• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andrea Nathania Peguji : dr Andy, Sp.KJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Andrea Nathania Peguji : dr Andy, Sp.KJ"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Andrea Nathania 1015173

(2)

• Nama : Tn H.S

• Jenis kelamin : Laki - laki

• TTL / umur : Bandung, 27 November 1996 (19 tahun) • Status marital : Belum Menikah

• Alamat: Cijeruk / Bojongsari RT 01 RW 02 Kec.

Bojongsoang Kab. Bandung

• Pendidikan : SMA • Pekerjaan : Pelajar

• Agama : Islam

(3)

 Penanggung jawab pasien

 Nama : Tn BP

 Hubungan : Ayah kandung

 Alamat : Cijeruk / Bojongsari RT 01 RW 02 Kec.

Bojongsoang Kab. Bandung

 Masuk opname : - (pasien poliklinik)

(4)

Didapatkan pada tanggal 17 Juni 2015

dari Tn BP sebagai ayah kandung.

• Keluhan utama:

marah-marah dan mengamuk tanpa sebab, merusak barang-barang di rumah dan melempari

rumah tetangga (impulsif, agresivitas

(5)

RPD : seperti ini sejak 2 tahun lalu, pada 2013 (17 tahun)

pernah dirawat inap, membaik, lalu rawat jalan  tidak patuh berobat & kontrol

• Obat : orang tua pasien lupa namanya

(6)

Sejak 2 minggu yang lalu:

• Marah-marah tanpa sebab sampai merusak barang-barang di rumah, melempari rumah tetangga (impulsif, agresivitas motorik)

• Gelisah, mondar-mandir (agitasi motorik)

• Mendengar suara Sunan Kalijaga (halusinasi auditorik)

• Cerewet, banyak bicara tetapi tidak karuan (logorea, inkoheren, flight of idea)

• Tertawa dan bicara sendiri (giggling, grimace) • Merasa dibicarakan orang lain (waham curiga) Sulit tidur (insomnia)

• Hanya di rumah saja, tidak mau pergi ke sekolah, tidak mau main ke tetangga, sering menyendiri, melamun (isolasi diri, anti sosial)

Mengacak-acak sisa makanan (infantile) • Tidak mau mandi (dekorum buruk)

(7)

 Gejala pertama didapati 2 tahun lalu (tahun 2013, usia

pasien 17 tahun) saat itu keluhan pasien : tidak mau masuk sekolah, mengurung diri di kamar, tidak mau bersosialisasi, minder dengan teman-temannya, lebih sering menutup muka jika bertemu dengan orang lain, tidak kontak mata, tidak mau bicara, tidak mau mandi, senyum-senyum sendiri, tidak tidur, gelisah, mondar-mandir, dan jarang bergaul selama kurang lebih 3 bulan  sehingga pasien dirawat hingga membaik & dipulangkan.

(8)

 Pada 2014, 8 bulan setelah dirawat pertama

kali (usia pasien 18 th) pasien dibawa ke

RSJ lagi, dengan keluhan : mogok sekolah,

hanya mau di rumah, minder, tidak mau makan, tidak mau tidur, gelisah, cepat tersinggung, curiga, sering sakit kepala, ingin bunuh diri  minum obat hanya saat sahur saja (tidak teratur) dan ketika obat habis tidak kontrol lagi  sehingga pasien dirawat lagi hingga membaik kemudian dipulangkan.

(9)

• Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. • Sosial ekonomi keluarga pasien kurang.

• Struktur keluarga yang tinggal serumah dengan

pasien saat ini :

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit

seperti pasien, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, tidak ada yang menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol.

(10)

Riwayat Prenatal (0-1 tahun) : pasien lahir cukup bulan,

merupakan anak yang diharapkan dan direncanakan, partus normal, persalinan dibantu oleh bidan. Tidak ada cacat bawaan. Sewaktu hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat.

Masa Kanak-kanak Awal (1-3 tahun) : perkembangan

sesuai usia, mampu berjalan pada umur 1 tahun, mampu berbicara pada umur 1,5 tahun. Pasien mendapatkan ASI sampai umur 2 tahun. Tidak ada gejala problem perilaku.

