• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus Supervisi Klinis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Kasus Supervisi Klinis"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pak M.Y seorang guru yang diangkat menjadi PNS sejak Desember 2008 yang lalu, mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan. Ia adalah seorang guru yang selalu serius dalam melaksanakan tugas dan mempunyai keinginan agar siswa-siswanya mencapai prestasi yang baik

Akan tetapi, ketika pak M.Y membuat daftar usulan untuk penetapan angka kredit (DUPAK) agar ia naik pangkat/golongan dari III/a ke III/b untuk kenaikan pangkat/golongan periode oktober 2011, kepala sekolahnya belum bersedia mengusulkan DUPAK -nya dengan alasan bahwa catatan penilaian kinerjanya memperoleh kualifikasi “cukup” (C). Ketika mengetahui nilai kinerjanya rendah, dia kecewa dan sangat sedih bahwa dia memperoleh nilai rendah dalam kemampuan mengajar di kelas. Dia menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas melainkan dia hanya mampu melaksanakan tugasnya untuk semua kegiatan di sekolah.

Didorong keinginan untuk menjadi guru yang baik, pak M.Y berkonsultasi dengan penulis sebagai pengawas sekolah di sekolah tempat ia bertugas dengan harapannya penulis dapat membantunya untuk meningkatkan keterampilan mengajar sehingga dia memiliki kompetensi paedagogis dan kompetensi professional yang baik, dan pada gilirannya dia berharap akan mendapat reward berupa kenaikan pangkat. Dan pak Yunus menyadari bahwa sebagai seorang guru dia harus memiliki kompetensi yang utuh sebagaimana yang dimanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Guru, yakni; (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi professional.

Dari kasus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pak M.Y memperoleh nilai kinerja yang rendah. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Vroom dalam Mukhtar (2009:7) mendefenisikan bahwa kinerja sebagai perkalian antara kemampuan dan motivasi . Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah, atau seseorang memiliki motivasi yang tinggi namun kemampuan rendah maka kinerjanya juga akan rendah demikianlah sebaliknya.

(2)

Dalam kasus di atas, pak M.Y menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas, namun memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam bertugas. Sekalipun ia memiliki motivasi kerja yang tinggi, akan tetapi kemampuan kerjanya rendah maka nilai kinerjanya juga menjadi rendah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah pak M.Y dan dengan beberapa orang guru dan pegawai Tata Usaha sekolah terungkap bahwa pak M.Y adalah guru yang rajin melaksanakan tugas, memiliki tanggungjawab, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi dalam bertugas. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pak M.Y memiliki motivasi yang tinggi untuk bertugas.

Motivasi kerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh pak M.Y adalah keuletan dan keseriusannya dalam bekerja serta dia mempunyai keinginan agar siswa-siswanya mencapai prestasi yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat berbagai ahli tentang motivasi kerja.

Hersey & Blanchard (1988) mengartikan motivasi sebagai keinginan atau kemauan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsang individu tersebut untuk melakukan tindakan. Sedangkan Nurhizrah (2009:232) mengemukakan bahwa perilaku seseorang pada dasarnya ditentukan oleh keinginan atau kebutuhannya. Keinginan atau kebutuhan ini akan mendorong seseorang untuk berperilaku, dan dorongan inilah yang disebut dengan motivasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau kekuatan yang tedapat dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi ditandai dengan adanya kemauan yang kuat untuk bertindak, dan menggunakan semua kemampuan yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara orang yang mempunyai motivasi rendah akan bertingkah laku sebaliknya.

Selanjutnya, bila dikaitkan pengertian motivasi dengan motivasi kerja, maka pada dasarnya setiap orang mempunyai keinginan yang tinggi untuk memperoleh sesuatu, sehingga orang itu cendrung berusaha seotimal mungkin, dan mencari cara-cara baru untuk mencapai keinginannya.

Nurhizrah (2009:233) menjelaskan bahwa orang yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil dalam bekerja. Hal ini dapat dilihat dari tingkah lakunya yang ulet, aktif, kreatif, serius, bersungguh-sungguh, bekerja cepat, bertanggungjawab, dan mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya. Natawijaya (1985:10) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan Sardiman (2004:75) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan

(3)

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Disamping itu, berdasarkan pemantauan dan pengamatan yang penulis lakukan terhadap kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran(RPP) yang disusunnya sampai melaksanakan proses pemebalajaran di kelas, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan mengajar pak M.Y memang perlu mendapat perhatian dan pembinaan baik dari kepala sekolah maupun dari penulis sendiri selaku pengawas sekolah.

Sehubungan dengan itu, maka penulis selaku pengawas sekolah tertarik untuk membahas lebih lanjut serta memberikan bantuan kepada pak M.Y, agar dia mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar di kelas, dan pada saatnya pak M.Y akan memperoleh nilai kinerja yang tinggi dari kepala sekolahnya.. Hal ini penulis lakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai pengawas sekolah.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dalam pasal 15 ayat 4 dinyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan professional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial.

Tabel: Rincian Tugas dan tangungjawab Pengawas

Kegiatan Supervisi Akademik Supervisi Manajerial

Memantau 1.Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar

2.Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran

1.Pelaksanaan ujian nasional ujian sekolah dan PSB

2.pelaksanaan standar nasional pendidikan

Menilai Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan

Kinerja kepala sekolah dalam melaksnakan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya

Membina 1.Guru dalam menyusun RPP

2.Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

3.Guru dalam membuat, mengelola dan

1.Kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah 2.Kepala sekolah dalam

(4)

menggunakan media pendidikan

4.Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pend.

