• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAGAR BUDAYA KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CAGAR BUDAYA KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan dan Kebudayaan

CAGAR BUDAYA

KABUPATEN AGAM

PROVINSI SUMATERA BARAT

(2)

Pendidikan dan Kebudayaan

PETA SEBARAN

CAGAR BUDAYA

Kab. AGAM

Prov. SUMATERA BARAT

(3)

Pendidikan dan Kebudayaan

BUNKER JEPANG

TALUAK

(KB000863)

Bunker Jepang taluak terletak di Jorong Taluak, nagari Taluak Ampek Suku. Bunker jepang ini terdiri dari tiga buah bangunan, dua diantaranya berbentuk sama , sedangkan satu lainnya

berukuran lebih kecil dan relatif sederhana bentuknya.

Bunker I terletak di belakang Kantor Wali Nagari Taluak Ampek Suku. Bunker II berada di samping Kantor Wali Nagari Taluak Ampek Suku. Bunker III berada di halaman SDN 21 Taluak.

Bangunan ini berbentuk menyerupai tanki , membentuk setengah lingkaran sampai ke bagian bawah dengan panjang 7m yang dipadu dengan bangunan berbentuk persegi dan datar pada bagian atasnya yang berfungsi sebagai pintu masuk.

Bangunan ini dibangun pada masa penjajahan jepang dengan tenaga kerja pribumi

(romusha)yang berfungsi sebagai tempat

perlindungan dan pusat komando pertahanan di sekitar daerah Taluak

Sumber:

(4)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(5)

Pendidikan dan Kebudayaan

(6)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASJID

KUBANG PUTIH

(KB000864)

Masjid Raya Kubang Putih merupakan salah satu masjid tertua di Minangkabau yaitu dibangun sekitar tahun 1810.

Masjid ini berbentuk persegi berukuran 23,75m x 21,20m. Lantai banguan setinggi 0,75m dari permukaan tanah, sehingga berkesan membentuk lantai kolong yang tertutup. Atap masjid

berbentuk limas yang terdiri dari 2 susun. Atap bagian atas disangga oleh dinding tembok berbentuk pelipit.

Masjid ini memiliki 4 tiang utama berbentuk bulat dan berplester pada bagian tengah dan segi empat pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas berbentuk pelipit candi.

Sekilas dilihat dari bentuk atap dan gaya bangunannnya masjid ini mendapat pengaruh arsitektur Belanda.

Sumber:

(7)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(8)

Pendidikan dan Kebudayaan

(9)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASJID

BINGKUDU

(KB000865)

Masjid Raya Bingkudu dibangun pada tahun 1823 oleh Haji Salam, Lareh Canduang yang bergelar Inyiak Basa (Haji Salam).

Lokasi pendirian masjid merupakan hasil

kesepakatan dari 4 delegasi yang mewakili daerah sekitar Bingkudu. Arsitektur atap masjid yang bertumpang tiga memiliki filosofi konsep kepemimpinan di Minangkabau yaitu “ Tigo

Tungku Sajarangan” yang terdiri dari ; “Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai”

Konstruksi kaki bangunan masjid berupa pondasi beton setinggi 0,4m, sedangkan lantai masjid terbuat dari papan kayu surian yang disusun rata membujur arah barat-timur. Di dalam ruang utama masjid yang terdapat 25 buah tiang. Tiang utama terletak di tengah-tengah ruang utama masjid yang terbuat dari beton berbentuk segi 12 dan berdiameter 1,25m. Di sekeliling tiangutama terdapat 24 tiang kayu berbentuk segi 16 yang diameternya berukuran antara 20-45cm.

Sumber:

(10)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(11)

Pendidikan dan Kebudayaan

(12)

Pendidikan dan Kebudayaan

KOMPLEKS MASJID

SITI MANGGOPOH

(KB000875)

Masjid siti manggopoh dibangun sekitar tahun 1884 atas prakarsa Syekh Abdul Muthalib yang dikenal dengan sebutan Ungku Batu Bidai. Dahulu selain digunakan sebagai tempat shalat, mengaji dan musyawarah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat latihan bela diri yang dipimpin oleh Asik Bagindo Magek (suami Siti Manggopoh). Selain itu masjid ini juga digunakan untuk tempat penyusunan startegi perang ketika melawan Belanda. Di halaman depan masjid terdapat kompleks makam tokoh pejuang yang gugur dalam perang Blasting 1098 (Perang Manggopoh).

Pada mulanya dinding masjid terbuat dari bambu, berlantai papan dan beratap ijuk, tetapi sekarang seluruh komponen telah diganti dengan dinding beton, lantai keramik dan atap seng. Masjid ini beratap tumpang tiga dan mempunyai delapan buah tiang sebagai penopang.

Sumber:

(13)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(14)

Pendidikan dan Kebudayaan

(15)

Pendidikan dan Kebudayaan

RUMAH GADANG

TUANKU LAREH

St. HARUN

(KB000876)

Rumah ini dibangun sekitar pertengahan abad ke 19 dan merupakan tempat tinggal Tuanku Lareh Sutan Harun. Sekarang rumah ini ditempat tinggali oleh keluaraga Zakiruddin yang istrinya merupakan cucu dari Tuanku Kelarasan XII Koto.

Di dalam rumah ini terdapat benda-benda peninggalan kebudayaan, seperti Payung Gadang lengkap dengan tongkat dan

pedangnya, brankas, meja batu marmer, tempat tidur besi, talam, carano, dll.

Bangunan ini tidak memiliki ukir-ukiran layaknya rumah gadang Minangkabau pada umumnya. Rumah ini berbentuk panggung, atapnya terbuat dari seng, dinding dan lantai dari kayu dengan tiang menggunakan sistem pasak.

Sumber:

(16)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(17)

Pendidikan dan Kebudayaan

(18)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASJID

PINCURAN

GADANG

(KB000862)

Masjid ini dibangun sekitar tahun 1885 oleh Tuanku Alam Putiah, seorang ulama yang

memasyarakatkan agama Islam di daerah matur. Masjid ini dikelilingi oleh pagar tembok setinggi setengah meter dengan panjang 28m dan lebar 26m.

Di pintu masuk masjid terdapat menara

berbentuk segi delapan dengan tinggi 3,5m yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Pintu masuk menara menghadap ke masjid, bagian atasnya terdapat tulisan arab dan angka tahun dengan kata latin ANNO 1931. Di depan masjid terdapat kolam yang sangat jernih dan terdapat ikan di dalamnya.

Sumber:

(19)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(20)

Pendidikan dan Kebudayaan

(21)

Pendidikan dan Kebudayaan

RUMAH

GADANG

MATUR

(KB000879)

Rumah gadang ini didirikan tahun pada tahun 1831 oleh Muma Tuanku Alam Putiah yang berasal dari Baso yang merantau dan menetap di Matur. Muma Tuanku Alam Putiah merupakan Lareh Pertama Matur. Bangunan ini merupakn rumah adat yang diwariskan secara turun-temurun.

Bangunan ini memiliki atap gonjong 4 dan sebuah atap gonjong pada bagian teras. Pada bagian dinding luar dihiasi dengan ukir-ukiran ciri khas rumah adat minangkabau. Masing-masing pintu kamar pada bagian atasnya juga dihiasi ukir-ukiran berbentuk matahari. Rumah nini memiliki 8 buah tiang penyangga berbentuk segi delapan. Rumah gadang ini melahirkan tokoh yang menjadi sejarah bagi masyarakat Matur, Generasi kedua yaitu Lelong Dt Mangkuto Alam II merupakan Lareh II Matua (1874) dan Generasi ketiga yaitu Salim Dt Mangkuto Alam III menjabat sebagai Lareh III Matua (1913).

Sumber:

(22)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(23)

Pendidikan dan Kebudayaan

(24)

Pendidikan dan Kebudayaan

RUMAH

GADANG

BAANJUANG

(KB000878)

Rumah ini merupakan milik keluarga Nur Sutan Iskandar seorang sastrawan Angkatan Pujangga Baru.

Rumah gadang ini bentuknya tidak seperti rumah gadang pada umumnya , biasanya bagian samping kanan kiri dari rumah gadang berbentuk lurus, tetapi Rumah Gadang Baanjuang ini pada bagian samping kanan kirinya seolah membentuk teras samping. Selain itu, biasanya lantai bagiang anjungan lebih tinggi, tetapi pada rumah ini lantainya sama tinggi dengan lantai ruang utama.

Sumber:

(25)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(26)

Pendidikan dan Kebudayaan

(27)

Pendidikan dan Kebudayaan

RUMAH GADANG

ENGKU LAREH

PANINJAUAN

(KB000878)

Rumah Gadang Engku Lareh Paninjauan

merupakan kediaman Tuanku lareh khususnya di Nagari Paninjauan. Jabatan Tuanku Lareh

merupakn jabatan bergengsi yang diberikan pemerintah Kolonial Belanda kepada penghulu yang berpengaruh di nagarinya.

