• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN KERJA ANTARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN KERJA ANTARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BkkbN

PEDOMAN KERJA

ANTARA

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA N o m o r: 162/KSM/G2/2015

Nomor : B/16/1 V/2015 TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

B A B I PENDAHULUAN 1. Umum.

a. Sejalan dengan Undang Undang No 52 Tahun 2009 dan terbitnya Perpres No.STahun 2013, BKKBN ditugaskan untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana yang dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya dukung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial, ekonomi dan budaya; b. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan alat negara

yang berperan dalam bidang pemeliharan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

(2)

c. Sesuai dengan pembangunan prioritas bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, pengendalian penduduk merupakan salah satu fokus untuk mencapai prioritas peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka sasaran Total Fertility Rate (TFR)=2,1 dan Net Reproduction Rate (NRR) = 1 pada Tahun 2014 menjadi salah satu prasyarat tercapainya “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”;

d. Memasuki tahun ke 4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Nasional perlu diintensifkan dalam rangka percepatan pencapaian sasaran. Mengingat Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan, dimana TFR masih tercatat 2,6 yang berarti masih stagnan dari kondisi SDK! 2007. Begitu pula dengan kondisi Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dan Unmet Need hasil SDKI 2012 belum menunjukkan perubahan yang berarti;

e. Untuk terlaksananya pembangunan KKB Nasional melalui penggerakan dan pelayanan menuju pencapaian Millennium

Development Goal’s (MDG’s) bersama POLRI, maka perlu

diterbitkan Pedoman Kerja. Dasar.

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

c. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2009;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

(3)

h. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;

i. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; j. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan ke

Tujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

k. Nota Kesepahaman BKKBN dengan POLRI Nomor: 8/KSM/G2/2013 dan Nomor; B/5/1/2013 tentang Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Maksud danTujuan. a. Maksud.

Pedoman Kega ini dimaksudkan sebagai acuan bagi jajaran BKKBN dan Polri dalam rangka Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

b. Tujuan.

Percepatan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Melalui Penggerakan dan Pelayanan KB, bertujuan untuk menjangkau penggerakan dan pelayanan program KKB Nasional di seluruh wilayah dan lapisan masyarakat.

Ruang Lingkup.

Pedoman Kerja ini disesuaikan dengan Nota Kesepahaman antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, meliputi;

a. Sosialisasi tentang Kesepahaman KKB;

b. Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang KKB; c. Pelayanan KB dan kesehatan reproduksi;

d. Pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga; e. Pelatihan bagi pengelola dan pelaksana Program KKB.

(4)

Tata Urut.

a. Pendahuluan

b. Sasaran dan Pengorganisasian c. Pelaksanaan

d. Administrasi, Logistik dan Anggaran e. Penutup

Pengertian.

Untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah dalam Pedoman Kerja ini, diberikan beberapa pengertian sebagai berikut:

a. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana;

b. Kepolisian Negara Republik lndonesia(Polri)merupakan alat negara yang berperan dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

c. Pegawai Negeri pada Polri terdiri atas anggota Polri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS);

d. Kemitraan adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tentram;

e. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat;

f. Keluarga Berencana(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas;

(5)

g. Kesehatan Reproduksi (KR) adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan;

h. Fasilitas Kesehatan Polri(Faskes Polri) adalah bangunan Polri yang dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan pelayanan dan dukungan kesehatan Polri terdiri atas Rumah Sakit Bhayangkara dan Poliklinik;

i. Pelayanan Kesehatan Polri adalahupaya, pekerjaan atau kegiatan kesehatan yang ditujukan untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/masyarakat Polri yang optimal/setinggi- tingginya;

j. Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas(Perpolisian Masyarakat) di desa/kelurahan;

k. Advokasi adalah program komunikasi untuk memberikan penjelasan kepada penentu kebijakan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota agar memberikan kebijakan yang mendukung program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

l. Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KiE) adalah program

komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga serta masyarakat dalam pelaksanaan Program KKB; m. Pelatihan adalah kegiatan dalam upaya meningkatkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan personel Polri sebagai tenaga pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi (KR), yang diselenggarakan secara sendiri maupun bersama-sama atau dengan pihak ketiga, sesuai ketentuan yang berlaku dimasing- masing kesatuan;

n. Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan(IMP) adalah wadah pengorganisasian dan pembinaan keluarga serta wadah pengelolaan dan pelaksanaan program KB nasional di tingkat Desa/Kelurahan ke bawah. Wadah tersebut secara Nasional disebut Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub Pembantu Pembina KB Desa(Sub PPKBD) dan Kelompok KB;

(6)

t.

u.

Pelayanan Keluarga Berencana-Kesehatan Reproduksi(KB-KR) adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan Polridan fasilitas kesehatan lainnya dengan sasaran Personel keluarga Polri dan masyarakat sekitarnya, yang meliputi:pelayanan konseling, pelayanan kontrasepsi, pelayanan di Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIKR/M) dan pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Suami (KIAS);

Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga adalah Kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin; Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah staf Organisasi Perangkat Daerah KB Kabupaten/Kotayang bertugas melaksanakan, mengelola dan menggerakkan masyarakat dalam program KB di tingkat Desa/Kelurahan, baik yang berstatus sebagai Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) maupun bukan Penyuluh Keluarga Berencana;

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah PLKB yang berstatus sebagai pejabat fungsional;

Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) adalah suatu wadah kegiatan program Generasi Berencana (GenRe) Bagi Remaja/Mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja/mahasiswa serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Di dalam PIK Remaja/mahasiswa dibedakan dalam 3 tahapan yaitu Tumbuh, Tegak dan Tegar;

Total Fertility Rate (TFR)/Tingkat kelahiran total adalah rata-

rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya);

Net Reproduction Rate (NRR) adalah Angka fertilitas yang telah

memperhitungkan faktor mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai akhir masa reproduksinya. Asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya;

(7)

Unmet Need adalah Proporsi wanita usia subur dalam status

kawin yang tidak menggunakan alat kontrasepsi meskipun mereka menyatakan ingin menunda atau menjarangkan anak (definisi standar); dan/atau mereka yang "unmet need" karena resiko kesehatan dan pemakaian kontrasepsi yang buruk tidak menginginkan tambahan anak (menjarangkan kelahiran);

Contraceptive Prevalence f?afe(CPR)/Angka Prevalensi

Kontrasepsi adalah Persentase pasangan usia subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/cara KB.

BAB il

SASARAN DAN PENGORGANISASIAN 1. Sasaran.

a. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi akan dilaksanakan kepada Pegawai Negeri pada Polri dan Keluarga serta masyarakat yang bermukim disekitar pemukiman Polri;

b. Pembinaan Ketahanan Keluargadilakukan oleh jajaran BKKBN bersama Polri kepada Pegawai Negeri pada Polri dan Keluarga serta masyarakat yang bermukim disekitar pemukiman Polri dalam bentuk pengembangan kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK RIM) serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) melalui orientasi penyuluhan kelompok, tatap muka, sarasehan dan pembinaan dengan sasaran sikap dan perilaku dalam mendukung pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana Nasional; c. Kegiatan pelatihan pelayanan KB dan KR bagi tenaga medis Polri

dilaksanakan dimasing-masing Perwakilan BKKBN Provinsi.

Pengorganisasian a. Ketentuan Umum.

Disusun dan dilaksanakan secara terpadu antara unsur BKKBN dan Polri serta berbagai stakeholder dan mitra kerja terkait dari tingkat pusat sampai tingkat pelaksana di lapangan.Organisasi disusun menyesuaikan dengan kebutuhan yang dapat menampung berbagai kepentingan instansi terkait, baik pusat maupun daerah, sehingga dapat menjamin kelancaran perencanaan, penyelenggaraan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

(8)

8

Organisasi (Struktur organisasi terlampir): 1) Tingkat Pusat.

a) Kepala BKKBN dan Kapolri selaku Penanggung Jawab Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

b) Sestama BKKBN dan Kabaharkam Polri selaku Penanggung Jawab Pelaksanaan Program;

c) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Deputi Bidang KB-KR,Deputi Bidang KS-PK,Deputi Bidang ADPIN, Deputi Bidang Latbang, Dirbinmas Baharkam Polri dan Kapusdokkes Polriselaku Kepala Pelaksana Kegiatan.

2) Tingkat Provinsi.

a) Ka Perwakilan BKKBN Provinsi dan Kapolda selaku Penanggung Jawab Program di tingkat Provinsi;

b) Sekretaris Badan, Kabid KB-KR, Kabid KS-PK, Kabid Adpin dan Kabid Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi, Dirbinmas Polda dan Kabidokkes Polda selaku Pelaksana Kegiatan di tingkat Provinsi.

3) Tingkat Kabupaten dan Kota.

a) Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota serta Kapolres/ta selaku Penanggung Jawab Program di Kabupaten/Kota;

b) Kabid KB, Kabid KS, Kabid Adpin. Kabid Latbang (disesuaikan dengan struktur SKPD-KB setempat) dan Kasatbinmas Polres/ta dan Kapoliklinik Polres/ta, sebagai pelaksana kegiatan di Kabupaten/Kota.

4) Tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

a) Ka Unit Pelaksana KB dan Kapolsek/ta selaku Penanggung jawabdi tingkat Kecamatan;

b) PKB/PLKB dan Bhabinkamtibmas selaku Tim Pelaksana di Desa/Kelurahan.

(9)

BAB ill PELAKSANAAN

1. Tugas Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Deputi Bidang KB- KR, Deputi Bidang KS-PK, Deputi Bidang Adpin dan Deputi Bidang Latbang, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing, memfasilitasi:

a. Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dalam pelayanan KB dan kesehatan Reproduksi;

b. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan KB;

c. Pelatihan bagi pengelola dan pelaksana program KKB, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;

d. Penggerakan, advokasi dan KIE kepada stakeholders dan masyarakat;

e. Melakukan sosialisasi tentang kependudukan. 2. Tugas Dirbinmas Baharkam Polri:

Menggerakkan Pegawai Negeri pada Polri, dan keluarganya serta Keluarga pada sekitar lingkungan Polri untuk menjadi peserta akseptor KB.

3. Tugas Kapusdokkes Polri:

Menyediakan fasilitas dan tenaga kesehatan yang dimiliki oleh Polri sebagai sarana pelayanan KB dan KR.

4. Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, Kapolda, Dirbinmas Polda dan Kabidokkes Polda

a. MerencanakanSDM, dana, sarana, prasarana Rumah Sakit Bhayangkara dan Klinik Polri yang ada di lingkungan Polda;

b. Menyediakan dan mendistribusikan alat dan obat kontrasepsi serta sarana pendukung pelayanan KB;

c. Mempersiapkan dan mendistribusikan sarana KIE dalam bentuk spanduk, leaflet, brosur, banner, dll untuk mensosialisasikan kegiatan pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi dan Ketahanan Keluarga yang akan dilaksanakan;

(10)

d. Menyusun rencana kegiatan dan sasaran yang ingin dicapai sertateknis pelaksanaan,waktu kegiatan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah;

e. Mempersiapkan pegawai negeri pada Polri dan Tim Medis untuk mengikuti pelatihan teknis pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi, Ketahanan & kesejahteraan Keluarga serta KIE dan KonselingProgram Kependudukan dan KB;

f. Mengkoordinasikan ke masing-masing jajaran di bawahnya.

Tugas Kepala SKPD-KB Kabupaten/Kota, Kapoires/ta, Kasatbinmas, Kapoliklinik Polres/ta.

a. Merencanakan SDM, dana, sarana, prasarana, teknis pelaksanaan serta materi kegiatan dan sasaran yang ingin dicapai serta waktu kegiatan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah;

b. Menyediakan dan mendistribusikan alat dan obat kontrasepsi serta sarana pendukung pelayanan KB;

c. Mendistribusikan sarana KIE dalam bentuk spanduk, leaflet, brosur,

banner, dll untuk mensosialisasikan kegiatan pelayanan KB,

Kesehatan Reproduksi, Ketahanan& kesejahteraanKeluarga yang akan dilaksanakan;

d. Mempersiapkan Pegawai Negeri pada Polri, Tim Medis dan Paramedis untuk mengikuti pelatihan teknis pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi serta KIE Program Kependudukan dan KB; e. Mengkoordinasikan ke masing-masing jajaran di bawahnya;

f. Menggerakkan Pegawai Negeri pada Polri, Keluarga dan masyarakat sekitarnya untuk memperoleh pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi, Ketahanan & kesejahteraan Keluarga.

Tugas Kepala Unit Pelaksana KB/Koordinator KB/Penyuluh KB dan Kapolsek/Kapospol/Bhabinkamtibmas.

a. Memfasilitasi ketersediaansarana pelayanan KB, alat dan obat kontrasepsi serta pencatatan dan pelaporan;

b. Mengkoordinasikan tenaga medis dan paramedis dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesdes/kel dan Perangkat Desa untuk menjadi tim pelaksana pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi;

(11)

c. Menggerakkan Pegawai Negeri pada Polri, Keluarga dan masyarakat sekitarnya untuk memperoleh pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi, Ketahanan & kesejahteraan Keluarga;

d. Menggerakkan kader-kader KB untuk kegiatan pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi, BKB, BKR, BKL dan UPPKS;

e. Menggerakkan masyarakat di Desa/Kelurahan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan KB, Kesehatan Reproduksi, Ketahanan & kesejahteraan Keluarga.

7. Sosialisasi, Advokasi dan KiE.

a. Melakukan sosialisasi Nota Kesepahaman dan Pedoman Kerja kepada para pemangku kepentingan di masing-masing wilayah tingkatan;

b. Kegiatan advokasi dilaksanakan oleh BKKBN dan Polri kepada Gubernur, BupatiAValikota pembuat kebijakan dan pemangku kepentinganlainnya dalam bentuk kegiatan audiensi, rapat koordinasi, dialog dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan prograrh KKB;

c. Kegiatan KIE dilaksanakan oleh jajaran BKKBN bersama SKPD-KB dan Polri kepada Pegawai Negeri pada Polri dan keluarga serta masyarakatdalam bentuk orientasi penyuluhan kelompok, tatap muka, sarasehan dengan sasaran merubah sikap dan perilaku untuk menjadi peserta KB.

8. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Kegiatan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan oleh tim pelaksana lapangan (BKKBN, Polri, Tim Kesehatan, Kader) sesuai dengan kegiatan yang telah ditentukan baik pelayanan statis di fasilitas kesehatan maupun momentum strategis.

9. Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.

Kegiatan pembinaan Ketahanan Keluarga dilaksanakan melalui penggerakan dan kemitraan oleh jajaran BKKBN bersama Polri kepada Pegawai Negeri pada Polri dan Keluarga serta masyarakat yang bermukim disekitar pemukiman Polri dalampembentukan dan pengembangan kelompok KB, kelompok kegiatan (BKB, BKR dan BKL), PIK Remaja serta kelompok UPPKS.

(12)

10. Pelatihan bagi Pengelola dan Pelaksana Program KKB.

a. Kegiatan pelatihan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi bagi tenaga medis Polri dilaksanakan disetiap Penwakilan BKKBN Provinsi;

b. Pelatihan/orientasi KIE/Konseling, pencatatan dan pelaporan program KKB bagi Kapolsek, Kapospol dan Bhabinkamtibmas sebagai penggerak program Kependudukan dan Keluarga Berencana dilaksanakan disetiap Perwakilan BKKBN Provinsi.

11. Monitoringdan Evaluasi. a. Monitoring.

Dilakukan bersama-sama secara berkala untuk mengetahui dan menilai hasil kegiatan program KKB.

b. Evaluasi.

Dilakukan b e rsa m a ^m a untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan program KKB yang dilaksanakan BKKBN dan Polri serta sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan perencanaan kegiatan di waktu yang akan datang, yang secara teknis dikoordinasikan oleh:

1) BKKBN oleh Deputi Bidang Advokasi Penggerakkan dan Informasi;

2) Polri oleh Dirbinmas Baharkam Polri dan Kapusdokkes Polri. 12. Pelapofan.

Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai dengan sistem pencatatan dan pelaporan program KKB yang telah ditetapkan.

(13)

BAB IV

ADMINISTRASI, LOGISTIK DAN ANGGARAN 1. Administrasi.

Administrasi pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana berpedoman pada aturan/ketentuan yang berlaku pada Petunjuk Administrasi Umum Polri dan BKKBN.

2. Logistik.

Dalam pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana kerjasama BKKBN dengan Polri didukung dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing.

3. Anggaran.

Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKByang ditimbulkan dari kerjasama BKKBN dengan Polri ditanggung oleh BKKBN dan atau sumber lain yang tidak mengikat.

BABV PENUTUP

Pedoman Kerja ini disusun sebagai bahan acuan pelaksanaan program KKB antara BKKBN dan Polri yang berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikuti masa berlaku Nota Kesepahaman antara BKKBN dan Polri Nomor ; 8/KSM/G2/2013 dan Nomor ; B/5/1/2013 tentang Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Negara Republik Indonesia rkam Polri Ditetapkan d i: Jakarta, ^ Pada Tanggal; a.n. Kepala BKKBN js Utama BKKBN ^ p r g S a y ^ ^ BAYUSENO. S.H. JENDERAL POLISI Ir.AMBAF , lAYU, MNS.

(14)

' k

BAB IV

ADMINISTRASI. LOGISTIK DAN ANGGARAN 1. Administrasi.

Administrasi pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana berpedoman pada aturan/ketentuan yang berlaku pada Petunjuk Administrasi Umum Polri dan BKKBN.

2. Logistik.

Dalam pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana kerjasama BKKBN dengan Polri didukung dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing.

3. Anggaran.

Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKByang ditimbulkan dari kerjasama BKKBN dengan Polri ditanggung oleh BKKBN dan atau sumber lain yang tidak mengikat.

BABV PENUTUP

Pedoman Kerja ini disusun sebagai bahan acuan pelaksanaan program KKB antara BKKBN dan Polri yang berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikuti masa berlaku Nota Kesepahaman antara BKKBN dan Polri Nomor : 8/KSM/G2/2013 dan Nomor ; B/5/1/2013 tentang Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

a. n. K ian Negara Republik Indonesia arkam Polri Ditetapkan d i: Jakarta, , Pada Tanggal: a.n. Kepala BKKBN Sekretaris Utama BKKBN * ^ -'v'

P U J Iffig rO BAYUSENO. S.H. \ ^\S>nr.'y^BAg/jR AH AY U , MNS. ^^^j^K O M ^^^JE N D E R A L POLISI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan judul Model Perubahan Penggunaan Lahan untuk Penataan Ruang dalam kerangka Pembangunan Wilayah yang Berkelanjutan (Studi Kasus Kabupaten Bandung) mengikuti

jiwa terhadap perilaku seksual. Akibat dari gangguan seksual itu timbul kejahatan-kejahatan yang melanggar norma-norma serta sistem hukum di Indonesia. Perilaku

Dalam kegiatan penambangan bauk- sit, lapisan tanah atas yang mengandung bauksit dicuci dengan air sehingga tanah yang mengandung nitrogen larut dalam air

Kampung Keluarga Berencana merupakan salah satu program nasional yang menjadi bagian inovasi strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

memperoleh pengalaman praktis yang sudah tentu akan sangat berguna dalam menunjang disiplin ilmu yang penulis miliki, juga untuk mengetahui sampai seberapa jauh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Untuk memastikan arah kebijakan dan strategi yang telah disusun di dalam Renstra BKKBN 2020-2024 dapat diimplementasikan dengan baik diseluruh tingkatan wilayah, maka dokumen