• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting. Perkembangan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berperan penting. Perkembangan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari aktivitas berkomunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat sekitar. Aktivitas berkomunikasi dapat terlihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu dari mulai bangun tidur di pagi hari sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Sepanjang hari apa yang kita lakukan dalam aktivitas komunikasi. Kita dapat menghitung dari waktu ke waktu, selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi yang bersifat kontinyu. Berapa jam waktu yang kita gunakan untuk mengobrol, membaca koran, mendengarkan radio, menonton acara televisi, menggunakan komputer, belajar dan sebagainya.

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam transformasi masyarakat. Dalam fenomena ini, manusia terlibat dalam kegiatan komunikasi dalam kehidupan sosial, sehingga manusia dapat saling berdekatan dalam suatu komunitas.

Terlebih lagi dalam sebuah lembaga atau institusi, komunikasi sangat berperan penting. Perkembangan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh kondusivitas iklim komunikasi yang ada di lembaga tersebut. Jika iklim komunikasi baik maka maka lembaga tersebut akan mencapai performa yang baik pula. Maka, tidak berlebihan jika Ayatullah mengatakan, komunikasi

(2)

ibarat "darah" bagi kehidupan organisasi.1 Secara umum, komunikasi tersebut disebut dengan komunikasi organisasi.

Goldhaber (1986) sebagaimana dikutip Aminudin Junaedi, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhatangkara Surabaya (Ubhara), mengatakan "organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncerlainly".2 Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Suatu organisasi atau lembaga akan berjalan dengan sukses ke depannya, bila organisasi dapat menyediakan dan memberikan segala kebutuhan informasi yang dibutuhkan para stakeholder. Karena informasi merupakan sumber "kehidupan" sebuah lembaga atau organisasi.

Dalam konteks komunikasi organisasi, terdapat komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam lingkup organisasi dan mencangkup para anggota organisasi biasa disebut dengan komunikasi internal (internal communication). Komunikasi internal menurut Bovee dan Thill (2000) sebagaimana dikutip oleh Kirsi Maenatausta adalah "Internal communication refers to the exchange of information and ideas within an organization. Communication

1

Ishak Aswad dan Ayatullah, 2003. Komunikasi Organisasi, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2

Aminudin Junaedi, Ilmu Komunikasi dan Organisasi, Jurnal Kajian Ilmiah Lemabag Penelitian Ubhara, Vol. 9 No. 3, 2008. Hal. 925.

(3)

among the members of an organization is essential for effective functioning", komunikasi internal mengacu pada pertukaran informasi dan ide-ide dalam suatu organisasi. Komunikasi di antara para anggota organisasi sangat penting untuk keefektifan fungsi.3

Sedangkan komunikasi eksternal (external communication) adalah komunikasi dari dalam organisasi keluar organisasi atau kelompok baik secara tatap muka ataupun melalui media, yang mana tujuan dalam komunikasi eksternal ini untuk menjalin hubungan baik dengan organisasi atau kelompok dengan eksternal kelompok.

Bovee dan Thill (2000) sebagaimana dikutip oleh Hartiwi dan Saptarina berpandangan bahwa komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berfokus pada komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publik eksternal, seperti customer, distributor, investor, dan lain-lain.4

Sebagaimana pentingnya suatu komunikasi eksternal dalam sebuah organisasi, dalam konteks lemabag pendidikan komuniksi eksternal sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan lembaga, karena semua lembaga pendidikan memiliki dua komunitas utama; komunitas internal dan komunikasi eksternal. Komunitas internal adalah komunitas struktural yang ada di dalan. Sedangkan komunitas eksternal adalah komunitas di luar lembaga yang juga memiliki keterkaitan secara institusional dengan lembaga seperti Wali Murid, pemerintah, dan masyarakat secara umum.

3

Kirsi Mantausta, Utilization of Media in Internal Communication, Online Journal Laurea, (Cambridge: University of Applied Sciences, 2009), p. 11.

