• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN MENENDANG DENGAN BEBAN 2 KG ENAM REPETISI DUA SET LEBIH BAIK MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KECEPATAN TENDANGAN LURUS KE DEPAN DARI PELATIHAN MENENDANG DENGAN BEBAN 2 KG

EMPAT REPETISI TIGA SET SISWI SMA NEGERI 2 KOTA KUPANG

Oleh

Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*

ABSTRAK

Kekuatan tendangan dan kecepatan tendangan lurus ke depan pada suatu pertandingan pencak silat masih dipertanyakan, karena dapat ditangkap atau ditepis lawan saat pertandingan.Perlu dilakukan penelitian terhadap peningkatan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan. Telah dilakukan penelitian terhadap sampel 28 orang dipilih secara acak sederhana dari siswi SMA Negeri 2 Kota Kupang ekstrakurikuler pencak silat. Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 14 orang . Kelompok I pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi dua set dan kelompok II Pelatihan dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set. Data sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan deskriptif untuk mengetahui data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji parametrik. Uji beda t-inpendent untuk menegtahui beda kelompok 1 kekuatan p=0,028 dan kelompok 2 kekuatan p=0,000 beda kedua kelompok kekuatan p=0,096 (p>0,05).Uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan kelompok kecepatan. Hasil dengan nilai p=0,000. kedua kelompok menunjukkan sebelum perlakuan tidak berbeda bermakna. Kedua pelatihan menunjukkan ada peningkatan yang berarti. Disumpulkan bahwa pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set, pelatiha 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Kata Kunci: Pelatihan Beban 2 Kg Siswi Sekolah Menengah Atas, Tendangan Lurus Ke Depan, Kekuatan dan Kecepatan.

(2)

RAININGKICK WITH LOAD 2 KG SIX REPS TWO BETTER SET TO INCREASE POWER AND SPEED KICK STRAIGHT AHEAD OF TRAINING COST OF 2 KGKICK

WITH FOUR REPS THREE SET SMA NEGERI 2 CITY KUPANG

By

Martina Dewi Lengo *, B.K Satriayasa ** N. U. Badu ** * Master of Sports Physiology University of Udayana *

ABSTRACT

Kick strength and speed kick straight ahead on a martial arts game is questionable, since it can be arrested or denied by an opponent when pertandingan.Perlu conducted research on improving the strength and speed kick straight ahead. Has conducted a study of 28 samples randomly selected from SMA Negeri 2 Kota Kupang extracurricular martial arts. The samples were divided into two groups of 14 people each. Group I kick training with a load of 2 kg two sets of four reps and group II training with a load of 2 kg three sets of four reps. Data before and after treatment were tested with descriptive to determine the normal distribution of data and homogeneous continued with parametric test. T-inpendent different test for different menegtahui strength of group 1 and group p = 0.028 p = 0.000 2 strength difference between the two groups of strength p = 0.096 (p> 0.05) .Uji t-paired to compare the average values before and after treatment group velocity. Results with p = 0.000. both groups showed no significant difference before treatment. Both the training showed no significant improvement. Disumpulkan that training kicked off with a load of 2 kg two sets of six reps better improve strength and speed kick straight to the front of the training kicked off with a load of 2 kg three sets of four reps, pelatiha 3 times a week for 8 weeks.

Keywords: 2 Kg Load Training High School Students, Kick Straight Ahead, Strength and Speed.

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pencak silat adalah salah satu cabang olehraga bela diri yang banyak digemari oleh masyarakat umum di Indonesia. Pencak silat merupakan budaya bangsa Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Pencak silat telah menjadi olahraga yang dikenal luas di tingkat regional maupun internasional.

Pencak silat memiliki beberapa gerak dasar yakni : kuda – kuda, sikap pasang, pola langkah, belaan, hindaran, serangan, dan tangkapan. Pertandingan pencak silat menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda, keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis, mengelak, mengena, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan tehnik dan taktik bertanding, ketahanan stamina, semangat juang, dan menggunakan kaidah bertanding.

Tendangan lurus ke depan merupakan serangan yang menggunakan kaki sebelah kiri dan kanan lintasannya ke arah perut dan dada. Tendangan lurus ke depan yang diperagakan oleh seorang atlet pencak silat harus dengan kecepatan. Kecepatan tendangan lurus ke depan dapat meningkat

dengan diberikan pelatihan menggunakan beban yang bertahap dan kemudian ditingkatkan.