(11)

Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11

tahun) :

Pasien masuk SD di usia 6 tahun. Tidak pernah tinggal kelas, prestasi di sekolah rata-rata. Pasien sering dimanja sehingga tidak mandiri.  Masa Kanak-kanak Akhir (dari pubertas

sampai remaja) : Pasien melanjutkan

pendidikan sampai SMA, sejak masuk SMA pasien mulai malas masuk sekolah dengan berbagai alasan tidak jelas. Pasien tertutup dan pendiam.

(12)

 Pasien sudah tidak mau bersekolah sejak 4 bulan

yang lalu (usia 19 tahun), hanya mengurung diri di kamar.

 Tidak membantu pekerjaan rumah.

 Pasien tidak akrab dengan tetangga sekitar.Kebiasaan Sebelum sakit Sesudah sakit

Mandi 2x/hari Jarang

Makan 3x/hari Disuruh

Tidur 6-8 jam/hari Sulit tidur

Sholat Kadang-kadang Tidak pernah

hobi Nonton dan main

game

(13)

• Didapatkan :

Poverty of speech, agresivitas verbal, afek

inappropriate, daya ingat buruk, giggling,

inkoheren, irrelevan, echolali, psikosomatik,

orientasi tempat buruk, insight of illness buruk,

halusinasi auditorik, halusinasi visual,

distraktibilitas, irritable, memori masa lalu buruk, intelegensia sesuai tingkat pendidikan, DPB (+), orientasi orang baik.

(14)

 Kesadaran : compos mentis  Tekanan darah : 120/80 mmHg  Respirasi : 20x/menit  Nadi : 80x/menit  Suhu : 36,20C

 Keadaan gizi : baik

 Bentuk tubuh : astenikus  Kulit : sawo matang

 Kepala : bentuk dan

ukuran simetris

 Mata :

 conjungtiva : anemis

-/- Funduscopy : tidak dilakukan  Pupil : bulat, isokor, diameter

3 mm

 Sclera : ikterik

-/- Pergerakan : + segala arah  Refleks cahaya : +/+

(15)

• Hidung : deviasi , sekret -/-• Telinga : sekret

-/-• Mulut dan tenggorokan :

mukosa basah, faring

hiperemis (-) • Leher :

• JVP : 5±0 cmH2O

• KGB : tidak teraba membesar • Struma : tidak teraba

• Tiroid : DBN • Thoraks

Jantung : bunyi jantung S1 S2 reguler, murmur –

• Paru : VBS kanan=kiri, ronki , wheezing

-/-• Abdomen

• Hepar : tidak teraba membesar • Lien : tidak teraba membesar • Ruang traube : kosong

• Bising usus : (+) normal

• Genitalia : tidak dilakukan

• Ekstremitas : akral

hangat,CRT <2”, oedem -/-, clubbing finger

-/-• KGB : tidak teraba

(16)

 Keadaan susunan saraf  Saraf otak : DBN  Sensibilitas : DBN  Motoris : Normotonus  Refleks fisiologis : +/+  Refleks patologis :

(17)

-/-• Kesadaran : compos mentis • Roman muka : bingung

Kontak/rapport : +/adekuat • Perhatian : distraktibilitas

• Orientasi tempat : buruk; waktu : baik; orang : baik • Persepsi

Ilusi : tidak ada

Halusinasi : auditorik dan visual

• Memori

masa lalu : buruk

masa kini : baik

daya ingat : baik

daya ulang : baik

(18)

Pikiran

Bentuk : autistik

Jalan pikiran : asosiasi longgar

Isi : waham curiga dan somatik

Organisasi pikiran : DPB (+)

Penilaian

Norma sosial : buruk

• Wawasan penyakit : buruk

Emosi/afek : irritable, inappropriate, labil

Dekorum

Cara berpakaian : cukup

Kebersihan : kurang

Sopan santun : baik

Kematangan jiwa : immature

• Perilaku : infantile, giggling, self absorbed, smiling,

hiperkinetik

(19)

 Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan

 Pemeriksaan Psikologis : tidak dilakukan

(20)

 Pasien seorang laki-laki berumur 19 tahun,

pasien merupakan anak laki-laki, tiga bersaudara dan merupakan anak bungsu.

