KELAYAKAN PERPANJANGAN LISENSI
SOFTWARE CAD/CAM/CAE DI DIESHOP DMD, PT AHM
Anthony Seno Subroto
Staf Produksi Industri Manufaktur Automotive, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350
subroto.anthony@yahoo.com
ABSTRACT
PT AHM, Dies Manufacturing Division faced with 2 alternatives, namely renewing their CAD/CAM/CAE software license or not. These alternatives need to be studied well to choose the best solution, since high costs are involved. This study will help the decision makers or the management to decide whether the project is feasible or not. From the result of market analysis, technical anaysis, legal analysis and financial analysis shows that investment of CAD/CAM/CAE software is feasible. With Payback Period in 4 months, NPV = Rp 34.796.531.287, IRR = 431.52%, ROI = 23.85466521 and Profitability Index = 24.85466521. The author recommends to decision makers of PT Astra Honda Motor, Dies Manufacturing Division to carry out investment plans of the CAD/CAM/CAE software license renewal.
Keywords: project feasibility analysis, market analysis, technical analysis, financial analysis
ABSTRAK
PT AHM, Dies Manufacturing Division dihadapkan pada 2 alternatif, yaitu melakukan investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE atau tidak. Alternatif tersebut perlu dipelajari dengan baik untuk memilih solusi yang terbaik karena memerlukan biaya yang besar. Hasil dari studi tersebut akan membantu pihak pengambil keputusan atau pihak manajemen untuk memutuskan apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak. Dari hasil analisis pasar, teknis, hukum dan finansial, didapatkan investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE ini layak dijalankan, dengan pengembalian modal selama 4 bulan, NPV sebesar Rp 34.796.531.287, IRR sebesar 431.52%, ROI = 23.85466521, dan Profitability Index = 24.85466521. Penulis merekomendasikan kepada pengambil keputusan PT Astra Honda Motor, Dies Manufacturing Division untuk menjalankan rencana investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE tersebut.
PENDAHULUAN
PT Astra Honda Motor adalah produsen sepeda motor Honda di Indonesia. Komponen sepeda motor di antaranya adalah cover body plastik yang dicetak dengan mold dan komponen mesin dari alumunium yang dicetak dengan dies. Perusahaan memiliki satu divisi khusus yang menangani pembuatan mold dan dies, yaitu Dies Manufacturing Division. Perusahaan dilengkapi dengan mesin-mesin milling, bubut, EDM (Electric Discharge Machine), grinding dengan kontrol manual, dan CNC (Computer Numerical Control). Divisi ini juga memiliki sistem komputer yang terintegrasi, yaitu CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), dan CAE (Computer Aided Engineering). Mold dan dies juga dikerjakan secara outplant/subcontractor dengan komposisi 50% inplant dan 50% outplant.
Akhir tahun 2009, lisensi software CAD/CAM/CAE tersebut habis masa berlakunya sehingga para pengambil keputusan dihadapkan pada 2 alternatif, yaitu memperpanjang lisensi
software CAD/CAM/CAE atau tidak. Jika lisensi diperpanjang, akan membutuhkan biaya Rp
1.400.000.000,00 dan produksi mold dan dies dapat dilakukan dengan komposisi 50% inplant hingga 50% outplant. Jika lisensi tidak diperpanjang, maka produksi mold dan dies 100% dilakukan outplant.
