• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Fungsi dan Objek sasaran Administr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Fungsi dan Objek sasaran Administr"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peran, Fungsi, dan Objek (sasaran) Administrasi

dalam Pendidikan

Disusun Oleh:

1.

Rizki Prihantari (1652240051)

2.

Ifan Efendi (1622240027)

3.

Hafizhu khofaria (1622240024)

4.

Maria Ulfa (1622240031)

5.

Pitri Rusdianti (1652240043)

Dosen Pengampuh: Heriansyah, S.Pd, M.Si

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang

berjudul “Peran, Fungsi dan Objek (sasaran) Administrasi dalam Pendidikan” ini

dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yag telah membawa kita ke zaman yang terang benderang

sepertisaat in. Makalah ini berisi tentang pengertian dari administrasi menurut

beberapa ahli, peran, fungsi dan objek (sasran) administrasi dalam pendidikan.

Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami

secara mendalam tentang Administrasi Pendidikan. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan

penyusunan makalah berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata

kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bapak Heriansyah, S.pd, M.Si.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amiin.

Palembang, 16 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ..i

DAFTAR ISI ... ..ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ..1

B. Rumusan Masalah ... ..1

C. Tujuan ... ..1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Administrasi dan Pendidikan ... 2

B. Peranan Administrasi dalam Pendidikan ... 3

C. Fungsi Administrasi dalam Pendidikan ... 3

1. Perencanaan (planning) ... 4

2. Pengorganisasian (organizing) ... 5

3. Pengoordinasian (coordinating) ... 7

4. Komunikasi ... 8

5. Supervisi ... 9

6. Kepegawaian (staffing) ... . 9

7. Pembiayaan (budgeting)... 10

8. Penilaian (evaluating)... 10

D. Objek (sasaran) Administrasi dalam Pendidikan ... 11

1. Bidang Materil ... 11

2. Bidang Personel ... 12

3. Bidang Kurikulum ... 12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 13

B. Saran ... 13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, bidang studi administrasi

pendidikan boleh dikatakan masih baru. Administrasi pendidikan

diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an dan baru di

masukkan sebagai mata pelajaran dan mata ujian di SGA/SPG sejak tahun

1965/1966. Berbicara pendidikan, keberhasilan pengelolaan pendidikan

sangat didasarkan kepada bagaimana mengelola program pendidikan itu

sendiri.

Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar

mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan

orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Administrasi

sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama ada manusia

yang hidup dan bekerja sama dalam kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran administrasi dalam penddikan?

2. Apakah fungsi administrasi dalam pendidikan?

3. Apa saja objek atau sasaran yang termasuk dalam administrasi

pendidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah peranan, fungsi dan objek

(sasaran) administrasi dalam pendidikan ini adalah sebagai beikut:

1. Memahami peranan administrasi dalam pendidikan

2. Mengetahui fungsi administrasi dalam pendidikan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi dan Pendidikan

Administrasi berasal dari bahasa latin yaitu dari kata ad dan ministrare.

Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris,

yang berarti “ke” atau “pada” dan kata ministrare sama artinya dengan kata to

serve atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. Jadi, kata “administrasi” dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan usaha untuk melayani, membantu, mengarahkan, atau mengatur

semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.1

Setelah diuraikan secara singkat apa itu administrasi, maka administrasi

pendidikan ialah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala

sesuatu baik personel, spiritual maupun material, yang bersangkut paut

dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi, di dalam proses administrasi

pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat dalam proses pencapaian

tujuan pendidikan itu di integrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi secara

efektif dan semua materi yang diperlukan serta yang telah ada dimanfaatkan

secara efisien.2

Sedangkan pendidikan, baik diartikan sebagai proses maupun produk,

adalah masalah perseorangan. Anak didik sendirilah yang harus membuat

perubahan di dalam dirinya sesuai dengan yang dihendakinya. Proses

pendidikan terjadi di dalam diri individu, dan produk pendidikan menyatakan

diri di dalam tingkah lakunya. Demikianlah pendidikan tidak sama dengan

administrasi pendidikan.