Salah satu kelompok atlet pencak silat adalah siswi di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang, pengamatan di lapangan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang dapat dibaca atau ditepis sehingga lawan dapat mengelak bahkan dapat menangkap. Salah satu penyebab mudah dibaca oleh lawan adalah kecepatan tendangan lurus ke depan masih dibawah standar, untuk meningkatkan tendangan lurus ke depan dapat dilakukan dengan pelatihan kecepatan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis terdorong unrtuk melakukan penelitian dengan judul : Pelatihan Menendang Dengan Beban 2 kg Enam Repetisi Dua Set Lebih Baik Meningkatkan Kekuatan Dan Kecepatan Tendangan Lurus Ke Depan Dari Pelatihan Menendang Dengan Beban 2 kg empat repetisi Tiga Set Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:1)Apakah pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah

(4)

Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.2)Apakah pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.3)Apakah pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan, dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang. Tujuan penelitian : 1)Untuk membuktikan pelatihan menendang dengan beban 2 kg meningkatkan kekuatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang. 2) Untuk membuktikan pelatihan menendang dengan beban 2 kg meningkatkan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menangah Atas Negeri 2 Kota Kupang. 3)Untuk membuktikan pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repatisi tiga set sisiwi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang. Hipotesis penelitian sebagai berikut :1)1. Pelatihan menendang dengan

beban 2 kg enam repetisi dua set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 kota Kupang.2)Pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.3) Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan,dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 kota Kupang.

METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dikenakan kepada siswi Sekolah Menengha Atas Negeri 2 Kota Kupang ekperimental Randomized pretest- post test Group Design (Pocock , 2008).

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi lapangan basket Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang, 3 kali seminggu selama 8 minggu.

(5)

C.Populasi dan Sampel

Populasi yaitu: siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang berjumlah 28 orang.1) Jenis kelamin wanita 2)Umur 16 sampai 19 tahun.3)Tinggi badan. 1,45 cm-1,55 cm.4) Kebugaran fisik kategori normal.5) Berat Badan 45 kg-50 kg.

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.

D.Tehnik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian didapat dari populasi sebanyak 28 orang masing– masing kelompok berjumlah 14 orang yang memenuhi syarat dengan acak sederhana, kelompok 1 enam repetisi dua set dan empat dan kelompo 2 empat repetisi tiga set. Prosedur perlakuan sebagai berikut: 1)Subjek yang akan melakukan pelatihan beban posisi berdiri kaki kanan berada di belakang kaki kiri membentuk kuda- kuda depan, selanjutnya beban 2 kg diikatkan pada pergelangan kaki, kaki kanan mengangkat beban 2 kg menendang ke depan secara terus menerus.2)Kaki kanan subjek melakukan gerakan menendang ke depan kemudian

kembeli keposisi semula sesuai dengan volume pelatihan. Ketika kaki diayunkan ke depan posisi tungkai adalah ekstensi penuh dengan membentuk sudut kurang lebih 45º terhadap sumbu tubuh, sementara kaki kiri tetap dalam keadaan statis (Dei 2011), pada kelompok 1 gerakan ini dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Kelompok 2 gerakan ini dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali.4) Pada kelompok 1 pelatihan beban ini dilakukan sebanyak 2 set, pada kelompok 2 pelatihan beban ini dilakukan sebanyak 3 set, dengan waktu istirahat 1 menit.5) Pelatihan dilakukan sebanyak 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan langkah – langka sebagai berikut: Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data subjek seperti: tinggi badan, berat badan, indeks masa tubuh, yang datanya sudah diambil. Untuk

mencari rerata, sampling value, maksimum dan minimum maka dilakukan : 1)Uji normalitas data dengan Shapiro Wilk-Test bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok perlakuan

dengan kemaknaan yang digunakan p>0,05 maka data berdistribusi normal.2)Uji

(6)

homogenitas data dengan lavene´s test untuk mengetahui sebaran data yang homogen atau tidak, pada kedua kelompok perlakuan.3)Uji komparasi antar kedua kelompok sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan uji t-paired

bertujuan untuk menganilisis rerata peningkatan waktu tempuh kecepatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Normalitas Kekuatan

Sebagai prasyarat untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan maka dilakukan Uji Normalitas dengan menggunakan Shapiro Wilk Tes (data < 30) sedangkan Uji homogenitas menggunakan levene´s test, untuk semua variabel bebas dan tergantung.Tabel 1.

Uji Normalitas Kekuatan Sebelum Perlakuan dan Sesudah Perlakuan

Kelompok I dan 2 Tests of Normality Shapiro-Wilk Variabel Statistic Df Sig. Dat Kl 1 Sebelum Perlakuan 0,955 14,000 0,647 Kl 1 Setelah Perlakuan 0,898 14,000 0,105 Kl 2 Sebelum Perlakuan 0,913 14,000 0,171 Kl 2 Setelah Perlakuan 0,940 14,000 0,420 B. Uji Homogenitas

Untuk mengatahui varian data kelompok 1 dan kelompok 2 maka perlu dilakukan uji homogenitas levene´s test, diperoleh hasil tampak pada Tabel 2.

