Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Hukum pada Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Hukum pada
Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
Oleh Oleh
Dimas Bayu Murti Dimas Bayu Murti
3450406041 3450406041
FAKULTAS HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2013
Skripsi pada: Skripsi pada: Hari : Hari : Tanggal : Tanggal : Dosen
Dosen Pembimbing Pembimbing I I Dosen Dosen Pembimbing Pembimbing IIII
Ubaidillah Kamal, S.Pd, M.H
Ubaidillah Kamal, S.Pd, M.H Nurul Fibrianti, S.H, M,HumNurul Fibrianti, S.H, M,Hum NIP. 19750504
NIP. 19750504 199903 1 001 199903 1 001 NIP. 19830212 NIP. 19830212 200801 2 008200801 2 008
Mengetahui, Mengetahui, Pembantu Dekan I Pembantu Dekan I Drs. Suhadi, S.H,M.Si Drs. Suhadi, S.H,M.Si NIP. 19671116 NIP. 19671116 199309 1 001199309 1 001 ii ii
hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Negeri hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang pada tanggal 14 Februari
Semarang pada tanggal 14 Februari 2013.2013. Panitia:
Panitia:
Ketua Sekretaris
Ketua Sekretaris
Drs.
Drs. Sartono Sartono Sahlan, Sahlan, M.H. M.H. Drs. Drs. Suhadi, Suhadi, S.H., S.H., M.Si.M.Si. NIP 19530825
NIP 19530825 198203 1 003 198203 1 003 NIP 19671116 199309 1 001NIP 19671116 199309 1 001
Penguji Utama Penguji Utama
Baidhowi, S.Ag, M.Ag Baidhowi, S.Ag, M.Ag NIP 19730712
NIP 19730712 200801 1 010200801 1 010 Penguji
Penguji I I Penguji Penguji IIII
Ubaidillah
Ubaidillah Kamal, Kamal, S.Pd, S.Pd, M.H M.H Nurul Nurul Fibriantri, Fibriantri, S.H,S.H, M.Hum
M.Hum
NIP 19750504
NIP 19750504 199903 1 001 199903 1 001 NIP NIP 19830212 2019830212 200801 2 0080801 2 008
iii iii
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Semarang, Februari Februari 20132013
DIMAS BAYU MURTI DIMAS BAYU MURTI
3450406041 3450406041
iv iv
“Kegagalan Bukanlah Disaat Kita Tidak Berhasil Memperoleh Sesuatu,“Kegagalan Bukanlah Disaat Kita Tidak Berhasil Memperoleh Sesuatu, Tetapi Disaat Kita Berhenti Untuk Mencoba”
Tetapi Disaat Kita Berhenti Untuk Mencoba”
“Pahlawan Dalam Hidup Kita Adalah Diri Kita Sendiri”“Pahlawan Dalam Hidup Kita Adalah Diri Kita Sendiri” (Dimas Bayu Murti)
(Dimas Bayu Murti)
PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah, skripsi ini Dengan mengucap syukur kepada Allah, skripsi ini kupersembahkan untuk:
kupersembahkan untuk:
1.
1. Ibuku Puji Astuti dan bapakku Haryanto tercintaIbuku Puji Astuti dan bapakku Haryanto tercinta untuk semua do’a dan kasih sayang yang selalu untuk semua do’a dan kasih sayang yang selalu akan kucintai dan sayangi serta hargai akan kucintai dan sayangi serta hargai ketulusannya
ketulusannya 2.
2. Kakakku Dimas Sunu Abimanyu dan adikkuKakakku Dimas Sunu Abimanyu dan adikku Clara Shinta Laksmitha Dewi yang telah Clara Shinta Laksmitha Dewi yang telah memberikan doa dan dukungan
memberikan doa dan dukungan 3.
3. Teman-teman Hukum Reguler Unnes 2006 atasTeman-teman Hukum Reguler Unnes 2006 atas semangatnya semangatnya 4. 4. Almamaterku.Almamaterku. v v
dapat diselesaikan. Walaupun banyak halangan dan kendala dalam pembuatannya dapat diselesaikan. Walaupun banyak halangan dan kendala dalam pembuatannya tidaklah menjadi hambatan yang berarti. Penulis sadar bahwa skripsi ini tidaklah menjadi hambatan yang berarti. Penulis sadar bahwa skripsi ini terselesaikan berkat bantuan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin terselesaikan berkat bantuan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1.
1. Prof. Dr. Sudidjono Sastroatmojo, M.Si, Rektor UnnesProf. Dr. Sudidjono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Unnes 2.
2. Drs. Sartono Sahlan, M.H Dekan Fakultas Drs. Sartono Sahlan, M.H Dekan Fakultas Hukum UnnesHukum Unnes 3.
3. Ubaidillah Kamal, S.Pd, M.H (Pembimbing I)Ubaidillah Kamal, S.Pd, M.H (Pembimbing I) 4.
4. Nurul Fibrianti, Nurul Fibrianti, S.H, M.Hum (Pembimbing S.H, M.Hum (Pembimbing II) yang II) yang telah memberikantelah memberikan bimbingan, motivasi, bantuan,
bimbingan, motivasi, bantuan, saran, dan saran, dan kritik yang kritik yang dengan sabar dengan sabar dandan tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 5.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum yang telah memberikan bekalBapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum yang telah memberikan bekal ilmu
ilmu 6.
6. Ibu dan Bapakku tercinta atas kasih sayang serta doanyaIbu dan Bapakku tercinta atas kasih sayang serta doanya 7.
7. Kakak dan adikku atas Kakak dan adikku atas doa dan dukungannyadoa dan dukungannya 8.
8. Seluruh pihak dari LPPOM MUI Semarang atas semua bantuannyaSeluruh pihak dari LPPOM MUI Semarang atas semua bantuannya 9.
9. Teman-teman seperjuangan Ilmu Hukum Angkatan 2006, Base CampTeman-teman seperjuangan Ilmu Hukum Angkatan 2006, Base Camp Sampangan B23, The Autizer Inc.
Sampangan B23, The Autizer Inc. 10.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telahSeluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi baik secara moril membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi baik secara moril maupun materiil
maupun materiil
vi vi
Semarang, Februari 2013 Semarang, Februari 2013 Penulis Penulis vii vii
Kamal, S.Pd, M.H, Nurul Fibrianti,
Kamal, S.Pd, M.H, Nurul Fibrianti, S.H, M.Hum. 82 HalamanS.H, M.Hum. 82 Halaman
Kata Kunci: Perlidungan Konsumen, LPPOM MUI, Peredaran Label
Kata Kunci: Perlidungan Konsumen, LPPOM MUI, Peredaran Label HalalHalal Di pasaran banyak jenis label halal yang beredar hal ini yang Di pasaran banyak jenis label halal yang beredar hal ini yang menyebabkan konsumen bingung dalam menentukan label halal yang asli dan menyebabkan konsumen bingung dalam menentukan label halal yang asli dan label halal yang palsu. Konsumen sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu konsumen label halal yang palsu. Konsumen sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu konsumen yang terinformasi dan konsumen yang tidak terinformasi. Dalam hal ini, yang terinformasi dan konsumen yang tidak terinformasi. Dalam hal ini, konsumen yang tidak terinformasilah yang banyak terlanggar hak-haknya serta konsumen yang tidak terinformasilah yang banyak terlanggar hak-haknya serta banyak menjadi korban.
banyak menjadi korban.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimana cara sosialisasi Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimana cara sosialisasi kepada masyarakat tentang label halal yang resmi dari LPPOM MUI? 2) kepada masyarakat tentang label halal yang resmi dari LPPOM MUI? 2) Bagaimanakah peran LPPOM MUI dalam pengawasan label halal yang beredar di Bagaimanakah peran LPPOM MUI dalam pengawasan label halal yang beredar di pasaran?
pasaran?
