• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DENGAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DENGAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DENGAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

FUNGSIONAL SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas – Tugas dan Persyaratan Akhir Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Diajukan Oleh

MEYLISA PUTRI AYUNANDA NIM. J120121009

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Meylisa Putri Ayunanda Nim : J120121009

Fakultas/jurusan : Ilmu Kesehatan/Fisioterapi Jenis Penelitian : Skripsi

Judul : Perbedaan Pengaruh Open Kinetik Chain dengan Close Kinetik Chain terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Sendi Lutut Pada Wanita Lanjut Usia

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Mei 2014 Yang menyatakan

(4)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI S1 FISOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Skripsi, 2 Mei 2014 39 Halaman MEYLISA PUTRI AYUNANDA(J120121009)

PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL SENDI LUTUT PADA WANITA LANJUT USIA

(Di bimbing oleh : Agus Widodo, SSt.Ft, M.Fis dan Totok Budi Santoso, SSt.Ft, MPH)

Pada wanita lanjut usia, proses penuaan ditandai dengan adanya penurunan dan perubahan sistem organ. Salah satunya perubahan sistem muskuloskeletal yang terjadi diantaranya adalah penurunan massa otot, penurunan elastisitas dan fleksibilitas dan menimbulkan nyeri yang akan berdampak terjadinya penurunan kemampuan fungsional sendi lutut. Untuk meningkatkan kemampuan fungsional intervensi yang dapat diberikan berupa latihan, yaitu close kinetic chain (quad and wall sitt) atau gerakan di satu sendi secara bersamaan menghasilkan gerakan pada sendi lainnya dari ektremitas tersebut open kinetic chain (quadricep setting) dimana latihan ini dapat mempelancar sirkulasi darah, mencegah kontraktur, meningkatkan kekuatan otot atau power muscle, rileksasi otot dan stabilitasi sendi lutut lutut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan close kinetik chain dan open kinetik chain terhadap peningktan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Quasi Eksperimental dan desain two group pre and post test two group desain, sampel penelitian ini adalah wanita lanjut usia yang berjumlah 12 orang dibagi menjadi 2 kelompok 6 orang kelompok perlakuan I dan 6 orang kelompok perlakuan II. Teknik analisa data yang digunakan adalah Wilcoxon Test. Dari uji analisa data tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh close kineik chain dan open kinetic chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia dengan nilai p< 0,05. Pada uji beda mendapatkan hasil bahwa close kinetic chain lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia dimana nilai selisih rata-rata close kinetik chain lebih besar dibanding open kinetik chain.

Kata kunci: Close kinetik chain, Open kinetik chain, Quadriceps setting, Kemampuan fungsional sendi lutut.

(5)

ABSTRACT

STUDY PROGRAM of S1 PHYSIOTHERAPY HEALTH FACULTY Muhammadiyah University of Surakarta Skripsi , May 2, 2014 39 Pages

MEYLISA PUTRI AYUNANDA (J120121009)

THE DIFFERENCES OF OPEN AND CLOSE KINETIC CHAIN EFFECT TOWARD FUNCTIONAL ABILLLITY ENHANCEMENT OF KNEE JOINT AT ELDERLY WOMEN

(In guided by: Agus Widodo, SSt.Ft, M.Fis and Totok Budi Santoso, SSt.Ft, MPH)

In elderly women, the aging process is characterized by the decrease and changes of systems organs. One of these changes is the musculoskeletal system that occur including the decreased of muscle mass, the decreased of elasticity and flexibility and cause pain that would impact at the decrease of functional ability of knee joint. Interventions to improve the functional capabilities can be provided in the form of exercise which are called kinetic chain (quad and wall sitt) or movement in the simultaneously joint of generate movement in the other joints of the extremities of open kinetic chain (quadriceps setting) in which this exercise can reinforce the blood circulation, prevent contractures, improve the muscle strength or muscle power, muscle relaxation and stabilization of the knee joint. The purpose of this study was to determine the effect of the differences of close and open kinetic chain toward functional skill enhancement of knee joint at elderly women.

This study used a Quasi Experimental approach and pre and post test of two group design, the sample of the study were 12 elderly women who were divided into 2 groups of 6 treatment groups I and 6 treatment groups II. Data analysis technique used for this study was the Wilcoxon Test. From the analysis of the test, data shows that there was an effect of open kinetic chain to the increase of functional ability of knee joint at elderly women with p < 0.05. In addition, close kinetic chain has more effect on the increase of the functional ability of the knee joint at elderly women where the value of the average gap closed kinetic chain is greater than the open kinetic chain.

Keywords: Close the kinetic chain, open kinetic chain, Quadriceps setting, the functional ability of the knee joint .

(6)

PENDAHULUAN

Pada lanjut usia proses penuaan ditandai dengan adanya penurunan dan perubahan sistem organ tubuh yang tidak dapat dihindarkan seperti sistem kardiovaskuler, respirasi, saraf, pencernaan, endokrin dan sistem muskuloskeletal (Pudjiastuti, 2007). Pada sistem muskuloskeletal, proses menua biasanya terjadi penurunan cairan sinovial persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan luas gerak sendi, sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Tortora & Grabowski 2003)

Wanita lanjut usia ditandai dengan adanya masa menopouse, yang disebabkan akibat adanya penurunan hormon esterogen. Yang mana penurunan hormon dapat mengurangi asupan kalsium pada tulang sehingga menghambat proses pertumbuhan dan pembentukan tulang baru. Selain itu akibat berkurangnya kemampuan reseptor hormon esterogen pada sendi, sehingga penyerapan mineral – mineral penting sendi terhambat mengakibatkan penurunan Glucosaminoglicans (GAG’s) dan cairan sel matriks sendi. Berkurangnya ruang antar serabut matriks dan penurunan lubrication dari matriks yang terjadi karena pengurangan jumlah zat plastis sebagai prekusor pembentuk proteoglycans merupakan penyebab kekakuan sendi (Hendricks, 1995)

Selain itu dilihat dari biomekanika, ada perbedaan antar sendi lutut pria dan wanita, pada wanita struktur biomekanik lebih mendukung terjadinya kekakuan lebih cepat karena memiliki bentuk pelvis yang lebih lebar dan ruang intercondylar femur yang lebih sempit ini menyebabkan peningkatan angle-Q

(7)

yang akhirnya mempersempit ruang medial sendi lutut, ini menyebabkan pola recruitment serabut otot saat latihan fleksibilitas juga berbeda dimana pada wanita otot hamstring lebih dahulu difokuskan untuk program penguatan, dibanding quadriceps, berkebalikan dengan lansia pria (Meyer et al 2002).

Akibat dari penurunan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan kekakuan persendian, akan dapat mempengaruhi kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia, seperti duduk ke berdiri, naik turun tangga, jongkok dan aktivitas berjalan (Wold, 1996)

Untuk menghambat penurunan dan perubahan sistem muskuloskeletal sendi lutut pada wanita lanjut usia dapat diberikan berupa latihan. Latihan adalah jenis aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur dengan gerakan yang berulang untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan dan kebugaran jasmani (Kozier dkk, 2004).

Namun metode yang digunakan yaitu teknik open kinetik chain dan close kinetic chain. Open kinetik chan merupakan suatu bentuk latihan dengan gerakan satu sendi, hanya terjadi pergerakan pada segmen distal tanpa disertai pergerakan segmen proksimal. Menurut (Yudha, 2007) bahwa latihan yang melibatkan satu sendi (single join exercise) lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan per group otot dimana sebagian besar gaya beban akan diterima. Close kinetic chain merupakan suatu gerakan yang menggunakan lebih dari satu sendi yang bergerak dengan bertumpu pada berat tubuh untuk memberikan pembebanan pada lebih dari satu kelompok otot yang bekerja dalam waktu yang sama baik agonis maupun antagonis dan meningkatkan akifasi dari propiosepsi angota gerak bawah (Karandika et.al, 2011; Nobre, 2012).

(8)

Melihat dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Perbedaan pengaruh Open kinetic chain dengan Close kinetic chain terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Sendi Lutut Pada Wanita Lanjut Usia”

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh open kinetik chain dan close kinetik chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Februari – 15 Maret 2014 di Dukuh Sidomulyo RT.01/02 Makam Haji terhadap 12 responden wanita lanjut usia dengan penurunan kemampuan fungsional sendi lutut sesuai dengan kriteria penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desaian penelitian pre and post two group design. Penelitian ini, subjek dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok I diberikan perlakuan Open Kinetik Chain dan kelompok II diberikan Close Kinetik Chain.

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan Knee Outcome Survey Activities Of Daily Living Scale sebelum dan sesudah perlakuan sesudah implementasi latihan Open kinetik chain dan Close Kinetik Chain. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah dicatat sebagai data yang akan di uji dengan Wilcoxon dan Mann Whitney.

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh open kinetik chain dengan close kinetik chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia. Pengukuran kemampuan fungsional menggunakan Knee Outcome Survey Activities Of Daily Living Scale. Sampel penelitian diambil dari wanita lanjut usia pada daerah Dukuh Sidomulyo RT.01/02 Makam Haji yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelomok perlakuan dan kelompok kontrol.

Berdasarkan tabel 1 Distribusi berdasarkan umur

Usia Kelompok Perlakuan I Kelompok Perlakuan II Jumlah 60 – 62 63 – 65 >65 2 4 0 1 4 1 3 8 1 Jumlah 6 6 12

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan tabel diketahui bahwa usia subjek penelitian paling banyak pada perlakuan I adalah pada usia 63 - 65 tahun yaitu sebanyak 4 orang dan paling sedikit pada usia >65 tahun.

Pada usia subjek penelitian paling banyak pada perlakuan II adalah pada usia 63 – 65 tahun yaitu sebanyak 4 orang..

Berdasarkan tabel 2 Distribusi Subjek berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Jumlah subjek berdasarkan IMT pada perlakuan I dan kelompok perlakuan II dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

(10)

IMT Kelompok Perlakuan II Kelompok Perlakuan II Jumlah <18,5 18,5 – 22,9 ≥ 23 0 2 4 0 1 5 0 3 9 Jumlah 6 6 12

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan tabel diketahui pada kelompok perlakuan I dan perlakuan II,di dominasi pada kategori over weight ≥ 23 dengan jumlah responden 9 orang. Berdasarkan tabel 3 nilai Pre dan post Hasil Uji Wilcoxon Antara Open Kinetik Chain terhadap Kemampuan Fungsional Sendi Lutut

Variabel Kelompok Mean SD Z Sig

Open Kinetik Chain Pre 81.3833 6.14993 -2,214 0,027 Post 84.4833 6.13691 Selisih 3.1000 1.06395 Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan uji Wilcoxon T-Test, diperoleh nilai Z = -2,214 dengan nilai signifikansi 0,027 dan Z tabel 2,201, maka diperoleh nilai signifikansi < 0,05 (0,027 < 0,05) dan Z hitung lebih besar daripada Z tabel , maka ada pengaruh yang signifikan antara open kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.

Berdasarkan tabel 4 Hasil Uji Wilcoxon antara Close Kinetik Chain terhadap Kemampuan Fungsional SendiLutut

Variabel Kelompok Mean SD Z Sig

Close Kinetik Chain Pre 78,7500 6,35413 -2,220 0,026 Post Selisih 84,0167 5,2667 6,23263 0,75011 Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan uji Wilcoxon T-Test, diperoleh nilai Z = -2,220 dengan nilai signifikansi 0,026 dan Z tabel 2,201, maka diperoleh nilai signifikansi < 0,05

(11)

(0,026< 0,05), dan Z hitung lebih besar dari pada Z tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.

Untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara open kinetic chain dengan close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia, digunakan uji Mann-Whitney T-Test.

Berdasarkan tabel 5 Hasil Uji Mann-Whitney antara Open Kinetik Chain dengan Close Kinetik Chain terhadap Kemampuan Fungsional Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia

Selisih Post Mean SD Z Sig

Open Kinetik Chain 3.1000 1.06395

-2,622 0,009 Close Kinetik Chain 5.2667 0.75011

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney T-Test, diperoleh nilai Z = -2,622 dengan nilai signifikansi 0,009, karena diperoleh nilai signifikansi < 0,05 (0,009< 0,05), maka ada perbedaan pengaruh yang signifikan open kinetik chain dengan close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.