Uji Homogenitas Kedua Kelompok Kekuatan Sebelum dan Sesudah

Levene

Statistic df1 df2 P

2,441 3 52 0,075

Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan levene´s test data kedua kelompok menunjukkan seluruh data adalah homogen.

C.Beda Rerata Kedua Kelompok Kekuatan

Mengetahui perbedaan rerata peningkatan kelompok kekuatan sebelum dan sesudah perlakuan digunakan uji t-paired hasil pada Tabel 3.

Uji Beda Rerata Kedua Kelompok Kekuatan

Variabel N Rerata SB P Kl 1

Sebelum

(7)

Perlakuan 0.000 Kl 1 Sesudah Perlakuan 14 52,214 10,039 Kl 2 Sebelum Perlakuan 14 29,357 7,175 0,000 Kl 2 Sesudah Perlakuan 14 43,143 8,365

D.Uji Normalitas Kelompok Kecepatan Uji normalitas data kelompok kecepatan dengan menggunakan uji Shapiro wilk test yang hasilnya tertera pada Tabel 4.

Uji Normalitas Kelompok Kecepatan Variabel Shapiro-Wilk P Statisti c Df Dat Kl 1 Pre Kecepatan 0,982 14 0,98 5 Kl 1 Post Kecepatan 0,938 14 0,39 8 K l 2 Pre Kecepatan 0,893 14 0,09 0 Kl 2 Post Kecepatan 0,977 14 0,95 7

E.Uji Homogenitas Kecepatan Uji Homogenitas kecepatan dengan menggunakan lavene´s test beda selisih kedua kelompok kekuatan memiliki perbedaan dan bermakna dapat dilihat pada Tabel 5.

Uji Homogenitas Kecepatan

Levene

Statistic df1 df2 P

1.075 3 52 0,368

hasil uji homogenitas dengan levene´s test data kedua kelompok menunjukkan seluruh data adalah homogen.

E. Beda Selisih Kelompok I dan Kelompok II Kecepatan

Beda selisih peningkatan dua kelompok kecepatan dengan t-paire nampak pada Tabel 6. Variabel N Rerata SB Beda (detik) P Beda Kl 1 Kecepatan 14 11,548 3,108 8,122 0,000 Beda Kl 2 Kecepatan 14 3,426 1,560 Pembahasan

A.Karateristik Subjek Penelitian dan Lingkungan Penelitian.

Rentang tinggi badan subjek penelitian pada kedua kelompok sampel siswi yang dilibatkan sebagi objek peneliti pada kedua kelompok pelatihan adalah 1,45-1,55 cm dengan rerata 1,533-1,538 cm hal ini ada pada batas kat egori normal (Soetjiningsih, 1995).

Indeks massa tubuh

menggambarkan status gizi seseorang dengan demikian berdasarkan rerata

(8)

indeks massa tubuh pada kedua kelompok pelatihan menjelaskan bahwa status gizi subyek berada pada kategori normal 18,5-25 kg/m2 (Adiatmika, 2002). Rata-rata umur sampel yang dilibatkan sebagai subjek penelitian pada kedua kelompok dengan rerata 22,071±2,269.

Daerah yang nyaman bagi orang Indonesia untuk melakukan aktivitas pelatihan adalah kelembaban relatif yang berkisar antara 70-80% (Manuaba, 1998). Dengan demikian subjek penelitian sudah terbiasa dengan lingkungan tempat pelatihan. Lingkungan yang nyaman akan berdampak mengurangi beban bagi tubuh dan mengurangi pengeluaran keringat

berlebihan sehingga subjek dapat melakukan pelatihan dengan baik.

B.Peningkatan Kekuatan Tendangan Lurus Kedepan Sesudah Pelatihan. Hasil kekuatan tendangan lurus kedepan sebelum pelatihan pada kelompok 1, nilai ratarata 42,642 dan sesudah pelatihan kekuatan nilai rata-rata 52,071 dan kekuatan pada kel 2, nilai rata sebelum pelatihan 29,351 sesudah pelatihan 43,143. Hasil menunjukkan adanya peningkatan dalam hal kekuatan otot.

C.Pengaruh Pelatihan Terhadap

Kecepatan Tendangan Lurus Ke Depan.

Perbedaan hasil kecepatan tendangan lurus kedepan selama pelatihan 8 minggu dari tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) yang tertera pada Tabel 5.6 didapatkan rerata waktu tempuh kecepatan tendangan lurus kedepan dua kelompok pelatihan memiliki nilai p>0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua kelompok pelatihan menunjukkan hasil peningkatan dalam waktu tempuh sehinggga terjawab hipotesis satu dan dua yakni pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set dan empat repetisi tiga set dapat meningkatkan dan kecepatan tendangan lurus ke depan ektrakurikuler siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.

