• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partikel Dirac dalam Sumur Potensial Dinamis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Partikel Dirac dalam Sumur Potensial Dinamis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

29

Partikel Dirac dalam Sumur Potensial Dinamis

Yuant Tiandho*

Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Bandung, Indonesia *e-mail: [email protected]

Abstract

Infinite square well potential is one of the most elementary quantum mechanical system. The calculation of this case is not too complicated, however, it can show the differences between quantum world and classical world with clearly. In this letter, we expand the discussion about the infinite square well potential for dynamic potential well by involving relativistic corrections. The dynamic potential is defined as potential wall that depend on time because the potential can moving with constant velocity. The Dirac equation is used to describe condition in the potential well. By this consideration, we hope the result will be useful in the development of nanoelectronic devices. To obtain solution of probability density of Dirac particles that depend on space and time, we transform the Dirac equation into hyperbolic coordinates and the differential equations can be solved by separation variables method.

Keywords: quantum relativistic, Dirac equation, time dependent potential

PENDAHULUAN

Kajian tentang partikel dalam sumur potensial tak hingga (non-relativistik) merupakan permasalahan yang umum dipelajari untuk memahami persamaan Schrodinger. Pembahasan ini cukup sederhana dan dapat memberikan aproksimasi yang cukup baik dari beberapa permasalahan untuk sistem kuantum (Zettili, 2009). Tetapi apabila pembahasan diperluas untuk potensial yang bergerak atau potensial yang bergantung waktu maka hal ini menjadi jauh lebih kompleks dan lebih sulit. Kasus ini pertama kali diusulkan oleh Fermi untuk mempelajari sinar kosmik yang dipercepat (Fermi, 1949). Beberapa metode yang telah dilakukan untuk menyelesaikan kasus potensial yang bergantung pada waktu diantaranya adalah: path integral (Chetouani

& Guechi, 1989), second quantization (Oh, et al., 1989), representasi Heisenberg (Ji, et al., 1995), metode invarian (Lewis Jr. & Riesenfeld, 1969), dan transformasi Lorentz (Hamil & Chetouani, 2016).

Adapun untuk permasalahan sumur potensial dinamis yang melibatkan koreksi relativistik saat ini belum begitu banyak dipelajari. Padahal tinjauan tersebut kelak akan sangat bermanfaat dalam berbagai aplikasi, khususnya dalam divais nanoelektronik seperti graphene. Pembawa muatan dalam graphene mengikuti dinamika pseudorelativistik dari partikel Dirac (Savel'ev, et al., 2012). Sehingga beberapa konsekuensi dari hal ini misalkan adalah terjadinya fenomena Klein tunneling yang awalnya hanya dikenal dalam teori mekanika kuantum relativistik (Katsnelson, et al.,

(2)

30 2006). Berdasarkan hal tersebut, maka dengan mempelajari kasus sumur potensial dinamis untuk partikel Dirac (relativistik) diharapkan dapat menambah referensi untuk proses rekayasa material graphene atau berbagai divais nanoteknologi selanjutnya.

Di dalam makalah ini, sumur potensial dinamis dideskripsikan sebagai suatu sumur potensial tak berhingga yang salah satu dindingnya dapat bergerak dan partikel Dirac diasumsikan berada didalamnya. Kami menggunakan transformasi ke dalam koordinat hiperbolik agar persamaan Dirac dapat diselesaikan secara analitis menggunakan metode separasi variabel. Solusi yang diperoleh dari kajian ini adalah gambaran rapat probabilitas partikel Dirac

dalam sumur potensial sebagai fungsi ruang dan waktu. Di dalam pembahasan selanjutnya makalah ini menggunakan sistem satuan natural unit dimana ħ = c = 1.

PARTIKEL DIRAC DALAM SUMUR POTENSIAL STATIS

Sumur potensial digambarkan sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh suatu dinding potensial tak berhingga dengan bagian dalamnya tidak terdapat potensial eksternal. Di dalam sumur, kondisi partikel Dirac dapat dipandang berada pada keadaan bebas (free particle). Karena dinding potensial memiliki nilai yang sangat besar maka efek tunneling tidak akan muncul. Adapun skema dari sumur potensial ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Skema sumur potensial statis Untuk meninjau kondisi partikel Dirac

tak bermassa di dalam sumur potensial digunakan persamaan Dirac sebagai berikut,

0

 (1)

dimana  adalah matriks gamma yang memenuhi hubungan

,

2I dengan  adalah invers metrik

Minkowskian dan I adalah matriks identitas. Terdapat banyak variasi matriks gamma dan di sini kami memilih matriks gamma sebagai,

0 0 1 1 0 1 ; 1 0 1 0         (2)

Untuk memperoleh solusi dari persamaan tersebut, maka dapat dilakukan sedikit modifikasi persamaan,

(3)

31

0  (3)

0      (4)

Pada ruang-waktu Minkowskian perkalian antara matriks gamma dengan invers-nya akan menghasilkan nilai 1 jika

 

 dan akan bernilai 0 jika   . Selain itu, perkalian antara turunan kovarian dan kontravariannya memenuhi sifat operator d’Alembert, .