Dalam buku kurikulum, usaha-usaha perbaikan dalam bidang pendidikan

dan administrasi pendidikan dari Departemen P dan K, dikatakan bahwa

administrasipendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama

dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan

1

M. Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 1987). h. 1-2.

2

(6)

dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia baik

personel, materiil maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien.3

B. Peranan Administrasi dalam Pendidikan

Peranan pendidikan dapat dipahami bukan hanya dalam konteks mikro

(kepentingan anak didik yang dilayani melalui proses interaksi pendidikan),

melainkan juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat luas.

Dalam konteks mikro, pendidikan harus mampu memberikan layanan belajar

mengajar kepada anak didik sesuai dengan kebutuhannya. Layanan belajar

mengajar yang baik dapat dilakukan dengan memerhatikan keragaman

karakteristik individual peserta didik. Sedangkan dalam konteks makro,

pendidikan harus mampu merealisasikan relevansi antara hasil-hasil

pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Relevansi pendidikan dapat

diupayakan dengan memperhitungkan dan mengantisipasi tuntunan serta

harapan masyarakat seiring dengan laju perkembangan sosial, ekonomi,

politik secara stimulan.4

Dari segi kemampuan penyelenggara pendidikan, prinsip pertama

mengisyaratkan pentingnya kemampuan memadukan berbagai komponen

sumber daya potensial pendidikan sebagai kekuatan bagi terselenggaranya

pendidikan. Prinsip kedua menunjukkan pentingnya mewujudkan relevansi

pendidikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai manifestasi dari konsep

Community Based Education. Sedangkan prinsip ketiga mengisyaratkan

pentingnya kemampuan menciptakan lulusan yang kompetitif.5

C. Fungsi Administrasi dalam Pendidikan

Proses administrasi pendidikan meliputi fungsi-fungsi perencanaan

organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, kepegawaian, pembiayaan, dan

evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain berkaitan erat.

3

Ibid, h. 3-4.

4

Moch. Idochi Anwar. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pembiayaan pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013). h. 1.

5

(7)

1. Perencanaan (planning)

Setiap program ataupun konsepsi memerlukan perencanaan dahulu

sebelum dilaksanakan. Perencanaan adalah suatu cara untuk

menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran masalah itu si

perencana membuat rumusan apa saja yang harus dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap

kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan atau planning maka

pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan

dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan

kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan

administrasi itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor

yang harus diperhatikan, yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik

sarana personel maupun material.

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai

b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilakukan.

c. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.

e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecah dan

bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

Dalam menyusun perencanaan, beberapa syarat-syarat berikut perlu

diperhatikan:

a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas

b. Bersifat sederhana, realistis dan praktis.

c. Terinci, memuat segala urian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian

tindakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan

d. Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan

(8)

e. Terdapat perimbangan terhadap bermacam-macam bidang yang akan

digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masig-masing.

f. Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta

kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang

tersedia dengan sebaik-baiknya.

g. Diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaksanaan.

Jadi dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa perencanaan

(planning) sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas

memikirkan dan memilih rangkaian kegiatan atau tindakan-tindakan

yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk

hubungan-hubungan kerja antar orang-orang sehingga terwujud suatu

kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam

pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang

dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan

bagian-bagian, sehingga terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang

harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Di dalam menyusun perencanaan, sebenarnya pengorganisasian

sudah pula dipikirkan dan disusun menjadi pola-pola kegiatan yang

diperlukan di dalam pelaksanaan. Itulah sebabnya maka sebagian orang

berpendapat bahwa fungsi pengorganisasian itu sebagaian masuk ke

dalam fungsi perencanaan, dan sebagian lagi masuk ke dalam fungsi

pelaksanaan.

Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi

tugas utama bagi para pemimpn pendidikan termasuk kepala sekolah.

Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah sehari-hari terdapat

bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan

(9)

dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan sendiri oleh

seorang pemimpin.

Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain adalah

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang hendaknya

disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan

kepribadian masing-masing orang uang diperlukan dalam menjalankan

kerjasama yang harmonis dan lancar.

Fungsi organisasi dapat diartikan ke dalam bermacam-macam

pengertian, antara lain:

a. Organisasi dapat diartikan sebagai memberi struktur terutama dalam

penyusunan atau penempatan personel, pekerjaan-pekerjaan,

material, dan pikiran-pikiran di dalam struktur itu.

b. Organisasi itu dapat pula ditafsirkan sebagai menetapkan hubungan

antara orang-orang. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung

jawab masing-masing angota disusun menjadi pola-pola kegiatan

yang tertuju pada tercapainya tujuan-tujuan atau maksud-maksud

kegiatan-kegiatan pendidikan dan pengajaran.

c. Organisasi dapat juga diartikan semata-mata mengingat maksudnya,

yakni sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.

Denga demikian, organisasi sebagai alat salah satu fungsi

administrasi pendidikan adalah sekumpulan aktivitas-aktivitas menyusun

dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujud kesatuan usaha

dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan.

Organisasi yang baik hendaklah memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat

sebagai berikut:

a. Memiliki tujuan yang jelas.

b. Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.

c. adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan

(10)

d. Adanya kesatuan perintah, para bawahan hanya mempunyai seorang

atasan langsung dan darinya lah ia menerima perintah atau

bimbingan, dan kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkan

hasil pekerjaannya.

e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

masing-masing anggota.

f. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing sehingga dapat

menimbulkan kerjasama yang harmonis dan kooperatif.

g. Pola organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasi

disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian.

h. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja, anggota tidak merasa

gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.

i. Adanya gaji atau insentif yang setimpal dengan jasa/pekerjaan

sehingga dapat menimbulkan gairah kerja.

j. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab kerja jelas tergambar

dalam struktur organisasi.

Disamping prinsip-prinsip tersebut di atas, kelancaran jalannya

suatu organisasi dipengaruhi pula oleh sikap dan sifat kepemimpinan

serta human relation yang berlaku di dalamnya. Sering dikatakan bahwa

human relation adalah inti kepemimpinan, kepemimpinan adalah inti

manajemen dan manajemen adalah inti administrasi.

3. Pengoordinasian (coordinating)

Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh

banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin.

Adanya kordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan

terjadinya persaingan yang tidak sehat dalam tindakan pekerjaan.

Dengan koordinasi yang baik, semua bagian dan personel dapat

(11)

Kita mengetahui bahwa rencana atau program-program pendidikan

yang harus dilakukan di sekolah-sekolah sifatnya sangat kompleks dan

mengandung banyak segi yang saling berkaitan satu sama lain. Sifat

kompleks yang dipunyai oleh program pendidikan di sekolah

menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan.

Koordinasi ini perlu untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun

batas-batas personel seperti untuk mangatasi kemungkinan adanya

duplikasi dalam tugas.

4. Komunikasi

Dalam melakukan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan

dan menyampaikan gagasan-gagasan serta maksud-maksud ke seluruh

struktur organisasi sangat penting. Proses menyampaikan atau

komunikasi ini meliputi lebih daripada sekedar menyalurkan

pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.

Komunikasi secara lisan pada umumnya lebihmendatangkan hasil

dan pengertian yang jelas daripada secara tertulis. Demikian pula

komunikasi yang dilakukan secara informal dan secara formal

mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.

Menurut sifatnya, komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu

komunikasi bebas dan komunikasi terbatas. Dalam komunikasi bebas,

setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya.

Sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap anggota hanya dapat

berhubungan dengan beberapa anggota tertentu saja. Untuk

melaksanakan suatu program atau rencana, dalam batas-batas tertentu

komunikasi bebas lebih baik daripada komunikasi terbatas.

Di dalam kegiatan komunikasi diperlukan adanya motivasi, terutama

motivasi intrinsik. Oleh karena itu, pemberian motivasi dalam rangka

komunikasi hendaknya memperhatikan beberapa unsur seperti adanya

keinginan untuk berhasil, keyakinan bahwa perubahan yang dianjurkan

akan membawa hasil positif, keyakinan akan adanya kesempatan yang

(12)

pendidikan yang biasa dilakukan oleh para pimpinan pendidikan,

terutama oleh kepala sekolah adalah berkomunikasi dengan seluruh staf

dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

komunikasi seperti faktor situasi.

5. Supervisi

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya

pengawasan atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang

keefektifan program tersebut. Oleh karena itu, supervisi haruslah

meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan

tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Jadi fungsi supervisi yang

terpenting adalah menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang

diperlukan dan Memenuhi atau mengusahakan syarat-syarat yang

diperlukan tersebut.

6. Kepegawaian (staffing)

Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang

telah diuraikan terdahulu, kepegawaian merupakan fungsi yang tidak

kalah pentingnya. Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan

ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam

kepegawaian adalah menentukan, memilih, menempatkan dan

membimbing personel.

Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak

penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam

pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk

persona-persona yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur

organisasi itu dipilih dan diangkat orang-orang yang memiliki kecakapan

dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.

Masalah selanjutnya yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan-kegiatan

(13)

kesejahteraan pegawai, intensif, dan penghargaan atas jasa-jasa mereka

serta bimbingan untuk dapat lebih maju.

7. Pembiayaan (budgeting)

Ibarat bensin bagi sebuah mobil atau minyak bagi sebuah motor,

demikianlah pentingnya biaya atau pembiayaan bagi setiap organisasi.

Tanpa biaya yang mencukupi, tidak mungkin terjamin kelancaran

jalannya suatu organisasi. Demikian pula organisasi seperti halnya

dengan lembaga pendidikan atau sekolah. Setiap kebutuhan organisasi,

baik personel maupun material membutuhkan adanya biaya. Itulah

sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak

pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu

ialah sebagai berikut:

- Perencaan tentang berapa biaya yang diperlukan.

- Darimana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh.

- Bagaimana cara penggunaan dan pemanfaatannya.

- Siapa yang akan melaksanakannya.

- Bagaimana pembukuan dan pertanggungjawabannya, dll.

8. Penilaian (evaluating)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas

untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang

dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai

dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh

unsur pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi.

Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan

yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu,selanjutnya dapat diusahakan

bagaimana cara-cara memperbaikinya.

Dapat ditekankan bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah diuraikan

(14)

merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama

lain dan merupakan rangkain kegiatan yang bersifat kontinu.6

D. Objek (sasaran) Administrasi dalam Pendidikan

Ilmu pendidikan esensinya merupakan ilmu terapan atau ilmu praktis.

Sebagai ilmu terapan, ia memiliki dua dimensi yaitu teoritis dan praktis.

Pemahaman mengenai unsur-unsur dasar ilmu pendidikan menjadi instrumen

untuk dapat memahami sifat-sifat ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan,

antara lain bersifat teoritis, empiris, sistematis, deskriptif, normatif,

prespektif, historis dan praktis.Sebagai ilmu, ilmu pendidikan bukan saja

menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakikat objek itu,

melainkan mempelajari pula bagaimana aksinya dalam tindakan.