Perbedaan waktu tempuh kecepatan tendangan lurus ke depan sesudah pelatihan berbeda secara bermakna dan signifikan, perbedaan hasil akhir disebabkan oleh pelatihan yang dilakukan selama 8 minggu. Berdasarkan analisis data tes kekuatan dan kecepatan tendangan lurus kedepan pada kedua kelompok maka rerata kekuatan dan kecepatan sebelum dan sesudah pelatihan diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,5 (p<0,05) pada kedua kelompok perlakuan. Rerata kekuatan dan

(9)

kecepatan tendangan lurus kedepan sebelum dan sesudah pelaitihan pada masing – masing kelompok terdapat perbedaan yang bermakna. Kedua tipe pelatihan yang diterapkan memiliki pengaruh pelatihan dalam meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus kedepan.

Terjadinya peningkatan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus kedepan pada masing – masing kelompok diakibatkan dari pelatihan yang dilakukan selama 8 minggu dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dimana tubuh telah teradaptasi dengan pelatihan dan akan menghasilkan peningkatan yang berarti (Fox,1983; Nala, 2011).

Pelatihan yang teratur dan maksimal motokondria melakukan replikasi sehingga dapat mengerahkan sistem energi dominan untuk selalu siap menyediakan energi yang diperlukan, (Pardjiono, 2008).

Pelatihan fisik yang dilakukan dengan sistematis, teratur dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kemampuan fisik secara teratur (Astrand dan Radahl, 1986).

Nala (2011), Metode pelatihan yang efektif meningkatkan kecepatan adalah metode pelatihan interval, karena pelatihan interval

diikuti oleh suatu periode pulih asal setelah melakukan aktifitas maksimal atau submaksimal. Secara fisiologis pelatihan interval merangsang perbaikan pengambilan oksigen maksimum (VO2 MAX) akibat adanya peningkatan densitas atau jumlah motokondria dalam sel otot.

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 )Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.2) Pelatihan menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.3)Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi dua set lebih baik meningkatkan kekuatan dan kecepatan tendangan lurus ke depan dari Pelatihan Menendang dengan beban 2 kg empat repetisi tiga set siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Kupang.

(10)

B. Saran

Berdasarkan simpulan peneliti, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :1) Pelatihan beban 2 kg enam repetisi dua set dan empat repetisi 3 set dapat diterapkan di sekolah-sekolah dalam rangka penjaringan atlet yang potensial.2) Pelatiahan beban 2 kg enam repetisi dua set dan empat repetisi tiga set dapat dijadikan sumber pertimbangan

dalam memilih metode pelatihan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlit atau siswa .3) Pelatihan menendang dengan beban 2 kg enam repetisi tiga set dan empat repetisi tiga set dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun program pelatihan di klub-klub atau di sekolah-sekolah sebagai strategi yang lebih progresif dalam peningkatkan prestasi atlit.

DAFTAR PUSTAKA

1.Adiatmika, 2002. Pengukuran Kesegaran Jasmani. Denpasar: Udayana

University Press.

2. Manuaba, A.I.B. 1983. Aspek Ergonomi dalam Perencanaan Komplek Olahraga Dan Rekreasi. Naskah Lengkap Panel Diskusi Rencana Induk Gelora

3. Fox, E. L., 1984. Sport Physiologi 2 nd Edition, Philadelphia: Saunders College Publisher.

Olahraga. Bandung: Fakultas`Ilmu Olahraga.

.

4. Nala, 2002. Prinsip pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Bali.

Pardjiono, 2008. Hipertropi Otot Skeletal Pada Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan.5 (2): 111-119

6..Astrand, P. O., K. Rodahl, 1986. Teks Book of Work Pysiologi. New York : Me Graw Hill Book Company.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Suprapto.. adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. 39 Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa Kepala

Hasil yang didapatkan melalui observasi, wawancara dan partisipasi aktif dalam pembuatan minyak ikan di BBP2HP meliputi proses persiapan bahan dan alat,

Motif ini mengarah kepada gejala intrinsik yaitu menyangkut kepuasan individual. Keputusan tersebut berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan

Metode langsung adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran bahasa asing dengan langkah guru langsung menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa pengantar tanpa menggunakan

Karena pembacaan terhadap tradisi masa lalu dan masa kini menjadi kunci utama dalam upaya mengembangkan tradisi, metode bandongan yang dari awal lahirnya pesantren

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di pada karyawan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Persepsi karyawanDinas Pariwisata

Sedangkan menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah “Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena telah memberikan asung kerta wara nugraha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas