• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADAR DEBU PADA DAUN ANGSANA DI KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADAR DEBU PADA DAUN ANGSANA DI KOTA BANDA ACEH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

109

AND DIVERSITY OF DUST IN ANGSANA LEAF IN BANDA ACEH CITY

Khairunnisa

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Jl. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes RI Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. Telp. 065146126. Kode Pos 23352,

e-mail: [email protected]

Abstrak: Pencemaran udara yang disertai dengan meningkatnya kadar Pb di udara menjadikan lingkungan kota yang tidak sehat dan dapat menurunkan kesehatan manusia, oleh karena itu kadar logam berat seperti Pb di udara harus diupayakan tidak terus bertambah naik. Salah satu cara yang efektif untuk menangani polusi udara adalah dengan konsep penanaman pohon pelindung. Keberadaan pohon pelindung sebagai fitoremediasi pencemaran udara di jalan-jalan besar. Penelitian ini untuk menganalisis kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadar debu pada daun tanaman peneduh jalan yang ada di beberapa jalan utama di kota Banda Aceh. Jenis penelitian adalah diskriptif, sampel yang yang akan diperiksa adalah daun tanaman Angsana yang diambil dari delapan lokasi. Hasil penelitian didapatkan akumulasi Pb dalam daun Angsana tertinggi diperoleh di Jl. Cut Nyak Dhien sejumlah 6,93μg/g untuk bulan Agustus dan 11,77μg/g untuk bulan September. Kadar debu tertinggi sejumlah 0,810 g dari sampel di Jl.T.Nyak Arief, dan Kepadatan kendaraan bermotor tertinggi di Jl. Pangeran Diponegoro (1210 unit/jam). Kesimpulannya adalah tanaman Angsana dapat dijadikan absorban alami terhadap pencemaran Pb dari kendaraan bermotor.

Kata Kunci: Logam Berat, timbal (Pb), Debu, Pohon Angsana

Air pollution accompanied by increasing levels of Pb in the air makes the urban environment unhealthy and can reduce human health, therefore levels of heavy metals such as Pb in the air should be attempted not to continue to increase. One effective way to deal with air pollution is the concept of tree-planting. The existence of a protective tree as a physiemediation of air pollution in major roads. This research is to analyze the content of heavy metal of lead (Pb) and dust level on leaf of shade plants that exist in some main road in Banda Aceh city. The type of research is descriptive, samples that will be examined are Angsana plant leaves taken from eight locations. The result showed that Pb accumulation in Angsana leaf was obtained at Jl. Cut Nyak Dhientotaling 6.93μg / g for August and 11.77μg / g for September. The highest dust content amounted to 0.810 g of the sample at Jl.T.Nyak Arief, and the highest density of motor vehicles on Jl. Pangeran Diponegoro (1210 units / hour). In conclusion, Angsana plants can be used as natural absorbants of Pb contamination from motor vehicles.

(2)

PENDAHULUAN

Aktivitas masyarakat perkotaan meningkat tajam disertai dengan meningkatnya penggunaan energi bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor maupun pada berbagai aktivitas lain yang menimbulkan efek negatif bagi lingkungan, yaitu polusi udara.3 Beberapa partikel yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor, bengkel-bengkel otomotif, dan limbah rumah tangga seperti timbal (Pb), tembaga (Cu), dan zink (Zn) juga mengalami peningkatan. Partikel-partikel tersebut pada konsentrasi tertentu dapat membahayakan kesehatan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan sehingga perlu penanganan secara serius.