Ilmu pendidikan berkutat dengan persoalan dan posisi manusia dalam

pendidikan secara universal. Pemosisian manusia dalam pengarusutamaan

pendidikan dapat dilihat dari dimensi antropologis, normatif, aspiratif, dan

praktis. Dimensi antropologis beranjak dari asumsi bahwa manusia memiliki

potensi. Dimensi normatif mengandung makna bahwa pendidikan selalu

berkaitan dengan perlakuan apapun bentuk, situasi, dan substansi yang

membangunnya. Dimensi aspiratif mengandung makna bahwa manusia itu

memiliki disposisi atau kecenderungan, keinginan, kebutuhan, harapan dan

cita-cita. Banyak orang memasuki bangku pendidikan menjadi alat untuk

menggapai sesuatu seperti posisi strategis dalam masyarakat, pekerjaan yang

layak hingga mengisi waktu luang. Dimensi praktis mengandung makna

bahwa ilmu pendidikan dipraktikkan sebagai aplikasi dari teori yang sudah

teruji atau sebatas poduk nalar akal sehat tingkat tinggi yang dimiliki oleh

penggagasnya.7

Adapun objek (sasaran) administrasi dalam pendidikan meliputi tiga

bagian, yaitu:

1. Bidang Materil

6

M. Ngalim Purwanto, Op.Cit. h. 14-22.

7

(15)

Bidang materil ini terdiri atas pendanaan pendidikan yang di

dalamnya terdapat keuangan pendaftaran siswa baru, uang gedung, uang

seragam, uang peralatan sekolah dan lainnya. Selain itu sarana dan

prasarana pendidikan juga termasuk ke dalam bidang materil.

2. Bidang Personel

Bidang personel ini terdiri atas kepegawaian yang meliputi surat

penerimaan pegawai, mutasi, surat keputusan, surat tugas, daftar umum

kepegawaian, dan lainnya. Selain itu siswa juga termasuk ke dalam

bidang personel ini.

3. Bidang Kurikulum

Bidang kurikulum ini meliputi pembukuan dan pendaftaran jumlah

mata pelajaran yang diajarkan, jumlah guru beserta pembagian jam

pelajaran, penjadwalan, penyusunan materi, evaluasi, rencana

pembelajaran dan lain sebagainya.8

8

(16)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengerahan dan

pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual maupun material, yang

bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi, di dalam proses

administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat dalam

proses pencapaian tujuan pendidikan itu di integrasikan, diorganisasi dan

dikoordinasi secara efektif dan semua materi yang diperlukan serta yang telah

ada dimanfaatkan secara efisien.

Ada beberapa fungsi dan peranan administrasi dalam pendidikan, yaitu

antara lain perencanaan, pengoordinasian, pembiayaan, pengorganisasian,

komunikasi, penilaian, kepegawaian, dan supervisi.

Objek atau sasaran administrasi dalam pendidikan dapat diedakan

menjadi tiga bidang, yaitu bidang materil, bidang personel, dan bidang

kurikulum.

B. Saran

Melihat adanya administrasi yang terjadi di sekitar kita, akan lebih baik

jika ditingkatkan lagi sistem pengoordinasian dan pelayanan terhadap pelaku

pendidikan agar sistem administrasi pendidikan tersebut dapat melayani para

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset: Bandung.

Anwar, Moch. Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan manajemen Biaya Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Daryanto, H. M. 2010. Administrasi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini,peneliti ingin mengetahui secara mendalam program kerja apa saja yang dilakukan partai politik dalam memberikan pendidikan politik masyarakat,

informasi apa saja yang dapat diperoleh dari data, seringkali data divisualisasikan dalam bentuk grafik atau tabel..  Visualisasi data dalam bentuk grafik dan

Berikut ini adalah hasil wawancara penelitian dengan informan penelitian mengenai apa saja media cetak yang digunakan dalam pelaksanaan promosi objek wisata

Ada beberapa persoalan yang perlu untuk kita pahami supaya dapat menentukan serta menyusun objek penelitian di dalam metode penelitian dengan baik yaitu berhubungan dengan apa itu

Fungsi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah

Guru merupakan unsur yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja dalam proses belajar mengajar, sebab guru dapat menetukan berhasil atau tidaknya

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka hasil yang di dapat yaitu mengenai peran masyarakat dalam pengelolaan objek atau pengelolaan di kawasan objek wisata

Makalah ini bertujuan untuk membahas esensi objek dalam konteks filsafat, mengeksplorasi berbagai jenis objek yang sering ditemui dalam kajian filsafat, dan menyoroti pentingnya