• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

2.1.

Profil kabupaten Nunukan

2.1.1. Kependudukan

Pada akhir Tahun 2012, berdasarkan hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Nunukan tercatat sebanyak 210.650 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,71 % dan kepadatan rata-rata 113.487 jiwa/ km2. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di Kabupaten Nunukan di atas angka 100, yang berarti jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Nunukan masih lebih banyak dari penduduk perempuan.

Menurut golongan usia, penduduk Kabupaten Nunukan mengelomok pada golongan usia produktif, yaitu lebih dari 66 persen terhadap jumlah penduduk total. Proporsi penduduk yang tergolong usia muda jauh lebih besar dibanding golongan usia tua.

(2)

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 4 tahun Terakhir di Kabupaten Nunukan

Untuk memperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Nunukan 5 tahun mendatang, digunakan data dasar penduduk Kabupaten Nunukan, berdasarkan data Penduduk Tahun 2012. Untuk memprediksikan jumlah penduduk digunakan rumus di bawah ini :

Nama Kecamatan (Km2) Luas

Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan/Km2

Keterangan

Tahun Tahun

2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012

Krayan 1.834,74 6.826 7.820 8.569 10.834 3,72 4,26 4,67 5,90 Perdesaan Krayan Selatan 1.757,66 2.211 2.489 3.017 2.981 1,26 1,42 1,72 1,70 Perdesaan Lumbis 290,23 9.616 10.931 11.754 6.779 33,13 37,66 40,50 23,36 Perdesaan

Lumbis Ogong 3.357,01 - - - 5.634 - - - 1,68 Perdesaan

Sembakung 2.042,66 7.374 9.581 10.709 11.261 3,61 4,69 5,24 5.51 Perdesaan Nunukan 564,50 52.820 70.125 79.818 74.455 93,57 124.22 141,40 131,90 Perdesaan

Sei Menggaris 850,48 - - - 10.258 - - - 12,06 Perdesaan

Nunukan Selatan 181,77 12.298 15.086 16.545 18.031 67,66 82,99 91,02 99,20 Perdesaan Sebuku 1.608,48 9.246 14.780 17.311 11.662 5,75 9,19 10,76 7,25 Perdesaan

Tulin Onsoi 1.513,36 - - - 8.398 - - - 5,55 Perdesaan

Sebatik 51,07 18.717 23.387 29.149 6.510 366,50 457,94 570,77 127,47 Perdesaan

Sebatik Timur 39,17 - - - 16.235 - - - 414,47 Perdesaan

Sebatik Tengah 47,71 - - - 8.971 - - - 188,03 Perdesaan

Sebatik Utara 15,39 - - - 8.817 - - - 572,90 Perdesaan

(3)

Tabel 2.2

Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun di Kabupaten Nunukan

Kecamatan

Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

Tahun Tahun Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Krayan 12,613 17,095 26,975 49,552 105,975 0.84 1.83 2.97 4.30 5.86 6.87 9.32 14.70 27.01 57.76 Krayan Selatan 3,470 4,704 7,422 13,634 29,159 0.23 0.50 0.82 1.18 1.61 1.97 2.68 4.22 7.76 16.59 Lumbis 7,892 10,697 16,878 31,006 66,310 0.53 1.14 1.86 2.69 3.66 27.19 36.86 58.16 106.83 228.47 Lumbis Ogong 6,559 8,890 14,028 25,769 55,110 0.44 0.95 1.55 2.24 3.05 1.95 2.65 4.18 7.68 16.42 Sembakung 13,110 17,769 28,038 51,505 110,152 0.88 1.90 3.09 4.47 6.09 6.42 8.70 13.73 25.21 53.93 Nunukan 86,681 117,483 185,379 340,541 728,296 5.80 12.56 20.43 29.58 40.25 153.55 208.12 328.39 603.26 1,290.16 Sei Menggaris 11,942 16,186 25,540 46,918 100,341 0.80 1.73 2.81 4.08 5.54 14.04 19.03 30.03 55.17 117.98 Nunukan Selatan 20,992 28,451 44,894 82,470 176,374 1.41 3.04 4.95 7.16 9.75 115.48 156.52 246.98 453.70 970.31 Sebuku 13,577 18,402 29,036 53,340 114,074 0.91 1.97 3.20 4.63 6.30 8.44 11.44 18.05 33.16 70.92 Tulin Onsoi 9,777 13,251 20,909 38,411 82,147 0.65 1.42 2.30 3.34 4.54 6.46 8.76 13.82 25.38 54.28 Sebatik 7,579 10,272 16,209 29,775 63,679 0.51 1.10 1.79 2.59 3.52 148.40 201.14 317.38 583.03 1,246.89 Sebatik Timur 18,901 25,617 40,422 74,255 158,806 1.27 2.74 4.45 6.45 8.78 482.53 654.01 1,031.96 1,895.72 4,054.27 Sebatik Tengah 10,444 14,155 22,336 41,031 87,752 0.70 1.51 2.46 3.56 4.85 218.91 296.70 468.16 860.02 1,839.27 Sebatik Utara 10,265 13,912 21,953 40,327 86,245 0.69 1.49 2.42 3.50 4.77 666.98 903.99 1,426.42 2,620.34 5,603.97 Sebatik Barat 11,437 15,501 24,460 44,933 96,095 0.77 1.66 2.70 3.90 5.31 122.62 166.20 262.25 481.75 1,030.29

(4)

2.1.2. Area Beresiko

Tabel 2.3. Area Beresiko Sanitasi

No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko I KEC. KRAYAN Perdesaan Persampahan, Genangan 1 Pa"Mulak Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 2 Pa"Padi Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Cinglat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

4 Long Puak Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

5 Long Mangan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 6 Buduk Kubul Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 7 Long Kabid Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 8 Pa'Inan Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 9 Lembudud Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 10 Long Tugul Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 11 Pa"Butal Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 12 Pa"Delung Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 13 Pa"Urut Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 14 Pa'Kemut Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 15 Pa'Kidang Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 16 Lembada Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 17 Pa'Payak Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 18 Pa'Pirit Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 19 Liang Aliq Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 20 Sembudud Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 21 Liang Turan Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 22 Liang Butan Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 23 Liang Bua Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 24 Lepatar Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 25 Pa'Mering Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 26 Pa'Pani Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 27 Pa'Lutut Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 28 Pa'Rupai Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 29 Ba'Sikor Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS

30 Pa'Nado Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

31 Buduk Kinangan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 32 Liang Tuer Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 33 Buduk Tumu Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 34 long Berayang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

35 Pa'Api Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

36 Pa'Sire Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

37 Wa'Yanud Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

38 Long Katung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 39 Long Bawan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 40 Kampung Baru Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 41 Pa'Betung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 42 Long Matung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 43 Long Rupan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 44 Liang Biadung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

45 Wa'Laya Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

46 Pa'Matung Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 47 Pa'Terutun Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 48 Pa'Rangeb Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 49 Pa'Kebuan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

50 Pa'Pawan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

51 Long Umung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 52 Long Tenem Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

53 Pa'Umung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

54 Pa'Raye Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

55 Pa'Melade Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

56 Bungayan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

57 Pa'Lidung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 58 Wa'Yagung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

(5)

No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko

59 Pa'Pala Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

60 Sinar Baru Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 61 Long Nuat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 62 Long Sepayang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

63 Pa'Putuk Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

64 Long Nawang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

65 Ma'Libu Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

II KEC. KRAYAN SELATAN

1 Long Pasia Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 2 Linang Lunuk Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Pa'Ibang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

4 Pa'Amai Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 5 Pa'Kaber Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 6 Pa'Tera Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 7 Pa'Sing Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS

8 Long Padi Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

9 Pa'Dalan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

10 Long Birar Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

11 Pa'Upan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

12 Tang Paye Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 13 Long Klupan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 14 Long Rungan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 15 Long Mutan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 16 Long Budung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 17 Long Rian Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 18 Long Pupung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

19 Ba'Liku Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

20 Pa'Urang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

21 Pa'Yalau Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

22 Binjang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

23 Pa'Milau Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

24 Tang Badui Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

III KEC. LUMBIS

1 Liang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

2 Taluan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Sedongon Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS 4 Tanjung Hilir Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 5 Sumalumung Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

6 Untong Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

7 Pulu Bulawan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 8 Pa"Loo Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS

9 Sangkub Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

10 Tubus Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

11 Kalampising Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 12 Pa"Lemumut Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 13 Mansalong Tinggi Perdesaan Air Limbah, Genangan, PHBS

IV KEC. SEMBAKUNG

1 Lubakan Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah

2 Atap Tinggi Perdesaan Genangang, Air Limbah, Persampahan

V KEC. NUNUKAN

1 Binusan Tinggi Perkotaan Genangang, Air Limbah, Persampahan

VI KEC. SEBUKU

1 Pembeliangan Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah, Sumber Air

2 Apas Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Bebanas Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

4 Lulu Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

5 Melasu Baru Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS

VII KEC. NUNUKAN SELATAN

1 Tanjung Harapan Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah, Sumber Air

VIII KEC. SEBATIK

1 Padaidi Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

IX KEC. SEBATIK BARAT

(6)

No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko

X KEC. LUMBIS OGONG

1 Samunti Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah, PHBS

XI KEC. TULIN ONSOI

1 Semunad Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

2 Tembalang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Salang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

4 Tinampak-I Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 5 Tinampak-II Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan 6 Tau Baru Sangat Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan, PHBS

XII KEC. SEBATIK TIMUR

1 Sei Nyamuk Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah 2 Bukit Aru Indah Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah, Sumber Air

XIII KEC. SEBATIK UTARA

1 Sei Pancang Tinggi Perdesaan Genangan, Air Limbah

2 Lapri Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

3 Seberang Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

XIV KEC. SEBATIK TENGAH

1 Aji Kunig Tinggi Perdesaan Air Limbah, Genangan, Sumber Air 2 Bukit Harapan Tinggi Perdesaan Persampahan, Genangan

XV KEC. SEIMENGGARIS

(7)
(8)

2.1.3. Keuangan Daerah

Kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia bergulir pada awal tahun 2000 saat ditetapkannya Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999. Tuntutan akan adanya otonomi daerah dan desentralisasi merupakan salah satu bagian dari rangkaian reformasi yang dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka menstabilkan kembali roda perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk sejak tahun 1997 - 2000. Muara dari permasalahan yang terjadi pada saat krisis keuangan saat itu antara lain disebabkan karena sistem sentralisasi yang terlalu kuat, sehingga belum memberikan peran dan kewenangan yang cukup kepada daerah dalam mengelola keuangan dan perekonomian daerahnya.

Kewenangan pengelolaan keuangan diberikan secara utuh kepada daerah dengan mengedepankan pada asas partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberpikan manfaat baik secara makro maupun mikro bagi perekonomian daerah dengan menumbuhkembangkan sektor riil, mendorong upaya pemberdayaan masyarakat, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah, serta memperbaiki kualitas pelayanan publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, degan demikian pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel, serta peningkatan pelayanan publik yang sesuai dengan agenda pro-rakyat yaitu pro-poor, pro job dan pro-growth akan segera terwujud.

Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Nunukan adalah bahwa “Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah”. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.

(9)

Tabel 2.4. Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi

No Uraian Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta) Jumlah

2013 2014 2015 2016 2017

1 Perkiraan Belanja Langsung 24.333.696.881 25.041.807.460 26.805.582.588 27.658.000.114 29.579.011.518 133.418.098.561

2 Perkiraan APBD murni untuk Sanitasi 688.087.241 708.110.579 863.775.128 952.417.526 1.000.011.404 4.212.401.878

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi APBD Kabupaten 810.278.590 833.857.697 959.290.357 1.000.795.790 1.134.122.290 4.738.344.724 Prosentase Komitmen terhadap Belanja Langsung 2,79% 2,91% 3,05% 3,18% 3,33% 3,08%

(10)

2.2. Air Limbah

2.2.1. Permasalahan Air Limbah

Permasalahan mendesak tentang pengelolaan Air Limbah Domestik sebagai berikut : 1. Belum adanya Master Plan tentang sistem pengelolaan air limbah.

2. Penanganan pengelolaan air limbah belum menjadi prioritas pembangunan daerah. 3. Sebagian besar fasilitas pengelolaan air limbah setempat masih belum memenuhi

standar teknis yang ditetapkan.

4. Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah.

5. Belum memadai perangkat peraturan perundangan yang diperlukan dalam pengelolaan sistem air limbah permukiman.

6. Belum terpisahnya fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan air limbah permukiman.

Adapun hasil dari pemetaan kondisi sanitasi terkait dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, baik black water maupun grey water di Kabupaten Nunukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Diagram Sistim Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Input Interface User

Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal Pengalir an Pengolahan Akhir Pembuang an/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran Black

Water WC Sentor Tangki Septik --- --- Sungai Limbah AL1 Aliran Black

Water WC Sentor --- --- --- Sungai Limbah AL2 Aliran

Black

Water WC Sentor --- Sewer Komunal IPAL Sungai Limbah AL3 Aliran Black

Water WC Sentor --- --- Komunal IPAL Sungai Limbah AL4 Aliran Black

Water Helikopter WC --- --- --- Sungai / Pantai Limbah AL5 Aliran Grey Water Kamar mandi, Tempat Cucian

--- Drainase --- Sungai Limbah AL6 Aliran

Grey Water Kamar mandi, Tempat Cucian

(11)

Tabel 2.5 : Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman:

1.Aspek

Pengembangan

Sarana dan Prasarana:

User Interface:

 Kepemilikan Jamban di Kabupaten Nunukan adalah 57,5%, dengan rincian 56,3% jamban pribadi dan MCK/WC Umum 1,2%, sedangkan sisanya ke lain-lain:

Keterangan :

- Jumlah Penduduk Kab. Nunukan tahun 2012 : 26.695 KK Kesimpulan :

 Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 57,5% (12.238KK)  BABS = 60%

Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal:

 Prosentase tangki septik aman : 80,5% 56.3 14.7 1.8 15.2 11 0.5 1.2 3.2 1.2 A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya, I. Tidak tahu 10 29.5 20.8 22.5 19.5 90 70.5 79.2 77.5 80.5 0 1 2 3 Kl us ter De sa /Ke lur aha n K ab 0 20 40 60 80 100 Tidak aman Suspek aman

(12)

Keterangan : Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 12.238KK

Kesimpulan :

 Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 80,5%

 Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 19,5% Pengangkutan /

Pengaliran:  Truk penyedot tinja, pembuangan tinja ke sungai Praktek pengurasan tangki septik 3%

 Belum ada yang memiliki SPAL Pengolahan Akhir

Terpusat Belum ada pengolahan air limbah sistim terpusat (offsite) Daur Ulang /

Pembuangan Akhir: Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah. Perencanaan Teknis

dll.  Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan.  Belum ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

B. Lain-lain:

2. Aspek Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah

 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi  Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek

Kelembagaan:  Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan air limbah domestik  Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan

Perundangan dan penegakan hukum:

 Belum adanya target capaian pelayanan pengelolaan air limbah dometik di kabupaten

 Belum adanya peraturan yang dibuat pemda terkait dengan pengelolaan limbah cair (baik domestik maupun industri)

5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:

 Akses masyarakat terhadap jamban masih rendah  Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat

 Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat

 Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan  Belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam

menggerakkan peran masyarakat 6. Aspek Komunikasi,

PMJK dll.

 Kurang sosialisai dampak limbah domestik bagi masyarakat  Kurangnya promosi/kampanye tentang buang tinja yang benar  Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk buang tinja pada

tempatnya (dibuang di sungai)

(sumber referensi: laporan hasil studi EHRA, BPS bab III dan Lampiran BPS)

Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra AirLimbah Permukiman

(13)

2.2.2. Sasaran Pembangunan Air Limbah

Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Air Limbah sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab diatas

Tabel 2.6. Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik

Air Limbah Permukiman

1) Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABs) dari 42,5% menjadi 0% ( pada tahun 2018)

2) Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar 42,5% untuk tidak BABS pada akhir tahun 2018.

3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 19,5% menjadi 0% atau meningkat 19,5% pada akhir tahun 2018. 4) Tersedianya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2018.

5) Peningkatan pendanaan sanitasi dari 20% menjadi 40% pada tahun 2018

Tabel 2.7. Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik

No Sistem Cakupan layanan eksisting Tahun Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

A Sistem On-Site

1 Individual (tangki septic) 56,3% 63% 70% 77% 84% 90%

2 Komunal (MCK, MCK++ 1,2% 2% 3% 4% 6% 10%

3 Cubluk dan lain-lain 42,5% 35% 25% 15% 5% 0%

B Sistem Off-site

1 Skala Kota - - - -

2.2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah

Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Nunukan dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan.

(14)

Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik

No. Program

Score (dan bobot)

Score total Urutan prioritas Penerima manfaat Permasa lahan mendes ak Persep si Pokja Pro-poor 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pembangunan MCK++ 2 4 4 3 3,50 1 2 Pembangunan MCK 1 4 4 4 3,25 1

3 Penyuluhan, Kampanye & Edukasi 2 2 3 3 3,00 1

4 Pembangunan IPAL Komunal 1 4 4 3 2,25 2

5 Pembangunan IPLT 2 4 4 1 2,75 2

6 Pembentukan Badan Pengelola

IPLT 2 2 2 1 1,75 3

2.3. Persampahan

2.3.1. Permasalahan Persampahan

Permasalahan mendesak pengelolaan persampahan di Kabupaten Nunukan adalah : 1. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana.

2. Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang belum memadai.

3. Belum ada sistem pengelolaan sampah terpadu dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

4. Sektor persampahan belum menjadi prioritas pembangunan daerah. 5. Dukungan pendanaan yang minim terkait persampahan.

6. Tidak adanya keterlibatan maupun investasi dari pihak dunia usaha/swasta. 7. Pemanfaatan teknologi yang belum optimal.

(15)

Tabel 2.9. Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan

1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface:

Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb:

Tingkat layanan penanganan sampah RT: 11,2% diangkut

tukang sampah, 88.8% tidak diangkut tukang sampah

(dikubur, dibuang ke sungai, dibakar, dibuang ke lahan

kosong)

Pengelolaan Sampah pada Rumah Tangga (RT) :

Keterangan :

- Produksi sampah Kab. Nunukan = 33.840 m3/tahun

- Pelayanan Sampah Kab. Nunukan = 11,2%

 Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:

Praktek pemilahan sampah oleh rumah tangga sebelum dibuang,

2.7 0 0 0 1 40.2 46.5 36.7 80 44.3 14.3 29.5 49.2 7.5 26.2 30.4 7 1.7 7.5 14.9 0 20 40 60 80 0 1 2 3 K lus ter D es a/ K el ur ah an K ab Tidak tahu Lain-lain Dibuang ke lahan kosong/kebun/hut an dan dibiarkan membusuk Dibiarkan saja sampai membusuk 30.8 8.1 63.2 28.7 69.2 91.9 36.8 71.3 0 20 40 60 80 100 120 0 1 2

Kluster Desa/Kelurahan Kab

Tidak Dipilah/dipisahkan Dipilah/dipisahkan

(16)

Keterangan :

berdasarkan Study EHRA di Kabupaten Nunukan, rumah tangga

yang melakukan pemilahan sampah sebanyak 28,7% dan sisanya

sebanyak 71,3% tidak melakukan pemilahan sampah.

Pengumpulan setempat

Sampai saat ini telah tersedia : 60 unit gerobag dorong,

kapasitas angkut = 12,5 m3.

 Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan

swasta/kelompok

masyarakat

dalam

pengelolaan

persampahan

Penampungan Sementara (TPS):

 Sampai saat ini tersedia : 25 unit TPS  Sampai saat ini tersedia : 15 unit TPST

Pengangkutan:  Jumlah Dump truck = 6 unit, Arm Roll Truck= 4 unit, Pick up = 1 unit

(Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

 1 buah TPA masih belum melakukan pemilahan.

Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir:

 TPA = 1 unit, system Controled Landfill.

Perencanaan

 Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan

lainnya

A. Lain-lain:

2. Aspek

Kelembagaan:

 Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator

 Sumber Daya Manusia kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas

3. Aspek Pendanaan: Anggaran di bidang persampahan tidak cukup untuk mengantisipasi keaadaan darurat. Anggaran yang ada hanya cukup untuk pelayanan dasar

4. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:

 Rendahnya pengelolaaan sampah (3R) oleh masyarakat

5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum:

 Penerapan Kewajiban dan sanksi hukum, pengelolaan Sampah dan Retribusi dari Perda kabupaten Nunukan No. 12 tahun 2012

tentang kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS belum efektif

(17)

Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Persampahan

2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan

Tabel .2.10. Tujuan Sasaran pengembangan persampahan domestic Persampahan

1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 11,2% menjadi 85% pada wialyah Kabupaten dan 20% menjadi 40% pada daerah pedesaan pada akhir tahun 2018. 2) Pengurangan sampah dari sumbernya dari 0,1% - 5% untuk wlayah perkotaan.

3) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018.

4) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2018.

5) Meningkatnya kesadaran masyarakat ber-PHBS dalam pengelolaan persampahan sebesar 60% pada tahun 2018.

Tabel 2.11. Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan

No Sistem Cakupan layanan eksisting Sasaran Tahun Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

A Penanganan Langsung

1 Sampah yang masuk

TPA 11,2% 20% 30% 47% 65% 85%

B Penanganan

berbasis masyarakat 28,7% 30% 33% 37% 41% 45%

2.3.3. Prioritas Pembangunan Persampahan

Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Nunukan dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan.

(18)

Tabel 2.12. Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik

No

. Program

Score (dan bobot)

Score

total prioritas Urutan Penerima manfaat Permasa lahan mendes ak Persepsi

Pokja poor

Pro-25% 25% 25% 25%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pembangunan TPA 4 4 4 3 3.75 1

2 Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi Persampahan 3 4 4 3 3.50 1

3 Penyusunan Masterplan Persampahan 4 4 4 2 3.50 1

4 Pelatihan Pengolahan Sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW

2 2 3 3 2.50 2

2.4. Drainase

2.4.1 Permasalahan Drainase

Permasalahan mendesak yang dihadapi Kabupaten Nunukan dalam sistim drainase, adalah: 1. Terjadinya genangan di kawasan-kawasan yang elevasinya berada dibawah muka air pasang

2. Terhambatnya aliran-aliran air/banjir pada saluran yang langsung berhubungan dengan sungai (yang berpengaruh terhadap pasang surut) akibat naiknya permukaan air pada saat air pasang.

3. Drainase sistem tidak dapat bekerja dengan penuh sehingga perlu bantuan pompa dan pada outlet-outlet yang berfungsi untuk mencegah masuknya air sungai pada saat pasang sehingga biaya konstruksi maupun operasi dan pemeliharaan sistem drainase menjadi mahal.

4. Banyak saluran drainase dibeberapa tempat tersumbat. Isu strategis dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Nunukan adalah :

1. Belum adanya Masterplan tentang sistem Drainase

2. Rendahnya kemampuan sistem drainase untuk mengeringkan kawasan terbangun. 3. Sistem saluran pembuangan yang masih jadi satu antara pematusan air hujan dan

limbah rumah tangga.

4. Belum adanya Peraturan Daerah tentang sistem pengelolaan drainase lingkungan. 5. Ketidak mampuan saluran drainase mengalirkan air akibat sampah dan sedimentasi. 6. Kurangnya pemeliharaan terhadap saluran drainase yang sudah terbangun.

(19)

Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase

User Interface:  Lama genangan bila terjadi banjir lebih kurang dari 1 hari  Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin :

Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 12,6% rumah tangga sementara, sebagian besar atau 87,3% tidak secara rutin mengalami

Penampungan /

Pengolahan Awal:  grey water sebagian ditampung di tangki Septic dan sebagian di kolam (Resapan)

Data lain berdasarkan

hasil EHRA Juni 2013:  Ditemukan bahwa sekitar 12,6% rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air.  Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) ,Resapan dan saluran limbah rumah tangga (grey water).

 Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 60%.  Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 30%

Dokumen

Perencanaan  Belum lengkap data master plan dan dokumen perencanaan lainnya

B. Lain-lain:

Catatan:

Aspek lain seperti diatas dan dapat mengacu ke

Belum adanya data RT/RW sebagai menunjang untuk kegiatan

pembangunan drainase

12.4 23.3 4.8 10.3 12.6 87.6 76.7 95.2 89.7 87.4 0 1 2 3 K lus ter D es a/ K el ur ah an K ab 0 20 40 60 80 100 Ya Tidak

(20)

2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase

Tabel 2.14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Drainase

1) Tersedianya dokumen Masterplan Drainase dan dokumen perencanaan lainnya.

2) Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik pada akhir tahun 2018

3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana drainase dari 30% menjadi 65% pada akhir tahun 2018

4) Tersedianya Regulasi drainase pada tahun 2018

Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase

No Sistem Eksisting Sasaran Tahun Keterangan

2014 2015 2016 2017 2018

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

A Cakupan Layanan 90 % 92 % 94 % 96 % 98 % 100 % B Fungsi Drainase 30 % 35 % 40 % 45 % 50 % 65 % Asumsi Kesepakatan Pokja Peningkatan Pertahun 5% C Luas Genangan 14 Ha 11 Ha 8 Ha 5 Ha 3 Ha 2 Ha

Keterangan: Lihat rencana Pengembangan didalam SSK

2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase

Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Nunukan dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan.

(21)

Tabel 2.16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase

No. Program

Score (dan bobot)

Score

total prioritas Urutan Penerima manfaat Permas alahan mende sak Persepsi

Pokja poor

Pro-25% 25% 25% 25%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Masterplan Sistem Drainase Skala

Kota 4 4 4 2 3,75 1

2 Pembangunan/Normalisasi

Saluran Primer 4 4 4 3 3,75 1

3 Pembunan Saluran Drainase

Skunder 2 3 2 2 2,25 2

4 Pembunan Saluran Drainase Tersier 2 2 2 2 2 2

5 Pembangunan Kolam Retensi 4 3 3 3 3,25 1

6 Normalisasi Saluran Primer 4 4 3 3 3,5 1

7 Normalisasi Saluran Skunder 2 2 3 2 2,25 2

8 Normalisasi Saluran Tersier 2 2 3 2 2,25 2

9 Penerapan Perda Bangunan

Gedung 2 2 1 2 1,75 3

10 Revieu / penerapan Perda

Drainase 2 2 1 2 1,75 3

2.5. PHBS terkait sanitasi

2.5.1 Permasalahan PHBS terkait sanitasi

Permasalahan mendesak yang dihadapi Kabupaten Nunukan dalam PHBS terkait sanitasi, adalah:

1. Masih adanya Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). 2. Rendahnya pemahaman/pengetahuan masyarakat dalam STBM.

(22)

Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi

Berdasarkan hasil EHRA Juni 2012, maka:

 Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat didukung dengan pola hidup masyarakat perkotaan yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal.

 Kurangnya kepedulian masyarakat dan pengambil kebijakan terhadap program-program yang bersifat preventif dan promotif (Pencegahan dan Promosi)

2.5.2 Sasaran PHBS terkait sanitasi

Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait Sanitasi sampai dengan periode tahun 2018

Tabel 2.18 Tujuan dan sasaran PHBS terkait sanitasi PHBS

1) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari kalangan SKPD dan kader kesehatan lingkungan sebesar 10% pada akhir tahun 2018.

2) Meningkatnya kesadaran anak sekolah dalam berperilaku PHBS

3) Terlatihnya kader kesehatan lingkungan sebanyak 15% di setiap Desa/Kelurahan pada akhir tahun 2018

4) Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) laki-laki dan perempuan di seluruh wilayah Kabupaten Nunukan dalam penyadaran hygiene pada akhir tahun 2018. 5) Termanfaatkannya media pilihan masyarakat (media lokal) di lokasi prioritas dalam

penyadaran berperilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun 2018.

2.5.3 Prioritas PHBS terkait sanitasi

Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Nunukan dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan.

(23)

Tabel 2.19 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi

No. Program

Score (dan bobot)

Score

total prioritas Urutan Penerima manfaat Permas alahan mende sak Persepsi

Pokja poor

Pro-25% 25% 25% 25%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Program STBM 4 4 4 4 4,00 1

2 Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk

3 4 4 3 3,50 1

3 Penyuluhan dan edukasi PHBS

kepada Sekolah 4 3 3 2 3,00 1

4 Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader kesehatan lingkungan ditingkat kelurahan

3 3 3 3 2,75 2

5 Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran TV dan Radio

4 2 3 3 2,25 2

2.6. Review Kerangka kerja Logis

Tabel 2. 11 KerangkaKerjaLogis Air Limbah

Permasalah an mendesak

Tujuan Sasaran (Out Put)

Strategi (Out

Came) Program Kegiatan Praktek BABS saatini 60 % Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan air limbah domestic tahun 2018 Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 60 % menjadi 10% tahun 2018 Meningkatkan akses layanan air limbah komunal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Komunal  Pembangunan MCK++ tangki septic komunal  Stimulan Tangki Septick Keluarga MeningkatkanAk sesSistem terpusat pada daerah CBD Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat Skala Kawasan Rendahnya akses masyarakat untuk PHBS air limbah domestik Meningkatka n layanan pengelolaan air limbah domestik Meningkatnya pengelolaan air limbah domestic dari 3 M3/harimenjadi 9M3/haripadata hun 2015 Meningkatkan layanan air limbah domestic PeningkatanSara napengangkutan air limbah Pengadaan truck tinja

(24)

Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan

Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

1.Belum maksimalnya pemahaman masyarakat akan upaya pemilahan/pengola han sampah, 2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat secara umum di dalam pengelolaan lingkungan hidup seperti membuang sampah tidak tepat waktu dan sesuai tempatnya, membuang sampah ke sungai 3. Anggaran di bidang persampahan tidak cukup untuk mengantisipasi keaadaan darurat. Anggaran

yang ada hanya cukup untuk pelayanan dasar 4. Rendahnya koordinasi antar instansi 5. Rendahnya kapasitas SDM 6. Keterbatasan lahan untuk perluasan TPA 1.meningkatka n ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah meningkatkan cakupan pelayanan sampah secara bertahap 2. meningkatnya pelayanan sebesar 85 % di kabupaten Nunukan. Bertambahnya volume penanganan sampah sebesar 85% dari total timbulan sampah kabupaten Nunukan. meningkatnya kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana persampahan di seluruh daerah pelayanan pada akhir tahun 2018 2.meningkatnya pelayanan sebesar 85 % di kabupaten Nunukan. 3. penyempurnaan regulasi persampahan meningkatkan kualitas pengelolaan TPA,TPS dan TPST sarana dan prasarana persampahan sesuai daerah pelayanan Pengemb angan kebijakan dan kinerja pengelola an Persampa han. Review Masterplan Persampah an Skala Kabupaten Meningkatkan efesiensi dan efektivitas kegatan penanganan sampah. kerjasama dengan pihak swasta,aparat wilayah dalam kegiatan penanganan sampah Penyusunan peraturan Bupati untuk melengkapi perda an PERDA tentang Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan Sampah. Melakukan kegiatan sosialisasi dan pendampingan terhadap kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan 3R

(25)

metode dan teknologi pengolahan sampah yang dapat di terapkan oleh masyarakat nilai ekonomis sampah kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah

Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase

Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

Banyak Terjadi Genangan di beberapa titik Mengurangi Genangan Air Berkurangnya Area Genangan dari 32,76 Ha Menjadi 2,76 Ha tahun 2018 - Meningkatkan sarana dan prasarana Drainase -Mengoptimalkan fungsi sistem drainase lingkungan

yang sudah ada

Menambah Dimensi Saluran Drainase yang sudah tidak menampung air permukaan (Over Kapasitas) Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Skala Kota Normalisasi Saluran Pembangunan Kolam Retensi Rumah Pompa Penikatan Dana Oprasional Rutin Saluran Banyak Saluran Drainase dibebrapa Tempat Tersumbat Mengurangi Genangan Air Berkurangnya Area Genangan dari 14 Ha Menjadi 2 Ha tahun 2018 Mengoptimalkan fungsi sistem drainase Mengoptimalkan

Fungsi drainase Penerapan Perda Bangunan Gedung

Revieu Perda tentang Drainase Normalisasi Saluran

(26)

Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis PHBS

Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

Masih adanya Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Membangun perilaku hidup bersih dan sehat Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat dari 36% menjadi 75% Kampanye dan sosialisasi PHBS Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1. Upaya promosi kesehatan Puskesmas 2. Pengembangan

media promosi dan informasi sadar hidup sehat 3. Penyuluhan

masyarakat tentang pola hidup sehat 4. Pembinaan Posyandu 5. Pengembangan dan pembinaan kelurahan sanitasi 6. Pembinaan kesehatan remaja Rendahnya pemahaman, pengetahuan masyarakat dalam STBM Meninkatnya keterlibatan seluruh stakeholder dalam mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70% Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penerapan Perilaku Hidup bersih, sehat dan pengembangan lingkungan sehat Program pengembangan lingkungan sehat 1. Penyehatan lingkungan permukiman 2. Pengawasan

sarana air bersih 3. Pembinaan tempat pengolahan makanan dan minuman 4. Pembinaan tempat-tempat umum 5. Upaya penyehatan lingkungan Puskesmas

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 4 tahun Terakhir di Kabupaten Nunukan
Tabel 2.3. Area Beresiko Sanitasi
Tabel 2.4.  Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi
Diagram Sistim Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para pembudidaya umumnya mengendalikan Argulus japonicus dengan bahan kimia, namun Argulus japonicusditemukan menginfestasi ikan air tawar pada budidaya selanjutnya,

Tukar tempat pelayanan gereja induk dengan Wilayah (Barat atau Selatan) dilakukan satu kali setiap bulan pada (atas permintaan wil. Selatan utk bisa ibadah di Induk pagi, siang

Selama engkau telah bertaubat dari hal itu dan menyesali perbuatanmu baginya, dan engkau berketatapan hati bahwa ucapan buruk itu tidak akan keluar lagi dari mulutmu

Giri Santosa Adi Raya tersedia Dokumen V- Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, dan telah sesuai dengan dokumen PEB dan dokumen

The Seventh International Conference on the Juvenile Hormones (JH VII) convened on the Mount Scopus Campus of the Hebrew University of Jerusalem from August 28 to September 3,

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Samhan Yanis, dalam penelitian yang berjudul, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keberhasilan pelatihan kerja da- pat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti : reaksi karyawan, bahan pembelaja- ran,

Figure 1 suggested a relationship between the various concepts of brand equity (i.e. brand value is a function of brand strength which is, in turn, a function of brand