Bangunan ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang berdiri di atas tiang panggung denga ketinggian 1,67m dari permukaan tanah. Banguan ini ditopang 36 tiang yang terdiri dari 8 tiang deret tengah dan 16 tiang pendamping, serta 12 tiang luar dan 6 tiang utama deret tengah serta 4 tiang pendamping deret depan. Atap banguan berupa atap gonjong tiga yang terbuat dari seng. Dinding bagaian depan berukir dan bagian dinding lainnya polos.

Sumber:

(28)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(29)

Pendidikan dan Kebudayaan

(30)

Pendidikan dan Kebudayaan

RUMAH

RASUNA SAID

(KB000877)

Rumah ini merupakan rumah tempat kelahiran seorang tokoh pejuang perempuan minangkabau yang bernama Hajjah Rangkayo Rasuna Said (H.R. Rasuna Said). Beliau lahir tanggal 2 November 1965 di Maninjau. Pada zaman kolonial Belanda beliau aktif di organisasi politik dan keras serta kritis terhadap kebijakan pemerintahan kolonial Belanda pada saat itu.

Pada tahun 1932 beliau ditangkap dan dipenjarakan di Semarang. Atas jasa dan kontibusinya terhadap perjuangan kemerdekan Indonesia, H. R. Rasuna Said ditetapkan sebagai Pahlawan Nasioanl.

Sekarang rumah tempat kelahiran H.R. Rasuna Said ini difungsikan sebagai Mushalla An-Nur oleh masyarakat setempat.

Sumber:

(31)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(32)

Pendidikan dan Kebudayaan

(33)

Pendidikan dan Kebudayaan

MUSEUM KELAHIRAN

BUYA HAMKA

(MS000091)

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini

mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Putra dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Siti Safiyah Binti Gelanggar, Buya Hamka adalah seorang ulama, politisi dan sastrawan besar yang dihormati dan disegani di kawasan Asia hingga Timur Tengah. Pengabdian dan pengorbanan Buya Hamka dalam membangun kesadaran umat Islam mendapat apresiasi dari Pemerintah berupa gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011.

(34)

Pendidikan dan Kebudayaan

MUSEUM KELAHIRAN

BUYA HAMKA

(MS000091)

Hamka sendiri merupakan akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah dan Buya adalah panggilan khas untuk orang Minangkabau

Tak hanya agama, Buya juga menguasai berbagai ilmu yakni filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan politik. Buya mempelajari semua itu secara otodidak, tanpa pendidikan khusus. Jurnalistik pun menjadi salah satu ketertarikannya. Sejak awal 1920-an, Buya menekuni ilmu jurnalistik dan berkarir sebagai wartawan, penulis, editor, dan penerbit di berbagai surat kabar.

Buku pertama yang berhasil diterbitkannya berjudul Khathibul Ummah dan disusul dengan sederet judul lainnya. Saat perang revolusi pun, Buya turut mengusir penjajah dengan cara mengobarkan semangat pejuang. Pada 1957, Hamka kembali ke dunia pendidikan dan menjadi dosen UI dan Universitas Muhammadiyah. Karirnya pun terus menanjak dan terpilih sebagai rektor Perguruan Tinggi Islam Indonesia.

Sumber:

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/buya-hamka-sosok-suri-tauladan-bermulti-talenta/

(35)

Pendidikan dan Kebudayaan

MASTER

REFERENSI

(36)

Pendidikan dan Kebudayaan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tarekat Naqsyabandiyah Ma- zhariyah di Madura, hal yang tidak ter- jadi pada tarekat yang lain bahwa dalam budaya tarekat ini diikuti lebih 40% mu- rid berasal

Masyarakat cita yang ingin diwujudkan HMI itu juga senada dengan apa yang ingin menjadi cita-cita kemerdekaan oleh bung-bung besar pendiri republik ini, yakni

Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu (1) mengumpulkan data berupa miskonsepsi yang dilakukan mahasiswa PGMI pada konsep-konsep prasyarat aljabar melalui

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Perendaman Gigi dalam Jus Nanas

Trip Assignment digunakan untuk mengetahui dan menghitung prosentase jumlah kendaraan yang melewati masing-masing ruas jalan, dalam Tugas Akhir ini digunakan untuk

Keju adalah hasil olahan susu yang di peroleh dengan cara menambahkan enzim rannet dalam suasana asam, sehingga membentuk padatan dan di lanjutkan pematangan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pengertian ijarah hukumnya diperbolehkan, ijarah mempunyai pengertian yang meliputi upah atas imbalan, kemanfaatan suatu

Untuk mendukung kegiatan siswa dalam belajar terdapat perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, laboratorium fisika serta fasilitas lainnya