2    0 (5) 0   (6)

Operator d’Alembert merupakan generalisasi dari operator Laplacian yang berlaku tidak hanya untuk koordinat 3D, melainkan juga untuk koordinat ruang-waktu. Secara eksplisit operator d’Alembert didefinisikan

sebagai, 2 2 2 2 t x      . Bentuk persamaan

Dirac untuk partikel bebas dalam pers. (6) memiliki bentuk yang identik dengan persamaan Klein-Gordon yang berlaku untuk partikel tak berspin. Untuk tinjauan non-relativistik tampak bahwa solusi persamaan Dirac akan kembali pada bentuk persamaan Schrodinger.

Secara ansatz, fungsi gelombang

dapat dinyatakan sebagai

      

. Tetapi

karena komponen

dan akan menghasilkan solusi yang analogi maka

hanya akan dikaji solusi untuk komponen

saja. Secara umum fungsi gelombang partikel Dirac dapat diuraikan dalam komponen waktu dan ruangnya,

   

T t X x

 (7)

Definisi ini dipilih agar persamaan Dirac pada pers. (6) dapat diselesaikan secara sederhana dengan menggunakan metode separasi variabel. Melalui substitusi pers. (7) dalam pers. (6) dan membaginya dengan TX maka akan diperoleh,

2 2 2 2 1 1 0 T X T t X x       (8)

Kemudian dengan menyatakan,

2 2 2 2 2 1 T 1 X m T t X x        (9)

Maka dapat diperoleh solusi dari persamaan diferensial untuk fungsi gelombang komponen waktu secara umum adalah,

 

1exp

2exp

T tC imtCimt (10) Kedua suku pada solusi di atas (eksponensial positif dan negatif) berkaitan dengan partikel (eksponensial negatif) dan anti-partikel (eksponensial positif). Adapun solusi untuk komponen ruang dapat dinyatakan sebagai,

 

1cos

2sin

X xD mxD mx (11) Dengan menerapkan syarat batas yaitu pada dinding potensial x 0 dan xL tidak terdapat partikel Dirac, maka solusi komponen ruang di atas dapat direduksi sebagai,

(4)

32

 

sin X xD mx (12) dan diperoleh m n L  dimana n 1, 2, 3,....

Dengan demikian, secara lengkap fungsi gelombang dari partikel dan anti-partikel Dirac adalah,

exp sin exp sin n n m n C imt mx C imt mx        (13)

Di dalam persamaan Dirac persamaan kontinuitas didefinisikan sebagai,

.J 0 t      (14)

Tidak seperti persamaan Schrodinger, dimana  

 , dalam persamaan Dirac rapat probabilitas dan rapat arus didefinisikan oleh,

t t i J i                  (15)

Sehingga dengan asumsi rapat arus J=0 maka rapat probabilitas partikel dan antipartikel,

2 2 sin n C m mx     (16)

Dengan melakukan normalisasi rapat probabilitas fungsi gelombang di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa konstanta

n C adalah, 2 n C mL   (17) (a) (b) (c) (d)

Gambar 2. Rapat probabilitas partikel n pada empat keadaan terendah dalam sumur potensial(L 1).

(5)

33 Sehingga secara eksplisit fungsi gelombang dalam pers. (13) dapat dituliskan sebagai,

2 exp sin n in t n x n L L           (18) Apabila rapat probabilitas yang telah diperoleh dalam persamaan (16) diplot dalam grafik sebagai fungsi ruang maka tampak seperti pada Gambar 2. Jika diperhatikan hasil yang telah diperoleh ini memiliki bentuk grafik yang analogi dengan solusi dari

rapat probabilitas untuk persamaan Schrodinger.

PARTIKEL DIRAC DALAM SUMUR POTENSIAL DINAMIS

Sumur potensial tak berhingga dinamis yang ditinjau dalam makalah ini adalah sumur potensial dengan salah satu dindingnya bergerak secara konstan dengan kecepatan v. Secara sederhana skema dari kondisi tersebut tampak pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema sumur potensial tak berhingga non-statis dengan kecepatan v. Agar persamaan Dirac dapat

diselesaikan dengan metode separasi variabel maka dibutuhkan transformasi koordinat (t, x) menjadi koordinat hiperbolik (α, β) yang didefinisikan sebagai, 2 t x d d dt dx d d t x dt dx                  (19)

Sehingga dengan mengalikan kedua persamaan di atas maka dapat diperoleh,

2 2 2 2 2 2 d d dt dx    (20)

dan interval garis dapat dituliskan sebagai,

2 2 2 2 2 ds d d   (21)

Berdasarkan definisi interval garis di atas maka dapat disimpulkan metrik tensor dan invers metrik tensornya adalah,

2 2 2 2 1 0 1 0 ; 0 0                      g g (22)

Karena telah dilakukan transformasi ke dalam koordinat hiperbolik maka untuk menghitung solusi partikel Dirac (tak bermassa) dalam sumur potensial tak berhingga non-statis digunakan persamaan

(6)

34 Dirac yang berlaku untuk sembarang koordinat yaitu, 0 D

 (23) dimana a a e

  dengan ea adalah tetrad yang memenuhi hubungan antara metrik g

dengan metrik Minkowski, g e ea b ab  



.

Adapun turunan kovarian didefinisikan oleh

4 ab

ab i

D      dengan

ab adalah koneksi spin dan

ab

 

a, b

. Berdasarkan

definisi metrik tensor pada pers. (22) maka tetrad dan inversnya dapat dituliskan sebagai,

1 0 1 0 ; 0 0                    a a e e (24)

dan matriks gamma diberikan oleh,

0 1 0 1 ; 1 0 1 0             (25)

dimana matriks gamma tersebut memenuhi syarat

 ,

2g I

Seperti pada kasus sumur potensial statis, persamaan Dirac pada pers. (23) juga dapat dituliskan sebagai,

2 0 0 D D            (26)

sehingga D D dapat didefinisikan sebagai operator Laplace-Beltrami yang merupakan generalisasi dari operator Laplace dan didefinisikan oleh,

2 1 f g g f g        (27)

dengan gdetg . Dengan demikian operator Laplace-Beltrami koordinat (α, β) adalah,

2 2 1            (28)

Secara ansatz fungsi gelombang

dapat didefinisikan memiliki dua komponen

      

sehingga persamaan Dirac di atas

secara eksplisit dapat dituliskan sebagai,

2 2 1 0 1 0             (29)

Tetapi dalam makalah ini kami hanya mengkaji komponen

saja karena komponen  memiliki solusi yang analogi. Dengan mengurai fungsi gelombang sebagai,

   

A B

(30)

dikalikan dengan  dan 1 / AB maka pers. 2 (29) dapat dinyatakan sebagai,

aA

bB

0

A B

      (31)

Dengan demikian pers. (31) dapat diperoleh solusinya melalui metode separasi variabel,

2 A B k A B        (32)

(7)

35

 

 

1 2 3 4 exp ln exp ln exp ln exp ln       A C ik C ik B C ik C ik (33)

Adapun pada syarat batas dinding sumur potensial maka fungsi gelombang akan lenyap. Dengan mengalikan kedua pers. (19)

akan diperoleh 2 t x t x  

 . Untuk dinding sebelah kiri yang statis pada tt0 dan x 0 maka 2 1

L

  sehingga dipenuhi kondisi

3 4

C  C dan solusi fungsi gelombang bagian koordinat  adalah,

 

sin

ln

B

Y k

(34)

Sedangkan dengan menggunakan syarat batas pada dinding sebelah kanan yang memenuhi

 

0

0

xL tLv t t maka, 2 1 1 R v v    (35)

dan dapat disimpulkan,

ln n R n k  (36)

Dari persamaan di atas tampak bahwa kecepatan maksimum dari dinding potensial adalah 1. Hal ini berkaitan dengan penggunaan sistem satuan natural unit c = 1. Sehingga pada penggunaan praktis perlu dilakukan penskalaan nilai kecepatan dinding potensial v terhadap nilai c. Dengan definisi

2 2 2

t x

  maka secara eksplisit fungsi gelombang pada pers. (30) dapat dituliskan sebagai,

exp nln sin ln exp ln sin ln R

X ik n Y ik n

 

  

 

 (37)

Apabila dalam kotak potensial yang bergerak tidak terdapat arus probabilitas J 0 maka dapat dilakukan normalisasi,

3 1 d x

(38)

dimana rapat probabilitas yang berlaku dalam koordinat

 

,

adalah,

R L n m m n mn i d        

(39)

dan fungsi eigennya adalah,

exp ln sin ln

m Xm ikm km

 

  (40)

Melalui substitusi pers. (40) dengan menyesuaikan konjugatnya maka untuk partikel m akan diperoleh,

