta.
Haryono. 2012. Studi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Sesayap. KaryaIlmiah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.Samarinda.
Kuncoro, W. 2008.TA/TL/2008/0254 Pengeloaan Sampah Secara Terpadu di Kampung Nitripiyan. Penelitian kompos.pdf, Adobe Reader
http://docplayer.info/144726-Tugas-akhir-pengelolaan-sampah-secara-terpadu-dikampung-Nitripayan.html.co.id. Diakses Tanggal 08 Agustus 2016.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan Kedua. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sofian.2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah/Sofian; Penyunting, Tetty. Cetakan Pertama. Penerbit Agro Media Putaka. Jakarta.
Suryati, T. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah/Teti Suryadi/Penyunting Topan-cetakan Pertama. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tobing, I. SL. 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia.Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.
http://dokumen.tips/documents/dampak-sampah-terhadap-kesehatan lingkungan-dan-mausia-tobing-2005.html.co.id.Diakses Tanggal 26 Agustus 2016.
Lampiran 1
Contoh Kuesioner
Responden yang terhormat, kami yang merupakan mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Seberang sedang mengerjakan suatu STUDI PENGOLAHAN SAMPAH DI RT 25 JALAN SUKUN DESA LOA DURI ILIR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
yang berasal dari masyarakat.Oleh karena itu saya sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat desa Loa Duri Ilir untuk mengisi kuesioner ini.Atas waktunya saya ucapkan terima kasih.
Bagian I
Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden.
1. Nama : ... 2. Alamat : ... 3. Usia saat ini : tahun
4. Jenis kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan 5. Status tingkat pendidikan
a. SD b. SLTP c. SMA
d. Perguruan Tinggi e. Lainnya (...) 6. Pekerjaan Anda saat ini?
a. Pelajar/mahasiswa b. Petani
c. Pegawai Negeri d. Wiraswasta
7. Berapakah pendapatan/gaji Anda per bulan? a. < Rp. 150.000,-
b. Rp. 150.000,- s/d Rp. 500.000,- c. Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- d. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- e. > Rp. 2.000.000,-
Bagian II
Pernyataan pada poin II merupakan tolok ukur pada pengolahan sampah di sekekitar
pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda).
PERYATAAN Ya Tidak Kadang -
kadang
Tidak pernah Apakah anda sebelum membuang
sampah, anda terlebih dahulu
memisahkan sampah antara organik dan sampah anorganik
Apakah anda pernah memanfaatkan sampah anda kembali (daur- ulang) Apakah pihak dari Dinas Kebersihan Kota Tenggarong pernah mengadakan penyuluhan tentang bahayanya sampah Apa selama ini Bapak/Ibu berbelanja membawa tas belanja sendiri
Bagian III
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang sampah?
2. Sampah jenis apa saja yang anda hasilkan?
3. Apakah anda selama ini sudah membuang sampah pada tempatnya?
4. Berapa kali Bapak/Ibu membuang sampah dalam satu minggu?
5. Apakah Bapak/Ibu langsung membuang sisa sayuran yang tidak di masak atau digunakan kembali?
6. Kalau tidak digunakan kembali Bapak/Ibu membuangnya dimana? Dan kalau digunakan kembali Bapak/Ibu mengolahnya menjadi apa?
7. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan sampah anorganik menjadi barang yang dapat bernilai ekonomis?
8. Kalau ya, Bapak/Ibu memanfaatkan sebagai apa? Dan kalau tidak di manfaatkan Bapak/Ibu sampah anorganik tersebut di apakan?
9. Apakah rumah Bapak/Ibu sudah bersih dari sampah?