4

Hartiwi Prabowo dan Ayu Saptarina. Komunikasi Pemasaran Untuk Meningkatkkan Penjualan Jasa Pendidikan John Casablancas Modeling and Career Center, Jurnal Manajemen Vol 1 nomor 1 (Jakarta: Universitas Bina Nuasnatara, 2009), hal. 85

(4)

Semua lembaga pendidikan hidup dan berkembangan karena adanya dukungan dan kerjasama dari kedua komunitas tersebut, terlebih komunitas eksternal seperti Wali Murid. Semua lembaga dapat dikatakan hidup dan berkembang karena memiliki jumlah murid yang secara kuantitas terbilang banyak, setiap murid tentu saja memiliki wali murid, untuk itu membangun komunikasi yang baik yang dapat menumbuhkan minat calon murid adalah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan.

Di sinilah peran komunikasi eksternal ini sangat menentukan, dalam upaya memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang lembaga pendidikan terkait sehingga dapat menimbulkan minat calon murid untuk belajar di lembaga pendidikan tersebut. Lembaga harus terus berpikir dan berbuat bagaimana komunikasi eksternal lembaga dengan wali Murid dapat berjalan dengan baik; bervariasi dan didukung oleh fasilitas yang memadai.

Pondok Pesantren La Tansa adalah sebuah lembaga pendidikan yang berbasis SMP, SMA dan SMK, sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya, Pondok Pesantren La Tansa memiliki komunitas eksternal, yaitu adalah calon wali murid, lembaga pemerintahan, masyarakat sekitar pesantren, dan wali Murid yang saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Pondok Pesantren La Tansa sangat diperhitungkan dalam konstelasi pendidikan nasional. Hal ini terbukti dengan dinobatkannya Pondok Pesantren La Tansa sebagai pesantren percontohan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kementrian Pendidikan dan

(5)

Kebudayaan (Kemdikbud) dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama (Kemenag) Tahun 2010 silam.5

Dari sisi jumlah santri, Pondok Pesantren La Tansa saat ini memiliki 2327 santri yang datang dari berbagai daerah:

“Jumlah santri saat ini mencapai 2327 santri, berasal dari daerah yang cukup variatif, mulai dari Lebak, Pandegelang, Serang, Tangerang, DKI Jakarat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Bekasi, Cikampek, Purwakarta, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka, Ciamis, Cirebon, Tegal, Brebes, Sragen, Madura, Lampung, Palembang, Padang, Medan, Jambi, Riau, Batam, Kepri, dan Kutai Kartanegara, Irian Jaya, Klantan-Malaysia.”.6

Jumlah tersebut menempatkan Pondok Pesantren La Tansa sebagai pesantren terbesar di Kabupaten Lebak, Banten dan terbesar kedua di Banten setelah Pondok Pesantren Daar el Qolam, Tangerang, Banten.

Untuk itu, dalam upaya membangun minat calon siswa untuk belajar di Pondok Pesantren La Tansa, Pondok Pesantren La Tansa harus mampu membangun iklim komunikasi khusunya komunikasi eksternal agar berbagai informasi tentang Pondok Pesantren La Tansa dapat sampai kepada masyarakat umum, khususnya calon siswa.

Bentuk-bentuk komunikasi eksternal yang ada di Pondok Pesantren La Tansa di antaranya; website (www.pesantren-latansa.sch.id), mailing (pikp@pesantren-latansa.sch.id), by phone, jejaring sosial (FB Pondok Pesantren La Tansas), publikasi majalah, brosur, pameran pendidikan, film dokumenter, dan bakti sosial.

5

http://pesantren-latansa.sch.id/index.php/berita-terbaru/140-la-tansa-terpilih-sebagai-percontohan-pesantren-se-indonesia Diakses pada tanggal 08/12/2011 09:40 WIB. 6

Sekretariat Pesantren. Gambaran Institusional PP La Tansa Tahun 2011. Sekretariat Pesantren hal. 3

(6)

Guna membangun minat calon siswa tersebut, Pondok Pesantren La Tansa melakukan berbagai upaya komunikasi eksternal yang secara teknis dilakukan oleh salah satu bagian dalam struktur pesantren yaitu Pusat Informasi dan Komunikasi Pesantren. Bagian ini secara khusus menangani berbagai hal yang terkait dengan penerbitan majalah, brosur, kalender, administrasi web, promosi, dan pameran pendidikan.

Bagian ini sekilas terlihat berfungsi cukup efektif, terbukti dengan jumlah santri yang banyak, padahal jika dilihat dari letak geografis Pondok Pesantren La Tansa yang sangat jauh dari akses perkotaan dan metropolitan; 48 Km dari Kota Rangkasbitung, 78 Km dari Kota Serang (Ibu Kota Provinsi), dan 86 Km dari Ibu Kota Jakarta. Melihat kondisi sperti itu nampaknya sesuatu yang tidak realistis dan utopis jika saat ini La Tansa menjadi pondok pesantren terbesar kedua di Banten dengan jumlah santri lebih dari 2000 orang, datang dari berbagai daerah di Indonesai bahkan sampai Malaysia.7

Secara teoritis bawa komunikasi eksternal yang baik akan dapat memberikan informasi yang banyak kepada pihak eksternal pesantren dalam hal ini adalah calon santri, informasi yang banyak yang diperoleh oleh calon santri akan melahirkan minat untuk bealajar di Pondok Pesantren La Tansa.

Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang ”Aktivitas Komunikasi Eksternal Untuk Menarik Minat Calon Siswa Di Pondok Pesantren La Tansa”.

7

(7)

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, terhitung dari bulan November 2011 hingga bulan Januari 2012. Secara umum, proses penelitian ini dimulai dari observasi lapangan, kajian literatur, penulisan proposal, pengesahan proposal melalui sidang outline, dilanjutkan dengan pengambilan data, analisis data, triangulasi data, interpretasi data hingga pada penulisan skripsi sebagai bentuk laporan penelitian kami, kemudian disidangkan dalam sidang skripsi.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan membantu untuk mengetahui dengan jelas dan mudah suatu permaslahan atau sebuah fenomena. “Bagaimana aktivitas komunikasi eksternal sehingga dapat melahirkan minat calon siswa untuk belajar di Pondok Pesantren La Tansa Banten?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan aktivitas komunikasi eksternal sehingga dapat melahirkan minat calon siswa untuk belajar di Pondok Pesantren La Tansa.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Signifikasi penelitian secara akademis yaitu diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pihak-pihak Fakultas Ilmu

(8)

Komunikasi, seperti untuk menambah referensi bagi mahasiswa lain yang melakukan penelitian tentang sejenis. Selain itu diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan mengenai ilmu komunikasi khususnya Jurusan Public Relations, yang menjelaskan mengenai salah satu bagian komunikasi yaitu komunikasi eksternal baik dalam suatu lembaga, organisasi dan sebagainya beserta contoh permasalahan dan solusinya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Signifikasi penelitian secara praktis adalah dengan komunikasi yang baik yaitu komuniaksi eksternal yang terjadi di Pusat Informasi dan Komunikasi Pondok Pesantren La Tansa maka akan semakin banyak informasi tentang Pondok Pesantren La Tansa yang sampai kepada masyarakat umum, khususnya calon siswa, infromasi yang banyak tersebut akan dapat melahirkan minat calon siswa untuk belajar di Pondok Pesantren La Tansa.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa menurut Majelis, Surat Tergugat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013 bukanlah objek gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) huruf c

Kemudian karena semua itu tidak berjalan, mereka yang tua tetap maju terus melalui partai, aku dengan teman-teman masuk untuk merombak yang legal konsstitusionalnya yaitu

Dari kajian terdahulu memberi kesimpulan bahwa tingginya persentase dan jumlah penduduk miskin Lampung lebih disebabkan oleh masih tingginya biaya yang harus dikeluarkan

Untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat dan Daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah (dengan

Dari hasil survei The Jakarta Consulting Group pada tahun 2014, ditemukan bahwa hanya dua per tiga perusahaan-perusahaan keluarga kelas menengah ke atas di

Secara geografis Kabupaten Sintang terletak pada wilayah yang strategis serta memiliki keunggulan berbagai macam potensi Alam, Budaya, Perkebunanan, Pertanian, Perikanan,

Dengan adanya berbagai latar belakang di atas, interaksi yang dilakukan mahasiswa entrepreneur dalam menjalin hubungan antar sesama mahasiswa entrepreneur, konsumen, dan

Ini terlihat dalam praktek konstitusional beberapa negara di mana kelompok beragama memiliki hak claim yang mengecualikan mereka (circumstancial) di mata hukum misalnya