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana dalam metode kualitatif sebagai prosedur untuk menghasilkan kualitatif, dimana dalam metode kualitatif sebagai prosedur untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati, yang menitikberatkan pada wawancara mendalam, yang dapat diamati, yang menitikberatkan pada wawancara mendalam, pengamatan, serta dokumentasi.
pengamatan, serta dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah Cara LPPOM MUI dalam Hasil dari penelitian ini adalah Cara LPPOM MUI dalam mensosialisasikan label halalnya yang resmi yaitu melalui Majelis Taklim, mensosialisasikan label halalnya yang resmi yaitu melalui Majelis Taklim, perusahaan-perusahaan
perusahaan-perusahaan IKM IKM binaan binaan dinas-dinas dinas-dinas Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota, brosur,brosur, spanduk, website. Namun sosialisasi tersebut kurang optimal karena tidak tersebar spanduk, website. Namun sosialisasi tersebut kurang optimal karena tidak tersebar secara menyeluruh ke lapisan masyarakat. LPPOM MUI sudah berperan dalam secara menyeluruh ke lapisan masyarakat. LPPOM MUI sudah berperan dalam pengawasan
pengawasan label label halal halal yang yang beredar beredar di di pasaran pasaran faktanya faktanya sudah sudah dilakukandilakukan pengawasan
pengawasan dari dari awal awal proses proses pendaftaran pendaftaran sampai sampai produk produk tersebut tersebut sertifikasi.sertifikasi. Namun
Namun dalam dalam pengawasan pengawasan label label halal halal harus harus dibarengi dibarengi dengan dengan koordinasi koordinasi yangyang baik antara LPPOM MUI dengan BPO
baik antara LPPOM MUI dengan BPOM.M.
Simpulan dalam penelitian ini adalah 1) Sosialisasi yang dilakukan oleh Simpulan dalam penelitian ini adalah 1) Sosialisasi yang dilakukan oleh LPPOM MUI kurang menyeluruh, karena sosialisasi tersebut
LPPOM MUI kurang menyeluruh, karena sosialisasi tersebut hanya diketahui olehhanya diketahui oleh kalangan masyarakat tertentu saja, 2) Dalam peran pengawasan, LPPOM MUI kalangan masyarakat tertentu saja, 2) Dalam peran pengawasan, LPPOM MUI hanya bersedia mengawasi produk halal yang sudah tersertifikasi saja sedangkan hanya bersedia mengawasi produk halal yang sudah tersertifikasi saja sedangkan produk
produk yang yang belum belum tersertifikasi tersertifikasi pengawasannya pengawasannya diserahkan diserahkan sepenuhnya sepenuhnya kepadakepada BPOM. Hal ini mengakibatkan situasi yang membingungkan dalam menentukan BPOM. Hal ini mengakibatkan situasi yang membingungkan dalam menentukan pihak
pihak mana mana yang yang lebih lebih berwenang berwenang dalam dalam melakukan melakukan pengawasan. pengawasan. Saran Saran dalamdalam penelitian
penelitian ini ini adalah adalah 1) 1) Diperlukan Diperlukan campur campur tangan tangan dari dari pemerintah pemerintah dalamdalam mensosialisasikan label halal yang resmi, 2) Seharusnya pihak LPPOM MUI dan mensosialisasikan label halal yang resmi, 2) Seharusnya pihak LPPOM MUI dan BPOM saling memperbaiki hubungan kerjasama dalam pengawasan label halal BPOM saling memperbaiki hubungan kerjasama dalam pengawasan label halal pada produk makanan yan
pada produk makanan yang beredar di pasaran.g beredar di pasaran.
viii viii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... . . ... ... iiii PERNYATAAN
PERNYATAAN... ... ... ... iiiiii PENGESAHAN
PENGESAHAN ... ... iviv MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ... . . ... ... vv KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR ... ... ... ... ... ... vivi ABSTRAK
ABSTRAK ...……… ...……… viiiviii DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …….. …….. ... ... . . ... ... xx DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR ... ... xiiixiii DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN ... .. . . ... ... xivxiv BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... ... . . ... ... 11 1.2
1.2 Pembatasan Pembatasan Masalah Masalah ... ... . . ... ... 44 1.3
1.3 Perumusan Perumusan Masalah Masalah ... ... . . ... ... 44 1.4
1.4 Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian ... ... .. .. ... ... 55 1.5
1.5 Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian ... ... . . ... ... 55 1.6
1.6 Sistematika Sistematika Penulisan Penulisan ... ... .. .. ... ... 66 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
2.1 Tinjauan Tinjauan Umum Umum Tentang Tentang Perlindungan Perlindungan Konsumen Konsumen Indonesia Indonesia ... ... . . 88 2.1.1
2.1.1 Dasar Dasar Hukum Hukum Perlindungan Perlindungan Konsumen Konsumen Indonesia... Indonesia... 88 2.1.2
2.1.2 Landasan Landasan Produk Produk Halal Halal ... ... . . ... ... 99
ix ix
2.2
2.2 Tinjauan Tinjauan Tentang Tentang Pelaku Pelaku Usaha...Usaha... ... 2020 2.2.1
2.2.1 Pengertian Pengertian Pelaku Pelaku Usaha Usaha ... ... …... …... 2020 2.2.2
2.2.2 Hak-hak Hak-hak Pelaku Pelaku Usaha Usaha ... .. ... ... 2020 2.2.3
2.2.3 Kewajiban Kewajiban Pelaku Pelaku Usaha...Usaha... ... 2222 2.2.4
2.2.4 Perbuatan Perbuatan Yang Yang Dilarang Dilarang Pelaku Pelaku Usaha…………... Usaha…………... 2323 2.3
2.3 Sertifikasi Sertifikasi Halal Halal ... ... . . …….. …….. 2929 2.3.1 Label Halal Sebagai Sal
2.3.1 Label Halal Sebagai Salah Satu Perlindungan Bagi Konsumenah Satu Perlindungan Bagi Konsumen Muslim
Muslim Di Di Indonesia Indonesia ... ... . . ... ... 2929 2.3.2 Pengaturan Labelisasi Halal Dalam Hukum Positif Di
2.3.2 Pengaturan Labelisasi Halal Dalam Hukum Positif Di Indonesia...
Indonesia... ... ... ... ... 3131 2.3.3
2.3.3 Tujuan Tujuan Labelisasi Labelisasi Dan Dan Sertifikasi Sertifikasi Halal Halal Di Di Indonesia Indonesia ... ... . . 3333 2.3.4 Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Pernyataan Label
2.3.4 Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Pernyataan Label Halal...
