• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Reproduksi Merak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Reproduksi Merak"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup yang menghuni bumi terdiri dari berbagai jenis yang masing-masing hidup pada tempat yang berbeda dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Makhluk hidup ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Makhluk hidup secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Hewan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu hewan yang bertulang belakang (Vertebrata) dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata). Setiap makhluk hidup punya cara untuk mempertahankan diri agar tetap lestari di alam salah satu cara agar makhluk hidup tetap lestari di alam ini ialah dengan melakukan reproduksi.

Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru diproduksi. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual.

Reproduksi pada vertebrata khusunya kelas aves memiliki keunikan tersendiri. khusunya burung merak. Burung merak bereproduksi secara seksual.

Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah makalah tentang reproduksi burung merak ini agar dapat menambah pengetahuan kita khusunya tentang reproduksi pada aves yang salah satunya adalah burung merak hijau (Pavo muticus).

B. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui reproduksi pada burung merak hijau (Pavo muticus).

C. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui reproduksis pada burung merak (Pavo muticus).

BAB II

REPRODUKSI BURUNG MERAK HIJAU (Pavo muticus) A. Tinjauan tentang Burung Merak Hijau (Pavo muticus)

(2)

1. Klasifikasi Kerajaan : Animalia. Filum : Chordata. Kelas : Aves. Ordo : Galliformes. Famili : Phasianidae. Genus : Pavo

Spesies : Pavo muticus.

Nama binomial: Pavo muticus (Linnaeus, 1766) 2. Deskripsi

Merak Hijau (Green Peafowl) yang dalam bahasa ilmiah disebut Pavu muticus adalah salah satu dari tiga spesies merak yang terdapat di dunia. Satwa yang terdapat di Cina, Vietnam dan Indonesia ini mempunyai bulu-bulu yang indah. Apalagi Merak Hijau jantan yang memiliki ekor panjang yang mampu mengembang bagai kipas. Namun justru karena keindahan itu yang membawa petaka bagi kehidupan satwa langka dan dilindungi ini.

Merak Hijau (Pavu muticus) mempunyai bulu yang indah yang berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Mukanya memiliki aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di sekitar kupingnya. Merak jantan lebih indah daripada Merak betina

3. Morfologi

Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil

(3)

dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. memiliki ekor panjang yang terdiri 150 helai bulu terbentuk dari pangkal ekornya yang dapat ditegakkan hingga tercipta sebuah kipas yang luar biasa bentuknya. Merak hijau jantan memiliki bulu ekor yang sangat indah kalau direntangkan dengan dihiasi pola gambar seperti hiasan mata. Sedangkan yang betina tidak mempunyai bulu ekor yang panjang hanya hiasan bulu pada mantel,leher dan dada berwarna hijau mengkilap. Mukanya memiliki aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di sekitar kupingnya. Paruh burung-burung merak memiliki rata-rata panjang satu inci. Merak Hijau (Pavo muticus) memiliki sayap panjang, ekornya panjang runcing, paruhnya pendek runcing. Fungsi dominan kaki untuk bertengger dan berjalan, jarinya berjumlah 5 ( 3 depan, 1 belakang rata dan 1 terangkat), cakarnya runcing melengkung.

4. Makanan

Di habitat aslinya Merak Hijau (Pavo muticus) mencari pakan dari dini hari sampai senja hari. Pakan di .habitat aslinya berupa biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, sayur-sayuran, cacing dan hewan melata. Di Kebun Binatang Gembira Loka diberi pakan sayur-sayuran, gabah dan kecambah.

5. Habitat

Hewan indah ini hidup di hutan-hutan terbuka dengan padang rumput dataran rendah sampai yang tinggi atau padang rumput dengan semak belukar serta pepohonan yang tinggi dekat sumber air seperti

(4)

danau atau sungai kecil. Namun karena banyaknya habitat hutan yang hilang dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta daerah dimana burung ini ditemukan sangat terpencar, Merak Hijau dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

6. Penyebaran

Merak hijau ini tersebar di Cina, Vietnam dan Indonesia. Di Indonesia, merak jawa (merak hijau) ini hanya terdapat di Pulau Jawa saja atau endemik P. Jawa. Merak-merak ini terdapat di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dan Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana.

7. Kebiasaan dan Prilaku

Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur. Burung merak (Pavo muticus) hidup secara kelompok bersifat poligami dan terikat dalam suatu keluarga. Burung merak jantan suka memperagakan penutup ekornya yang dikembangkan atau bergantian mengusir jantan lain pada musim kawin. Pada malam hari tidur di atas pohon gundul yang tinggi. Pada siang hari suka berjalan-jalan di tanah dan bertengger di atas dahan pohon yang gundul.

B. Tinjauan tentang Reproduksi Burung Merak Hijau (Pavo muticus) 1. Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru diproduksi. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual.

(5)

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukam jenis kelamin yang berbeda. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana seperti makhluk bersel satu melakukan reproduksi secara aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan pada sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

2. Organ reproduksi Burung merak hijau (Pavo muticus) a. Burung Betina

Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina. 1) Ovarium

Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya padapermukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis. Bagian yolk juga mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum.

Ovarium biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang, berwarna kuning besar (yolk) dan sejumlah besar

(6)

folikel putih kecil yang menunjukkan sebagai kuning telur yang belum dewasa (Suprijatna, 2005).

Pertumbuahan kelenjar telur dirangsang oleh Follicle Stimulating Hormon (FSH) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior. Hormon ini menyebabkan ovarium berkembang dan folikel mengalami pertumbuhan. Produksi FSH secara normal dirangsang oleh peningkatan periode pencahayaan. Secara alami, peningkatan FSH disebabkan oleh pertambahan periode siang hari pada musim semi (Hartanto, 2010).

Ovarium menskresikan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan terjadinya 1) perkembangan oviduk; 2) peningkatan kadar kalsium darah, protein, lemak, vitamin dan bahan-bahan lain yang diperlukan dalam proses pembentukan telur; 3) merangsang peregangan tulang pulbis untuk mempersiapkan dalam proses bertelur (Suprijatna, 2005). 2) Oviduk

Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller. Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina.

a) Infundibulum

Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi. Infundibulum selain

(7)

tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum.

b) Magnum

Magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam. Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur. c) Ithmus

Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum.

d) Uterus

Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran.

(8)

Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula terdapat lapisan porus yang berguna untuk sirkulasi air dan udara.

e) Vagina

Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka.

(9)

Gambar 1. Anatomi alat reproduksi aves betina b. Burung Merak Jantan

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl), secara lengkap ditunjukkan pada gambar berikut:

1) Testis

Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum. Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma.

Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albughin yang lunak. Bagian dalam testis terdiri atas tubuli seminiferi (85-95% dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan inertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel leydig) tempet disekresikannya hormone steroid, androgen, dan testosterone. Besarnya testis bergantung pada umur, strain, musim dan pakan (Yuwanta, 2004).

2) Epididimis

Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.

3) Duktus deferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada puyuh jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagiandistal saluran deferens (Yuwanta, 2004).

(10)

Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang

papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi.

Gambar 2. Anatomi alat reproduksi aves jantan 3. Mekanisme reproduksi

Merak Hijau (Pavo muticus) berkembangbiak dengan bertelur (Ovipar). Merak betina membuat sarang diatas pohon atau di semak.semak belukar. Sarang dibuat dari ranting atau dahan-dahan kering.

a. Waktu kawin

Perkawinan merak berkaitan erat dengan musim penghujan, sekitar bulan Juni sampai Agustus.

(11)

Pada puncak musim reproduksi di bulan Juni-Agustus, Merak Hijau adalah salah satu pertunjukan alam paling indah yang ada di Taman Nasional Baluran. Para jantan yang mencoba menarik perhatian si betina dengan mengambangkan ekornya yang indah dan tarian khas. Burung jantan membuat suatu tarian untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Dalam tarian tersebut merak jantan menggerakkan bulu-blu hias yang ditegakkannya. Akibatnya, bulu hias ini berbentuk melingkar seperti kipas raksasa. Kepala merak jantan diletakkan di tengah-tengah bulu hiasnya, lalu bulu-bulu hias ini diangguk-anggukkan seperti gerakan kipas raksasa yang memesona.

c. Cara kawin

Setelah melakukan persiapan kawin, merak jantan kemudian menaiki punggung atau menunggangi merak betina untuk memasukkan penis ke dalam vagina betina atau melakukan kopulasi. d. Perbandingan jantan dan betina

Pada musim kawin, merak hijau hidup berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas satu jantan dengan 3-5 betina.

e. Lama kawin

Waktu yang digunakan burung merak untuk melakukan kopulasi adalah kurang lebih 10 detik.

f. Jumlah kelahiran

Telur 3-5 butir, warna telur krem sampai cokelat sawo matang, dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari telur itik dan menetas setelah dierami selama 28 hari.

C. Tekhnologi Reproduksi pada Burung Merak Hijau (Pavo muticus)

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menternakkan burung merak hijau ini yaitu melalui kawin alami dan melalui tekhnologi reproduksi yang telah lama dikembangkan.

1. Breeding

Merak normalnya mencapai tahap dewa dan siap kawin pada usia 2 tahun. sedangkan jantan minimal pada usia 3 tahun. Mereka akan bersama 1 tahun sebelum akhirnya betina bertelur. Merak jantan pada pada kondisi yang pria dapat dikawinkan dengan 5 ekor betina. Tingkat kesuburan telur

(12)

untuk setiap pejantan seharusnya di monitoring untuk menentukan berapa banyak betina yang dapat kawin dengan sukses dari masing- masing pejantan. ketika menseleksi merak untuk tujuan breeding, pejantan dan betina yang tidak terkait harus diseleksi. Inbreeding dapat menimbulkan banyak masalah pada telur maupun anaknya. Tidak peduli berapa usia merak yang dieli atau untuk tujuan breeding, merak harusla sehat. merak yang sehat akan aktif, mempunyai kualitas bulu yang baik, kaki lurus dan mata bersih. Betina akan meletakkan telur pada bulan April dan akan bertelur setiap har sampai clutch ke tujuh hingga sepuluh tercapai. jika telur dikoleksi dari sarang untuk inkubasi buatan, seekor betina mungkin ertelur banyak hingga 30 telur. etina yang diperbolehkan untuk berkeliaran bebas disekitar peternakan, akan menyembunyikan sarang mereka di rumput yang tinggi, sekitar semak bahkan ditumpukan sikat.Betina yang dipelihara dalam kandang akan menggunakan ban bekas, koak sarang kayu dan tong kosong untuk situs sarang. struktur ini harus diisi rumput kering atau jerami untuk menyediakan bahan bersarang.

Ada beberapa metode inkuasi telur merak. metode pertama adalah inkubasi buatan. Telur diinkubasi pada suhu 99-100 derajat Fahrenheit. Telur akan menetas setelah 27-30 hari inkuasi. Telur harus dilakukan candling setelah 10 hari inkubasi untuk melihat kesuburannya. Jika telur tidak fertil, harus di uang dari inkubator sehingga tidak merusak dan mungkin mencemari telur lain yang ada di inkubator. Telur harus ditempatkan di inkuator sesegera mungkinsetelah mereka diletakkan dan tidak ada telur yang dipegang selama sebelum 10 hari seelum inkubasi dimulai. Inkubasi alami dari telur merak dapat dilakukan dengan eberapa cara. pertama menyerahkan kepada betina untuk mengatur telurnya dan menetaskannya. Peahens biasanya melakukan inkubasi dengan baik tetapi metode ini akan memproduksi jumlah telur yang terbatas setiap tahunnya. Sekali dia mengatur jumlah clutch yang keluar, dia tidak akan bertelur lagi untuk musim itu. Metode kedua dari inkubasi alami yang akan menghasilkan produksi telur maksimum dengan menggunakan ayam atau

(13)

bebek. Telur merak yang dikeluarkan dikoleksi dan kemudian ditetapkan sebagai clutch dibawah ayam atau bebek. Ukuran clutch ditentukan dari ukuran ayam atau bebek yang digunakan untuk inkubasi. Telur yang berada dibawah ayam/ bebek diletakkan hingga dua hari sebelum menetas normal.Telur dipidahkan dari sarang dan ditaruh di mesin penetas. clutch baru dari telur diletakkan dibawah ayam betina kemudian proses diulang. jika telur dibiarkan menetas dibawah ayam, resiko penyakit dari ayam lebih besar dan seingkali ayam betina tidak memperbolehkan eberapa telur untuk ditaruh dibawahnya.

2. Brooding

Pengaturan brooding yang baik untuk anak merak dimulai dari suhu 95 derajat fahrenheit dan temperautr ini diturunkan 5 derajat setiap minggu. Brooder dapai diuat di rumah atau dibeli secara komersial. Brooder harus menyediakan sumber panas yang kosisten sehinggan anakan tidak kedinginan atau kepanasan. Area pemanas harus cukup besar sehingga anak-anak ayam tidak harus menumpuk diatas satu sama lain agar tetap hangat. Brooder harus memiliki lantai kawat sehingga kotoran dan pakan tebuang jatuh.

Anakan biasanya meninggalkan penetasan setelah mereka menetas. ini memberi mereka banyak waktu untuk mengeringkan dan memdapatkan kekuatan yang cukup untuk berdiri. Anakan tersebut kemudian ditempatkan dalam brooder kayu keil dengan menggunakan lampu panas untuk menghangatkan. Anakan dibawah umur seminggu seharusnya dipelihara di grup kecil sehingga mereka dapat belajar makan dan minum tanpa adanya kompetisi datu dengan lain. Anakan kadang- kadang harus diajarkan untuk makan dan minum. hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan guru dengan umur 3-4 hari lebih tua darinya, anak ayam atau anak burung dapat juga digunakan sebagai guru anakan.

3. Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan (IB) adalah salah satu bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina tanpa perlu seekor pejantan. Inseminasi Buatan merupakan suatu

(14)

rangkain proses terencana dan terpogram karena menyangkut kualitas genetik ternak di masa yang akan datang. Pelaksanaan dan penerapan teknologi Inseminasi Buatan di lapangan dimulai dengan langkah pemilihan pejantan unggul sehingga akan lahir anak yang kualitasnya lebih baik dari induknya selanjutnya dari pejantan tersebut dilakukan penampungan semen, penilaian kelayakan semen, pengelolahan dan pengawetan semen dalam bentuk cair dan beku, serta teknik inseminasi ke dalam saluran reproduksi ternak betina (Depdiknas, 2001).

Menurut Ahmad (2009), manfaat penerapan bioteknologi IB pada ternak adalah sebagai berikut :

a. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan; b. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;

c. Mencegah terjadinya kepunahan pada hewan utamanya yang telah tergolong langka;

d. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;

Menurut Kartasudjana (2001), beberapa langkah yang harus dilakukan ketika melakukan inseminasi buatan yaitu :

1. Menyiapkan semen dengan cara penampungan semen. Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang jumlah (volume)-nya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan. Semen dapat ditampung melalui beberapa metode, seperti :

a. Metode Pengurutan (Masase)

Metode penampungan semen melalui pengurutan dapat diterapkan padaternak besar (sapi, kerbau, kuda), dan pada ternak unggas (kalkun dan ayam). Pada aves seperti burung merak atau kalkun metode pengurutan punggung merupakan satu-satunya metode penampungan yang paling baik hasilnya.

b. Metode Elektrojakulator

Penampungan semen menggunakan metode ini adalah dengan tujuan untuk memperoleh semen dari pejantan yang memiliki kualitas

(15)

genetik tinggi tetapi tidak mampu melakukan perkawinan secara alam akibat gangguan fisik atau psikis. Metode ini saat ini lebih banyak diterapkan pada ternak kecil seperti domba dan kambing karena pada ternak besar lebih mudah dilakukan melalui metode pengurutan ampula vas deferens.

c. Metode Vagina Tiruan

Penampungan semen menggunakan vagina tiruan merupakan metode yang paling efektif diterapkan pada ternak besar (sapi, kuda, kerbau) ataupun ternak kecil (domba, kambing, dan babi) yang normal (tidak cacat) dan libidonya bagus. Kelebihan metode penampungan menggunakan vagina tiruan ini adalah selain pelaksanaannya tidak serumit dua metode sebelumnya, semen yang dihasilkannya pun maksimal.

2. Evaluasi atau pemeriksaan semen merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan untuk melihat kuantitas (jumlah) dan kualitas semen. Pemeriksaan semen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik yaitu pemeriksaan semen secara garis besar tanpa memerlukan alat bantu yang rumit, sedangkan pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.

Evaluasi makroskopik meliputi : volume semen, warna semen, bau semen, kekkentalan semen, dan pH semen. Adapun pemeriksaan mikrokopik meliputi gerakan massa sperma, gerakan individu sperma, konsentrasi sperma dalam tiap mililiter semen, konsentrasi sperma hidup dalam setiapmililiter semen, konsentrasi sperma mati dalam setiap mililiter semen, dan persentase abnormalitas (ketidak-normalan bentuk) sperma. 3. Pengenceran semen adalah satu upaya untuk memperbesar volume semen

serta menurunkan kandungan sperma dalam volume tertentu sehingga akan lebih banyak dosis inseminasi dapat dibuat. Dengan demikian akan lebih banyak jumlah ternak betina yang dapat dikawini oleh seekor pejantan karena setiap ejakulatnya mampu menginseminasi banyak betina.

(16)

Pengencer semen adalah larutan isotonis (memiliki tekanan osmotik yang sama dengan plasma darah) yang mengandung bahan-bahan yang bersifat buffer (memelihara larutan dari perubahan pH), bahan nutrisi bagi kelangsungan hidup sperma.

4. Pengawetan atau preservasi semen merupakan upaya manusia memperpanjang daya hidup dan daya fertilisasi sperma sehingga masa pakai semen tersebut dapat lebih lama. Pengawetan semen dapat dilakukan untuk keperluan penyimpanan singkat pada temperatur 5o C dan

penyimpanan semen untuk jangka waktu tidak terbatas pada temperatur – 196o C. Pengawetan semen pada temperature dibawah titik beku air

memerlukan bahan lain yang mampu melindungi sperma karena cekaman akibat perubahan tekanan osmotik larutan (hypertonic stress) dan melindungi sperma akibat pembentukan kristal es pada saat pembekuan. Bahan yang mampu ber-peran untuk kedua maksud di atas disebut sebagai agen krioprotektan seperti glycerol.

5. Inseminasi atau deposisi semen ke dalam saluran reproduksi ternak betina merupakan salah satu langkah akhir dalam kegiatan inseminasi buatan. Pencurahan semen ke dalam saluran reproduksi ternak betina dilakukan dengan maksud agar sel telur yang diovulasikan ternak betina tersebut dapat dibuahi oleh sperma sehingga ternak betina menjadi bunting dan melahirkan anak. Inseminasi/ deposisi semen harus dilaksanakan pada saat yang tepat, yaitu pada saat ternak betina itu sedang dalam puncak berahi. Semen yang diinseminasikan dapat dalam bentuk semen cair atau semenbeku. Aplikator (alat untuk menyampaikan semen) atau insemination gun untuk semen cair berbeda dengan untuk semen beku (Kartasudjana, 2001).

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang reproduksi merak hijau maka dapat disimpulkan bahwa reproduksi burung merak merupakan reproduksi yang unik. Hal tersebut terletak dari cara kawin burung merak hijau. Selain itu Sistem reproduksi burung merak betina terdiri dari ovarium dan oviduck. Sedangkan sistem reproduksi burung puyuh jantan terdiri dari testis, epididimis, duktus deferns, organ kopulasi. jumlahTelur 3-5 butir dan menetas setelah dierami selama 28 hari.

B. Saran

Sebaiknya pembaca jangan hanya mencari satu sumber dalam mencari info tentang reproduksi burung merak, tapi carilah info dari berbagai sumber agar pengetahuan kita tentang reproduksi khususnya reproduksi pada burung merak lebih baik dan akurat.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Intan. 2009. Pemanfaatan Inseminasi Buatan (Ib) Untuk Peningkatan Produktivitas Sapi . Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati Institute Teknologi Bogor. Bogor

Kartasudjana Ruhyat , 2001 .Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak. Proyek Pengembangan Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.

Nitsan, Z., I. Ptichi and I. Nir. 1984. The Effect of Meal-Feeding and Food Restriction on Body composition, Food Utilization and Intestinal Adaptation in Light Breed Chicks. British Journal of Nutrition 51: 101-109.

Pinchasov,Y.,I. Nir and Z. Nitsan. 1992. Metabolic and Anatomical Adaptation of Heavy Bodied Chicks to Intermitten Feeding. Pancreatic Digestive Enzyme. British Poultry Science 31: 769 -777.

(19)
(20)

Sulfiani Talib

Yulianti Hasan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015

Makalah Reproduksi

Vertebrata

Reproduksi Burung Merak (Pavo

muticus)

Gambar

Gambar 2. Anatomi alat reproduksi aves jantan 3. Mekanisme reproduksi

Referensi

Dokumen terkait

Andi mempunyai mainan kayu yang berbentuk kubus.. Jika volume kubus tersebut 512 cm 3 , berapakah

Toni memiliki kawat 9 m untuk membuat limas dari kawat alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 15 cm dan rusuk tegak 19 cm.. Jika seluruhnya dipergunakan,

Pak Asep membuat prisma dari kawat yang alasnya berbentuk segi-6 beraturan dengan panjang sisi alas 10 cm dan tinggi prisma 9 cm.. Panjang kawat yang diperlukan

Ciri umum spesies ini adalah thallusnya yang berbentuk filamen panjang mencapai 6 hingga 15 cm, berbentuk tubular dengan rongga di bagian tengahnya atau

Dies Koin terdiri dari 3 bagian, bagian pertama adalah penekan atas berbentuk silinder yang mempunyai ukuran tinggi 5,50 cm diameter 1,50 cm, kedua adalah bagian tengah

Sebuah prisma segitiga mempunyai panjang alas yang berbentuk segitiga dengan ukuran 20 cm, tinggi segitiga 12 cm, tinggi prisma 25 cm.. Volumenya adalah

Rina mempunyai kotak pensil berbentuk balok dengan panjang 15 cm, lebar 8 cm dan tinggi 4 cm.. Volume kotak pensil Rina adalah cm³

Rina mempunyai kotak pensil berbentuk balok dengan panjang 15 cm, lebar 8 cm dan tinggi 4 cm.. Volume kotak pensil Rina adalah