 Riwayat tumbuh kembang pada usia 0-3

tahun baik, pada masa anak-anak pertengahan baik dan pada masa akhir pasien merupakan seorang yang pendiam dan tertutup.

(21)

Tahun 2013 (17 tahun), pasien dibawa ke RSJ Cisarua dan dirawat

+- 1 bulan karena tidak mau masuk sekolah, mengurung diri di kamar, tidak mau bersosialisasi, minder dengan teman-temannya, lebih sering menutup muka jika bertemu dengan orang lain, tidak kontak mata, tidak mau bicara, tidak mau mandi, senyum-senyum sendiri, tidak tidur, gelisah, mondar-mandir, dan jarang bergaul selama kurang lebih 3 bulan setelah membaik pasien rawat jalan tetapi minum obat tidak teratur dan jarang kontrol.

Tahun 2014 (18 tahun), pasien kembali di rawat dengan keluhan

mogok sekolah, hanya mau di rumah, minder, tidak mau makan, tidak mau tidur, gelisah, cepat tersinggung, curiga, sering sakit kepala, ingin bunuh diri  setelah membaik  rawat jalan  tidak control teratur lagi.

(22)

Faktor presipitasi : kemungkinan karena masalah di sekolah, minum obat dan kontrol tidak teratur.

Faktor predisposisi : sifat pendiam dan tertutup, dimanja oleh ibu pasien, tidak mau bersosialisasi, menghabiskan waktu menyendiri

Mekanisme pertahanan mental :  proyeksi

(23)

 Pasien adalah laki-laki, 19 tahun, beragama Islam,

suku Sunda, pendidikan terakhir SMP. Pasien adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Pasien pernah dirawat pada tahun 2013 saat usia 17 tahun & 2014 saat usia 18 tahun selama selang

waktu saat tidak dirawat pasien masih dapat sekolah seperti biasa, tetapi memang pasien

(24)

 Saat ini pasien dirawat lagi karena dibawa oleh

keluarga dengan keluhan marah-marah dan mengamuk tanpa sebab, merusak barang-barang di rumah.

 Riwayat kebiasaan : tidak ada kebiasaan aneh.

(25)

• Roman muka : bingung

Kontak/rapport : +/adekuat • Perhatian : distraktibilitas

• Orientasi tempat : buruk; waktu : baik;

orang : baik

• Persepsi

• Ilusi : tidak ada

• Halusinasi : auditorik dan visual

• Memori

• masa lalu : buruk

• masa kini : baik

• daya ingat : baik

• daya ulang : baik

(26)

• Pikiran

• Bentuk : autistik

• Jalan pikiran : asosiasi longgar

• Isi : waham curiga dan somatik

• Organisasi pikiran : DPB (+)

• Penilaian

• Norma sosial : buruk

• Wawasan penyakit : buruk

• Emosi/afek : irritable/inappropiate, labil • Dekorum

• Cara berpakaian : cukup

• Kebersihan : kurang

• Sopan santun : baik

• Kematangan jiwa : immature

• Perilaku : infantile, giggling, self absorbed, smiling, hiperkinetik

(27)

 Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan

 Pemeriksaan psikologi : tidak dilakukan

(28)

Diagnosis kerja

Aksis I : Sindroma Klinik : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Diagnosis Banding : F25.0 Skizoafektif tipe manik

Aksis II : Gangguan Kepribadian : tidak ada diagnosis

Gangguan Perkembangan : tidak ada diagnosis

Aksis III : Kondisi Medik Umum : tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah psikososial : masalah hubungan interpersonal di sekolah

Taraf : sedang

Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global : GAF scale 41 – 50 gejala berat,

(29)

 Skizofrenia : gangguan jiwa yang berat ditandai

dengan tidak selarasnya emosi, pikiran, tingkah laku, disertai dengan gejala seperti halusinasi dan waham.

