• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provinsi Kalimantan Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Provinsi Kalimantan Utara"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Provinsi Kalimantan Utara

GAMBARAN UMUM WPPI KALIMANTAN UTARA

Geografi

Provinsi Kalimantan Utara merupakan Provinsi ke-34 di Indonesia dan merupakan provinsi termuda dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi Kalimantan Utara terdiri atas 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, yaitu Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. Batas-batas wilayah Provinsi Kalimantan Utara, sebagai berikut:

Sebelah Utara : Negara Bagian Sabah (Malaysia); Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur;

Sebelah Barat : Negara Bagian Serwak (Malaysia); dan Sebelah Timur : Laut Sulawesi.

Provinsi Kalimantan Utara memiliki luas wilayah keseluruhan 75.467,70 km2 yang terdiri dari 50 kecamatan, 20 Kelurahan dan 459 desa. Populasi tertinggi dimiliki oleh Kota Tarakan, disusul kemudian oleh Kabupaten Nunukan. Informasi tersebut disajikan pada Gambar A1 berikut.

(2)

Gambar 1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Utara

Perekonomian

Perekonomian pada tahun 2015 penuh gejolak karena imbas dari beberapa negara besar yang diharapkan untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi global mengalami kemerosotan dalam pertumbuhan ekonominya. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari perlambatan/penurunan ekonomi tersebut adalah penurunan permintaan komoditas, sehingga menyebabkan turunnya harga komoditas global yang jatuh ke level terendahnya dalam lima tahun terakhir. Informasi mengenai ekonomi regional dapat dilihat pada Tabel A.1 berikut.

(3)

NO SEKTOR 2011 2012 2013r 2014* 2015** A Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 7.090.802,5 7.817.666,8 8.594.446,9 10.185.809,5 11.059.286,9 B Pertambangan dan

Penggalian 14.384.004,4 15.736.877,4 17.803.228,4 19.148.752,2 17.620.866,5 C Industri Pengolahan 4.155.013,5 4.458.816,3 4.882.368,4 5.607.033,5 6.113.530,1

D Pengadaan Listrik dan Gas 18.105,9 18.232,9 17.934,1 18.712,1 26.144,8

E

Penadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

28.968,4 30.562,7 32.627,3 35.871,9 37.954,7

F Konstruksi 4.566.744,7 5.516.773,0 6.018.287,0 6.921.861,2 7.550.977,0

G

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4.396.361,1 4.786.496,4 5.116.926,2 5.875.054,0 6.535.985,5 H Transportasi dan

Pergudangan 2.165.062,6 2.475.470,2 2.837.927,7 3.376.384,5 3.948.457,4 I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 521.146,2 605.633,2 681.652,3 790.354,9 902.518,3

J Informasi dan Komunikasi 837.011,2 942.242,1 1.057.025,9 1.206.241,7 1.378.112,7 K Jasa Keuangan dan Asuransi 447.311,4 525.100,2 587.999,9 653.095,6 746.708,4

L Real Estate 349.905,3 379.366,3 433.757,3 494.596,0 557.386,9 M, N Jasa Perusahaan 122.700,5 136.096,3 149.759,9 174.628,3 181.761,6 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.060.550,2 2.418.449,0 2.670.622,2 3.076.340,0 3.646.780,7 P Jasa Pendidikan 745.926,7 916.213,2 1.097.349,6 1.279.037,9 1.557.208,5 Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 323.007,8 352.885,1 388.694,7 453.198,0 595.395,4

R,S,

T,U Jasa Lainnya 198.300,3 216.851,0 234.094,4 275.541,3 359.760,1

PDR B

42.410.922,7 47.333.732,1 52.604.702,2 59.572.512,6 62.818.835,5 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011─2015

Sumber: PDRB Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha, 2011-2015 * Angka Sementara** Angka Sangat Sementara

(4)

NO SEKTOR 2011 2012 2013r 2014* 2015** A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6.676.558,6 7.129.998,5 7.496.932,4 8.018.853,3 8.572.042,7 B Pertambangan dan Penggalian 11.444.992,8 12.432.417,9 14.004.971,2 15.402.476,0 14.992.687,5 C Industri Pengolahan 3.764.732,2 3.967.913,3 4.224.983,9 4.442.962,3 4.696.203,4 D Pengadaan Listrik dan

Gas 19.081,0 20.131,6 20.838,2 22.732,2 27.642,4

E

Penadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

27.384,7 28.476,4 29.951,2 31.727,3 32.486,7

F Konstruksi 4.331.931,9 4.660.283,3 4.960.375,5 5.435.772,9 5.590.858,6

G

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4.087.998,9 .360.387,7 4.593.690,6 4.804.997,2 4.880.338,9

H Transportasi dan

Pergudangan 2.124.320,8 2.317.973,7 2.449.809,5 2.670.084,1 2.869.543,4 I Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 476.085,8 515.215,7 536.685,4 567.997,2 599.768,3

J Informasi dan

Komunikasi 827.555,9 924.338,2 1.026.246,5 1.149.747,1 1.308.795,2

K Jasa Keuangan dan

Asuransi 433.584,0 476.983,7 490.406,9 513.521,8 554.558,7 L Real Estate 363.493,8 389.505,1 436.049,9 463.145,3 485.944,2 M, N Jasa Perusahaan 116.954,1 127.032,0 132.865,0 144.721,6 142.828,0 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.939.820,7 2.041.255,0 2.154.505,0 2.338.324,1 2.515.373,2

P Jasa Pendidikan 685.587,3 821.934,4 949.650,4 1.045.605,4 1.162.030,8

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 314.398,2 351.325,0 374.558,4 419.201,8 494.920,8

R,S,

T,U Jasa Lainnya 194.558,1 203.369,9 209.179,3 224.937,1 262.653,0

PDRB 37.829.038,8 40.768.541,4 44.091.699,3 47.696.806,7 49.188.675,8 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011─2015

Sumber: PDRB Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha, 2011-2015 * Angka Sementara** Angka Sangat Sementara

Gambaran di atas mengindikasikan perekonomian di Kalimantan Utara berkembang dari Rp. 42,411 Trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp. 62,819 Trilyun pada tahun 2015 (harga berlaku), atau dari Rp. 37,829 Trilyun menjadi 49,189 Trilyun pada tahun 2015 (harga konstan)

Secara keseluruhan pertumbuhan perekonomian Provinsi Kalimantan Utara mengalami peningkatan rata-rata 6,81% dalam lima tahun terakhir, dengan perlambatan dari 8,18% pada tahun 2014 menjadi hanya 3,13% pada tahun 2015.

