BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara diawali oleh Perusahaan Zuellig Group, perintis produksi pakan ternak di Asia Tenggara, sejak tahun 1953.
Dimana, perusahaan induk berada di Swiss dengan nama Gold Coin Group. Di Indonesia perusahaan ini diberi nama PT. Gold Coin Indonesia. Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam bidang usaha produksi pakan ternak yaitu pakan sapi, kambing, babi, unggas, ikan, udang, dan hewan peliharaan lainnya di wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Perusahaan Gold Coin Group telah tersebar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Philipina, Srilangka, India dan Laos. Melihat perkembangan peluang pasar yang semakin luas dan kesempatan pasar yang baik, maka didirikanlah PT. Gold Coin Indonesia Medan.
Seiring dengan perkembangannya, PT. Gold Coin Group menggunakan teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bisa diterima masyarakat. Selain itu PT. Gold Coin Group senantiasa didukung oleh tenaga-tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan.
Selain didukung oleh tenaga ahli, Gold Coin Group juga didukung dengan sarana peralatan laboratorium dan sumber daya manusia yang berpengalaman
dalam menjamin terjaganya kualitas bahan baku untuk dapat menghasilkan produk pakan ternak dengan hasil yang baik.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Gold Coin Group memiliki ruang lingkup bidang usaha dalam bidang produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill tiap tahunnya menghasilkan 300.000 ton pakan ternak sebagai produk utama dan pakan khusus. Adapun pakan ternak yang dihasilkan adalah:
1. Produk pakan utama : pakan unggas, babi, sapi, dan kambing. 2. Produk pakan khusus : pakan ikan, udang, dan katak.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan–hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi berupa urutan sistematis yang dapat menggambarkan aliran informasi dari perusahaan tersebut.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk lini fungsional. Disebut lini karena tiap kepala bagian divisi memberikan perintah secara langsung kepada bawahannya, dan bawahannya bertanggung jawab kepada kepala bagian bidangnya. Disebut fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara
langsung. Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan di PT. Gold Coin Indonesia ini adalah:
1. General Manager
a. Mengontrol kinerja perusahaan secara keseluruhan. b. Bertanggungjawab atas kemajuan perusahaan. 2. Secretary
a. Menerima surat-surat yang masuk dan membuat laporannya.
b. Menerima telepon untuk general manager dan menyusun janji secara selektif.
c. Menerima data aktifitas mengenai bahan baku.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia General Manager Gardener Personnel Executive Receptionist Security Messenger Driver Cleaning Service Sales Manager Technicial Service Sales Staff Sales Divisi Aqua Purchasing Executive Account Payable Admin Mill Controller GL & Tax Credit Controller DO Clerk Sales Admin Factory Manager Sweeper Stock Supervisor Production Admin Receiving Delivery Weight Bridge Forklift Operator Production Supervisor Control Room Dumping Operator Sacking Off Pellet Operator Sweeper Maintenance Supervisor Mechanical Electrical Store Keeper Boiler Operator Chemist Lab. Assistant QAO QAO Assistant Secretary Keterangan : Hubungan lini Hubungan fungsional
3. Personalia Executive
a. Mengontrol absensi pegawai yang dikoordinasi dengan satpam.
b. Menyelesaikan semua surat dan dokumen perusahaan kepada pemerintah. c. Mendaftarkan pegawai pada PT. JAMSOSTEK dan asuransi lainnya. d. Membuat daftar gaji pegawai dan mendistribusikannya.
e. Membuat daftar kerja lembur dan memasukkannya pada daftar gaji. f. Membuat perencanaan pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan. g. Melakukan analisis dan evaluasi pekerjaan.
h. Melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai bersama dengan pihak manajemen.
4. Receptionist
a. Menerima telepon dan menghubungkannya dengan pegawai yang bersangkutan.
b. Melayani tamu yang berkunjung ke perusahaan. c. Memeriksa tagihan telepon.
5. Security
a. Memeriksa kehadiran karyawan, mencatat jumlah ketidakhadiran, alasan ketidakhadiran dan identitas karyawan kemudian melaporkannya ke bagian personalia.
b. Memeriksa dan mengawasi tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke areal pabrik.
c. Mencatat data-data tamu dan pemasok bahan baku yang masuk ke areal pabrik.
d. Mengontrol situasi pabrik selama beroperasi. 6. Messenger
a. Mengatur pesanan berupa dokumen-dokumen perusahaan-perusahaan yang dituju baik swasta maupun pemerintah.
b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kuitansi dengan persetujuan dari atasan kepada perorangan, perusahaan maupun lembaga-lembaga keuangan yang ditunjuk.
7. Driver
Mengantar atasan ke tempat-tempat manapun untuk kepentingan perusahaan. 8. Cleaning service/gardener/sweeper
Menjaga kebersihan kantor dan taman. 9. Sales manager
a. Merencanakan program promosi yang akan dilakukan. b. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan.
c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan terakkhir.
d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain.
e. Bertanggungjawab atas kelancaran penjualan dan pencapaian target.
f. Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan tentang hasil penjualan baik secara lisan maupun tulisan.
10. Technical Service
a. Mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik b. Membantu bagian penjualan untuk mendapatkan pelanggan yang baru
c. Membantu pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan d. Menanggapi dan menyelidiki keluhan dari pelanggan
11. Sales staff
a. Memasarkan produk ke pasar. b. Mencari pelanggan
12. Sales Divisi Aqua
Bertugas untuk memasarkan pakan udang maupun burung. 13. Purchasing Executive
a. Merencanakan system pengadaan dan persediaan bahan.
b. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan harga. c. Memperbaharui perjanjian kontrak.
14. Ac. Payable admin
Bertanggungjawab terhadap pembukuan utang perusahaan. 15. Mill Controller
Mengontrol keuangan, pengucuran kredit, penentuan harga, menghitung profit, menerima pembayaran, mencatat pembayaran, mengeluarkan tagihan-tagihan.
16. GL & Tax
a. Menerima laporan dari supervisor stock setiap hari yang dibuat dalam daftar nomor, harga dan nomor kontrak per komoditas dan per supplier.
b. Menerima laporan harga dari bagian pembelian dan membuat daftar nomor dan nomor kontrak dalam laporan penerimaan.
c. Pembayaran voucher pada kasir dan membuat nomor kontrol, nomor daftar, nomor kontrak bahan baku, bahan kemasan dan lain-lain.
17. Credit Control
Bertanggungjawab terhadap penjualan yang dilakukan secara kredit. 18. DO Clerk
a. Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi b. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery
untuk mengetahui posisi stok produk jadi
c. Mencatat jumlah barang yang keluar meliputi jenis, harga, dan pelanggan yang membeli.
19. Sales Admin
a. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan b. Membuat laporan aktivitas dari pelanggan
c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan akhir
20. Factory Manager
a. Bertanggungjawab atas jumlah, jenis, dan mutu produk yang dihasilkan. b. Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan peralatan produksi.
c. Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi.
d. Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi kepada sales manager atau bagian penjualan.
21. Stock Supervisor
b. Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pengeluaran. c. Memeriksa bahan baku dan hasil produksi di laboratorium. 22. Admin. Production
Menerima laporan dari bagian produksi, gudang, misalnya hasil dosing, premix, pengeluaran produk dan laporan stock.
23. Receiving
a. Melakukan pengambilan sampel.
b. Menghitung jumlah batch pada saat pembongkaran bahan baku dan penempatannya di gudang, memeriksa kondisi fisik.
c. Melakukan update stock di lapangan, yaitu keluarnya barang dari gudang yang digunakan untuk proses produksi.
24. Delivery
Melakukan pengeluaran produk sesuai dengan delivery order. 25. Weight Bridge Operator
a. Menimbang bahan baku yang masuk ke pabrik. b. Menimbang produk yang keluar dari pabrik. 26. Operator forklift
a. Bertanggungjawab dalam pengoperasian forklift sesuai dengan bagiannya. b. Merawat forklift.
27. Sweeper
Menjaga kebersihan areal produksi dan gudang. 28. Production Supervisor
b. Merencanakan pembagian bahan baku dan bahan aditif c. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.
d. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisis, serta evaluasi pekerjaan bawahannya.
29. Control Room
a. Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang telah ditetapkan. b. Menentukan intake dumping.
c. Memberikan instruksi ke operator feed aditive sesuai dengan rencana produksi.
d. Berkoordinasi dengan bagian maintenance mengenai penggantian saringan, pembersihan magnet.
e. Berkoordinasi dengan operator pellet tentang ration yang diproduksi dan jumlah batch.
30. Dumping Operator
a. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu
b. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan bahan baku yang digunakan pada proses produksi melalui koordinasi dengan bagian control room
c. Mencatat jumlah bahan baku yang telah didumping d. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan areal kerja
e. Bertanggung jawab terhadap penggulungan second hand gonny bag f. Bertanggung jawab kepada factory manager
31. Sacking off Operator
- Produk jadi yang diproduksi harus sesuai dengan karung plastiknya dan feed ticketnya.
- Pengambilan sampel produk jadi.
b. Berkoordinasi dengan bagian controll room. c. Berkoordinasi dengan bagian maintenance. 32. Operator Pellet
a. Bertanggungjawab terhadap produk pellet yang dihasilkan oleh mesin pellet.
b. Bertanggungjawab terhadap kualitas pellet.
c. Koordinasi dengan bagian maintenance dalam pengoperasian mesin pellet. 33. Maintenance Supervisor
a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya. b. Melakukan perencanaan perawatan mesin. 34. Mechanical
a. Bertanggungjawab atas perawatan mesin secara mechanical.
b. Menjalankan jadwal pemeriksaan mesin, pelumasan, dll sesuai dengan petunjuk.
c. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.
d. Membuat laporan kerja dan laporan bulanan pada atasan. 35. Electrical
a. Bertanggungjawab akan perawatan electrical system. b. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.
d. Memeberitahukan aturan pengoperasian alat electrical kepada operator. e. Membuat laporan yang diperlukan terutama dalam pemakaian arus listrik
PLN.
f. Menjaga alat-alat kerja dan kebersihan electrical system. 36. Store Keeper
a. Bertanggung jawab akan penerimaan dan penyimpanan spare part b. Merencanakan persediaan spare part dan penggantian spare part
c. Memberikan laporan kepada atasan, pemakaian solar, air dan spare part d. Menyampaikan saran/usul kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih baik
37. Boiler Operator
a. Bertanggungjawab akan pengoperasian boiler dan saluran pipa uap. b. Merawat boiler.
c. Menyiapkan laporan yang diperlukan atas boiler. 38. Chemist
a. Melakukan analisis bahan baku maupun produk jadi.
b. Melakukan hasil pemeriksaan kepada bagian QAO dan Branch manager. 39. Quality Assurance Officer
a. Memastikan pemakaian raw material dengan benar.
b. Mengawasi sistem FIFO untuk setiap raw material yang dipakai maupun finished product.
c. Mencatat umur stock raw material dan finished product. d. Turut mengawasi operasional pabrik
- Dumping raw material dan pemakaian feed additif - Memastikan saringan dengan benar
- Mengawasi bagian sacking, meliputi kualitas fisik, kualitas jahitan dan jumlah berat
e. Memastikan produk yang keluar dalam keadaan baik. - Kualitas sesuai dengan standar masing-masing - Bak truk kering dan basah sebelum pakan dimuat - Jumlah tonase pakan sesuai
f. Mencatat dan membuat laporan yang ditujukan kepada general manager dan bagian yang terkait.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada PT. Gold Coin Indonesia berjumlah 95 orang yang dikelompokkan sesuai dengan tingkat pendidikannya yaitu S1 keatas, D III dan SMU kebawah. PT. Gold Coin Indonesia juga memiliki sistem kontrak kerja yang bersifat sementara tergantung permintaan masing-masing departemen dan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Jumlah tenaga kerja PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia
No Jabatan Jumlah 1 General Manager 1 2 Secretary 1 3 Personnel Executive 1 4 Receptionist 1 5 Security 7 6 Messenger 1
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Gold Coin Indonesia-Medan (Lanjutan) No Jabatan Jumlah 8 Cleaning Service 2 9 Gardener 1 10 Sales Manager 1 11 Technical Service 3 12 Sales Staff 2
13 Sales Divisi Aqua 2
14 Purchasing Executive 1
15 Account Payable Admin 1
16 Mill Controller 1 17 GL & Tax 1 18 Credit Controller 1 19 DO Clerk 2 20 Sales Admin 1 21 Factory Manager 1 22 Stock Supervisor 1 23 Production Admin 2 24 Receiving 3 25 Delivery 2 26 Weight Bridge 1 27 Forklift Operator 4 28 Sweeper 4 29 Production Supervisor 2 30 Control Room 3 31 Dumping Operator 11
32 Sacking Off Operator 10
33 Pellet Operator 2 34 Maintenance Operator 1 35 Mechanical 1 36 Electrical 2 37 Store Keeper 1 38 Boiler Operator 2 39 Chemist 3 40 Lab Assistant 2 41 QAO 1 42 QAO Assistant 1
2.4. Proses Produksi
Berdasarkan tipenya PT. Gold Coin Indonesia merupakan industri yang bergerak dibidang manufacturing, industri proses, karena berkenaan dengan peningkatan nilai tambah produk yang dihasilkan melalui pencampuran dan pembentukan atau dengan proses kimia. Sedangkan berdasarkan volume produksinya, PT. Gold Coin Indonesia digolongkan dalam jenis batch production karena produksi dilakukan adalah dalam ukuran lot tertentu.
2.4.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia meliputi bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Bahan-bahan tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Zat-zat gizi yang dibutuhkan tersebut adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia yaitu:
1. Jagung 2. Dedak
4. Tepung Ikan
5. Tepung Daging dan Tulang 6. Kopra
7. Minyak Sawit (CPO) 8. Ampas Sawit
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas dan produk. Selain itu, bahan tambahan juga merupakan bahan yang ditambahkan pada produk akhir untuk menambah nilai jual produk tersebut. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:
1. Karung plastik sebagai pembungkus produk agar produk siap dijual. Karung plastik dibeli dari beberapa pabrik karung plastik lokal.
2. Benang jahit, yang digunakan untuk menjahit kemasan karung. Benang ini biasanya dibeli dari Jawa.
3. Feed card, yaitu kertas yang menunjukkan kode produksi berupa waktu produksi, jenis, dan komposisinya.
4. Garam dan mineral, seperti sodium, pig mineral, dan poultry mineral. Digunakan untuk pertumbuhan tulang dan menjaga keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh ternak. Biasanya bahan ini diimport dari USA.
5. Vitamin, seperti lysine, dan luprosi, yaitu merupakan komponen organik yang dibutuhkan untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh hewan ternak. Bahan ini berasal dari Australia.
6. Minyak nabati, yaitu berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan ternak. Minyak ini akan mempermudah adonan pakan melewati saringan. Bahan ini juga biasa diimport dari USA.
7. Zat aditif, seperti tapioca, yaitu berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Bahan ini diimport dari Spanyol. 8. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl Cairan ini berfungsi untuk
memperhalus permukaan pakan ternak, yaitu dicampur pada saat proses pelleting. Bahan ini berasal dari USA.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar. Adapun bahan penolong yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan ini adalah:
1. Solar sebagai bahan bakar
Berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer dan boiler dan berasal dari Pertamina.
2. Minyak pelumas sebagai pelumas
Berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi dan berasal dari Pertamina.
3. Air
Sebagai bahan penolong air digunakan untuk air umpan pada boiler. Air yang digunakan berasal dari air tanah.
2.4.2. Uraian Proses
Untuk mendapatkan produk pakan ternak standard PT. Gold Coin Indonesia-Medan bahan baku dan bahan tambahan harus melalui berbagai tahapan, tentunya dengan bantuan bahan penolong. Adapun tahapan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan yaitu:
1. Penimbangan (dosing)
Penimbangan merupakan tahapan proses produksi pertama. Semua bahan baku sebelumnya telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian akan dilakukan penimbangan (dosing). Timbangan terdapat dua unit yaitu timbangan I (kapasitas 3 ton) dan timbangan II (kapasitas 1,5 ton). Sebelumnya formula telah dimasukkan ke computer batching sesuai komposisi produk yang ingin diproduksi. Tiap bahan akan ditimbang sesuai dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk diproses tiap batchnya dimana 1 batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
2. Penggilingan (Grinding)
Selanjutnya bahan baku yang berada di bin hopper dibawa vibrator shiever dengan menggunakan slide gate. Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shiever (saringan bergetar) untuk memisahkan
bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. vibrator shiever memiliki saringan dengan ukuran 14 mesh, 16 mesh dan 20 mesh. Bahan baku dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 ton/jam dan berputar dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringan/pengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil pengilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper penampung oleh udara kejut yang disemprotkan jet filter. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau. Setelah itu bahan baku yang telah halus dilanjutkan ke mesin mixer.
3. Pencampuran (mixing)
Hasil penggilingan dari hammer mill akan dicampur hingga rata di mixer. Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan
hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang
digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW. Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang control dan biasanya pencapuran telah sempurna pada waktu 4 menit. Jika produk yang diinginkan dalam bentuk mash (tepung), hasil pencampuran dari mesin mixer akan dibawa langsung ke bin finished product. Namun untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses peletizing dan crumbling.
4. Pembutiran (Peletizing)
Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Steam yang digunakan bersuhu 70-80oC dan bertekanan 8-9 bar. Pemanasan
dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari 2 buah ring die press yang bekerja berputar dan menekan die ring yang memiliki
lubang-lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 ton/jam dengan daya 200 KW. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press sesuai dengan ukuran cetakan produk yang diinginkan, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong
hasil pellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan atau ring die memiliki banyak jenis ukuran, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 mm. Setelah itu butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar (28oC). Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari
proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin cooler ini akan diteruskan ke mesin crumble.
5. Proses Pembentukan (Crumble Crumbling)
Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble
yang dihasilkan kemudian akan melewati penyaringan oleh vibrator screen untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished product untuk proses sacking. Sisa dari proses pengayakan akan dibawa kembali ke mesin hammer
mill untuk proses penggilingan kembali.
6. Pengepakan (Sacking Off)
Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, dan crumble akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dicurahkan ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kg/karung setelah dilakukan penyetelan pada mesinnya. Selanjutnya dengan belt conveyor karung dibawa ke sewing
machine untuk dijahit dan dengan menambahkan feed ticket pada karung.
Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift.