• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN

Oleh Prof. Jose Maria Sison

Ketua Komite Koordinator Internasional Liga Internasional Perjuangan Rakyat

5 Mei, 2017

Pengantar

Menyambut Peluncuran Kampanye Peringatan Revolusi Besar Sosialis Oktober Sebuah kehormatan dan privilese bagi kita semua bisa turut serta dalam konferensi ini guna meluncurkan Kampanye Peringatan Revolusi Besar Sosialis Oktober. Kami berteri-ma kasih kepada Liga Internasional Perjuangan Rakyat (ILPS) dan Sumber Daya Rakyat untuk Solidaritas dan Gerakan Massa Internasional (PRISM) yang telah memilih Filipina sebagai titik awal kampanye. Kami berterima kasih juga atas undangannya.

ILPS dan PRISM sedang melancarkan kampanye peringatan seratus tahun Revolusi Besar Sosialis Oktober melalui kerja sama dengan organisasi-organisasi Marxis-Leninis, sosialis dan anti-imperialis. Kampanye ini akan mencapai puncaknya pada aksi massa global 7 November. Inti kampanye adalah serangkaian konferensi, forum, seminar dan lokakarya di berbagai benua dan negeri yang akan menghasilkan makalah dan diskusi untuk penerbitan buku mengenai sejarah dan warisan abadi Revolusi Oktober.

Kampanye ini juga mendorong semua kekuatan yang berpartisipasi untuk memproduk-si dan menyebarluaskan makalah, panduan belajar, esai, berita, tulisan analisa, video pendek, karya drama, lagu, puisi, benda-benda peringatan (poster, spanduk, kartu pos, kancing, pin, dll.) yang penting untuk Peringatan Seratus Tahun, dan juga untuk mem-bantu penulis-penulis progresif, peneliti, seniman, pekerja multimedia, dan aktivis akar rumput dalam memproduksi, mengumpulkan, menerbitkan, dan menyebarkan hasil dan karya semacam itu.

(2)

Kita semua menyambut seruan ILPS dan PRISM: "Marilah kita peringati hasil kemena- ngan proletar dan rakyat. Mari kita tarik pelajaran dari kekalahan revisionisnya, bersama -sama kita pelajari, meneruskan warisannya, gigih dan tekun dalam memimpin massa, dan mendorong maju perjuangan untuk demokrasi dan sosialisme melawan imperialis-me dan semua kaum reaksi! "

Mari kita bahas hari ini di konferensi ini makna penting Revolusi Oktober, dampak global dan keabsahan abadinya bagi gerakan proletariat, rakyat dan bangsa revolusioner tertindas dewasa ini dan masa depan melawan kapitalisme monopoli dan semua kaum reaksi. Meskipun atau karena pengkhianatan terhadap sosialisme oleh kaum revisionis modern, kita masih berada dalam era imperialisme modern dan revolusi proletar. Dewa-sa ini kita menghadapi krisis umum yang terus memburuk dan perang agresi kapitalisme monopoli dan kita terlibat untuk menyumbang sedapat mungkin pada kebangkitan dan kemajuan revolusi proletar dunia.

1. Makna Sejarah Revolusi Besar Sosialis Oktober .

Marx dan Engels merumuskan prinsip-prinsip dasar teori dan praktik Marxisme di zaman persaingan bebas kapitalisme. Mereka memanfaatkan perkembangan filsafat, ekonomi politik dan ilmu sosial yang paling tinggi pada zaman mereka untuk sampai pada sudut pandang proletar materialisme dialektis dan historis, hukum gerak dalam kapitalisme yang mengarah pada sosialisme, garis politik umum, strategi dan taktik untuk menga-lahkan kediktatoran kelas borjuasi dan memenangkan revolusi sosialis.

Pada jaman mereka, Marx dan Engels hanya dapat mengamati Komune Paris tahun 1871 sebagai tunas revolusi proletar yang segera dihancurkan oleh kaum borjuis. Pembantai-an dPembantai-an kekalahPembantai-an kaum pengikut Komune tidak membuat mereka putus asa dPembantai-an hilPembantai-ang semangat. Mereka mempelajari keunggulan dan kelemahan Komune Paris untuk me-mimpin revolusi selanjutnya. Pelajaran paling penting yang mereka tarik adalah revolusi proletar harus menggunakan kediktatoran kelas proletariat untuk menghancurkan mesin -mesin militer dan birokrasi negara borjuis.