(5)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015** A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 17.65% 17.49% 17.00% 16.81% 17.43% B Pertambangan & Penggalian 30.25% 30.50% 31.76% 32.29% 30.48%

C Industri Pengolahan 9.95% 9.73% 9.58% 9.32% 9.55%

D Pengadaan Listrik & Gas 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0.06%

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang

0.07% 0.07% 0.07% 0.07% 0.07%

F Konstruksi 11.45% 11.43% 11.25% 11.40% 11.37%

G Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor

10.81% 10.70% 10.42% 10.07% 9.92%

H Transportasi & Pergudangan 5.62% 5.69% 5.56% 5.60% 5.83%

I Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

1.26% 1.26% 1.22% 1.19% 1.22%

J Informasi & Komunikasi 2.19% 2.27% 2.33% 2.41% 2.66%

K Jasa Keuangan & Asuransi 1.15% 1.17% 1.11% 1.08% 1.13%

L Real Estate 0.96% 0.96% 0.99% 0.97% 0.99%

M,N Jasa Perusahaan 0.31% 0.31% 0.30% 0.30% 0.29%

O Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib

5.13% 5.01% 4.89% 4.90% 5.11%

P Jasa Pendidikan 1.81% 2.02% 2.15% 2.19% 2.36%

Q Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 0.83% 0.86% 0.85% 0.88% 1.01%

R,S,T,U Jasa lainnya 0.51% 0.50% 0.47% 0.47% 0.53%

Produk Domestik Regional Bruto 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Perlambatan ini disebabkan oleh karena perlambatan hampir pada semua sektor terutama pada sektor-sektor primer yang sampai saat ini menjadi penyumbang perekonomian terbesar untuk provinsi ini, terutama pada sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami perlambatan menjadi -2,66% pada tahun 2015.

Tabel Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2015

Sumber: PDRB Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha, 2011-2015 * Angka Sementara** Angka Sangat Sementara

Profil WPPI Provinsi Kalimantan utara

Berdasarkan PP no 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri atau RIPIN, Provinsi Kalimantan Utara memiliki 2 lokasi pusat pertumbuhan industri yaitu Kota Tarakan danKabupaten Nunukan

Atas dasar arahan dari RIPIN terdapat 2 kabupaten kota yang menjadi WPPI. Namun seiring perkembangan dan isu-isu pembangunan provinsi baru ini maka selain kedua kabupaten/kota tadi perlu kajian ini perlu memperhatikan peranan kabupaten Bulungan untuk menjadi bagian dari WPPI Provinsi Kalimantan Utara, dengan mempertimbangkan

(6)

 Kota Tanjung Selor sebagai ibukota provinsi dan diusulkan nantinya akan ditingkatkan statusnya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah,

 Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi Kabupaten Bulungan yang relatif cepat

 Terdapatnya rencana pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Ineternasional Tanah Kuning

 Terdapatnya rencana pembanguan PLTA Peso sebesar 6500 MW.

Adapun profil singkat dari masing-masing Kabupaten di Kalimantan Utara dapat disajikan sebagaimana berikut ini.

(7)

Gambar 3 Profil WPPI Kaltara -Kota Tarakan

(8)

Gambar 5 Profil Usulan-WPPIp Kaltara-Kabupaten Bulungan

PENGEMBANGAN INDUSTRI

Potret Pertumbuhan Industri

Selama Tahun 2011-2015 Peranan Kategori Industri pengolahan terhadap pembentukan PDRB Provinsi Kalimantan Utara sekitar 9,28%– 9,80%. Dimana pada tahun 2015 peranan kategori ini sebesar 9,7%.

Jika dilihat peranan lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB kategori Industri Pengolahan Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2015 terbentuk dari industri.

Berdasarkan peranan lapangan usaha dapat disimpulkan bahwa industri pengolahan makanan, industri pengolahan kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya merupakan dua lapangan usaha industri yang paling banyak berkontribusi dengan pada perekonomian provinsi ini dari sektor industri.

(9)

Tabel Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan (Persen), 2011-2015

Hal ini diperkuat dengan memperhatikan sebaran industri besar-sedang, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini yang menunjukkan jenis dan sebaran industri besar- sedang di Provinsi Kalimantan Utara mengindikasikan:

 Perusahaan industri yang mengolah hasil perikanan berupa pembekuan Ikan dan udang, berlokasi di Kota Tarakan.

 Perusahaan yang mengolah hasil hutan menjadi kayu gergajian dan moulding, kayu lapis dan plywood berlokasi di Kota Tarakan.

 Perusahaan industri yang mengolah kelapa sawit tampak lebih tersebar di Kabupaten Nunukan, Bulungan, dan Malinau.

(10)

Komoditas Rata-Rata EKSPORT 2011-2015 % Rank BATU BARA 801.296.189 75,32% 1 KAYU LAPIS 81.541.785 7,66% 2 UDANG DIBEKUKAN 71.956.854 6,76% 3

MINYAK KELAPA SAWIT 34.365.875 3,23% 4

ROKOK KRETEK 20.867.737 1,96% 5

LIGNIT 16.088.361 1,51% 6

IKAN SEGAR / DINGIN 5.767.606 0,54% 7

PUPUK 5.183.765 0,49% 8

PANEL KAYU LAINNYA 4.029.620 0,38% 9

KEPITING 3.401.441 0,32% 10

LAINNYA 19.392.929,3 1,82%

Grand Total 1.063.892.162 100,00%

Sumber: Pusdatin Kemenperin, 2016 (diolah)

Tabel Jenis dan Sebaran Industri Besar Sedang di Provinsi Kalimantan Utara

Sementara itu, berdasarkan hasil pengolahan hasil perdangangan ekspor dan import dapat diperoleh gambaran sebagaimana berikut ini.

Tabel Rata-rata Eksport 10 Komoditas Penting Provinsi Kalimantan Utara (Dalam USD)

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Utara mengekspor barang-barang hasil industrinya seperti kayu lapis, udang beku, minyak kelapa sawit, panel kayu tersebut ke luar negeri.

