• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 1 dari 6 No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

ESEMBER

2014

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2014 SEBESAR 101,03

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Desember 2014 NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibanding November 2014 yaitu sebesar 1,37 persen. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Desember 2014 dengan NTP November 2014 maka semua subsektor pertanian mengalami penurunan, kecuali subsektor padi palawija yang mengalami peningkatan. Subsektor yang mengalami penurunan adalah sebesar 1,06 persen untuk subsektor hortikultura, 3,68 persen untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat, 1,60 persen untuk subsektor peternakan, dan 0,51

 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Desember 2014 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

 Pada bulan Desember 2014, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,03 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 103,20 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 97,95 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 96,99 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR), 104,62 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 98,61 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

 Jika NTP Desember 2014 dibandingkan dengan NTP November 2014, terjadi penurunan sebesar 1,37 persen.

 Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Desember 2014 sebesar 2,44 persen. Sub kelompok transportasi dan komunikasi mengalami inflasi tertinggi disusul sub kelompok bahan makanan, dan sub kelompok sandang masing-masing sebesar 5,95 persen, 2,88 persen, dan 1,42 persen.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 2 dari 6

persen untuk subsektor perikanan. Sedangkan untuk subsektor padi palawija mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2014, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0, 90 persen dibandingkan November 2014 yaitu dari 115,55 menjadi 116,59

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2014 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan November 2014 yaitu 112,81 menjadi 115,40 atau meningkat sebesar 2,30 persen.

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija

NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yaitu masing-masing naik sebesar 2,78 persen dan 2,28 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok padi sebesar 3,62 persen, sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 2,45 persen.

b. Subsektor Hortikultura

NTP untuk subsektor hortikultura turun sebesar 1,06 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1, 29 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik lebih besar yaitu 2,38 persen. Peningkatan indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh naiknya subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,78 persen. Sementara peningkatan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok BPPBM sebesar 2,43 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat

NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 3,68 persen. Hal ini karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 1,45 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 2,32 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan sebesar 2,40 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 1,83 persen.

d. Subsektor Peternakan

NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,60 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen dan indeks yang dibayar petani

(3)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 3 dari 6

mengalami peningkatan lebih besar yaitu 2,15 persen. Peningkatan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi peningkatan pada subkelompok ternak kecil sebesar 1,12 persen. Sementara, peningkatan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 2,53 persen.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor November – Desember 2014 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

November 2014 Desember 2014

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Padi-Palawija

a. Indeks yang Diterima 116,16 119,40 2,78

b. Indeks yang Dibayar 113,11 115,70 2,28

c. Nilai Tukar Petani 102,70 103,20 0,49

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima 111,86 113,30 1,29

b. Indeks yang Dibayar 112,98 115,67 2,38

c. Nilai Tukar Petani 99,01 97,95 -1,06

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima 114,83 113,16 -1,45

b. Indeks yang Dibayar 114,03 116,68 2,32

c. Nilai Tukar Petani 100,69 96,99 -3,68

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima 118,06 118,68 0,52

b. Indeks yang Dibayar 111,05 113,44 2,15

c. Nilai Tukar Petani 106,31 104,62 -1,60

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima 117,07 120,48 2,92

b. Indeks yang Dibayar 114,13 118,06 3,45

c. Nilai Tukar Petani 102,58 102,05 -0,51

5.1 Penangkapan Ikan

a. Indeks yang Diterima 118,39 122,49 3,46

b. Indeks yang Dibayar 114,28 118,18 3,41

c. Nilai Tukar Petani 103,60 103,64 0,04

5.2 Budidaya Perikanan

a. Indeks yang Diterima 113,77 115,49 1,51

b. Indeks yang Dibayar 113,75 117,77 3,53

c. Nilai Tukar Petani 100,01 98.06 -1,95

Gabungan/Nusa Tenggara Timur

a. Indeks yang Diterima 115,55 116,59 0,90

b. Indeks yang Dibayar 112,81 115,40 2,30

c. Nilai Tukar Petani 102,43 101,03 -1,37

e. Subsektor Perikanan

NTP subsektor perikanan secara umum mengalami penurunan sebesar 0,51 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani sebesar 2,92 persen dan peningkatan pada indeks yang dibayar petani hanya sebesar 3,45 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan sebesar 3,46 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi terutama oleh peningkatan pada subkelompok BPPBM sebesar 6,43 persen.

(4)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 4 dari 6

Subkelompok Penangkapan Ikan

NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks diterima petani sebesar 3,46 persen dan peningkatan pada indeks yang dibayar petani sebesar 3,41 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 3,46 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok konsumsi rumahtangga sebesar 3,41 persen.

Subkelompok Budidaya Perikanan

NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 1,95 persen. Hal ini disebabkan peningkatan pada indeks yang diterima petani hanya sebesar 1,51 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi peningkatan yaitu sebesar 3,53 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok budidaya air tawar sebesar 2,13 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 6,64 persen.

Tabel 2.

Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Desember 2014

(2012=100)

Kelompok/Sub Kelompok November Indeks Gabungan Subsektor Persentase Perubahan 2014 Desember 2014

(1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 115,55 116,59 0,90 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 112,81 115,40 2,30 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 114,36 117,15 2,44

2.1.1. Bahan Makanan 116,76 120,13 2,88

2.1.2. Makanan Jadi 112,65 114,18 1,36

2.1.3. Perumahan 109,94 111,47 1,39

2.1.4. Sandang 115,89 117,54 1,42

2.1.5. Kesehatan 108,17 109,36 1,11

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 104,86 105,12 0,25

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,17 127,31 5,95

2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL 107,25 109,18 1,80

2.2.1. Bibit 106,98 107,91 0,88

2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 106,11 107,01 0,85

2.2.3. Sewa Lahan. Pajak dan Lainnya 104,97 105,54 0,55

2.2.4. Transportasi 120,58 131,78 9,30

2.2.5. Penambahan Barang Modal 106,52 107,06 0,51

2.2.6. Upah Buruh Tani 104,12 105,11 0,95

3. NILAI TUKAR PETANI 102,43 101,03 -1,37

5. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Desember 2014 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 2,44 persen yang utamanya dipengaruhi oleh kelompok transportasi dan telokomunikasi sebesar 5,95 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa semua

(5)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 5 dari 6

subsektor mengalami inflasi yaitu masing-masing sebesar 2,45 persen, 2,37 persen, 2,40 persen, 2,53 persen dan 2,02 persen.

Tabel 3.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2014 (2012=100)

Kelompok

Subsektor

NTT Padi palawija Hortikultura Perkebunan Tanaman

Rakyat Peternakan Perikanan

Umum/ KRT 2,45 2,37 2,40 2,53 2,02 2,44 Bahan Makanan 2,90 2,81 3,00 2,83 2,56 2,88 Makanan Jadi 1,43 1,38 1,28 1,34 1,31 1,36 Perumahan 1,40 1,40 1,40 1,36 1,33 1,39 Sandang 1,45 1,43 1,36 1,47 1,16 1,42 Kesehatan 1,07 1,07 1,17 1,15 0,72 1,11

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,25 0,28 0,22 0,28 0,05 0,25

Transportasi dan Komunikasi 5,93 5,55 5,39 6,71 7,08 5,95

Pada bulan Desember 2014 terjadi inflasi pedesaan sebesar 2,44 persen, dimana inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 5,95 persen. Sedangkan pada bulan November 2014 terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,15 persen dengan inflasi tertinggi terjadi di kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,83 persen. Inflasi pedesaan tahun kalender (Januari 2014 – Desember 2014) sebesar 6,44 persen, sedangkan inflasi year on year sebesar 7,59 Persen.

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Desember 2013 – Desember 2014

(2012=100)

Bulan

Kelompok Bahan

Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga

Transportasi

& Komunikasi Umum/KRT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2013 Desember 1,20 -0,07 0,08 1,08 0,16 0,23 0,07 0,65 2014 Januari 0,75 0,41 0,63 0,31 0,48 0,28 0,43 0,60 Februari 0,58 0,55 0,27 0,72 0,82 0,06 0,22 0,49 Maret -0,43 0,24 0,22 0,98 0,76 -0,03 0,33 -0,04 April 0,24 0,29 0,14 0,20 0,06 -0,03 0,37 0,22 Mei -0,71 -0,17 -0,15 0,26 0,35 0,66 -0,06 -0,33 Juni 1,25 0,65 0,42 0,47 -0,02 0,21 0,05 0,80 Juli 0,13 0,24 0,46 0,30 0,01 0,19 -0,01 0,18 Agustus 0,54 0,22 -0,06 0,41 0,30 0,32 0,05 0,34 September 0,09 0,22 0,30 -0,05 0,35 0,46 0,27 0,18 Oktober 0,53 0,39 0,47 0,18 0,09 -0,23 0,35 0,41 November 1,55 0,29 0,15 1,09 0,58 0,31 2,83 1,15 Desember 2,88 1,36 1,39 1,42 1,11 0,25 5,95 2,44

(6)

Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 6 dari 6

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur

Telp (0380) 826289, 821755

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran Fiqih yaitu dari siswa yang telah tuntas pada siklus I naik dari. 72% menjadi

Foto rontgen toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk pemeriksaan rutin biasa dilakukan foto PA, dan bila perlu, dila perlu dapat

Dulu masyarakat tidak mengetahui cara mengelolah ikan-ikan yang ada di tambak tersebut, Jadi yang dilakukan oleh masyarakat adalah hanya menjual ikan-ikan tersebut pada waktu

Hal ini mengakibatkan keutamaan dan kemuliaan yang khusus dikarunia oleh Allah SWT untuk ahlul bait dan keturunannya tidak dapat disandang oleh anak cucu

intact all the notices that refer to this License and to the absence of any warranty; and give any other recipients of the Program a copy of this License along with the Program.

Reliabilitas (reliability), yaitu sejauh mana perangkat lunak dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsikan dengan ketelitian yang diperlukan. 1) Bagaimana kinerja

Pada bagian lain penulis juga mencoba memusatkan perhatian pada tema PKB yang akan datang (2018) dengan mengambil contoh-contoh api atau Dewa Brahma pada

Dalam sistem Frequency Division Multiple Access (FDMA), frekuensi dibedakan menjadi beberapa kanal yang lebih sempit, tiap kanal pengguna akan mendapatkan kanal frekuensi yang