Pemberian latihan Open Kinetik Chain tidak begitu signifikan dibanding dengan pemberian latihan Close kinetic chain dalam pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan fungsional, hai ini didukung oleh mean pada selisih close kinetik chain memiliki nilai 5,26 sedangkan Open kinetik chain 3,10 sehingga close kinetik chain dinilai lebih mampu meningkatkan kemampuan fungsional pada sendi knee, dan memberikan latihan dengan jangkauan yang lebih luas dalam gerak luas gerak sendinya, sedangkan latihan Open kinetik chain hanya menekankan pada kontraksi static tanpa adanya pembebanan yang nyata dalam gerak tubuh (Carter, 1995).

(12)

Pada Close kinetic chain exercise sangat bermanfaat untuk melatih otot-otot tungkai bawah terutama untuk meningkatkan kemampuan fungsional. Teknik gerak closed kinetic chain adalah latihan gerak sesuai bidang anatomi sendi lutut yakni gerak fleksi-ekstensi dan gerak ditujukan untuk aktivitas sehari-hari (Activity daily living atau ADL) seperti jongkok ke berdiri dan Toileting.

Karena pada prinsipnya latihan Closed Kinetic Chain adalah latihan yang menguatkan otot agonis dan antagonis secara bersamaan dan merupakan latihan yang lebih fisiologi untuk anggota gerak bawah, dimana latihan ini melibatkan sendi hip, knee dan ankle.

Dengan posisi trunk tegak dan pada saat hip fleksi 150, pada keadaan ini otot quadricep berfungsi sebagai penggerak fleksi, dan otot hamstring berfungsi sebagai pengerak ekstensi dan pada saat knee fleksi 300, maka kerja otot tersebut menjadi berbeda, dimana otot quadriceps sebagai kontrak eksentrik untuk mengontrol fleksi lutut dan group otot hamstring sebagai kontrak konsentris untuk mengontrol ekstensi lutut atau memperpanjang lutut, paha belakang dan ankle fleksi 100 yang mana disini otot yang bekerja otot soleus berfungsi untuk menstabilkan tibia, otot tibialis anterior sebagai kontraksi eksentrik dan otot gastrocnemius sebagai kontrak kosentrik dari sendi ankle selain itu gastrocnemius berfungsi sebagai daya penggerak, walaupun pada kondisi ini ankle hanya berfungsi sebagai stabilisasi tubuh. Dengan penguatan yang melibatkan lingkup gerak sendi yang dapat terjadi perubahan panjang otot akan dapat menguatkan otot secara bersamaan antara otot agonis dan antagonis. Sehingga untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada sendi lutut, latihan ini lebih efektif

(13)

daripada latihan open kinetik chain, yang mana pada latihan ini hanya menekankan pada statik kontraksi pada satu group otot saja.

Latihan dilakukan selama 6 minggu, karena pada minggu ke-3 dan ke-4 masih merupakan fase adaptasi latihan terhadap sistem otot, dan minggu ke-6 merupakan fase peningkatan kekuatan dan fleksibilitas otot (Deyle et al, 2000). Latihan dilakukan sebanyak 10 repetisi yang bertujuan untuk meningkatkan kekuataan otot, karena kalau dibawah 10 repetisi hanya sebatas memperkenalkan gerakan pada otot. Dengan waktu kontraksi minimal 6 detik agar dapat tercapainya puncak tegangan otot dan perubahan metabolik otot, tidak boleh lebih dari 10 detik karena dapat menyebabkan kelelahan otot (Foss ML, 1998)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayracky et al, 2009 dengan judul penelitian The effects of two different closed kinetic chain exercises

on muscle strength and proprioception in patients with patellofemoral pain syndrome dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa Closed Kinetic Chain memberikan efek peningkatan kekuatan otot, propioceptic dan kemampuan

fungsional, karena pada prinsipnya latihan Closed Kinetic Chain melatih otot pada kontrol konsentrik dan eksentrik yang dilakukan secara sistematis memanfaatkan dari fenomena biomekanik dan fisiologi fungsional yang tidak tergantung terhadap gravitasi, ditambah dengan efek sistem tahanan pada neuromuscular-sistem untuk meningkatkan kondisi fisik aktif neuromuscular dan rehabilitasi dan hal inilah yang menyebabkan pengiriman sinyal ke otot menjadi semakin meningkat.

Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang baik akan mendukung kemampuan gerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kelentukan memegang

(14)

peranan penting bagi segala tingkatan usia dalam menunjang aktivitas kehidupannya sehari-hari. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas fungsional pada wanita lansia, dengan meningkatnya kekuatan dan fleksibilitas otot, sehingga pencapaian nilai LGS dan kekuatan otot yang bertambah membantu dalam gerak fungsi tubuh beraktivitas (Bayrakci, 2009). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Verma Sadhana, 2012 dengan judul Comparing open kinetik chain with closed kinetik chain exercise on quadriceps strenght and functional status women with osteoarthritis knees bahwa latihan closed kinetik chain lebih efektif daripada open kinetik chain untuk meningkatkan kekuatan dan fungsional lutut pada wanita osteoarthris.

Selain itu Quad and wall sitt adalah salah satu mobilisasi sendi yang menstimulus aktivasi biologis dengan pengaliran cairan sinovial yang membawa nutrisi pada bagian avaskuler di kartilago sendi pada permukaan sendi dan fibrokartilago sendi. Gerakan yang berulang-ulang pada mobilisasi ini akan meningkatkan mikrosirkulasi dan cairan yang keluar akan lebih banyak sehingga kadar air dan matriks jaringan meningkat (Emrani et al, 2006).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : a) ada pengaruh open kinetic chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia b) ada pengaruh close kinetic chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia c) Ada perbedaan pengaruh

(15)

latihan Open kinetik chain dengan Close kinetik chain terhdap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.

Saran

1. Bahwa pada wanita lanjut usia perlu mendapatkan edukasi bagaimana cara melakukan latihan open kinetic chain dan close kinetic chan secara mandiri yang dapat dilakukan di rumah atau ditempat kerja, dan dilakukan secara rutin sehingga dapat meningkatkan kemampuan fungsional sendi lutut. 2. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya peneliti memberikan

saran–saran, diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan memperpanjang waktu penelitian, menambah variabel-variabel penunjang disertai dengan teori-teori yang lebih mendalam tentang otot dan perannya dalam gerak suatu sendi.

3. Sebaiknyapada penelitian selanjutnya peneliti bisa mengontrol kegiatan responden, seperti dalam hal aktivitas shari – hari, obat, alat atau vitamin yang digunakan oleh responden.

4. Hal lain yang terpenting adalah dalam kemajuan suatu penelitian adalah kerjasama baik secara komunikasi ataupun penerapan ilmu antara peneliti dengan responden, sehingga akan lebih didapatkan hasil yang terarah guna mengurangi terjadinya

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Bandy, W., Irion, J. and Bringgler, M. 1997. The Effect of Time and Frequency of Static Stretching of Flexibility of the Hamstring Muscles, Journal of Athletic Training, 36 : 44 – 9.

Bandy, E. 2006. Exercise and Women with Physical Disabilities, Practitioners’ Guide to Primary Care, Primary Health Care Considerations.

Braden, C. 2005. Open or Closed Kinetic Chain Exercise After ACL Reconstruction: Retrieved October, 6, 2008 from www. Medscape.com. Budiharjo, S. 2003. Pengaruh Senam Bugar Lansia terhadap Kekuatan otot

Wanita Lanjut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta, Tesis, Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Bayrakci V, 2009; The Effects Of Two Different Closed Kinetic Chain Exercise On Muscle Strength And Proprioception In Patients With Patellofemoral Pain Syndrome. Acta orthop traumatol turc 2009;43(5):419-425

Carter, Michel, 1995; Penyakit Sendi Degenerative, In Sylvia, Prince and Lorrain Ellis, J. 1996. Modules of Basic Nursing Skill, JB. Lippincott, Philadelphia.

Emrani et al, 2006. Isokinetic streng and fungtional status in knee steoarthritis. Rehabilitasand electro physical therapy research conter. Tehran.

Gail D. Deyle, MPT 2000: Effectiveness of Manual Physical Therapy and Exercise in Osteoarthritis of the knee. Annals of Internal Medicine. Volume 132. Number 3

Hendricks T. 1995. The effect of immobilization on connective tissue. Journal of manual and manipulative therapy. 3(3):98-103

Irrgang, JJ. And Snyder. 1998. Development of a patient reported measure of fungtion of the knee. Journal of Bone and Joint Surgery, 80(A): 1132-1145 Jenkins, L. 2005. Mazimzing Range of Motion In Older Adult. The Journal on

Active Aging. January February, 50-5.

Junquera, LC., Carneiro, J. and Kelley, RO. 1995. Histologi Dasar, Alih Bahasa Tambayong, J. EGC, Jakarta.

Kozier, B., Erb, G. and Blais, K. 2004. Fundamental of Nursing, Concepts, Process and Practice, Addison Wesley Publishing, California.

Kusumastuti, P.M. 2000. Pengaruh Latihan pada Perbaikan Kecepatan Berjalan para Lansia di panti Werdha, Berkala Ilmiah Kesehatan FATMAWATI, 2 (4) : 136-43.

(17)

Maryam, R. Siti dkk. 2002. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Maure BT, Stern G, Kinnossian, Cook D, Schumacher, H Ralp, 1999: Journal Osteoarthritis of the knee: Isokinetic Quadriceps Exercise Versus and Education Inter Vertion: in Arch physical Medition Rehabilitasion, vol 80 hal 1293-1298

Mayer, F. 2003. Training and Testing in Open and Closed kinetic chain. Retrieved October, 8 , 2008 from www.motionmed.com.

Miller, J. and Alexander, N. 2003. Biomechanical of Mobility in Older Adults. Dalam Hazzard, W. Blass, John, J. Ouslander, J and Tinetti, Mary, (ed) Principles of Geriatric Medicine and Gerotology, Pp. 919-45 McGRAW-HILL, New York.

Moor et al. 2002. Anatomi dasar klinis. Terjemahan Laksana Cetakan I. Hipocrates. Jakarta

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerantik, Edisi Kedua. Jakarta: EGC Pudjiastuti, Sri Surini. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta. EGC

Rochmat, W. And Aswin, S. 2001. Tua dan Proses menua. B.I. Ked. 33 (40:22) – 227.

Roubenoff et al, 2000. Aging of Skeletal Muscle. a : 12-yr longitudinal study : Longitudinal Aging Muscle, 88: 1321 – 1326, 2000. Dowloaded from jap.physiology.org on Februari 12, 2009

Stanley, Mickey. 2006. Buku ajar keperawatan. Edisi kedua. Jakarta: EGC

Smith. 1996. Brunstrom Clinical Kinesiology. Fifth edition. FA Davis Company. Philadelphia. hal. 202-203.

Tortora, GR. And Grobowski, SH. 2003. Principles of Anatomy and Physyology John Wiley & Sons., Hoboken.

Verma, Sardhana. 2012. Comparing open kinetik chain with close kinetik chain exerciseon quadriceps strenght and functional status of women with osteoarthritis knees. Sport Medicine Journal vol:8

Yukio, Fukuda et al, 2013. Open kinetik chain Exercise in a Restricted Range of motion After Anterior Cruciatum Ligament Recontruksi. The American Journal of Sport Medicine 41:788

Referensi

Dokumen terkait

Artinya kemampuan pemahaman konsep operasi hitungan penjumlahan bilangan cacah berada dalam batas bawah kategori sedang atau dengan kata lain belum optimalnya

PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, LEVERAGE, NET WORKING CAPITAL, DAN CASH FLOW TERHADAP CASH HOLDINGS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI.. BURSA EFEK

Rather than including these external dependencies in its own source code, Laravel uses Composer, a dependency manager, to download them and keep them up-to-date.. Since it is

Tabel 1.1 Adegan Kekerasan yang dikemas dengan Komedi pada Film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1.. Adegan dalam Film Warkop DKI Reborn:

Struktur kurva eliptik digunakan sebagai grup operasi matematis untuk melangsungkan proses penandaan dijitel Melalui pembentukan kurva eliptik pada bilangan prima, maka

Dan pada penelitian ini penderita yang mengalami sikap kerja tubuh bagus banyak yang mengalami low back pain dikarenakan cara mereka dalam melakukan pekerjaan

Desain bahan bakar baru telah diusulkan untuk mengganti bahan bakar UO2 dengan uranium hidrida (U-ZrHx), dimana dalam desain bahan bakar baru tersebut dapat diperoleh

Ziklo hauetako gela gutxi batzuk dituzte beraz, proiektore edo honen funtzioa egiten duen bertze gailuren bat eta faltan botatzen dituzte (irakasleagoaren % 84k). Aipagarria da gure