• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP THR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP THR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN THR (

THR (

T

Tot

otal H

al H iip R

p Re

epla

place

cem

me

ent 

nt 

 ) )

A.

A. DEFINISIDEFINISI

Total hip replacement 

Total hip replacement   adalah penggantian panggul yang rusak berat  adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi buatan (Smeltzer & Bare, 2002). Sendi buatan ini terdiri dari dengan sendi buatan (Smeltzer & Bare, 2002). Sendi buatan ini terdiri dari 3

3 bagian yaitu bagian yaitu mangkuk (acetabular), caput mangkuk (acetabular), caput dan batang dan batang (stem) (Sulaiman,(stem) (Sulaiman, 2011). Bagian luar acetabular terbuat dari logam sementara bagian luar 2011). Bagian luar acetabular terbuat dari logam sementara bagian luar terbuat dari plastik.

terbuat dari plastik.

Total hip replacement 

Total hip replacement   adalah penggantian sendi panggul melalui  adalah penggantian sendi panggul melalui  pembedahan

 pembedahan (kepala (kepala dan dan mangkuk) mangkuk) dengan dengan sendi sendi panggul panggul prostetikprostetik (Engram, 1999).

(Engram, 1999).

Total hip replacement 

Total hip replacement   merupakan penggantian kaput femur dan  merupakan penggantian kaput femur dan astebulum, keduanya disemen ke dalam tulang.

astebulum, keduanya disemen ke dalam tulang. Total hip replacement Total hip replacement  adalah penggantian sendi total dengan prostesis untuk memberikan adalah penggantian sendi total dengan prostesis untuk memberikan stabilitas dan gerakan yang dilakukan pada penderita penyakit atau trauma stabilitas dan gerakan yang dilakukan pada penderita penyakit atau trauma sendi (Tucker, 1998).

sendi (Tucker, 1998).

Total hip replacement 

Total hip replacement   atau artroplasti hip adalah penggantian sendi  atau artroplasti hip adalah penggantian sendi  pinggul

 pinggul dengan dengan prostesis prostesis dan dan merupakan merupakan salah salah satu satu tindakan tindakan operasioperasi rekonstruksi yang paling umum dilakukan (Huo et

rekonstruksi yang paling umum dilakukan (Huo et al 2008).al 2008).

Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa total Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa total hip replacement atau artroplasti hip adalah penggantian panggul yang hip replacement atau artroplasti hip adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi buatan untuk memberikan stabilitas dan gerakan rusak berat dengan sendi buatan untuk memberikan stabilitas dan gerakan yang dilakukan pada penderita penyakit atau trauma sendi.

yang dilakukan pada penderita penyakit atau trauma sendi.

Pasien yang dilakukan THR umumny berusia lebih dari 60 tahun Pasien yang dilakukan THR umumny berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul yang dengan nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul yang ireversibel. Pasien muda dengan kerusakan panggul berat yang sangat ireversibel. Pasien muda dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri dapat menjalani penggantian total panggul (Smeltzer & Brunner, nyeri dapat menjalani penggantian total panggul (Smeltzer & Brunner, 2002).

(2)

B. TUJUAN

Tujuan dari operasi penggantian panggul adalah untuk meningkatkan mobilitas dengan menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki fungsi dari sendi piggul.

C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI 1. Indikasi

 Nyeri kronis hebat yang progresif disertai dengan buruknya fungsi harian yang termasuk berjalan, menaiki tangga-tangga, dan bahkan  bangun dari posisi duduk, akhirnya menjadi sebab untuk mempertimbangkan penggantian total pinggul. Karena sendi-sendi  pinggul yang diganti dapat gagal seiring dengan waktu, apakah dan kapan untuk melakukan penggantian total pinggul adalah keputusan-keputusan yang tidak mudah, terutama pada pasien-pasien yang lebih muda. Penggantian umumnya dipertimbangkan setelah nyeri menjadi  begitu parah sehingga ia menghalangi fungsi yang normal meskipun dengan penggunaan obat-obat anti peradangan dan/atau nyeri. Penggantian total sendi pinggul adalah prosedur memilih, yang berarti  bahwa ia adalah pilihan yang dipilih di antara alternatif-alternatif lain.

Penggantian panggul total adalah keputusan yang dibuat berdasarkan  pemahaman resiko dan manfaat-manfaat yang menguntungkan.

Mangetahui keduanya adalah hal penting sebelum mengambil keputusan.

Pergantian panggul total akan lebih bermanfaat apabila dilakukan kepada klien atau pasien yang mengalami hal sebagai berikut :

a) Panggul sakit terus sambil istirahat, baik siang atau malam hari.  b) Kekakuan dalam panggul membatasi kemampuan klien untuk

memindahkan atau mengangkat kaki klien.

c) Klien telah menggunakan pereda nyeri sedikit dari obat anti-inflamasi atau glukosamin sulfat.

(3)

d) Klien memiliki efek samping yang berbahaya atau tidak menyenangkan dari obat pinggul Klien

e) Perawatan lainnya seperti terapi fisik atau menggunakan alat bantu kiprah seperti tongkat tidak menghilangkan rasa sakit pinggul.

f) Sendi panggul sudah aus dan robek akibat proses penuaan alami, trauma atau penyakit rematik.

g) Fraktur atau nekrosis iskemik

h) Pascaoperasi prosedur operasi sebelumnya, misalnya: rekonstruksi  bersama (osteotomy), arthrodesis, segmental atau total penggantian  pinggul (THR).

2. Kontraindikasi : pasien yang ada pus di daerah persendian panngul,  pasien dengan nanah dipersendian panggul, lansia yang menderita

osteoporosis.

D. PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN

Hingga saat ini para ilmuwan dan ahli bedah telah berusaha keras untuk mendapatkan desain dan  fixation terbaik antara  femur dan artificial hip  joint . Sampai sekarang, ada dua metode yang digunakan untuk memasang

artificial hip joint , metode ini adalah cemented (dengan semen tulang) dan cementless(tanpa semen tulang) total hip replacement (THR).

1) Cemented Total Hip Replacement 

Pada metode pemasangan ini, semen tulang digunakan untuk  merekatkan artificial hip joint ke dalam tulang  femur . Semen tulang tidak berfungsi seperti lem, melainkan sebagai material pengisi. Hingga saat ini material dari semen tulang yang banyak digunakan adalah  polymethylmethacrylate (PMMA), dimana diperkenalkan oleh Sir John Chanrley pada awal tahun 1960.

(4)

Cement THR 2) Cementless Total Hip Replacement

Cementless THR, juga disebut dengan uncemented THR diperkenalkan pada awal 1980. Metode THR ini berkembang karena pada cemented THR memiliki kekurangan. Pertama, pengisian semen tulang kedalam tulang femur selama operasi dapat menyebabkan gangguan pada sirkulasi dan dapat menghalangi aliran darah. Kedua, semen tulang membutuhkan rata-rata 10 menit untuk mengeraas. Dalam waktu ini, ada kemungkinan artificial hip joint  berubah posisi. Ketiga, semen tulang  bisa retak dan menyebabkan pergeseran dari implan. Untuk cementless artificial hip joint , permukaan dari sistem artificial hip joint dibuat kasar. Hal ini untuk menghasilkan gesekan yang baik antara artificial hp joint dan kortikal sehingga lebih dapat terpasang dengan stabil. Pada metode ini juga terdapat kekurangan. Pertama, ketika artificial hip joint terpasang  pada tulang, substansi tulang akan terdorong sampai sistem sirkulasi darah dan menghalangi sirkulasi darah.  Femur dapat patah selama operasi karena beban yang besar.

(5)

Gambar 11. Cementless THR 3)  Hybrid Total Hip Replacement

Pada metode ini, menggabungkan antara metode cementeless dan cemented THR. Kombinasi ini menghasilkan cementless acetabular cup dengan  femoral stem dipasang dengan menggunakan semen. Metode dapatmengurangi kerusakan atau kegagalan stem dari 30-40% sampai 3-4%

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Secara umum, pemeriksaan laboratorium atau diagnostik sangat penting dilakukan untuk membantu menentukan diagnosa, memantau perjalanan  penyakit serta menentukan prognosa. Informasi yang bermanfaat tentang pasien ortopedi dapat diperoroleh dari berbagai prsedur diagnostik. Masing-masing prosedur mungkin tidak diindikasikan untuk semua pasien. Akan tetapi, secara umum pemeriksaan yang spesifik menunjukkan data yang paling penting mengenai kondisi pasien. Pembagian pemeriksaan diagnostik dibagi menjadi pemeriksaan diagnosik noninvasif dan invasif. 1. Pemeriksaan diagnostik noninvasif antara lain rontgen, MRI, dan CT. 2. Pemeriksaan diagnostik invasif antara lain antrogram

3. Mielogram 4. Skan tulang 5. Aspirasi sendi

(6)

6. Biopsi 7. Artroskopi 8. Elektromiografi

9. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan darah rutin, seperti hitung darah lengkap, kadar elektrolit serum, dan pemeriksaan pembekuan darah, sering diperlukan untuk pasien ortopedi. Pemeriksaan diagnostik khusus akan dilakukan sesuai dengan kondisi medis pasien dan diagnosis yang spesifik.