(11)

Komoditas

Rata-Rata IMPORT

2011-2015 % Rank

HASIL MINYAK 27.915.027 41,50% 1

KAPAL LAUT DAN SEJENISNYA 19.407.172 28,85% 2

MESIN UNTUK KEPERLUAN KHUSUS 4.127.759 6,14% 3

PUPUK 3.828.159 5,69% 4

BATU KERIKIL 2.867.030 4,26% 5

MESIN UNTUK KEPERLUAN UMUM 2.588.432 3,85% 6

GENERATOR UAP, BUKAN KETEL PEMANAS 1.564.633 2,33% 7

PERALATAN LISTRIK 967.041 1,44% 8

TANGKI, TANDON AIR DAN WADAH DARI LOGAM 875.054 1,30% 9

ASPAL 686.382 1,02% 10

LAINNYA 2.446.038,0 3,64%

Grand Total 67.272.728 100,00%

Sumber: Pusdatin Kemenperin, 2016 (diolah)

Tabel Rata-rata Eksport 10 Komoditas Penting Provinsi Kalimantan Utara (Dalam USD)

Dari rata-rata import selama periode 2011-2015 tampak sebagian besar impor provinsi Kalimantan Utara berupa hasil minyak, diikuti kapal laut dan sejenisnya dan mesin untuk keperluan khusus, hal ini menunjukkan bahwasanya penyediaan peralatan dan mesin produksi di provinsi Kalimantan Utara masih tergantung pada impor dari negara lain. Hal ini sejalan dengan tuntutan perkembangan di sektor perikanan, industri dan transportasi yang sedang berkembang di Kalimantan Utara.

Sumber Daya Industri

Potensi Sumber Daya Alam

Terdapat beberapa potensi sumber daya alam yang menjadi daya tarik investasi saat ini. Adapun potensi-potensi tersebut meliputi:

 Potensi Mineral dan Pertambangan :

o Terdapat 2 cekungan sendimen tersier yaitu Cekungan Nunukan yang meliputi daerah kabupaten nunukan dan kabupaten Malinau Cekungan Tarakan yang meliputi kota Tarakan, Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan yang berpotensi menghasilkan Batu Bara, Emas, Minyak dan Gas Bumi.

o Batu gamping sebanyak 654 ribu ton di Malinau dan 250 ribu ton di Nunukan, Sirtu 2,50 juta ton di Nunukan dan pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan. Selain itu, Kawasan Gunung Putri, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, memiliki potensi sumber daya yang cukup besar berupa batu kapur yang dapat digunakan sebagai bahan baku semen portland, dan bahan pemurnian dan peleburan logam, bahan untuk menurunkan kadar keasaman (pH) pada lahan pertanian dan perkebunan,

(12)

Kab./Kota Nama Perusahaan Sumber Daya Tereka (Ton) Sumber Daya Terunjuk (Ton) Sumber Daya Terukur (Ton) Bulungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara 50.100.000,00 87.800.000,00 178.900.000,00

PT Mitra Niaga Mulia 7.792.527,94 14.457.391,51 17.595.448,28 PT. Mandiri Inti Perkasa 69.862.287,30 75.493.603,67 136.850.115,51 PT. Lamindo Inter Multikon 18.096.259,00 18.766.004,00 20.415.588,00 PT. Tubindo 23.592.529,00 29.497.912,00 35.897.494,00 PT. Vano Anugrah Sentosa 47.722.000,00 15.892.000,00 19.668.000,00 PT. Moa Maju Kurnia Utama - 141.249.298,00 317.353.286,00 PT. Delma Mining Crporation 272.940.954,00 186.697.231,00 262.840.902,00

PT. Garda Tujuh Benua - -

-Tana Tidung PT. Pipit Mutiara Jaya 127.505.153,13 67.502.468,17 37.559.755,29 Nunukan PT. Dewa Ruci Mandiri - 831.365,00 1.573.425,00 Kalimantan Utara 617.611.710,37 638.187.273,35 1.028.654.014,08

maupun dalam bidang perikanan (tambak udang), dan dapat digunakan sebagai bahan bangunan, terutama untuk pengerasan atau fondasi jalan di daerah pedesaan.

Tabel Kondisi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Utara, 2015

 Potensi Kehutanan :

o Luas hutan Kalimantan Utara 9.306.346 ha terdiri atas 1) Hutan Lindung 053.531 ha; 2) Hutan suaka alam dan wisata 1.695.474ha; 3) Hutan produksi terbatas 1.872.556 ha; 4) Hutan produksi tetap 1.491.065 ha; 5) Hutan area penggunaan lain 3.193.720 ha,

o Daerah kabupaten yang mempunyai kawasan hutan terluas yaitu : 1) Kabupaten Malinau 921.398 ha; 2) Kabupaten Bulungan 1.806.924 ha; 3) Kabupaten Nunukan 1.571.126 ha; 4) Kota Tarakan 6898 ha.

o Saat ini hasil hutan yang telah diusahakan berupa kayu bundar, yang diolah menjadi kayu olahan, kayu lapis, kayu olahan lainnya termasuk kayu gergajian, blackboard, vaneer, dan sebagainya.

 Potensi Pertanian :

o Dapat dikembangkan padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai dsbnya karena pemerintah provinsi akan menjadikan kalimantan utara sebagai lumbung pangan. Di kabupaten Bulungan terdapat kawasan pertanian terpadu yang dikenal dengan sebutan Delta Kayan Food Estate dengan luas lahan 50.000 ha. Terdapat beberapa perusahaan besar yang menanamkan investasinya di sektor pertanian berupa tanaman padi dan palawija. PT Sang Hyang Sri (SHS) bergerak dalam bidang budi daya jagung dengan kebun inti direncanakan seluas 3200 ha. PT Nusa Agro Mandiri (Solaria Group) telah melakukan demplot seluas 3 ha yang bergerak di bidang budi daya kedelai, jagung dan air tawar dengan area 1980 ha.

 Potensi Perkebunan :

o Kelapa Sawit : luas areal pertanaman kelapa sawit saat ini (tahun 2013) tercatat seluas 111.027 ha.

o Karet : luas areal pertanaman karet saat ini (tahun 2013) tercatat seluas 941 ha yang terdiri dari areal perkebunan rakyat, perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta.

(13)

o Kelapa : luas areal pertanaman kelapa saat ini (tahun 2013) tercatat seluas 2798 ha. 3) o Kakao : luas areal pertanaman kakao 14.244 ha.

o Lada : luas areal pertanaman lada seluas 175 ha (2013).

o Kopi : luas areal pertanaman kopi saat ini (tahun 2013) tercatat seluas 3.436 ha.  Potensi Perikanan :

o Budidaya Tambak Udang dan ikan air tawar, berada di wilayah perairan Tarakan Beberapa perusahaan lokal telah berinvestasi di sektor ini baik di bidang tambak maupun industri cold storage.

o Rumput laut: banyak dibudidayakan di wilayah P. Nunukan, produksi rata-rata mencapai 1.500 ton per bulan yang berasal dari 1.912 rumah tangga petani, luas lahan mencapai lebih 2.000 Hayang tersebar di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, dan sebagian di Pantai Aman, Kota Tarakan. Saat ini rumput laut baru diproses menjadi rumput laut kering dan beberapa jenis makanan olahan lokal di Nunukan. Rumput laut kering dipasarkan ke Makassar dan Surabaya.