2 2 2 Rsin ln 1 L m m m d k X k  

(41)

dan dapat disimpulkan, 1 m X n   (42)

Sedangkan dengan cara yang sama fungsi gelombang anti-partikel m diperoleh,

1 m X n    (43)

(8)

36 Secara eksplisit, rapat probabilitas dari fungsi gelombang partikel m pada pers. (40) dapat didefinisikan sebagai,

2 2 sin ln m m k k m   (44)

Sehingga apabila diplot dalam grafik rapat probabilitasnya tampak seperti pada Gambar

4. Melalui skema tersebut tampak bahwa grafik rapat probabilitas akan memiliki jarak yang makin rapat pada area yang makin dekat dengan dinding yang bergerak. Adapun untuk nilai rapat probabilitasnya lebih rendah dibandingkan dengan area yang berdekatan dengan dengan dinding yang diam.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4. Rapat probabilitas fungsi gelombang partikel m

pada empat keadaan terendah terhadap fungsi ruang dan waktu (v 0.5).

KESIMPULAN

Di dalam makalah ini kami telah menunjukkan bahwa tinjauan sumur potensial dinamis untuk persamaan Dirac dapat diselesaikan secara sederhana melalui transformasi ke dalam koordinat hiperbolik. Implikasi dari penggunaan dinding potensial

yang bergantung waktu adalah menyebabkan rapat probabilitas partikel Dirac yang diperoleh juga turut bergantung pada waktu (selain bergantung pada ruang). Perubahan rapat probabilitas terhadap waktu muncul akibat adanya perubahan lebar sumur potensial. Semakin lama dinding potensial

(9)

37 bergerak maka semakin lebar pula celah sumur potensial sehingga menyebabkan rapat probabilitasnya pun akan semakin landai. Di dekat dinding yang dapat bergerak rapat probabilitas partikel Dirac lebih fluktuatif dibandingkan di area dinding yang diam. Melalui kesimpulan ini maka menarik untuk memanfaatkan hasil perhitungan teoritis ini dalam aplikasi nanoteknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Chetouani, L. & Guechi, L. 1989. Generalized canonical transformations and path integrals. Physical Review A 40(3): 1157-1164.

Fermi, E. 1949. On the origin of the cosmic radiation. Physical Review 75(8): 1169-1174.

Hamil, B & Chetouani, L. 2016. Moving potential for Dirac and Klein-Gordon equations. Pramana Journal of Physics 86(4): 737-746.

Ji, J. Kim, J. & Kim, S. 1995. Heisenberg-picture approach to the exact quantum motion of a time-dependent harmonic oscillator. Physical Review A 51(5): 3767-3772.

Katsnelson, M., Novoselov, K. & Geim, A. 2006. Chiral tunneling and the Klein paradox in graphene. Nature Physics 2(9): 620-625.

Lewis Jr., H. & Riesenfeld, W. 1969. An exact quantum theory of the time-dependent harmonic oscillator of a charged particle in a time-dependent electromagnetic field. Journal of Mathematical Physics 10(8)L 1458-1473.

Oh, H. G., Lee, H. R., George, T. F. & Um, C. I. 1989. Exact wave functions and coherent states of a damped driven harmonic oscillator. Physical Review A 39(11): 5515-5522.

Savel’ev, S., Hausler, W. & Hanggi, P. 2012. Current resonances in graphene with time-dependent potential barriers. Physical Review Letters 109: 22602(1)-226602(5).

Zettili, N. 2009. Quantum mechanics: concepts and applications (2nd edition). United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.

(10)

Gambar

Gambar 2.   Rapat  probabilitas  partikel   n   pada  empat  keadaan  terendah  dalam  sumur  potensial ( L  1)
Gambar 3. Skema sumur potensial tak berhingga non-statis dengan kecepatan  v .  Agar  persamaan  Dirac  dapat
Gambar 4. Rapat probabilitas fungsi gelombang partikel   m   pada empat keadaan terendah  terhadap fungsi ruang dan waktu  ( v  0.5)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena pada proses isotermal tidak terjadi perubahan temperatur, sehingga tekanan yang dimiliki sistem merupakan fungsi volume saja. Oleh karena perubahan energi

Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih

Sekarang kita bahas sistem yang digambarkan pada gambar-2. Dalam hal ini kita akan sedikit menyinggung persoalan fisika kuantum, dimana partikel pada sumur potensial

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Masalah yang terdapat antara lain kepadatan penduduk, jarak rumah yang sangat rapat, buruknya sanitasi dan penyediaan air bersih, jarak jamban dengan sumur gali sehingga berpengaruh