(30)

 laki = perempuan. Onset pada

(31)

 Skizofrenia paranoid (F20.0)  Skizofrenia hebefrenik (F20.1)  Skizofrenia katatonik (F20.2)  Skizofrenia tak terinci (F20.3)

 Depresi pasca skizofrenia (F20.4)  Skizofrenia residual (F20.5)

 Skizofrenia simpleks (F20.6)  Skizofrenia lainnya (F20.7)  Skizofrenia YTT (F20.8)

(32)

 Untuk mengklasifikasikan perjalanan penyakitnya:

 Berkelanjutan (.x0)

 Episodik dengan kemunduran progresif (.x1)  Episodik dengan kemunduran stabil (.x2)

 Episodik berulang (.x3)

 Remisi tak sempurna (.x4)  Remisi sempurna (.x5)

 Lainnya (.x8)

(33)

 Gejala klinik :

 Simtom positif : halusinasi, waham, tingkah laku bizzare.

 Simtom negatif : afek tumpul, kemiskinan dalam isi

pembicaraan, motivasi turun, anhedonia, penarikan diri, dekorum buruk.

 Gejala pramorbid : kepribadian skizoid, skizotipal :

pendiam, pasif, introvert sehingga memiliki sedikit teman.

 Gejala prodormal : gangguan berpura-pura / somatisasi,

perilaku sangat aneh, afek abnormal, bicara tidak lazim, gagasan aneh, pengalaman perseptual yang asing.

(34)

 Pedoman diagnostik skizofrenia hebefrenik

berdasarkan PPDGJ III :

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

 Diagnosis pertama kali ditegakkan pada usia remaja

atau dewasa muda (onset mulai 15-25 tahun).

 Kepribadian pramorbid : pemalu, senang menyendiri.

 Gangguan afektif dan dorongan kehendak serta

(35)

Model diatesis – stress. Faktor biologis.

Hipotesis dopaminergik.

Serotonin. Norepinefrin.

Asam amino : GABA.

Genetika.

Faktor psikososial.

Teori tentang pasien individual. Teori psikoanalitik.

Teori psikodinamika.

 Norepinefrin.

 Asam amino : GABA.

 Genetika.

 Faktor psikososial.

 Teori tentang pasien individual.

 Teori psikoanalitik.

 Teori psikodinamika.

 Teori belajar.

 Teori keluarga.

 Ikatan ganda.

 Keretakan dan kecondongan

keluarga.

 Keluarga yang saling mendukung

secara semu dan bermusuhan semu.

 Emosi yang diekspresikan.

(36)

Psikofarmaka :

• Risperidon tab 2 mg 2x1 • THF tab 2 mg 3x1

• Clorpromazin tab 100 mg 1x1 malam hari

Rehabilitasi

• Terapi kerja psikomotor • Terapi kerja musik

• Social skill training • Edukasi keluarga

(37)

Psikoterapi

• Memberikan gambaran pada keluarga pasien bahwa pasien

sedang sakit & butuh dukungan/support dari keluarga

Pasien diberi nasihat agar tidak terlalu memikirkan kejadian

yang sudah berlalu.

• Interpersonal psychoterapy

Usul

(38)

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Referensi

Dokumen terkait

Bangun layang-layang merupakan bangun datar yang terbentuk dari gabungan 2 segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang. Layang-layang mempunyai beberapa sifat khusus yaitu:..

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan (2) intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan (3)

Orang mungkin menggunakan diagram urutan untuk menunjukkan interaksi dalam satu kasus penggunaan atau di salah satu skenario dari sistem perangkat lunak.. Sebuah diagram

Latar juga dapat dilihat dari sisi fungsi yang lebih menyaran pada fungsi latar sebagai pembangkit tanggapan atau suasana tertentu cerita. Fungsi latar terbagi atas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pelaku usaha UMKM Bengkel Sepeda Motor di Semarang dalam penugasan karyawan sebelum

Keterkaitan hormon steroid pada regulasi VEGF didukung oleh penelitian secara in vitro pada kultur sel endometrium dengan reseptor progesteron positif yang menunjukkan

Berdasarkan hasil penelitian ini, Seksi Penge- lolaan Taman Nasional I, Taman Nasional Alas Purwo memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tergolong sedang dengan