5.Guru dalam menganalisa data hasl penilaian 6.Guru dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas.

bimbingan konseling

Melaporkan & tindak lanjut

1.Hasil pengawasan akademik pada sekolah-sekolah yang menjadi binaannya.

2.Menindaklanjuti hasil pengawasan akademik

1.Hasil pengawasan manaje-rial pada sekolah-sekolah yang menjadi binaannya

2.menindaklanjutu hasil- hasil pengawasan manajerial. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa salah satu tugas dan tanggung jawab pengawas adalah ”membina guru dalam melaksanakan proses pembelajaran”.

Terkait dengan kasus yang dialami oleh pak M.Y, maka penulis melaksanakan tugas pengawasan atau melaksanakan supervisi akademik karena berkaitan dengan kinerja pak M.Y yang rendah dalam keterampilan mengajar.

Supervisi akademik yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan model supervisi klinis.. Melalui supervisi klinis sebagai salah satu model dalam supervisi pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kinerja pak M.Y

B. Perumusan Masalah

Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di tingkat satuan pendidikan (sekolah) erat sekali kaitannya dengan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun 2005). Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Kemampuan guru mengelola proses pembelajaran mencakup menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai evaluasi hasil belajar, melakukan analisis hasil evaluasi belajar, serta menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. Unruk mencapai hal tersebut diperlukan suatu kegiatan pembinaan antara lain dalam bentuk supervisi akademik dengan pendekatan supervisi klinis.

(5)

Berdasarkan uraian di atas, fokus tulisan ini berkaitan dengan pembinaan untuk peningkatan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran.melalui supervisi klinis. Selanjutnya permasalahan pokok pada tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah supervisi akademik dengan model supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran IPS di sekolahnya ?

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka masalah tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran melalui supervisi klinis perlu dilakukan berdasarkan kebijakan yang berlaku.

Kebijakan yang berlaku saat ini adalah UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), beserta perangkat peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) yang terkait dengan SNP tersebut seperti; (1) Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Guru, (2) Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian, dan (3) Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses,

C. Tujuan Penulisan

Secara umum tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya ?I, dan secara lebih khusus pembahasan dalam tulisan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Kasus yang dialami oleh pak M.Y guru mata pelajaran IPS pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan

2. Mendeskripsikan upaya pengawas sekolah terutama penulis mencarikan solusi untuk membantu meningkatkan kinerja pak M.Y

D. Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait terutama bagi: 1. Pak M.Y, guru mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kinerjanya

2. Kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja pak M.Y, pada khususnya dan guru pada sekolah itu pada umumnya

3. Pengawas Sekolah, dalam rangka meningkatkan pembinaan terhadap guru

4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan dalam upaya pengambilan kebijakan dan penyusunan program kerja dinas pendidikan dalam upaya peningkatan mutu professional guru di Kabupaten Pesisir Selatan

(6)

BAB II KAJIAN TEORI

Guru merupakan personil sekolah yang selalu berhadapan dengan berbagai hal dimana dirinya tidak dapat memecahkan masalah secara menyeluruh tanpa mendapat bantuan dari pihak lainnya, terutama dari pengawas. Guru selalu berhadapan dengan situasi yang setiap saat berubah, seperti kurikulum, tuntutan masyarakat, pemenuhan kebutuhan hidupnya, dan lain sebagainya.

Dipihak lain, pengawas sekolah merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Tugas terpenting pengawas adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Bila terjadi sesuatu yang timbul atau mencuat ke permukaan yang dapat mengganggu kosentrasi proses pembelajaran. Personil sekolah yang harus dan selalu mendapatkan bantuan pengawas adalah guru, dan pada umumnya kegiatan kepengawasan adalah meningkatkan kemampuan guru melaksanakan tugas keguruannya sehingga setidak-tidaknya kemampuan standar minimal guru tetap terpelihara.

Apapun yang dilakukan pengawas adalah untuk meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru yang sesuai dengan tuntutan akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu sehingga berimplikasi kepada mutu pendidikan. Upaya pengawas memberikan bantuan kepada guru, secara perlahan tetapi penuh dengan kepastian akan mampu merubah guru yang semula tidak efektif menjadi efektif dalam melakukan proses pembelajaran.

Demikian pula halnya dengan pak M.Y, yang memperoleh nilai kinerja rendah dalam mengajar di kelas, maka secara fungsional penulis selaku pengawas sekolah harus dapat membantunya untuk meningkatkan kinerjanya. Upaya atau solusi untuk membantu pak M.Y meningkatkan kinerjanya dalam mengajar adalah melalui “supervisi akademik”.

1. Supervisi Akademik

Supervisi merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas guru yang merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara komprehensif dan kontinyu. Oleh karena itu, supervisi merupakan suatu keharusan yang diperlukan dan bertitik tolak dari dasar bahwa guru merupakan profesi. Profesi selalu tumbuh dan berkembang yang memerlukan pelayanan. Guru merupakan titik sentral yang langsung berhubungan dengan peserta didik. Kualitas guru sangat menentukan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Guru membutuhkan orang lain yang mempunyai pengetahuan, pamahaman, dan pengetahuan yang lebih dari guru berkaitan dengan tugas pendidikan dan pengajaran.

