• Tidak ada hasil yang ditemukan

kedokteran nuklir new.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kedokteran nuklir new.pdf"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

KEDOKTERAN NUKLIR

(2)

PENGERTIAN



Kedokteran Nuklir adalah suatu cabang ilmu kedokteran

yang memanfaatkan energi inti atom buatan untuk tujuan

diagnostic, terapi dan penelitian kedokteran



Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi



Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir

Rontgen

 Gambaran berdasarkan fungsi anatomi  Alat sebagai sumber radiasi

Kedokteran Nuklir

 Gambaran berdasarkan fungsi organ  Alat sebagai detector (penerima radiasi)

(3)

Dasar-dasar Kedokteran Nuklir

Kedokteran Nuklir terbentuk oleh beberapa disiplin

ilmu yang mendukungnya yang terdiri dari ;



Fisika Inti



Farmasi

Radiofarmaka



Farmasi

Radiofarmaka



Biologi



Mikro electron

Gamma Kamera



Alat deteksi

(4)

Radiofarmaka

Radiofarmaka adalah senyawa aktif yang

dapat diberikan kepada pasien, merupakan

sumber terbuka dan ikut metabolisme tubuh



Senyawa aktif karena merupakan campuran

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi



Senyawa aktif karena merupakan campuran

antara radio aktif dan zat pembawa



Unsur terbuka karena dapat dimasukkan dalam

(5)

Radiofarmaka terbentuk oleh

“Zat Radioaktif” dan “Zat Pembawa”

Zat Radioaktif

Suatu zat dikatakan radioaktif apabila zat tersebut

mempunyai aktivitas yang disebabkan oleh

ketidak-stabilan jumlah proton di dalam inti atom, dan dalam

proses menuju kestabilan zat tersebut akan

proses menuju kestabilan zat tersebut akan

memancarkan radiasi

 Jenis Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotope adalah ά ,β ,γ  Yang dimanfaatkan dalam kedokteran nuklir adalah sinar γ

(6)

Syarat

Syarat –

– syarat

syarat

Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir

Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir

1. Waktu paruh harus pendek tetapi tidak lebih pendek dari waktu

pemeriksaan

2. Hanya memancarkan radiasi gamma

3. Energi dari radiasi gamma sekitar 50-400 Kev 4. Sifat kimianya non toxic

5. Harus ekonomis (Radiofarmaka dapat diproduksi secara mudah dan

dalam jumlah yang banyak sehingga harganya murah)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Radioaktif yang memenuhi persyaratan diatas adalah Tc-99M karena

1. Waktu Paruh = 6 jam 2. Radiasi = Gamma 3. Energi = 146 Kev 4. Sifat = Non Toxic 5. Ekonomis

(7)

Zat

Zat Pembawa

Pembawa

Zat pembawa adalah suatu zat atau unsur yang dapat

mengikat zat radioaktif dan membawanya melalui

metabolisme tubuh ke dalam organ yang akan

diperiksa .

Syarat – syarat Zat Pembawa:

Syarat – syarat Zat Pembawa:

 Mudah dilabel atau dicampur dengan zat radioaktif serta

mudah preparasinya tanpa mengubah sifat atau karakater biologinya

 Harus terakumulasi atau terkumpul sebagian besar didalam

organ yang akan diperiksa

(8)

Contoh Radiofarmaka

Zat Pembawa Radioaktif Organ

- MDP(Methyline Diphosponate)

- DTPA(Dimethyl Talamine Petacid Acid) - DMSA(Dimecarpo Suseini Acid)

- MAA(Macro Agregated Acid) - Koloid - Tc-99M - Tc-99M - Tc-99M - Tc-99M - Tc-99M - Tulang - Ginjal (GFR) - Ginjal (Parenchim) - Paru-paru

- Hati (RES/sel kupfer)

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

- Koloid

- IDA(Immuno Diacetic)

-HMPAO(Hexa Methyl Propiline Amin Oxim)

- MIBI(Metaxo Isobutil Isonitril) - Na - HIPPORAN - Tc-99M - Tc- 99M - Tc-99M - Tc-99M - I-131 - I- 131 - Tl²º¹

- Hati (RES/sel kupfer) - Hati(Poligonal Sel) - Otak - Jantung - Thyroid - Ginjal (ERPF) - Jantung

(9)

PRODUKSI RADIONUKLIDA

PRODUKSI RADIONUKLIDA

 Reaktor Nuklir

Prinsip : penembakan target stabil oleh neutron yang dipancarkan dari radioaktif atau sebagai sumber pada reactor biasanya unsur uranium

Bentuk : Uranium disimpan dalam wadah berbentuk sumur dimana air sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjadi air sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjadi tidak stabil karena terkena tembakan neutron dari uranium

kemudian dipancing dengan alat tertentu

 Cyclotron

Berbentuk mesin yang dapat mengeluarkan electron dan dengan beda potensial yang tinggi electron akan bergerak pada

lintasannya, semakin lama semakin cepat dan akan mengenai target sehingga target menjadi tidak stabil

(10)

Lanjutan

Lanjutan produksi

produksi radionuklida

radionuklida…..

…..



Generator

Pemisahan isotop induk dan isotop anak yang biasa

dipakai adalah generator Mo-99 karena

Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M

dalam waktu 68 hari dan Tc-99M akan meluruh

menjadi Tc-99 dalam waktu 6 jam.

(11)

Prinsip

Prinsip Penempatan

Penempatan Radiofarmaka

Radiofarmaka

Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam

organ yang mempunyai sifat dan fungsi yang

berbeda satu sama lain. Dari sifat dan fungsi

organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat

organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat

melakukan pemeriksaan organ per organ yaitu

dengan mengetahui zat-zat apa yang diambil

oleh organ tersebut.

(12)

Berdasarkan sifat dan fungsi organ ini penempatan radiofarmaka dalam tubuh digolongkan menjadi :

1.

