• Tidak ada hasil yang ditemukan

9.1.3.2. Kerangka Acuan Perencanaan Program Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "9.1.3.2. Kerangka Acuan Perencanaan Program Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian cepat diakui oleh tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus. Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat mengikuti perubahan yang ada.

Puskesmas sebagai pemeberi pelayanan langsung mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu serta meningkatkan dan memantapkan manajemen pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.

Salah satu usaha peningkatan penampilan dari masing-masing sarana pelayanan seperti puskesmas adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan di semua unit pelayanan, baik pada unit pelayanan medik pelayanan penunjang medik, ataupun pada unit pelayanan administrasi dan manajemen melalui program jaminan mutu.

II. LATAR BELAKANG

Di Indonesia langkah awal yang sangat mendasar dan terarah yang telah dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka upaya peningkatan mutu yaitu penetapan kelas Rumah Sakit pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 003/Birhup/1972. Secara umum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap kelas Rumah Sakit A, B, C, D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi standar-standar. Kemudian dari tahun ke tahun disusun berbagai standar baik menyangkut pelayanan, ketenagaan, sarana dan prasarana untuk masing-masing kelas Rumah Sakit. Disamping standar, Departemen Kesehatan juga mengeluarkan berbagai panduandalam rangka meningkatkan penampilan pelayanan Rumah Sakit.

(2)

swasta setara yaitu dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. Indikator ini setiap dua tahun ditinjau kembali dan disempurnakan. Evaluasi penampilan untuk tahun 1991 telah dilengkapi dengan indikator kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit dan yang di evaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B serta Rumah Sakit swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun 1992 telah dilengkapi pula dengan instrument mengukur kemampuan pelayanan. Evaluasi penampilan Rumah Sakit ini merupakan langkah awal dari konsep Continuous Quality Improvement (CQI). Berbeda dengan konsep QA tradisional dimana dalam monitor dan evaluasi dititik beratkan kepada pencapaian standar, maka pada CQI fokus lebih diarahkan kepada penampilan organisasi melalui penilaian pemilik, manajemen, klinik dan pelayanan penunjang. Perbedaan yang sangat mendasar yaitu keterlibatan seluruh karyawan.

Sejalan dengan hal diatas maka Departemen Kesehatan telah mengadakan Pelatihan peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada beberapa Rumah Sakit. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran untuk meningkatkan mutu sudah cukup meluas walaupun dalam penerapannya sering ada perbedaan.

Untuk melaksanakan ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/PER/VIII/2011 tentang keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Dalam Permenkes tersebut menyatakan bahwa keselamatn pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan lebih aman yang meliputi assesmen risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sejalan dengan pemaparan diatas, agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas mamajang dapat berjalan seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Mamajang.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS A. Tujuan Umum

Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas Mamajang secara efektif dan efisien sgar tercapai derajat kesehatan yang optimal dan meningkatkankepuasan pelanggan.

(3)

B. Tujuan Khusus

Tercapainya peningkatan mutu pelayanan dan terjaminnya Keselamatn Pasien di Puskesmas Mamajang melalui :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas

2. Meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat

3. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana untuk pengembangan pelayanan kesehatan melalui monitoring kinerja individu dan kinerja unit kerja.

4. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien. Indikator Klinis

Adalah suatu cara untuk menilai/mengukur penampilan dan kegiatan pelayanan klinis. Indikator Klinis merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan dalam pelayanan klinis di Rumah Sakit, terdiri dari 11 indikator Area Klinis, yaitu :

1. Asesmen pasien

2. Pelayanan laboratorium

3. Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging. 4. Prosedur bedah

5. Penggunaan antibiotik dan obat lainnya

6. Kesalahan medikasi (medication eror) dan kejadian nyaris cedera (KNC) 7. Penggunaan anastesi dan sedasi

8. Penggunaan darah dan produk darah

9. Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien

10. Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelapor 11. Riset klinis.

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

Adalah suatu cara untuk menilai/mengukur pelaksanaan sasaran keselamatan pasien. Indikator Sasaran Keselamatan merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan dalam pelaksanaan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit terdiri dari 6 Indikator Sasaran Keselamatan pasien, meliputi :

1. Mengidentifikasi pasien dengan benar. 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai

4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pada pasien yang benar. 5. Mengurang resiko infeksi akibat perawatan kesehatan

(4)

Indikator mutu dan keselamatan pasien yang menjadi prioritas rumah sakit dilakukan evaluasi dalam upaya melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan. Pemilihan indikator yang akan diambil sebagai indikator mutu rumah sakit diprioritaskan berdasarkan nilai tertinggi pada skala prioritas.

2. Kegiatan Keselamatan Pasien

Kegiatan keselamatan pasien dilaksanakan di unit/bagian terkait dengan pelayanan pasien. Pencatatan dilaksanakan setiap ada kejadian keselamatan pasien dan dilaporkan kepada tim mutu untuk ditindaklanjuti. Tim mutu kemudian membuat pelaporan insiden keselamatan pasien beserta investigasi dan rekomendasi.. Kegiatan keselamatan pasien tersebut meliputi :

1. KTD 2. KPC 3. KNC

3. Panduan Praktek Klinik (PPK) dan Clinical Pathway

Clinical Pathway (CPW) adalah pemetaan tindakan klinis untuk penyakit tertentu dan diharapkan mendapatkan dokumentasi terbaik terhadap semua langkah-langkah yang dipergunakan dalam merencanakan, menyusun dan mengimplementasikan terhadap pasien.

Clinical Pathway (CPW) dapat menggambarkan proses pengobatan/perawatan pasien agar sesuai dengan Panduan Praktek Klinik yang ditetapkan, serta menyediakan informasi yang penting terhadap pasien termasuk lamanya dirawat, biaya, penggunaan obat serta laboratorium.

4. Manajemen Risiko

Kegiatan manajemen risiko dilaksanakan oleh Tim Manajemen Risiko untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, meliputi :

1. Risiko yang berhubungan dengan pasien (Patient care-related risk)

2. Risiko yang berhubungan dengan tenaga kesehatan (Medical staff-related risk) 3. Risiko yang berhubungan dengan karyawan (Employee-related risk)

4. Risiko yang berhubungan dengan sarana dan prasarana (property-related risk) 5. Risiko keuangan (Financial risk)

6. Risiko-risiko lain (Other risk)

Hasil identifikasi risiko-risiko tersebut kemudian dilakukan analisis oleh Tim manajemen risiko untuk dilakukan evaluasi. Evaluasi risiko dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tingkat risiko atau kejadianyang ditemukan saat anlisis menjadi acuan untuk menetapkan prioritas risiko dan pelaksanaan kegiatan

(5)

Tim penilaian kinerja bertanggung jawab dalam menilai kinerja di lingkungan Puskesmas Mamajang

6. Evaluasi Kerjasama

Evaluasi kerjasama dan perjanjian lainnya merupakan bagian dari kegiatan Tim pelaksana kerjasama.

7. Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Kegiatan PMKP merupakan aktivitas mendefinisikan, mendesain, memeriksa, memantau, mensurvey dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

V. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan setiap hari dan pada setiap kejadian insiden, didokumentasikan pada formulir-formulir yang sudah disiapkan. Hasil monitoring akan dianalisis untuk dicarikan solusi atau direncanakan dalam rencana tindak lanjut sebagai bahan evaluasi untuk langkah-langkah peningkatan mutu dan keselamatan pasien selanjutnya. Unit Penjaminan Mutu melakukan verifikasi pelaksanaan rekomendasi saat pembahasan di tingkat manajemen.

Evakuasi dilakukan setiap bulan oleh tim mutu pelayanan , disampaikan kepda Kepala Puskesmas Mamajang melalui rapat setiap bulan, triwulan dan tahunan.

Referensi

Dokumen terkait

pangan asal Hewan pangan asal Hewan yang aman dan layak yang aman dan layak untuk dikonsumsi oleh Anda dan.. untuk dikonsumsi oleh Anda dan keluarga keluarga yang disusun

Hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi data panel yaitu Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan, Pengangguran berpengaruh signifikan, dan

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) untuk menelaah prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah akuntansi perbankan

Skenario Perbaikan OFE Bottleneck Indicator OTE Sub Sistem Jilid Alternatif Perbaikan 1 16% 2,833.226 0,3292 Alternatif Perbaikan 3 16% 4,449.058 0,5162 Dari Tabel

Kota Akkra yang dibela tentara Islam berbulan-bulan lamanya menghadapi tentara pilihan dari Eropa, akhirnya karena kehabisan bahan makanan terpaksa menyerah kepada

Pada tahun 2003 sampai dengan 2005, pemerintah menambah system subsidi gas yang sudah  dijalankan  sebelumnya  dengan  subsidi  untuk  non  urea.  Di  tahun 

Mohon kehadiran seluruh Pengurus Lengkap Pelkat PKLU dalam rapat yang akan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 03 Juli 2017 pukul 12.00 WIB bertempat di Ruang

• Hasil gambar desain kapal pada model program software lambung, kemudian dijalankan di program software stabilitas kapal untuk perhitungan stabilitas kapal dengan tata