Halal... ... ... . . ... ... 3434 BAB 3
BAB 3 METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN 3.1
3.1 Dasar Penelitian Dasar Penelitian ... ... . . ... ... 4040 3.2
3.2 Lokasi Lokasi Penelitian Penelitian ... ... . . ... ... 4040 3.3
3.3 Fokus Fokus Penelitian Penelitian ... ... . . ... ... 4141 3.4
3.4 Sumber Sumber Data Data Penelitian Penelitian ... ... . . ... ... 4242 3.5
3.5 Alat Alat dan dan Teknik Teknik Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... ... . . ... ... 4343 3.6
3.6 Keabsahan Keabsahan Data Data ... ... . . ... ... 4545 3.7
3.7 Metode Metode Analisis Analisis Data Data ... ... . . ... ... 4747
x x
4.1.1
4.1.1 Tinjauan Tinjauan Umum Umum Tentang Tentang LPPOM LPPOM MUI MUI ... ... .. .. ... ... 5050 4.1.1.1 Sejarah Terbentuknya LPPOM MUI
4.1.1.1 Sejarah Terbentuknya LPPOM MUI ... ... ... ... 5050 4.1.1.2 Prosedur Sertifikasi
4.1.1.2 Prosedur Sertifikasi.. .. ... ... ... ... 5454 4.1.1.3 Masa Berlaku Sertifikat Halal
4.1.1.3 Masa Berlaku Sertifikat Halal ... ... 5959 4.1.2
4.1.2 Sosialisasi Sosialisasi LPPOM LPPOM MUI MUI ... .... 6060 4.1.2.1 Sosialisasi Label Halal Resmi Dari
4.1.2.1 Sosialisasi Label Halal Resmi Dari LPPOM MUILPPOM MUI Kepada Masyarakat
Kepada Masyarakat ... ... 6060 4.1.2.2 Sosialisasi Label Halal Resmi Dari
4.1.2.2 Sosialisasi Label Halal Resmi Dari LPPOM MUILPPOM MUI Kepada Pelaku Usaha Kh
Kepada Pelaku Usaha Khususnya IKM (Industriususnya IKM (Industri Kecil Menengah)
Kecil Menengah)... ... 6464 4.1.3 Peran LPPOM MUI Dalam Mengawasi Label Halal Yang
4.1.3 Peran LPPOM MUI Dalam Mengawasi Label Halal Yang Beredar
Beredar Di Di Pasaran...Pasaran... ... 6666 4.2
4.2 Pembahasan Pembahasan ………... ………... 6868 4.2.1 Cara LPPOM MUI Dalam Mensosialisasikan Label
4.2.1 Cara LPPOM MUI Dalam Mensosialisasikan Label Halal
Halal Resmi Resmi Kepada Kepada Masyarakat………... Masyarakat………... 6868 4.2.2 Peran LPPOM MUI Dalam Mengawasi Label Halal
4.2.2 Peran LPPOM MUI Dalam Mengawasi Label Halal Yang
Yang Beredar Beredar Di Di Pasaran...Pasaran... .. 7373 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.1 Simpulan Simpulan ... ... . . ... ... 8181 5.2 5.2 Saran Saran ... ... 8282 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ……… ……… 8383 xi xi
Gambar
Gambar 4.2 4.2 Reklame Reklame Halal Halal LPPOM LPPOM MUI...MUI... ... 6363 Gambar
Gambar 4.3 4.3 Contoh Contoh logo logo halal halal palsu palsu yang yang beredar beredar di di pasaran... pasaran... 6363 Gambar
Gambar 4.4 4.4 Logo Logo halal halal resmi resmi yang yang dikeluarkan dikeluarkan LPPOM LPPOM MUI... MUI... 6363
xii xii
xiii xiii Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 4 Profil LPPOM MUI
Lampiran 4 Profil LPPOM MUI
Lampiran 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 519 Tahun Lampiran 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 519 Tahun
2001 tentang Lembaga Pelaksana Pemeriksaan Pangan Halal 2001 tentang Lembaga Pelaksana Pemeriksaan Pangan Halal Lampiran 6 Formulir Permintaan Sertifikasi Halal
Lampiran 6 Formulir Permintaan Sertifikasi Halal Lampiran 7 Sertifikat Halal
Lampiran 7 Sertifikat Halal
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Lampiran 8 Pedoman Wawancara
Lampiran 9 Daftar Produk Yang Sudah Tersertifikasi Oleh LPPOM MU Lampiran 9 Daftar Produk Yang Sudah Tersertifikasi Oleh LPPOM MU
Semarang Semarang
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Adanya perdagangan bebas membuat tidak sedikit diantara para pelaku usaha Adanya perdagangan bebas membuat tidak sedikit diantara para pelaku usaha melakukan persaingan yang tidak sehat pada khususnya bagi produk yang melakukan persaingan yang tidak sehat pada khususnya bagi produk yang diperdagangkan. Dalam pertimbangan undang-undang tentang pangan ditegaskan diperdagangkan. Dalam pertimbangan undang-undang tentang pangan ditegaskan bahwa pangan merupakan
bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadiyang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
berkualitas untuk untuk melaksanakan melaksanakan pembangunan pembangunan nasional: nasional: bahwa bahwa pangan pangan yangyang aman, bermutu, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama aman, bermutu, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemerintah harus dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemerintah harus menyiapkan sumber daya manusia yang kokoh, kuat, terampil, mempunyai menyiapkan sumber daya manusia yang kokoh, kuat, terampil, mempunyai dedikasi dan semangat yang tinggi di dalam berkarya dan membangun agar dedikasi dan semangat yang tinggi di dalam berkarya dan membangun agar bangsa Indonesia dapat hidup sejajar
bangsa Indonesia dapat hidup sejajar dengan bangsa lain yang telah maju. Dengandengan bangsa lain yang telah maju. Dengan demikian haruslah diperhatikan dan dipersiapkan dengan terpenuhinya akan bahan demikian haruslah diperhatikan dan dipersiapkan dengan terpenuhinya akan bahan pangan yang bergizi dan berku
pangan yang bergizi dan berkualitas.alitas.
Sikap konsumen di Indonesia terhadap suatu produk makanan dan minuman Sikap konsumen di Indonesia terhadap suatu produk makanan dan minuman sangatlah sensitif ketika produk makanan dan minuman yang dikonsumsinya atau sangatlah sensitif ketika produk makanan dan minuman yang dikonsumsinya atau beredar
beredar di di masyarakat masyarakat ada ada indikasi indikasi tidak tidak memenuhi memenuhi standar standar sebagai sebagai produkproduk
1 1
makanan yang halal. Konsumen merasa bahwa posisinya sebatas objek ketika makanan yang halal. Konsumen merasa bahwa posisinya sebatas objek ketika masih ada perusahaan atau produsen yang berani memproduksi dan mengedarkan masih ada perusahaan atau produsen yang berani memproduksi dan mengedarkan (menjual) makanan dan minuman yang tidak layak (tidak halal) sehingga (menjual) makanan dan minuman yang tidak layak (tidak halal) sehingga konsumen merasa bahwa hal itu termasuk pelanggaran hak-hak asasinya. konsumen merasa bahwa hal itu termasuk pelanggaran hak-hak asasinya. Kedudukan soal halal dan haram memang harus menjadi pertimbangan utama Kedudukan soal halal dan haram memang harus menjadi pertimbangan utama dalam menyikapi era globalisasi, yang salah satu konsekuensinya berkaitan dalam menyikapi era globalisasi, yang salah satu konsekuensinya berkaitan dengan kompetisi antar produsen yang mempunyai ambisi besar untuk meraih dengan kompetisi antar produsen yang mempunyai ambisi besar untuk meraih keuntungan ekonomi dengan memasarkan produk-produknya. Dilain pihak keuntungan ekonomi dengan memasarkan produk-produknya. Dilain pihak konsumen sebagai pemakai memiliki hak asasi untuk tidak dirugikan akan suatu konsumen sebagai pemakai memiliki hak asasi untuk tidak dirugikan akan suatu produk yang beredar di m
produk yang beredar di masyarakat.asyarakat.
Disinilah alasan dibentuknya LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Disinilah alasan dibentuknya LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan Dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) yang didirikan atas Obat-obatan Dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) yang didirikan atas keputusan nomor 018/MUI/1989, pada tanggal 26 Jumadil Awal 1409 Hijriah keputusan nomor 018/MUI/1989, pada tanggal 26 Jumadil Awal 1409 Hijriah atau 6 Januari 1989. Yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan atau 6 Januari 1989. Yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan
memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan danturunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat.
merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat.
Dalam penjelasan undang-undang pangan disebutkan bahwa keterangan halal Dalam penjelasan undang-undang pangan disebutkan bahwa keterangan halal untuk suatu produk pangan sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang untuk suatu produk pangan sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam. Label tidak boleh diberi keterangan yang dapat mayoritas memeluk agama islam. Label tidak boleh diberi keterangan yang dapat menyesatkan pembeli, baik mengenai isi maupun jumlah kandungannya. Tanda menyesatkan pembeli, baik mengenai isi maupun jumlah kandungannya. Tanda
atau label yang tidak benar karena sengaja atau dipalsukan (dibuat-buat) atau label yang tidak benar karena sengaja atau dipalsukan (dibuat-buat) digolongkan menyesatkan. Label harus jelas dan menyolok, informasi harus digolongkan menyesatkan. Label harus jelas dan menyolok, informasi harus dalam nasional Indonesia, isinya harus jelas serta mudah dimengerti oleh dalam nasional Indonesia, isinya harus jelas serta mudah dimengerti oleh konsumen pada produk suatu makanan dan minuman kemasan. Dengan kata lain konsumen pada produk suatu makanan dan minuman kemasan. Dengan kata lain suatu produk makanan dan minuman tidak boleh dijual dengan nama yang tidak suatu produk makanan dan minuman tidak boleh dijual dengan nama yang tidak sesuai dengan kandungan isi makanan/minuman tersebut.
sesuai dengan kandungan isi makanan/minuman tersebut.
Sertifikasi dan labelisasi halal sangatlah penting untuk menenteramkan umat Sertifikasi dan labelisasi halal sangatlah penting untuk menenteramkan umat Islam Indonesia pada khususnya dalam memilih makanan dan minuman, karena Islam Indonesia pada khususnya dalam memilih makanan dan minuman, karena dengan demikian umat muslim dapat dengan mudah untuk memilih dan dengan demikian umat muslim dapat dengan mudah untuk memilih dan mengetahui mana produk yang boleh dan mana produk yang tidak boleh mengetahui mana produk yang boleh dan mana produk yang tidak boleh dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama Islam. Masalah ini menjadi penting untuk dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama Islam. Masalah ini menjadi penting untuk diperhatikan, karena untuk sekarang ini tidak akan bisa dengan mudah untuk diperhatikan, karena untuk sekarang ini tidak akan bisa dengan mudah untuk memilah-milah dan membedakan mana yang haram dan mana yang halal. Ini memilah-milah dan membedakan mana yang haram dan mana yang halal. Ini berbeda
berbeda dengan dengan puluhan puluhan tahun tahun yang yang lalu, lalu, dimana dimana tanpa tanpa mengalami mengalami kesukarankesukaran yang berarti kita bisa membedakannya. Meskipun UUPK ini terlihat banyak yang berarti kita bisa membedakannya. Meskipun UUPK ini terlihat banyak kritikan dari masyarakat yang mempertanyakan tentang validitasnya karena kritikan dari masyarakat yang mempertanyakan tentang validitasnya karena mengandung banyak kekurangan dan dianggap masih merugikan sebagian pihak. mengandung banyak kekurangan dan dianggap masih merugikan sebagian pihak.
Di pasaran begitu banyak jenis label halal yang beredar seperti contoh label Di pasaran begitu banyak jenis label halal yang beredar seperti contoh label halal yang memakai huruf arab, ada juga label halal yang ditulis dengan huruf halal yang memakai huruf arab, ada juga label halal yang ditulis dengan huruf latin biasa hal
latin biasa hal ini yang menyebabkan konsumen bingung dalam menentukan manaini yang menyebabkan konsumen bingung dalam menentukan mana label halal yang asli dan mana label halal yang palsu sedangkan LPPOM MUI label halal yang asli dan mana label halal yang palsu sedangkan LPPOM MUI telah mengeluarkan label halal yang resmi yang mungkin banyak tidak diketahui telah mengeluarkan label halal yang resmi yang mungkin banyak tidak diketahui oleh konsumen.
Konsumen itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu konsumen yang terinformasi Konsumen itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu konsumen yang terinformasi dan konsumen yang tidak terinformasi. Dalam hal ini, konsumen yang tidak dan konsumen yang tidak terinformasi. Dalam hal ini, konsumen yang tidak terinformasilah yang banyak terlanggar hak-haknya serta banyak menjadi korban terinformasilah yang banyak terlanggar hak-haknya serta banyak menjadi korban karena mereka tidak mengetahui mana label halal yang palsu dan mana label halal karena mereka tidak mengetahui mana label halal yang palsu dan mana label halal yang asli.
yang asli.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil skripsi yang berjudul : “Peran LPPOM MUI Terkait Peredaran Berbagai Jenis skripsi yang berjudul : “Peran LPPOM MUI Terkait Peredaran Berbagai Jenis Label Halal Pada Produk Makanan Yang Beredar di Pasaran”.
Label Halal Pada Produk Makanan Yang Beredar di Pasaran”. 1.2
1.2 Pembatasan MasalahPembatasan Masalah
Agar masalah yang dibahas penulis tidak melebar sehingga dapat Agar masalah yang dibahas penulis tidak melebar sehingga dapat mengakibatkan ketidakjelasan pembahasan masalah, maka penulis akan mengakibatkan ketidakjelasan pembahasan masalah, maka penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah cara membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah cara LPPOM MUI Semarang dalam mensosialisasikan label halal yang resmi kepada LPPOM MUI Semarang dalam mensosialisasikan label halal yang resmi kepada masyarakat.
masyarakat. 1.3
1.3 Perumusan MasalahPerumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penelitian ini Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penelitian ini mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1.
1. Bagaimana cara sosialisasi kepada masyarakat tentang label halal yangBagaimana cara sosialisasi kepada masyarakat tentang label halal yang resmi dari LPPOM MUI?
resmi dari LPPOM MUI? 2.
2. Bagaimanakah peran LPPOM MUI dalam pengawasan label halal yangBagaimanakah peran LPPOM MUI dalam pengawasan label halal yang beredar di pasaran?
1.4
1.4 Tujuan PenelitianTujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
untuk mengetahui : 1.
1. Untuk mengetahui cara LPPOM MUI dalam mensosialisasikan label halalUntuk mengetahui cara LPPOM MUI dalam mensosialisasikan label halal yang resmi kepada masyarakat.
yang resmi kepada masyarakat. 2.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengawasan LPPOM MUI terhadapUntuk mengetahui seberapa besar pengawasan LPPOM MUI terhadap berbagaii jenis label halal yang beredar di pasaran.
berbagaii jenis label halal yang beredar di pasaran. 1.5
1.5 Manfaat PenelitianManfaat Penelitian 1.
1. Manfaat Manfaat TeoritisTeoritis a.
a. Agar kita memiliki wawasan luas dalam menanggapi persoalan-Agar kita memiliki wawasan luas dalam menanggapi persoalan- persoalan
persoalan sosial sosial masyarakat masyarakat Indonesia, Indonesia, khususnya khususnya masalah masalah yangyang terkait dengan perlindungan terhadap konsumen muslim atas terkait dengan perlindungan terhadap konsumen muslim atas kehalalan produk makanan yang dikonsumsinya serta memikirkan kehalalan produk makanan yang dikonsumsinya serta memikirkan langkah-langkah yang dapat ditempuh konsumen muslim dalam langkah-langkah yang dapat ditempuh konsumen muslim dalam memperjuangkan haknya.
memperjuangkan haknya. b.
b. Memberikan pandangan kedepan kepada masyarakat, agar dapatMemberikan pandangan kedepan kepada masyarakat, agar dapat memilih produk makanan mana yang baik dikonsumsi dan mana memilih produk makanan mana yang baik dikonsumsi dan mana yang tidak baik dikonsumsi.
yang tidak baik dikonsumsi. 2.