(7)

Guru membutuhkan bantuan kepala sekolah dan pengawas yang secara struktural dan fungsional dianggap memiliki kelebihan dari guru. Supervisor yang berkualitas adalah supervisor yang dapat memberikan bantuan kepada guru kearah usaha pemecahan masalah dan perbaikan kualitas proses pembelajaran secara sistematis, kontinyu, dan komprehensif.

Sehubungan dengan itu, maka keterampilan utama dari seorang pengawas sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan supervisi akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru.

Glickman (1981) dalam Kemdiknas (2011:8), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan umum supervisi akademik adalah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan professional guru dalam mengajar. melalui supervisi akademik diharapkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru semakin meningkat.

Terkait dengan kasus Pak M.Y, maka solusi untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya adalah melalui supervisi akademik dengan kegiatan memantau, menilai, dan melakukan pembinaan terhadap kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran yang meliputi: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan RPP, (2) melaksanakan proses pembelajaran, (3) penguasan materi pembelajaran, (4) penggunaan media dan metode pembelajaran, dan (5) penilaian hasil dan proses pembelajaran.

Agar pembinaan terhadap peningkatan kemampuan pak M.Y dalam mengajar berjalan dengan efektif, maka supervisi akademik yang digunakan adalah melalui model supervisi klinis. 2. Supervisi Klinis

Berdasarkan kasus yang dikemukakan pada bahagian pendahuluan, diketahui bahwa pak M.Y menyadari dirinya bukanlah orang yang cerdas, numun dia memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu melalui supervisi akademik dengan model supervise klinis diharapkan akan dapat menjadi solusi dan alternatif dalam meningkatkan kemampuan pak Yunus mengajar di kelas. Berikut ini disajikan hal-hal yang terkait dengan

(8)

supervisi klinis, antara lain; (a) pengertian supervisi klinis, (b) tujuan supervisi klinis, dan (c) langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis.

a. Pengertian Supervisi Klinis

Mukhtar (2009:60) supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut. Lebih lanjut Mukhtar (2009:61) mengemukakan bahwa istilah klinis dalam definisi ini menunjuk kepada unsur-unsur khusus sebagai berikut:

 Adanya hubungan tatap muka antara supervisor dan guru di dalam proses supervisi  Fokus pada tingkahlaku yang sebenarnya dari guru di dalam kelas

 Observasi dilakukan secara cermat

 Pendeskripsian data observasi secara terperinci

 Supervisor dan guru secara bersama-sama menilai penampilan guru  fokus supervisi sesuai dengan kebutuhan dan penampilan guru b. Tujuan Supervisi Klinis

Secara umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas, dan dalam hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru.

c. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dalam upaya memberikan solusi untuk meningkatkan kinerja pak Yunus dalam mengajar di kelas melalui supervisi klinis adalah melalui langkah-langkah seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar: Langkah-langkah Supervisi Klinis Untuk Meningkatkan Kinerja Pak Adi Mengajar

Langkah-I Langkah-II Langkah-IV Langkah-III Langkah-V LAPORAN Sumber: Kemendiknas (2011:19) PERTEMUAN PRA PENGAMATAN PENGAMATAN PENILAIAN PROSES PENGAMATAN PERTEMUAN SETELAH PENGAMATAN ANALISIS HASIL PENGAMATAN EVALUASI HASIL PENGAMATAN

(9)

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka langkah-langkah pemberian bantuan kepada pak M.Y untuk meningkatkan kenerjanya melaui supervisi klinis dideskripsikan sebagai berikut: Langkah I : Pertemuan Pra-pengamatan

Pada pertemuan pra-pengamatan ini penulis menjelaskan kepada pak M.Y kegiatan-kegiatan di kelas. Penulis berdialog dengan pak M.Y untuk membangun saling pengertian dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan penulis dapat diterimanya tanpa manimbulkan rasa risi. Penulis dan pak M.Y mendiskusikan dan memutuskan hal-hal yang akan disupervisi, mulai dari perencanaan pembelajaran, metode pembelajaran, pengelolaan kelas sampai dengan evaluasi pembelajaran.

Langkah II: Pengamatan

Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan pak M.M, penulis memutuskan hal-hal yang harus diamati ketika pak M.Y mengajar di kelas dan mengamati dari kejadian-kejadian yang ada, Pengamatan penulis difokuskan kepada tiga langkah pembelajaran seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, yakni: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan menutup pelajaran.

Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan

Dalam langkah tiga ini, penulis membuat analisis yang menyeluruh/ komprehensif pada data hasil pengamatan untuk menafsirkan hasil pengamatannya berdasarkan hasil analisis, maka penulis kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara oleh pak M.Y dan perilaku negatif yang harus diubanya, agar dapat menyelesaikan/menanggulangi masalah.

Langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan

Data tentang kemampuan pak M.Y yang diperoleh selama pengamatan ditunjukkan kepada pak M.Y. Penulis memberikan umpan balik sedemikian rupa, sehingga pak M.Y dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang penulis berikan. Dari umpan balik penulis dan dukungan pada pak M.Y, maka dapat ditentukan bersama:

a. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara oleh pak M.Y. Artinya bahwa selama pak M.Y mengajar terdapat perilaku yang baik (sesuai dengan standar proses), maka perilaku itu perlu dipeliharan dan dilaksanakan oleh pak M.Y untuk mengajar berikutnya

b. Strategi –strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang dinginkan. Hal ini berarti bahwa apabila terdapat perilaku mengajar yang ditampilkan oleh pak M.Y yang tidak sesuai dengan standar proses maka perlu disepakati strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

(10)

Langkah V: Evaluasi Hasil

Kegiatan yang dilakukan pada langkah lima ini adalah:

a. menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya yang menjadi keinginan atau target pak M.Y dan apa yang sebenarnya telah terjadi atau tercapai

b. Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

(11)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN SUPERVISI

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa upaya penulis selaku pengawas untuk membina kemampuan pak M.Y mengelola proses pembelajaran adalah melalui supervisi akademik dengan model supervisi klinis, maka pada bab ini penulis deskripsikan kegiatan yang penulis lakukan untuk meningkatkan kemampuan pak M.Y sesuai dengan teori yang ada.

1. Pertemuan Pra-pengamatan

Pada pertemuan pra-pengamatan ini penulis laksanakan pada Hari/tanggal : Rabu / 21 September 2011

Tempat : Ruang kerja kepala sekolah Waktu : 08.35 s.d 12.30

Tujuan : 1. Untuk menjelaskan kepada pak M.Y kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

2 .Memantau dan menilai kemampuan pak M.Y menyusun perencanaan pembelajaran

3. Memberikan umpan balik hasil pemantauan dan penilaian perencanaan pembejaran yang disusun pak M.Y

Dalam pertemuan ini penulis berunding dengan pak M.Y untuk membangun saling pengertian dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungan penulis dapat diterimanya dengan baik tanpa manimbulkan rasa risi kepadanya. Penulis dan pak M.Y mendiskusikan dan memutuskan hal-hal yang akan disupervisi pada waktu pertemuan tersebut.

Adapun kesepakatan yang dicapai antara penulis dengan pak M.Y pada saat itu adalah, bahwa yang akan disupervisi hari itu adalah perencanaan pembelajaran yang disusun oleh pak M.Y, sedangkan untuk pengamatan terhadap pak M.Y dalam mengajar di kelas dilakukan minggu depan. Berikut ini adalah deskripsi hasil wawancara penulis dengan pak M.Y:

1. Selama wawancara berlangsung antara penulis dengan pak M.Y terjalin suasana keakrabatan dan secara psikologis pak M.Y tidak merasa dikebiri.

2. Wawancara yang dilaksanakan itu dipandu dengan instrumen berupa pedoman wawancara

3. Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pak M.Y yang terkait dengan kemampuannya membuat perencanaan pemebelajaran dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh pak M.Y hanya program tahunan dan program semester, sedangkan silabus, RPP, dan bahan ajar tidak dibuat.

(12)

b. Pak M.Y kurang mampu mengembangkan KD ke dalam indicator-indikator, kurang mampu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

c. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tidak dipahaminya secara utuh.

Sehubungan dengan kesimpulan yang penulis deskripsikan di atas, maka pada kesempatan pertemuan tersebut penulis berikan pembinaan kepada pak M.Y tentang penysunan perencanaan pembelajaran, terutama penyusunan silabus dan RPP. Materi pembinaan yang penulis berikan adalah berdasarkan hasil analisis instrument atau pedoman wawancara.

Adapun materi pembinaan yang penulis berikan kepada pak M.Y adalah : 1. Langkah-langkah pengembangan silabus dan komponen-komponen silabus 2. Teknik pengembangan indikator pencapaian Kompetensi Dasar (KD) 3. Teknik merumuskan tujuan pembelajaran

4. Teknik menyusun langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses yang meliputi; kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (kegiatan eksplorasi, elaborasi dan kegiatan konfirmasi), kegiatan menutup pelajaran.

Langkah II: Pengamatan

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran di lakukan pada: Hari/tanggal : Kamis / 29 September 2011 Jam pelajaran ke : 3 – 4 ( 2 jam pelajaran) Kelas : VII.1

Sesuai dengan kesepakatan antara penulis dengan pak M.Y, bahwa pengamatan pelaksanakan proses pembelajaran dilakukan satu minggu setelah pertemuan yang pertama..

Pengamatan difokuskan kepada tiga langkah pembelajaran seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas No. 41 Tahun 2007, yakni: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan menutup pelajaran.

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini penulis mengamati apakah pak M.Y:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

(13)

2. Kegiatan Inti Pembelajaran :

a. Kegiatan eksplorasi; pada kegiatan ini penulis mengamati, apakah pak M.Y;  melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik materi yang akan

dipelajari ?

 menggunakan beragam pendekatan pemebalajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya ?

 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya ?

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran ? b.Kegiatan elaborasi; dalam kegaiatan elaborasi penulis mengamati apakah pak

M.Y:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna ?

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas/diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis ?

 member kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut ?

 menfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

 memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar ?

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik secara individual maupun kelompok ?

c. Kegiatan Konfirmasi: dalam kegaiatan konfirmasi penulis mengamati apakah pak M.Y:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentu lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik ?

 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber ?

 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan ?

 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar ?

3.Kegiatan Menutup Pelajaran; dalam kegiatan menutup pelajaran penulis mengamati apakah pak M.Y:

(14)

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran ?

 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram ?

 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran ?