Transportasi Aktif

Pada prinsip ini sel-sel tubuh secara aktif akan

mengambil radiofarmaka dari darah yang

selanjutnya dimetabolisme

Contoh :

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Contoh :



NaI¹³¹ jika diberikan ke dalam tubuh akan diambil

oleh sel kelenjar thyroid . Prinsip ini dipakai dalam

pemeriksaan uptake dan scaning thyroid



Hipporan¹³¹ jika dimasukkan dalam tubuh akan

disekresi melalui kupular ginjal. Prinsip ini digunakan

dalam pemeriksaan renogram

(13)

2.

Pertukaran Difus

Di dalam tubuh selalu terjadi sirkulasi dan

pertukaran pospat dalam plasma darah dan

pospat dalam tulang.

pospat dalam tulang.

Contoh :



MDP Tc-99M jika dimasukkan dalam tubuh akan

bertukar tempat dengan pospat di tulang . prinsip ini

digunakan dalam pemeriksaan scaning tulang atau

bonescan

(14)

3. Pagositose

Semua farmaka dengan diameter 2-3 micron jika

dimasukkan dalam tubuh akan dipagosit oleh kupfer hati Contoh :

Tc-99M micro koloid jika dimasukkan dalam tubuh akan dipagosit oleh sel kupfer hati. Prinsip ini dipakai

dalam pemeriksaan scaning hati

5. Penghalang Kapiler

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

5. Penghalang Kapiler

Semua farmaka dengan diameter 20-30 micron jika

dimasukkan dalam tubuh akan tersumbat atau terhalang di alveoli paru yang mempunyai diameter 7 micron.

Contoh:

Tc-99M MAA jika dimasukkan dalam tubuh akan terhalang dialveoli paru . Prinsip dipakai dalam pemeriksaan scaning perpusi paru

(15)

5. Blood Pool

Disini farmaka yang dimasukkan akan berada lama didalam sirkulasi darah

Contoh :

Tc-99M RBC jika dimasukkan dalam tubuh maka akan berada lama dalam sirkulasi darah. Prinsip ini

digunakan dalam pemeriksaan perdarahan usus Pengasingan Sel

6. Pengasingan Sel

Sel yang dapat diasingkan adalah sel darah merah yang rusak

Contoh :

Ct-51 RBC yang dipanaskan ± 49°C apabila dimasukkan dalam tubuh akan diasingkan oleh limpa. Prinsip ini dipakai dalam pemeriksaan scaning limpa

(16)

PESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERA

PESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERA

Pada prinsipnya pesawat atau alat di Kedokteran

Nuklir hanya merupakan detector, yaitu menangkap radiasi

yang dipancarkan oleh radioaktif didalam tubuh pasien

dan kemudian merubahnya menjadi data yang dapat

dilihat berupa gambar, angka, grafik dan warna.

Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma

kamera yang mempunyai jumlah detector yang banyak.

Gamma Kamera terdiri dari :

 Kollimator  Detektor

 Photo Multiplier Tube (PMT)  Catode Ray Tube (CRT)

(17)

Kollimator

Kollimator

Seperti lensa di gamma kamera kita memerlukan suatu alat untuk memfokuskan sinar gamma yaitu “kollimator”

Kolimator terbuat dari lapisan Pb yang didalamnya terdapat pipa-pipa

Gambaran di Kedokteran Nuklir dibentuk oleh sinar gamma yang searah dengan pipa-pipa kolimator dan menumbuk detector

Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akan Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akan diserap oleh Pb kolimator

Ada dua parameter specific dari kolimator, yaitu

1. Spatial Resolution, adalah menunjukkan ketajaman gambar dan

memberikan gambaran minimum 2 struktur yang bisa dibedakan satu sama lain

2. Spatial Sensitivitas, adalah menggambarkan banyaknya sinar

(18)

Detektor

Detektor

Detektor adalah alat yang dapat mengubah sinar gamma menjadi sinar tampak.Terbuat dari “Kalium Iodida atau Talium Iodida” dan apabila terkena radiasi sinar gamma merubahnya manjadi sinar tampak melalui proses fluorosensi

PMT (Photo Multiplier Tube) PMT (Photo Multiplier Tube)

Berfungsi mengubah sinar tampak menjadi signal-signal elektrik. Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z CRT (

CRT (CatodeCatode Ray Tube)Ray Tube)

Menggunakan signal X,Y untuk menentukan lokasi ruang PHA (Pulse Height

PHA (Pulse Height AnalyzinAnalyzin))

Memproses signal Z yang menunjukkan besarnya energi yang masuk dan menumbuk kristal detector

Semua data

Semua data--data ini akan disimpan dalam memori computer data ini akan disimpan dalam memori computer dan akan diolah menjadi data

dan akan diolah menjadi data--data visual berupa gambar, grafik, data visual berupa gambar, grafik, maupun angka

(19)

JENIS

JENIS--JENIS PEMERIKSAAN

JENIS PEMERIKSAAN

DI KEDOKTERAN NUKLIR

DI KEDOKTERAN NUKLIR

Didalam aplikasinya atau penggunaannya dikenal

dengan “Study In Vitro dan Study In Vivo”

 Study In Vitro, adalah prosedur diagnostic klinik dengan

memberikan radiofarmaka untuk menganalisa specimen

atau jaringan yang berasal dari dalam tubuh pasien seperti darah, urine, dan feces

darah, urine, dan feces

 Study In Vivo, adalah prosedur diagnostic klinik dengan

memberikan radiofarmaka di dalam tubuh pasien baik melalui oral maupun injeksi untuk mempelajari morfologi dan fungsi organ .