Tabel.9 Potensi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Utara

Potensi Sumber Daya Manusia

Kondisi kependudukan Kalimantan Utara sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini mengindikasikan sebaran penduduk yang tidak merata. Sebagian besar penduduk berdomisili di Kota Tarakan dan menjadikannya sebagai wilyah terpadat di Provinsi Kalimantan Utara.

(14)

No. Kab/Kota

Luas Wilayah Darat

(Ha)

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan (Jiwa/Ha) 1 Malinau 3.978.593 40.166 34.303 74.469 0,02 2 Bulungan 1.310.833 67.312 58.784 126.096 0,10 3 Tana Tidung 330.840 11.272 9.100 20.372 0,06 4 Nunukan 1.365.547 90.529 79.513 170.042 0,12 5 Tarakan 25.181 119.036 108.193 227.229 9,02 Jumlah 2014 7.010.994 328.315 289.893 618.208 0,09 2013 7.010.994 315.800 279.200 595.000 0,08 2012 7.010.994 304.200 268.300 572.500 0,08 Lapangan Usaha Tdk/Belum Pernah Sekolah Tdk/Belum Tamat SD SD SLTP SLTA Pendidikan Tinggi Laki-Laki Primer 4,249 20,979 30,272 12,072 20,286 965 Sekunder - 3,036 3,692 3,072 8,870 1,589 Tersier 554 4,296 10,521 10,043 23,784 14,864 Perempuan Primer 3,269 8,872 10,625 4,938 1,749 -Sekunder 143 1,800 1,158 1,979 1,745 240 Tersier 444 4,813 7,880 8,388 14,249 10,108 Jumlah 8,649 43,797 8,388 14,249 10,108 27,766 Tabel Sebaran dan Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014

Sumber : Kalimantan Utara Dalam Angka, 2015

Dari segi ketenaga kerjaan, sektor primer diisi oleh kelompok tidak/belum pernah bersekolah, tidak/tamat SD dan lulusan SD yang merupakan komposisi angkatan kerja terbanyak di Provinsi Kalimantan Utara, sementara sektor sekunder diisi oleh hampir tenaga kerja dari semua jenis tingkat pendidikan dari kelompok lulusan SLTA, sementara sektor tersier banyak diisi oleh kelompok lulusan Pendidikan Tinggi.

Tabel Kondisi Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014

Sumber: Disperindagkop dan UMKM Prov. Kaltara, 2016

Hal ini sejalan dengan kondisi sarana pendidikan di provinsi Kalimantan Utara yang sampai saat ini masih berkembang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan wajib. Keberadaan pendidikan tinggi baik swasta maupun negeri sudah mulai tersebar di kabupaten kota di Kalmantan Utara, namun baru terfokus di Kota Tarakan dan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

Program pendidikan tinggi bidang teknik yang saat ini ada masih terfokus pada bidang- bidang yang mendukung sektor primer yang berkaitan dengan agribisnis, sementara untuk sektor sekunder (industri) masih tebatas. Sehingga dapat disimpulkan akses pendidikan tinggi yang mendukung sektor industri di provinsi Kalimantan Utara masih terbatas.

(15)

Nama Lokasi Status

Akademi Keperawatan Kaltara Kota Tarakan swasta

Akademi Bahasa Asing Permata Hati Kota Tarakan swasta

Politeknik Malinau Kabupaten Malinau swasta

Politeknik Negeri Nunukan Kabupaten Nunukan negeri

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tanjung Selor Kabupaten Bulungan swasta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bulungan Tarakan Kota Tarakan swasta

STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Kota Tarakan swasta

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ibnu Khaldun Kota Nunukan swasta

Universitas Borneo Tarakan Kota Tarakan negeri

Universitas Kaltara Kabupaten Bulungan swasta

Kondisi ini menyebabkan terbukanya peluang masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Berkembangnya sektor industri akan menjadi resultan meningkatnya kebutuhan SEM industri yang terpaksa harus dipenuhi dari luar provinsi.

Tabel Kondisi Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015

Sumber: Wikipedia

Potensi Teknologi dan Inovasi

Dalam rangka peningkatan penguasaan teknologi daninovasi di provinsi kalimantan utara, saat ini tercatat beberapa inisiatif sebagaimana berikut ini.

 Rencana Pengembangan Technopark di Kabupaten Nunukan melalui kerjasama dengan IPB:

o Marine Technopark di Kecamatan Mansapa o Agro Technoparck di Kecamatan Krayan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:

 Provinsi Kalimantan Utara memiliki banyak sumber daya alam namun belum seluruhnya diolah di dalam ruang lingkup ekonomi provinsi.

 Potensi SDM: Jumlah penduduk masih relatif sedikit dan sebarannya tidak merata dan terkonsentrasi hanya pada 2 (dua) pusat pertumbuhan yaitu di Kota Tarakan dan Pulau Nunukan. sarana pendidikan dan pengembangan SDM industri masih berkembang, kebutuhan sarana pendidikan yang mendukung sektor industri belum memadai

 Potensi Teknologi dan inovasi:. Dalam tahap perencanaan, bekerjasama dengan perguruan tinggi dan instansi kementerian di luar provinsi kalimantan utara.

(16)

Penguatan dan Pendalaman Struktur Industri

Dari berbagai sumber-daya yang ada tampak terdapat berbagai potensi dari berbagai arahan industri yang dapat dikembangkan di provinsi Kalimantan Utara. Berdasarkan pendekatan pohon industri, dapat diperoleh indikasi terhadap pendalaman struktur industri di provinsi kalimantan utara yang dijelaskan sebagaimana berikut ini.

1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit.

a. Saat ini pengusahaan kelapa sawit masih pengolahan tandan buah segar menjadi CPO dan minyak goreng (oleofood).

b. Berkembangnya industri pengolahan kelapa sawit baru yang diiringi perluasan lahan kelapa sawit sudah mulai terealisasi, mengindikasikan bahwa permintaan CPO yang berkembang.

c. Dukungan sumber daya alam telah memadai untuk kondisi sekarang namun belum memadai untuk pengembangan industri pengolahan kelapa sawit yang berorientasi pada oleochemical yang saat ini banyak berkembang di Cina, India, Eropa dan AS. Secara umum prospek pengembangan industri pengolahan kelapa sawit tampak pada pengusahaannya sebagai bio diesel, oleochemical dan oleofood, namun untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan turunan kelapa sawit tersebut dibutuhkan adanya akses infrastruktur pelabuhan yang baik, air bersih dan pelabuhan internasional.

d. Untuk dapat mencapai prospek tersebut secara skala ekonomi masih memungkinkan untuk mendirikan pabrik minyak goreng dalam untuk melayani permintaan nasional. Untuk bio diesel tetap menjadi prospek yang menjanjikan selama didukung oleh kebijakan.

2. Industri Pengolahan Ikan dan Udang

a. Industri pengolahan ikan dan udang saat ini telah berjalan melayani permintaan eksspor

b. Berkumpulnya industri pengolahan ikan dan udang di kota Tarakan menandakan adanya kebutuhan akan akses terhadap bahan baku yang baik, tenaga kerja, energi dan logistik, yang saat ini hanya dapat disediakan oleh kota Tarakan.

3. Industri Pengolahan Rumput Laut

a. Rumput laut pada saat ini masih dalam tahap pembudidayaan di wilayah kabupaten Nunukan dan pantai Aman, Kota Tarakan, saat ini pengolahannya hanya berupa pengolahan pasca panen untuk dikeringkan dan dijual ke Surabaya dan Makassar

(17)

b. Pengolahan rumput laut menjadi bahan makanan sudah di mulai di Kabpaten Nunukan, namun pengusahaannya masih dalam tahapan awal untuk kebutuhan lokal, dan belum memasuki tahap produksi massal.

c. Pengolahan rumput laut menjadi SRC Chip ataupun Powder sempat digagas di wilayah Kabupaten Nunukan namun belum terealisasi. Upaya ini akan dilanjutkan dengan mengintegrasiannya ke dalam konsep marine technopark. 4. Industri pengolahan hasil hutan

a. Secara umum hasil hutan telah diolah menjadi kayu olahan seperti kayu lapis dan plywood

b. Industri pengolahan kayu seluruhnya berpusat di kota Tarakan, sama dengan indsutri pengolahan ikan, kebutuhan akan akses listrik, tenaga kerja dan pelabuhan menjadi utama pemilihan lokasi.

5. Peluang Indstri Manufaktur (Footloose Industry):

a. Terdapat peluang munculnya footloose industry. hal ini diindikasikan dengan adanya peluang masuknya

6. Peluang Investasi Pembangunan Pabrik Semen dan Rumput Laut di Provinsi Kalimantan Utara, hasil kajian Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016.

a. Pabrik Semen

- Berlokasi kawasan Desa Gunung Putri, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan.

- Kawasan ini memiliki kandungan batu kapur yang dapat digunakan sebagai bahan baku semen portland yang dalam dapat digunakan sebagai bahan pemurnian dan peleburan logam, penurun kadar keasaman tanah dan air, serta sebagai bahan bangunan

b. Pabrik pengolahan rumput laut

- Ditujukan untuk mendukung budidaya Pulau Nunukan dan Sebatik, Kabupaten Nunukan dan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan.

Penguatan struktur industri di provinsi Kalimantan Utara, perlu secara khusus memperhatikan masih kurangnya dukungan teknologi dan industri permesinan dan peralatan, yang saat ini sumber-sumbernya berada di luar wilayah provinsi.

(18)

Peningkatan Daya Saing

Dalam RIPIN telah dijabarkan mengenai pentahapan Pembangunan Industri Prioritas serta Program Pengembangan Industri Prioritas yang dilaksanakan bersama oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan swasta. Di Provinsi Kalimantan Utara pengembangan industri masih perlu mendapatkan perhatian khusus oleh berbagai pihak baik pemerintah Badan Usaha Milik Negara, dan swasta. Adapun rencana pengembangan yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Pemanfaatan Lokasi Geografis

a. Kalimantan Utara dilalui oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan alur pelayaran menuju asia timur

b. Pemanfaatan lokasi georgrafis inilah yang menjadi alasan adanya upaya penyusunan rencana pembangunan Kawasan Pindustri dan Perdagangan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan. KIPI ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan posisi karena dinilai memiliki keunggulan strategis karena berlokasi di jalur pelayaran nasional dan internasional ALKI II yang menjadi gerbang menuju wilayah Asia Pasifik dan Eropa.

c. Upaya pemanfaatan lokasi geografis ini membutuhkan dukungan infrastruktur pelabuhan, sehingga pendekatan yang perlu dilakukan adalah melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung terjadinya pertukaran sumber daya di internal provinsi.

2. Memanfaatkan keunggulan komparatif

a. Secara umum komoditas yang ada di kalimantan utara adalah komoditas yang menjadi keunggulan komparatif bila dibandingkan dengan daerah lain di kalimantan dan sulawesi.

b. Namun komoditas-komoditas yang ada di Kalimantan Utara akan menjadi keunggulan kompetitif bilamana dibandingkan dengan negara-negara lain. Keunggulan kompetitif ini disebabkan karena faktor geografis sehingga menjadi sangat unik.

c. Untuk peningkatan daya saing diperlukan upaya untuk memperkuat kualitas maupun kuantitas pasokan bahan baku melalui upaya-upaya intensifikasi maupun pengembangan riset dan kelembagaan.

Perngembangan IKM Melalui Sentra IKM

Menurut Disperindagkop dan UMKM Provinsi Kalimantan Utara, dari segi populasi IKM Provinsi Kaltara pada tahun 2015 baru terdapat 2611 unit Industri Kecil yang tersebar merata

(19)

di seluruh wilayah provinsi dan 65 unit Industri Menengah yang tersebar di 4 kabupaten/kota kecuali Kab. Tana Tidung.

Tabel Rekapitulasi Data Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Kalimantan Utara Tahun 2015

IKM di provinsi Kalimantan Utara tergolong cukup bervariasi, dan seluruhnya ditujukan untuk melayani keperluan lokal. Saat ini terdapat upaya pengembangan Sentra IKM yang berlokasi di Kota Tarakan.

Lokasi Untuk Industri yang Diprioritaskan

Provinsi Kalimantan Utara pada dasarnya memiliki lahan sebagai peruntukan industri akan tetapi belum pada tahap pembangunan. Berdasarkan kajian terdahulu terdapat 4 lokasi yang menjadi pengembangan potensi perwilayah industri, selanjutnya dikembangkan berdasarkan hasil survei dan observasi lapangan sebagaimana disajikan pada tabel dan gambar berikut.

(20)

Kabupaten /kota Luas KPI (Rencana) Jenis Perwilayahan Industri Tarakan  Kawasan Peruntukan Industri

(Rencana) Total: 1.685 ha yang tersebar di

o Kec. Tarakan Utara 1.409 ha, o Kec. Tarakan Barat 131 ha o Kec. Tarakan Timur 145 ha.

 Industri Besar-Sedang yang sudah ada lokasinya cukup tersebar, sebagian besar adalah Industri Pengalengan & Pembekuan Hasil Laut (pengolahan hasil perikanan budidaya), Industri Pengolahan Hasil Hutan/Kayu (plywood, chip mill, moulding), jasa reparasi/bengkel, industri makanan & minuman, dll.

 Industri Kecil yang sudah ada lokasinya tersebar, sebagian besar adalah Industri Makanan & Minuman, Industri & Jasa Reparasi/Bengkel, Industri Furniture & barang dari Kayu, Industri Pengolahan Hasil Laut, dll.

Nunukan  Kawasan Peruntukan Industri (Rencana): 227 ha yang tersebar di:

o Kec. Sei Manggaris 157 ha, o Kec. Sebatik Barat 12,3 ha, o Kec. Sebuku 28,3 ha, o Kec. Lumbis 29 ha

 Industri Besar-Sedang yang sudah ada: Industri CPO di Kec. Nunukan.

Bulungan  Kawasan Peruntukan Industri (Rencana) total 11.048 ha yang tersebar di:

o Kec. Tanjung Palas Timur 8.210 ha,

o Kec. Bunyu 545 ha, o Kec. Sekatak 1.472 ha, o Kec. Tanjung Palas 500 ha o Kec. Tanjung Selor 822 ha

(Food & Rice Estate)

 Industri Besar-Sedang yang sudah ada: Industri Gas Methanol (Medco) di P. Bunyu, Industri CPO

Malinau  Kawasan Peruntukan Industri (Rencana): 80 ha di Kec. Malinau Kota

 Industri Besar yang sudah ada: Industri Pengolahan Hasil Hutan/Kayu, Industri CPO Tana Tidung  Kawasan Peruntukan Industri

(Rencana): 100 ha di Kec. Sesayap Hilir

 Industri Besar-Sedang: belum ada data Tabel Potensi Perwilayahan Industri

(21)
(22)

INFRASTRUKTUR PENUNJANG WPPI E.1.

Konektivitas WPPI

Berdasarkan hasil pengamatan dan data-data sekunder konektivitas eksisting di WPPI Kalimantan utara dapat disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 7 Distribusi dan Pasokan Komoditas Unggulan Kaltara

Mayoritas pergerakan adalah antar wilayah melalui simpul transportasi nasional di Pulau Tarakan. Hal ini disebabkan hirarki Pelabuhan Tarakan yang lebih tinggi dari pelabuhan lainnya di Wilayah Kalimantan Utara serta rute angkutan laut yang mayoritas berakhir di Tarakan.

Pelabuhan Malindung merupakan Pelabuhan Utama, namun tidak untuk Pelayaran Internasional, sehingga untuk Ekspor sangat tergantung dari jadwal kapal Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya);

Peningkatan status Pelabuhan Malindung menjadi pelabuhan internasional dilakukan dengan memperhatikan jumlah barang yang keluar masuk pelabuhan.

(23)

Indikasi upaya pengembangan konektivitas:

1. Mengembangkan keterhubungan antara Tarakan dengan wilayah lain di wilayah daratan Kalimantan Utara,

a. Rencana pengembangan jembatan antara Bulungan hingga Tarakan

b. Peningkatan sistem jaringan transportasi antara Bulungan (Tanjung Selor) sebagai Ibukota Provinsi dengan wilayah Kabupaten/Kota lain di Provinsi Kalimantan Utara.

2. Mengembangkan sistem jaringan transportasi untuk mengakses wilayah perbatasan, dengan mengembangkan sistem jaringan transportasi koridor Bulungan – Malinau – Nunukan, sementara untuk mengakses wilayah perbatasan di kepulauan dilakukan dengan mengembangkan transportasi perairan dan udara terutama dalam menghubungkan koridor Bulungan – Nunukan, dan Tarakan – Nunukan.

3. Mengembangkan simpul transportasi skala nasional di wilayah ibukota Provinsi Kalimantan Utara,

a. Meningkatkan konektivitas PKN Tanjung Selor sebagai Ibukota Provinsi dengan wilayah lain,

(24)

NO ARAHAN

WPPI TRANSPORTASI ENERGI SUMBER AIR TELEKOMUNIKASI 1. Kota

Tarakan

 Pembangunan jaringan jalan arteri primer: Jln. Aki Pingka - Swaran - Pulau Sadau  Peningkatan & Pemantapan Jalan Arteri Primer: Jln. Mulawarman, Jln. Yos Sudarso, Ring Road Juata Laut- Pantai Amal, & jalan akses utama lainnya di Kota Tarakan

 Pembangunan Jembatan Bulungan – Tarakan

 Pembangunan jaringan Rel KA: Jembatan Bulungan Tarakan - Pelabuhan Laut Tarakan – Bandara Juata Tarakan  Pembangunan Stasiun KA Kota Tarakan  Peningkatan & Pemantapan Pelabuhan Laut Utama: Malundung Tarakan  Peningkatan & Pemantapan Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder: Juata Tarakan  Peningkatan & pemantapan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP): Tengkayu II Tarakan  Pembangunan PLTU Juata Laut Tarakan  Peningkatan & pemantapan jaringan transmisi listrik  Pembangunan & peningkatan jaringan pipa gas Tarakan  Pengembangan energi alternatif terbarukan (solar cell, tenaga angin, biogas, bio- diesel, dll.)  Pengelolaan & pengamanan sumber air baku: seluruh DAS yang ada di Kota Tarakan.

 Peningkatan & pemantapan sumber air baku: 7 buah embung yang tersebar di Kota Tarakan  Peningkatan & pemantapan prasarana air baku yang meliputi Instalasi Pengolahan Air (IPA) & jaringan primer serta sekunder.  Pengembangan sistem jaringan kabel dan sistem jaringan tanpa kabel (wireless);  Pengembangan penggunaan fasilitas komunikasi dengan tingkat kecepatan tinggi (ISDN/Fiber Optic);  Pengembangan menara telekomunikasi (BTS) yang mampu melayani seluruh kawasan.

b. Meningkatkan konektivitas sistem transportasi wilayah daratan Provinsi Kalimantan Utara dengan wilayah lain di luar Provinsi, selain Pulau Tarakan.