 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas individual maupun kelompok. ?

Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan

Dalam langkah tiga ini, penulis melakukan analisis yang menyeluruh/ komprehensif terhadap data yang diperoleh melalui pengamatan dengan menggunakan instrument pengumpul data.

Berdasarkan hasil analisis data , penulis mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara oleh pak M.Y dan perilaku negatif yang harus diubahnyanya. Secara lengkap hasil analisis data kemampuan pak M.Y melaksanakan proses pembelajaran penulis uraikan pada bab berikutnya.

Langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan

Data tentang kemampuan pak M.Y yang diperoleh selama pengamatan ditunjukkan kepada pak M.Y. Penulis memberikan umpan balik sedemikian rupa, sehingga diharapkan pak M.Y dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi belum sesuai dengan standar proses pembelajaran dan mempraktekkan panduan yang penulis berikan.

Dari umpan balik yang penulis berikan dan respon positif dari pak M.Y, maka ditetapkanlah secara bersama:

a. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara oleh pak M.Y. Artinya bahwa selama pak .M.Y mengajar terdapat perilaku yang baik , maka perilaku itu perlu dipeliharan dan dilaksanakan oleh pak M.Y untuk mengajar berikutnya Berdasarkan pengamatan penulis pada saat pak M.Y mengajar terlihat beberapa kegiatan atau prilaku pak M.Y yang perlu dipertahankan, antara lain; (1) diawal kegiatan pembelajaran , pak M.Y mampu mengkondi sikan siswa baik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) memfasiltasi siswa untuk melakukan kegiatan eksplorasi melalui buku sumber yang disediakan, dan (3) menutup pelajaran terlibih dulu dengan bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

b. Strategi –strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang dinginkan. Hal ini berarti bahwa apabila terdapat perilaku mengajar yang ditampilkan oleh pak Yunus yang

(15)

tidak sesuai dengan standar proses maka perlu disepakati strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan, terdapat beberapa perilaku pak M.Y dalam mengajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan diantaranya adalah; (1) memberikan materi pengait (apersepsi) ketika dia membuka pelajaran, (2) menfasilitasi siswa ketika kegiatan elaborasi, dimana pada tahap kegiatan ini siswa kurang diberikan kesempatan untuk melakukan elaborasi, sehingga proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru, (3) masih lemahnya keterampilan bertanya yang dilakukan pak M.Y, dan (4) masih minimnya pemberian kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar.

Langkah V: Evaluasi Hasil

Kegiatan yang penulis lakukan pada langkah lima ini adalah:

a. Bersama pak M.Y menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya yang menjadi keinginan pak M.Y dan apa yang sebenarnya telah tercapai

b. Mendorong pak M.Y untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

(16)

BAB IV

HASIL SUPERVISI DAN PEMBAHASAN A. Hasil Supervisi

Data hasil supervisi klinis yang penulis deskripsikan adalah data aktivitas atau kegiatan pak M.Y menyusun RPP dan melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini merupakan uraian atau gambaran hasil supervisi akademik dengan model supervisi klinis yang penulis lakukan terhadap pak M.Y.

Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui wawancara dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara terungkap bahwa pak M.Y mengalami kesulitan dalam menyusun silabus dan RPP, terutama berkenaan dengan: (1) pengembangan indikator pencapaian kompetensi dasar (IPKD), (2) merumuskan tujuan pembelajaran, (3) mengembangkan materi pembelajaran, (4) memilih dan menentukan strategi dan metode pembelajaran, (5) merumuskan langkah-langkah pembelajaran, serta (6) menentukan istrumen penilaian.

Sehubungan dengan itu, maka penulis memberikan pembinaan berupa penjelasan yang terkait dengan kesulitan yang dialaminya. Penjelasan yang penulis berikan itu sesuai dengan panduan pengembangan silabus yang dikeluarkan oleh BSNP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Diakhir pertemuan penulis dengan pak M.Y pada hari itu disepakati bahwa dia siap untuk menyusun RPP serta melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang akan disusunnya pada pertemuan minggu depan.

Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa RPP yang disusun oleh Pak M.Y telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan penulis, walaupun RRP tersebut masih terdapat kekurangan dan kelemahan terutama dalam rumusan langkah-langkah pembelajaran dan rumusan instrumen penilaian. Namun penulis berkeyakinan bahwa dengan motivasi yang baik yang ditunjukkan oleh pak M.Y, dia akan mampu menyusun RPP sesuai dengan harapan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.

Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pak M.Y, penulis mengamatinya dengan menggunakan instrument berupa lembaran pengamatan. Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tersebut, maka fokus pengamatan penulis adalah untuk mengamati kemampuan pak M.Y dalam, (1) membuka pelajaran (kegiatan pendahuluan), (2) mengelola kegiatan inti pembelajaran (kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan (3) kegiatan mengakhiri (menutup) pembelajaran.

Data hasil pengamatan selama pak M.Y mengelola proses pembelajaran menunjukkan bahwa secara umum proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Hanya saja dalam beberapa hal masih terdapat kelemahan terutama kemampuan pak M.Y dalam hal ; (1) menyajikan materi

(17)

pengait (materi appersepsi) ketika membuka pelajaran, (2) memfasilitasi siswa untuk melakukan elaborasi terhadap materi pelajaran. Kelemahan itu terlihat ketika kegiatan elaborasi kurang nampak interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta kurang aktifnya siswa, sehingga pada saat itu kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Sehubungan dengan hasil pengamatan yang penulis lakukan itu, maka ketika didiskusikan dengan pak M.Y setelah selesai mengajar, secara psikologis terlihat bahwa dia memahami dan menyadari benar kelemahan dan kekurangan yang dialaminya selama proses pembelajaran berlangsung. Menyadari akan kelemahannya itu, pak M.Y meminta penulis untuk dapat memberikan pembinaan lanjutan sehingga dia mampu mengelola proses pembejaran dengan baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pemantauan, wawancara, dan pengamatan yang penulis lakukan ternyata pak M.Y memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas selaku seorang guru yang mengampu mata pelajaran IPS, namun memiliki kelemahan dalam mengelola pembelajaran.

Oleh karena itu, sesuai dengan tugas dan fungsi penulis selaku pengawa sekolah, maka penulis memberikan pembinaan kepada pak M.Y melalui model supervisi klinis dengan fokus utama adalah meningkatkan kemampuan pak M.Y dalam mengelola proses pembelajaran.

Berdasarkan kajian teori penulis mengimplementasikannya melalui supervisi akademik dengan model supervisi klinis kepada pak M.Y. dari upaya yang penulis lakukan itu terlihat bagi penulis bahwa terjadi peningkatan kemampuan pak M.Y terutama dalam menyusun perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP, bila penulis bandingkan dengan kemampuan awal ketika penulis berdialog dengannya. Demikian pula dengan kemampuan pak M.Y mengelola proses pembejaran telah menunjukkan kemajuan kearah yang lebih baik sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas.

Sungguhpun terjadi peningkatan kemampuan pak M. mengelola proses pembelajaran melalui supervisi klinis ini, namun masih memerlukan pembinaan lanjutan, dan hal ini bisa saja dilakukan supervisi klinis berikutnya dan/atau melaui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) lainnya.

C. Pengembangan keprofesian Berkelanjutan

Upaya untuk meningkatkan kinerja pak M.Y dalam mengajar di kelas untuk menjadi guru yang profesional tidaklah akan selesai dengan hanya satu kali pelaksanaan supervisi klinis, akan tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan. Artinya, hasil yang dicapai pada supervisi kali ini mesti ditindaklanjuti dengan supervisi berikutnya secara terencana dan terprogram. hal ini bisa saja dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas.

(18)

Disamping kepada pak M.Y diberikan bantuan melalui supervisi klinis, maka kepada pak Yunus juga ditugaskan untuk mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) melalui wadah (MGMP) IPS apakah pada tingkat kecamatan atau tingkat kabupaten.

Melalui MGMP pak M.Y diharapkan akan dapat berbagi pengalaman dengan guru dari sekolah lain sesama guru IPS, antara lain dalam hal pengembangan perencanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan alat dan media pembelajaran, serta pengembangan instrumen penilaian hasil belajar.

(19)

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya.

A. Kesimpulan

1. Kasus yang dialami oleh pak M.Y guru mata pelajaran IPS pada salah satu SMP Negeri di pesisir Selatan adalah memperoleh nilai kinerja yang rendah. Pak Yunus sebenarnya memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya serta berkeinginan yang kuat untuk menjadikan murid-muridnya menjadi orang yang pintar,. akan tetapi Pak M.Y menyadari bahwa dia bukanlah orang yang cerdas dalam melaksanakan tugas.

2. Upaya yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kinerja pak M.Y adalah dengan memberikan bantuan melalui supervisi akademik dengan model supervisi klinis, dan pembinaan yang berkelanjutan baik melalui supervisi maupun melalui kegiatan MGMP.

B. Saran-saran:

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya, maka melalui tulisan ini, penulis sarankan kepada:

1. Pak M.Y, disarankan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja dalam mengajar antara lain dengan meminta bantuan kepada pengawas dan melalui kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

2. Kepala Sekolah

Dalam rangka meningkatkan kinerja, hendaknya kepala sekolah dapat melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkelanjutan

3. Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah disarankan untuk selalu melakukan pembinaan terhadap guru melalui supervisi akademik maupun kepada kepala sekolah. Pembinaan itu tidak hanya menyangkut pembinaan dalam peningkatan kemampuan professional guru saja, tapi juga meliputi motivasi kerja guru

4. Guru

Hendaknya guru selalu berupaya meningkatkan kemampuan melalui pembinaan pengawas dan aktivitas di MGMP serta meningkatkan motivasi kerja dalam melaksanakan tugas di sekolah

(20)

Disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mengambil kebijakan terutama terhadap pembinaan professional guru baik melalui peningkatan peran pengawas sekolah maupun melalui kegiatan MGMP.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, (2007) Peraturan Menteri Pendidikan nasional No. 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas

--- (2007) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang

Standar Proses, Jakarta: Depdiknas

--- (2008) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Jakarta: Depdiknas

Kementerian Pendidikan Nasional, (2010) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Jakarta:

---.(2011) Supervisi Akademik, Jakarta: Kemendiknas

Mukhtar, (2009), Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: GP Press

Nurhizrah, Gistituati, (2009) Manajemen Pendidikan Landasan Teori & Perkembangannya, Padang: UNP Pres

Pidarta, (1997), Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Biro Aksara

Robbins, Stephen P, (2002) Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (terjemahan), Jakarta: Erlangga

Sardiman, (2004), Interaksi dan Motivasi belajar dan Mengajar, Jakarta; PT. Raja Grafindo Cipta.