Analisis investasi teknologi informasi diperlukan karena telah banyak kegagalan yang disebabkan oleh perencanaan kurang memadai sehingga investasi menjadi sia-sia (Devaraj dan Kahli, 2002:31). Patut diperhatikan bahwa tidak ada pengukuran tunggal (single measurement) yang dapat memberikan penilaian penuh terhadap investasi teknologi informasi (Callon, 1996:277)
Karena banyaknya cakupan dalam analisis kelayakan ini, pembahasan dibatasi oleh ruang lingkup seperti (1) Objek penelitian di perusahaan, (2) Aspek yang ditinjau adalah aspek teknis, hukum, pemasaran, dan finansial, (3) Peramalan loading capacity menggunakan metode trend
linier, (4) Indikator financial, yaitu Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), ROI (Return On Investment), dan Profitability Index, (5) Ada 2 model sepeda motor
baru diproduksi setiap tahunnya, yaitu tipe cub/bebek dan skutik, (6) Indikator ekonomi, yaitu kurs US$ 1 sebesar Rp 10.000,00 dan inflasi di Indonesia sebesar 5% per tahun.
Tujuan dari analisis kelayakan perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE ini adalah mempelajari alternatif keputusan ditinjau dari aspek teknis, hukum, pemasaran dan finansial; menilai kelayakan kedua alternatif dari sudut finansial; serta memberikan rekomendasi alternatif terbaik yang dijalankan.
METODE PENELITIAN
Flow Diagram Pemecahan Masalah
Flow diagram pemecahan masalah ”Analisis Kelayakan Perpanjangan Lisensi Software
Gambar 1 Flow Diagram Pemecahan Mmasalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Aspek Teknis
Bagan alur kerja di perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2), dijelaskan pula pada tahap mana saja fungsi dan peranan software CAD/CAM/CAE.
Gambar 2 Tahap Fungsi dan Peranan Software CAD/CAM/CAE
Komposisi pengerjaan mold and dies adalah 50%, dikerjakan secara inplant dan 50% secara outplant (sub-contractor). Keberadaan software CAD/CAM/CAE di setiap tahapan kerja sangatlah penting. Karenanya jika lisensi software CAD/CAM/CAE tidak diperpanjang, maka akan berakibat keseluruhan pengerjaan mold and dies harus dikerjakan secara outplant.
Data lisensi software CAD/CAM/CAE yang tersedia sampai akhir tahun 2009 beserta fungsi dan harga perpanjangan lisensinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data Lisensi Software CAD/CAM/CAE
Software Unit Fungsi Harga/unit
(Rp) Total (Rp)
Unigraphics 19 - check kesesuaian data 3D 51,578,943 980,000,000
- design mold & dies
- pembuatan program CAM
Delcam 1 - pembuatan program CAM 35,000,000 35,000,000 Vericut 1 - simulasi program CAM 35,000,000 35,000,000 Magmasoft 1 - analisis aliran material 175,000,000 175,000,000
bagi pengguna dan upgrade versi software. Perusahaan memperhitungkan lisensi software sebagai
expense sehingga nilai depresiasi dan nilai sisa tidak diperhitungkan.
Analisis Aspek Hukum
Perusahaan menjalankan bisnisnya secara legal dalam segala aspek, antara lain dengan memenuhi ketentuan undang-undang di Indonesia, yaitu Undang-Undang tentang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 dengan membeli dan memakai software original, termasuk di antaranya
software CAD/CAM.CAE.
Kutipan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 adalah sebagai berikut. BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu, dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
14. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
BAB II LINGKUP HAK CIPTA
Bagian Pertama: Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
BAB V LISENSI Pasal 45
1. Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat perjanjian Lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 2.
2. Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2) berlangsung selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
3. Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan kewajiban pemberian royalti kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi.
4. Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
Analisis Aspek Pemasaran
Data produksi motor tahun 2003 – 2009 dan hubungannya dengan kebutuhan mold dan
Tabel 2 Produksi Motor, Kebutuhan Mold dan Dies
Tahun Produksi Motor (unit) Kebutuhan Mold
(unit) Kebutuhan Dies (unit)
2003 1,570,000 32 86 2004 2,037,000 42 112 2005 2,652,000 56 146 2006 2,350,000 50 130 2007 2,138,000 46 120 2008 2,874,576 62 162 2009 2,710,575 60 154
Sumber data: PT AHM, Jakarta
Dengan metode trend linier (Y’ = a + bx), produksi motor, kebutuhan mold dan dies di masa datang dapat diramalkan sebagai berikut (Tabel 3).