Kebutuhan Infrastruktur Pendukung WPPI

Atas dasar berbagai kondisi yang telah disampaikan di atas, maka perlu dikembangkan berbagai infrastruktur yang ditujukan untuk mendukung pengembagan WPPI.

(25)

NO ARAHAN

WPPI TRANSPORTASI ENERGI SUMBER AIR TELEKOMUNIKASI 2 Kabupaten

Nunukan

 Pembangunan akses jaringan jalan arteri sekunder  Peningkatan & Pemantapan Jalan Arteri Primer:  Sp. Tiga Apas – Sei Manggaris - Sei Ular  Sei Manggaris - Bts. Negara  Jalan Lingkar P. Sebatik & P. Nunukan  Peningkatan Terminal Penumpang Tipe A di Sei Manggaris  Pembangunan jaringan Rel KA: Tg. Selor - Sesayap - Tidung Pale - Malinau Kota - Mensalong - Sembakung Atulai - Sembakung - Pembeliangan - Salang - Simanggaris - Batas Negara  Pembangunan Stasiun KA: Mensalong & Sei Manggaris

 Peningkatan & pemantapan Pelabuhan Laut Pengumpul: Tunon Taka & Sungai Nyamuk Nunukan  Peningkatan & pemantapan Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Tersier: Nunukan  Peningkatan & pemantapan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN): Mensapa Nunukan  Pembangunan PLTU Binusan Nunukan  Peningkatan & pemantapan jaringan transmisi listrik  Pengembangan energi alternatif terbarukan (solar cell, tenaga angin, biogas, bio- diesel, dll.)  Pengembangan sumber air permukaan: WS Sesayap  Pengelolaan & pengamanan sumber air permukaan: WS Sesayap  Pengembangan & pemantapan Cekungan Air Tanah (CAT) Tg. Selor  Pengembang-an sistem jaringan kabel dan sistem jaringan tanpa kabel (wireless);  Pengembang-an penggunaan fasilitas komunikasi dengan tingkat kecepatan tinggi (ISDN/Fiber Optic);  Pengembang-an menara telekomunikasi (BTS) yang mampu melayani seluruh kawasan.

(26)

NO ARAHAN

WPPI TRANSPORTASI ENERGI SUMBER AIR TELEKOMUNIKASI 3 Kabupaten Bulungan (diusulkan menjadi WPPI)  Pembangunan Jalan Arteri Primer; Simpang Pungit - Jembatan Bulungan Tarakan  Peningkatan & Pemantapan Jalan Arteri Primer: Batas Kab. Bulungan – Tg. Selor – Simp. 3 Tg. Palas – Sekatak Buji.

 Peningkatan & Pemantapan Jalan Kolektor Primer 2:  Simp. 3 Food Estate - Salimbatu  Tg. Selor - Tanah Kuning  Mangkupadi - Poros Tg. Selor- Berau  Peningkatan Terminal Penumpang Tipe A di Tg. Selor  Pembangunan jaringan Rel KA: Tg. Redeb – Tg. Selor – Sekatak – Jemb. Bulungan-Tarakan  Pembangunan Stasiun KA: Tg. Selor, Sekatak, Tg. Palas Timur  Peningkatan & Pemantapan Pelabuhan Pengumpan Regional: Pel. Ancam Tg. Palas Utara  Peningkatan & Pemantapan Pelabuhan Pengumpul: Tg. Selor  Pembangunan Pelabuhan Pengumpul di Tg. Palas Timur  Peningkatan & Pemantapan Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder: Tg. Harapan Bulungan  Pembangunan PLTA Peso Bulungan  Pembangunan PLTU Tg. Selor Bulungan  Pembangunan dan peningkatan Gardu Induk: Peso, Tg. Palas Timur, Tg. Selor, Tg. Palas Utara  Pembangunan & peningkatan jaringan pipa gas bumi: P. Bunyu – Tg. Palas Tengah – Tg. Palas Timur  Peningkatan & pemantapan jaringan transmisi listrik  Pengembangan energi alternatif terbarukan (solar cell, tenaga angin, biogas, bio- diesel, dll.)  Pengembangan sumber air permukaan: WS Berau-Kelai & WS Kayan  Pengelolaan & pengamanan sumber air permukaan: WS Berau-Kelai & WS Kayan  Pengembangan & pemantapan Cekungan Air Tanah (CAT) Tg. Selor.  Pengembangan sistem jaringan kabel dan sistem jaringan tanpa kabel (wireless);  Pengembangan penggunaan fasilitas komunikasi dengan tingkat kecepatan tinggi (ISDN/Fiber Optic);  Pengembangan menara telekomunikasi (BTS) yang mampu melayani seluruh kawasan.

(27)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN WPPI

Isu Strategis Pengembangan WPPI Provinsi Kalimantan Utara

Isu Strategis Pengembangan terkait dengan pengembangan WPPI di Provinsi Kalimantan Utara dapat diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi yang relatif baru, secara umum proses pembentukan pemerintahaan masih berlangsung sehingga arahan-arahan dan pengembangan rencana daerah masih berjalan, sehingga pada tahapan ini organisasi pemerintah provinsi kalimantan utara masih dalam tahap konsolidasi. Disamping itu meningkatnya interest para investor terhadap wilayah ini cenderung meningkat memanfaatkan peluang dari kondisi dan kebijakan baru.

2. Terdapat 3 (tiga) lokasi pertumbuhan yang penting bagi Kalimantan Utara dengan karakteristik yang berbeda, yaitu:

a. Kabupaten Nunukan, pertumbuhannya masih banyak dipengaruhi oleh negara tetangga malaysia, sehingga banyak isu-isu politis terkait perbatasan. Ketergantungan ekonomi terhadap kota Tawau, , Negara Malaysia dan terbatasnya pengelolaan perbatasan menyebabkan pengendalian lalu lintas barang/jasa menjadi hal yang menantang

b. Kota Tarakan, merupakan pintu gerbang kalimantan utara dengan daerah lain di Indonesia, pergerakan barang/jasa dari dan ke wilayah ini terjadi dengan intensitas yang tinggi, dan menjadi pusatpertumbuhan sendiri bagi industri- industri yang berorientasi ekspor dan melayani pulau Jawa.

c. Kabupaten Bulungan,

 Tanjung Selor menjadi ibu kota provins Kalimantan Utara dan kedepannya sedang dikembangkan sebagai merupakan kota baru

 Terdapat rencana rengembangan KIPI Tanah Kuning, yang sedianya akan

bersinergi dengan Rencana Pembangunan PLTA Peso 6500 MW merupakan faktor kunci utama pengembangan industri Kalimantan Utara ke masa yang akan datang.

3. Heart of Borneo, menempati sebagian besar luasan provinsi ini, perkembangan sektor-

sektor perekonomian perlu memperhatikan keberadaan kawasan konservasi ini. Selain itu, draft RTRW Kalimantan Utara mengindikasikan Provinsi Kalimantan Utara memiliki kerentanan terhadap gerakan tanah labil, yaitu sekitar 65,74% dari total luas wilayah provinsi, sehingga memaksa pengembangan wilayah di Provinsi Kalimantan Uta diarahkan ke pesisir.

4. Konektivitas provinsi kalimantan utara sangat dibentuk oleh transpotasi sungai laut dan penyeberangan, serta transportasi udara, belum semua wilayah dapat terhubung dengan baik melalui jaringan transportasi darat.

(28)

Visi, Misi dan SasaranPengembangan WPPI di Provinsi Kalimantan Utara

Visi dan misi yang dikembangkan untuk WPPI Provinsi Kalimanan Utara dikembangkan berdasarkan visi RPJMD, RPJPD, visi Penataan Ruang, dan berbagai kondisi yang dihadapi di dalam pengembangan perwilayahan di Provinsi Kalimantan Utara.

VISI

Mewujudkan perwilayahan industri untuk mendukung pengembangan industri berbasis agro secara berkelanjutan, yang mempertimbangkan Kaltara sebagai pintu gerbang internasional

Misi:

1. Mewujudkan pengembangan industri hilir berbasis sumber daya alam agro dan industri pendukungnya;

2. Mewujudkan tersedianya sumber daya industri yang unggul dan berdaya saing tinggi; 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Ada beberapa arah kebijakan dan strategi pengembangan WPPI Provinsi Kalimantan Utara yaitu :

1. Strategi Perwilayahan Industri

Strategi Tahap I (2017-2021) Tahap II (2022-2036)

1. Penyediaan Lahan Kawasan Industri.

• Pembentukan Badan Pengelola Kawasan (Pemda – BUMN – BUMD – Swasta)

• Pembebasan lahan tahap awal

• Pembebasan lahan tahap selanjutnya

2. Pengembangan Kawasan Industri /KEK

• Pembangunan Infrastruktur dasar tahap awal dengan bantuan dana dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

• Pengembangan infrastruktur kawasan industri tahap awal oleh badan pengelola.

• Pembangunan Infrastruktur dasar tahap berikutnya dengan bantuan dana dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

• Pengembangan infrastruktur kawasan industri tahap berikutnya oleh badan pengelola.

(29)

2. Strategi Pengembangan Industri

Strategi Tahap I (2017-2021) Tahap II (2022-2036)

1. Penentuan Industri Penggerak Utama

• Pemilihan industri penggerak utama

• Pembangunan Industri penggerak utama

• Perluasan dan diversifikasi usaha industri penggerak utama untuk hilirisasi komoditas unggulan. 2. Pengembangan industri hilir

dari komoditas unggulan

• Promosi investasi

• Pelaksanaan program PTSP (Perijinan Terpadu Satu Pintu) • Mendorong industri hilir

substitusi impor

• Promosi investasi • Mendorong industri hilir

substitusi impor maupun untuk ekspor. 3. Pengembangan industri pendukung hilirisasi komoditas unggulan • Promosi investasi pengembangan industri komponen dan bahan penolong

• Pengembangan industri komponen dan bahan penolong

• Promosi investasi

pengembangan industri barang modal dan jasa industri • Pengembangan industri barang

modal dan jasa industri.

4. Penguatan industri hulu komoditas unggulan

• Peningkatan kapasitas dan kualitas industri hulu • Peningkatan kapasitas dan

sarana pengangkutan batubara

• Peningkatan kapasitas dan kualitas industri hulu • Peningkatan kapasitas dan

sarana pengangkutan batubara

3. Strategi Pengembangan Sumber Daya Industri

Strategi Tahap I (2017-2021) Tahap II (2022-2036)

1. Mengutamakan

penyerapan tenaga kerja lokal

• Penyusunan kebijakan penyerapan tenaga kerja lokal. • Peningkatan kompetensi SDM

lokal

• Peningkatan standar kompetensi SDM industri

• Pengembangan SMK untuk mendukung industri hilir dan industri pendukungnya. • Program beasiswa SMK/D3/S1

pada jurusan sesuai kebutuhan 2. Peningkatan kapasitas

dan kualitas komoditas unggulan sebagai bahan baku industri

• Penyediaan bibit unggul • Peningkatan kerjasama

penyedia bahan baku – industri hulu – industri hilir

• Peningkatan produkstivitas penghasil bahan baku

• Perluasan areal produksi bahan baku

3. Peningkatan penguasaan teknologi

• Penguatan lembaga pusat inovasi dan inkubasi barang jadi karet.

• Fasilitasi kerjasama antara lembaga litbang / PT dengan industri hilir

• Transfer teknologi hilirisasi komoditas unggulan.

• Pembangunan sarana dan prasarana litbang hilirisasi komoditas unggulan • Pengembangan technopark

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Gambar

Gambar 1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Utara
Tabel Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010  Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011─2015
Tabel Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2015
Gambar 2  WPPI Kalimantan Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan kontraktor Indonesia dalam membangun DAM, saluran irigasi, jembatan, jalan raya, bandara, pelabuhan dan proyek-proyek infrastruktur PU lainnya,

Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan

Kelembunan Kecamatan Sekatak Pembangunan Masjid Uang Rp 150"000.000,00 TL Panitia Pembangunan Masjid Hidayatullah Kabupaten Malinau.. Jl, Pesantren Hidayatullah RT 20

(5) Pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan pokok-pokok kebijakan pengembangan dan pengelolaan

 Pembangunan Jalan Tol Samarinda- Balikpapan (APBN, APBD & INV)  Pembangunan Jembatan Pulau Balang.. Bentang

a. Kota Tarakan termasuk rawan bencana banjir, dan longsor, pohon tumbang, kecelakaan laut, gempa serta abrasi pantai. Terkait dengan shelter buat para pengungsi juga

Upaya Penyelesaian Kawasan perbatasan berupa pembangunan akses jalan dan jembatan ke perbatasan yaitu Long Bagun-Long Pahangai-Long Apari dan Bandara.

Pembangunan Jembatan Pulau Balang ini merupakan salah satu program pembangunan Jalan dan Jembatan dalam rangka pengembangan jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Timur dengan