• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM AIR SUNGAI SILAU DI KOTA KISARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM AIR SUNGAI SILAU DI KOTA KISARAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM AIR SUNGAI SILAU DI KOTA KISARAN

Haqqi Annazili Nasution1, Alexander Tuahta Sihombing2

1,2Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNA, Kisaran Sumatera Utara 1,2Universitas Asahan; Jl. Jend. Ahmad Yani Kisaran, Telp. (0623) 42643 e-mail: 1annazilihaqqi@yahoo.com, 2alexandertuahtasihombing@gmail.com

ABSTRAK

Sungai adalah salah satu sumber air yang digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan dan memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup sehingga air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/ komponen lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau di kota kisaran dan tingkat pencemarannya yang dibandingkan dengan standar baku air dalam PP No 82 tahun 2001. Penelitian dilakukan pada bulan Juni - September 2017. Pengambilan sampel air sungai menggunakan metode purposive sampling yang diambil dari tiga stasiun sungai silau di kota kisaran. Parameter yang dianalisis adalah tingkat pencemaran logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) melalui uji-t satu pihak dan data kuesioner yang diperoleh dari masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pinggir sungai Silau yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0. Hasil analisis data menyatakan bahwa air sungai silau telah teridentifikasi mengandung logam berat Timbal (Pb) sehingga perlu pengawasan yang rutin untuk mengantisipasi agar tidak terjadinya pencemaran logam berat Timbal (Pb). Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa konsentrasi logam berat timbal (Pb) tidak berbeda signifikan dengan standar baku air dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa air sungai silau tidak tercemar logam berat Timbal (Pb) dan tidak terdapat dampak negatif secara langsung bagi kesehatan masyarakat sekitar. Hal ini didukung oleh data kuesioner yang menyimpulkan bahwa tidak ada masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan yang dipengaruhi oleh keberadaan logam berat Timbal (Pb).

Kata kunci: analisis kandungan Pb dalam air, Sungai Sei Silau

1. PENDAHULUAN

Sungai adalah salah satu sumber air yang digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan dan memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup sehingga air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/ komponen lainnya. Salah satu fungsi sungai bagi sektor pertanian adalah sebagai sarana irigasi bagi lahan pertanian seperti sawah, kebun dan sektor pertanian lainnya. Sungai mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik sehingga dibutuhkan pelestarian agar sungai dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Sungai-sungai di Sumatera Utara dan khususnya sungai silau banyak dimanfaatkan untuk irigasi, air minum, pertanian dan industri. Oleh karena itu, masyarakat sangat memerlukan informasi tentang tingkat pencemaran pada air sungai tersebut demi kebaikan bersama dan juga sebagai pengawasan rutin yang menyangkut pencemaran lingkungan khususnya pada air sungai silau di kota Kisaran.

Sungai silau yang merupakan sungai besar yang membentang dari ujung selatan Kabupaten Asahan, bermuara di Kota Tanjung Balai. Sungai Silau merupakan sungai terbesar kedua setelah sungai Asahan dan memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat yang dilaluinya. Dari

(2)

segi manfaat, Sungai Silau memberikan hasil bumi yang melimpah seperti tambang pasir, ikan, kerang dan sebagainya. Daerah aliran sungai Silau ini juga berdekatan dengan pemukiman masyarakat dan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang memiliki dampak besar sebagai sumber pencemar pada air sungai Silau tersebut. Daerah aliran sungai Silau banyak memberi keuntungan untuk masyarakat di sekitarnya, akan tetapi kawasan daerah aliran sungai Silau dan sekitarnya di khawatirkan dapat tercemar akibat aktivitas masyarakat dan industri di sekitar aliran sungai tersebut, maka diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi perairan yang ada di sekitar masyarakat sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan.

Pencemaran yang berbahaya antara lain adalah pencemaran logam berat. Logam berat merupakan salah satu jenis zat polutan lingkungan yang paling umum dijumpai dalam perairan. Logam berat ini juga dapat berdampak negatif terhadap manusia yang menggunakan air tersebut dan organisme yang ada di dalam sungai. Terdapatnya kandungan logam berat dalam organisme mengindikasikan adanya sumber logam berat yang berasal dari alam atau dari aktivitas manusia (Mohiuddin et al., 2011). Kegiatan industri yang intensif dan aktivitas manusia telah banyak mengakibatkan pelepasan limbah logam berat ke lingkungan (Karbassi et al., 2008).

Logam berat juga dapat berpindah dari lingkungan ke organisme dan dari organisme satu ke organisme lain melalui rantai makanan (Yalcin et al., 2008). Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar perairan, membentuk sedimentasi dan juga menyebabkan masyarakat yang menggunakan air yang mengandung logam berat tersebut akan memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut. Air yang mengandung logam berat akan menjadi bahan racun dalam tubuh makhluk hidup (Palar, 2008). 1.1 Tujuan

1. Mengetahui kandungan (konsentrasi) logam berat Timbal (Pb) dalam air Sungai Silau di kota Kisaran.

2. Mengetahui tingkat pencemaran logam berat Timbal (Pb) dalam air Sungai Silau yang dibandingkan dengan standar baku air PP No 82 tahun 2001.

1.2 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada individu maupun kelompok atau instansi tentang konsentrasi dan tingkat pencemaran dari logam berat Timbal (Pb) dalam air Sungai Silau di Kota Kisaran.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - September 2017 di daerah aliran sungai silau di kota kisaran. Pengambilan sampel air dilakukan di tiga stasiun. Stasiun I berada di Kelurahan Tebing Kisaran, stasiun I merupakan kawasan aktifitas manusia yang tinggi. Stasiun II berada di Kelurahan Tegal Sari, pada stasiun ini juga merupakan daerah aktifitas manusia dan dimanfaatkan sebagai tempat mandi, cuci dan kakus. Stasiun III berada di Kelurahan Sendang Sari, kawasan ini merupakan daerah yang cukup banyak aktifitas manusia yaitu pada daerah

(3)

pinggiran sungai dimanfaatkan masyarakat untuk berkebun. Analisis kandungan logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau dilakukan di Laboratorium Pengembangan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan Sumatera Utara.

Gambar 2.1. Peta lokasi pengambilan sampel penelitian 2.2 Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan terdiri dari, peralatan gelas, pipet tetes, botol sampel 500 mL, gelas kimia, GPS, kertas label, AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry), masker,sarung tangan. Bahan yang akan digunakan terdiri dari, HNO3, larutan standar Pb, larutan pekat HNO3,

larutan sampel.

2.3 Prosedur Penelitian

2.3.1 Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan logam berat adalah “Purpossive Sampling” pada tiga stasiun pengamatan. Waktu pengambilan sampel akan dilakukan pada pagi hari dimulai dari pukul 08.00-11.00 WIB. Pengambilan sampel air dimasukkan ke dalam botol sampel dari masing-masing stasiun, kemudian akan dianalisis di Laboratorium Pengembangan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan Sumatera Utara. 2.3.2 Pengambilan sampel

Sampel air sungai diambil menggunakan botol sampel sebanyak 500 ml selanjutnya ditambahkan dengan asam nitrat (HNO3) lalu dimasukkan ke dalam ice box dan dibawa ke laboratorium untuk

dianalisis menggunakan AAS (Atomatic Absorption Spectrophotometer) (Ramessur et al., 2001). Menurut APHA Standard Methods (1998), untuk pengawetan sampel air yang akan dianalisis kandungan logam beratnya perlu dilakukan penambahan HNO3 pekat. Setelah sampel

(4)

diawetkan, sampel dimasukkan ke dalam cool box bersuhu 4-5oC. Sampel air dianalisa di

Laboratorium Pengembangan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan Sumatera Utara. Kandungan logam Pb diukur dengan menggunakan alat AAS (Atomic Absorption

Spectrophotometry) yang berada di Laboratorium Pengembangan Politeknik Teknologi Kimia

Industri Medan Sumatera Utara. 2.3.3 Analisis Data

2.3.3.1 Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)

Untuk melihat kandungan logam berat Timbal (Pb) dalam air di Sungai Silau maka dilakukan analisis terhadap sampel dengan menggunakan alat AAS (Atomatic Absorption

Spectrophotometry) yang berada di Laboratorium Pengembangan Politeknik Teknologi Kimia

Industri Medan Sumatera Utara.

2.3.3.2 Tingkat Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb)

Untuk melihat tingkat pencemaran logam berat pada air di Sungai Silau maka hasil analisis kandungan logam berat Timbal (Pb) dibandingkan dengan standar baku air berdasarkan PP. No. 82 tahun 2001. Kemudian dilakukan pengolahan data melalui uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t pihak kanan dengan dibantu aplikasi SPSS 16.0.

2.3.3.3 Analisis Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Air Sungai Silau

Untuk mendukung hasil uji hipotesis, dilakukan analisis sikap dan tindakan masyarakat melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir sungai silau untuk mengetahui sikap dan tindakan masyarakat terhadap sumber air sungai silau. Selanjutnya data kuesioner diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Kandungan Logam Berat Pb di Air

Berdasarkan dari hasil pengukuran kandungan logam berat Timbal (Pb) di air sungai silau di kota kisaran, kandungan logam berat Timbal (Pb) tertinggi terdapat pada sampel air yang diperoleh dari stasiun I yaitu Kelurahan Tebing Kisaran sebesar 1.112 mg/L dan kandungan logam yang terendah diperoleh pada stasiun III yaitu Kecamatan Sendang Sari sebesar 0,19 mg/L.

Untuk lebih jelas nilai rata-rata kandungan logam berat Pb dalam air sungai silau dapat di lihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut.

(5)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.11 0.44

0.19 Air Sungai Silau

Stasiun Pengamatan Konsentrasi (mg/L)

Gambar 3.1. Diagram kandungan logam Timbal (Pb) dalam Air Sungai Silau 3.1.2 Uji Normalitas Data

Pengujian hipotesis didahului dengan uji normalitas data melalui one-sample

Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil pada Tabel 3.1 sebagai

berikut.

Tabel 3.1. Tabel uji normalitas data dengan uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Konsentrasi

N 3

Normal Parametersa Mean .58100

Std. Deviation .476677 Most Extreme Differences Absolute .282 Positive .282 Negative -.206 Kolmogorov-Smirnov Z .489

Asymp. Sig. (2-tailed) .971

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan data dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa data yang diperoleh dan akan diolah berdistribusi normal.

3.1.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji-t satu pihak yaitu uji-t pihak kanan dengan menggunakan SPSS 16.0 sehingga diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.

(6)

Tabel 3.2. Tabel hasil uji hipotesis dengan uji-t satu pihak One-Sample Test Test Value = 0.03 T df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Konsentrasi 2.002 2 .183 .551000 -.63313 1.73513

Dari data diatas diperoleh bahwa t hitung = 2,002 dan n-1= 2 dengan significant (α) = 0,05 diperoleh t tabel = 2,920, maka t hit < t tabel sehingga diperoleh kesimpulan Ho diterima. Ini berarti bahwa air sungai Silau di kota Kisaran tidak tercemar logam berat Timbal (Pb).

3.1.4 Analisis Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Air Sungai Silau

Berdasarkan hasil data kuesioner yang diperoleh dari masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pinggir sungai silau diperoleh hasil analisis sebagai berikut:

3.1.4.1 Analisis Sikap Masyarakat

Berdasarkan analisis data kuesioner yang diperoleh dari masyarakat dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pinggir sungai silau sudah memiliki cukup pengetahuan dan sikap yang tepat didalam menjaga kebersihan diri dan sumber air sungai silau yang berada dekat dengan mereka. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sekitar 66,7 % tidak setuju dan 33,3 % kurang setuju bahwa air sungai langsung dapat digunakan sebagai sumber air bersih. Ini berarti masyarakat mengerti bahwa air sungai silau tidak dapat dijadikan sumber air bersih yang digunakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Tetapi ada 10 % masyarakat yang masih berpendapat bahwa air sungai silau dapat digunakan sebagai bahan untuk mencuci makanan yang akan dimasak seperti sayuran, ikan dan lainnya. Padahal sebenarnya hal ini dapat menghantarkan kandungan logam berat berbahaya yang ada dalam air sungai menjadi secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia.

Secara umum hasil analisis sikap masyarakat terhadap sumber air Sungai Silau dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut.

(7)

Gambar 3.2. Diagram hasil analisis sikap masyarakat terhadap sumber air Sungai Silau

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat setuju bahwa air sungai silau tidak dapat langsung dijadikan sebagai sumber air bersih dan tidak menggunakan air sungai silau untuk bahan makanan dan minuman oleh masyarakat disekitar air sungai silau. Masyarakat juga setuju untuk tetap bersama menjaga kebersihan di daerah aliran sungai silau yang ada di kota kisaran. Hal ini juga diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah dan lembaga pencinta lingkungan untuk menciptakan lingkungan air sungai yang bebas dari pencemaran logam berat berbahaya.

3.1.4.2 Analisis Tindakan Masyarakat

Berdasarkan data perlakuan masyarakat terhadap sumber air sungai silau yang dianalisis diperoleh hasil bahwa rata-rata masyarakat di sekitar sungai tidak ada yang menggunakan air sungai untuk sumber air bersih dan bahan untuk dikonsumsi dan ikut menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang tinja dan limbah lainnya ke sungai. Tetapi ada sekitar 63,3 % masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pinggir sungai silau sering menggunakan air sungai silau untuk keperluan mencuci pakaian dan peralatan dapur.

Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu faktor yang mencemari air sungai silau tersebut. Secara umum hasil analisis sikap masyarakat terhadap sumber air Sungai Silau dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut.

(8)

Gambar 3.3. Diagram hasil analisis tindakan masyarakat terhadap sumber air Sungai Silau Secara umum dapat disimpulkan bahwa rata-rata masyarakat di sekitar air sungai silau tidak menggunakan air sungai silau sebagai bahan makanan dan minuman. Masyarakat juga ikut serta dalam menjaga kebersihan di daerah aliran sungai silau yang ada di kota kisaran.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dalam Air Sungai Silau

Hasil pengukuran kandungan logam berat Timbal (Pb) di stasiun I, yaitu berada di Kelurahan Tebing Kisaran menunjukkan konsentrasi Pb yaitu 1,112 mg/L. Menurut PP no.82 Tahun 2001 bahwa kandungan Pb di stasiun ini sudah melebihi nilai standar baku yaitu 0,03 mg/L. Hal ini disebabkan karena letak stasiun I berada dekat dengan daerah yang banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia dan juga bersumber dari emisi gas buang kendaraan bermotor. (Hidayah dkk, 2012). Konsentrasi logam berat dapat dipengaruhi oleh masuknya buangan yang mengandung logam berat seperti limbah industri, limbah domestik dan limbah pertanian (Darmono, 1995).

Kandungan logam berat Timbal (Pb) pada stasiun II yaitu berada di daerah Kelurahan Tegal Sari diperoleh nilai Pb dalam air yaitu 0,441 mg/L. Terjadinya penurunan kandungan logam Pb dikarenakan stasiun ini terletak pada daerah yang aktifitas masyarakatnya kurang dibandingkan pada stasiun I. Pada stasiun II ini juga telah melebihi baku mutu PP no.82 Tahun 2001. Menurut Connel dan Miller (1995) bahwa cairan limbah rumah tangga dan aliran air perkotaan juga merupakan salah satu faktor yang cukup besar dalam menyumbangkan logam Pb ke dalam perairan.

Pada stasiun III yaitu di daerah Kelurahan Sendang Sari memiliki nilai kandungan logam Pb dalam air yaitu 0,19 mg/L. Menurut PP no. 82 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb pada stasiun ini juga lebih besar dibandingkan nilai standar baku yaitu 0,03 mg/L. Hal ini disebabkan

(9)

karena letak stasiun merupakan daerah pemukiman dan aktifitas manusia pada pemukiman lebih sedikit di bandingkan pada stasiun I dan II.

Kemungkinan yang terjadi munculnya perbedaan nilai kandungan logam berat Pb dari stasiun I sampai stasiun III disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan sampel dan faktor lingkungan lainnya. Pada musim hujan kandungan logam akan lebih kecil karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi (Darmono, 1995). Hal ini menyatakan bahwa air sungai silau telah teridentifikasi mengandung logam berat Timbal (Pb).

3.2.2 Tingkat Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dalam Air Sungai Silau

Uji hipotesis yang dilakukan yaitu uji-t pihak kanan bertujuan untuk melihat tingkat pencemaran logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau dan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsentrasi logam berat Timbal (Pb) dengan nilai standar baku air PP No. 82 Tahun 2001, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau. Hal ini juga diperkuat dengan masih belum adanya dampak negatif secara langsung bagi kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di lingkungan air sungai silau di kota kisaran.

3.3.3 Analisis Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Air Sungai Silau 3.3.3.1 Analisis Sikap

Berdasarkan analisis data kuesioner yang diperoleh dari masyarakat dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pinggir sungai silau sudah memiliki cukup pengetahuan dan sikap yang tepat didalam menjaga kebersihan diri dan sumber air sungai silau yang berada dekat dengan mereka. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sekitar 66,7 % tidak setuju dan 33,3 % kurang setuju bahwa air sungai langsung dapat digunakan sebagai sumber air bersih. Ini berarti masyarakat mengerti bahwa air sungai silau tidak dapat dijadikan sumber air bersih yang digunakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Tetapi ada 10 % masyarakat yang masih berpendapat bahwa air sungai silau dapat digunakan sebagai bahan untuk mencuci makanan yang akan dimasak seperti sayuran, ikan dan lainnya. Padahal sebenarnya hal ini dapat menghantarkan kandungan logam berat berbahaya yang ada dalam air sungai menjadi secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat setuju bahwa air sungai silau tidak dapat langsung dijadikan sebagai sumber air bersih dan tidak menggunakan air sungai silau untuk bahan makanan dan minuman oleh masyarakat disekitar air sungai silau. Masyarakat juga setuju untuk tetap bersama menjaga kebersihan di daerah aliran sungai silau yang ada di kota kisaran. Hal ini juga diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah dan lembaga pencinta lingkungan untuk menciptakan lingkungan air sungai yang bebas dari pencemaran logam berat berbahaya.

3.3.3.1 Analisis Tindakan

Berdasarkan data perlakuan masyarakat terhadap sumber air sungai silau yang dianalisis diperoleh hasil bahwa sekitar 63,3 % masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pinggir sungai

(10)

silau sering menggunakan air sungai silau untuk keperluan mencuci pakaian dan peralatan dapur. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor yang mencemari air sungai silau tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa rata-rata masyarakat di sekitar air sungai silau tidak menggunakan air sungai silau sebagai bahan makanan dan minuman. Masyarakat juga ikut serta bersama menjaga kebersihan di daerah aliran sungai silau yang ada di kota kisaran. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang memiliki keluhan penyakit akibat keberadaan logam berat. Tetapi disisi lain masih banyak aktifitas masyarakat yang masih dapat menjadi faktor penyebab munculnya dan terakumulasinya kandungan logam berat dalam air sungai silau tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya penanggulangan atau antisipasi berupa pengawasan rutin agar tidak terjadinya pencemaran logam berat berbahaya pada air sungai silau tersebut.

3.2.3 Upaya Penanggulangan Pencemaran

Upaya penanggulangan agar tidak terjadinya pencemaran logam berat Pb di aliran sungai silau di kemudian hari, maka harus adanya pengawasan secara rutin. Masyarakat dan pemerintahan bersama-sama harus ikut serta di dalam menjaga dan mengawasi semua aktifitas manusia yang dapat meningkatkan jumlah konsentrasi logam berat dalam air sungai silau tersebut sehingga dapat melestarikan air sungai silau yang bebas terhadap kandungan logam berat yang berbahaya dan masyarakat dapat memanfaatkan air sungai silau untuk kebutuhan sehari-hari tanpa efek negatif dari penggunaan air sungai silau tersebut.

4. KESIMPULAN

1. Tingkat kandungan logam berat Pb dalam air sungai silau yang terdapat pada stasiun I, II, dan III sebesar 1,112 mg/L; 0,441 mg/L; 0,190 mg/L.

2. Tingkat pencemaran kandungan logam Pb dalam pada air sungai silau berdasarkan standar baku air PP no. 82 Tahun 2001 diperoleh hasil uji hipotesis bahwa air sungai silau tidak tercemar logam berat Timbal (Pb), tetapi telah teridentifikasi adanya kandungan logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau yang kemungkinan besar dapat terjadi akumulasi konsentrasi sehingga perlu adanya pengawasan yang rutin terhadap air sungai silau tersebut, walaupun pada kenyataannya masih belum berdampak negatif secara langsung bagi kesehatan masyarakat yang berada di sekitar daerah aliran sungai silau tersebut.

5. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan logam berat pada biota/organisme di aliran sungai silau dan perlu dilakukan penelitian dengan sebaran lokasi pengambilan sampel yang lebih luas untuk mendapatkan data yang lebih mencukupi agar nantinya diperoleh hasil data yang lebih beragam. Sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih efektif dan memberikan manfaat yang lebih lagi bagi masyarakat maupun lingkungan di masa yang akan datang.

(11)

[1] Mohiuddin KM, Y Ogawa, HM Zakir,K Otomo and N Shikazono., 2011. Heavy metals contamination in the water and sediments of an urban river in a developing country.

International Journal of Environmental Science and Technology, Vol.8, 723–736.

[2] Karbassi, A. R.; Monavari, S. M.; Nabi Bidhendi, G. R.; Nouri, J.; Nematpour, K., 2008. Metal pollution assessment of sediment and water in the Shur River. Environ. Monitor. Assess., No.147, Vol.1-3, 107-116.