Tabel 3 Peramalan Produksi Motor, Kebutuhan Mold dan Dies
Tahun Produksi Motor (unit) Kebutuhan Mold
(unit) Kebutuhan Dies (unit)
2010 2,987,862 66 170
2011 3,151,536 71 180
2012 3,315,210 75 190
2013 3,478,884 79 200
2014 3,642,559 83 210
Analisis Aspek Finansial
Metode yang dilakukan adalah incremental analysis, yaitu membandingkan penghematan (cost saving) antara kedua alternatif sebagai berikut. Jika lisensi disetujui/diperpanjang, produksi
mold dan dies dilakukan secara 50% inplant – 50% outplant; kemudian, jika lisensi tidak
disetujui/diperpanjang, produksi mold dan dies 100% outplant. Data proyeksi kebutuhan mold dan
dies 5 tahun ke depan, biaya pembuatan mold dan dies baik inplant maupun outplant, beserta
perhitungan NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) ditampilkan pada Tabel 4 berikut ini. Faktor diskon memakai WACC (Weighted Average Cost of Capital) atau biaya modal rata-rata tertimbang. Besarnya nilai WACC sudah ditentukan oleh perusahaan sebesar 15%.
Perhitungan Payback Period
T = 1.400.000.000 / 4.767.500.000 = 0.293654955 tahun
= 4 bulan
Perhitungan Return on Investment (ROI)
ROI =
TotalBiaya
TotalBiaya
at
TotalManfa
−
= = 23.85466521 Perhitungan Profitability Index PI = TPV / Io= Rp 34.796.531.287 / Rp 1.400.000.000 = 24.85466521
Rp 34.796.531.287 – Rp1.400.000.000
Rp 1.400.000.000
SIMPULAN
Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut, berdasarkan aspek-aspek. Pertama, aspek teknis yakni (1) Jika lisensi diperpanjang, produksi mold dan dies dilakukan secara 50% inplant – 50% outplant; (2) Jika lisensi tidak diperpanjang, produksi mold dan dies 100% outplant; (3)
Software CAD/CAM/CAE sangat dibutuhkan dalam setiap tahap pembuatan mold dan dies. Kedua,
aspek pemasaran yakni jika produksi sepeda motor bertambah, kebutuhan mold dan dies juga akan bertambah, dan lisensi software akan terpakai. Ketiga, aspek finansial. Berdasarkan pengumpulan, pengolahan dan analisis data, diperoleh parameter-parameter kelayakan investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE sebagai berikut (1) Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal (payback period) adalah 4 bulan < 5 tahun (umur ekonomis) sehingga investasi ini layak; (2) Net Present Value (NPV) investasi adalah Rp 34.796.531.287,00. Jadi, secara teknis bisa disimpulkan bahwa investasi mempunyai nilai kelayakan karena syarat NPV > 0 terpenuhi; (3) Internal Rate of Return (IRR) adalah 431.52% > 15% (MARR / WACC). Jadi, bisa disimpulkan bahwa investasi mempunyai nilai kelayakan karena syarat IRR > MARR terpenuhi; (4) Return on Investment (ROI) adalah 23.85466521. Jadi, bisa disimpulkan bahwa investasi mempunyai nilai kelayakan karena syarat ROI bernilai positif terpenuhi; (5) Profitability Index (PI) adalah 24.85466521. Jadi, bisa disimpulkan bahwa investasi mempunyai nilai kelayakan karena syarat PI > 1 terpenuhi. Dari data-data tersebut, penulis berkesimpulan bahwa perpanjangan lisensi
software CAD/CAM/CAE di perusahaan layak dilakukan. Selain itu, penulis juga
merekomendasikan kepada pihak pengambil keputusan perusahaan untuk menjalankan rencana investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE.