• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERTERIMAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MEMPENGARUHI KESUKSESAN PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBERTERIMAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MEMPENGARUHI KESUKSESAN PERUSAHAAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERTERIMAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MEMPENGARUHI KESUKSESAN PERUSAHAAN

Angelia Pribadi

(angeliapribadi_1984@yahoo.co.id) Dosen Tetap STIE Harapan Medan

ABSTRACT

This research aims to measure the success of inventory accounting information system used by the company. A total of two hundred questionnaires were distributed to inventory division, accounting and internal auditing. Variables used in this study are the quality of information, quality information systems, are as an independent variable. While the willingness to use is an intervening variable link between the quality system and quality of information systems with organizational impact. The impact of individual variable is a moderate variable between willingness to use the organization's impact. The validity of the data was tested by using bivariate regression analysis, while the reliability of the data using Cronbachs Alpha. The hypothesis testing by path and moderate regression analysis (MRA).

The results said not indicate there is an increase in the company's organizational performance caused by the use of information systems inventory. This was caused by the his was caused by the information contained disistem not always the most current information.

Keywords: Information Quality, Information System Quality, Willingness to Use, Individual Impact, Organizational Impact

PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan menyajikan bukti empiris mengenai peningkatan kinerja perusahaan yang disebabkan oleh kesuksesan sistem informasi akuntansi persediaan yang mereka gunakan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyajikan bukti empiris yang menjelaskan bahwa selain disebabkan oleh sistem, perusahaan yang memiliki karyawan dengan kinerja yang meningkat dapat memperkuat meningkatkan kinerja organisasi.

Model pengukuran kesuksesan yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari model kesuksesan sistem informasi berian DeLone dan McLean (1992). Pada penelitian ini, penulis mengembangkan model dengan memperlakukan variabel kesuksesan individu sebagai variabel pemoderasi antara variabel kesediaan untuk menggunakan dengan variabel peningkatan kinerja perusahaan.

Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan survey. Responden yang dituju adalah karyawan di perusahaan distributor divisi gudang, divisi akuntansi, serta divisi audit internal yang menggunakan sistem akuntansi persediaan.

Hasil keseluruhan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi persediaan yang digunakan oleh perusahaan tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh informasi persediaan

yang mereka terima, tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan. Pemeriksaan fisik harus dilakukan agar sistem terhindar dari kesalahan penyajian informasi. Di sisi lain, perusahaan telah mengeluarkan biaya yang besar untuk pengadaan sistem tersebut. Namun ketika digunakan, masih memerlukan penanganan lain untuk memastikan ketepatan informasi yang disajikan.

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada penyedia sistem agar lebih mempercepat pembaruan pencatatan sehingga informasi yang dibutuhkan dapat segera ditarik kesimpulan serta keputusannya.

Kontribusi bagi akademisi, model pengukuran ini dapat digunakan kembali khusus untuk mengukur kesuksesan sistem yang digunakan oleh kalangan praktisi yang memiliki keinginan untuk selalu mencari informasi bagi pekerjaan mereka. Model pengukuran ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti dengan cara menambah variabel baru atau mengubah tata letak variabel agar memenuhi kriteria yang diajukan oleh peneliti.

TINJAUAN PUSTAKA dan HIPOTESIS Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh DeLone & McLean (1992) yang mengukur kesuksesan

(2)

sistem informasi. Mereka berpendapat bahwa suatu sistem dapat dikatakan sukses apabila sistem tersebut dapat memberikan manfaat bagi seseorang, bukan disebabkan oleh sistem tersebut dapat diterima oleh seseorang dan dapat diaplikasikan dalam aktivitas perusahaan.

Penelitian ini menggunakan lima konstruk yaitu, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kesediaan untuk menggunakan, peningkatkan kinerja karyawan, peningkatan kinerja perusahaan.

Kualitas Informasi

Menurut Schaup et.al. (2009) kualitas informasi didefinisikan sebagai derajat hasil informasi yang terdapat di website memiliki informasi yang akurat, lengkap dan dalam format yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada konteks di penelitian ini kualitas informasi ditandai dengan informasi akuntansi persediaan yang akurat artinya mencerminkan jumlah fisik sebenarnya, dan dalam format informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Rai & Welker (2002) menunjukkan bahwa kualitas informasi memiliki hubungan yang positif terhadap kesediaan untuk menggunakan, ketika kesediaan untuk menggunakan itu diukur dengan dependen sistem. Sebuah studi sistem knowledge management menunjukkan bahwa kualitas informasi (atau knowledge) memiliki hubungan yang positif terhadap kesediaan untuk menggunakan (Halawi et.al. , 2007). Pada level organisasi Fitzgerald dan Russo (2005), dalam penelitian mereka mengenai sistem pengiriman ambulan London, menemukan sebuah hubungan positif antara kualitas informasi dan menggunakan sistem. Berdasarkan kajian terhadap penelitian sebelumnya maka hipotesis penelitan yang akan dianalisis adalah :

H1: kualitas informasi akuntansi berhubungan positif terhadap kesediaan menggunakan sistem

Kualitas Sistem

Secara kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Sedera et.al. (2004), dan Schaup et.al. (2009) mendefinisikan kualitas sistem merupakan derajat website tersebut mudah digunakan untuk menyelesaikan tugas.

Pada penelitian ini sistem dikatakan berkualitas dinilai dari tersedianya informasi persediaan yang dibutuhkan oleh pemakai, dan format yang disajikan dari keluarannya dapat dipahami dan dapat digunakan oleh pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi persediaan yang dihasilkan akurat, artinya tidak ada informasi susulan yang meralat informasi pertama. Informasi yang dihasilkan tidak terlalu panjang serta mengandung informasi yang jelas.

Hasil penelitian Livari (2005) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas sistem dan kesediaan untuk menggunakan. Igbaria dan Tan (1997) mengidentifikasi hubungan positif antara mudah menggunakan persepsian dan pemakaian sistem sebagai pengukur jumlah aplikasi berbeda yang digunakan, jumlah tugas bisnis yang didukung komputer, durasi, dan frekuensi pengguna pada level organisasi. Terkait hal tersebut, maka hipotesis 2 yang diajukan adalah :

H2: Kualitas sistem informasi akuntansi persediaan berhubungan positif terhadap kesediaan untuk menggunakan laporan persediaan

Kesediaan untuk Menggunakan

Kesediaan menggunakan dalam penelitian ini adalah kesediaan pemakai untuk memakai laporan persediaan barang sebagai dasar pengambilan keputusan. Apabila laporan itu akurat serta tepat maka keputusan yang dimbil juga tepat dan akurat sehingga kinerja yang di perusahaan juga meningkat.

Yuthas & Young (1998) menunjukkan bahwa durasi kesediaan untuk menggunakan sistem berhubungan positif dengan kinerja keputusan. Pada konteks knowledge

management, Halawi et.al. (2007)

mengidentifikasi hubungan positif antara niat untuk menggunakan dan kepuasan pengguna. Hasil penelitian Burton & Straub (2006) menunjukkan hubungan signifikan antara kesediaan untuk menggunakan sistem terhadap kinerja. Oleh karena itu, hipotesis 3 penelitian ini adalah :

H3: kesediaan untuk menggunakan informasi akuntansi persediaan berhubungan positif terhadap peningkatan kinerja dengan kinerja karyawan sebagai variabel moderator

(3)

Hubungan antar variabel penelitian sebagaimana model kesuksesan sistem yang

dikemukakan DeLone & McLean (1992), tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem (DeLone & McLean, 1992) Peningkatan Kinerja

Peningkatan kinerja merupakan hasil yang diperoleh dari kesuksesan sistem informasi. Kinerja karyawan akan meningkat ketika informasi akuntansi yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pemakai informasi, serta dapat menjadi dasar untuk mengambil keputusan. Peter et.al. (2008) mendefinisikan manfaat bersih sebagai keluasan cakupan sistem informasi berkontribusi kepada kesuksesan seseorang, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa. Sebagai contoh, dengan menggunakan sistem informasi seseorang atau organisasi dapat memperbaiki kualitas pengambilan keputusannya, memperbaiki produktivitasnya, meningkatkan penjualan, mengurangi biaya, meningkatkan laba, efisensi pasar, mensejahterakan pelanggan, menciptakan pekerjaan, dan perkembangan ekonomi. Pada penelitian ini, manfaat bersih disebut juga peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja di penelitian ini adalah peningkatan kinerja perusahaan yang didukung oleh peningkatan kinerja individu karyawannya. Bila disebuah perusahaan memiliki karyawan yang kinerjanya bagus maka, kinerja perusahaan secara keseluruhan akan menjadi baik. Ketika informasi persediaan yang dihasilkan menunjukkan informasi yang sebenarnya dari perusahaan tersebut, kemudian informasi

tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan maka, informasi akuntansi persediaan tersebut dapat dikatakan baik, sedangkan sistem yang mengolah data untuk menghasilkan informasi akuntansi persediaan yang baik itu dapat dikatakan sukses.

Gable et.al. (2008) berpendapat bahwa dampak individu merupakan ukuran sistem informasi dipengaruhi kemampuan dan efektivitas organisasi pemakainya. Rai& Welker (2002) menggunakan manfaat persepsian untuk menggambarkan manfaat individu pada model DeLone & McLean (1992). Schaup et.al. (2009) mendefinisikan dampak individu adalah derajat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan website dapat membantu mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Sesuai dengan penelitian ini, Roldan & Leal (2003) mengisyaratkan bahwa pengukuran dampak individu diuji melalui tiga pengaruh. Pertama, kecepatan mengidentifikasi masalah ditandai dengan rentang waktu yang diperlukan antara apa yang menyebakan masalah itu timbul dan kapan masalah itu terlihat pertama kali. Kedua, kecepatan pengambilan keputusan merujuk kepada waktu ketika pengambil keputusan mengumpulkan informasi yang dia perlukan untuk sebuah keputusan terhadap lamanya keputusan yang dia ambil. Ketiga, waktu yang diperlukan untuk mencari keterkaitan masalah

H3 H2 H1 Dampak Organisasi Dampak Individu Kesediaan untuk Menggunakan Kualitas Sistem Informasi Akutansi Kualitas Informasi Akuntansi

(4)

untuk mendapatkan akar masalah dan memberikan solusi atas masalah tersebut.

Sedangkan dampak organisasi merupakan pengukuran untuk mengetahui sejauh mana organisasi mampu memperbaiki kinerjanya Gable et.al. (2008). DeLone & McLean (1992) mendefinisikan dampak organisasi merupakan efek dari informasi atas kinerja organisasi. Roldan & Leal (2003) memasukkan tiga persepsi dari area manajemen stratejik yaitu pertama, kinerja organisasi persepsian. Persepsi ini tertuju pada seberapa penting bagi manajer memperhatikan area yang membutuhkan perhatian mereka. Persepsi kedua berupa efektivitas pengambilan keputusan organisasi mengacu kepada peningkatan proses pengambilan keputusan. Persepsi terakhir yaitu kinerja organisasi persepsian merujuk kepada kinerja bisnis mencakup kinerja keuangan (peningkatan penjualan, daya melaba, laba per saham dan sebagainya) dan kinerja operasional (market-share, peluncuran produk baru, kualitas produk, dan sejenisnya).

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan distributor di Jakarta yang menggunakan sistem informasi untuk menghasilkan informasi akuntansi di perusahaan mereka. Atas permintaan responden maka, peneliti tidak menyebutkan nama serta lokasi responden.

Informasi akuntansi yang dimaksud adalah laporan persediaan barang yang dihasilkan oleh sistem tersebut dan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Teknik Pengumpulan Data

Konstruk di penelitian ini diukur menggunakan survey kuesioner yang dibagikan melalui email kepada perusahaan distributor yang menerapkan sistem informasi untuk menghasilkan informasi akuntansi persediaan barang di perusahaan mereka.

Survey kuesioner diberikan kepada divisi gudang, akuntansi, audit internal dari level admin, hingga ke level pengambil keputusan.

Kuesioner yang dibagikan berjumlah dua ratus buah kuesioner. Namun, karena bertepatan dengan akhir tahun maka, peneliti

mentargetkan minimal kuesioner yang kembali adalah 30%.

Operasional dan Pengukuran Konstruk Penelitian

Penelitian ini menggunakan lima konstruk yaitu, konstruk bebas (konstruk independen), konstruk terikat (konstruk dependen), intervening, dan konstruk pemoderasi. Pada penelitian ini konstruk bebas adalah kualitas informasi dan kualitas sistem informasi. Sedangkan konstruk terikat ada satu konstruk yaitu dampak organisasi. Konstruk intervening di penelitian ini ada satu konstruk yaitu kesediaan untuk menggunakan, sedangkan konstruk pemoderasinya adalah peningkatan kinerja individu. Konstruk ini gunanya untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara konstruk kesediaan untuk menggunakan dengan peningkatan kinerja perusahaan. Pengukuran untuk seluruh konstruk menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Gable et.al. (2008). Pengukuran pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner sebanyak tiga puluh tujuh (39) item pertanyaan dengan skala likert lima poin.

Peningkatan kinerja organisasi berfungsi sebagai konstruk dependen antara kesediaan untuk menggunakan yang dihubungkan oleh konstruk kesediaan untuk menggunakan kepada konstruk peningkatan kinerja organisasi yang dimoderasi oleh peningkatan kinerja karyawan. Konstruk ini diukur dengan menggunakan delapan (8) buah pertanyaan yang dikutip dari penelitian Gable et.al. (2008).

Peningkatan kinerja karyawan di penelitian ini berfungasi sebagai konstruk pemoderasi antara kesediaan untuk menggunakan dengan peningkatan kinerja organisasi. Peningkatan kinerja karyawan diukur dengan empat (4) buah pertanyaan yang dikutip dari penelitian Gable et.al. (2008).

Konstruk kualitas informasi persediaan di penelitian ini berfungsi sebagai konstruk independen yang memiliki pengaruh terhadap kesediaan untuk menggunakan. Konstruk ini diukur dengan sepuluh (10) pertanyaan yang dikutip dari penelitian Gable et.al. (2008).

Kualitas sistem informasi persediaan di penelitian ini berfungsi sebagai konstruk independen yang berpengaruh terhadap kesediaan untuk menggunakan. Kualitas sistem informasi persediaan diukur dengan lima belas

(5)

(15) pertanyaan yang dikutip dari penelitian Gable et.al. (2008).

Kesediaan menggunakan merupakan konstruk intervening yang menghubungkan antara kualitas informasi persediaan dan kualitas sistem informasi persediaan dengan peningkatan kinerja organisasi. Namun, diperkuat lagi hubungannya dengan konstruk peningkatan kinerja individu. Kesediaan menggunakan diukur dengan menggunakan dua buah pertanyaan yang dikutip dari penelitian Wang et.al. (2008).

Analisa Data dan Pengujian Hipotesis Uji validitas kuesioner ini menggunakan korelasi bivariat. Korelasi bivariat merupakan proses untuk mencari korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk. Total skor konstruk yang menunjukkan hasil signifikan menyimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan valid. Kriteria yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu pertanyaan adalah dengan nilai total skor yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0,01.

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan konsistensi internal suatu ukuran dan stabilitas instrument pengukur. Suatu alat ukur dikatakan andal apabila pengujian dilakukan berulang kali terhadap suatu objek, namun hasilnya tetap sama. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha. Menurut Hair et.al. (2006), suatu variabel dikatakan andal jika koefisien Cronbach Alpha-nya lebih besar dari 0,6. Semakin mendekati satu, maka nilai Cronbach Alpha semakin tinggi konsistensi internal reabilitasnya (Hair et.al., 2006).

Metoda analisis data dilakukan dengan pendekatan asosiasi antar konstruk. Penelitian ini tidak menguji tingkat kesesuaian model. Asosiasi antar konstruk kualitas informasi persediaan, kualitas sistem informasi persediaan, kesediaan menggunakan, dan kesuksesan organisasi di dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Sedangkan konstruk kesediaan untuk menggunakan, peningkatan kinerja individu dan peningkatan kinerja organisasi diuji dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Secara rinci, rumus analisis antar konstruk adalah sebagai berikut.

KUM =

0 +

1 KM+

2 KI+

3 KSI + e1

…..………(R-1)

PPHK =

2 +

6 KP +

7 KUM + e3

….….………..(R-2) Keterangan : Kesediaan Untuk

Menggunakan (KUM); Kualitas Informasi (KI); Kualitas Sistem Informasi (KSI); Peningkatan Hasil Kerja (PPHK); dan e: kesalahan residual; i: angka 1-5

HASIL dan PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pemakai sistem informasi akuntansi persediaan. Penyebaran kuesioner dilakukan selama periode November sampai dengan Desember 2011. Total kuesioner yang disebarkan berjumlah 200 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 150 buah. Dari 150 yang kembali tersebut, hanya 89 yang dapat diolah lebih lanjut karena 61 buah kuesioner tidak memenuhi syarat pengolahan data. Responden yang digunakan adalah karyawan perusahaan distributor di Jakarta divisi gudang, akuntansi, dan audit internal. Hasil seleksi didapat bahwa responden yang berada di divisi gudang sebanyak 20 orang, divisi akuntansi sebanyak 34 orang, sisanya sebanyak 35 adalah divisi audit internal.

Berdasarkan hasil perhitungan karakteristik responden terlihat bahwa responden sebagian besar berusia antara 22-30 tahun, lama responden bekerja pada profesi yang sama rata-rata 0-5 tahun. Sedangkan sistem informasi akuntansi persediaan yang digunakan oleh responden adalah Oracle Taf. Uji Validitas

Uji validitas kuesioner menggunakan analis regresi bivariat. Dari seluruh variabel yang diuji menunjukkan hasil yang signifikan pada level 0,01. Variabel dikatakan valid apabila validitasnya menunjukkan angka lebih kecil atau sama dengan 0,01. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid.

Uji Reliabilitas

Menurut Nunnaly (1969) dalam Ghozali (2005), reliabilitas dapat diukur

(6)

dengan melihat nilai dari Cronbach’s alpha Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) lebih besar dari 0,60 dan dikatakan tidak reliabel jika memberikan nilai cronbach-alpha (α) kurang dari 0,60. Tampilan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa setiap variabel sudah melebihi 0,6 artinya setiap variabel dikatakan reliabel.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu, pengujian pertama adalah analisis jalur variabel sistem informasi akuntansi persediaan, kualitas sistem informasi akuntansi persediaan sebagai variabel independen. Sedangkan variabel

kesediaan untuk menggunakan diberlakukan sebagai variabel intervening, dan variabel dampak organisasi adalah variabel dependennya. Pengujian variabel ini dilakukan dua kali, yaitu menguji kualitas informasi akuntansi persediaan yang berdampak kepada organisasi dengan kesediaan menggunakan sebagai variabel interveningnya. Kemudian menguji kualitas sistem informasi akuntansi persediaan yang berdampak kepada organisasi dengan kesediaan menggunakan sebagai variabel interveningnya. Pengujian yang kedua adalah dengan cara memberlakukan variabel kesediaan menggunakan sebagai variabel independen yang berdampak kepada peningkatan kinerja organisasi dengan dampak individu sebagai variabel pemoderasi.

Gambar 2. Hasil Uji Hipotesis Ket:

*) signifikan pada level 0,01;**) signifikan pada level 0,05;***) signifikan pada level 0,1

Kualitas Informasi

Variabel kualitas informasi akuntansi diberlakukan sebagai variabel independen yang berdampak kepada kinerja organisasi yaitu kinerja perusahaan dengan variabel kesediaan untuk menggunakan sebagai variabel intervening. Hasil output SPSS memberikan nilai standardize beta earns variabel kualitas informasi sebesar 0,326 dan signifikan pada 0,002 yang berarti kualitas informasi mempengaruhi kesediaan untuk menggunakan. Namun pada output SPSS kesediaan untuk

menggunakan, nilai kualitas informasi adalah sebesar 0,71 dan signifikan pada 0,536 yang berarti kualitas informasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap dampak organisasi.

Berdasarkan hasil analisis, variabel kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap kesediaan untuk menggunakan informasi persediaan sebagai sumber informasi mereka. Karyawan memperoleh informasi yang berkualitas melalui sistem yang mereka gunakan sebagai bahan diskusi dengan rekan seprofesi, maupun berdasarkan pengalaman mereka selama ini.

0,326(+)* * 0,291(+)* * (+)* 0,678(+) Kualitas Informasi Kesediaan untuk menggunakan Peningkatan kinerja organisasi Peningkatan minerja karyawan Kualitas sistem Informasi

(7)

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rai & Welker (2002) yang menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif terhadap kesediaan untuk menggunakan. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Halawi et.al. (2007) pada bidang studi knowedge management dan menunjukkan bahwa kualitas informasi memiliki berhubungan positif terhadap kesediaan untuk menggunakan.

Kualitas Sistem Informasi

Variabel kualitas sistem informasi akuntansi diberlakukan sebagai variabel independen berdampak kepada kinerja organisasi yaitu kinerja perusahaan dengan variabel kesediaan untuk menggunakan sebagai variabel intervening. Hasil memberikan nilai standardize beta earns variabel kualitas sistem informasi sebesar 0,291 dan signifikan pada 0,006 yang berarti kualitas sistem informasi mempengaruhi kesediaan untuk menggunakan. Namun pada output SPSS kesediaan untuk menggunakan, nilai kualitas informasi sebesar 0,143 dan signifikan pada 0,206 yang berarti kualitas sistem informasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap dampak organisasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sistem yang terdapat pada sistem informasi persediaan barang mempengaruhi kesediaan pemakai informasi untuk menggunakan nya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Pada penelitian ini luaran informasi menunjukkan ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna informasi. Tampilan informasi yang menarik dan teratur memberikan ketertarikan tersendiri terhadap karyawan. Artinya, konten informasi berupa link-link tertentu yang merujuk kepada informasi yang dibutuhkan pengguna telah menuhi keinginan karyawannya sehingga mereka bersedia untuk menggunakan informasi tersebut.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Igbaria & Tan (1997) yang mengidentifikasi adanya hubungan positif antara mudah menggunakan persepsian dan pemakaian sistem sebagai pengukur jumlah aplikasi berbeda yang digunakan, jumlah tugas bisnis yang didukung komputer, durasi, dan frekuensi pengguna pada level organisasi. Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suh & Lee

(1994) yang melaporkan bahwa terdapat hubungan positif antara kinerja pada sebuah sistem informasi dan frekuensi menggunakan dan bantuan sistem.

Kesediaan untuk Menggunakan

Variabel kesediaan untuk menggunakan diberlakukan sebagai variabel independen yang berdampak kepada kinerja organisasi yaitu kinerja perusahaan dengan variabel dampak individu atau peningkatan kinerja karyawan sebagai variabel pemoderasi. Hasil uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung sebesar 1,026 dengan tingkat signifikansi 0,358. Karena tingkat probabilitas signifikannya lebih besar dari 10% maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi dampak organisasi atau dengan kata lain, kesediaan menggunakan dan dampak individu sebagai pemoderasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap dampak organisasi.

Uji signifikansi parameter individual menghasilkan nilai koefisien variabel kesediaan menggunakan sebesar -0,845 dengan signifikansi 0,637. Variabel dampak individu memiliki koefisien parameter sebesar -0,105 dengan signifikansi 0,883. Variabel moderat yang merupakan hasil perkalian antara kesediaan untuk menggunakan dan dampak organisasi memiliki parameter sebesar 0,576 dengan signifikansi 0,678. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel yang diuji tidak ada yang menunjukkan angka signifikan.

Hasil pengujian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Burton & Straub (2006) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesediaan untuk menggunakan sistem terhadap kinerja tugas. Selain itu, penelitian ini juga tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Halawi et.al. (2007) yang mengidentifikasi bahwa terdapat hubungan positif antara niat menggunakan dan manfaat bersih yang diukur oleh perbaikan kinerja tugas.

KESIMPULAN, KETERBATASAN dan SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti empiris mengenai

(8)

peningkatan kinerja perusahaan yang disebabkan oleh kesuksesan sistem informasi akuntansi persediaan yang mereka gunakan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyajikan bukti empiris yang menjelaskan bahwa selain disebabkan oleh sistem, perusahaan yang memiliki karyawan dengan kinerja yang meningkat dapat memperkuat meningkatkan kinerja organisasi.

Model pengukuran kesuksesan yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari model kesuksesan sistem informasi berian DeLone dan McLean (1992). Pada penelitian ini, penulis memperlakukan variabel kesuksesan individu sebagai variabel pemoderasi antara variabel kesediaan untuk menggunakan dengan variabel peningkatan kinerja perusahaan.

Hasil keseluruhan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi persediaan yang digunakan oleh perusahaan tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh informasi persediaan yang mereka terima, tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan. Pemeriksaan fisik harus selalu dilakukan agar sistem terhindar dari kesalahan penyajian informasi. Di sisi lain, perusahaan telah mengeluarkan biaya yang besar untuk pengadaan sistem tersebut. Namun ketika digunakan, masih memerlukan penanganan lain untuk memastikan ketepatan informasi yang disajikan di sistem. Pemeriksaan fisik kadang lebih mutakhir ketimbang melihat dari sistem. Hal ini disebabkan karena sistem mencatat pemasukan dan pengeluaran barang berdasarkan invoice yang diterima bagian akuntansi, sedangkan bagian akuntansi mencatat invoice tersebut menjelang sore hari. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang diinginkan pada siang hari misalnya belum update. Oleh karena itu perlu pemeriksaan fisik barang untuk diketahui jumlah terkininya. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada penyedia sistem agar lebih mempercepat pembaruan pencatatan sehingga informasi yang dibutuhkan dapat segera ditarik kesimpulannya serta keputusannya.

Kontribusi bagi akademisi, model pengukuran ini dapat digunakan kembali, khusus untuk mengukur kesuksesan sistem yang digunakan oleh kalangan praktisi yang memiliki keinginan untuk selalu mencari informasi bagi pekerjaan mereka. Model pengukuran ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti dengan cara

menambah variabel baru atau mengubah tata letak variabel dari model agar memenuhi kriteria yang diinginkan oleh peneliti.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan berupa :

1. Penelitian tidak memfokuskan pada satu perusahaan saja sehingga pengukuran yang dilakukan saat ini belum terlalu detail. Hanya terbatas pada memakai sistem informasi akuntansi persediaan saja belum kepada sebuah perusahaan pemakai sistem yang perlu diukur kesuksesan sistemnya.

2. Kuesioner dikirim melalui e-mail miliki keuntungan dari segi biaya dan waktu. Namun, responden tidak dapat menanyakan mengenai kuesioner kepada peneliti karena responden dan peneliti tidak saling bertemu, sehingga kemungkinan terdapat bias atas jawaban responden.

Saran

Saran yang diajukan terkait hasil dan keterbatasan penelitian :

1. Penelitian berikutnya dapat menggunakan model penelitian yang sama dengan penelitian ini, namun dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. 2. Penelitian berikutnya sebaiknya fokus kepada satu perusahaan saja agar dapat diukur secara tepat kesuksesan sistem persediaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Jones, A., and Straub, D. (2006). Reconceptualizing System Usage : An Approach and Empirical Test, Information Systems Research, Vol.: 17 (3), pp. 220-246.

DeLone, W.H., and McLean, E.R. (1992). Information Systems Success : The Quest for Dependent Variable. Information Systems Research, Vol.: 3. pp. 60-95

Fitzgerald, D., and Russo, N. L. (2005).

The turnaround of the London

ambulance service computer-aided

(9)

European Journal of Information

Sytems, Vol.: 14 (3), pp. 244-257

Gable, G.G., Sedera, D., and Chan, T. (2008).

Re-Conceptualizing Information System Success : The IS-Impact Measurement Model. Journal of the Association for Information Systems, Vol.: 9, (7), pp. 377-408.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J.r., J.E., Anderson, R.E., Tatham, R.L.,

and Black, W.C. (1998). Multivariate Data Analysis. 5th Ed., New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Halawi, L.A., McCarthy, R.V. and Arison, J.E. (2007). An Empirical Investigation of Knowledge-Management Systems’ Success., The Journal of Computer Information Systems, Vol.: 48 (2), pp. 121-135.

Igbaria, M., and Tan, M. (1997). The Consequences of Information Technology Acceptance on Subsequent Individual Performance, Information & Management, Vol.: 32 (3), pp. 113-121. Livari, J. (2005). An Empirical Test of

DeLone-McLean Model of Information Systems Success. The DATA BASE of Advances in Information Systems, Vol.: 36 (2), pp. 8-27.

Peter, Stacie., DeLone, William., McLean, Ephraim. (2008). Measuring Information System Success : Models, Dimensions, Measures, and Interrelationship. European Journal of Information Systems, Vol. 17. pp. 236-263

Rai, A., Lang, S., and Welker, R. (2002). Assessing vValidity of IS Success Models : An Empirical Test and Theoretical

Analysis. Information Systems Research, Vol.: 13, pp. 50-69.

Roldan, L. Jose., and Leal, Antonio. (2003). A Validation Test of An Adaption of the DeLone and McLean’s Model in

theSpanish EIS

Field.,www.citeseerx.ist.psu.edu/.../downl oad?doi, pp. 64-84

Schaup, Cristian, L., Belanger, F., and Fan, W. (2009). Examining the Success of Websites Beyond E-Commerce : An Extension of The IS Success Model, The Journal of Computer Information Systems, Vol.: 49 (4), pp. 42-52.

Sedera, D., Gable, G., and Chan, T. (2004). A Factor and Structural Equation Analysis of The Enterprise Systems Success Measurement Model. In Proceedings of the Twenty-Fifth International Conference on Information Systems (Appelgate L, Galliers, R, and DeGross Jl., Eds), pp. 449-668, Association for Information Systems, Washington, DC, USA.

Suh, K.,Kim, S., and Lee,J., 1994., End-User’s Disconfirmed Expectations and the Success of Information Systems. Information RESOURCES Journal, vol. 7, no. 4, pp. 31-39

Wang, Wei, Xin., Teo, Hai-Hock., Wei, Kee-Kwok., SIA, Ling-Choon., Lee, Matthew. (2008). Effect of Learning Capacity and Knowledge Base on Executive Decision Formation for IT Adoption: An Empirical Study of Small and Medium-Sized Organization. Organizational Learning and Knowledge Based in IT adoption Yuthas, K., and Young, K.T. (1998). Material

Matters : Assessing the Effectiveness of Materials Management IS. Information & Management, Vol.: 33 (3), pp. 115-124.

Gambar

Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem (DeLone & McLean, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 dan dikoordinatori oleh Bapak Adri dari divisi FPMP. Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan Seminar Kit

N., (2016) Perbandingn Efektivitas Pendidikan Kesehatan Gigi Menggunakan Media Video dan Flip Chart Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak.. Jurnal

Dari sini diketahui bahwa dosis TTO cair 0,5% (Gambar 1) ini tidak efektif untuk membunuh tungau, terbukti bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai LT 50 paling lama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

Pada kegiatan tatap muka ke-3 (TM-3), peserta akan melaporkan hasil pembelajaran GP moda daring mulai dari awal hingga akhir dengan membawa seluruh bukti

say {Dewi Sukma}{Hai Nyai Emas Padmawati, beritahukanlah pada rajamu.} say {Dewi Sukma}{Utuslah seseorang untuk mengambil pusaka Lalayang Salaka Domas di Jabaning Langit}. say

a) Peserta Jamkesda adalah masyarakat miskin di luar peserta Jamkesmas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai kartu peserta Jamkesda. b) Kartu Jamkesda