• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr.

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ”

Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan Putusan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut dibawah ini dalam sengketa antara : --- HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG, Kewarganegaraan Indonesia,

Pekerjaan Mantan Anggota Polri, Tempat Tinggal jalan fajar Gg. Belut No. 20 RT.02 RW.06 Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Memberikan Kuasa Kepada 1. SYAHRIR, SH 2. ANA MARDIAH, SH 3. WITA SUMARNI, SH Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat/Penasehat Hukum pada ‘’Law Firm SYAHRIR, SH & PARTNERS’’, Beralamat dahulu Jalan Tuanku Tambusai/Nangka No. 24 Pekanbaru, sekarang Jalan Paus Depan Villa Indah Paus Ruko No. 04 Pekanbaru, ,Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 08 Agustus 2012 ; --- Selanjutnya disebut sebagai ……...PENGGUGAT ; --- M E L A W A N --- KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU

Berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 235 Pekanbaru ; --- Memberikan…..

(2)

Memberikan Kuasa Kepada ; --- 1. ANDI RIVAI, SH Jabatan/Kesatuan Pgs

KABIDKUM POLDA RIAU ; --- 2. H. RUSLI, SH Jabatan/Kesatuan KASUBBID BANKUM BIDKUM POLDA RIAU ; --- 3. NERWAN, SH Jabatan/Kesatuan ADVOKAT

BIDKUM POLDA RIAU ; --- 4. RETNO PATMAWATI, SH Jabatan/Kesatuan KASUBBID SUNLUHKUM BIDKUM POLDA RIAU ; --- Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kepala Kepolisian Daerah Riau, Beralamat Jalan Jenderal Sudirman No. 235 Pekanbaru, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 29 Agustus 2012 ; ---

Selanjutnya disebut sebagai ………. TERGUGAT ; Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut ; ---

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : A.37/Pen.MH/2012/PTUN-Pbr. tanggal 15 Agustus 2012 Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memutus dan menyelesaikan perkara ; ---

Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor : 37/Pen-PP/2012/PTUN-Pbr. tanggal 04 September 2012 Tentang Pemeriksaan

Persiapan ; --- Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor :

37/Pen.HS/2012/ PTUN-Pbr., tanggal 11 September 2012 Tentang Hari

Persidangan ; --- Telah …..

(3)

Telah mempelajari bukti-bukti dari kedua belah pihak ; --- Telah mendengarkan keterangan saksi-saksi dari kedua belah pihak ; - Telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya pada tanggal 13 Agustus 2012, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 13 Agustus 2012, dengan Register Perkara Nomor : 37/G/2012/PTUN-Pbr mengemukakan hal-hal sebagai berikut ; ---

Bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/167/V/2011 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO K. HUTAGALUNG ; --- DASAR DAN ALASAN GUGATAN (POSITA) ;

1. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) di Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru karena Tergugat berdomisili atau berkedudukan di wilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dan juga Tergugat selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara telah mengeluarkan/ menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO K. HUTAGALUNG, Pangkat Briptu, Nrp. 84121208, anggota Sat Brimob Polda Riau ; --- 2. Bahwa Surat Keputusan a quo yang diterbitkan oleh Tergugat adalah merupakan Surat Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat …..

(4)

akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga telah memenuhi Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang berbunyi ; ---“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata” ; --- 3. Bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama Penggugat (objek sengketa aquo) mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan yaitu antara lain : --- - Hilangnya pekerjaan atau terhentinya pembayaran gaji Penggugat. - Hilangnya kesempatan untuk berkarier di Institusi Kepolisian Republik

Indonesia.

hal mana sesuai dengan Ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ; ---

4. Bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian

Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO K. HUTAGALUNG, Pangkat Briptu, Nrp.84121208, Anggota Sat Brimob Polda Riau, surat pemberhentian mana baru Penggugat terima pada tanggal …..

(5)

tanggal 21 Mei 2012 dirumah Penggugat, dengan demikian pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ; ---

5. Bahwa Penggugat adalah Anggota Polri yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No.

Pol : Skep/945/XII/2004 tanggal 22 Desember 2004 Tentang Pengangkatan dan Penggajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang II Tahun 2004 ; --- 6. Bahwa selanjutnya Tergugat telah menerbitkan Surat Keputusan No.

Pol.: Skep/142/VI/2005 tanggal 29 Juni 2005 Tentang Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang II TA. 2004 Dilingkungan Polda Riau ; - 7. Bahwa Penggugat sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, kealpaan serta kekeliruan, dimana sekitar bulan Januari 2011 sampai dengan awal Juli 2011, karena adanya masalah keluarga dan pikiran yang tidak tenang sewaktu belajar, sehingga Penggugat tidak masuk dinas selama kurang lebih selama 6 bulan ; --- 8. Bahwa setelah lebih kurang 6 bulan tidak masuk dinas, akhirnya pada bulan Juli 2011 itu juga Penggugat kembali masuk dinas serta melapor kepada Kanit Provos Brimob Polda Riau Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.MH ; --- 9. Bahwa oleh Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.,MH atas masuknya

kembali Penggugat menjalankan dinas bukan disambut dengan baik dan atau …..

(6)

atau dipertanyakan alasan Penggugat tidak masuk dinas selama ini, malah Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.,MH menyuruh pulang Penggugat dengan mengatakan : “tak usah kamu masuk kantor lagi, kamu sudah dipecat, percuma saja kamu masuk dinas .” ; --- 10. Bahwa walaupun Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.,MH., berkata

demikian pada Penggugat, namun Penggugat tetap juga masuk dinas ; 11. Bahwa selama Penggugat masuk dinas, Penggugat tidak diacuhkan,

tidak diberi tugas serta dianggap Penggugat tidak sebagai anggota Kepolisian lagi oleh Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.,MH., dan rekan-rekan sesama dinas dengan Penggugat, sehingga atas keadaan tersebut membuat perasaan diri Penggugat menjadi minder ; --- 12. Bahwa setelah bertahan selama 2 minggu dari masuk dinas, akhirnya

atas sikap dan perilaku Bapak Ipda Edward Sibarani, SH.,MH., dan rekan-rekan sesama dinas yang dengan sengaja mencueki Penggugat, maka Penggugat selanjutnya tidak masuk dinas lagi sampai akhirnya Penggugat menjalani sidang Komisi Kode Etik yang diputus tanggal 19 Maret 2012 ; --- 13. Bahwa sikap dan perilaku Kanit Provos Brimob Polda Riau Bapak Ipda

Edrawd Sibarani, SH.,MH., sebagai Ankum Penggugat yang telah mencueki Penggugat untuk berdinas kembali, jelas bertentangan dengan kealuran dan kepatutan, karena sebagai atasan seharusnya memberikan pembinaan lebih dahulu kepada anggotanya yang melakukan kesalahan dan pelanggaran dan apabila Penggugat tidak bisa dibina lagi, baru dilaksanakan Sidang Kode Etiknya ; --- 14. Bahwa tindakan Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/1674/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama Penggugat adalah sangat bertentangan …..

(7)

bertentangan rasa keadilan dan kepatutan, karena yang menjadi acuan atau dasar bagi Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan objek sengketa a quo adalah berdasarkan Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/04/III/2012 tanggal 19 Maret 2012, sedangkan yang menjadi acuan dan dasar terbitnya Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/04/III/2012 tanggal 19 Maret 2010 adalah berdasarkan Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 hari berturut-turut terhitung semenjak tanggal 29 januari s/d 8 Juli 2011 atau selama 131 hari kerja ; --- 15. Bahwa penerbitan Surat Keputusan Nomor : kep/167/V/2012 tanggal 21

Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama Penggugat terkesan tergesa-gesa, tidak adil, lalai, terlalu terburu-buru dan memaksakan kehendak tanpa memperdulikan kesengsaraan atau derita yang akan Penggugat alami pada masa yang akan datang ; --- 16. Bahwa oleh karena tindakan Tergugat dalam menerbitkan objek

sengketa a quo atas nama Penggugat adalah tindakan yang bertentangan dengan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara RI, serta bertentangan pula dengan azas-azas Umum Pemerintahan Yang Baik (The General Principle Of Good Administrasion) khususnya Azas Keadilan dan Kewajaran (Principality Of Justice And Equity) dan Azas bertindak Cermat (Principle Of Carefulness), maka berdasarkan dasar dan alasan tersebut diatas, tindakan Tergugat yang menerbitkan objek sengketa a quo telah memenuhi Ketentuan Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang…..

(8)

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, oleh karenanya Surat keputusan objek sengketa a quo yang diterbitkan oleh Tergugat adalah cacat hukum dan harus dinyatakan batal atau tidak sah ; --- 17. Bahwa oleh karena objek sengketa a quo dinyatakan batal atau tidak

sah, maka berdasarkan hukum Tergugat diperintahkan untuk mencabut objek sengketa a quo ; --- 18. Bahwa oleh karena objek sengketa a quo diperintahkan untuk dicabut, maka sangat adil pula Tergugat diperintahkan untuk merehabilitasi dan mengembalikan Penggugat pada kedudukan semula atau yang setara dengan itu ; --- Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah Penggugat uraikan diatas, maka dengan ini Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : --- 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; --- 2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian

Daerah Riau Nomor : Skep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO K. HUTAGALUNG ; --- 3. Memerintahkan kepada Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Skep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO K. HUTAGALUNG ; --- 4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik Penggugat ...

(9)

Penggugat dalam kedudukan harkat dan martabat Penggugat seperti keadaan semula ; --- 5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ; --- Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut. Tergugat mengajukan Jawaban pada tanggal 18 September 2012 yang pada pokoknya sebagai berikut ; --- 1. Bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat

(Harris Mario Kristian Hutagalung) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum dan prosedur yang berlaku di Institusi Kepolisian Republik Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003, Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2006 dan peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006, berdasarkan : --- a. Adanya laporan Polisi No.Pol.: LP/07/III/2011/Prov tanggal 8 Maret

2011 An. Harris Mario Kristian Hutagalung telah melakukan perbuatan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut meninggalkan tugas secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 29 Januari 2011 s/d 08 Juli 2011 dan sekarang sampai dilakukan pemeriksaan 19 Juli s/d 31 Desember 2011 selama lebih kurang 171 hari ; --- b. Bahwa berdasarkan laporan Polisi tersebut, selanjutnya Unit P3D/Provost Sat Brimobda Riau melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yaitu keterangan saksi-saksi, bukti petunjuk dan bukti surat serta keterangan terperiksa yang kemudian menjadi berkas perkara pelanggaran No.Pol.: SBPPP/08/VII/2011PROV, tanggal 07 Juli 2011 ; --- c. Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Provost Sat Brimobda Riau melimpahkan ...

(10)

melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Ankum Penggugat, selanjutnya Ankum Terperiksa (Kasat Brimobda) memerintahkan kepada Kanit P3D untuk meminta saran dan pendapat hukum kepada pembinaan fungsi hukum Polda Riau guna mendapatkan saran pendapat hukum terhadap penyelesaian perkara Penggugat Harris Mario Kristian Hutagalung ; --- d. Bahwa berdasarkan surat permintaan saran pendapat hukum Sat

Brimobda Riau Bidang Hukum Polda Riau telah memberikan saran pendapat hukum An. Harris Mario Kristian Hutagalung Nrp. 84121208 Nomor : R/511/VIII/2011Bidkum tanggal 15 Agustus 2011 yang intinya perbuatan terperiksa secara yuridis telah memenuhi

unsur Pasal 14 ayat (1 huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri yaitu Anggota Polri diberhentikan

tidak dengan hormat dari Dinas Kepolisian RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; --- e. Berdasarkan saran pendapat hukum fungsi pembinaan hukum

Polda Riau dan analisa berkas perkara, setelah dilimpahkan berkas perkara ke Bid Propam Polda Riau maka pada tanggal 5 Januari 2012 berdasarkan Surat Kabid Propam Polda Riau Nomor : R/06/I/2012/Propam Perihal Usulan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri telah dibentuk Pejabat Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung dan atas usulan tersebut maka terbitlah Surat Keputusan Kapolda Riau Nomor : Kep/151/I/2012 tanggal 12 Januari 2012 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk menyidangkan kasus Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung ; --- f. Bahwa ...

(11)

f. Bahwa setelah dibentuknya susunan Sidang Komisi Kode Etik maka pada tanggal 19 Maret 2012 sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 Pasal 15 Komisi Kode Etik Polri melaksanakan sidang perkara terperiksa Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung tanpa dihadiri oleh terperiksa (In absencia) dimana dalam proses persidangan telah mendengar keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya, kemudian Pejabat Komisi Kode Etik Polri berkesimpulan Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2003 yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih

dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung sejak tanggal 29 Januari s/d 8 Juli 2011 atau selama 131 (seratus tiga puluh satu) hari kerja ; --- Bahwa terperiksa juga sudah 5 (lima) kali melakukan pelanggaran disiplin yaitu sewaktu berdinas di Polres Siak dan telah pernah pula melakukan pelanggaran disiplin di Sat Brimobda Polda Riau dan telah pula dijatuhi hukuman disiplin antara lain ; --- (1). Surat Penjatuhan Hukuman Disiplin No. Pol.: Skep/09/VI/2007

tanggal 12 Juni 2007 An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung ; (2). Surat Penjatuhan Hukuman Disiplin No. Pol.: Skep/07/III/2008

tanggal 06 Maret 2008 An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung (3). Surat Penjatuhan Hukuman Disiplin No. Pol.: Skep/20/X/2009

tanggal 28 Oktober 2009 An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung ; --- g. Bahwa Penggugat juga telah diperiksakan urinenya sebagaimana surat ...

(12)

surat Karumkit Bhayangkara Tk. IV Pekanbaru Polda Riau tanggal 15 Juli 2011 yang hasil pemeriksaan urinenya No. Pol.: R/9/VII/2011/Lab tanggal 8 Juli 2011 dimana Penggugat (Harris Mario Kristian Hutagalung) positif urinenya mengandung metamphetamine ; --- h. Bahwa setelah adanya Putusan Sidang Komisi Kode Etik terhadap

terperiksa Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung (Penggugat) Nomor : Kep/4/III/2012 tanggal 19 Maret 2012, selanjutnya Pejabat Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan kepada Pejabat Pembentuk Komisi Kode Etik Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung, dan

selanjutnya Kasat Brimobda Polda Riau selaku Ankum terperiksa mengusulkan ke Kapolda Riau untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung ; --- i. Bahwa Kapolda Riau setelah menerima usulan dari Kasat Brimob

Ploda Riau selaku Ankum Terperiksa dan berkas lainnya selanjutnya Kapoda Riau menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung No. Pol.: Skep/167/V/2012 tanggal 12 Mei 2012; hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/74/XI/2003 tanggal 11 Nopember 2003 yang pada intinya menyatakan wewenang Kapolri di delegasikan kepada Kapolda Riau tentang pengakhiran dinas anggota Polri yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya (PTDH) ; --- 2. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada halaman 4 poin 7,8,9 yang menyatakan...

(13)

menyatakan Penggugat sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kealpaan karena adanya masalah keluarga ; --- Bahwa dalil tersebut seolah-olah Terperiksa sudah memahami akan kesalahannya tetapi Penggugat hanya sebatas retoirika dan meminta pengertian dari pimpinan tapi Penggugat tidak menyadari atau pura-pura tidak tahu sudah pernah diberikan kesempatan untuk merubah perilaku dari Penggugat sendiri sebanyak 5 (lima) kali tetapi Penggugat tetap melakukan pelanggaran dan tidak menimbulkan efek jera tetapi penegakan dan kepastian hukum harus ditegakkan demi rasa keadilan Bahwa Penggugat juga tetap tidak masuk dinas untuk kedua kalinya setelah dilakukan pemeriksaan dan teguran yaitu mulai tanggal 19 Juli sampai dengan 31 Desember 2011 ; --- 3. Bahwa Penggugat juga dalam gugatannya halaman 4 point

8,9,19,11,12, halaman 5 point 13 yang pada intinya keberatan atas sikap Kanit Provos Brimobda Riau yaitu Bapak Ipda Edwar Sibarani ; -- Bahwa dalil dan pendapat Penggugat tersebut sangatlah subjektif dan cenderung mengada-ada karena perilaku seseorang tidaklah menjadi kewenangan dari pada Penggugat untuk menilainya dan bukan pula menjadi obyek gugatan PTUN, jadi sebaiknya Penggugat Interopeksi diri dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, mungkin Institusi Polri tidak tepat bagi Penggugat untuk mengembangkan diri yang mana dalam pelaksanaan tugasnya terikat pada aturan kedinasan yang harus dipatuhi Penggugat ; --- Bahkan sebelum dilaksanakan Sidang Komisi Kode Etik Polri, Kasat Brimob selaku Ankum Penggugat yang seharusnya punya kewenangan mutlak terhadap anggota, namun demikian Ankum tetap mengadakan rapat staf perwira bahkan mengadakan rapat staf perwira Brimob yang dipimpinnya ...

(14)

dipimpinnya langsung dalam rangka meminta masukan untuk mengambil pertimbangan tentang tindakan hukum apa yang baik diterapkan terhadap Penggugat yang pada kesimpulannya Penggugat tidak layak menjadi Anggota Polri ; --- 4. Bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat yang dilakukan oleh Tergugat (Kapolda Riau) terhadap Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung dengan Surat Keputusan No. Pol.: Skep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di Institusi Polri dan Asas-Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik, dengan memperhatikan Asas Keseimbangan (Principle Of Proportionality) yaitu Keseimbangan antara kesalahan

yang dilakukan oleh Tergugat terhadap norma-norma hukum positif Institusi Polri serta dan azas Kepastian Hukum sehingga Anggota Polri yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga merusak TRIBRATA sebagai falsafah Anggota Polri, dengan demikian pemberhentian tersebut telah dipertimbangkan demi kelangsungan Polri yang dicintai masyarakat bukan karena kepentingan individu ; --- 5. Bahwa kewenangan Komisi Kode etik Polri adalah menilai secara

materil apakah Anggota Polri yang disidangkan terbukti atau tidak terhadap perkara yang disangkakan? dan apa yang diputuskan oleh Komisi Kode Etik sifatnya final (Pasal 11 ayat (7) Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006) demikian juga Pasal 2 ayat (1) Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006 ditegaskan bahwa Komisi Kode Etik bersifat otonom dengan demikian secara pembuktian/yuridis materil Putusan Komisi Kode Etik tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat diuji oleh pihak manapun, kecuali yang terkait dengan kesalahan prosedural atau yang berkaitan dengan kompetensi ; --- 6. Bahwa ...

(15)

6. Bahwa oleh karena proses dan prosedur terbitnya Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Kapolda Riau Nomor : Kep/167/V/2012, tanggal 21 Mei 2012 An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung (Penggugat) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Institusi Polri dan sumpah Anggota Polri dalam rangka menegakkan hukum dan wibawa Polri ditengah masyarakat dan sesuai dengan azas umum pemerintahan yang baik ; - Kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang menyidangkan

perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut ; --- 1. Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; --- 2. Menyatakan Surat Keputusan Kapolda Riau No. Pol.:

Skep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri (PTDH) An. Briptu Harris Mario Kristian Hutagalung adalah sah menurut hukum ; --- 3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini

kepada Penggugat.

Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Replik dipersidangan pada tanggal 25 September 2012, dan terhadap Replik Penggugat tersebut, Tergugat tidak mengajukan Duplik tetap pada Jawaban semula ; ---

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat berupa fotocopy surat yang telah diberi materai cukup, dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali bukti P-2 dan P-3 yang berasal dari fotocopy, bukti surat tersebut diberi tanda Bukti Surat P-1 sampai dengan P-5 sebagai berikut ; --- BUKTI PENGGUGAT ...

(16)

BUKTI PENGGUGAT ;

1. Bukti P - 1 : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor

Kep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama Harris Mario K. Hutagalung, pangkat Briptu, Nrp 84121208, Anggota Sat Brimob Polda Riau (Fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

2. Bukti P - 2 : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol.: Skep/945/XII/2004 tanggal 22 Desember 2004 tentang Pengangkatan dan Penggajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang II tahun 2004 (fotocopy) ; ---

3. Bukti P - 3 : Surat Keputusan No. Pol.: Skep/142/VI/2005 tanggal 29 Juni 2005 tentang Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang II tagun 2004 di Lingkungan Polda Riau (fotocopy) ; --- 4. Bukti P - 4 : Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor :

Kep/04/III/2012 tanggal 19 Maret 2012 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 5. Bukti P - 5 : Surat Kesepakatan Bersama antara Junita Mariza

dengan Harris Mario Kristian Hutagalung (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil sangkalannya, Tergugat telah mengajukan bukti surat berupa fotocopy surat yang telah diberi materai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali bukti surat T-10 yang berasal dari fotocopy, Bukti Surat tersebut diberi tanda T-1 sampai dengan T-12 ; …..

(17)

T-12 sebagai berikut ; --- BUKTI TERGUGAT ;

1. Bukti T - 1 : Fotocopy Laporan Polisi Nomor : /05/II/2011/Prov tanggal 24 Februari 2011 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

2. Bukti T - 2 : Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG tanggal 8 Juli 2011 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

3. Bukti T - 3 : Fotocopy Surat Keputusan Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Kepolisian Nomor : Kep/15/I/2012 tanggal 12 Januari 2012 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; -- 4. Bukti T - 4 : Fotocopy Surat Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/4//III/2012 tanggal 19 Maret 2012 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 5. Bukti T - 5 : Fotocopy Rekomendasi PTDH dari Kasat Brimob Polda Riau tanggal 20 Agustus 2011 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 6. Bukti T - 6 : Fotocopy Daftar Pencarian Orang Nomor :

DPO/03/V/2011/Prov tanggal 23 Mei 2011 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

7. Bukti T - 7 : Fotocopy Foto Sidang Komisi Kode Etik HARRIS MARIO …..

(18)

MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 8. Bukti T - 8 : Fotocopy Rekap Absen Apel Pagi/Siang An. HARRIS

MARIO HUTAGALUNG tanggal 29 Januari 2011 sampai 18 Agustus 2011(fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 9. Bukti T - 9 : Fotocopy Hasil Pemeriksaan Urine Nomor :

B/133/VII/2011/RS.BHY tanggal 15 Juli 2011 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---

10. Bukti T - 10 : Fotocopy Surat Keputusan Hukuman Disiplin Nomor Skep/16/XII/2010 Prov tanggal 10 Desember 2010 (fotocopy) ; ---

11. Bukti T - 11 : Fotocopy Surat Keputusan Hukuman Disiplin Nomor Skep/04/III/2011/Prov tanggal 31 Maret 2011 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 12. Bukti T - 12 : Fotocopy Salinan Surat Keputusan Pemberhentian

Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri Nomor : Kep/167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 An. HARRIS MARIO HUTAGALUNG (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- Menimbang, bahwa Tergugat juga mengajukan Bukti Ad Informandum 1 berupa Fotocopy Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol.: 7 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Fotocopy Peraturan Perundang-Undangan) dan Bukti Ad Informandum 2 berupa Fotocopy Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia …..

(19)

Indonesia No.Pol.:8 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia (Fotocopy Peraturan Perundang-Undangan) ; ---

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti surat, Penggugat telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yang bernama 1. NUR ALIL HUSALA 2. EVEN SAPUTRA SARAGIH, yang masing-masing dimuka persidangan

telah memberikan keterangan dibawah sumpah sebagai berikut : --- 1. NUR ALIL HUSALA, saksi menerangkan dibawah sumpah yang pada

pokoknya sebagai berikut : --- - Bahwa saksi kenal dengan Penggugat semenjak kecil ; ---

- Bahwa saksi mengatakan Penggugat pertama kali dinas di Siak pada tahun 2003 ; --- - Bahwa saksi mengatakan sejak Juli 2011 Penggugat tidak dinas lagi di

Kepolisian ; --- - Bahwa saksi mengetahui Pemberhentian dari Dinas Kepolisian atas

nama Penggugat dari cerita Penggugat sendiri ; --- - Bahwa saksi mengatakan alasan Penggugat tidak dinas lagi karena masalah keluarga, istri meninggalkannya, dan keadaan orang tua sedang sakit, sehingga pikirannya kacau ; --- - Bahwa saksi mengatakan pada waktu Penggugat dipecat, Penggugat

masih datang kekantor sekitar tahun 2011 ; --- - Bahwa saksi mengatakan Penggugat tidak masuk dinas lagi setelah komandan dan teman-teman mencuekinya ; ---

- Bahwa saksi mengatakan tidak mengetahui sidang PTDH atas nama Penggugat ; ---

(20)

2. EVEN SAPUTRA SARAGIH, saksi menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut ; --- - Bahwa saksi mengatakan kenal dengan Penggugat sejak kecil, orang tua

kami dekat ; --- - Bahwa saksi mengatakan terakhir Penggugat dinas di Brimob ; ---

- Bahwa saksi tidak mengetahui sidang PTDH An. Penggugat ; --- Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti surat, Tergugat telah mengajukan I (satu) orang saksi yang bernama DONALD Y.H.A dimuka persidangan telah memberikan keterangan dibawah sumpah sebagai berikut : 1 DONALD Y.H.A, saksi menerangkan dibawah sumpah yang pada

pokoknya sebagai berikut : --- - Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dari bulan Januari 2010, saat

Penggugat pindah dinas di Brimob ; ---

- Bahwa saksi mengatakan sebelumnya Penggugat dinas di Siak ; --- - Bahwa saksi bertugas pada Bagian Provost Brimob ; ---

- Bahwa saksi yang memeriksa Penggugat pada waktu di Brimob ; --- - Bahwa saksi mengatakan pernah menasehati dan melakukan

pembinaan terhadap diri Penggugat ; ---

- Bahwa saksi mengatakan selama dinas di Siak, Penggugat juga pernah melakukan pelanggaran tidak masuk dinas, dan masuk ketempat hiburan

- Bahwa saksi mengatakan pelanggaran yang dilakukan oleh Penggugat

sewaktu dinas di Brimob yaitu tidak masuk dinas pada tahun 2010, selama 12 hari kerja, dilanjutkan pada tanggal 29 Januari

2011 sampai dengan 19 Juli 2011 sampai dengan 18 Agustus 2011 (selama 30 hari kerja ) ; ---

(21)

- Bahwa saksi mengatakan alasan Penggugat tidak masuk dinas karena malas, dan juga karena menggunakan sabu-sabu ; --- - Bahwa saksi mengatakan semenjak di Polres Siak, Penggugat juga

menggunakan sabu-sabu dan narkotika ; --- Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan Kesimpulannya masing-masing dipersidangan pada tanggal 23 Oktober 2012 Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan apa-apa

lagi dalam persidangan dan akhirnya mohon Putusan dalam sengketa ini ; -

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas ; --- Menimbang, bahwa yang menjadi tuntutan Penggugat dalam Gugatannya adalah mohon agar dinyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/ 167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG ( vide bukti P.1 yang sama dengan bukti T.12) ; ---

Menimbang, bahwa Penggugat dalam Gugatannya tertanggal 13 Agustus 2012 telah mendalilkan bahwa Tergugat dalam hal ini KEPALA

KEPOLISIAN DAERAH RIAU dalam menerbitkan objek sengketa a quo terkesan tergesa-gesa, tidak adil, lalai, terlalu terburu-buru dan memaksakan kehendak tanpa memperdulikan kesengsaraan atau derita yang akan Penggugat alami pada masa yang akan datang, sehingga dengan demikian tindakan Tergugat tersebut adalah tindakan yang bertentangan dengan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia serta bertentangan pula dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, khususnya Asas Keadilan …..

(22)

Keadilan dan Kewajaran serta Asas Bertindak Cermat, oleh karenanya Surat Keputusan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat adalah cacat hukum dan harus dinyatakan batal atau tidak sah ; ---

Menimbang, bahwa terhadap Gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah menyangkal seluruh dali-dalill Gugatan Penggugat dalam Jawabannya tertanggal 18 September 2012 dengan menyatakan bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG, telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku di Institusi Kepolisian Republik Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003, Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 dan Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 ; --- Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Gugatannya pihak Penggugat telah mengajukan bukti- bukti surat yang diberi tanda P.1 sampai dengan P.5 yang telah bermaterai cukup dan telah pula dicocokkan dengan aslinya serta telah pula mengajukan 2 (dua) orang saksi yang telah memberikan keterangannya dibawah sumpah didalam persidangan, yaitu saksi Nur Alil Husala dan saksi Even Saputra Saragih ; ---

Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil Jawabannya pihak Tergugat telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi tanda T-1 sampai dengan T-12 yang telah bermaterai cukup serta telah pula dicocokkan dengan aslinya dan juga telah mengajukan bukti T. Ad Informandum.1 dan T. Ad Informandum.2 serta telah pula mengajukan 1 (satu) orang saksi yang telah memberikan keterangannya dibawah sumpah didalam persidangan, yaitu saksi Donald, Y.H.A ; ---

Menimbang, bahwa dipersidangan Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang tidak terbantahkan, yaitu : ---

(23)

1. Bahwa Pengugat sebelum diterbitkannya Surat Keputusan objek sengketa ini adalah Anggota Polisi yang diangkat berdasarkan Petikan Surat Keputusan No. Pol : Skep/945/XII/2004 tentang Pengangkatan Dan Pengajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang II Tahun 2004 tertanggal 22 Desember 2004 (vide bukti P-2) ; --- 2. Bahwa kemudian berdasarkan Petikan Surat Keputusan No.

Pol : Skep/142/VI/2005 tentang Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang II T.A. 2004 Polda Riau tertanggal 29 Juni 2005, Penggugat ditempatkan pada POLRES SIAK (vide bukti P.3) ; --- 3. Bahwa selanjutnya Penggugat dipindahkan/dimutasikan kejajaran

Satuan BRIMOB POLDA RIAU sampai terbitnya Surat Keputusan objek sengketa a quo ; --- Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca dan mempelajari berkas perkara, maka yang menjadi pokok permasalahan dan menjadi sengketa dalam perkara ini adalah : apakah penerbitan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/ 167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG (objek sengketa perkara a quo), telah sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ; --- Menimbang, bahwa untuk menjawab pokok permasalah tersebut, maka Majelis Hakim akan menilainya dari segi kewenangan, dalam arti apakah Tergugat mempunyai kewenangan untuk menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara, Segi Prosedural Formil dan dari Segi Substansi Materi sebagaimana Ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan …..

(24)

Peradilan Tata Usaha Negara ; --- Menimbang, bahwa Ketentuan Umum Pasal 1 angka 1, angka 2 dan angka 3 serta angka 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menentukan bahwa : ---

Pasal 1

1 Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia ; --- (lihat pula Pasal 1 angka 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 (bukti T. Ad Informandum 1) dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 (bukti T. Ad Informandum 2) ) ; --- 2. Pemberhentian dari Dinas Kepolisian adalah Pemberhentian Anggota Kepolisian dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk memberikan Kepastian Hukum bahwa yang bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai anggota ; --- 3. Dinas Kepolisian adalah segala aktifitas kedinasan yang dilakukan

anggota dalam Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia ; --- 4. Pemberhentian tidak dengan hormat adalah pengakhiran

masa dinas Kepolisian oleh Pejabat yang berwenang terhadap seorang Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia karena sebab-sebab tertentu ; --- Menimbang, bahwa sedangkan yang dimaksud dengan Pejabat yang berwenang sebagaimana bunyi Ketentuan dari Pasal 1 angka 5 dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tersebut diatas dapat kita lihat pada Pasal 15 yang menyebutkan bahwa : Memberhentikan Anggota Kepolisian Republik Indonesia dilakukan oleh : --- A. Presiden …..

(25)

a. Presiden Republik Indonesia untuk Pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) atau yang lebih tinggi ; ---

b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih rendah ; --- Menimbang, bahwa sedangkan Pasal 2 ayat (2) huruf d Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia menentukan bahwa pada tingkat kewilayahan, KAPOLRI melimpahkan wewenang kepada Kapolda, Kapolwil/Tabes, Kapoltabes, Kapolres/tro/ta, untuk membentuk Komisi guna memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan oleh Perwira Menengah Polri, Perwira Pertama Polri, Bintara, dan Tamtama Polri dikesatuannya ; ---

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak dipersidangan baik itu oleh Penggugat maupun Tergugat dan juga keterangan saksi-saksi dipersidangan, maka didapatkan fakta hukum bahwa pangkat terakhir Penggugat sebelum diberhentikan tidak dengan hormat dari anggota Kepolisian Daerah Riau adalah BRIPTU (BRIGADIR POLISI SATU), NRP 84121208, Jabatan Anggota Ru-3 Unit-4 Subden-III A Pelopor, Kesatuan Terakhir BA SAT BRIMOB POLDA RIAU ; --- Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut diatas dengan demikian dari segi kewenangan Tergugat /KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU berwenang atau mempunyai kewenangan untuk menerbitkan objek sengketa a quo yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/ 167/V/2012 tanggal 21 Mei 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG ; --- Menimbang …..

(26)

Menimbang, bahwa untuk selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan secara bersama-sama segi prosedural formil dan segi substansi materi sebagai berikut ; ---

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Kode Etik Profesi Polri adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan Kesatuan Landasan Etik atau Filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak patut dilakukan oleh Anggota Polri ( (vide bukti T. Ad Informandum 1 Pasal 1 angka 2 Peraturan KAPOLRI Nomor 7 Tahun 2006) ; ---

Menimbang, bahwa Pasal 10 ayat (1) Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia menentukan bahwa Penanganan Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dimulai dengan adanya laporan atau pengaduan yang dilakukan oleh : ---

a. Masyarakat ; b. Anggota Polri ;

c. Sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi DONALD Y.H.A dan juga bukti T-2 yaitu Berita Acara Pemeriksaan (Terperiksa) atas nama Penggugat tertanggal 8 Juli 20011 bahwa Penggugat pernah dihukum disiplin sebelum Penggugat bertugas di Satuan Brimob Polda Riau (saat bertugas Di Polsek Siak) – lihat dan baca point ke 4 (empat) dari bukti T-2 tersebut (yang berhubungan juga dengan bukti T-10 dan T-11) ; ---

Menimbang, bahwa Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menentukan bahwa Anggota Kepolisian …..

(27)

Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Republik Indonesia apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut Sedangkan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia dilakukan setelah melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-2 point ke 6 (enam) yang dihubungkan pula dengan bukti T-8 yaitu Rekapitulasi absen apel pagi/siang atas nama Penggugat semenjak tanggal 29 Januari 2011 s/d 8 Juli 2011 dan semenjak tanggal 19 Juli s/d 18 Agustus 2011, terlihat bahwa Penggugat tidak masuk dinas/hari kerja secara berturut-turut selama lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja, hal mana juga ditegaskan oleh saksi-saksi dipersidangan yang telah memberikan keterangannya dibawah sumpah, yaitu saksi Donald Y.H.A ; ----

Menimbang, bahwa Komisi Kode Etik/Komisi adalah suatu wadah yang dibentuk di lingkungan Polri bertugas memeriksa dan menyidangkan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri serta pelanggaran Pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri serta Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri . Komisi bersifat otonom, dibentuk berdasarkan kebutuhan dengan Surat Keputusan oleh Pejabat Polri yang berwenang ; --- Menimbang, bahwa Pasal 11 ayat (1) Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2006 tersebut menyebutkan bahwa Penanganan Pelanggaran Pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri serta Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri dilaksanakan apabila …..

(28)

apabila ada permintaan resmi oleh atasan Terperiksa kepada fungsi Propam ; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-5 yaitu Rekomendasi Perwira Sat Brimob Polda Riau Atas Perkara Terperiksa Briptu HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG NRP 84121208 Anggota Regu-3 Unit-4

Subden-3 Por Satun Brimob Polda Riau Hari Sabtu Tanggal 20 Agustus 2011,

pada bagian Rekomendasi, sepakat dan memutuskan untuk memberikan Rekomendasi kepada Komisi Sidang Kode Etik Polri untuk menyelesaikan perkara Terperiksa (dalam hal ini Penggugat) tersebut, melalui Sidang Komisi Kode Etik Polri dengan tanpa kehadiran terperiksa /In Ansentia dan memberikan sanksi hukuman berupa Pemberhentian Tidak Hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia/PTDH sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) huruf a PPRI Nomor 1 Tahun 2003 ; ---

Menimbang, bahwa kemudian Tergugat/KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU menerbitkan bukti T-3 (Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/15/I/2012 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia) dan pada tanggal 19 Maret 2012 Komisi Kode Etik dalam Putusan Sidang Komisi telah memutuskan dalam Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/4/III/2012 bahwa Penggugat/HARRIS MARIO KRISTIAN HUTAGALUNG terbukti telah melakukan pelanggaran meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (bukti T-4), dan pada akhirnya terbitlah Surat Keputusan yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini, yaitu bukti T-12 yang sama dengan bukti P-1) ; --

(29)

Menimbang, bahwa Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri bersifat final, dan Komisi berakhir setelah penyerahan hasil putusan sidang kepada Pejabat yang membentuk (lihat Pasal 10 ayat (8) dan ayat (9) Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2006) ; --- Menimbang, bahwa dengan demikian maka dari segi prosedural formil dan segi subtansi materi , penerbitan Surat Keputusan objek sengketa a quo telah sesuai dengan prosedur dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan Azas-azas

Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Azas Keadilan dan Kewajaran, dan Azas Bertindak Cermat, dengan demikian cukup beralasan hukum untuk menolak gugatan Penggugat seluruhnya ; --- Menimbang, bahwa oleh karena Gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya maka berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, kepada Penggugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditetapkan dalam amar Putusan ini ; ---

Mengingat Pasal-Pasal dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perkara ini ; ---

M E N G A D I L I :

1 Menolak gugatan Penggugat seluruhnya ; --- 2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

121.000,- (seratus dua puluh satu ribu rupiah) ; ---

Demikian diputus dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada hari KAMIS tanggal 01 November 2012 oleh kami HUSEIN AMIN EFFENDI, SH. sebagai Hakim

(30)

Ketua Majelis, ADI IRAWAN, SH. dan JIMMY RIYANT NATAREZA, SH.MH masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana telah diucapkan dalam persidangan yang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum pada hari KAMIS tanggal 08 November 2012 oleh kami HUSEIN AMIN EFFENDI, SH sebagai Hakim Ketua Majelis, DWIKA HENDRA KURNIAWAN, SH dan JIMMY RIYANT NATAREZA, SH.MH masing-masing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh DEWI MONA SARI, A.md sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat ; ---

HAKIM ANGGOTA I KETUA MAJELIS TTD TTD

DWIKA HENDRA KURNIAWAN, SH HUSEIN AMIN EFFENDI. SH

HAKIM ANGGOTA II TTD

JIMMY RIYANT NATAREZA, SH.MH

PANITERA PENGGANTI TTD

DEWI MONA SARI, Amd

(31)

PERINCIAN BIAYA PERKARA 1. Pendaftaran Gugatan Rp. 30.000,- 2. ATK Rp. 50.000,- 3 Panggilan Rp. 30.000,- 4. Materai Rp. 6.000,- 5. Redaksi Rp. 5.000,- --- J u m l a h Rp. 121.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

“Sekarang pada peralihan zaman dari milenium kedua hingga ketiga, banyak orang Nias sudah pergi keseberang, “Mangalui” katanya, “mencari” pekerjaan,

Area kampus merupakan tempat yang strategis untuk menjalankan bisnis bekal sarapan sehat. Kami merupakan satu-satunya penyedia jasa sarapan untuk mahasiswa yang

(2) Dalam melakukan pendampingan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Hukum dapat berkoordinasi dengan Dewan Pengurus KORPRI, Perangkat Daerah terkait,

Pengaruh Pupuk Mabar Fine Compost terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Kedelai Dari hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan pupuk Mabar Fine Compost berpengaruh

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini menggunakan landasan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah. Pembahasan pada

Dengan permainan bola warna berekor (bonakor) tersebut diharapkan pembelajaran lempar tangkap bola akan lebih menyenangkan dan siswa akan tertarik untuk mempelajari

Dalam penelitian ini, istilah populasi, sampel, dan sumber data dijelaskan. Istilah ini muncul karena pendekatan penelitian ini bersifat campuran, kuantitatif dan