Lenin memikul tugas untuk mewarisi, menjunjung tinggi, membela dan mengembang-kan lebih lanjut prinsip-prinsip dasar teori dan praktik Marxis di jaman imperialisme modern dan revolusi proletar. Dalam filsafat, dia berjuang melawan filsafat idealis sub-jektivis kaum borjuis dan memahami kesatuan dari yang berlawanan sebagai hukum kontradiksi paling mendasar dan menjelaskan hukum perkembangan yang tidak merata. Dalam ekonomi politik, dia mengkritik kapitalisme monopoli atau imperialisme dan meletakkan dasar ekonomi sosialis dalam hubungan dengan luasnya kekuasaan proletar dan mempertimbangkan langkah-langkah sementara yang diperlukan untuk

(3)

mewujud-kan reformasi demokratis dan menghadapi tuntutan dan urgensi perang dan intervensi asing.

Lenin adalah pakar besar dalam ilmu sosial yang mendirikan negara sosialis pertama sesuai dengan prinsip-prinsip sosialisme ilmiah. Dia belajar secara komprehensif, sangat dalam dan cermat, dengan semua retrospektif yang diperlukan, wawasan dan pandang-an jauh untuk memecahkpandang-an masalah dpandang-an menetapkpandang-an program tindakpandang-an dpandang-an garis maju dan kemudian melancarkan perebutan kekuasaan politik oleh kaum proletar bersama-sama dengan massa rakyat luas, terutama kaum tani yang merupakan bagian besar dari penduduk. Dia mengerti bahwa dalam skala global, disebabkan oleh hukum perkem-bangan yang tidak merata, imperialisme hanya dapat terlibat dalam perkemperkem-bangan kapitalisme yang tidak memadai dan spasmodik untuk tujuan meraih keuntungan luar biasa dan bahwa kaum proletar dan rakyat dapat dimobilisasi untuk bangkit dan mem-bangun sosialisme di mata rantai negara-negara imperialis yang paling lemah.

Bahkan saat ia memusatkan perhatian pada tugas-tugas praktis kaum Bolshevik dalam perkembangan revolusioner yang dengan cepat memuncak di Rusia, di tengah-tengah rumitnya kontradiksi Perang Dunia I, sepanjang masa itu Lenin mengurus pekerjaan teoretis. Sejumlah besar tema dalam Buku Catatan Filsafat Lenin ditulis di periode 1914-16 dan berkaitan dengan tinjauan menyeluruh terhadap dialektika. Pada paruh pertama 1916, ia menulis “Imperialisme: Tahap tertinggi Kapitalisme” dan mendefinisikan karakter dekaden dan sekaratnya dan lima ciri-cirinya, yaitu, (1) konsentrasi dalam produksi dan kapital sudah berkembang sampai tingkat yang begitu tinggi sehingga melahirkan mo-nopoli yang memainkan peran menentukan dalam kehidupan ekonomi; (2) pengga-bungan kapital industri dan kapital bank dan berdasarkan pada kapital finans ini, lahirlah oligarki finans; (3) export kapital yang berbeda dengan export komoditas, menjadi luar bisa pentingnya; (4) pembentukan perhimpunan atau asosiasi kaum kapitalis monopoli internasional yang membagi dunia di kalangan mereka sendiri, (5) pembagian wilayah seluruh dunia di antara kekuatan kapitalis terbesar telah selesai.

Lenin menggambarkan imperialisme sebagai malam menjelang revolusi sosialis dan mendesak kaum proletar dan rakyat untuk mengubah perang imperialis menjadi perang sipil revolusioner. Pada musim panas 1917 ia menulis Negara dan Revolusi untuk mene-kankan perlunya kediktatoran kelas proletar dalam menggulingkan kaum borjuis dan membangun sosialisme. Setelah penggulingan Tsarisme dalam revolusi Februari 1917 dan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin Kerensky yang sebagian besar adalah kaum liberal dan sosial revolusioner, ia mengantisipasi penajaman dan kompleksitas perjuangan kelas antara kaum borjuis dan kaum proletar dan melakukan semua upaya untuk berada di Rusia secepat mungkin agar bisa turut serta langsung dalam proses revolusioner. Dia yakin bahwa pemerintah Kerensky dan kaum borjuis

(4)

sedang merosot karena mereka ingin tetap terlibat dalam perang antar-imperialis karena termotivasi oleh patriotisme sosial (sovinisme dalam baju “sosialis”) dan defen-sisme revolusioner, mereka tidak menasionalisasi tanah untuk kaum tani yang haus akan lahan dan mereka tidak bisa memperbaiki ekonomi yang berantakan.

Pada bulan April saat tiba di Stasiun Finlandia di Petrograd, Lenin berseru agar semua kekuasaan untuk Soviet (Dewan Revolusioner) buruh, tani dan tentara dan terpisah dari pemerintahan borjuis Kerensky. Dia mengamati berlalunya tahap pertama revolusi yang menempatkan kekuasaan di tangan kaum borjuis, ke tahap kedua yang harus menem-patkan kekuasaan di tangan kaum proletar dan sektor yang paling miskin. Dia menunjuk kan semua hal-hal pokok yang perlu dilakukan. Dia menjelaskan bahwa keadaan dan ke-jadian bergerak dalam transisi menuju sosialisme walaupun sosialisme belum menjadi tugas segera.

Lenin minta diselenggarakan kongres partai Bolshevik untuk mengubah program dan nama partai mereka yang sudah ketinggalan zaman (dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia menjadi Partai Komunis Seluruh Rusia) dan membedakan diri mereka dari kaum sovinis sosial Internationale Kedua dan partai-partai sosial demokrat di Eropa yang men-dukung negara masing-masing dalam Perang Dunia I. Dia juga menyerukan

pembentuk-an sebuah Internasional partai-partai komunis baru. Komunis Internasional (Internasional Ketiga) dibentuk pada tahun 1919.

.

Kejadian-kejadian bergerak ke arah yang diantisipasi Lenin. Pemerintah Sementara me-ngirim sebuah surat diplomatik pada bulan Mei kepada Kekuatan Tengah (Central

Powers), yang menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan perang sampai mencapai kemenangan. Puluhan ribu buruh dan tentara di Petrograd dan kemudian di kota-kota lain, di bawah kepemimpinan kaum Bolshevik , mengajukan slogan-slogan “Hentikan perang!" dan "Semua Kekuasaan untuk Soviet!" Pada tanggal 1 Juli, ratusan ribu buruh dan tentara berkumpul di Petrograd dengan slogan yang sama. Mereka mengekspresi-an perlawmengekspresi-anmengekspresi-an rakyat terhadap permengekspresi-ang dmengekspresi-an kelaparmengekspresi-an mereka akmengekspresi-an roti dmengekspresi-an kebebasmengekspresi-an. Sepanjang bulan Juli, Pemerintah Sementara dilanda krisis yang parah pada saat ofensif terhadap Central Powers gagal. Ia berusaha menindas kaum Bolshevik dan massa. Ia menggerebek kantor Pravda dan Komite Sentral Bolshevik dan memerintahkan penang-kapan dan pengadilan terhadap Lenin yang harus masuk ke bawah tanah. Ia menembaki kaum buruh dan tentara yang berdemonstrasi menuntut diakhirinya perang dan semua kekuasaan untuk Soviet. Secara politis, ia menjadi lebih terisolasi. Ketika Panglima Ter-tinggi, Jenderal Kornilov mencoba melakukan kudeta, Kerensky mencari bantuan Soviet Petrograd yang dipimpin oleh kaum Bolshevik untuk menggagalkan kudeta tersebut. Setelah kekalahan Kornilov, prestise revolusioner Bolshevik meningkat semakin tinggi.

(5)

Pada bulan September dan Oktober 1917, pemogokan kaum buruh menyebar secara besar-besaran melampaui Petrograd dan Moskow; lebih dari satu juta buruh bangkit dan mengambil kendali atas produksi dan distribusi di banyak pabrik. Terjadi lebih dari 4.000 pemberontakan tani melawan pemilik tanah. Massa tani menjadi semakin marah ketika diserang oleh tentara pemerintah, polisi dan bandit-bandit kaki tangan tuan tanah. Para prajurit dan pelaut menolak untuk mengakui otoritas penguasa dan menja-lankan sendiri Pemerintah Sementara.

Pada tanggal 23 Oktober, pemungutan suara di Komite Sentral Bolshevik menghasilkan 10 suara mendukung dan 2 suara menolak resolusi yang menyatakan bahwa pemberon-takan bersenjata tak dapat dihindari, dan waktunya sudah sepenuhnya matang. Pada tanggal 25 Oktober 1917 (atau 7 November dalam kalender Gregorian) sesuai dengan rencana, kaum Bolshevik memimpin pasukannya melancarkan pemberontakan untuk merebut gedung-gedung negara borjuis dan menyerbu Istana Musim Dingin. Ketika tentara Petrograd bergabung dalam pemberontakan, Garda Merah menyita gedung-gedung dan instalasi. Lenin mengeluarkan pernyataan "Kepada Warga Negara Rusia", yang mengakhiri Pemerintahan Sementara dan mendirikan kekuasaan Soviet sebagai satu-satunya negara setelah penyerahan Kabinet Kerensky.

Kaum Bolshevik dan Soviet di bawah pimpinan Lenin mampu mengkonsolidasi kekua-saan. Mereka menang melawan tentara putih dalam Perang Sipil dan intervensi asing pada tahun 1920. Perang tersebut dilancarkan terutama di pedesaan. Setelah perang, Lenin mendekritkan Kebijakan Ekonomi Baru (New Economic Policy - NEP) yang sebe-lumnya telah diambil oleh pemerintah Bolshevik dalam Kongres ke-10 Partai Komunis Seluruh Rusia pada tahun 1921. NEP mengganti sistem jatah dalam "komunisme pe-rang" yang berdasarkan pada kelangkaan produksi sebagai akibat perang, untuk meng-hidupkan kembali ekonomi melalui metode kapitalisme negara dan memberi konsesi kepada pengusaha menengah dan kecil dan tani kaya.

Di periode kehancuran masa perang, , koalisi Austro-Hungaria dan koalisi Anglo-Prancis, kedua-duanya musuh Kekuasaan Soviet, telah melalaikan penyerangan terhadap Soviet disebabkan oleh perang antara mereka sendiri. Tapi dalam perjuangan melawan Kolchak dan Denikin, kekuasaan Soviet menciptakan Tentara Merah untuk mengalahkan mereka. Dalam periode perjuangan melawan kehancuran ekonomi berikutnya, Soviet berhasil mengatasi kelaparan dan mencapai kemajuan cukup besar dalam pertanian dan Indus-tri ringan. Lenin menunjuk pada pembentukan Uni Republik-Republik Sosialis Soviet se-bagai kerangka baru keberadaan negara. Kongres Soviet meratifikasi Deklarasi dan Per-janjian Uni Republik pada tahun 1922.

(6)

Setelah kematian Lenin pada tahun 1924, Stalin mengambil alih kepemimpinan partai Bolshevik dan Uni Soviet. Dia setia pada Lenin dan Leninisme. Dia mengakhiri NEP pada tahun 1928 dan melanjutkan pelaksanaan serangkaian rencana lima tahun untuk mem-bangun industri sosialis, kolektivisasi dan mekanisasi pertanian. Ini telah melahirkan prestasi gemilang dalam mengubah Uni Soviet menjadi sebuah negara federal industri yang kuat dalam menghadapi krisis ekonomi yang memburuk, bangkitnya fasisme di beberapa negeri kapitalis dan pecahnya Perang Dunia II yang sudah diambang pintu. Revolusi Besar Sosialis Oktober berarti semua prestasi revolusioner gemilang Partai Bolshevik Lenin dan Stalin dalam revolusi dan pembangunan sosialis. Ini membuktikan prinsip revolusioner bahwa kediktatoran kelas proletar adalah syarat untuk mengalahkan kaum borjuis dan menjamin revolusi sosialis, mengatasi perang dalam negeri dan inter-vensi militer asing, menghidupkan kembali ekonomi melalui langkah-langkah transisi, membangun ekonomi sosialis, mengembangkan sistem pendidikan dan kebudayaan kelas pekerja, mendorong gerakan komunis internasional, melawan dan mengalahkan fasisme dan terus melanjutkan revolusi dan pembangunan sosialis dihadapan ancaman imperialisme AS setelah Perang Dunia II.

II. Dampak Global dan Validitas Abadi dari Revolusi Oktober

Salvo Revolusi Oktober bergema di seluruh dunia. Pembentukan dan pembangunan sosialisme dari tahun 1917 sampai 1956 di seperenam permukaan bumi tak dapat dia-baikan rakyat di dunia, terutama kelas buruh, rakyat dan bangsa yang tertindas. Prestasi besar dalam revolusi dan pembangunan sosialis memiliki kekuatan sebagai contoh yang menginspirasi massa tertindas dan terhisap untuk memperjuangkan dunia yang cerah dan lebih baik dalam sosialisme. Melalui Internasional Ketiga, Partai Komunis Lenin memastikan bahwa partai komunis dan gerakan massa revolusioner akan muncul dan tumbuh pada skala global, dengan menegakkan teori dan praktik Marxisme-Leninisme dan menerapkannya pada kondisi konkret berbagai negeri.

Dampak global Revolusi Oktober juga dapat diukur dari segi reaksi negatif kekuatan im-perialis dan borjuasi internasional. Mereka selalu ketakutan akan "momok komunis-me" dan ingin mencekik sosialisme di buaian. Dari awal tahun 1918 sampai 1920, ke-kuatan imperialis mengirim pasukan ke Rusia untuk melakukan intervensi; pasukan Jepang bertahan sampai 1925 di Rusia utara dan Siberia, untuk membantu kaum kon-trarevo-lusioner. Tapi ketika Depresi Besar terjadi dan melahirkan pemerintahanan fasis di beber-apa negeri kapitalis dan Perang Dunia II meletus, Sekutu bisa menang melawan Keku-atan Axis hanya karena peran Uni Soviet yang menentukan dalam mengalahkan keku-atan Nazi Jerman. Dan Tiongkok di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok juga men-galahkan kekuatan invasi fasis Jepang.

(7)

Selama dan setelah Perang Dunia II, massa pekerja di bawah pimpinan partai komunis unggul dalam melawan fasisme dan dalam proses itu memperoleh kekuasaan politik. Serangan balasan Soviet terhadap tentara Nazi Jerman melahirkan negara-negara di Eropa Timur sampai Jerman Timur di bawah kepemimpinan komunis. Kemenangan raky-at Tiongkok yang dipimpin Partai Komunis melawan Jepang pada tahun 1945 dan ke-mudian melawan Guomindang pada tahun 1949 berarti imperialisme kehilangan satu bagian besar dunia lagi. Gerakan pembebasan nasional menyebar dan berkembang, yang paling menonjol adalah perang pembebasan nasional melawan agresi AS di Korea dan Vietnam. Negeri-negeri yang baru merdeka mendorong dekolonisasi dan kemerde-kaan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Pada tahun 1950-an dapat dikatakan sepertiga umat manusia hidup di bawah pemerin-tahan sosialis yang dipimpin partai-partai proletariat revolusioner dan dunia terbagi da-lam kubu kapitalis dan kubu sosialis. Namun, segera setelah Perang Dunia II selesai, AS bersama dengan sekutu imperialisnya bergabung dalam Perang Dingin melawan Uni Soviet dan mencoba menggunakan perang agresi dan santase nuklir. Munculnya dan berkembangnya revisionisme modern, dari Krushchov sampai Gorbachov, menjadi jauh lebih buruk dan lebih mematikan daripada ancaman dan tindakan terang-terangan imperialisme AS untuk merusak dan menghancurkan sosialisme di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Mao memimpin Partai Komunis Tiongkok dalam perjuangan untuk menegakkan Marxis-me-Leninisme melawan revisionisme modern sejak 1956. Akhirnya, dia mengemukakan teori dan praktik melanjutkan revolusi di bawah kediktatoran proletariat melalui Revolusi Besar Kebudayaan Proletar (RBKP) dari 1966 sampai 1976 untuk melawan revisionisme modern, mencegah restorasi kapitalisme dan mengkonsolidasi sosialisme di Tiongkok. RBKP memperoleh kemenangan besar namun tak lama setelah Mao meninggal,

akhirnya dikalahkan oleh sebuah kudeta, dengan Deng Xiaoping sebagai kepala kaum revisionis dan kaum restorasi kapitalis.

Biar bagaimanapun, RBKP berhasil mengemukakan masalah revisionisme modern, ngajukan prinsip-prinsip dan metode tertentu untuk memecahkan masalah ini dan me-lahirkan pengalaman kaya dari mana dapat ditarik pelajaran positif dan negatif. Kaum revolusioner proletar dapat belajar dari semua ini untuk menjelaskan disintegrasi sistem sosialis dan mencegah restorasi kapitalisme di masa depan ketika mereka membangun dan mengembangkan masyarakat sosialis di berbagai negeri sampai mereka dapat me-ngalahkan imperialisme di skala global dan melahirkan komunisme. Komune Paris ta-hun 1871 menang untuk sementara dan segera dikalahkan, namun ia menjadi sumber prinsip-prinsip, metode dan pelajaran untuk memajukan revolusi proletar dunia.

(8)

Dalam periode kekalahan strategis sementara sosialisme pada skala global, kaum komu-nis dan para aktivis massa revolusioner harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kaum proletar dan rakyat tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan usaha re-volusioner sosialisme. Mereka harus dengan efektif menjawab ejekan kaum imperialis dan pembantu-pembantu borjuis kecil mereka bahwa sosialisme telah mati dan bahwa kapitalisme adalah akhir dari sejarah. Mereka harus bisa melakukannya dari segi filsafat, ekonomi politik dan ilmu sosial. Dalam hal ini, Partai Komunis Filipina adalah salah satu Partai yang menjunjung tinggi panji Marxisme-Leninisme-Maoisme dan obor sosialisme dalam transisi dari mundur strategis ke serangan balasan kaum proletariat revolusioner. Bertolak dari filsafat materialis dialektis dan historis, tidak ada yang permanen, semua berubah. Sistem sosial datang dan pergi, seperti perbudakan dan feodalisme yang hidup selama ribuan tahun. Masyarakat kapitalis, yang pertama kali muncul secara otonom di negara kota Italia pada abad ke-13, mungkin memiliki rentang kehidupan lebih pendek daripada formasi sosial sebelumnya jika kita memperhitungkan perkembangan pesat kapitalisme persaingan bebas menjadi kapitalisme monopoli dalam kemajuan kumulatif sejarah. Kaum borjuis mengambil teknologi lebih tinggi dan meminimalkan pembaya-ran upah untuk meningkatkan keuntungan pribadi. Tetapi kaum proletar, rakyat dan bangsa yang tertindas dapat dibangkitkan, diorganisasi dan dimobilisasi untuk melawan dan mengubah hubungan dengan imperialisme dan borjuasi yang berkuasa di setiap negeri yang menindas dan menghisap. Mereka telah melihat bagaimana pembebasan nasional, demokrasi rakyat dan sosialisme dapat dicapai.

Dipandang dari segi kritik terhadap kapitalisme dan imperialisme modern dalam ekono-mi politik, Marx telah lama menunjukkan hukum gerak kapitalisme baik dalam studi ekono- mi-kroskopinya tentang komoditas dan studi makronya tentang produksi massal dan finans. Kaum kapitalis mengambil nilai lebih dari nilai total yang diciptakan buruh, menekan tingkat upah, mengakumulasi modal secara besar-besaran dan menyebabkan krisis over produksi, stagnasi, pengangguran, kekacauan sosial dan intensifikasi perjuangan kelas. Lenin mengungkapkan bagaimana kapitalisme persaingan bebas menuju dan sampai pada kapitalisme monopoli dan bagaimana kapitalisme monopoli menghasilkan yang terburuk dari kapitalisme, mendorong kaum proletar dan rakyat negeri-negeri maju dan terbelakang untuk berontak dan mencari solusi revolusioner. Ia menggambarkan impe-rialisme modern sebagai tahap tertinggi dan terakhir dari kapitalisme. Memang, pada ta-hap inilah negara-negara sosialis bangkit dan berkembang di Rusia dan kemudian di beberapa negeri.

Dari segi memperjuangkan dan mencapai sosialisme ilmiah dalam ilmu sosial, partai proletariat revolusioner sebagai detasemen paling maju harus memahami Marxisme -

(9)

Leninisme - Maoisme dewasa ini dan membuat analisis konkret atas kondisi konkret di negeri mana pun partai tersebut beroperasi. Ia harus memenangkan pertempuran untuk demokrasi di mana kaum borjuis menggunakan teror fasis untuk menindas gerakan re-volusioner untuk sosialisme di negeri-negeri kapitalis maju. Ia harus melancarkan dua tahap, revolusi demokrasi rakyat dan revolusi sosialis, di negeri-negeri semikolonial dan semifeudal. Bagaimanapun juga, partai proletar revolusioner harus membangkitkan, mengorganisasi dan memobilisasi massa luas rakyat untuk menggulingkan kediktatoran kelas kaum borjuis dan menegakkan kediktaturan proletariat sebagai kunci untuk sosia-lisme.

Disintegrasi sistem yang dikuasai kaum revisionis dan runtuhnya Uni Soviet dari 1989 sampai 1991 membuat AS tampil sebagai pemenang besar dalam Perang Dingin dan se-bagai satu-satunya negara adikuasa. Memang, ini bermanfaat untuk memperluas sistem kapitalis dunia. Tapi tidak memperkuatnya. Justru telah melemahkannya. Ia telah

meningkatkan jumlah kekuatan kapitalis sebagai pesaing ekonomi dan pesaing politik, dan telah meningkatkan kontradiksi di dalam dan di antara kekuatan imperialis. Ada sedikit ruang bagi kekuatan imperialis untuk bermanuver karena ini didorong oleh krisis demi krisis untuk membagi kembali dunia. Masuknya Tiongkok dan Rusia sebagai pe-main besar di dunia kapitalis telah memperparah krisis dan semakin merumitkan masa-lah-masalah bagi kelompok 7 yang asli dan negara-negara OECD.

AS memanfaatkan sepenuhnya posisinya sebagai satu-satunya negara adikuasa sejak 1991, dengan melakukan ofensif di segala bidang, terutama bidang ekonomi dan militer. Ia mendorong globalisasi imperialis melalui kebijakan ekonomi neoliberal dan kebijakan agresi dan intervensi neo-konservatif lebih besar dari sebelumnya. Ia meng-outsource manufaktur konsumen ke Tiongkok supaya tetap terintegrasi dalam sistem kapitalis du-nia. Kemudian ia menjadi tergantung pada manufaktur konsumen dan kredit dari Tiong-kok dan terkonsentrasi dalam produksi barang-barang besar untuk kompleks industri militer guna mendanai ekonomi AS. Ia melakukan kebijakan agresi dan intervensi neo-konservatif dengan menggunakan persenjataan hightech. Ia telah melancarkan perang agresi dengan kekebalan hukum terhadap bekas Yugoslavia, Afghanistan, Irak, Libya, Suriah dan negeri-negeri lain, membunuh dan melukai jutaan orang, menghancurkan rumah, infrastruktur sosial dan memaksa jutaan orang lagi menjadi pengungsi.

Namun kebijakan AS tersebut telah merugikan diri sendiri jika kita mempertimbangkan biaya keuangan yang tinggi dan hutang publik yang naik cepat. Ia jauh lebih besar dari pada utang sebesar USD 19 triliun yang diakui. Kebijakan ekonomi neoliberal bergan-tung pada hutang besar yang ditanggung negeri-negeri imperialis dan non-imperialis, korporasi dan rumah tangga, seolah-olah tidak ada batas dalam pesta pora kredit. Bata-san jadi terlihat menonjol dengan terulangnya dan memburuknya krisis overproduksi

(10)

dan kapital finans. Kemerosotan strategis AS semakin cepat, dari satu-satunya kekuatan adikuasa di tahun 90-an menjadi kekuatan yang dengan susah payah berusaha menca-pai hegemoni di dunia multipolar. Ironisnya dari semua itu adalah promotor utama dari kebijakan ekonomi neoliberal konon diberitakan, dengan Donald Trump sebagai

presiden, beralih ke proteksionisme,

Mereka yang paling menderita akibat kebijakan ekonomi neoliberal adalah kaum buruh di semua negeri, rakyat dan bangsa yang tertindas. Dengan demikian, mereka benci mendengar mantra bahwa kunci untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja adalah membiarkan kaum borjuis monopoli memiliki lebih banyak kapital untuk di-in-vestasikan kembali dengan diberi potongan pajak, dengan menekan upah, mengu-rangi layanan sosial dan melakukan denasionalisasi, liberalisasi , privatisasi dan deregu-lasi ekonomi. Konsentrasi dan sentralisasi modal di negeri-negeri imperialis dan di tan-gan segelintir borjuis monopoli telah mengakibatkan pentan-gangguran, kemiskinan, dan keru-suhan sosial yang meluas. Namun reaksi AS dan kekuatan imperialis lainnya adalah mengobarkan sovinisme nasional, produksi militer, terorisme negara dan perang agresi. Kesimpulan

Eskalasi penghisapan dan penindasan oleh kaum imperialis dan boneka-boneka reak-sioner mereka di berbagai negeri mengobarkan perlawanan kaum proletar dan rakyat di dunia. Pertarungan zaman antara kaum borjuis dan kaum proletar terus berjalan. Begitu juga semua bentuk konkret perjuangan kelas dan nasional di berbagai negeri. Rakyat ti-dak menginginkan keserakahan dan kekerasan dari segelintir orang mengorbankan me-reka tanpa akhir. Meme-reka berjuang untuk pembebasan nasional dan sosial dari impe-ria-lisme dan kaum reaksinya. Dan mereka berusaha memenangkan kebebasan lebih be-sar dan keadilan sosial dengan menerapkan prinsip-prinsip sosialisme ilmiah.

Terdapat kebutuhan mendesak di banyak negeri akan adanya partai proletariat rev-olu-sioner. Partai semacam itu harus menjunjung tinggi garis ideologi Marxis-Lenin-is-Maois melawan revisionisme modern dan semua bentuk subjektivisme dan harus se-cara politis mampu memimpin kaum proletar dan rakyat melalui gerakan massa

demokratis anti-imperialis. Ia harus memastikan bahwa garis politik umum dapat

melahirkan keme-nangan demokrasi dan sosialisme dan mengalahkan imperialisme dan semua bentuk reaksi dan tidak boleh disesatkan oleh oportunisme "Kiri" atau Kanan. Ia harus memu-satkan kehendak kolektif dan kekuatan material kaum proletar revolusioner dengan me-ngikuti prinsip organisasi sentralisme demokratis.

Kondisi krisis saat ini melahirkan isu-isu aktual dalam perjuangan melawan kapitalisme monopoli dan kaum reaksi lokal. Tetapi dalam merekrut, melatih dan mengembangkan

(11)

anggotanya, partai proletariat revolusioner harus menanamkan pada mereka misi se-ja-rah untuk membangun sosialisme sampai pada teori dan praktik revolusi berkelanju-tan di bawah kediktatoran proletar. Kita harus melawan propaganda musuh bahwa sosialis-me hanya berhasil sampai pada titik tertentu dan kemudian gagal karena sifat egois dan asosial yang inheren pada manusia dan pemimpin mereka. Dan kita harus meyakinkan kaum proletar dan rakyat bahwa tidak ada alternatif bagi kapitalisme selain sosialisme, bahwa revisionisme modern dan restorasi kapitalisme dapat dicegah dan bahwa sosia-lisme dapat dikonsolidasikan berulang kali sampai ia mengalahkan imperi-alisme pada skala global dan mencapai ambang komunisme. ###

8 Sept 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bukanlah kasus untuk algoritma perkiraan pada bab 2.2, dimana urutan simpul-simpul di R sesuai dengan warnanya, sehingga algoritma MaxClique di setiap

baik), dan juara pertama madrasah berprestasi tingkat Kalimantan Timur tahun 2009.. Membuat rencana jangka pendek, menengah, dan panjang, dampak dari strategi ini

Kemenangan ini juga dianalisis dari perilaku memilih masyarakat dengan pendekatan sosiologis Haryanto-Budiyono memiliki basis massa dari kesamaan agama, kalangan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERTELEPON PADA PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA Universitas Pendidikan Indonesia

Sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat

Proses pembangunan yang dimaksud yaitu proses perubahan kearah yang sesuai dengan tujuan awal yaitu mensejahterakan masyarakat dari segi pelestarian kebudayaan sehingga budaya yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan berbasis partisipatif dalam pengelolaan lingkungan sekolah di SMP Negeri 8

menunjukkan bahwa: (1) produktivitas kelapa di Kecamatan Panjatan sebanyak 15.178 butir per ha per tahun, kelapa varietas bojong bulat di Desa Bojong memiliki produktivitas 39,53