2. Manfaat PraktisManfaat Praktis a.
a. Hasil penelitian memberikan pengetahuan kepada para konsumenHasil penelitian memberikan pengetahuan kepada para konsumen tentang perlunya perlindungan konsumen muslim terhadap produk tentang perlunya perlindungan konsumen muslim terhadap produk berlebel halal.
b.
b. Memberikan sumbangan pemecahan masalah bagi pemerintahMemberikan sumbangan pemecahan masalah bagi pemerintah dalam mensosialisasikan label halal yang resmi kepada seluruh dalam mensosialisasikan label halal yang resmi kepada seluruh lapisan masyarakat.
lapisan masyarakat. c.
c. Memberikan dukungan kepada LPPOM MUI dalam masalahMemberikan dukungan kepada LPPOM MUI dalam masalah sosialisasi agar masyarakat dapat membedakan mana label halal sosialisasi agar masyarakat dapat membedakan mana label halal yang resmi dan mana label halal yang palsu.
yang resmi dan mana label halal yang palsu. 1.6
1.6 Sistematika PenulisanSistematika Penulisan
Garis-garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari tiga Garis-garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian
bagian yaitu yaitu bagian bagian awal, awal, bagian bagian inti, inti, bagian bagian akhir akhir skripsi. skripsi. Adapun perinciAdapun perinciannyaannya adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1.
1. Bagian Awal SkripsiBagian Awal Skripsi
Bagian awal skripsi yang terdiri dari halaman judul, halaman Bagian awal skripsi yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman
pengesahan, halaman kelulusan, pernyataan, kelulusan, pernyataan, motto dan motto dan persembahan, katapersembahan, kata pengantar, sari, dan daftar isi.
pengantar, sari, dan daftar isi. 2.
2. Bagian Inti SkripsiBagian Inti Skripsi
Bagian inti penulisan skripsi ini dapat dibagi menjadi 5 (lima) Bab Bagian inti penulisan skripsi ini dapat dibagi menjadi 5 (lima) Bab yaitu: Pada Bab I PENDAHULUAN berisi Latar belakang, identifikasi dan yaitu: Pada Bab I PENDAHULUAN berisi Latar belakang, identifikasi dan permasalahan
permasalahan yang yang dihadapi, dihadapi, Tujuan Tujuan dan dan manfaat manfaat penelitian, penelitian, SistematikaSistematika penulisan skripsi.
penulisan skripsi.
Sedangkan pada Bab II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN Sedangkan pada Bab II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA BER
KERANGKA BERFIKIR FIKIR berisi Kerangka pemikiran berisi Kerangka pemikiran atau teori-teori yangatau teori-teori yang berkaitan
berkaitan dengan dengan pokok pokok bahasan bahasan mengenai mengenai sosialisasi sosialisasi yang yang dilakukandilakukan LPPOM MUI, dan bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap LPPOM MUI, dan bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap
konsumen terhadap konsumen mengenai berbagai jenis label halal yang konsumen terhadap konsumen mengenai berbagai jenis label halal yang beredar dipasaran.
beredar dipasaran. Selanjutnya
Selanjutnya Pada Pada Bab Bab III III METODE METODE PENELITIAN PENELITIAN berisi berisi DasarDasar penelitian,
penelitian, Lokasi Lokasi penelitian, penelitian, Fokus Fokus penelitian, penelitian, Sumber Sumber data data penelitian,penelitian, Alat dan teknik pengumpulan data, Metode analisa data.
Alat dan teknik pengumpulan data, Metode analisa data. Selanjutnya Pada Bab IV
Selanjutnya Pada Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang memuat tentang hasil Penelitian dan pembahasan.
yang memuat tentang hasil Penelitian dan pembahasan.
Akhirnya pada Bab V PENUTUP berisi Kesimpulan dari keseluruhan Akhirnya pada Bab V PENUTUP berisi Kesimpulan dari keseluruhan bab- bab
bab yang yang ada. ada. Juga Juga diberikan diberikan saran–saran saran–saran yang yang diharapkan diharapkan membantumembantu memecahkan permasalahan.
memecahkan permasalahan. 3.
3. Bagian AkBagian Akhir Skriphir Skripsisi
Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan, Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan, lampiran-lampiran.
2. 1.1
2. 1.1 Dasar Hukum Perlindungan Konsumen IndonesiaDasar Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia
Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen Pasal 1, Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen Pasal 1, Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
hukum untuk memberikan perlindungan kepada hukum.hukum.
Perlindungan hukum merupakan adanya kepastian hukum dari pemerintah Perlindungan hukum merupakan adanya kepastian hukum dari pemerintah atau negara dalam melindungi warga negaranya. Perlindungan hukum dapat atau negara dalam melindungi warga negaranya. Perlindungan hukum dapat dilakukan dengan memberikan batasan-batasan kepada warga masyarakat tentang dilakukan dengan memberikan batasan-batasan kepada warga masyarakat tentang apa yang boleh dilaksanakan dan tidak boleh dilaksanakan, serta adanya kepastian apa yang boleh dilaksanakan dan tidak boleh dilaksanakan, serta adanya kepastian dari perlindungan hukum tersebut.
dari perlindungan hukum tersebut. Pengertian
Pengertian konsumen konsumen diatur diatur dalam Pdalam Pasal asal 1 1 ayat 2 ayat 2 UU UU PerlindunganPerlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 yaitu setiap orang pemakai barang dan atau jasa Konsumen No. 8 Tahun 1999 yaitu setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dalam orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dalam penjelasan
penjelasan Undang Undang Undang Undang Perlindungan Perlindungan Konsumen Konsumen No. No. 8 8 Tahun Tahun 19991999 disebutkan bahwa konsumen yang dimaksud merupakan konsumen akhir, yaitu disebutkan bahwa konsumen yang dimaksud merupakan konsumen akhir, yaitu pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk. Sedangkan konsumen perantara pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk. Sedangkan konsumen perantara merupakan konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari merupakan konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainny
proses produksi suatu produk lainnya.a.
8 8
Sedangkan pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, Sedangkan pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
baik yang yang berbentuk berbentuk badan badan hukum hukum maupun maupun bukan bukan badan badan hukum hukum yang yang didirikandidirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi (Pasal 1 ayat 3 UU menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi (Pasal 1 ayat 3 UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999). Pelaku usaha yang dimaksud dalam Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999). Pelaku usaha yang dimaksud dalam pengertian
pengertian ini ini adalah adalah Perusahaan, Perusahaan, Korporasi, Korporasi, Badan Badan Usaha Usaha Milik Milik Negara,Negara, Koperasi, Importir, pedagang, distributor, dan lain-lain.
Koperasi, Importir, pedagang, distributor, dan lain-lain.
Hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen sering terjadi hanya Hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen sering terjadi hanya sebatas kesepakatan lisan mengenai barang atau jasa, tanpa diikuti atau ditindak sebatas kesepakatan lisan mengenai barang atau jasa, tanpa diikuti atau ditindak lanjuti dengan suatu bentuk perjanjian tertulis
lanjuti dengan suatu bentuk perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihakyang ditandatangani oleh para pihak bersangkutan.
bersangkutan. Sedangkan Sedangkan ketentuan ketentuan umum umum tentang tentang adanya adanya perjanjian perjanjian terdapatterdapat pada
pada Kitab Kitab Undang Undang Undang Undang Hukum Hukum Perdata. Perdata. Dalam Dalam pelaksanaan pelaksanaan perlindunganperlindungan hukum yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk dari adanya kepastian hukum yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk dari adanya kepastian hukum terhadap apa dan siapa yang dilindungi dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap apa dan siapa yang dilindungi dalam pelaksanaan perlindungan hukum.
hukum.
Jasa menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 5 Jasa menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 5 adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.konsumen.
2.1.2
2.1.2 Landasan Landasan Hukum PrHukum Produk Halaloduk Halal
Dalam menentukan kehalalan suatu barang/produk diperlukan landasan Dalam menentukan kehalalan suatu barang/produk diperlukan landasan hukum dari berbagai sumber, antara lain :
1.
1. Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 168:Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 168:
2. Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 172: 2. Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 172:
3. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan 3. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 30 ayat 1:
Pasal 30 ayat 1:
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan
pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan.. Pasal 30 ayat 2:
Pasal 30 ayat 2:
ُُُُ
ُُُُ
Label, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat sekurang-kurangnya Label, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat sekurang-kurangnya keterangan mengenai :
keterangan mengenai : a. Nama produk;
a. Nama produk;
b. Daftar bahan yang digunakan; b. Daftar bahan yang digunakan;
c. Berat bersih atau isi bersih; c. Berat bersih atau isi bersih;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam
wilayah Indonesia; wilayah Indonesia;
e. Keterangan tentang halal; dan e. Keterangan tentang halal; dan
f. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. f. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Pasal 34 ayat1:
Pasal 34 ayat1:
Setiap orang yang menyatakan dalam label atau iklan bahwa pangan yang Setiap orang yang menyatakan dalam label atau iklan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah sesuai dengan persyaratan agama atau kepercayaan diperdagangkan adalah sesuai dengan persyaratan agama atau kepercayaan tertentu bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan berdasarkan persyaratan tertentu bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan berdasarkan persyaratan agama atau kepercayaan tersebut.
agama atau kepercayaan tersebut. 4. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perl
4. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.indungan Konsumen.
Pasal 8 ayat 1 butir (h): Pasal 8 ayat 1 butir (h):
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana dan/jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “Halal” yang dicantumkan dalam label.
pernyataan “Halal” yang dicantumkan dalam label. 5. PP No. 69 tahun 1999 tentang Label
5. PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.dan Iklan Pangan.
Pasal 10 ayat 1: Pasal 10 ayat 1:
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut “Halal” bagi umat manusia, bertanggung jawab atas kebenaran tersebut “Halal” bagi umat manusia, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan
pernyataan tersebut tersebut dan dan wajib wajib mencantumkan mencantumkan keterangan keterangan atau atau tulisan tulisan halal halal padapada label.
label.
Pasal 11 ayat 1: Pasal 11 ayat 1:
Untuk mendukung kebenaran pernyataan “Halal” sebagaimana dimaksud Untuk mendukung kebenaran pernyataan “Halal” sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), setiap orang yang memproduksi atau memasukkan dalam pasal 10 ayat (1), setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan
pangan yang yang dikemas dikemas ke ke dalam dalam wilayah wilayah Indonesia Indonesia untuk untuk diperdagangkan, diperdagangkan, wajibwajib memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
berlaku. 2.
2. 1.3 1.3 Pengertian Pengertian KonsumenKonsumen
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perlindungan konsumen di Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perlindungan konsumen di Indonesia, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian konsumen. Pengertian Indonesia, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian konsumen. Pengertian konsumen terdapat dalam Pasal 1 butir 2 Undang Undang Perlindungan konsumen terdapat dalam Pasal 1 butir 2 Undang Undang Perlindungan Konsumen, yang menyatakan bahwa “Konsumen adalah setiap orang pemakai Konsumen, yang menyatakan bahwa “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jas
barang dan/atau jasa yang tersa yang tersedia dalam edia dalam masyarakat, baik untuk masyarakat, baik untuk kepentingan dirikepentingan diri sendiri, orang lain, maupun makhluk hidup lain
sendiri, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.dan tidak untuk diperdagangkan”. Didalam kepustakaan ekonomi dikenal adanya dua konsumen, yaitu Didalam kepustakaan ekonomi dikenal adanya dua konsumen, yaitu konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau
pemanfaat akhir
pemanfaat akhir dari suatu dari suatu produk, sedangkan konsumen antara produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumenadalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Dalam UUPK,
produk lainnya. Dalam UUPK, konsumen yang dimaksud konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir.adalah konsumen akhir. Menurut Shidarta Sejumlah catatan dapat diberikan terhadap unsur-unsur Menurut Shidarta Sejumlah catatan dapat diberikan terhadap unsur-unsur definisi konsumen, konsumen adalah:
definisi konsumen, konsumen adalah: 1. Setiap orang.
1. Setiap orang.
Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus sebagai pemakai barang dan/atau jasa. Istilah orang sebetulnya sebagai pemakai barang dan/atau jasa. Istilah orang sebetulnya menimbulkan keraguan apakah hanya, orang individual (
menimbulkan keraguan apakah hanya, orang individual ( naturlijkenaturlijke persoon
persoon) atau termasuk juga badan hukum () atau termasuk juga badan hukum (rechtpersoonrechtpersoon). Hal ini berbeda). Hal ini berbeda dengan pengertian yang diberikan untuk pelaku usaha dalam pasal 1 angka dengan pengertian yang diberikan untuk pelaku usaha dalam pasal 1 angka (3) yang secara eksplisit membedakan kedua pengertian persoon diatas, (3) yang secara eksplisit membedakan kedua pengertian persoon diatas, dengan menyebutkan kata-kata ”orang perseorangan atau badan usaha”. dengan menyebutkan kata-kata ”orang perseorangan atau badan usaha”. Tentu yang paling tidak tepat membatasi pengertian konsumen sebatas Tentu yang paling tidak tepat membatasi pengertian konsumen sebatas pada orang persorangan,
pada orang persorangan, namun harus mencakup juga namun harus mencakup juga badan usaha denganbadan usaha dengan makna lebih luas daripada badan hukum.
makna lebih luas daripada badan hukum.
Undang Undang Perlindungan Konsumen tampaknya berusaha Undang Undang Perlindungan Konsumen tampaknya berusaha menghindari penggunaan kata Produsen sebagai lawan kata dari menghindari penggunaan kata Produsen sebagai lawan kata dari Konsumen. Untuk itu digunakan kata Pelaku Usaha yang bermakna lebih Konsumen. Untuk itu digunakan kata Pelaku Usaha yang bermakna lebih luas. Istilah terakhir ini dipilih untuk memberi arti sekaligus bagi kreditur luas. Istilah terakhir ini dipilih untuk memberi arti sekaligus bagi kreditur (penyedia dana), produsen, penyalur, penjual, dan terminologi lain yang (penyedia dana), produsen, penyalur, penjual, dan terminologi lain yang lazim diberikan. Bahkan untuk kasus-kasus yang spesifik seperti dalam lazim diberikan. Bahkan untuk kasus-kasus yang spesifik seperti dalam
kasus periklanan, pelaku usaha ini juga mencakup perusahaan media, kasus periklanan, pelaku usaha ini juga mencakup perusahaan media, tempat iklan itu ditayangkan.
tempat iklan itu ditayangkan. 2. Pemakai.
2. Pemakai.
Sesuai dengan bunyi penjelasan Pasal 1 Angka (2) Undang Undang Sesuai dengan bunyi penjelasan Pasal 1 Angka (2) Undang Undang Perlindungan Konsumen, kata Pemakai menekankan, konsumen adalah Perlindungan Konsumen, kata Pemakai menekankan, konsumen adalah konsumen akhir. Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam konsumen akhir. Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan tersebut, sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa rumusan ketentuan tersebut, sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan prestasinya diartikan sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu. dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu. Konsumen memang tidak sekedar pembeli, tetapi semua orang (orang Konsumen memang tidak sekedar pembeli, tetapi semua orang (orang perseorangan atau badan
perseorangan atau badan usaha) yang mengkonsumsi jasa usaha) yang mengkonsumsi jasa dan/atau barang.dan/atau barang. Jadi yang paling penting terjadinya suatu transaksi konsumen berupa Jadi yang paling penting terjadinya suatu transaksi konsumen berupa peralihan
peralihan barang barang dan/atau dan/atau jasa, jasa, termasuk termasuk peralihan peralihan kenikmatan kenikmatan dalamdalam menggunakannya.
menggunakannya. 3.
3. Barang dBarang dan/atau Jasa.an/atau Jasa.
Undang Undang Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai Undang Undang Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
dimanfaatkan oleh konsumen.
Sementara itu jasa diartikan sebagai layanan yang berbentuk pekerjaan Sementara itu jasa diartikan sebagai layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh
konsumen. Pengertian disediakan bagi masyarakat menunjukkan, jasa itu konsumen. Pengertian disediakan bagi masyarakat menunjukkan, jasa itu harus ditawarkan kepada masyarakat. Artinya, pihak yang ditawarkan harus ditawarkan kepada masyarakat. Artinya, pihak yang ditawarkan harus lebih dari satu orang. Jika demikian halnya, layananyang bersifat harus lebih dari satu orang. Jika demikian halnya, layananyang bersifat khusus dan individual, tidak tercakup dalam pengertian tersebut.
khusus dan individual, tidak tercakup dalam pengertian tersebut.
Kata-kata ditawarkan kepada masyarakat itu harus ditafsirkan sebagai Kata-kata ditawarkan kepada masyarakat itu harus ditafsirkan sebagai bagian
bagian dari dari suatu suatu transaksi transaksi konsumen. konsumen. Artinya, Artinya, seseorang seseorang yang yang karenakarena kebutuhan mendadak lalu menjual rumahnya kepada orang lain, tidak kebutuhan mendadak lalu menjual rumahnya kepada orang lain, tidak dapat dikatakan perbuatannya itu sebagai transaksi konsumen. Si pembeli dapat dikatakan perbuatannya itu sebagai transaksi konsumen. Si pembeli tidak dapat dikatakan konsumen menurut Undang Undang Perlindungan tidak dapat dikatakan konsumen menurut Undang Undang Perlindungan Konsumen.
Konsumen. 4.
4. Yang tersedia Yang tersedia dalam mdalam masyarakat.asyarakat.
Barang dan/ atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus Barang dan/ atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di pasaran. Dalam perdagangan yang makin kompleks dewasa ini tersedia di pasaran. Dalam perdagangan yang makin kompleks dewasa ini syarat itu tidak mutlak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya, syarat itu tidak mutlak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya, perusahaan
perusahaan pengembang pengembang ((developer developer ) perumahan sudah bisa mengadakan) perumahan sudah bisa mengadakan transaksi terlebih dahulu sebelum bangunannya jadi.
transaksi terlebih dahulu sebelum bangunannya jadi. 5.
5. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhBagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain.luk hidup lain. Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup orang lain. Unsur yang diletakkan dalam orang lain, dan makhluk hidup orang lain. Unsur yang diletakkan dalam definisi itu mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. definisi itu mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. Kepentingan ini tidak sekedar ditujukan untuk diri sendiri dan keluarga, Kepentingan ini tidak sekedar ditujukan untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan/atau jasa itu diperuntukan bagi orang lain (di luar tetapi juga barang dan/atau jasa itu diperuntukan bagi orang lain (di luar diri sendiri dan keluarganya), bahkan untuk makhluk hidup lain, seperti diri sendiri dan keluarganya), bahkan untuk makhluk hidup lain, seperti
hewan dan tumbuhan. Dan sisi teori kepentingan setiap tindakan manusia hewan dan tumbuhan. Dan sisi teori kepentingan setiap tindakan manusia adalah bagian dari kepentingannya. Oleh sebab itu, penguraian unsur itu adalah bagian dari kepentingannya. Oleh sebab itu, penguraian unsur itu tidak menambah makna apa-apa, karena pada dasarnya tindakan memakai tidak menambah makna apa-apa, karena pada dasarnya tindakan memakai suatu barang dan/atau jasa juga tidak terlepas dari kepentingan pribadi. suatu barang dan/atau jasa juga tidak terlepas dari kepentingan pribadi. 6.
6. Barang dan/atau jasa itu tidak uBarang dan/atau jasa itu tidak untuk diperdagangkanntuk diperdagangkan
Pengertian konsumen dalam Undang Undang Perlindungan Konsumen ini Pengertian konsumen dalam Undang Undang Perlindungan Konsumen ini dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan itu sudah biasa dipakai dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan itu sudah biasa dipakai dalam peraturan perlindungan konsumen di berbagai negara. Secara dalam peraturan perlindungan konsumen di berbagai negara. Secara teoritis hal demikian terasa cukup baik untuk mempersempit ruang lingkup teoritis hal demikian terasa cukup baik untuk mempersempit ruang lingkup pengertian
pengertian konsumen, konsumen, walaupun walaupun dalam dalam kenyataannya, kenyataannya, sulit sulit menetapkanmenetapkan batas-batas seperti itu.
batas-batas seperti itu. 2.1.4
2.1.4 Perlindungan dan Hak Perlindungan dan Hak KonsumenKonsumen
Perlindungan konsumen menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan konsumen menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang PerlindunganPerlindungan Konsumen Pasal 2 berasaskan keamanan dan keselamatan konsumen, serta Konsumen Pasal 2 berasaskan keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Sedangkan dalam Pasal 3 UU No. 8 Tahun 1999 tujuan kepastian hukum. Sedangkan dalam Pasal 3 UU No. 8 Tahun 1999 tujuan perlindungan konsumen
perlindungan konsumen adalah :adalah : a.
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untukMeningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
melindungi diri.
b.
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkanMengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari efek negatif pemakaian barang dan jasa.
dari efek negatif pemakaian barang dan jasa.
c.
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukanMeningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-hak sebagai konsumen.
d.
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsurMenciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapakan informasi.
mendapakan informasi.
e.
e. Menumbuhkan Menumbuhkan kesadaran kesadaran pelaku pelaku usaha usaha mengenai mengenai pentingnyapentingnya perlindungan
perlindungan konsumen konsumen sehingga sehingga tumbuh tumbuh sikap sikap yang yang jujur jujur dandan bertanggung jawab dalam berusaha.
bertanggung jawab dalam berusaha.
f.
f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjaminMeningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang atau jasa, kesehatan, kenyamanan, kelangsungan usaha produksi barang atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.
keamanan dan keselamatan konsumen.
Hak Konsumen menurut pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Hak Konsumen menurut pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah :
Perlindungan Konsumen adalah : a.
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsiHak atas kenyamanan, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.
barang dan atau jasa.
b.
b. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang atauHak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa
jasa tersebut tersebut sesuai sesuai dengan dengan nilai nilai tukar tukar dan dan kondisi kondisi serta serta jaminan jaminan yangyang dijanjikan.
dijanjikan.
c.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi danHak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa.
jaminan barang dan jasa.
d.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan jasa yangHak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan jasa yang dipergunakan.
e.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaianHak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara utuh.
sengketa perlindungan konsumen secara utuh.
f.
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
g.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidakHak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
diskriminatif.
h.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan penggantian apabilaHak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan penggantian apabila barang dan jasa yang diterima tidak sesuai perjanjian.
barang dan jasa yang diterima tidak sesuai perjanjian.
i.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undanganHak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
lainnya.
Dari sebagian butir hak konsumen terlihat bahwa masalah kenyamanan, Dari sebagian butir hak konsumen terlihat bahwa masalah kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen merupakan hal paling pokok dan utama keamanan dan keselamatan konsumen merupakan hal paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang dan jasa yang penggunaannya tidak dalam perlindungan konsumen. Barang dan jasa yang penggunaannya tidak memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan keselamatan konsumen. Untuk menjamin suatu barang dan atau jasa dalam keselamatan konsumen. Untuk menjamin suatu barang dan atau jasa dalam penggunaannya
penggunaannya akan akan nyaman, nyaman, aman aman maupun maupun tidak tidak membahayakan membahayakan konsumen,konsumen, maka konsumen diberikan hak untuk memilih barang atau jasa yang maka konsumen diberikan hak untuk memilih barang atau jasa yang dikehendakinya berdasarkan keterbukaan informasi yang benar, jelas dan jujur. dikehendakinya berdasarkan keterbukaan informasi yang benar, jelas dan jujur.
Erman Rajagukguk mengatakan, upaya mencapai tujuan perlindungan Erman Rajagukguk mengatakan, upaya mencapai tujuan perlindungan konsumen perlu adanya pengaturan yang dilakukan dengan cara:
konsumen perlu adanya pengaturan yang dilakukan dengan cara:
(1) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur (1) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
keterbukaan akses informasi serta menjamin kepastian hukum. keterbukaan akses informasi serta menjamin kepastian hukum.
(2) Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan (2) Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan
pelaku usaha. pelaku usaha. (3)
(3) Meningkatkan Meningkatkan kualitas barang kualitas barang dan pdan pelayanan jasa.elayanan jasa.
(4) Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktek usaha yang (4) Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktek usaha yang
menipu dan menyesatkan. menipu dan menyesatkan. (5)
(5) Memadukan Memadukan penyelenggaraan, penyelenggaraan, pengembangan, pengembangan, dan dan pengaturanpengaturan perlindungan
perlindungan konsumen konsumen dengan dengan bidang-bidang bidang-bidang perlindungan perlindungan padapada bidang-bidang lain. (Erman Rajagukgu
bidang-bidang lain. (Erman Rajagukguk 2000 : 7)k 2000 : 7) 2.1.5 Kewajiban Konsumen
2.1.5 Kewajiban Konsumen
Konsumen adalah raja, konsumen bisa memilih dan menentukan barang dan Konsumen adalah raja, konsumen bisa memilih dan menentukan barang dan atau jasa mana saja yang akan digunakan atau dipakai. Konsumen berhak atau jasa mana saja yang akan digunakan atau dipakai. Konsumen berhak mendapatkan pelayanan yang baik dari pelaku usaha, konsumen juga bisa berlaku mendapatkan pelayanan yang baik dari pelaku usaha, konsumen juga bisa berlaku sebagai salah satu penentu harga suatu produk barang dan atau jasa melalui selera sebagai salah satu penentu harga suatu produk barang dan atau jasa melalui selera pembelian mereka.
pembelian mereka.
Banyaknya hak yang dimiliki konsumen, bukan berarti konsumen dapat Banyaknya hak yang dimiliki konsumen, bukan berarti konsumen dapat menggunakan hak-haknya secara bebas tanpa ada batas. Selain punya hak, menggunakan hak-haknya secara bebas tanpa ada batas. Selain punya hak, konsumen juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi. Pasal 5 Undang konsumen juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi. Pasal 5 Undang Undang No.8 tahun 1999 disebutkan bahwa kewajiban konsumen adalah sebagai Undang No.8 tahun 1999 disebutkan bahwa kewajiban konsumen adalah sebagai berikut:
berikut: (1)
(1) Membaca atau mengikuti petunjuk informMembaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaianasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatkan barang dan atau jasa demi kemanan dan keselamatan; atau pemanfaatkan barang dan atau jasa demi kemanan dan keselamatan; (2)
(2) Beriktikad dalam Beriktikad dalam pembelian barang pembelian barang dan atau dan atau jasa ;jasa ; (3)
(3) Membayar dengan Membayar dengan nilai tukar nilai tukar yang sudyang sudah disepakati ;ah disepakati ; (4)
(4) Mengikuti upaya penMengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa pyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumerlindungan konsumenen secara patut ;
Kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada konsumen diharapkan dapat Kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada konsumen diharapkan dapat menjadi kontrol atau pengendali hak-hak yang dimiliki konsumen, sehingga menjadi kontrol atau pengendali hak-hak yang dimiliki konsumen, sehingga dalam menggunakan haknya konsumen tidak bertindak semaunya sendiri
dalam menggunakan haknya konsumen tidak bertindak semaunya sendiri .. 2.2
2.2 Tinjauan Tentang Pelaku UsahaTinjauan Tentang Pelaku Usaha 2.2.1 Pengertian Pelaku Usaha
2.2.1 Pengertian Pelaku Usaha
Salah satu pihak yang berhubungan langsung dengan konsumen dalam Salah satu pihak yang berhubungan langsung dengan konsumen dalam transaksi jual beli maupun penyelenggaraan suatu perjanjian dagang adalah pelaku transaksi jual beli maupun penyelenggaraan suatu perjanjian dagang adalah pelaku usaha. Pelaku usaha disini bukan hanya produsen yang memproduksi barang dan usaha. Pelaku usaha disini bukan hanya produsen yang memproduksi barang dan atau jasa tetapi juga termasuk pihak-pihak yang menyalurkan barang dan atau jasa atau jasa tetapi juga termasuk pihak-pihak yang menyalurkan barang dan atau jasa kepada konsumen (contohnya: pedagang eceran, grosir, agen dan distributor). kepada konsumen (contohnya: pedagang eceran, grosir, agen dan distributor). Penyedia bahan baku atau bahan dasar suatu produk pun dapat disebut sebagai Penyedia bahan baku atau bahan dasar suatu produk pun dapat disebut sebagai pelaku usaha.
pelaku usaha.
Menurut Pasal 1 angka 3 UUPK, “Pelaku usaha adalah setiap orang Menurut Pasal 1 angka 3 UUPK, “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukanhukum maupun bukan badan
badan hukum hukum yang yang didirikan didirikan dan dan berkedudukan berkedudukan atau atau melakukan melakukan kegiatan kegiatan dalamdalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”
ekonomi.” 2.2.2
2.2.2 Hak-hak Hak-hak Pelaku Pelaku UsahaUsaha
Sebagai produsen maupun penyalur barang dan/atau jasa, pelaku usaha Sebagai produsen maupun penyalur barang dan/atau jasa, pelaku usaha memiliki beberapa hak yang patut diketahui juga oleh konsumen. Agar memiliki beberapa hak yang patut diketahui juga oleh konsumen. Agar perekonomian
hak-haknya, hak-hak pelaku usaha didapat seiring dengan kewajiban yang telah haknya, hak-hak pelaku usaha didapat seiring dengan kewajiban yang telah dijalankan.
dijalankan.
Salah satu hak pelaku usaha adalah memperoleh laba atau keuntungan. Dalam Salah satu hak pelaku usaha adalah memperoleh laba atau keuntungan. Dalam melakukan usahanya pelaku usaha biasanya ingin memperoleh keuntungan yang melakukan usahanya pelaku usaha biasanya ingin memperoleh keuntungan yang banyak,
banyak, hal hal ini ini sesuai sesuai dengan dengan prinsip prinsip ekonomi ekonomi yaitu yaitu ”penggunaan ”penggunaan modalmodal seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin”. Cara seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin”. Cara memperoleh keuntungan yang banyak itu salah satunya dengan menekan biaya memperoleh keuntungan yang banyak itu salah satunya dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin.
produksi seminimal mungkin.
Hak yang berupa pembayaran dan laba ini dapat digunakan pelaku usaha Hak yang berupa pembayaran dan laba ini dapat digunakan pelaku usaha untuk membeli kembali bahan baku atau bahan dasar pembuatan suatu produk. untuk membeli kembali bahan baku atau bahan dasar pembuatan suatu produk. Pasal 6 Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan Pasal 6 Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan hak-hak pelaku usaha adalah :
hak pelaku usaha adalah :
(1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan (1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
diperdagangkan; (2)
(2) Hak untuk mHak untuk mendapat perlindungan endapat perlindungan hukum dari tindakan hukum dari tindakan konsumen yangkonsumen yang beritikad tidak baik;
beritikad tidak baik; (3)
(3) Hak untuk melakukHak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaianidalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
hukum sengketa konsumen; (4)
(4) Hak untuk Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum terbukti secara hukum bahwabahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.