Dari study in vivo ini dapat diperoleh informasi yang

bersifat pencitraan atau gambaran baik static,

(20)

 Pemeriksaan Statik

Pemeriksaan dilakukan beberapa saat setelah pemberian radiofarmaka

Contoh :

- Pemeriksaan thyroid - Pemeriksaan bone scan - Pemeriksaan wholebody

 Pemeriksaan Dinamik

Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberian

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberian radiofarmaka

Contoh :

Pemeriksaan Renogram

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan

gambaran fungsi atau metabolisme dari suatu organ yaitu dengan mendeteksi perubahan aktifitas pada organ tersebut sejak

(21)

 Pemeriksaan Tomogram

Pemeriksaan yang dilakukan dengan pengambilan gambar dari beberapa sudut selama kamera berputar mengelilingi tubuh pasien . Data terakhir yang didapat adalah hasil rekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil dari rekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil dari beberapa sudut tadi . Untuk pemeriksaan tomogram ini dikenal dengan nama “ SPECT (Single Positron Emmision Computer Tomogram)

(22)

PEMERIKSAAN THYROID

PEMERIKSAAN THYROID

Thyroid adalah salah satu kelenjar yang terletak di

daerah leher bagian depan terdiri atas dua lobus, kiri

dan kanan yang terbentuk dari jaringan lunak

Bentuk yang normal dari thyroid adalah seperti

kupu-kupu

Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :

 T3 = Triodo triamin  T4 = Thirocyn

 TSH = Thyroid Stimulating Hormon

Yang diproduksi dari unsur yodium dalam tubuh. Hormon

ini berfungsi dalam perkembangan tubuh atau

(23)

Untuk pemeriksaan thyroid di kedokteran Nuklir dapat dilakukan secara :

1. In Vitro

Untuk melihat fungsi dari kelenjar thyroid yaitu dengan menghitung kadar T3, T4, TSH dan biasanya dikenal dengan nama RIA

(Radio Immuno Assay)

Prosedur Pemeriksaan

1.Ambil darah pasien 5 cc

2.Pisahkan plasma dan sel darah merah 3.Ambil plasma dan campur dengan I-125

4.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan 4.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan

5.Cairannya dibuang , endapannya dihitung dengan mempergunakan alat “well Type Counter”. Dari nilai penghitungan T3/T4 kita dapat menilai fungsi kelenjar thyroid apakah hypothyroid, hyperthyroid atau normal

2. In Vivo

Dalam study in vivo dikenal dengan uptake dan scaning

1.Uptake diartikan kemampuan thyroid mengambil radiofarmaka yang diberikan beberapa saat setelah pemberian

(24)

Tujuan Pemeriksaan



Untuk mengetahui bentuk , besar,kelenjar thyroid



Mendeteksi Thyroiditis atau hyperthyroid yang

disebabkan oleh toxic goiter



Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi



Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper

fungsi

(25)

Radiofarmaka yang Digunakan

 I¹³¹ dengan waktu paruh 8,1 hari. Memungkinkan dapat

disimpan dan dengan energi 364 Kev mudah dideteksi dari luar. Disamping itu karena I¹³¹ juga memancarkan sinar β maka dapat digunakan untuk terapi internal pada kasus hyperthyroid atau kanker thyroid

 Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama  Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama

dengan yodium sehingga dapat ditangkap oleh sel kelenjar , namun tidak diproses seperti I¹³¹. Dengan energi gamma 146 Kev sangan efesien dideteksi oleh detector gamma kamera. Dan waktu Paruh sekitar 6 jam maka beban radiasi terhadap pasien rendah

 I¹²³ dengan waktu paruh 13,3 jam dan energi gamma 159 Kev

(26)

Prosedur Pemeriksaan

Persiapan pasien dianjurkan untuk tidak

mengkonsumsi obat-obatan yang

mengandung yodium , antibiotic, vitamin,

dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum

pemeriksaan

(27)

Teknik Pemeriksaan



Siapkan radioaktif Tc-99M didalam spuit dengan

aktifitas 1-5 mCi. Pemberian dilakukan secara

penyuntikan



Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan



Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan

aktifitas 1-2 Mci diberikan secara Oral



Dengan menggunakan Tc-99M pemeriksaan

(28)

Proses Pemeriksaan

 Pilih program pemeriksaan thyroid pada computer pemasok

data

 Masukkan data-data , nama pasien, umur, kode pemeriksaan,

waktu yang diperlukan (5menit), raioisotop yang dipakai

 Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

 Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan

posisi kepala hyperextensi yaitu bahu diganjal bantal

 Posisikan kamera diatas leher dengan jarak 10 cm  Tekan start untuk mulai pemeriksaan

 Pengambilan data akan berjalan selama waktu yang telah

ditentukan

(29)

Proses Pengolahan Data

 Data didapat berupa gambaran thyroid serta perhitungan uptake  Perhitungan uptake :

Countur thy-Countur Back ground Satndart

 Standart = sebelum radiofarmaka diberikan pada pasien hitung

aktifitasnya Misal : T = 10.000 B = 1.000 S = 5.000 10.000-1.000 = 1,8 % 5.000

 Artinya : Kemampuan kelenjar thyroid menyerap radiafarmaka 1,8% (

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Dose Determination Thyroid 1-131 Therapy

Right Lobe Area (AR) : 5,1 x 2,0 Cm = 10,2 Cm2 Left Lobe Area ( AL) ; 5,5x 2,3 Cm = 12,65 Cm2 Thyroid Gland Weight (M) : 0,86x(AR+ AL) = 19,65 gr

Dose (µCi/g selected xgland weighty x 100 = Dose (µCi/g) = selected xgland weighty x 100 =

% Uptake at 24 h

= 40 x 19,65x100 = 40.1965.100 =78600=6834,78= 6,8 mci Uptake (11,5) % 11,5 11,5 1000

(36)

Thyroid Weight Desired µCi Retained Per Gram Of Thyroide at 24h Estimated Average Dose In Rad (Asumming Thyroid) I-131-t½=5,9 d 10-20 40 3,310 21-30 45 3,720 31-40 50 4,135

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

41-50 60 4,960 51-60 70 5,790 61-70 75 6,200 71-80 80 6,620 81-90 85 7,030 91-100 90 7,440 >100 100 8,270

(37)

SCANING TULANG (BONE SCAN)

SCANING TULANG (BONE SCAN)

Scaning tulang diartikan sebagai pemeriksaan tulang secara Kedokteran Nuklir yang menggunakan radiofarmaka yang

dimasukkan ke dalam tubuh melalui intravena.

Gambaran yang diperoleh merupakan rekaman emisi radiasi pengion zat radioaktif atau radiofarmaka yang dimasukkan

kedalam tubuh pasien tadi. kedalam tubuh pasien tadi.

Radiofarmaka yang digunakan dipilih yang mengandung substansi metabolic analog yang terdapat pada tulang sehingga akan terjadi pertukaran tempat dengan substansi pada tulang

melalui metabolisme pensuplyan zat makanan dari darah ke tulang. Citra atau gambar scaning tulang ini lebih mencerminkan status fungsioal dari kondisi patologi anatomi.

(38)

Tujuan secara umum pemeriksaan scaning tulang diperlukan atas indikasi sebagai berikut :

1. Deteksi dan pemantauan proses

keganasan sekunder atau

metastase serta follow up terapi

2. Diagnosa banding antara

osteomilitis dan sellolitis Evaluasi kasus dengan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

3. Evaluasi kasus dengan

kecurigaan fraktur tersembunyi

4. Evaluasi keluhan nyeri tulang

yang pada pemeriksaan x-ray dinyatakan normal

(39)
(40)

Radiofarmaka Yang Digunakan

Pada umumnya merupakan analog dari kalsium atau fosfor

1. Golongan analog kalsium adalah Stronium(Sr)

 Sr-85, tidak banyak digunakan karena sifat fisikanya kurang

menguntungkan ,dengan waktu paruh 65 hari, energi gamma 513 Kev

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

513 Kev

 Sr-87, mempunyai waktu paruh 2,9 jam, energi gamma 388 Kev

2. Yang sekarang digunakan adalah analog dari fosfor dalam

bentuk sediaan radiofarmaka dengan perunut Tc-99M

 EHDP (Ethyline Hydroxil Diphosponate)  MDP (Methyline Diphosponate)

(41)

Prosedur Pemeriksaan

1.

Persiapan pasien hampir dikatakan tidak ada

hanya pasien dianjurkan banyak minum setelah

pemberian radiofarmaka sambil menunggu

pemeriksaan

2.

Persiapan radiofarmaka, disiapkan radiofarmaka

Tc-99M MDP didalam spuit dengan aktivitas

10-15 mCi

(42)

Teknik Pemeriksaan

Ada 3 fase dalam pemeriksaan Bone Scan

1.

Fase Perfusi, untuk melihat system perdarahan di

daerah yang dicurigai

2.

Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2.

Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi

radiofarmaka pada menit-menit awal

(43)

Pada umumnya kita hanya melakukan fase total body kecuali pada kasus tertentu seperti osteosarcoma, biasanya dilakukan dengan 3 fase pemeriksaan.

Pada fase total body pemeriksaan dilakukan 2-3 jam setelah pemberian radiofarmaka

Sebelum pemeriksaan dilakukan pasien dianjurkan untuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan untuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan overlapping di daerah pelvis.

Posisi pasien supine lantas tentukan tinggi pasien dalam program pemasok data.

Data gambar akan diambil oleh kamera selama berjalan mulai dari kepala sampai kaki.

(44)

Sedangkan Pemeriksaan 3 Fase :

 Fase Perfusi; penderita supine , detector ditempatkan

sedemikian rupa sehingga bagian tubuh yang sakit berada dibawah lapang pandang detector. Kemudian radiofarmaka disuntikkan secara bolus melalui vena mediana cubiti. Bersama dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai

 Setelah itu dilakukan blood pool secara static untuk melihat

akumulasi dari radiofarmaka yang disuntikkan

 Setelah fase ke-2 selesai pasien disuruh menunggu 2-3 jam

(45)

TRACTUS URINARIUS

TRACTUS URINARIUS

Yang normal terdiri dari 2 ginjal yang memproduksi urine, 2 ureter yang menghubungkan kedua ginjal dengan buli-buli, dan uretra alat untuk mengeluarkan urine dari tubuh.

Ginjal adalah organ retroperitoneal yang letaknya pada ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).

ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).

Ginjal mempunyai lapisan luar yaitu kortex dan lapisan dalam adalah medulla yang dibagi dalam lobus yang berbentuk pyramid.

Setiap ujung pyramid terdapat papilla yang mempunyai banyak pori-pori yang merupakan lubang dari urinaria colengting ductus yang mengalirkan urine secara continue

(46)

TRACTUS URINARIUS

TRACTUS URINARIUS

Unit basis dari ginjal adalah nepron yang jumlahnya lebih dari 1 juta setiap ginjal. Setiap Nepron terdiri dari Renal Corpuscel dan Renal Tubulus.

Renal Corpuskel dibagi menjadi 2 yaitu Glomerulus dan Bowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darah Bowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darah untuk mengeleminasi atau mengeluarkan produk-produk limbah dan menjaga kestabilan jumlah cairan dalam tubuh.

Untuk memahami renografi dan radiofarmaka yang digunakan perlu memahami tentang fungsi dari nepron.

(47)

Yang menarik dari kedokteran Nuklir adalah fungsi ekskresi ginjal yang terdiri dari :



Filtrasi pasif melalui glomerulus filtrasi

Proses yang berjalan pada glomerulus ini dimana

terjadi filtrasi dari kebanyakan zat-zat bermolekul kecil

termasuk air.



Sekresi aktif

Yaitu proses sekresi ginjal terjadi pada tubulus

terutama untuk mengeleminasi molekul yang berukuran

besar. Melalui fungsi sekresi ini radiofarmaka yang

(48)

Radiofarmaka untuk Tractus Urinarius

Ada bermacam-macam radiofarmaka yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi

ginjaldan gambaran dari tractus urinarius.

Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu

radiofarmaka yang ideal yang dapat dieleminasi

sebagian besar oleh ginjal terekresi melalui urine

(49)

Radiofarmaka yang sering digunakan

untuk pemeriksaan ini

1. Tc-99M DTPA

Tc-99M DTPA ini setelah diinjeksikan intra vena akan

didistribusikan ke seluruh ruangan extra seluler dan kemudian akan diexkresi melaui glomerulus filtrasi.

Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafi Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafi ginjal serta memberikan korelasi yang baik dengan

(50)

2. I¹³¹ Hippuran

I¹³¹Hippuran akan mengalami sekresi aktif tubuler setelah disuntikan intra vena.

Sekitar 80% dari Hippuran yang diinjeksikan akan disekresi melalui tubuli renal dan sisanya difiltrasi melalui glomerulus.

Hippuran dipakai untuk pemeriksaan renogram serta perhitungan ERPF (Efectif Renal Plasma Flour)

3. Tc-99M Glukoheptonate

Setelah diinjeksikan intra vena glukoheptonate akan cepat

menghilang dari sirkulasi melaui filtrasi glomerulus dan sebagian kecil akan didistribusikan malalui ruang extra seluler.

Sebagian yang terfiltrasi akan direabsorsi oleh tubuli renal dan akan tetap tinggal di kortex. 1 jam setelah injeksi sekitar 40% dari aktivitas

yang diberikan akan terekresi dan sekitar 15-20% akan tertahan di kortex.

Radiofarmaka ini digunakan untuk visualisasi ginjal.

(51)

4. Tc-99M DMSA

Tc-99M DMSA di dalam darah diikat oleh plasma protein dan dieleminasi dari darah dengan absorsi tubular renal.

DMSA digunakan untuk visualisasi dari jaringan ginjal dan indikasi pemeriksaannya adalah untuk menilai besar, bentuk dan posisi ginjal, mendemontrasikan apakah kelainan ginjal sifatnya uni atau bilateral, adanya jaringan parut, infak renal dan evaluasi jaringan ginjal post trauma.

5. Tc-99M MAG3 (Mercapto Aceting Three Glysine)

MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabel MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabel dengan Tc-99M. MAG3 sama dengan Hippuran akan dieleminasi oleh tubular ginjal

(52)

Jenis-Jenis Pemeriksaan

1.

Renogram dan ERPF

Adalah pemeriksaan untuk melihat fungsi dari

ginjal serta perhitungan ERPF

Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹

Hippuran atau MAG3

(53)

Persiapan Pemeriksaan

 Pasien dianjurkan banyak minum sebelum dilakukan pemeriksaan  Ukur berat badan dan tinggi badan serta tekanan darah untuk

perhitungan ERPF

 Sesaat sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan buang air kecil

 Ukur aktivitas radiofarmaka yang telah disediakan dalam spuit (300

µCi) dideteksi selama 1 menit µCi) dideteksi selama 1 menit

 Program di dalam computer pemasok data nama pasien, jenis

radiofarmaka, jumlah frame, waktu (untuk pemeriksaan renogram dilakukan secara dinamik dengan jumlah frame 30 dengan waktu 60dt/frame

(54)

Persiapan Pemeriksaan

 Posisikan pasien supine dan kamera diarahkan ke daerah abdomen

dengan ginjal dan buli-buli masuk dalam suatu lapangan

 Masukkan radiofarmaka I¹³¹ melalui suntikan intra vena dan

pemeriksaan segera dilakukan

 Data yang didapat selama pemeriksaan diproses malalui computer

menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan ERPF

(55)

2. Renogram dan GFR



Radiofarmaka Tc-99M DTPA dengan aktivitas 3 mCi



Persiapan pasien sama dengan renogram ERPF

(56)

Proses Pemeriksaan

 Hitung aktivitas DTPA selama 1 menit

 Masukkan data-data sama dengan renogram ERPF (nama,

radiofarmaka, jumlah frame = 30 frame; 2 dt/frame untuk melihat perfusi, 180 frame; 10dt/frame untuk melihat renogram atau fungsi ginjal)

 Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

 Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana

ginjal dan buli masuk dalam 1 lapang pandang

 Injeksikan radiofarmaka yang telah disiapkan dan pemeriksaan segera

dimulai

 Proses pengolahan data melalui program renal analisa data yang

diterima selama pemeriksaan berjalan ,oleh computer pengolah data akan dihasilkan serial gambar ginjal, grafik perfusi, grafik fungsi ginjal serta nilai laju filtrasi glomerulus

(57)

3. Scaning Ginjal dengan DMSA

 Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya kerusakan jaringan parut

pada nepropati terutama disebabkan oleh kelainan saluran kemih yang berulang

 Persiapan pasien tidak ada

 Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DMSA dengan aktivitas

orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi

 Pemeriksaan dilakukan secara static, dilakukan pemeriksaan setelah

pemberian radifarmaka 1 jam, 2 jam dan kalau perlu 3-24 jam

 Pengambilan foto dari anterior atau posisi pasien supine dengan kamera

diletakkan dibelakang pasien dibawah abdomen dimana gambaran ginjal masuk dalam lapangan foto

 Pengambilan data dilakukan selama 5 menit

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

RESPIRATORIUS SISTEM

RESPIRATORIUS SISTEM

Pembuluh darah yang paling kecil pada system respiratorius adalah alveoli dimana pada pembuluh tersebut terjadi pertukararan udara.

Untuk pemeriksaan paru-paru di Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Perfusi Lung Scan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Ventilasi Lung Scan

Indikasi pemeriksaan paru-paru

1. Emboli paru : tersumbatnya salah satu cabang arteri pulmonalis sehingga

tidak dapat dialiri darah

2. Gangguan permeabilitas alveoli paru

(67)

Perfusi

Perfusi Lung Scan

Lung Scan

Perfusi lung scan yaitu metode pemeriksaan paru secara Kedokteran Nuklir dengan memberikan intra vena

radiofarmaka yang mempunyai ukuran diameter 30 micron akan masuk ke pembuluh darah paru sampai terhalang

diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7 diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7 micron.

• Radiofarmaka yang dipakai adalah Tc-99M MAA

• MAA disuntikkan akan menyebar ke seluruh pembuluh

alveoli paru dan menyumbat serta menutup lapisan artivisial arterial paru .

(68)

Perfusi

Perfusi Lung Scan

Lung Scan

• Tidak ada persiapan khusus untuk pasien tapi dianjurkan

untuk dilakukan foto thorax x-ray.

• Pemeriksaan dilakukan secara static

• Aktivitas dosis Tc-99M MAA 5 mCi disuntikkan melalui intra

vena vena

• Posisi pasien supine kamera diletakkan disekitar thorax • Suntikkan Tc-99M MAA

• Pengambilan gambar dilakukan setelah gambaran paru-paru

terlihat dimonitor

• Foto diambil dari AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO, Rlat-Llat

(69)

Ventilasi

Ventilasi Lung Scan

Lung Scan

 Ventilasi Lung Scan dilakukan sebelum perfusi lung scan

 Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DTPA + O2

(aerosol) diberikan melalui hisapan melalui mulut.

 Sebaiknya pasien dalam keadaan duduk sehingga dapat

menghisap radiofarmaka yang diberikan. menghisap radiofarmaka yang diberikan.

 Pengambilan gambar dilakukan setelah pasien beberapa kali

menghisap radiofarmaka sehingga terlihat adanya gambaran paru-paru.

 Gambaran diambil dari posisi AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO,

(70)

Ada 2 kategori penyakit paru dalam klinik

Kedokteran Nuklir

Abnormal regional pulmonary blood flow :

1.

Perfusi abnormal, ventilasi normal; menunjukkan

adanya indikasi emboli paru, kanker paru,

kelainan vaskulerisasi paru.

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2.

Perfusi normal, ventilasi abnormal; menunjukkan

(71)

HATI

HATI

Hati adalah kelenjar yang terbesar letaknya di quadran kanan atas abdomen sebelah bawah dari diafragma yang terdiri dari 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.

Pada hati yang normal lobus kanan lebih besar dari lobus kiri

kiri

Hati terbentuk dari dua golongan sel yaitu:

1. Reticulo endoterial sel (RES) 2. Polygonal sel atau hepatosit

(72)

HATI

HATI

RES mempunyai fungsi pagositos, 95% dari partikel koloid akan dipagositosis pada kesempatan pertama

melewati hati .

Fungsi pagositos dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .

radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .

Sel polygonal atau hepatosit berfungsi membersihkan dan memetabolisir berbagai bahan dan merubah bilirubin menjadi cairan empedu. Fungsi ini dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M IDA

(73)

Pemeriksaan

Pemeriksaan Scaning

Scaning Hati

Hati (RES)

(RES)

Indikasi pemeriksaan :

1. Untuk menentukan adanya dipek local pada hati baik karena proses

keganasan (primer/sekunder) maupun proses jinak (kista ,abses)

2. Menilai fungsi dan morfologi hati pada penyakit hati yang menahun 3. Menentukan kelainan konginetal anatomi hatiMenentukan kelainan konginetal anatomi hati

4. Membedakan massa tumor di quadran kanan atas abdomen

 Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M sulfur koloid/Tc-99M pitate dengan dosis 5 mCi yang biberikan secara lobus melalui vena

mediana cubiti.  Persiapan :

(74)

Tata Laksana

1. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian

radiofarmaka

2. Posisikan pasien supine dengan kamera diletakkan

/diarahkan sedemikian rupa sehingga meliputi hati dan limpa

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

limpa

3. Pertanda atau marker anatomi diletakkan pada arkus

costarium kanan

4. Pencitraan static dari proyeksi anterior, posterior, dan lateral

kanan

5. Bila dibutuhkan untuk identifikasi lesi lebih jelas dapat

(75)

Penilaian

Penilaian

1.

Normal; bila gambaran bentuk dan besar hati

yang normal dengan distribusi radiofarmaka

yang homogen

2.

Serosis hati; gambaran hati yang mengecil

dengan distribusikan radiofarmaka tidak rata

disertai dengan gambaran limpa yang besar

(76)

HEPATO BILLIARY SCAN

HEPATO BILLIARY SCAN

Pemeriksaan ini untuk melihat kandung empedu dan salurannya

Kandung empedu berfungsi memekatkan dan menghipun cairan empedu yang diterima ductus common hepaticus

IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan bersama cairan empedu.

Disini terdapat kompetisi dengan billirubin terhadap titik pengikatnya sehingga makin tinggi kada billirubin

penangkapan IDA dihati menjadi berkurang

(77)

HEPATO BILLIARY SCAN

HEPATO BILLIARY SCAN

Dengan teknik inin dapat dinilai fungsi polygonal, fungsi ekskresi, dan aliran cairan empedu mulai dari ductus

hepaticus, ductus systicus, kandung empedu dan keluar dari duodenum melalui ductus koleductus

Oleh syctitis akut biasanya disertai dengan penyumbatan pada ductus systicus sehingga pada keadaan ini cairan

empedu tidak dapat masuk ke kandung empedu,sehingga pada pencitraan kandung empedu tidak terlihat atau non visualizing

Pada sumbatan ductus billiary /saluran empedu lainnnya radiofarmaka terhenti pada tempat sumbatan

(78)

Indikasi Pemeriksaan

1.

Diagnosis oleh systitis akut/cronis

2.

Evaluasi obstruksi tractus billiary dan

membedakan ikterus (kuning) obstruksi dan non

obstruksi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

obstruksi

3.

Membedakan atresia billiarys dengan hepatitis

pada neonatus serta menentukan kelainan

konginetal tractus blliary lainnya

(79)

Teknik

Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan

 Persiapan :

Pasien puasa 2-4 jam sebelum pemeriksaan

 Tata Laksana :

 Siapkan radiofarmaka Tc-99M IDA dengan aktivitas 3-5 mCi

 Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada  Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada

quadran atas abdomen sedimikian rupa sehingga meliputi seluruh hati dan kandung empedu

 Pencitraan awal dilakukan secara dinamik

 Segmen I 30 frame selama 1menit (60”)  Segmen II 30 frame selama 30 menit

(80)

Teknik

Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan

 Penilaian :

 Pada gambaran normal penangkapan maximal radiofarmaka oleh

hati dicapai dalam waktu 10 menit kemudian akan terlihat ductus systicus , ductus billiarys communikus, kandung empedu terlihat penuh 30-40 menit post pemberian radiofarmaka

 Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan  Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan

terlihat sampai pencitraan jam yang ke-4, sedangkan hati dan ductus billiary communikus tampak normal

 Pada atresia billiary ductus billaris akan terlihat terhenti pada

ketinggian atresia dan radiofarmaka akan diekresi melalui ginjal

(81)

TRACTUS DIGESTIVUS

TRACTUS DIGESTIVUS

Tractus Digestivus terdiri dari usus halus dan usus besar

Usus besar mulai dari pilirorik spinter gaster sampai seikum usus besar terdiri dari duodenum, yeyenum, ileum.

Usus halus berfungsi untuk pencernaan dan penyerapan zat makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari

makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan enzim intestinal digested

Sedangkan usus besar menyambung dari seikum sampai anus, terdir atas colon asenden,colon transversum,colon desenden,

sigmoid, rectum. Sangat sedikit penyaringan zat makanan terjadi di usus besar

Fungsi usus besar adalah menyerap kembali air yang

(82)

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood Pool Imaging

Blood pool imaging adalah pemeriksaan untuk

mendeteksi lokasi perdarahan usus. Perdarahan

saluran cerna / usus akan menyebabkan ektra pasasi

dan akumulasi radiofarmaka ke dalam lumen usus,

yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”

Prosedur Pemeriksaan

1.

Pasien dipuasakan

(83)

Tata

Tata Laksana

Laksana

1. Siapkan Tc-99M dalam spuit dengan aktivitas 20 mCi 2. Siapkan larutan SnCl sebanyak 2,5 cc dalam spuit

3. Siapkan heparin 0,5 cc dalam spuit 20 cc

4. Suntikkan melalui Intra Vena SnCl yang telah disiapkan 5. 30 menit kemudian ambil darah pasien sebanyak 20cc

dengan spuit yang telah diisi heparin

6. Darah diendapkan sampai plasma dan sel darah merahnya

terpisah

7. Selanjutnya buang plasma darahnya dan campurkan Tc-99M

(84)

Proses

Proses Pemeriksaan

Pemeriksaan

1. Pasien supine, posisi kamera diatas daerah abdomen

2. Suntikkan intra vena radiofarmaka Tc-99M RBC yang telah disiapkan

Pengambilan

Pengambilan GambarGambar

1. Secara dinamik selama 30’

2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam

(Dari posisi AP, PA, Lat, LAO sampai jam ke-3 dan pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24)

Ini adalah Pemeriksaan In Vitro dan In Vivo In Vivo

1. Suntikkan SnCl yang telah disiapkan

(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

SCINTI MAMMOGRAFI

SCINTI MAMMOGRAFI

Scinti mammografi adalah pemeriksaan

mamae secara kedokteran nuklir untuk mendeteksi

apakah benjolan di mamae itu menuju keganasan

atau tidak

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

atau tidak

Indikasi Pemeriksaan :



Adanya benjolan di mamae

(91)

Tata

Tata Laksana

Laksana

1. Persiapan pasien tidak ada

2. Suntikkan radiofarmaka Tc-99M MIBI dengan aktivitas

15-20 mCi melalui vena cubiti

3. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian

radiofarmaka radiofarmaka

4. Posisi pasien Prone dengan daerah dada bawah diganjal juga

daerah kepala

5. Posisikan kamera dari arah lateral dimana gambaran mamae

(92)

Tata

Tata Laksana

Laksana

6. Pengambilan gambar dilakukan selama 15 menit tanpa

marker kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar selama 5 menit dengan marker (derah papilla)

7. Pengambilan gambar dari daerah AP posisi pasien supine

kamera diletakkan diatas daerah dada kamera diletakkan diatas daerah dada

8. Gambaran diambil selama 15 menit tanpa marker dan 5

menit menggunakan marker

(93)

LYMPHOSCINTIGRAFI

LYMPHOSCINTIGRAFI

Lymphoscintigrafi yaitu teknik pemeriksaan

secara kedokteran nuklir untuk melihat system saluran

getah bening

Indikasi :

Indikasi :



Adanya penyumbatan saluran getah bening

Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M sulfur

koloid

(94)

Tata

Tata Laksana

Laksana

1.

Siapkan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid ke

dalam 2 spuit yang 1 cc dengan volume 0,1 cc dan

aktivitas 2 mCi

2.

Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi

subcutan antara jri-jari kaki

3.

Pengambilan gambar dilakukan secara whole body

1 jam setelah pemberian, 2 jam, 3 jam, dan 24 jam

4.

Gambaran yang dihasilkan akan memperlihatkan

(95)

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

TOMOGRAPHY (SPECT)

TOMOGRAPHY (SPECT)

Pengertian

SPECT adalah pemeriksaan tomogram di Kedokteran Nuklir dimana gambaran didapat dari hasil rekonstruksi data-data

yang dideteksi oleh detector selama berputar mengelilingi pasien

pasien

Prinsip Operasional

SPECT merupakan peningkatan dari system “Gamma

Kamera” konvensional dengan menggunakan special gentry yang dihubungkan dengan system computer

(96)

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED

TOMOGRAPHY (SPECT

TOMOGRAPHY (SPECT

))

Serial gambar planar dari beberapa sudut dikumpulkan selama kamera berputar mengelilingi pasien

Gambar ini adalah merupakan data yang akan diproses oleh computer .

Proses pengolahan data ini disebut rekonstruksi ,dimana

gambar-gambar planar tersebut diolah menjadi gambar slice dalam potongan sagital, coronal dan transfersal

(97)

METODOLOGI

METODOLOGI

SPECT memerlukan satu set proyeksi atau

profil citra dua dimensi dari distribusi radionuklida

yang diambil dari berbagai sudut, seputar sudut.

Bila jumlah proyeksi atau data profil itu cukup

maka citra distribusi tiga dimensinya dapat

maka citra distribusi tiga dimensinya dapat

direkonstruksi

(98)

Komponen Utama dari system SPECT

1.

Gamma kamera dengan 37 atau lebih detector /

photomultiplier

2.

Meja pasien yang terbuat dari bahan special

yang paling sedikit menimbulkan attenuasi

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

yang paling sedikit menimbulkan attenuasi

3.

Gantri yang dikontrol oleh computer utama

4.

Pengontrol putaran

5.

Emergency stop dan pengaman pasien lainnya

6.

Komputer pengolah data

(99)

Keuntungan

Keuntungan SPECT

SPECT

Adalah untuk melihat hasil lebih jelas terutama

yang lokasinya sukar untuk dilihat atau dibedakan

dari struktur jaringan atau organ sekitarnya yang

disebabkan oleh super posisi

Disamping itu mungkin juga rekonstruksi organ

untuk potongan sagital, coronal dan transversal

,sehingga dapat memperjelas gambaran yang pada

gambar planar sukar dinilai

(100)

Potensi

Potensi dan

dan Aplikasi

Aplikasi SPECT

SPECT

SPECT sering dan selalu dilakukan pada pemeriksaan otak dan jantung. Untuk organ-organ lainnya dilakukan kalau ada gambaran yang sulit dinilai pada gambar planar

Brain SPECT

Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO

Jantung

Dilakukan setelah pemberian ²º¹Tl dalam keadaan stress dan rest

(101)

BRAIN SPECT

BRAIN SPECT

Tujuan

 Mengetahui regional perfusi atau cerebral blood flow

 Biasanya pada kasus dengan CVD (Cerebral Ventrikel Diases), epilepsy ,

dan aplikasi lainnya

Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan

Persiapan Pemeriksaan

 Siapkan Tc-99M HMPAO didalam spuit dengan aktivitas 10-20 mCi

 Pemeriksaan dilakukan minimum 15 menit setelah pemberian radiofarmaka  Masukkan data pada program Brain SPECT nama, umur, Zat pembawa,

(102)

BRAIN SPECT

BRAIN SPECT

Proses Pemeriksaan

 Posisikan psien supine

 Fiksasi kepala supaya tidak bergerak

 Posiskan kemera dimana kepala ada di tengah-tengah

kamera

Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama

 Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama

30 menit

Proses Pengolahan Data

 Data yang diterima melalui program rekonstruksi computer

pengolah data dihasilkan menjadi gambaran-gambaran potongan sagital, coronal, dan transversal dari otak, grafik perfusi otak

(103)

CISTENOGRAM

CISTENOGRAM

Tujuan

Mendeteksi hydrocepalus komunikan dan non

momunikan serta liquuorrhea

Persiapan Pasien

(104)

Persiapan Pemeriksaan

1. Siapkan radiofarmaka Tc-99M DTPA dalam spuit dengan

aktivitas 10-20mCi

2. Siapkan alat –alat steril untuk fungsi lumbal 3. Pasien disiapkan untuk dilakukan fungsi lumbal

Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui

Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi

4. Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui

tindakan fungsi lumbal

5. Pemeriksaan dilakukan 30 menit setelah pemberian

radiofarmaka

6. Masukkan data-data dalam program pemeriksaan ini, nama,

(105)

Proses

Proses Pemeriksaan

Pemeriksaan

1. Posisikan pasien supine

2. Kamera diletakkan dibawah pasien diarahkan kedaerah sepanjang

vertebrae

3. Monitor daerah kepala , jika aktivitas sudah ada . Ambil gambar

kepala dari posisi PA, AP, L-lat dan R-lat

Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3

4. Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3 5. Pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24

Proses Pengolahan Data

Data-data yang diterima selama pemeriksaan melalui program “display images” computer pengolah data diproses menjadi gambar daerah kepala dari posisi AP, PA, L-lat dan R-lat . Gambar-gambar ini melalui alat formator

(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, peneliti akan memeriksa kadar gula darah Bapak dengan darah kapiler,.. yaitu dengan menggunakan setetes darah dari ujung

Dari hal tersebut maka penelitian ini berfokus pada ciri khas prosodi antawacana tokoh Werkudara dalam berbagai modus kalimat.. Penelitian ini penting guna memaparkan

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dalam bahasa Arab disebut tathwirul mujtama’ il-islamy adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Mikoriza meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai Paprika yaitu meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : SUMATERA BARAT... Lima

Berdasarkan PP 46 Tahun 2007 Pasal 4 ayat (1) Hak Pengelolaan Atas Tanah yang menjadi kewenangan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dan Hak

Karbohidrat antara lain gula, pati, sellulosa dan benang-benang kayu terdiridari unsur C, H, dan O. Gula dalam limbah cair cenderung terdekomposisi oleh enzim