• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU

DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA

KABUPATEN ACEH BESAR

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma IV Kebidanan U’Budiyah

Banda Aceh

Oleh

DIAN ANDAYANI

NIM. 121010210005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’ BUDIYAH (STIKes)

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

BANDA ACEH

2013

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU

DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN

ACEH BESAR TAHUN 2013

DIAN ANDAYANI

Mahasiswi Stikes U’budiyah Banda Aceh

D-IV Kebidanan

Latar Belakang: Diantara jenis kontrasepsi yang sangat efektif adalah implant. Kontrasepsi implant mempunyai keuntungan yang lebih baik, yaitu tidak mengganggu produksi ASI, praktis dan efektif, tidak ada faktor kelupaan (karena jangka waktu yang panjang) dan pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Kerugian dari kontrasepsi implan adalah harus di pasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih, dapat merubah pola haid, tidak dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi yang terus menerus dan harga permintaan cukup mahal.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat ibu dalam penggunaan alat kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun 2013.

Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi adalah seluruh akseptor KB yaitu 621 orang. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12 -16 Agustus 2013 terhadap 35 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat.

Hasil Penelitian: menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan minat ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi implant dengan nilai p value 0,463, tidak ada hubungan antara pendidikan dengan minat ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi implant dengan nilai p value 0,960 dan ada hubungan antara pengetahuan dengan minat ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi implant dengan nilai p value 0,000.

Kesimpulan dan saran: dari 35 responden 48,6% yang tingginya minat menggunakan kontrasepsi implan dan 51,4% yang rendahnya minat menggunakan kontrasepsi implan. Diharapkan dapat petugas kesehatan untuk meningkatkan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tingkat kecemasan klien dengan umur dan paritas yang berbeda, dan sebagai bahan masukan infomasi pada Dinas Kesehatan dalam peningkatan dan perencanaan program kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya Keluarga Berencana (KB)

Kata Kunci : Umur, pendidikan, pengetahuan minat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Target dari Millenium Development

Goals (MDGs) 2015, salah satunya yaitu

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka kematian Bayi atau Balita

(AKB), serta meningkatkan kesehatan ibu.

Kesehatan ibu merupakan komponen yang

sangat

penting

dalam

kesehatan

reproduksi,

dan

untuk

menciptakan

keluarga

yang

sehat.

Kementerian

Koordinator

Kesejahteraan

Rakyat

menyelenggarakan

Rakornas

penguat

sistem kesehatan, kependudukan, dan

keluarga berencana dalam pencapaian

target MDGs 2015 (Depkes RI, 2013).

(3)

Program Nasional dalam bidang

kependudukan dewasa ini dilaksanakan

dalam rangka kebijaksanaan peningkatan

atau kemakmuran masyarakat secara

menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh karena itu program nasional bidang

kependudukan diarahkan paa

bidang-bidang seperti: transmigrasi, peningkatan

produksi pertanian, pembangunan industri

dan keluarga berencana (Hanafi, 2002)

Keluarga berencana sebagai salah

satu

kebijaksanaan

nasional

bidang

kependudukan

dikoordinasikan

oleh

Badan Koordinasi keluarga Berencana

Nasional (BKKBN). Sejak dicanangkan

tahun 1970 Gerakan Keluarga Berencana

dimaksud untuk mewujudkan norma

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Sejalan dengan arah tersebut, maka

sasaran pembangunan keluarga berencana

sekaligus mencakup pembangunan dan

pengembangan intitusi masyarakat dan

keluarga demi tercapainya peningkatan

kualitas

hidup

penduduk

Indonesia

berbasis kesejahteraan dan kemamkmuran

serta peningkatan kemampuan dalam

bidang pendidikan, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Hanafi, 2002)

Indonesia menghadapi permasalahan

pada jumlah dan kualitas sumber daya

manusia

dengan

tingginya

tingkat

kelahiran setiap tahun. Untuk dapat

mengangkat derajat kehidupan telah

dilaksanakan secara bersamaan dengan

pembangunan ekonomi dan keluarga

berencana (KB) yang merupakan sisi

masing-masing mata uang. Bila gerakan

keluarga

berencana

tidak

dilakukan

bersamaan

dengan

pembangunan

ekonomi,

dikhawatirkan

hasil

pembangunan tidak berarti (Manuaba,

2002)

Dewasa ini upaya perencanaan

dalam keluarga yakni menentukan jumlah

anak dan jarak kelahirannya merupakan

hal yang umum dilakukan. Terutama oleh

keluarga

muda,

kesadaran

akan

pentingnya perencanaan keluarga erta

kaitannya

dengan

konsep

keluarga

berencana (Rulina, 2007)

Gerakan KB Nasional selama ini

telah berhasil mendorong peningkatan

peran serta masyarakat dalam membangun

keluarga kecil yang makin mandiri.

Keberhasilan

ini

mutlak

harus

diperhatikan bahkan terus ditingkatkan

karena pencapaiannya tersebut belum

errata. Sementara ini kegiatan keluarga

berencana

terus

ditingkatkan

dalam

penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang) (BKKBN, 2011)

(4)

Keluarga berencana adalah cara

menjarangkan keluarga, kapan ingin

mendapatkan anak dan berapa jumlahnya.

Bila

memutuskan

untuk

meunggu

mendapatkan keturunan, maka kita harus

memilih beberapa cara untuk meunda

kehamilan. Cara-cara ini disebut cara ber

KB, atau cara menjarangkan jarak antara

anak atau kontrasepsi.

Kontrasepsi

adalah

pencegahan

kehamilan atau pencegahan konsepsi,

untuk mencapai tujuan tersebut berbagai

cara dapat dilakukan antara lain dengan

penggunaan alat kontrasepsi seperti pil

KB, KB suntik, penggunaan alat dalam

saluran

reproduksi

(Kondom,

alat

kontrasepsi

dalam

rahim/IUD),

alat

kontrasepsi bawah kulit/implant, operasi

(vasektomi dan tubektomi) dan dengan

obat topical intravigina yang bersifat

spermisida (BKKBN, 2012).

Implant adalah kapsul plastik, tipis

pleksibel, yang mengandung 35 mg

levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam

kulit lengan wanita. Setelah diberi obat

bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan

jarum dimasukkan kapsul implant. Tidak

perlu dilakuka penjahitan (Sarwono,

2003).

Bila dilihat dari cara pemakaian alat

kontrasepsi dapat dikatakan mayoritas

akseptor KB lebih banyak memilih

kontrasepsi suntikan 51.21% sebagai alat

kontasepsi, 40,02% memilih pil, 4,93%

memilih implant, 2,27% memilih IUD dan

lainnya

1,11%.

Pada

umumnya

masyarakat memilih metode non MKJP,

sehingga metode KB MKJP seperti Intra

Uterine Device (IUD). Impant, Medis

Opertaif Pria (MOP) dan Medis Operatif

Wanita

(MOW)

kurang

diminati

(BKKBN, 2012)

Di Provinsi Aceh penggunaan alat

kontrasepsi pada periode tahun 2012

diketahui bahwa jumlah akseptor menurut

jenis alat kontrasepsi adalah IUD 6.168

(3,38%),

suntikan

80.578

(44,12%),

implant 5.547 (3,04%), pil 68.175

(37,33%), kondom 20.875 (11,43%)

Metode Operasi Pria 27 (0,01%) dan

MOW 1247 (0,68%).

Berdasarkan laporan KB Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Besar tercatat

bahwa di wilayah Aceh Besar tercatat

PUS

sebanyak

38.948

orang

yang

melakukan

KB

aktif

tahun

2010.

Pemakaian jenis alat dan obat kontrasepsi

yang digunakan, IUD 3.447 (9,4%),

suntikan 7.687 (21,0%), implant 165

(0,4%), pil 3.826 (10,4%), kondom 729

(1,9%) dan metode lain 85 (0,2%) (Dinkes

Aceh Besar, 2012).

(5)

Penelitian yang dilakukan oleh Nova

Winda BR Saragih (2011) tentang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya

Minat

Ibu

Menggunakan

Metode

Kontrasepsi Implant di Desa Kedai Damar

menunjukkan bahwa bahwa mayoritas

responden berusia di atas 35 tahun

(61,7%), berpendidikan SMA (61,7%),

mempunyai 1-2 orang anak (51,1%),

memiliki pengetahuan yang kurang

tentang implan (80,9%), menyatakan

bahwa pendapatan merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan responden tidak

menggunakan implant (59,6%), dan

bersikap

negatif

terhadap

implant

(57,4%).

Data yang diperoleh dari puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun

2012, dari jumlah PUS sebanyak 1,211

jiwa yang menjadi akseptor KB aktif

sebanyak 621 jiwa (71,29%), dan akseptor

KB baru 250 jiwa (28,71%), dimana PUS

yang menggunakan kontrasepsi memilih

suntikan sebanyak 514 orang (59%), pil

sebanyak 296 jiwa (33,9%) dan kondom

sebanyak 61 orang (0,7%), sedangkan

untuk kontrasepsi IUD 6,3%, MOW/MOP

%, implant 5,4% (Puskesmas Ingin Jaya

2012).

Berdasarkan survey awal

yang

dilakukan peneliti peroleh dari hasil

wawancara yang dilakukan di Puskesmas

Ingin Jaya kebanyakan akseptor KB lebih

memilih alat kontrasepsi suntik dan pil

dengan alasan mereka takut dengan proses

pemasangan dan pencabutan

Berdasarkan permasalah di atas

maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul ”Faktor-faktor

yang berhubungan dengan Minat Ibu

dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi

Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun

2013”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang

telah dijelaskan di atas maka dapat

diambil suatu permasalahan yaitu

Faktor-faktor apasaja yang berhubungan dengan

minat dalam penggunaan alat kontrasepsi

implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar tahun

2013.

Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Minat Ibu

dalam penggunaan alat kontrasepsi

Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

(6)

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

tahun 2013.

1.

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan umur

dengan

minat

ibu

dalam

menggunakan kontrasepsi implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar tahun 2013

b. Untuk

mengetahui

hubungan

pendidikan dengan minat ibu dalam

menggunakan kontrasepsi implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar tahun 2013.

c. Untuk

mengetahui

hubungan

pengetahuan

dengan

minat

ibu

menggunakan kontrasepsi implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar tahun 2013.

Manfaat Penelitian

1. Dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan

peneliti

untuk

meggambarkan diri dalam sidiplin

ilmu kesehatan khususnya

yang

berhubungan dengan ilmu kebidanan

2.

Sebagai

bahan

tambahan

bacaan di Stikes Ubudiyah Banda

Aceh dan referensi bagi peneliti lain

yang ingin meneliti mengenai alat

kontrasepsi

3.

Sebagai

bahan

masukan

infomasi pada Dinas Kesehatan dalam

peningkatan

dan

perencanaan

program kesehatan ibu dan anak

(KIA) khususnya Keluarga

Berencana (KB)

METODE PENELITIAN

Kerangka Konsep

Berdasarkan

teori

yang

dikemukakan oleh Saifuddin (2007),

faktor

yang

dapat

berhubungan

penggunaan implant antara lain : umur,

pendidikan, pendapatan dan pengetahuan.

Kerangka konsep penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Hipotesis

1. Ada hubungan umur dengan minat

ibu

menggunakan

kontrasepsi

implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

tahun 2013.

Umur

Pendidikan

Pengetahuan

Variabel Independen Variabel dependen

Minat ibu menggunakan kontrasepsi implant

(7)

2. Ada hubungan pendidikan dengan

minat ibu menggunakan kontrasepsi

implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

tahun 2013.

3. Ada hubungan pengetahuan dengan

minat ibu menggunakan kontrasepsi

implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

tahun 2013.

Jenis Penelitian

Penelitian merupakan penelitian

analitik dengan pendekatan cros sectional

untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan minat ibu dalam

penggunaan alat kontrasepsi implant di

wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya Aceh

Besar. Pendekatan cross sectional study

yaitu jenis penelitian dimana variabel

dependen

dan

variabel

independen

dikumpul dalam waktu bersama dalam

suatu periode tertentu (Arikunto, 2006).

Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh akseptor

KB yang berkunjung ke puskesmas

berjumlah 621 orang.

2. Sampel

Sampel

dalam

penelitian

menggunakan

teknik

accidental

sampling yaitu pengambilan sampel

seadanya pada waktu penelitian

selama 2 minggu.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian

telah

dilakukan

di

Puskesmas Ingin Jaya Kecamatan Ingin

Jaya Kabupaten Aceh Besar selama dua

minggu dari tanggal 5 – 16 Agustus 2013

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan darta dalam

penelitian

ini

menggunakan

data

sekunder.

Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data

Adapun

instrumen

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner

yang

berisi

sejumlah

pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh

responden yang terdiri dari :

a. Bagian A merupakan data

demografi meliputi nama, usia

dan alamat.

b. Bagian B terdiri dari :

1) Untuk

mengetahui

minat

akseptor dalam memilih

implant

terdiri

dari

10

(8)

pertanyaan berbentuk skala

likert.

2) Untuk

mengetahui

umur

akseptor

terdiri

dari

1

pertanyaan.

3) Untuk mengetahui tingkat

pendidikan akseptor terdiri

dari 1 pertanyaan berbentuk

check list.

4) Untuk

mengetahui

pengetahuan akseptor KB

dalam

memilih

implant

terdiri dari 15 pertanyaan

yang

berbentu

multiple

coise.

2. Metode Pengumpulan

a. Persiapan Data

Persiapan

pengumpulan

data dilakukan sesuai dengan

prosedur

administrasi

yang

berlaku yaitu mendapat izin dari

Direktur Akademi Kebidanan

U’Budiyah dan Pihak Puskesmas

Ingin Jaya Kecamatan Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar.

b. Pengumpulan Data

Setelah memperoleh izin

dari

Puskesmas

Ingin

Jaya

Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten

Aceh Besar

kemudian peneliti

memberitahukan

penelitian

kepada responden, selanjutnya

peneliti memberikan lembaran

persetujuan menjadi responden

dan membagikan kuesioner.

Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Metode

pengolahan

data

dilakukan

melalui

suatu

proses

dengan

tahapan

seperti

yang

dikemukakan oleh Arikunto (2006)

sebagai berikut :

a. Editing

yaitu

tahap

untuk

memeriksa

kelengkapan

pertanyaan

telah

diisi

oleh

responden.

b. Coding yaitu pengolahan data

dengan cara memberi kode pada

setiap jawaban dari responden.

c. Transfering yaitu tahap untuk

memindahkan data ke dalam

tabel pengolahan data.

d. Tabulating yaitu memasukan data

yang telah di peroleh ke dalam

tabel.

2. Analisa Data

a. Analisan Univariat

Analisa

data

dilakukan

meliputi

analisa

univariat.

Analisa univariat dilakukan untuk

melihat

distribusi

frekuensi

(9)

masing-masing variabel, dengan

menggunakan persamaan :

%

100

x

n

f

p

Keterangan :

p = Angka persentase

f = Frekuensi jawaban sampel

n = Banyaknya sampel

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat menggunakan

tabel silang untuk menyoroti dan

menganalisis

perbedaan

atau

hubungan

antara

dua

variable.

Menguji ada tidaknya perbedaan/

hubungan antara variabel

umur,

pendidikan,

pengetahuan

dengan

dignakan analisis Chi Square, dengan

tingkat kemaknaan

= 0,05. Hasil

yang diperoleh pada analisis Chi

Square

dengan

menggunakan

program SPSS yaitu nilai p, kemudian

dibandingkan dengan

= 0,05.

Apabila nilai P. value lebih kecil dari

=

0,05

maka

ada

hubungan/perbedaan

antara

dua

variabel tersebut.

Data dianalisis dengan statistic

deskriptif dan statistic inferensial,

dengan dibantu program SPSS versi

20,00 (Statistical Product and Service

Solutions) dengan ketentuan Chi

Square sebagai berikut:

1) Bila tabel 2x2, dan tidak ada nilai

Expected (harapan) / E ¸5, maka uji

yang dipakai sebaiknya “Continuity

Correction (a)”.

2) Bila tabelnya 2x2, dan ada nilai E < 5,

maka yang di uji yang dipakai adalah

”Fisher’s Exact Test”.

3) Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya

2x3,

3x3,

dan

lain-lain,

maka

digunakan uji “Pearson Chi Square”

4) Sedangkan “Uji Likelihood Ratio”

dan “Linear-by-Linear Assciation”,

biasanya digunakan lebih spesifik,

misalnya analisis statifikasi pada

bidang epidemiologi dan juga untuk

mengetahui hubungan linear dua

variabel kategori, sehingga kedua

jenis ini jarang dipakai.

Kemudian

untuk

mengetahu

ada/tidaknya nilai E kurang dari 5, maka

dilihat pada footnotea di bawah kotak Chi

square (Riyanto, 2010).

Pengkategorian

masing-masing

variabel

dependen

dan

independen

dilakukan dengan :

a. Untuk variabel minat ibu dilakukan

pengkategorian:

(10)

2) Rendah bila

x

41

,

2

c. Untuk

variabel

umur

dilakukan

pengkategorian (Suratun, 2008)

1) < 20 tahun

2) 20-30 tahun

3) > 30 tahun

d.

Untuk

Variabel

Pendidikan

dilakukan pengkategorian (Sisdiknas,

2003)

1) Dasar,

jika

menamatkan

SD/sederajat atau SMP/sederajat

2) Menengah,

Jika

berhasil

menamatkan SMA/sederajat

3) Tinggi,

jika

berhasil

menamatkan PT/sederajat

e. Untuk

variabel

pengetahuan

dilakukan pengkategorian (Guttman,

2003):

1) Tinggi bila x ≥ 50%

2) Rendah bila x < 50 %

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Univariat

a. Umur

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin

Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Kategori f % 1 2 3 < 20 Tahun 20 – 30 Tahun > 30 Tahun 1 24 10 2,9 68,6 28,6 Total 35 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari

35 responden mayoritas umur berada

kelompok 20-30 tahun sebanyak 24

(68,6%) responden.

b. Pendidikan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar Tahun 2013

No

Kategori

f

%

1

2

3

Dasar

Menengah

Tinggi

6

20

9

17,1

57,1

25,7

Total

35

100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari

35 responden mayoritas berpendidikan

menengah

sebanyak

20

(57,1%)

responden.

c. Pengetahuan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar Tahun 2013

No Kategori f % 1 2 Tinggi Rendah 13 22 37,1 62,9 Total 82 100

(11)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari

35 responden mayoritas pada kategori

pengetahuan rendah sebanyak 22 (62,9%)

responden.

d. Minat

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Minat

Ibu Dalam Menggunakan Alat

Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Kategori f % 1 2 Tinggi Rendah 17 18 48,6 51,4 Total 35 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari

35 responden terdpat 18 orang (51,4%)

yang

rendahnya

minat

dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

Analisis Bivariat

Hubungan Umur dengan Minat Ibu

Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi

Implant

Tabel 4.5

Hubungan Umur dengan Minat Ibu

Dalam Menggunakan Alat

Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Umur ibu Minat Jml % p val ue Tinggi Rendah f % f % 1 2 3 < 20 Tahun 20 – 30 Tahun > 30 Tahun 0 13 4 0 54,2 40,0 1 11 6 100 45,8 60,0 1 24 10 100 100 100 0,46 3

Dari Tabel 4.5 di atas dapat

diketahui dari 35 responden yang umur <

20 tahun terdapat 1 responden (100%)

yang

minatnya

rendah

dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant,

yang umur 20-30 tahun terdapat 13

responden (54,2%) yang minatnya tinggi

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant dan yang umur > 30 tahun

terdapat 6 responden (60,0%) yang

minatnya rendah dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara umur dengan minat ibu dalam

(12)

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,463.

Hubungan Pendidikan dengan Minat

Ibu

Dalam

Menggunakan

Alat

Kontrasepsi Implant

Tabel 4.6

Hubungan Pendidikan dengan Minat

Ibu Dalam Menggunakan Alat

Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

N o Pendidika n Minat Jml % p value Tinggi Rendah f % f % 1 2 3 Dasar Menengah Tinggi 3 10 4 50,0 50,0 44,4 3 10 5 50,0 50,0 55,6 6 20 9 100 100 100 0,960

Dari Tabel 4.6 di atas dapat

diketahui

dari

35

responden

yang

berpendidikan dasar terdapat 3 responden

(50,0%) yang minatnya tinggi dan 3

responden (50,0%) yang minatnya rendah

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant, yang berpendidikan menengah

terdapat 10 responden (50,0%) yang

minatnya tinggi dan 10 responden (50,0%)

yang

minatnya

rendah

dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant,

sedangkan yang berpendidikan tinggi

terdapat 5 responden (55,6%) yang

minatnya rendah dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant Hasil analisis data

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pendidikan dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,960.

Hubungan Pengetahuan dengan Minat

Ibu

Dalam

Menggunakan

Alat

Kontrasepsi Implant

Tabel 4.7

Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu

Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi

Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun

2013

N o Penget ahuan Minat J m l % p value Tinggi Rendah f % f % 1 2 Tinggi Rendah 0 17 0 77,3 13 5 100 22,7 13 22 100 100 0,000

Dari Tabel 4.7 di atas dapat

diketahui

dari

35

responden

yang

berpengetahuan tinggi terdapat 13

responden (100%) yang minatnya rendah

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant, yang berpengetahuan rendah

terdapat 17 responden (77,3%) yang

minatnya tinggi dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa ada hubungan antara

(13)

pengetahuan dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,000.

Pembahasan

Berdasarkan

hasil

penelitian

tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan minat ibu dalam menggunakan

alat kontrasepsi implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar Tahun 2013, maka pembahasan

penelitian sebagai berikut :

Hubungan Umur dengan Minat Ibu

Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi

Implant

Berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa dari 35 responden

yang umur < 20 tahun terdapat 1

responden (100%) yang minatnya rendah

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant, yang umur 20-30 tahun terdapat

13 responden (54,2%) yang minatnya

tinggi

dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi implant dan yang umur > 30

tahun terdapat 6 responden (60,0%) yang

minatnya rendah dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant Hasil analisis data

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara umur dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,463.

Dari

hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh Diana (2011) dengan judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

akseptor dalam memilih alat kontrasepsi

implan di wilayah kerja Puskesmas

Indrapuri Aceh Besar Tahun 2011. Hasil

analisis data menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan

minat ibu dalam memilih alat kontrasepsi

implant, tidak ada hubungan antara

pendapatan dengan minat ibu dalam

memilih alat kontrasepsi implant dan tidak

ada hubungan antara dukungan suami

dengan minat ibu dalam memilih alat

kontrasepsi implant.

Secara umum tujuan penggunaan

kontrasepsi pada setiap kelompok umur

berbeda. Pada kelompok umur dibawah 20

tahun

penggunaan

alat

kontrasepsi

dimaksudkan untuk menunda kehamilan.

Pada kelompok umur 20-30 tahun

penggunaan

kontrasepsi

dimaksudkan

untuk mengatur atau menjarang kelahiran

dan pada kelompok umur diatas 30 tahun

maksud penggunaan kontrasepsi adalah

untuk mengakhiri kehamilan. Kontrasepsi

implant sebaiknya digunakan pada ibu

dengan kelompok umur diatas 20 tahun

(14)

sampai akhir masa reproduksi (Suratun,

2008).

Minat seseorang tidak timbul

secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena

pengaruh dari beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, antara

lain (Kartono, 2007) : faktor internal

adalah sesuatu yang membuat berminat

yang datangnya dari dalam diri seperti

umur dan faktor eksternal adalah sesuatu

yang membuat seseorang berminat yang

datangnya

dari

luar

diri,

seperti

pendidikan,

pengetahuan,

dan

juga

dukungan keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Pastuti (2007) tentang determinan

penggunaan metode kontrasepsi implant

di Indonesia, Analisis data SDKI

2002-2003 menyimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi

implant adalah faktor umur, paritas,

tingkat pendidikan, status ekonomi dan

status tempat tinggal.

Menurut asumsi peneliti umur

sangat mempengaruhi minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implan,

kelompok umur 20 – 30 tahun hanya

54,2% yang tinggi peminatnya. Namun

sebagian lain tidak berminat untuk

menggunakan kontrasepsi implan, hal ini

dikarenakan mereka masih merasa takut

menggunakan implan, sebagian akseptor

hanya menggunakan kontrasepsi pil atau

suntikan.

Hubungan Pendidikan dengan Minat

Ibu

Dalam

Menggunakan

Alat

Kontrasepsi Implant

Berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa dari 35 responden

yang berpendidikan dasar terdapat 3

responden (50,0%) yang minatnya tinggi

dan 3 responden (50,0%) yang minatnya

rendah

dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi implant, yang berpendidikan

menengah terdapat 10 responden (50,0%)

yang minatnya tinggi dan 10 responden

(50,0%) yang minatnya rendah dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant,

sedangkan yang berpendidikan tinggi

terdapat 5 responden (55,6%) yang

minatnya rendah dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant Hasil analisis data

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pendidikan dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,960.

Dari

hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh Diana (2011) dengan judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

akseptor dalam memilih alat kontrasepsi

implan di wilayah kerja Puskesmas

Indrapuri Aceh Besar Tahun 2011. Hasil

(15)

analisis data menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan

minat ibu dalam memilih alat kontrasepsi

implant, tidak ada hubungan antara

pendapatan dengan minat ibu dalam

memilih alat kontrasepsi implant dan tidak

ada hubungan antara dukungan suami

dengan minat ibu dalam memilih alat

kontrasepsi implant.

Pendidikan dalam arti formal

sebenarnya

adalah

suatu

proses

penyampaian

bahan-bahan/materi

pendidikan kepada sasaran pendidikan

(anak didik) guna mencapai perubahan

tingkah laku/tujuan. Pendidikan bertalian

dengan transmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keterampilan dan

aspek-aspek kelakuan lainnya. Setiap individu

pada

umumnya

menginginkan

pendidikan, makin banyak dan makin

tinggi pendidikan seseorang maka makin

baik tingkat pengetahuan yang dimilikinya

(Notoatmodjo, 2010).

Minat seseorang tidak timbul

secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena

pengaruh dari beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, antara

lain (Kartono, 2007) : faktor internal

adalah sesuatu yang membuat berminat

yang datangnya dari dalam diri seperti

umur dan faktor eksternal adalah sesuatu

yang membuat seseorang berminat yang

datangnya

dari

luar

diri,

seperti

pendidikan,

pengetahuan,

dan

juga

dukungan keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Maiharti (2008) tentang hubungan

tingkat pengetahuan, pendidikan dan

pendapatan dengan penggunaan metode

kontrasepsi implant di Kecamatan Jenu

dan Kecamatan Jatigoro Kabupaten Tuban

menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara

pengetahuan,

pendidikan

dan

pendapatan dengan penggunaan metode

kontrasepsi implant (p<0,05).

Menurut

asumsi

penelitian

pendidikan tidak mempengaruhi minat ibu

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant, hal

ini karena

ibu

yang

berpendidikan dasar tapi masih ada juga

yang berminat dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant. Dari 20 orang

akseptor yang berpendidikan menengah

50% yang minatnya tinggi dan 50% yang

minatnya rendah dalam menggunakan

kontrasepsi implan, akseptor yang tidak

berminat

menggunakan

kontrasepsi

implan dikarenakan masih meresa cemas

karena menggunakan harus membedah

kulit dulu baru dimasukan implan, dari

itulah mereka takut menggunakan impaln.

(16)

Hubungan Pengetahuan dengan Minat

Ibu

Dalam

Menggunakan

Alat

Kontrasepsi Implant

Berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa dari 35 responden

yang berpengetahuan tinggi terdapat 13

responden (100%) yang minatnya rendah

dalam menggunakan alat kontrasepsi

implant, yang berpengetahuan rendah

terdapat 17 responden (77,3%) yang

minatnya tinggi dalam menggunakan alat

kontrasepsi implant. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant

dengan nilai p value 0,000.

Dari

hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh Diana (2011) dengan judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

akseptor dalam memilih alat kontrasepsi

implan di wilayah kerja Puskesmas

Indrapuri Aceh Besar Tahun 2011. Hasil

analisis data menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan

minat ibu dalam memilih alat kontrasepsi

implant, tidak ada hubungan antara

pendapatan dengan minat ibu dalam

memilih alat kontrasepsi implant dan tidak

ada hubungan antara dukungan suami

dengan minat ibu dalam memilih alat

kontrasepsi implant.

Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu

objek

tertentu.

Penginderaan

terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2010).

Minat seseorang tidak timbul

secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena

pengaruh dari beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, antara

lain (Kartono, 2007) : faktor internal

adalah sesuatu yang membuat berminat

yang datangnya dari dalam diri seperti

umur dan faktor eksternal adalah sesuatu

yang membuat seseorang berminat yang

datangnya

dari

luar

diri,

seperti

pendidikan,

pengetahuan,

dan

juga

dukungan keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Diana (2011) tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi minat akseptor dalam

memilih alat kontrasepsi implan di

wilayah kerja Puskesmas Indrapuri Aceh

Besar, menyimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan

minat ibu dalam memilih alat kontrasepsi

implant dengan nilai p valiu 0,657.

(17)

Menurut

asumsi

peneliti

pengetahuan sangat mempengaruhi minat

ibu dalam menggunakan implan. Ibu-ibu

yang mempunyai pengetahuan yang baik

tentang implan maka akan lebih paham

tentang semua efek samping dari implan

tersebut. Pengetahuan yang rendah tapi

masih

banyak

yang

berminat

menggunakan implan karena mereka tidak

mengetahui efek samping dari kontrasepsi

implan itu sendiri, makanya mereka masih

menggunakan kontrasepsi implan bagi

yang berpengetahuan tinggi mereka tidak

menggunakan kontrasepsi implan, mereka

hanya menggunakan pil atau suntikan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan

penelitian

yang

dilakukan tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan minat ibu dalam

menggunakan alat kontrasepsi implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada hubungan antara umur

dengan

minat

ibu

dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi

implant dengan nilai p value 0,463

2. Tidak

ada

hubungan

antara

pendidikan dengan minat ibu dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi

implant dengan nilai p value 0,960.

3. Ada hubungan antara pengetahuan

dengan

minat

ibu

dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi

implant dengan nilai p value 0,000

Saran

1. Bagi peneliti, diharapkan agar untuk

menambah pengetahuan dan wawasan

tentang tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan minat ibu dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi

implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

2. Bagi institusi kebidanan, diharapkan

dapat meningkatkan bahan masukan

untuk

mengembangkan

ilmu

pengetahuan

tentang

tingkat

kecemasan klien dengan umur dan

paritas yang berbeda.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan

agar dapat menambah bahan referensi

untuk penelitian lanjutan yang lebih

komplek tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan minat ibu dalam

menggunakan

alat

kontrasepsi

implant.

4. Sebagai bahan masukan infomasi

pada

Dinas

Kesehatan

dalam

peningkatan

dan

perencanaan

program kesehatan ibu dan anak

(18)

(KIA) khususnya Keluarga Berencana

(KB)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian,

Rhineka Cipta, Jakarta

BKKBN. 2011. Evaluasi Pembangunan

Kependudukan dan KB BKKBN

Provinsi

Jawa Tengah. Jawa Tengah:

BKKBN Provinsi

_______, 2012. Evaluasi Program

Kependudukan dan KB.

Semarang

_______.2005. Buku pedoman Pelayanan

Keluarga

Berencana

Edisi

Ketiga. Jakarta

_______.2006. Buku pedoman Pelayanan

Keluarga

Berencana

Edisi

Keempat, Jakarta

Depkes RI, 2013. Buku Acuan Maternal

dan

Perinatal,

Departemen

Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta

Dinkes Provinsi Aceh, 2009. Profil

Kesehatan Provinsi Aceh, Aceh

Besar

Dinkes Aceh Besar, 2009. Laporan

Bulanan KB, Jantho

Guttman,

2003.

Belajar

Mudah

Penelitian. Rhineka Cipta.

Hanafi. 2002. KB dan Kontrasepsi.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Kartono, 2007. Perkembangan Psikologi

Anak. Jakarta: Erlangga

Manuaba,

2002.

Ilmu

Kebidanan,

Penyakit

Kandungan

dan

Keluarga

Berencana.

Jakarta : EGC

Notoatmodjo, 2010. Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

Rhineka

Cipta,

Jakarta

, 2010. Promosi Kesehatan.

Rhineka Cipta, Jakarta

Pusdiknakes, 2003. Manajemen Asuhan

Kebidanan, Depkes, Jakarta

Saifuddin,

2004.

Panduan

Praktis

pelayanan

Maternal

dan

neonatal, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Sarwono.

2003.

Psikologi

Remaja.

Jakarta:

PT.

Raja

Gravido

Persada

Suratun,

2008.

Pelayanan

Keluarga

Berencana

Dan

Pelayanan

Kontrasepsi,Trans Info Media,

(19)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, permasalahan yang diambil adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai event Mandi Busa di Ciputra Waterpark Surabaya

Berdasarkan Tabel 11 hasil Uji Parsial (t) menyatakan bahwa Word Of Mouth secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Meminjam Kredit

Ha: There are differences in the disclosure of carbon emissions before and after the enactment of Indonesia Act No. 17 of 2004 concerning the ratification of Kyoto Protocol To

(4) Kesesuaian penggunaan peralatan yang meliputi peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang diberikan dalam penawaran, komposisi, kapasitas produk, bahan

Terdakwa Hadi Pranoto, S.Pd selaku Wakil SekretarisKPRI/KPN Pelita Kecamatan Stabat/Wampu bersama-sama dengan Mursyid, S.Pd selaku KetuaKPRI/KPN Pelita

Jenis pohon dengan kategori sangat sesuai dengan nilai KPI &gt;81% adalah: angsana (Pterocar pus indicus), beringin (Ficus benjamina), flamboyan (Delonix regia),

Pengecualian makna ini tidak berlaku pada tanean lanjang yang memiliki susunan rumah yang berhadap-hadapan, meskipun berbeda dalam hirarki tetapi fungsi pusat untuk menyatukan

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa di Sekretariat Daerah Kabupaten Rembang dalam penempatan pegawai baik melalui promosi jabatan atau