Operator Gondola Pada Bangunan Gedung
Melaksanakan Pemeriksaan Gondola Sebelum
Dioperasikan Sesuai Petunjuk Pengoperasian
F 45 3 1 6 5 2 01 I 08 05
2009
BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MEKANIKAL
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
BAB I PENGANTAR ... 2
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 2
1.2. Penjelasan Modul ... 2
1.2.1. Desain Modul ... 3
1.2.2. Isi Modul ... 3
1.2.3. Pelaksanaan Modul ... 4
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 4
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 5
BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 7
2.1. Peta Paket Pelatihan... 7
2.2. Pengertian Unit Standar ... 7
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 8
2.3.1. Judul Unit ... 8
2.3.2. Kode Unit ... 8
2.3.3. Deskripsi Unit ... 9
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 9
2.3.5. Batasan Variabel ... 11
2.3.6. Panduan Penilaian ... 12
2.3.7. Kompetensi Kunci ... 14
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 15
3.1. Strategi Pelatihan ... 15
3.2. Metode Pelatihan ... 16
BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI ... 16
4.1. Tujuan Instruksional Umum ... 16
4.3.1. Definisi ... 16
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan ... 16
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ... 16
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ... 17
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ... 17
4.4. Melakukan pemeriksaan keliling area pada bagian atas gedung di lokasi konstruksi sistem gondola ... 17
4.4.1. Daftar simak (check list) Pemeriksaan gondola dan peralatan bantu pemeriksaan disiapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan ... 17
4.4.2. Tali keselamatan (safety line) dipakai ketali kekang tubuh (body harness) selama di lokasi konstruksi ... 18
4.4.3. “Bem”, ”arm” dan pemberat (counter wight) diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau korosi ... 20
4.4.4. Kondisi rel, bantalan dan roda rel diperiksa dari kemungkinan kendor, rusak atau kotor serta jalur rel harus dalam keadaan bersih dari benda-benda lain ... 21
4.4.5. Semua baut-baut pengikat diperiksa dari kemungkinan longgar, rusak atau hilang ... 24
4.4.6. Catatan hasil pemeriksaan keliling area gondola, dibuat sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, dan diarsipkan sesuai dengan SOP atau prosedur kerja yang berlaku ... 26
4.5. Melakukan pemeriksaan sistim kerja tali baja (wire rope) ... 27
4.5.1. Penambat ”Arm” diperiksa dengan cermat dari kemungkinan kendor atau rusak ... 28
4.5.2. Tali Baja (wire rope) diperiksa dari kemungkinan putus dan ketegangannya sesuai dengan petunjuk pemeliharaan ... 29
4.5.3. Penggulung tali baja (drum wire winder) diperiksa dari kemungkinan retak atau kerusakan lain ... 32 4.5.4. ”Block Stop Wire Rope” diperiksa fungsi kerjanya dari
4.5.5. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi tali baja (wire rope) dibuat dan diarsip sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, POS atau
prosedur kerja yang berlaku ... 36
4.6. Melakukan pemeriksaan sistem kelistrikkan dari gondola ... 37
4.6.1. Saklar utama (power swioperator gondolah) diperiksa sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan ... 37 4.6.2. Kontak panel dan kabel utama diperiksa dari kemungkinan
kerusakan ... 40 4.6.3. Sistem kelistrikan gondola diperiksa untuk memastikan adanya
arus listrik dengan menggunakan alat dan prosedur sesuai
dengan POS ... 42 4.6.4. Mesin penggerek (motor hoist) diperiksa fungsinya dengan benar
sesuai dengan petunjuk pemeliharaan ... 44 4.6.5. Tombol pengendali diperiksa fungsinya ... 46 4.6.6. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi sistem kelistrikan dibuat dan
diarsipkan sesuai dengan POS atau Prosedur kerja yang berlaku . 47
4.7. Melakukan pemeriksaan perangkat keranjang (Cart) gondola ... 48
4.7.1. Pagar keranjang (Cart) diperiksa sesuai dengan kondisi standar
yang ditetapkan ... 48 4.7.2. Kebersihan dan keamanan lantai keranjang (Cart) diperiksa
sesuai dengan POS ... 49 4.7.3. Dudukan drum dan mesin penggerak (motor hoist) diperiksa dari
kemungkinan rusak sesuai dengan petunjuk pemeliharaan ... 50 4.7.4. Roda keranjang (Cart) diperiksa dari kemungkinan terjadinya
rusak/patah dll ... 51 4.7.5. Catatan hasil pemeriksaan kondisi keranjang dibuat dan diarsip
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI ... 53
5.1. Sumber Daya manusia ... 53
5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan ... 54
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 54
BAB I
PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
x Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
x Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.
1.2.1. Desain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:
x Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. x Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Modul
Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut:
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Apakah pengakuan Kompetensi Terkini ( Recognition of Current
Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau.
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama .
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikat Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:
NO KODE UNIT JUDUL KOMPETENSI
I KELOMPOK KOMPETENSI UMUM
1 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Selama Mengoperasikan Gondola.
2 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 02 Menerapkan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja
3 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 03 Menerapkan Kerjasama ditempat kerja
II KELOMPOK KOMPETENSI INTI
1 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 04 Mengidentifikasi Spesifikasi Teknik Gondola 2 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 05 Melaksanakan Pemeriksaan Gondola sebelum
Dioperasikan Sesuai Petunjuk Pengoperasian 3 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 06 Melakukan Gerakan Dasar Pengoperasian
Gondola
4 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 07 Melaksanakan Tahapan Operasional Gondola 5 F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 08 Membuat Laporan Harian Operasi
III KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS
- - -
2.2. Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi ?
Setiap Standar Kompetensi Menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi ? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
x Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. x Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. x Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
x Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
2.3.1 Judul Unit
Melaksanakan Pemeriksaan Gondola Sebelum Dioperasikan Sesuai Petunjuk Pengoperasian
2.3.2 Kode Unit
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan keliling di lokasi sistem gondola sebelum dioperasikan
2.3.4 Elemen Kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan pemeriksaan keliling area pada bagian atas gedung di lokasi konstruksi sistem gondola
1.1 Daftar simak (check list) Pemeriksaan gondola dan peralatan bantu pemeriksaan disiapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan
1.2 Tali keselamatan (safety line) dipakai ketali kekang tubuh (body harness) selama di lokasi konstruksi
1.3 “Bem”, ”arm” dan pemberat (counter
wight) diperiksa kondisinya dari
kemungkinan rusak atau korosi
1.4 Kondisi rel, bantalan dan roda rel diperiksa dari kemungkinan kendor, rusak atau kotor serta jalur rel harus dalam keadaan bersih dari benda-benda lain
1.5 Semua baut-baut pengikat diperiksa dari kemungkinan longgar, rusak atau hilang
1.6. Catatan hasil pemeriksaan keliling area gondola, dibuat sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, dan diarsipkan sesuai dengan SOP atau prosedur kerja yang berlaku
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
2. Melakukan pemeriksaan sistim kerja tali baja (wire
rope)