(22)

INSTRUMEN

SUPERVISI

PEDOMAN WAWANCARA Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Pertanyaan Jawaban

1.

Perencanaan pembelajaran apa saja yang bapak buat ?

2

Apakah bapak menyusun silabus dan RPP ?

3

Apa saja kesulitan bapak dalam menysun silabus dan RPP ?

4

Bagaimanakah pemahaman bapak tentang pengembangan Indikator ?

5

Apakah bapak mengalami kesulitan merumuskan tujuan pembelajaran ?

6

Dapatkah bapak menceritakan pentahapan pembelajaran ?

7

Bagaimanakah pemahaman bapak tentang kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam pembelajaran ?

8

Dapatkah bapak memberikan contoh kegiatan eksplorasi yang akan dilakukan siswa ?

9

Dapatkah bapak memberikan contoh kegiatan elaborasi yang akan dilakukan siswa ?

F

01

(23)

10

Dapatkah bapak memberikan contoh kegiatan konfirmasi yang akan dilakukan bapak lakukan ?

11

Apa saja yang akan bapak lakukan ketika menutup pelajaran

Kesimpulan : 1. Kekuatan : ……… ………. ………. ………. ……….. 2. Kelemahan/kesulitan: ……….. ……….. ……… ………. ……….. ……… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

………. Drs. Erizonal NIP. NIP.195801051984031006 Diketahui Oleh Kepala Sekolah, Rajab, S.Pd NIP.

(24)

INSTRUMEN

SUPERVISI

PEDOMAN WAWANCARA PSCA PENGAMATAN Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimanakah kesan bapak setelah menyajikan pelajaran tadi ?

Apakah sudah sesuai dengan yang bapak rencanakan ?

2.

Caoba bapak ceritakan hal-hal yang bapak rasa sudah memuaskan dan hal- hal yang kurang memuaskan dalam pelajaran tadi ?

3

Bagaimana perkiraan bapak mengenai ketercapaian kompetensi siswa ?

4

Menurut bapak apakah yang menjadi kesulitan siswa ?

5

Apa saja yang menjadi kesulitan bapak dalam mengajar tadi ?

6

Bagaimana alternatif untuk mengatasi kesulitan itu ?

7

Marilah bersama-sama kita identifika sikan hal yang telah bagus dan hal-hal yang perlu peningkatan berdasar kan kegiatan yang baru saja bapak lakukan dan berdasarkan pengamatan saya.

F

02

(25)

8

Apa yang bapak sarankan untuk dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

……… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

………. Drs. Erizonal NIP. NIP.195801051984031006 Diketahui Oleh Kepala Sekolah, Rajab, S.Pd NIP.

(26)

INSTRUMEN

SUPERVISI

MATERI PEMBINAAN Hari/tanggal :

Nama Guruu :

Mata Pelajaran :

Nama Pengawas : Drs. Erizonal

No Kesulitan/kelemahan Materi pembinaan

F

03

(27)

……… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

………. Drs. Erizonal NIP. NIP.195801051984031006 Diketahui Oleh Kepala Sekolah, Rajab, S.Pd NIP.

(28)

HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul

Peningkatan Kemampuan Guru IPS Dalam Mengelola Proses Pembelajaran, Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4 Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan ( Studi Kasus )

2. Jenis Laporan Kepengawasan

3. Identitas : a. Nama b. NIP c. Pangkat / Golongan d. Jabatan e. Unit Kerja Drs. Erizonal 195801051984031006 Pembina. IV/a Pengawas SMP/SMA/SMK

Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Selatan

4. Lama Kegiatan 3 minggu

5. Biaya :

a. Sumber b. Besar

- -

Disetujui /Disahkan Oleh Painan. 3 Oktober 2011

Koordinator Pengawas, Penulis,

Drs. Erizonal Drs. Erizonal

NIP. 195801051984031006 NIP. 195801051984031006 Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir selatan

Drs. Rusma Yul Anwar NIP. 196307301987031003

(29)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………i

DAFTAR ISI ………...iii

BAB I. Pendahuluan ……….. 1

A. Latar Belakang ……….. .1

B. Tujuan Penulisan ……… ………. …7

C. Manfaat Penulisan ……….... 8

BAB II. Kajian Teori ………... 9

1. Supervisi Akademik ………...10

2. Supervisi Klinis ………11

a. Pengertian Supervisi Klinis ……….12

b. Tujuan Supervisi Klinis ………12

c. langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis ……….. 13

BAB III. Pelaksanaan Kegiatan Supervisi ………16

1. Pertemuan I: Pra-Pengamatan ……….16

2. langkah II: Pengamatan ……….18

3. Langkah III: Analisis Hasil Pengamatan ……… 21

4. langkah IV: Pertemuan Setelah Pengamatan ………21

5. Evaluasi Hasil ………..22

BAB IV. Hasil Supervisi dan Pembahasan ……… ….23

A. Hasil Spervisi ………. 23

B. Pembahasan ……… …..24

C. Pembinaan Berkelanjutan ………26

BAB V.Penutup………..………27

(30)

B. Saran ……… …..27 Daftar Pustaka ………..29

Lampiran :

1. Laporan Kegiatan Pembinaan

2. F.01: Instrumen Supervisi Pedoman Wawancara

3. F.02: Instrumen Supervisi Pedoman Wawancara Pasca Pengamatan 4. F.03. Instrumen Supervisi Materi Pembinaan

5. PBM 01: Instrumen Pengumpulan Data Kemampuan Guru Menyusun RPP 6. PBM 01: Instrumen Supervisi Kegiatan Pembelajaran

(31)

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmad dan hidayahNya, penulis telah dapat menyusun laporan kegiatan kepengawasan yang penulis laksanakan di salah satu sekolah binaan yakni SMP Negeri 4 Ranah Pesisir dengan judul “Peningkatan Kemampuan Guru IPS Dalam Mengelola Proses Pembelajaran, Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4 Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

Tulisan ini merupakan salah satu laporan yang penulis susun yang merupakan rangkaian dari palaksanaan tugas penulis selaku pengawas sekolah, dan dalam bentuk studi kasus yang penulis temui di sekolah binaan.merupakan kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini mulai dari persiapan, pelaksanaan di lapangan sampai dengan tersusunnya laporan ini, penulis sungguh banyak memperoleh bantuan dan dorongan baik berupa meteril maupun berupa moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang dalam penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan 2. Kepala SMP Negeri 4 Ranah Pesisir

3. M. Yunus guru SMP Negeri 4 Ranah Pesisir yang telah menunjukkan sikap akomodatif terhadap penulis dalam melaksanakan kegiatan ini

4. Majelis guru dan pegawai Tata Usaha SMP Negeri 4 Ranah Pesisir yang telah banyak memberikan informasi dan data kepada penulis terkait dengan permasalahan yang penulis selesaikan

5. Semua pihak yang telah ikut memberikan dorongan dalam melaksanakan kegiatan ini.

(32)

Semoga bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk yang telah diberikan menjadi amal saleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda hendaknya dari Allah SWT, amin ….

Akhirnya penulis menyadari, bahwa laporan yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pengelolaan proses pembelajaran khususnya pak Yunus guru SMP Negeri 4 di masa mendatang semoga Allah tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada kita semua, Amin ….

Painan, Oktober 2011

Penulis

Peningkatan Kemampuan Guru IPS Dalam Mengelola Proses Pembelajaran, Melalui Supervisi Klinis Di SMP Negeri 4

Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan ( Studi Kasus )

ABSTRAK

Kasus yang dialami oleh pak Yunus guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 4 Ranah Pesisir belum mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan harapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

(33)

41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Dalam rangka itulah, sesuai dengan tugas dan fungsi penulis sebagi pengawas satuan pendidikan, dimana salah satunya adalah melaksanakan supervisi akademik. Supervisi akademik dengan model supervisi klinis yang penulis lakukan adalah untuk membina kemampuan pak Yunus yang diharapkan dapat memberikan solusi atau upaya dalam meningkatkan kemampuannya melaksan proses pembelajaran di SMP Negeri 4 Ranah Pesisir.. Dengan prosedur kegiatan yakni pertemuan prapengamatan , pengamatan, analisis hasil pengamatan , pertemuan setelah pengamatan, dan evaluasi hasil pengamatan. Terjadi peningkatan kemampuan pak Yunus dalam mengelola proses pembelajaran, artinya dengan melakukan supervisi akademik model supervisi klinis terbukti dapat meningkatkan kemampuan pak Yunus mengelola proses pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

LAPORAN KEPENGAWASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU IPS MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEG. 4

(34)

( Studi Kasus )

OLEH

NAMA : Drs. ERIZONAL

JABATAN : PENGAWAS SMP/SMA/SMK

KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

DINAS PENDIDIKAN

2011

LAPORAN KEGIATAN SUPERVISI KLINIS Kegiatan ke :

Nama Guru : Mata Pelajaran :

Sekolah :

(35)

……… 2011

Guru Mata Pelajaran, Pengawas,

………. Drs. Erizonal NIP. NIP.195801051984031006 Diketahui Oleh Kepala Sekolah, Rajab, S.Pd NIP.

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat bahasa Indonesia juga merupakan bahasa asing bagi orang Jepang, sehingga kosakata yang berkaitan erat dengan budaya Indonesia atau yang menyangkut jati

6LPSXODQ SHQHOLWLDQ LQL PHQXQMXNNDQ DGDQ\D SHUEHGDDQ GDUL NRQVHS WHRULWLN VHEHOXP\D GLPDQD NRPSHWHQVL LGHDOQ\D PHPLOLNL SHQJDUXK \DQJ OHELK WLQJJL GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ PRWLYDVL

〔商法四八五〕新株が著しく不公正な方法により発行されたもので

Jumlah tunas terbentuk pada penambahan BAP secara tunggal ke dalam media, jumlah tunas tertinggi terdapat pada perlakuan B3 yaitu penambahan 1 mg/l BAP

Representasi melalui mediator ini terdiri dari 3 pihak yaitu: (a) masyarak.rt sipil (asosiasi masyaiakat sipil) yang didefinisikan sebagai asosiasi yang dibentuk

Adapun Perjanjian yang terjadi dalam jual beli secara online melalui rekber terjadi karena adanya kesepakatan, apabila dikaitkan dengan teori dalam perjanjian yang

Tampilan Form Absensi Guru Tampilan form absensi guru ini, user dapat melakukan input absensi guru (simpan), mengubah (ubah), dan menghapus absensi guru (hapus),