Banda Aceh merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Aceh yang memiliki luas wilayah 61,36 m2 dengan jumlah penduduk mencapai 224.209 jiwa. Sebagai ibukota propinsi, Kota Banda Aceh tidak luput dari segala aktivitas masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk yang tinggi (2,4%/tahun) akan meningkatkan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Peningkatan

jumlah kendaraan bermotor yang terjadi di Kota Banda Aceh mencapai 12.000-14.000 unit perbulan4. Peningkatan jumlah kendaraan tersebut berefek terhadap peningkatan pemakaian bahan bakar minyak. Jumlah kendaraan baru yang bertambah di Aceh selama 2015 mencapai 113.206 unit.5 Pencemaran udara yang disertai dengan meningkatnya kadar Pb diudara akan menjadi lingkungan Kota yang tidak sehat dan dapat menurunkan kesehatan manusia, oleh karena itu kadar logam berat seperti Pb diudara harus diupayakan tidak terus bertambah naik. Salah satu cara yang efektif untuk menangani polusi udara adalah dengan konsep penanaman pohon pelindung6. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menyebabkan semakin tingginya tingkat kemacetan disejumlah ruas jalan, yang berdampak pada peningkatan polutan (racun) di udara.

Banyak orang terdorong untuk menggunakan kendaraan pribadi terutama sepeda motor karena ketiadaan transportasi umum yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Akibatnya, kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari khususnya pada

(3)

jam-jam sibuk. Tingginya laju pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan jumlah transportasi sebagai sarana aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Masalah adanya akumulasi logam berat dapat berpengaruh pada tanaman dan tanah di sekitar jalur lalulintas. Akumulasi logam pada pohon tersebut dapat dijadikan bioindikator dari polusi suatu area. Semakin besar kemampuan tanaman dalam menyerap logam dari udara, maka semakin banyak kadar logam dapat dibersihkan pada lingkungan tersebut. Tinggi rendahnya akumulasi tanaman terhadap logam Pb, Cu, dan Zn berbeda-beda menurut jenisnya, tingkat pertumbuhannya, jarak terhadap sumber pencemar, dan konsentrasi bahan pencemar. Kemampuan mengakumulasi partikel logam juga dipengaruhi oleh struktur daunnya, yaitu permukaan daun yang kasar dan berlekuk lebih menahan partikel logam sehingga tidak mudah terbawa angin dan hujan1.

Adanya Pb dalam tubuh manusia dapat menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb). Penghambatan pembentukan hemoglobin (Hb) mengakibatkan terjadinya anemia.

Logam Pb bisa merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar dan membuat anak-anak bersifat heperaktif. Selain itu Pb juga mempengaruhi organ-organ tubuh antara lain sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung serta gangguan pada otak sehingga anak mengalami gangguan kecerdasan dan mental6.

Melihat besarnya dampak negatif Pb terhadap manusia maka diperlukan tindakan untuk mereduksi Pb dari udara. Salah satu metode untuk menanggulangi pencemaran Pb di udara adalah dengan menggunakan tanaman yang dikenal dengan istilah fitoremediasi. Pohon Angsana merupakan salah satu pohon peneduh jalan yang banyak dijumpai di jalan-jalan utama kota Banda Aceh. Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang pemanfaatan tanaman peneduh jalan sebagai bioindikator logam berat dan dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan pencemaran udara. METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan kandungan logam berat Pb yang terdapat pada daun tanaman angsana.

(4)

Sampel diambil pada 8 (delapan) lokasi. Untuk mengetahui kepadatan lalu lintas pada setiap titik dilakukan penghitungan jumlah kendaraan yang diamati selama satu jam.

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu koleksi sampel, preparasi sampel, dan analisis dengan dengan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Type Shimadzu AA 6300.

Pengambilan sampel bersifat purposive sampling. Sampel diambil pada 7 jalan utama di kota Banda Aceh dan satu di wilayah pemukiman. Untuk mengetahui kepadatan lalu lintas, pada setiap titik dari delapan lokasi jalan dilakukan penghitungan jumlah kendaraan bersamaan dengan waktu sampling yaitu selama satu jam. Pemilihan lokasi berdasarkan kepadatan lalulintasnya antara lain di daerah persimpangan. Pengamatan jumlah kendaraan dilakukan selama 1 jam dengan menghitung jumlah kendaraan roda empat keatas dan kendaraan roda dua. Waktu penghitungan kendaraan dilakukan pada saat puncak lalulintas, yaitu mulai pukul 8.00 sampai dengan 9.00 WIB. Lokasi pengambilan sampel yaitu Jl.Soekarno-Hatta (Keutapang), Jl.Teuku Umar (Gunongan), Jl.Tgk.Chik Pante Kulu, Jl.Pangeran

Diponegoro, Jl.T. Nyak Arief, Wilayah Pemukiman, Jl.Cut Nyak Dhien, dan Jl. Teuku Umar.. Pengambilan sampel daun tanaman dilakukan satu kali pengulangan setelah 30 hari.

