• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. nilai yang juga penting adalah komunikatif. Apabila suatu desain mempunyai struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. nilai yang juga penting adalah komunikatif. Apabila suatu desain mempunyai struktur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

Desain Komunikasi Visual memiliki tujuan dan fungsi yaitu komunikasi, maka nilai yang juga penting adalah komunikatif. Apabila suatu desain mempunyai struktur dan kualitas estetis yang baik tetapi tidak bisa ditangkap artinya berarti desain tersebut gagal.

Banyak cara untuk menyampaikan komunikasi visual, misalnya saja ilustrasi dan fotografi. Pemanfaatan ilustrasi sebagai komunikasi visual sangat disenangi pada saat ini, terutama ilustrasi yang berbasis vector. Ilustrasi berbasis vector juga bisa memberikan kesan modern, enerjik, muda dalam . Adapun yang mengkombinasikan antara Ilustrasi dengan Fotografi dengan komposisi yang menarik disertai dengan permainan tipografi yang secara keseluruhan akan menciptakan suatu layout kemasan yang menarik. Lalu ada juga yang menggunakan gambar ilustrasi karakter image yang kita ciptakan sendiri, sehingga dapat memliki nilai orisinalitas.

▸ Baca selengkapnya: desain gerak yang apabila dilihat dari arah penonton badan penari tampak dalam postur tanpa perspektif disebut sebagai desain

(2)

Maka dari itu komposisi dari suatu perancangan visual juga harus diperhatikan, untuk mendukung hal tersebut maka kita juga harus mengenal teori yang bersangkutan yaitu teori layout.

4.1.1 Teori Layout

Menurut Frank F. Jefkin, ada beberapa patokan dasar yang dapat dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu:

1. The law of unity (kesatuan)

Adalah cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara unsur-unsur pendukung layout yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dipandang.

2. The law of variety (variasi)

Untuk menghindari kesan monoton/membosankan, salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur lainnya.

3. The law of balance (keseimbangan)

Suatu keseimbangan dalam layout dapat dicapai bila unsur-unsurnya disusun secara sepadan, serasi, dan selaras atau dengan pengertian lain, bobot setiap elemen layout itu setelah diorganisir menghasilkan kesan yang mantap. Terdapat 2 jenis keseimbangan yaitu :

(3)

• Formal balance (simetris), apabila unsur-unsur bentuknya sama posisinya pada kedua belah sisi dari garis poros ruang layout.

• Informal balance (asimetris), apabila unsur-unsur pendukung bentuk layout pada kedua belah sisinya, sedikit tidak sama dari garis poros ruang layout.

4. The law of rhythm (irama)

Irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout, sebab suatu irama diperlukan untuk mencapai kesatuan. Irama dapat dicapai dengan:

• Kesamaan pengulangan-pengulangan penempatan unsur-unsur layout. • Pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout.

• Pengulangan bentuk atu unsur-unsur layout. • Pengulangan warna.

5. The law of harmony (harmoni)

Adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur layout yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat dicapai dengan repetisi (pengulangan bentuk) unsur-unsur layout baik itu bidang, garis, huruf, gambar, warna, dan lainnya. Bagian dari suatu layout sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton. Harmonis dapat dianalogikan sebagai wajah manusia yang dilihat dari arah depan. Seseorang akan tampak dan tidak memiliki tiga buah mata atau dua buah mulut.

(4)

6. The law of proportion (proporsi)

Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan antara unsur layout dengan dimensi ruang layout-nya (bidang gambar). Buku, surat kabar, majalah, katalog, atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih panjang pada satu sisinya, baik horisontal maupun vertikal. Bentuk seperti ini selalu tampak lebih manis daripada sebuah bujur sangkar yang keempat sisinya sama atau hampir sama panjang.

7. The law of scale (kontras)

Merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil, dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).

Teori lainnya yang juga sangat penting berperan dalam suatu hasil layout adalah Teori tipografi.

4.1.2 Tipografi

Menurut kutipan dari buku ”Tipografi dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing. MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan menjadi satu-satunya “visualisasi” yang efektif. Kekeliruan atau ketidakpekaan

(5)

dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.

4.1.3 Sequential Art

Sequential Art adalah sebuah ekspersi kreatif, sebuah disiplin ilmu, sebuah seni dan bentuk kesusasteraan yang berkenan dengan penyusunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan atau mendramatisasi sebuah gagasan. Membaca komik adalah kegiatan yang memadukan persepsi estetis dan intelektual.

Bentuk huruf, diperlakukan secara grafis dan sebagai pelengkap dalam cerita, berfungsi sebagai penerangan dari gambar. Dalam konteks ini teks memberikan mood, menjembatani cerita dan implikasi suara.

Simbol dasar, berasal dari perilaku sehari-hari, hal itu disederhanakan dengan kata-kata, kostum, latar belakang dan interaksi untuk mengkomunikasikan arti dan emosi.

Garis kecepatan mengindikasikan pergerakan yang merupakan bagian dari bahasa visual.

Dalam dunia kesadaran manusia waktu dikombinasikan dengan ruang dan suara dalam keadaan saling tergantungan dimana dalam konsep, aksi, pergerakan mempunyai arti dan keteraturan oleh persepsi dari hubungan masing-masing.

Balon kata berfungsi untuk menangkap dan menceritakan elemen suara. Penyusunan balon kata posisinya saling mengelilingi pembicara dan disusun berdasarkan urutan waktu. Balon dibaca mengikuti cara membaca teks dan dalam hubungannya dengan posisi dari pembicara.

(6)

Perspektif digunakan untuk menambahkan jarak waktu tanpa merubah irama. Dan Frame memiliki fungsi fundamental dari sequential art untuk menyatakan ide dan cerita dengan kata-kata dan gambar meliputi pergerakan dari beberapa gambar melalui ruang. Dalam komik, sebenarnya ada 2 frame dalam pengertian ini seluruh halaman dimana ada beberapa jumlah panel, dan panel itu sendiri. Mereka adalah alat pengontrol dalam sequential art.

Layout panel yang paling dasar adalah satu dalam bentuk dan proporsi dari kotak dan grid. Fungsi panel untuk menahan pandangan pembaca, tidak ada yang lain. Jenis panel seperti ini lebih sering dilihat dalam komik strip dibanding buku komik karena itu adalah perkembangan dari format yang dimiliki oleh surat kabar dimana mereka muncul (Will Eisner, 2001).

Upaya sederhana yang dapat memberi alasan akan kuatnya komik sebagai karya yang relatif komunikatif pernah disistematisasikan proses kreatifnya oleh kritisi dan komikus Scott McCloud dalam Understanding Comics: The Invisible Art (1993). Sistematika ini memakai semacam analogi buah apel yang dibelah seperempat bagian, membujur dari atas kebawah. Dari sana terpampang 6 (enam) lapisan yang berurutan, dimulai dari lapisan inti atau paling dalam.

ƒ Lapisan pertama adalah gagasan dan tujuan (idea and purpose). Bagian ini adalah fondasi utama yang akan menentukan bangunan secara keseluruhan. Maka ini diganti perihal konsep, filosofi, moral cerita dan semacamnya.

ƒ Kedua, bentuk (form). Fase ini sudah masuk proses pengartikulasian konsep menuju bahasa visual. Bentuk-bentuk visual yang beragam variasinya akan dipertimbangkan pada proses ini.

(7)

ƒ Ketiga, idiom. Pada tahap ini proses slide dan konsep bentuk lebih diberi tekanan dan dieksplorasi. Perbendaharaan gaya visual, pengayaan kreator dalam menerjemahkan konsep cerita yang diidealisasikan dapat komunikatif dan menarik perhatian apresiasinya.

ƒ Keempat, struktur. Mengumpulkan semuanya, apa yang akan dimasukkan, apa yang akan dibuang, bagaimana mengaturnya, dan bagaimana menggubah karya tersebut.

ƒ Kelima, karya (craft). Komik yang dalam subyektivitas kreator sudah jadi atau tuntas adalah kombinasi dari kemampuan bekerja, menerapkan keterampilan, keluasan wawasan, kepiawaian berimprovisasi dan semacamnya. Dan itu diiedalkan dibarengi dengan obyektivitas kolektif antara kreator dengan apresian agar gagasan bisa lebih luas disosialkan.

ƒ Maka perlu tahap berikutnya, keenam, yakni tampilan karya. Fase pemungkas dari kesempurnaan proses kreatif ini adalah yang berhubungan dengan aspek pertama yang akan disentuh oleh mata dan cita rasa apresian, yakni tampilan dari luar produk komk untuk membantu citra.

4.1.4 Semiotik

Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang bersalah dari kata Yunani semeion yang berarti ’tanda’ atau ’sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.

(8)

Charles Sanders Peirce mendefinisikan semiotik sebagai teori filsafat umum uang berkenan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang dugunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.

Peirce membedakan tiga konsep dasar semiotik, yaitu: sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik.

1. Sintaksis semiotik, mempelajari hubungan antartanda. Hubungan ini tidak terbatas pada sistem yang sama. Contoh: teks dan gambar dalam wacana iklan yang merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan. 2. Semantik semiotik, mempelajari hubungan antar tanda, obyek, dan

interpretannya. Ketiganya membentuk hubungan dalam melakukan proses semiotis. Konsep semiotik ini akan digunakan untuk melihat hubungan tanda-tanda dalam iklan (dalam hal ini tanda non-bahasa) yang mendukung kebutuhan wacana.

3. Pragmatik semiotik, mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi data atas ikon, indeks, dan simbol.

• Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah

(9)

hubungan antara tnda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya foto.

• Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, misalnya asap sebagai tanda adanya api. Tanda sperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol

• Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer, hubungan berdasarkan konvensi masyarakat.

4.1.5 Teori Warna

Warna dapat didefinisikan secara fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.

Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur, warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peran penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

(10)

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan system warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi:

• Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau, dsb.

• Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

• Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut:

• Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.

• Warna dapat menyoroti unsure-unsur khusus secara realities dalam warna. • Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.

Dalam bukunya Understanding Comics, Scoot McCloud mengatakan melalui warna yang ekspresif komik dapat menjadi sensasi yang memabukkan, kualitas permukaan yang berwarna akan selalu lebih mudah menarik perhatian pembaca daripada yang hitam putih. Komik berwarna akan selalu terlihat nyata pada pandangan pertama.

(11)

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

i. Keyfact :

• Minat baca terhadap komik Indonesia masih kurang dibanding komik dari luar negeri, hal ini menjadi tantangan bagi komik Indonesia

• Banyaknya orang yang kurang peduli terhadap nasib komik Indonesia • Kurangnya eksisnya komik Indonesia di negaranya sendiri

• Gajahmada merupakan patih terkenal dari kerajaan Majapahit • Memiliki alur sejarah cerita yang menarik

ii. Masalah yang akan dikomunikasikan

Revisualisasi Novel gajahmada menjadi komik dengan desai yang lebih baik, ilustrasi yang lebih proposional dan gestur dan komposisi yang menarik dan baik, perspektif yang bervariasi.

iii. Tujuan Komunikasi • Attention

Menarik perhatian target audience untuk mengenal kembali kisah patih Gajahmada

• Interest

(12)

• Desire

Membuat target audience ingin lebih mengenal dan membaca kisah patih GajahMada

• Conviction

Meyakinkan audience bahwa komik GajahMada layak dibeli dan dibaca • Action

Agar target audience membeli seri komik GajahMada

iv. Profil Target • Demografi :

Target primer

Ekonomi : S.E.S A dan B Umur : 16-24 tahun Gender : Laki-laki Pendidikan: SMU, Mahasiswa Target Sekunder

Ekonomi : S.E.S A dan B Umur : 13-35 tahun

Gender : Laki-laki, perempuan

Pendidikan: SMP,SMU, Mahasiswa, professional • Geografi

Perkotaan dimana budaya dan pemikiran masyarakatnya sudah terbuka dan banyaknya media hiburan

(13)

• Psikografi

Behaviour : suka menonton televisi, suka membaca komik, suka main game

Attitide : bebas, konsumtif, ingin tahu sejarah Indonesia Personality: ekstrovert, labil, eksperimental, emosional

v. Positioning

Revisualisasi dari novel GajahMada menjadi komik dengan desain dan visual yang lebih baik dan menarik

vi. Pendekatan Emosional / Rasional

Pendekatan rasional agar komik GajahMada ini dapat mencapai target audience yang baru dan mendapat respon yang baik dari pasar. Bersifat emosional karena mengajak audience untuk dapat mencintai dan mengenal kembali tentang perjuangan Patih GajahMada dan sejarah Indonesia.

4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Tone and manner

Dalam komik GajahMada, nuansa yang akan ditampilkan adalah dinamis agar tidak membosankan dan sesuai dengan mood dari tiap panel

(14)

4.2.2.2 Strategi Verbal

Gaya bahasa yang akan digunakan adalah informal agar mudah dimengerti dan tidak kaku sehingga dapat bercerita dan mendukung visual yang ada pada tiap panel

4.2.2.3 Strategi Visual

Unsur-unsur desain yang dipilih dengan mempertimbangkan pada karakter target serta pendekatan yang dilakukan, yaitu:

• Skema warna yang dinamis, karena audience menyukai sesuatu yang dinamis dan juga untuk menghindari kejenuhan

• Tipografi komikal, karena untuk member nuansa komikal dan mudah dibaca

• Ilustrasi dengan gaya Jepang dan Amerika, karena sesuai dengan jenis komik GajahMada yaitu epic dan juga disesuaikan dengan target audiencenya.

• Panel, penyusunan panel sesuai grid dan peletakan panel dengan hierarki dan urutan yang benar

(15)

4.3 Pemilihan Item • Logo visual • Cover

• Insert Pages: format, typo, balon kata, efek suara • Poster

• Desain karakter • Desain environment

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan 1) Kerja ilmiah mahasiswa yang dilatihkan dan proporsi mahasiswa yang bisa

Penyimpangan pada data (14c) terjadi pada kata karena dan kakalin. Penggunaan kata yang tepat adalah kerana 'karena', begitu juga kekalin dari kosa katanya sudah bahasa Bali dan

Sehingga Wireless Sensor dapat diterapkan pada sistem yang menggabungkan beberapa sensor isi dari setiap sensor node tersebut gabungan antara pengendali/pusat

Nout Mjr and Kiers Jl. A Review Tempe Fermentation, Innovation, And Functionality: Update Into The Third Millenium. Peran tempe kedelai hitam dalam meningkatkan

Filtrasi air bersih adalah pembersih partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum yang di atasnya padatan akan terendapkan.. Adapun

Tujuan yang dicapai dalam Tugas Akhir ini yaitu membuat game bergenre side scrolling adventure bertemakan Suku Dayak sebagai upaya memperkenalkan Budaya

Menurut Ibu Masnona, S,Pd.MM bahwasannya peranan guru pendidikan agama islam (PAI) dalam kegiatan pembelajaran guru pendidikan agama islam (PAI) dituntut agar

A Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dan disampaikan secara mutawatir mendapat pahala jika membacanya.. B Kalam Allah SWT yang