2.1. Penambat ”Arm” diperiksa dengan cermat dari kemungkinan kendor atau rusak.
2.2. Tali Baja (wire rope) diperiksa dari kemungkinan putus dan ketegangannya sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
2.3. Penggulung tali baja (drum wire
winder) diperiksa dari kemungkinan
retak atau kerusakan lain
2.4. ”Block Stop Wire Rope” diperiksa fungsi kerjanya dari kemungkinan tidak berfungsi sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
2.5. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi tali baja (wire rope) dibuat dan diarsip sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, POS atau prosedur kerja yang berlaku
3. Melakukan pemeriksaan sistem kelistrikkan dari gondola
3.1. Saklar utama (power swioperator
gondola) diperiksa sesuai dengan
petunjuk pemeliharaan
3.2. Kontak panel dan kabel utama diperiksa dari kemungkinan kerusakan 3.3. Sistem kelistrikan gondola diperiksa
untuk memastikan adanya arus listrik dengan menggunakan alat dan prosedur sesuai dengan POS
3.4. Mesin penggerek (motor hoist) diperiksa fungsinya dengan benar sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.5. Tombol pengendali diperiksa fungsinya
3.6. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi sistem kelistrikan dibuat dan diarsipkan sesuai dengan POS atau Prosedur kerja yang berlaku
4. Melakukan pemeriksaan perangkat keranjang (Cart) gondola
4.1. Pagar keranjang (Cart) diperiksa sesuai dengan kondisi standar yang ditetapkan.
4.2. Kebersihan dan keamanan lantai keranjang (Cart) diperiksa sesuai dengan POS
4.3. Dudukan drum dan mesin penggerak (motor hoist) diperiksa dari kemungkinan rusak sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
4.4. Roda keranjang (Cart) diperiksa dari kemungkinan terjadinya rusak/patah dll
4.5. Catatan hasil pemeriksaan kondisi keranjang dibuat dan diarsip sesuai dengan POS atau Prosedur kerja yang berlaku
2.3.5 Batasan Variabel
1. Kontek Variabel
1.1. Kompetensi ini diterapkan secara perorangan pada operator gondola yang bekerja dalam satu kelompok kerja
1.2. Kompetensi ini diterapkan di tempat kerja untuk dapat tercipta sinergi kelompok kerja
2. Perlengkapan dan Peralatan
2.1. Prosedur standar perusahaan
2.2. Uraian tugas pribadi dalam kelompok 2.3. Spesifikasi dan pedoman dari pabrik
3. Tugas–tugas Yang Harus Dilakukan
3.1 Melakukan pemeriksaan keliling area pada bagian atas gedung di lokasi konstruksi sistem gondola
3.2 Melakukan pemeriksaan sistem tali baja (wire rope) 3.3 Melakukan pemeriksaan sistem kelistrikkan dari gondola 3.4 Melakukan pemeriksaan perangkat keranjang (Cart) gondola
4. Peraturan–peraturan Yang Diperlukan
4.1 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4.2 Permenakertran tentang Pesawat Angkat dan Angkut yang
berlaku
4.3 Prosedur standar perusahaan 4.4 Prosedur kerja di tempat kerja 4.5 Spesifikasi dan petunjuk dari pabrik 4.6 POS yang terkait dan berlaku
2.3.6 Panduan Penilaian
1. Kondisi Penilaian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode tersebut antara lain:
1.2 Ujian tertulis. 1.3 Observasi,
1.4 Penugasan/demonstrasi
1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan
2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:
-2.2 Kaitan Dengan Unit Lain
2.2.1. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 01 Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama mengoperasikan gondola
2.2.2. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 02 Menerapkan komunikasi yang efektif di tempat kerja
2.2.3. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 03 Menerapkan kerja sama di tempat kerja
2.2.4. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 04 Mengidentifikasi Spesifikasi Teknik Gondola
2.2.5. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 06 Melakukan gerakan dasar pengoperasian gondola
2.2.6. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 07 Melaksanakan tahapan operasional gondola
2.2.7. F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 08 Membuat laporan harian operasi
3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan untuk mendukung unit
kompetensi ini :
3.1 Prinsip kerja sistem gondola yang berdasar pada pedoman dan pabrikan
3.2 Peralatan dan perlengkapan sistem gondola yang berdasar pada pedoman dari pabrikan
3.3 Peralatan dan perlengkapan K3 untuk pengoperasian sistem gondola
4. Keterampilan Yang Dibutuhkan untuk mendukung kompetensi ini
4.1 Menggunakan perlengkapan APD dan APK
4.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan untuk pemeriksaan
5. Aspek Kritis
Menemukan kembali sikap kerja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan unit ini antara pengetahuan dan keterampilan
5.1 Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dan mengisi daftar simak (check list) secara akurat mengenai kondisi perlengkapan sistem gondola
2.3.7 Kompetensi Kunci
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan
informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/ Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.
Pengamatan terhadap tugas praktek
a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek. c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1. Tujuan Instruksional Umum
Peserta pelatihan mampu melaksanakan pemeriksaan gondola sebelum dioperasikan sesuai petunjuk pengoperasian
4.2. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan keliling area pada bagian atas gedung di lokasi konstruksi sistem gondola
Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan sistim kerja tali baja (wire rope)
Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan sistem kelistrikkan dari gondola
Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan perangkat keranjang (Cart) gondola
4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Operator Gondola Pada
Bangunan Gedung 4.3.1. Definisi
Pekerjaan Operator Gondola Pada Bangunan Gedung adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi Bangunan gedung
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan
Pelatihan pelaksanaan pekerjaan Operator gondola memerlukan sarana dan prasarana gedung bertingkatdan halamannya
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan
1. Gondola dan perlengkapannya 2. Barikade
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan
OHP, Infokus, Komputer, HT, HP dan alat-alat tulis
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan
Tidak diperlukan perangkat lunak untuk pelatihan
4.4. Melakukan pemeriksaan keliling area pada bagian atas gedung di lokasi
konstruksi sistem gondola
Sebelum gondola dioperasikan maka koordinator maupun anggota kelompok perlu melakukan pemeriksaan keliling area diantaranya adalah pada bagian atas gedung. Pemeriksaan ini meliputi kondisi rel, bantalan, pemberat, penambat tali keselamatan, panel-panel, remote control, dan barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan pengoperasian gondola maupaun barang-barang yang membahayakan keselamatan operator gondola.
4.4.1. Daftar simak (check list) Pemeriksaan gondola dan peralatan bantu pemeriksaan disiapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Sebelum operator gondola menjalankan tugasnya mengoperasikan gondola, maka harus dilakukan pemeriksaan terhadap gondola dan peralatan bantunya. Adapun daftar simak yang perlu disiapkan untuk pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh Form daftar simak Pemeriksaan Gondola
No Item /kompoenen yang diperiksa
Hasil pemeriksaan Perlu perbaikan / Keterangan Baik 1. Sistem elektrikal 2. Sistem mekanikal 3. Sistem struktural
4. Sistem keselamatan dan APD
5. Alat-alat bantu kerja termasuk HT dan HP
Tanggal, ..., ...
Diperiksa disetujui
4.4.2. Tali keselamatan (safety line) dipakai ketali kekang tubuh (body
harness) selama di lokasi konstruksi.
Sebelum mulai melakukan pengoperasian gondola, maka tali keselamatan (safety line) harus dipakai lebih dahulu. Dengan demikian maka selama operator gondola bekerja mengoperasikan gondola, maka operator telah mengenakan tali keselamatan.
Tahapan memakai tali keselamatan
1. Periksa secara visual kondisi fisik tali keselamatan (sobek, rusak, dll) Jika pada tali keselamatan di temui adanya kondisi sobek, rusak atau putus-putus maka tidak diperbolehkan untuk memakai selanjutnya segera lapor kepada atasan.
2. Jika ditemukan ada yang cacat terlepas maka lapor pada atasan.
3. Jika hasil pengecekan tali keselamatan dinyatakan baik maka dilanjutkan dengan pengecekan body harness.
4. Jika body harmes ditemui adanya kerusakan misal sobek, lepas, cacat dll maka lapor pada atasan.
5. Jika alat pengecekan body harnes dinyatakan baik maka tali keselamatan (safety line) dipakai ke tali pengikat tubuh.
Gambar 4.1. Pemakain safety line, safety layer dan body harness Safety Layer Body Harnes
4.4.3. “Bem”, ”arm” dan pemberat (counter wight) diperiksa kondisinya dari kemungkinan rusak atau korosi.
Sebelum mulai bekerja, maka operator gondola harus melakukan pemeriksaan lebih dahulu terhadap bem, arm dan pemberat. Jika ditemukan kerusakan pada bem, arm dan pemberat yang membahayakan keselamatan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Selanjutnya lapor pada atasan. Jika hasil pemeriksaan terhadap beam, arm dan pemberat dinyatakan memenuhi syarat maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
Tahapan pemeriksaan “Bem”, ”arm” dan pemberat (counter wight) 1. Beam, arm dan pemberat diperiksa apakah ada yang rusak
Jika beam, arm dalam kondisi rusak, korosi, pecah atau hilang maka tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
2. Beam dan arm diperiksa dari kemungkina korosi
Jika beam, arm dalam kondisi korosi, maka tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
3. Pemberat diperiksa apakah ada yang pecah atau hilang
Jika pemberat dalam kondisi pecah atau hilang, maka tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
4. Beam dan arm diperiksa apakah ada yang keropos
Jika beam, arm dalam kondisi keropos, maka tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
5. Beam dan arm diperiksa apakah ada baut-baut yang kendor, lepas atau hilang
Jika beam, arm dalam kondisi kendor, maka dikencangkan atau tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
Jika beam, arm dalam kondisi kendor atau lepas, maka dikencangkan atau tidak boleh di gunakan dan selanjutnya lapor kepada atasan. Perbaikan selanjutnya dilakukan sesuai petunjuk atasan.
Gambar 4.2. “Bem”, ”arm” dan pemberat (counter wight)
4.4.4. Kondisi rel, bantalan dan roda rel diperiksa dari kemungkinan kendor, rusak atau kotor serta jalur rel harus dalam keadaan bersih dari benda-benda lain
Tahapan pemeriksaan Kondisi rel, bantalan dan roda rel
1. Barang-barang atau bahan yang berada di atas rel di singkirkan.
Jika di sekitar rel, bantalan dan roda rel ditemui barang-barang yang
Pemberat Arm
mengganggu pengoperasian gondola atau membahayakan operator gondola maupun pihak lain, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman.
2. Rel diperiksa dari retak-retak yang terjadi
Jika rel ditemui retak-retak atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada rel dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap rel tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
3. Bantalan diperiksa dari retak-retak, kendor dan rusak
Jika bantalan ditemui retak-retak atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada bantalan dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap bantalan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan. 4. Roda rel diperiksa dari kemungkinan kendor, rusak, patah, lepas atau
macet dll.
Jika roda rel ditemui kendor, rusak patah, lepas atau macet atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang-barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada roda rel dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap roda rel tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
5. Baut-baut pada rel dan bantalan diperiksa apakah ada yang kendor, lepas atau hilang.
Jika baut-baut pada rel dan bantalan ditemui ada yang kendor, lepas dan hilang atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada baut-baut pada rel dan bantalan dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap baut-baut pada rel dan bantalan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
6. Rel diperiksa apakah ada guide relnya yang rusak, kendor, lepas atau hilang.
Jika rel pada guide relnya ditemui ada yang rusak, kendor, lepas dan hilang atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada rel
pada guide relnya dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap rel pada guide relnya tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
7. Rel diperiksa apakah ada sambungan yang retak
Jika rel pada sambungan ditemui ada yang retak atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada rel pada sambungan dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap rel pada sambungan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
8. Rel diperiksa apakah ada yang keropos.
Jika rel ditemui ada yang keropos atau barang-barang yang menganggu, maka barang-barang tersebut harus dipindahkan ke tempat yang aman dan kerusakan pada rel dilaporkan pada atasan. Perbaikan terhadap rel tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan atasan.
Apabila hasil pemeriksaan tersebut ditemukan ada hal-hal yang membahayakan untuk pengoperasian gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan sebelum dilakukan perbaikan terhadap beam, arm dan pemberat. Laporkan pada atasan kondisi adanya kerusakan tersebut. Jika hasil pemeriksaan rel, bantalan dan roda rel dinyatakan memenuhi syarat, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
Gambar 4.3. Rel, bantalan dan roda
4.4.5. Semua baut-baut pengikat diperiksa dari kemungkinan longgar, rusak atau hilang
Tahapan pemeriksaan baut-baut pengikat 1. Diperiksa dari kemungkinan rusak / aus.
Baut yang rusak atau aus harus segera diganti dengan yang baru agar tidak membahayakan keselamatan operator gondola dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
2. Diperiksa dari kemungkinan lepas.
Baut yang lepas harus segera dipasang lagi, sebelum baut dipasang kembali, gondola tidak boleh dioperasikan, karena hal ini akan membahayakan operator gondola dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
Bantalan rel Rel Guide Rel
3. Diperiksa dari kemungkinan pecah.
Baut yang pecah harus segera diganti dengan yang baru agar tdak membahayakan operator gondola ketika sedang bekerja dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
4. Diperiksa dari kemungkinan hilang
Baut yang hilang harus segera dipasang atau diganti dengan yang baru agar tidak membayakan keselamatam operator gondola dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
5. Diperiksa dari kemungkinan kendor
Baut yang kendor harus dikencangkan, tapi jika ternyata tidak bisa dikencangkan lagi, maka baut tersebut harus diganti dengan yang baru. Dengan demikian tidak akan membahayakan operator gondola yang bekerja dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
6. Diperiksa dari kemungkinan retak
Baut yang retak tidak boleh digunakan lagi karena akan membahayakan keselamatan operator gondola yang sedang bekerja. Untuk itu baut yang retak harus diganti dengan yang baru dan lapor pada atasan untuk memperoleh persetujuan atau perintah lebih lanjut.
Gambar 4.4. Baut
Jika hasil pemeriksaan terhadap baut-baut tersebut ditemukan adanya retak-retak, aus, kendor, lepas, atau hilang maka gondola tidak boleh dioperasikan, selanjutnya lapor pada atasan. Namun bila hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
4.4.6. Catatan hasil pemeriksaan keliling area gondola, dibuat sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, dan diarsipkan sesuai dengan SOP atau prosedur kerja yang berlaku.
Hasil pemeriksaan keliling area gondola dicatat dengan menggunakan format sebagai berikut.
Baut
No Item yang diperiksa Hasil pemeriksaan Keterangan
1. Barang-barang atau benda yang menganggu 2. Kondisi rel
3. Bantalan 4. Baut dan mur 5. Sambungan 6. Arm dan beam 7. Panel 8. Counter weight 9. Rumah gondola 10. Tali keselamatan 11. Roda rel 12. Bantalan
Catatan laporan tersebut setelah ditandatangani atasan harus diarsip dengan rapi, aman dan mudah diambil oleh yang berwenang jika sewaktu-waktu diperlukan.
Persetujuan Atasan Jakarta,
Tanggal:..,...,...
Nama Atasan Nama Operator
4.5. Melakukan pemeriksaan sistim kerja tali baja (wire rope)
Tali baja merupakan sistem keselamatan yang sangat penting bagi gondola. Oleh karena itu sebelum gondola dioperasikan harus dilakukan pemeriksaan sistem kerja tali baja secara teliti agar dapat dihindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang membahayakan operator gondola. Adapun yang diperiksa meliputi: Penambat arm, tali baja itu sendiri, Penggulung tali baja (wire winder), dan
4.5.1. Penambat ”Arm” diperiksa dengan cermat dari kemungkinan kendor atau rusak
Tahapan pemeriksa penambat Arm
1. Baut-baut, mur diperiksa dari kemungkinan kendor
Jika baut-baut, mur ditemukan ada yang kendor maka harus dikencangkan sesuai ketentuan dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
2. Baut dan mur diperiksa dari kemungkinan lepas dan hilang
Jika baut-baut, mur ditemukan ada yang lepas dan hilang maka harus diganti sesuai ketentuan dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
3. Baut dan mur diperiksa dari kemungkinan rusak / pecah
Jika baut dan mur ditemukan ada yang rusak atau pecah maka harus diganti sesuai ketentuan dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
4. Baut dan mur diperiksa dari kemungkinan karat
Jika baut dan mur ditemukan ada yang karatan maka harus diganti sesuai ketentuan dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
5. Penambat diperiksa apakah ada yang pecah
Jika penambat keselamatan ditemukan ada yang pecah maka harus diganti sesuai ketentuan dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
6. Apakah ada beton tempat penambat yang retak/pecah
Jika beton tempat penambat ditemukan ada yang retak /pecah maka melaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan atau pendapat perintah selanjutnya.
Apabila hasil pemeriksaan tersebut ditemukan adanya retak, pecah,karat, rusak, hilang dan kendor yang membahayakan pengoperasian gondola maka gondola tidak boleh dioperasikan. Selanjutnya lapor pada atasan. Jika hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat atau baik, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
4.5.2. Tali Baja (wire rope) diperiksa dari kemungkinan putus dan ketegangannya sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
Tali baja harus diperiksa secara rutin sebelum gondola dioperasikan untuk memastikan bahwa kondis tali baja benar-benar aman untuk digunakan. Pemeriksaan dilakukan kemungkinan dari kemungkinan kondisi putus dan ketegangannya.
Baut dan mur diperiksa
Arm diperiksa dari
kemungkinan rusak Arm diperiksa dari perubahan bentuk lengkungan, retak
Arm diperiksa dari perubahan bentuk lengkungan, retak
Bantalan diperiksa
Tahapan pemeriksaan tali baja (wire rope) 1. Tali baja diperiksa secara visual fisik tali baja
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati apakah tali baja dalam keadaan utuh. Tidak ditemui adanya cacat atau rusak pada tali tersebut. 2. Tali baja diperiksa dari kemungkinan perubahan bentuk
Jika tali baja ditemukan ada perubahan bentuk seperti mengecilnya / perubahan ukuran diameter tali baja yang tentunya berakibat pada ketahanan pada ketegangan pada tali baja. Jika hal ini terjadi maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan lebih lanjut.
3. Tali baja diperiksa dari kemungkinan putus-putus
Jika tali baja ditemui kondisi putus-putus maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan lebih lanjut, apakah tingkat kerusakan putus-putus tersebut masih dalam toleransi untuk dioperasikan atau digunakannya tali baja pada pengoperasian gondola.
4. Tali baja diperiksa dari kemungkinan diameter mengecil.
Jika tali baja ditemui kondisi diameter mengecil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan lebih lanjut, apakah tingkat kerusakan diameter mengecil masih dalam toleransi untuk dioperasikan atau digunakannya tali baja pada pengoperasian gondola.
5. Tali baja di periksa dari kerapuhan
Jika tali baja ditemui kondisi rapuh maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan lebih lanjut, apakah tingkat kerusakan rapuh tersebut masih dalam toleransi untuk dioperasikan atau digunakannya tali baja pada pengoperasian gondola.
6. Tali baja di periksa dari lilitan wire
Jika tali baja ditemui adanya lilitan maka lilitan tersebut harus segera diurai sehingga menjadi normal kembali tanpa merusak tali baja itu sendiri dan selanjutnya lapor pada atasan untuk mendapat arahan lebih lanjut dan mendapat persetujuan selanjutnya.
7. Tali baja di periksa dari abrasi
Jika tali baja ditemukan ada yang abrasi maka harus melaporkan kepada atasan untuk mendapat persetujuan apakah tali baja itu masih bisa dioperasikan atau perlu diganti.
8. Tali baja di periksa Panjang yang dibutuhkan dalam hubungan dengan tinggi gedung.
Tali baja yang mengalami panjangnya berkurang sehingga mengakibatkan tidak bisa digunakan untuk mengoperasikan gondola secara penuh maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan perintah lebih lanjut.
9. Tali baja diperiksa dari kondisi kabel/kawat yang terkelupas.
Jika tali baja setelah diperiksa ditemukan adanya kabel/kawat yang terkelupas maka operator gondola harus lapor pada atasan untuk mendapat persetujuan atau perintah apakah kawat yang terkelupas tersebut dapat digunakan untk mengoperasikan gondola.
Hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan pada atasan, Jiak ditemukan adanya berubahan bentuk, putus-putus, diameter mengecil, rapuh, lilitan, terkelupas, abarsi dan panjang tali baja ( wire rope ) tidak memenuhi syarat sehingga membahayakan keselamatan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun jika bila hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat pengoperasian gondola, maka dilakukan tahapan berikutnya.
Gambar 4.6. Wire Rope Wire Rope
4.5.3. Penggulung tali baja (wire winder) diperiksa dari kemungkinan retak atau kerusakan lain
Penggulung tali baja (wire winder) ini digunakan untuk menggulung tali baja, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya harus benar-benar aman terbebas dari retak, pecah, kendor dudukannya dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap penggulung tali baja tersebut dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Tahapan pemeriksaan penggulung tali baja
1. Kondisi wire winder tidak boleh terlalu kencang atau kendor, karena kalau terlalu kencang akan menyebabkan putaran dari winder berat dan akan menimbulkan bunyi sedangkan kalau kendor winder tidak akan berputar jadi harus di setel dengan tepat, dan setiap seling harus mengikuti jalur yang ada.
2. As wire winder diperiksa apakah terjadi karatan
Jika terjadi karat pada as wire winder maka bersihkan karatan tersebut, namun jika tidak bisa segera lapor pada atasan untuk mendapat perintah atau arahan berikutnya. Demikian juga setelah dibersihkan juga harus melapor pada atasan untuk mendapat persetujuan penggunaan wire winder untuk pengoperasian gondola.
3. Oil seal harus diperhatikan jika terjadi bocor, harus segera diganti
Jika terjadi bocor pada oil seal maka melapor pada atasan untuk mendapat penggantian oil seal tersebut. Jika operator gondola dapat melakukan penggantian oil seal sendiri yang rusak diganti dengan yang baru maka hasil penggantian oil seal dilaporkan pada atasan untuk mendapatkan persetujuan guna dioperasikannya wire winder. Jika penggantian oil seal tidak bisa dilakukan sendiri maka biasanya akan menggunakan tenaga dari luar perusahaan (Out sourcing).
4. Rantai dan gear harus selalu dilihat dan dicek, kalau sudah aus atau patah harus secepatnya lapor pada atasan untuk mendapatkan penggantian rantai dan gear tersebut.
Jika penggantian rantai dan gear yang rusak dengan diganti dengan yang baru maka hasil perbaikan ini dilaporkan pada atasan untuk mendapat
persetujuan pengoperasian wire winder tersebut. Namun jika penggantian rantai dan gear tidak bisa dilakukan oleh operator gondola sendiri maka biasanya akan menggunakan tenaga dari luar perusahaan (Out sourcing). 5. Apakah posisi wire winder kendor atau goyang
Jika posisi wire winder terjadi kendor atau goyang maka perlu di kencangkan dan selanjutnya melapor pada atasan untuk mendapatkan persetujuan guna dioperasikannya wire winder. Jika pengencangan pada
wire winder tidak bisa dilakukan sendiri maka biasanya akan
menggunakan tenaga dari luar perusahaan (Out sourcing).
6. Apakah ada bagian dari pully/kerekan penggulung yang retak atau pecah Jika pully/kerekan terjadi retak atau pecah maka perlu diganti dan selanjutnya melapor pada atasan untuk mendapatkan persetujuan guna dioperasikannya wire winder atau harus dilakukan perbaikan maupun penggantian terhadap pully/kerekan yang pecah atau retak.
Hasil pemeriksaan penggulung tali baja dilaporkan pada atasan. Jika ditemukan pada penggulung tali baja (wire drum) kondisi atau hal-hal yang diperiksa di atas sehingga membahayakan keselamatan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun jika hasil pemeriksaan penggulung tali baja ( wire drum ) dinyatakan baik atau memenuhi syarat untuk pengoperasian gondola, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
4.5.4. ”Blocstop Wire Rope” diperiksa fungsi kerjanya dari kemungkinan tidak berfungsi sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
Alat mekanik ini berfungsi sebagai pengamanan apabila terjadi kemiringan pada keranjang sebesar 150. hal ini disebabkan pengunci
blocstop mulai bekerja pada kemiringan tersebut. Untuk itu perlu ada
pemeriksaan terhadap blockstop wire rope tersebut dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Tahapan pemeriksaan ”Block Stop Wire Rope”
1. Baut dan mur diperiksa apakah ada yang kendor, lepas atau hilang. Jika baut dan mur ditemui kondisi kendoragar dikencangkan. Namun jika ditemui adanya baut yang lepas atau hilang maka segera lapor pada atasan untuk mendapat penggantian baut dan mur tersebut untuk kemudian dipasang kembali. Hasilnya pemasangan kembali baut dan mur ini dilaporkan pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
2. Pully atau kerek diperiksa, apakah ada yang retak, tidak rata atau pecah. Jika pully atau kerek ditemui kondisi retak dan / atau pecah maka perlu lapor pada atasan untuk mendapat persetujuan atau petunjuk apakah kondisi Pully atau kerek masih bisa dioperasikan atau tidak.
3. Mur dan baut retak / patah
Jika mur dan baut ditemui kondisi retak dan / atau pecah maka perlu lapor pada atasan untuk mendapat persetujuan atau petunjuk apakah kondisi mur dan baut masih bisa dioperasikan atau tidak.
4. Gondola dinaikkan pada ketinggian sekitar 2 (dua) meter, maka difungsikanlah blockstop untuk mengetahui atau uji coba apakah
blockstop fungsi remnya masih bekerja dengan baik. Jika ternyata tidak
berfungsi maka gondola tidak boleh dioperasikan. Selanjutnya lapaor pada atasan untuk dilakukan perbaikan pada blockstop tersebut. Sampai fungsi blockstopnya bekerja dengan baik. Hasil perbaikan blockstop dilaporkan pada atasan.