(7)

THR Pre operatif Rencana  pembedahan Kurang infomasi Kurang  pengetahuan Cemas/ ansietas Diskontinuitas jaringan Kerusakan integritas arin an tulan fraktur Trauma, paologis, degenerasi, spontan nyeri Kerusakan Kerusakan integritas kulit Kesadaran diturunkan Terakumulasi sekret Reflek batuk dan

menelan menurun Kelemahan otot pernapsan Ketidakefektifan jalan napas Lidah jatuh Gangguan perfusi termolugasi Menutup jalan nafas hipotermi Pasca anastesi Nyeri akut Hilangnya pengaruh anastesi Kembali nya respon sensori Kerusakan  jaringan neuro Insisi pembedahan post operasi

F. PATHWAY KEPERAWATAN (YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS TINDAKAN Intra operatif Post operatif  pembiusan Kehilangan volume cairan Gangguan perfusi  jaringan Suplai o2 kejaringan

 perifer menurun Penurunan Hb

 perdarahan Resiko  perdarahan Terputusnya kontuintunitasjaringan  pembuluh darah Insisi  pembedahan

(8)

G. GAMBAR

FOTO X-Ray milik pasien bernama Yenny Rahmayati ini diambil Mei 2013, setelah menjalani operasi Total Hips Replacement (THR) kedua,  pada sendi tulang pinggulnya. Foto kanan adalah kondisi pinggul kiri yang dioperasi (implan) di RSU Zainoel Abidin-Banda Aceh, menggunakan implan berbahan metal, standar JKA. Sementara foto kiri adalah gambar hasil operasi serupa oleh dokter di Lam Wah Ee-Penang, pada pinggul kanan menggunakan bahan keramik, yang diklaim lebih tahan 20 tahun dari yang berbahan metal. Kondisi pasien tersebut saat ini mengalami cacat pada kaki kirinya akibat operasi yang teledor, sehingga ia harus menggunakan alat bantu (ankle foot orthosis) untuk menopang tubuhnya.

(9)

total pinggul prothesa , semi hip penggantian , articulatio coxae operasi implan instrum

(10)
(11)

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL

Diagnosa Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

Pre Operasi Ansietas  berhubungan dengan  prosedur  penggantian  panggul total Tujuan: Setelah dilakukan tindakan pasien mampu mengontrol kecemasannya Kriteria Hasil: 1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan  berkurangnya kecemasan. 5. Menunjukkan  peningkatan konsenrtasi dan akurasi dalam berpikir

NI C: Anxi ety Control 1. Gunakan pendekatan

yang menenangkan 2. Jelaskan semua

 prosedur dan apa yang dirasakan selama  prosedur

3. Pahami prespektif  pasien terhdap situasi

stres

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 5. Berikan informasi

faktual mengenai diagnosis, tindakan  prognosis

6. Dorong keluarga untuk menemani pasien

7. Bantu pasien mengenal

situasi yang

menimbulkan kecemasan

8. Dorong pasien untuk mengungkapkan  perasaan, ketakutan,  persepsi 9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 1. Menciptakan trust 2. Mengurangi rasa

cemas pasien jika dilakukan tindakan 3. Mencegah kondisi

 pasien agar tdk semakin tertekan karena kondisinya 4. Agar pasien merasa

 bahwa dirinya tidak merasa kesepian 5. Mengurangi rasa

cemas dan takut  pasien karena tindakan yang dilakukan

6. agar pasien merasa disupport untuk kesembuhan kondisi  pasien

7. mencegah pasien agar tidak semakin cemas 8.  pasien merasa dimotivasi untuk  perbaikan yang optimal 9. untuk mengalihkan  perhatian dan mengurangi rasa cemas Kurang  pengetahuan  berhubungan dengan keterbatasan informasi. Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan  pasien dan keluarga memahami mengenai  penyakit pasien dan  pengobatannya.

Kriteria Hasil:

1. Pasien dan keluarga menyatakan

 pemahaman tentang  penyakit, kondisi,  prognosis, dan  program pengobatan 2. Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan  NIC : Knowledge : desease  process 1. Kaji tingkat  pengetahuan pasien tentang penyakitnya 2. Jelaskan tanda gejala

dan patofisiologi dari  penyakit

3. Sediakan informasi  pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

4. Sediakan bagi pasien

1. Mengetahui tingkat  pengetahuan pasien 2. Agar pasien dapat

mengetahui mengenai  penyakitnya 3. Memberi  pengetahuan pada  pasien 4. Memberitahukan mengenai progres  penyakit pasien dan agar keluarga dapat

(12)

 prosedur yang dijelaskan dengan  benar

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan.

dan keluarga tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

5. Diskusikan

 perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan 6. Hindari menggunakan teknik menakut-nakuti 7. Mengikutsertakan keluarga (bila memungkinkan) dalam melaksanakan  pengobatan/ terapi  berkolaborasi aktif terhadap pengobatan  pasien 5. untuk mencegah komplikasi lebih lanjut 6. Memberi kenyamanan pada  pasien dan keluarga 7. Dukungan keluarga memotivasi pasien selama menjalani  perawatan  Nyeri  berhubungan dengan terputusnya kontinuitas  jaringan. Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasien terbebas dari nyeri / nyeri  berkurang

Kriteria Hasil:

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu mengenali

nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri  berkurang

5. Tanda vital dalam rentang normal NIC: Pain management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui  pengalaman nyeri  pasien

. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama

 pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan

kontrol nyeri masa lampau

. Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,  pencahayaan dan kebisingan 8. Lakukan penanganan 1. Mengetahui tingkatan nyeri untuk menentukan tindakan. 2. Validasi terhadap adanya ketidaknyamanan 3. Memberikan kenyamanan pada  pasien dan agar  pasien lebih terbuka 4. Budaya dapat

mempengaruhi respon nyeri seseorang

5. Mengetahui adanya nyeri masa lampau 6. Evaluasi ketidakefektifan kontrol nyeri 7. Menguragi faktor  penyebab nyeri 8. Distraksi untuk mengalihkan  perhatian dan membuat nyaman  pasien. 9. Mengurangi nyeri

(13)

nyeri non farrmakologi 9. Kolaborasi: pemberian analgetik Kerusakan Mobilitas Fisik  berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan asien terbebas dari

ambatan mobilitas fisik

Kriteria Hasil:

- Peningkatan aktivitas  pasien

- Memperagakan

 penggunaan alat bantu untuk mobilisasi

I C: E xercise therapy 1. monitor vital sign

sebelum dan sesudah latihan

2. kaji kemampuan  pasien dalam

mobilisasi

3. dampingi dan bantu  pasien saat mobilisasi

dan bantu penuhi kebutuhan sehari hari  pasien (ADLS) 4. Ajarkan keluarga

untuk membatu pasien

memenuhi ADL’s

 pasien selama di rumah

5.  berikan alat bantu jika  pasien membutuhkan 6. ajarkan pasien

 bagaimana mengubah  posisi dan berikan  bantuan jika

diperlukan

1. mengetahui kondisi  pasien secara umum 2. mengetahui kemampuan pasien 3. mencegah terjadinya cedera 4. mencegah terjadinya cedera 5. memberikan

keamanan bagi pasien 6. mencegah cedera  pada pasien Intra operasi Resiko kekurangan volume cairan  berhubungan dengan kehilangan cairan Tujuan :

Pasien tidak mengalami dehidrasi atau cairan tubuh

asien adekuat

Kriteria hasil :

a. Kulit dan membran mukosa lembab

 b. Tidak terjadi demam c. TTV normal

 NIC : Manajemen cairan 1. Catat intake dan output 2. Monitor status hidrasi

seperti membran mukosa, nadi, tekanan darah dengan cepat. 3. Beri cairan yang sesuai

dengan terapi 1. Mengetahui balance cairan 2. Antisipasi tanda dehidrasi 3. Mengatur balance cairan Ketidak efektifan jalan napas  berhubungan dengan  pembiusan Tujuan :

Pola napas pasien adekuat dan efejtif

Kriteria hasil :

a. Tidak ada sumbatan

. Pola napas teratur 

 NIC :

1. Catat SPO2 2. Beri O2 bila perlu 3. Monitor pola napas

1. mencatat SPO2

2. memonitor pola napas

Post Operasi Kerusakan mobilitas  berhubungan dengan keharusan tirah  baring setelah  penggantian Tujuan: mencapai sendi panggul yang bebas nyeri, fungsional, dan stabil

1. Pertahankan posisi sendi  pinggul yang benar (abduksi, rotasi netral, fleksi terbatas

2. Instruksikan dan membantu perubahan  posisi dan perpindahan

1. Agar sendi tidak kaku

2. Mencegah kekakuan sendi

(14)

sendi pinggul. Kriteria Hasil: 1. Posisi yang dianjurkan tetap dipertahankan 2. Pasien membantu saat perubahan  posisi 3. Memperlihatkan kemandirian saat  berpindah 4. Berpartisipasi dalam program ambulasi progresif 5. Mempergunakan alat bantu ambulasi dengan  benar dan aman

3. Instruksikan dan berikan  pengawasan latihan  pengesetan kuardrisep dan

gluteal

4. konsultasi dengan ahli fisioterapi

5. Berikan semangat dan dukungan terhadap  program latihan

6. Bantu pasien dan ajarkan keluarga memenuhi ADLs

kekuatan sendi dan  peningkatan sirkulasi 4. Menyusun program

aktivitas fsik secara individual

5. Memotivasi pasien agar tetap semangat menjalani latihan 6. Memenuhi kebutuhan  pasien Resiko infeksi  berhubungan dengan luka  post operasi

Tujuan : Pasien tidak mengalami infeksi atau tidak terdapat tanda-tanda infeksi  pada pasien.

Kriteria hasil :

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

 NIC : Pengendalian Infeksi 1. Pantau tanda / gejala

infeksi

2. Rawat luka operasi dengan teknik steril

3. Memelihara teknik isolasi,  batasi jumlah pengunjung 4. Ganti peralatan perawatan

 pasien sesuai dengan protap

1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Mencegah invasi mikroorganisme 3. Mencegah infeksi 4. Mencegah infeksi Hipotermi  berhubungan dnegan  perubahan suhu ruangan

Tujuan : pasien tidak menunjukan tanda tanda hipotermi

Kriteria hasil

Pasien tidak mengigil, akral hangat  NIC 1. Monitor suhu 2. ttv 1. memonitor suhu 2. memonitor ttv Kurang  pengetahuan mengenai  penatalaksanaa n kesehatan di rumah  berhubungan dengan kurangnya informasi Tujuan: Setelah dilakukan tindakan jam pasien dan keluarga memahami perawatan  pasien dirumah Kriteria Hasil: 1. Pasien dan keluarga menyatakan  pemahaman tentang kondisi  pasien 2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan  prosedur yang dijelaskan dengan  benar 3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 1. Dorong pasien mengekspresikan kekhawatirannya mengenai  perawatan di rumah; eksplorasi bersama kemungkinan pemecahan masalah.

2. Kaji ketersediaan bantuan fisik untuk aktivitas  perawatan kesehatan. 3. Ajarkan pemberi

 perawatan tentang program  perawatan kesehatan di

rumah.

4. Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai  perawatan

 pascahospitalisasi;

5. Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk kontrol secara teratur

1. Agar perawat dapat memberikan penkes kepada keluarga. 2. Untuk melatih

kemandirian pasien. 3. Agar kien dapat

merawat dan menjaga kondisinya. 4. Mencegah terjadinya komplikasi 5. Mencegah terjadinya komplikasi

(15)

kembali apa yang dijelaskan  perawat/ tim kesehatan. 4. Pasien dan keluarga mampu Melakukan  perawatan Secara mandiri Di rumah

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Eden, Greg. 2006. Total Hip Replacement . YPO. New Zealand.

Johnson, Marion, dkk. 2000.  Nursing Outcomes Classification (NOC). USA: Mosby.

 NANDA. 2012. Nursing Diagnoses: Definition and classifications  2012-2014. Philadelphia: NANDA International.

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2002.  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah  Brunner & Suddarth, Edisi 8, Volume 3. Jakarta : EGC.

Gambar

Gambar 11. Cementless THR 3)  Hybrid Total Hip Replacement
FOTO  X-Ray  milik  pasien  bernama  Yenny  Rahmayati  ini  diambil  Mei 2013,  setelah  menjalani  operasi  Total  Hips  Replacement  (THR)  kedua,  pada sendi tulang pinggulnya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan berbagai definisi diatas, paling tidak ada empat poin penting, yang dapat disimpulkan dari pengertian Ulumul Quran. Pertama, obyek pembahasan Ulumul Quran adalah

Dilihat dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi konsumsi secara umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam

Berdasarkan berbagai definisi dan perspektif diatas, dapat disimpulkan bahwa di dalam melaksanakan otonomi daerah terdapat hak dan wewenang serta kewajiban dan tangung jawab

- Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun

Berdasarkan hasil dari pembahasan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Drop Foot ec Total Hip Replacement Sinistra dengan modalitas Electrical Stimulasi dan

Conclusion: Resection arthroplasty of the hip followed by a conversion to total hip replacement in hip infection case provide complete infection eradication, good functional outcome and

Clinical trials on rivaroxaban o.d., once daily; t.d., twice daily; VTE, venous thromboembolis; THR, total hip replacement; TKR, total knee replacement; VKA, vitamin K antagonist;

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sectio caesarea merupakan salah satu cara persalinan, yang mana janin dikeluarkan dengan dilakukan insisi pada dinding