Daun angsana yang digunakan sebagai sampel adalah daun berwarna hijau tua di bagian ranting paling bawah dekat dengan jalan. Selanjutnya daun angsana dipotong dari ranting pohon menggunakan gunting dengan hati-hati. Sampel tersebut diambil menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Sampel dibawa ke Laboratorium MIPA Kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh untuk dianalisis kadar Pb dan kadar debunya.

Gambar 1 Tumbuhan Angsana yang digunakan pada penelitian

Pengukuran kadar Pb daun angsana Uji kandungan logam berat Pb dilakukan di Laboratorium MIPA Kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

(5)

Pengukuran kadar debu pada daun angsana

Lima lembar daun angsana diambil dengan memotong ujung tangkai dengan pisau secara hati-hati. Selanjutnya dengan menggunakan pinset, daun angsana ditimbang untuk mendapatkan berat awal. Kemudian daun dibersihkan dengan tisu secara hati-hati. Setelah itu daun ditimbang kembali untuk mendapatkan berat akhir.

HASIL PENELITIAN

Kandungan Pb berdasarkan lokasi sampel

Kandungan Pb tertinggi pada bulan September 2016 dengan rata-rata kandungan Pb dalam daun Angsana adalah 5,03 μg/g, sedangkan pada bulan Agustus 2016 didapatkan rata-rata 2,57μg/g. Kandungan Pb tertinggi didapatkan di lokasi sampel Jl. Cut Nyak Dhien yaitu 9,35 μg/g dan hasilnya ditabulasikan pada Tabel 1 dan diilustrasikan pada Gambar 1. Tabel 1. Kandungan Pb Daun Angsana

di Jalan-jalan Utama Kota Banda Aceh

No Lokasi Pengambilan Sampel Agustus 2016 (μg/g) September 2016 (μg/g) Rata-rata 1 Jl. Soekarno-Hatta (Keutapang) 2,18 8,17 5,18 2 Jl. Teuku Umar 0,95 1,16 1,06 (Gunongan) 3 Jl. Tgk. Chik Pante Kulu 1,41 2,50 1,95 4 Jl. Pangeran Diponegoro 2,83 3,82 3,32 5 Jl. T. Nyak Arief 5,46 11,18 8,32 6 Wilayah Pemukiman 0,36 0,67 0,51 7 Jl. Cut Nyak Dhien 6,93 11,77 9,35 8 Jl. Teuku Umar 0,44 1,00 0,72 Jumlah 20,55 40,27 Rata-rata 2,57 5,03

Gambar 2 Kadar Pb Dalam Daun Angsana.

Hasil ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kadar Pb dalam daun angsana selama 30 hari.

Kadar debu berdasarkan lokasi sampel

Tingkat kadar debu pada daun Angsana yang di ambil pada delapan lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(6)

Tabel 2. Kadar Debu Pada Daun Angsana di Jalan-jalan Utama Kota Banda Aceh No Lokasi Pengambilan Sampel Kadar Debu (g) 1 Jl. Soekarno-Hatta (Keutapang) 0,542 2 Jl. Teuku Umar (Gunongan) 0,028 3 Jl. Tgk. Chik Pante Kulu 0,531 4 Jl. Pangeran Diponegoro 0,782 5 Jl. T. Nyak Arief 0,810 6 Wilayah Pemukiman 0,033

7 Jl. Cut Nyak Dhien 0,074

8 Jl. Teuku Umar 0,461

Jumlah 2,479

Rata-rata 0,309

Dari Tabel 2 tersebut didapatkan kadar debu pada daun Angsana yang tertinggi adalah 0,810 g, yaitu di Jl. T. Nyak Arief. Adapun rata-rata kadar debu di delapan lokasi pengambilan sampel adalah 0,309 g. Jumlah kendaraan bermotor yang melintasi lokasi sampel

Hasil penelitian terhadap jumlah kendaraan bermotor yang melintasi lokasi pengambilan sampel didapatkan kepadatan tertinggi di jalan Pangeran Diponegoro sebanyak 1.210 unit kendararan selama satu jam pengamatan.

Tabel 3. Jumlah Kendaraan Bermotor yang Melintasi Lokasi Sampel

No Lokasi Jumlah (unit/jam) 1 Jl. Soekarno-Hatta (Keutapang) 764 2 Jl. Teuku Umar (Gunongan) 225 3 Jl. Tgk. Chik Pante Kulu 387 4 Jl. Pangeran Diponegoro 1.210 5 Jl. T. Nyak Arief 1.081 6 Wilayah Pemukiman 156

7 Jl. Cut Nyak Dhien 464

8 Jl. Teuku Umar 523

Jumlah 4.810

Rata-rata 601,25

Dari Tabel 3 didapatkan jumlah kendaraan bermotor yang melintasi jalan–jalan utama di Kota Banda Aceh adalah 4.810 unit/jam. Jumlah kendaraan bermotor yang terbanyak di Jalan Pangeran Diponegoro sejumlah 1.210 unit/jam, Sedangkan jumlah kendaraan yang paling sedikit yaitu 156 unit/jam di wilayah pemukiman. Penghitungan jumlah kendaraan dilakukan selama 1 jam dengan menghitung jumlah kendaraan roda empat keatas dan kendaraan roda dua. Waktu penghitungan kendaraan dilakukan pada saat puncak lalulintas, yaitu mulai pukul 8.00 sampai dengan 9.00 WIB.

Pada Gambar 2 terlihat akumulasi kandungan Pb dalam daun Angsana bervariasi. Akumulasi Pb pada bulan

(7)

Agustus2016 berkisar antara 0,36 μg/g – 6,93 μg/g, dan pada bulan September 2016 berkisar 0,67 μg/g – 11,77 μg/g.

Secara normal kandungan Pb dalam berbagai jenis tanaman berkisar antara 0,5 – 3 µg/g atau dengan kata lain kandungan maksimal Pb dalam tanaman adalah 3,0 µg/g.18 Berdasarkan batasan ini maka dapat diketahui bahwa kandungan Pb dalam daun Angsana yang ada di beberapa jalan utama Kota Banda Aceh sekitar 62,5% sudah melebihi batas normal kandungan Pb pada tanaman.

Penyerapan Pb melalui daun terjadi karena partikel Pb di udara jatuh dan mengendap pada permukaan daun. Jumlah dan ukuran stomata pada daun mempengaruhi banyaknya kandungan Pb yang terserap. Selain itu adanya perbedaan lokasi, waktu, dan cuaca menyebabkan adanya perbedaan kandungan Pb pada daun angsana ini.

Pada penelitian ini konsentrasi Pb di udara tidak diukur. Diasumsikan bahwa tingkat kepadatan lalu lintas (jumlah kendaraan) akan menggambarkan tingkat Pb di udara, karena semakin tinggi kepadatan lalulintas pada suatu daerah maka semakin besar emisi Pb yang dilepaskan ke udara di daerah tersebut. Sumber pencemar Pb di udara berasal dari asap yang dikeluarkan oleh

kendaraan bermotor, karena Pb ditambahkan pada bensin sebagai anti letup.

Pada bulan Agustus 2016, kandungan Pb tertinggi dalam daun Angsana terdapat di jalan Cut Nyak Dhien (6,93 μg/g). Tingginya kandungan Pb ini diduga karena lokasi ini banyak dilalui kendaraan bermotor yaitu (464 unit/jam). Sedangkan kandungan Pb terendah dalam daun Angsana (0,36 μg/g) terdapat di wilayah pemukiman. Rendahnya kandungan Pb ini karena kendaraan yang melalui lokasi tidak sebanyak kendaraan pada jalan utama dan banyaknya tanaman peneduh lainnya yang berada di lokasi ini.

Pada bulan September 2016, kandungan Pb tertinggi dalam daun Angsana terdapat di jalan Cut Nyak Dhien (11,77 μg/g). Sedangkan kandungan Pb terendah dalam daun Angsana (0,67 μg/g) terdapat di wilayah pemukiman. Rendahnya kandungan Pb ini karena kendaraan yang melalui lokasi tidak sebanyak kendaraan pada jalan utama dan banyaknya tanaman peneduh lainnya yang berada di lokasi ini.

Tingginya Pb daun di Jalan Cut Nyak Dhien dan di jalan T. Nyak Arief disebabkan oleh beberapa faktor selain jumlah kendaraan yang melewati jalan ini juga jumlah tanaman yang ada di

(8)

sepanjang jalan. Jumlah kendaraan yang cukup tinggi disertai dengan seringnya terjadi kemacetan dan jalan yang berdebu, banyaknya bangunan, serta jumlah tanaman yang tidak begitu banyak maka dapat menyebabkan semakin banyaknya polutan di udara. Menurut Genje dan Page dalam Putere, (2004), sejumlah timbal (Pb) di dalam dan pada permukaan daun tanaman dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan bermotor. Tingginya Pb daun erat kaitannya dengan morfologi tanaman maupun morfologi daun.

Adanya perbedaan Pb daun berdasarkan tempat berkaitan dengan perbedaan jumlah kendaraan yang melewati tempat yang satu dengan tempat lainnya. Perbedaan jumlah kendaraan, bahan bakar yang digunakan, tahun kendaraan, konfigurasi jalan, serta ada tidaknya hambatan akan berpengaruh terhadap pencemaran udara. Kandungan Pb daun yang rendah pada permukaan daun licin seperti pada daun angsana, karena pada permukaan daun yang licin lebih mudah tercuci oleh air hujan atau diterbangkan oleh angin.

Intoksikasi akibat Pb, diklasifikasikan pada keracunan kronik Pb dimana para penderita yang terpapar terus menerus menyebabkan Pb yang terhirup akan terakumulasi dalam tubuh sampai suatu tingkat

tertentu sehingga memberikan tanda-tanda keracunan8.

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin banyak kendaraan yang melewati lokasi penelitian maka semakin tinggi pula kadar debu yang dihasilkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadar Debu Pada Daun Angsana di Kota Banda Aceh, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Jumlah kandungan Pb tertinggi pada sampel daun yang diambil di Jl.Cut Nyak Dhien sejumlah 6,93 μg/g pada bulan Agustus 2016 dan 11,77 μg/g pada bulan September 2016. Sedangkan kandungan Pb terendah didapat pada lokasi wilayah pemukiman sejumlah 0,36 μg/g (bulan Agustus) dan 0,67 μg/g (bulan September), (2) Kadar Debu pada daun Angsana yang tertinggi adalah 0,810 g, yaitu di Jl. T.Nyak Arief, (3)Kepadatan kendaraan bermotor tertinggi di Jl. Pangeran Diponegoro yaitu 1.210 unit/jam dan jumlah total kendaraan yang melewati 8 lokasi sampel adalah 4.810 unit/jam, (4)Semakin banyak kendaraan yang melewati jalan maka

(9)

semakin tinggi pula kadar debu yang dihasilkan, (5) Daun Angsana dapat dijadikan sebagai absorban alami bagi kandungan Pb dan kadar debu

DAFTAR PUSTAKA

1. Dahlan, E.N. (2004). Hutan Kota

Untuk Peningkatan Kualitas

Lingkungan. Asosiasi

Pengusaha Hutan Indonesia. Jakarta.

2. Kord B, Mataji A, Babaie S. (2010).

Pine (Pinus eldarica Medw) needles as indicator for heavy metals pollution, Journal Environment Sciences Technology 71: 79-84.

3. Wardhana. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi

Revisi. Yogyakarta: Andi Offset

4. BPS Kota Banda Aceh, (2016).

Banda Aceh Dalam Angka.

Banda Aceh.

5. Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh,

http//www.goaceh.co/berita/bac a/2016/01/19. Diakses tanggal 10 April 2016.

6. Widowati W, Sastiono A, Jusuf R. (2008). Efek Toksik Logam,

Pencegahan dan

penanggulangan pencemaran.

Yokyakarta: Andi.

7. Palar, H. (2008). Pencemaran Dan

Toksikologi Logam Berat.

Rineka Cipta, Jakarta.

8. Fardiaz, S. (2006). Polusi Air Dan

Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

9. Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P, 2006. Toksikologi Logam Berat

B3 dan Dampaknya Terhadap

Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.2. No.2. Diakses tanggal 10 April 2016. 10. Mukono, H.J. 2002. Epidemiologi

Lingkungan. Airlangga

University Press, Surabaya. 11. Santi, D.N, 2001. Pencemaran

Udara Oleh Timbal (Pb) serta Penanggulangannya. Diakses tanggal 7 Maret 2016.

12. Kozlowski, T.T, Kramer P.J, Pallardy, S.G., 1991. The Physiological Ecology of Woody Plants. Academic Press

Inc. New York.

13. Naria, E. 2005. Mewaspadai Dampak Bahan Pencemar Timbal (Pb) Di Lingkungan Terhadap Kesehatan. Jurnal

Komunikasi Penelitian Volume 17 No.4.

14. Ardyanto, D., 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat

Yang Terpajan Timbal

(Plumbum), Jurnal Kesehatan

Lingkungan, Volume 2, No.1. 15. Wardana, AW. 2004. Dampak

Pencemaran Lingkungan. Andi

Offset. Yogyakarta.

16. Mukono, H.J. 2002. Penyehatan

Udara. Airlangga University

Press, Surabaya.

17. Sulasmini LK. 2007. Peranan tanaman penghijauan angsana, bungur, dan daun kupu-kupu sebagai penyerap emisi Pb dan debu kendaraan bermotor di jalan Cokroaminoto, Melati, Cut Nyak Dien di Kota Denpasar. Ecotrophic 2: 1-11.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Pb Daun Angsana di Jalan-jalan Utama Kota Banda Aceh
Tabel  2. Kadar  Debu  Pada  Daun Angsana di  Jalan-jalan  Utama  Kota Banda Aceh No Lokasi Pengambilan Sampel Kadar Debu(g) 1 Jl

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam menganalisis kandungan logam berat timbal (Pb) stasiun II (Sebelah Barat) kandungan logam timbal (Pb) terletak pada kulit ikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari semua sampel ikan kaleng yang diperiksa, semuanya mengandung logam berat timbal (Pb) dengan kadar yang

Selain itu, ditemukannya kadar logam berat Timbal (Pb) dalam perairan juga disebabkan karena peristiwa alam yakni melalui proses pengkristalan logam Timbal dengan bantuan air hujan

Analisa data kandungan logam berat timbal (Pb) diuji secara statistik menggunakan SPSS uji T, masing-masing terhadap : 1) Kandungan logam berat timbal (Pb) air

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah memberikan informasi mengenai kandungan logam berat timbal (Pb) dan Besi (Fe) pada air, sedimen dan daging ikan

Berdasarkan hasil penelitian kandungan logam berat Pb (timbal) dan Cu (tembaga) pada sampel air di 6 stasiun menunjukkan kadar yang tidak terdeteksi karena kemungkinan

Terhadap media kultur tanpa penambahan logam berat Timbal (Pb), juga dilakukan analisa kandungan logam berat Timbal (Pb) dan diketahui bahwa pada media

Analisis Kadar Logam Berat Timbal Pb Pada Ikan Bader Barbonyumas Gonionotus Di Sungai Berantas Dan Sungai Berangkal Daerah Kabupaten Mojokerto.. Analisis Kadar Logam Berat Timbal Pb