5. Per diperiksa apakah kendor atau patah
Jika per ditemui kondisi kendor langsung di kenjangkan dan jika patah maka perlu di ganti dan lapor pada atasan untuk mendapat persetujuan atau petunjuk apakah kondisi per masih bisa dioperasikan atau tidak. 6. Blockstop diperiksa apakah ada yang pecah komponennya
Jika blockstop ditemui kondisi komponennya pecah maka harus diganti dan segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
Gambar 4.8. Blocstop Wire Rope
Hasil pemeriksaan terhadap bloc stop wire rope dilaporkan pada atasan. Jika hasil pemeriksaan ditemukan adanya kondisi atau hal-hal yang ditemukan pada pemeriksaan diatas sehingga membahayakan keselamatan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun bila hasil pemeriksaan gondola dinyatakan baik dan memenuhi syarat untuk pengoperasian gondola, maka dilanjutkan dengan kegiatan tahap berikutnya.
4.5.5. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi tali baja (wire rope) dibuat dan diarsip sesuai dengan petunjuk pemeliharaan, POS atau prosedur kerja yang berlaku.
Operator gondola harus membuat laporan kepada atasan mengenai hasil pemeriksaan kondisi tali baja. Laporan ini dibuat dalam bentuk catatan yang dituangkan dalam format checklist tertentu, ditandatangani oleh operator gondola dan atasannya. Selanjutnya checklist yang diisi dan ditandatangani secara lengkap kemudian disimpan dan diarsipkan secara rapi di tempat yang aman dan mudah diambil oleh orang-orang yang berwenang.
Format checklist tersebut adalah sebagai berikut.
No Pemeriksaan wire rope Ada Tidak ada Keterangan
1. Perubahan bentuk 2. Putus kawatnya 3. Diameter mengecil 4. Abrasi 5. Kawat rapuh 6. Lilitan kawat 7. Kawat terkelupas 8. Panjang kabel tidak sesuai 9. Penambat tali baja
10. Penggulung tali baja 11. Bloc stop
12. Ketegangan/putus tali baja
Persetujuan Atasan Jakarta,
Tanggal:..,...,...
4.6. Melakukan pemeriksaan sistem kelistrikkan dari gondola
Sistem kelistrikan gondola merupakan bagian yang penting untuk pengoperasian gondola. Oleh karena itu sebelum gondola dioperaikan harus diperiksa sistem kelistrikan gondola agar pengoperasian gondola berjalan lancar dan tidak membahayakan bagi operator gondola khusunya maupun pihak lain pada umumnya. Sistem kelistrikan gondola yang diperiksa meliputi: saklar utama (selector switch gondola), kotak panel dan kabel utama, sistem kelistrikan gondola, mesin pengerek (motor hoist), dan tombol pengendali,
4.6.1. Saklar utama (selector switch gondola) diperiksa sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
Saklar utama (selector switch gondola) ini digunakan untuk menghidupkan gondola, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya benar-benar aman terbebas dari kabel terkelupas, tombol rusak dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap saklar utama (selector switch
gondola) tersebut dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Tahapan pemeriksaan saklar utama (selector switch)
1. Tombol On ditekan untuk menghidupkan diperiksa secara visual apakah kendor, lepas, dan rusak
a. Jika kendor atau lepas harus di kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut. b. Kemudian tombol On di uji coba dengan menekan tombol tersebut
apakah berfungsi dengan baik atau tidak, jika tidak diperbaiki dan lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
2. Tombol Off ditekan untuk mematikan gondola, apakah masih berfungsi atau tidak
a. Jika kendor atau lepas harus di kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut b. Jika tombol Off di tekan tidak berfungsi dengan baik maka perlu di
perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
3. Apakah tombol rusak/ terlepas
Apakah tombol On/Off rusak/terlepas maka perlu di perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
4. Tombol untuk menaikkan gondola diperiksa, apakah berfungsi
a. Jika tombol untuk menaikkan kendor atau lepas harus di kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut.
b. Jika tombol untuk menaikkan gondola di tekan tidak berfungsi dengan baik maka perlu di perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
5. Tombol untuk menurunkan gondola diperiksa, apakah berfungsi
a. Jika tombol untuk menurunkan kendor atau lepas harus di kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut.
b. Jika tombol untuk menurunkan gondola di tekan tidak berfungsi dengan baik maka perlu di perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
6. Tombol untuk menggerakkan ke samping diperiksa, apakah berfungsi a. Jika tombol untuk menggerakkan ke samping kendor atau lepas harus
di kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut.
b. Jika tombol untuk menggerakkan ke samping di tekan tidak berfungsi dengan baik maka perlu di perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
7. Tombol untuk menstabilkan gondola diperiksa, apakah masih berfungsi a. Jika tombol untuk menstabilkan kendor atau lepas harus di
kencangkan kembali, dan jika rusak dilaporkan pada atasan untuk minta penggantian tombol tersebut.
b. Jika tombol untuk menstabilkan di tekan tidak berfungsi dengan baik maka perlu di perbaiki dan dilaporkan kepada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan kepada atasan. Jika hasil pemeriksaan ditemui adanya kondisi atau hal-hal yang tidak memenuhi syarat untuk pengoperasian gondola sehingga membahayakan leselamatan operator gondola, maka gondola tidak bileh dioperasikan. Namun jika hasil pemeriksaan dinilai memenuhi syarat untuk pengoperasian gondola, maka dilanjutkan pada tahapan berikutnya.
Gambar 4.9. Panel utama gondola
4.6.2. Kotak panel dan kabel utama diperiksa dari kemungkinan kerusakan
Kotak panel dan kabel utama ini digunakan untuk menghidupkan gondola, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya benar-benar aman terbebas dari kabel terkelupas, kabel rusak, konslet dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap kotak panel dan kabel utama tersebut dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Tahapan pemeriksaan kotak panel dan kabel utama 1. Kotak panel dan kotak utama diperiksa dari kerusakan
Jika kotak panel dan kotak utama ditemui adanya kerusakan misalnya pintunya lepas atau kendor, dudukannya tidak kencang, tutupnya pecah
Tombol naik Tombol Turun Indikator lamp Selector Switch (Kanan, Kiri dan stabilizer) Emergency Stop Tombol Start
maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
2. Kabel utama diperiksa dari kemungkinan kabel terkelupas
Jika kotak utama ditemui adanya kabel terkelupas maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
3. Panel diuji coba apakah masih berfungsi
Jika panel tidak berfungsi maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
4. Sambungan kabel dalam panel diperiksa apakah terkelupas maupun terlepas
Jika sambungan kabel ditemui adanya terkelupas maupun terlepas maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
5. Bagian dalam panel utama diperiksa dari barang-barang yang berbahaya Jika Bagian dalam panel utama ditemui adanya barang-barang yang berbahaya maka operator gondola perlu membersihkan dan menjauhkan dari panel tersebut, setelah itu segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
6. Bagian dalam panel harus dibersihkan dari benda-benda berbahaya maupaun barang-barang yang mengganggu
Bagian dalam panel harus dibersihkan dan setelah itu segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut
7. Saklar, sekring bagian dalam panel diperiksa apakah terdapat sekring yang putus dan dipastikan semua berfungsi dengan baik
Jika saklar, sekring bagian dalam panel ditemui adanya putus maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
8. Tutup panel diperiksa, apakah terdapat baut atau engsel yang lepas Jika tutup panel ditemui adanya baut yang engsel dan lepas maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
Gambar 4.10. Kotak panel dan kabel utama
Hasil pemeriksaan panel dan kabel utama dilaporkan pada atasan. Jika saat pemeriksaan ditemui kondisi atau hal-hal seperti item-item yang diperiksa di atas, sehingga membahayakan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun jika hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat untuk beroperasinya gondola, maka dilanjutkanpada tahap selanjutnya.
4.6.3. Sistem kelistrikan gondola diperiksa untuk memastikan adanya arus listrik Dengan menggunakan alat dan prosedur sesuai dengan POS
Komponen terbesar dari gondola adalah logam, dimana logam merupakan pengantar listrik yang sangat baik, oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian agar tidak membahayakan bagi operator maupun orang lainnya
Tahapan pemeriksaan Sistem kelistrikan gondola dilakukan dengan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1. Yang harus diperhatikan dalam instalasi listrik untuk gondola antara lain a. Jenis penghantar (kabel) yang dipergunakan harus sesuai untuk
gondola (flexible).
b. Cara pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, rapi dan juga sesuai dengan kondisi peralatan dan kerja gondola.
c. Pemasangan pembumian /arde harus benar, yaitu elektroda bumi harus dipasang di dalam bumi dan berhubungan langsung dengan bumi.
d. Pemeliharaan peralatan /instalasi sesuai ketentuan.
2. Mengikuti ketentuan PUIL 1987, mengingat gondola merupakan peralatan yang berada di alam terbuka, maka harus mengikuti beberapa aturan sebagai berikut :
a. Instalasi listrik dan perlengkapan listrik harus tahan cuaca, tahan kerusakan mekanis dan kedap air.
b. Penghantar atau kabel yang karena sifat kerjanya harus bergerak mengikuti gerak peralatan harus memakai kabel jenis fleksibel dan tahan cuaca.
c. Harus dilengkapi dengan penghantar pengaman yang baik atau cara pengaman lain yang setaraf, untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh yang berbahaya.
d. Perlengkapan rem yang dilayani dengan listrik, harus dibuat sedemikian rupa sehingga rem tersebut bekerja dengan sendirinya jika tegangan hilang.
e. Penghantar dari panel pembagi ke panel gondola tidak boleh dicabang untuk pemakai lain.
f. Kebel fleksibel apabila terdapat cacat pada isolasinya dan diperkirakan dapat membahayakn harus diperbaiki atau diganti sesuai saran pihak yang berwenang.
Hasil pemeriksaan kelistrikan gondola dilapoarkan pada atasan. Jika hasil pemeriksaan ditemuka adanya penyimpangan atau hal – hal yang tidak memenuhi syarat sehingga membahayakan operator gondola, maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun jika hasil pemeriksaan kelistrikan gondola dinilai memenuhi syarat, maka dilanjutkan pada tahapan berikutnya.
4.6.4. Mesin pengerek (motor hoist) diperiksa fungsinya dengan benar sesuai dengan petunjuk pemeliharaan.
Mesin pengerek (motor hoist) ini digunakan untuk menggerakkan gondola, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya benar-benar aman terbebas dari kerusakan dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap mesin pengerek (motor hoist) dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Cara melakukan pemeriksaan mesin pengerek (motor hoist) adalah sebagai berikut :
1. Guide rope diperiksa jika sudah tipis, aus maka harus segera diganti dengan yang baru.
Jika guide rope ditemui adanya tipis, aus maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
2. Kampas break diperiksa dan jika ternyata sudah tipis atau aus, maka kampas break harus segera diganti dengan yang baru.
Jika Kampas break sudah tipis atau aus maka operator gondola perlu memperbaikinya. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
3. Sistim di dalam box bersih atau tidak, jika tidak bersih maka segera dibersihkan.
Jika sistim di dalam box ditemui dalam kotor (tidak bersih) maka operator gondola perlu membersihkan. Dan jika sudah dibersihkan maka operator gondola segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan
persetujuan lebih lanjut.
4. Oil seal ada yang bocor atau tidak, jika terjadi kebocoran harus segera diganti dengan yang baru.
Jika terjadi bocor pada oil seal maka melapor pada atasan untuk mendapat penggantian oil seal tersebut. Jika operator gondola dapat melakukan penggantian oil seal sendiri yang rusak diganti dengan yang baru maka hasil penggantian oil seal dilaporkan pada atasan untuk mendapatkan persetujuan guna dioperasikannya wire winder. Jika penggantian oil seal tidak bisa dilakukan sendiri maka biasanya akan menggunakan tenaga dari luar perusahaan (Out sourcing)
5. Bearing tentions, diperiksa apakah ada yang retak, pecah, aus, maka segera diperbaiki tetapi jika tidak bias diperbaiki maka segera diganti dengan yang baru.
Jika bearing tentions terjadi retak, pecah dan aus maka melapor pada atasan untuk mendapat penggantian oil seal tersebut. Jika operator gondola dapat melakukan penggantian bearing tentions yang rusak diganti dengan yang baru maka hasil penggantian bearing tentions dilaporkan pada atasan untuk mendapatkan persetujuan guna dioperasikannya gondola. Jika penggantian bearing tentions tidak bisa dilakukan sendiri maka biasanya akan menggunakan tenaga dari luar perusahaan (Out sourcing)
6. Suara kasar, perlu diteliti penyebabnya dan segera lakukan perbaikan dan jika ditemukan ada suku cadang atau komponen yang rusak maka segera diganti dengan yang baru.
Jika pada komponen gondola ditemui adanya suara yang kasar maka operator gondola perlu memperbaiki. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
7. Ada getaran-getaran, diperiksa penyebabnya, jika karena ada yang kendor maka segera kencangkan atau jika ditemukan ada suku cadang segera diganti dengan yang baru.
Jika pada komponen gondola ditemui adanya getaran maka operator gondola perlu memperbaiki. Dan jika perbaikannya berhasil ataupun tidak
berhasil maka segera lapor pada atasan untuk mendapat arahan dan persetujuan lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan tersebut dlaporkan kepada atasan. Jika menurut penilaian atasan ternyata dinyatakan tidak memenuhi syarat maka gondola tidak boleh dioperasikan. Namun jika hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat pengoperasian gondola, maka dilanjutkan dengan tahapan berikutnya.
4.6.5. Tombol pengendali diperiksa fungsinya
Tombol pengendali ini digunakan untuk menggerakkan gondola, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya benar-benar aman terbebas dari kerusakan dan lain-lain. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap tombol pengendali dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
Cara melakukan pemeriksaan tombol pengendali adalah sebagai berikut : 1. Selector Switch (Kanan, Kiri dan stabilizer)
Jika tombol atau selector switch untuk menggerakkan ke kiri, ke kanan dan menstabilkan gondola tidak berfungsi, maka harus segera diperbaiki namun jika sudah tidak bias diperbaiki lagi, maka perlu dperiksa lebih teliti lagi apakah ada suku cadang yang rusak. Kerusakan suku cadang yang terjadi harus segera diganti dengan yang baru.
2. Tombol naik
Tombol naik diperiksa dan diuji coba atau difungsikan untuk menaikkan gondola. Jika ternyata tidak berfungsi harus diteliti kemungkinan adanya kabel lepas, mcb (sekring putus) atau sebab lainnya, kemudian segera perbaiki dan lakukan penggantian dengan yang baru atas suku cadang atau komponen yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Kemudian hasilnya dilaporkan pada atasan.
3. Tombol Turun
Tombol turun diuji coba dan diperiksa, jika ternyata tidak bisa berfungsi segera lakukan perbaikan dan penggantian atas bagia-bagian yang rusak dan tidak bias diperbaiki lagi. Hasil perbaikan ini dilaporkan pada atasan.
4. Indikator On dan Off
Indikator On dan of diuji coba dan diperiksa, jika ternyata tidak berfungsi dan terdapat bagian-bagian yang rusak atau putus bolamnya, kendor kabelnya, segera lakukan perbaikan dan/atau penggantian dengan yang baru atas suku cadang atau bagian yang rusak tadi. Hasil perbaikan atau penggantian dilaporkan pada atasan.
5. Emergency Stop
Emegency stop diuji coba dan diperiksa, jika ternyata tidak berfungsi dan ditemukan adanya suku cadang rusak dan tidak bias diperbaiki lagi, segera lakukan penggantian dengan suku cadang yang baru. Hasil perbaikan laporkan pada atasan untuk mendapat persetujuan maupun arahan/perintah lebih lanjut.
6. Tombol Start atau On atau Off
Tombol tersebut diperiksa dari rusak, aus, lepas, hilang, pecah dan tidak berfungsi, jika tidak berfungsi maka segera lakukan perbaikan dan/atau penggantian dengan spare part atau suku cadang yang baru. Hasil perbaikan atau penggantian ini dilaporkan pada atasan.
4.6.6. Catatan hasil pemeriksaan, kondisi sistem kelistrikan dibuat dan diarsipkan sesuai dengan POS atau Prosedur kerja yang berlaku
Hasil pemeriksaan kondisi system kelistrikan dilaporkan kepada atasan dengan format di bawah ini dan setelah ditandatangani oleh operator gondola dan atasannaya kemudian diarsipkan. Arsip tersebut harus disimpan ditempat yang rapi dan aman namun mudah diambil oleh yang bewenang jika sewaktu-waktu diperlukan.
Format hasil pemeriksaan kondisi sistem kelistrikan
No Kondisi sistem kelistrikan Baik Tidak baik Keterangan
1. Saklar utama 2. Kotak panel 3. Kabel utama 4. Sistem kelistrikan 5. Mesin pengerek 6. Tombol pengendali 7. Tombol ON dan OFF
Persetujuan Atasan Jakarta,
Tanggal:..,...,...
Nama Atasan Nama Operator
4.7. Melakukan pemeriksaan perangkat keranjang (Cart) gondola
Perangkat kerjang gondola merupakan bagian yang penting untuk pengoperasian gondola. Oleh karena itu sebelum gondola dioperasikan harus diperiksa perangkat keranjang gondola agar pengoperasian gondola berjalan lancar dan tidak membahayakan bagi operator gondola khusunya maupun pihak lain pada umumnya. Sistem perangkat keranjang gondola diperiksa meliputi: Pagar keranjang (Cart), kebersihan dan keamanan lantai keranjang, dudukan drum dan mesin penggerak (motor hoist), roda keranjang (cart).
4.7.1. Pagar keranjang (Cart) diperiksa sesuai dengan kondisi standar yang ditetapkan
Pagar keranjang (Cart) ini digunakan untuk membatasi pekerja operator gondola agar tidak jatu dari ketinggian jika gondola beroperasi, karena itu harus dipastikan bahwa kondisinya benar-benar aman terbebas dari kerusakan. Untuk itu perlu ada pemeriksaan terhadap pagar keranjang gondola tersebut dengan tahapan pemeriksaan seperti dibawah ini:
1. Pagar keranjang ada yang patah atau tidak
Jika terdapat pagar keranjang yang patah, godola tidak boleh dioperasikan. Tetapi jika tidak bisa diperbaiki, segera lakukan perbaikan atau penggantian pagar keranjang tersebut. Hasil perbaikan atau penggantian dilaporkan pada atasan untuk mendapat persetujuan atau perintah lebih lanjut.
2. Pagar keranjang ada yang keropos atau terkelupas.
Pagar keranjang yang keropos agar segera diperbaiki, namun jika sudah tidak bisa diperbaiki karena terlalu banyak keroposnya, maka lapor atasan untuk dilakukan penggantian dengan pagar keranjang yang baru. Hasil perbaikan atau penggantian ini dilaporkan pada atasan. 3. Pagar keranjang terdapat las atau sambungan yang retak
Lakukan perbaikan terhadap las atau sambungan yang retak agar tidak membahayakan keselamatan operator gondola. Jika perbaikan tidak bisa dilakukan sendiri maka lapor atasan untuk diupayakan perbaikan dengan cara out sourcing. Hasil perbaikan dilaporkan pada atasan untuk mendapat persetujuan atau perintah lebih lanjut.
4. Baut-baut ada yang lepas, kendor, hilang.
Kencangkan baut yang kendor dan ganti baut yang tidak bisa dipakai lagi. Baut yang hilang dimintakan penggantian kepada atasan. Hasil perbaikan, pemasangan kembali baut yang hilang/rusak dilaporkan pada atasan untuk mendapat persetujuan atau perintah lebih lanjut. 5. Plat alas atau lantai periksa dari keropos, sobek atau rusak.
Lapor pada atasan atas kerusakan yang terjadi seperti keropos, sobek untuk dilakukan perbaikan maupun penggantian. Hasil perbaikan atau penggantian dilaporkan pada atasan.
4.7.2. Kebersihan dan keamanan lantai keranjang (Cart) diperiksa sesuai dengan POS
Penyelesaian suatu pekerjaan harus diikuti dengan perapihan dan pembersihan area kerja sehingga area tersebut kembali bersih, rapi serta aman dan tidak menganggu kegiatan lainnya. Untuk itu perlu dilakukan