[3] Wulan SP, Thamrin & Amin B. 2013, Konsentrasi, Distribusi dan Korelasi Logam Berat Pb,

Cr dan Zn pada Air dan Sedimen di Perairan Sungai Siak sekitar Dermaga PT. Indah Kiat Pulp and PaperPerawang-Provinsi Riau, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas

Riau, Riau.

[4] Hermanto dan Santoso., 2006. Adsorpsi Ion Logam Pb (II) Pada Membran

Selulosa-Khitosan Terikat Silang. Akta Kimia Indonesia: Surabaya. Vol.2 No. 1 Oktober 2006: 9-24

[5] Yalcin G, Narin I, & Soylak M. 2008. Multivariate Analysis of Heavy Metal Contents of Sediments From Gumusler Creek, Nigde, Turkey. Environmental Geology, Vol.54, 1155-1163.

[6] Palar, H. 2008, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rieneka Cipta, Jakarta.

[7] Agustina, T. 2010. “Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan dan Dampaknya Pada Kesehatan”. Teknubuga, No. 2, Vol.2, 53-65.

[8] Peraturan Pemerintah [PP] RI No 82 Tahun 2001.

[9] Ardhana, Made M. 1994, Mikrobiologi Air, Universitas Udayana, Bali.

[10]Michael, P. 1990, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, UI, Jakarta.

[11] Solihin dan Darsati S. 1993, Air, Jurusan Pendidikan FPMIPA, IKIP, Bandung.

[12]Syah, A. 1995, Menulis dan Lingkungan Hidup, Proyek Perguruan Tinggi (P2T), Unhalu, Kendari.

[13]Connel, D.W. dan Miller, G.J. 1995, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, UI-Press, Jakarta.

[14]Widowati, W., Astiana S. Dan Raymond J. 2008, Efek Toksik Logam, Andi, Yogyakarta [15]Ramessur RT., Parry SJ. and Ramjeawon T. 2001. The relationship of dissolved Pb to some

dissolved trace metals (Al, Cr, Mn and Zn) and to dissolved nitrate and phosphate in a freshwater aquatic system in Mauritius. Environment International, No.4, Vol 26, 223-230. [16]APHA (American Public Health Association). 1998. Standard methods for the examination

of water and waste water . 20th ed. APHA, AWWA, WPCF. Washington, Vol.4, 114.

[17]Hidayah, A.M., Purwanto, Soeprobowati, T.R. 2012. Kandungan Logam Berat Pada Air,

Sedimen dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Keramba Danau Rawapening.

[18]Darmono,. 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Universitas Indonesia, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1. Peta lokasi pengambilan sampel penelitian 2.2 Alat dan Bahan
Gambar 3.1. Diagram kandungan logam Timbal (Pb) dalam Air Sungai Silau 3.1.2 Uji Normalitas Data
Tabel 3.2. Tabel hasil uji hipotesis dengan uji-t satu pihak One-Sample Test Test Value = 0.03                                     T df Sig
Gambar 3.2. Diagram hasil analisis sikap masyarakat terhadap sumber air Sungai Silau

Referensi

Dokumen terkait

Namun kedua primer tersebut belum dapat mengamplifikasi sampel bakteri yang berasal dari beragam sumber seperti sedimen laut dalam, bakteri rongga mulut, dan bakteri

Sastrawan MPU tanggal 15 s/d 17 Oktober 2012 yang bertempat di Pendopo Candra Kirana Hotel Brongto Provinsi DI Yogyakarta 100 Sosialisasi Tari Walijamaliha dengan target

3.1.5 Strategija razvoja Starega gradu Celje Februarja 2004 sta Turistično društvo Celje in Zavod za turizem Celeia Celje pripravila pismo o nameri s programom oživitve Starega

Kalsium klorida diproduksi dari batu kapur (kalsium karbonat) yang direaksikan dengan asam klorida (HCl) pada kondisi tertentu untuk dapat bereaksi menjadi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan pada tanggal 9 Januari 2020 lalu dengan Kepala Rumah Autis cabang Depok, Bapak Suyono, disebutkan bahwa

Fitur karakteristik lain dari kurva energi potensial ini adalah adanya sekunder minimum pada  jarak antarpartikel yang relatif besar. Jika minimum ini cukup mendalam

Kemudian ditemukannya kejanggalan dalam salah satu proses penyelesaian kasus Erisman, dimana Erisman dituntut melanggar kode etik anggota DPRD Padang karena terbukti

13 Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai. sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah