• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pihak paling terakhir yang menerima laba atas operasi perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. merupakan pihak paling terakhir yang menerima laba atas operasi perusahaan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan didirikan tujuan utamanya adalah mamaksimalkan nilai ekuitas bagi pemegang saham. Asumsi dalam manajemen keuangan adalah apabila perusahaan berhasil memaksimalkan nilai ekuitas bagi pemegang saham, maka semua pemangku kepentingan yaitu karyawan, pemasok, dan pemegang hutang akan mendapatkan laba atas operasi perusahaan, karena pemegang saham merupakan pihak paling terakhir yang menerima laba atas operasi perusahaan. Untuk memaksimalkan nilai ekuitas bagi pemegang saham, maka perusahaan harus mampu menciptakan laba atas operasi yang dilakukan.

Dalam menciptakan laba atas operasi perusahaan dibutuhkan suatu sumber pendanaan. Sumber pendanaan dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Sumber pendanaan internal berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber pendanaan eksternal berasal dari hutang dan saham. Jika sumber pendanaan eksternal dibutuhkan maka perusahaan akan lebih memilih hutang, kemudian pilihan paling akhir berasal dari saham (Myers, 1984). Bahwa sumber pendanaan eksternal yang berasal dari hutang dinilai lebih murah dibandingkan yang berasal dari saham. Sehingga, proporsi sumber pendanaan eksternal yang berasal dari hutang dibandingkan dengan total aset perusahaan yang disebut dengan istilah tingkat hutang akan cenderung lebih tinggi.

(2)

2 Hutang selain berfungsi sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan eksternal yang relatif murah, juga dianggap mempunyai implikasi manajerial. Brander dan Lewis (1986) memprediksi melalui teori limited liability bahwa tingkat hutang mempengaruhi perusahaan untuk bersaing lebih agresif.

Teori limited liability oleh (Brander dan Lewis, 1986) secara umum menjelaskan tingkat hutang mempengaruhi perusahaan untuk bersaing lebih agresif. Teori tersebut menyatakan bahwa tingkat hutang sebagai komitmen perusahaan untuk bersaing lebih agresif didalam meningkatkan jumlah output produk secara signifikan. Bahwa peningkatan output akan semakin meningkatkan kinerja pasar produk, dan pada akhirnya akan meningkatkan laba operasi perusahaan. Kinerja pasar produk merupakan kinerja perusahaan yang dilihat dari seberapa agresif perusahaan dalam bersaing dengan kombinasi strategi bersaing, jumlah output produk dan harga produk relatif dibandingkan pesaing. Ketika perusahaan mampu menciptakan laba operasi lebih besar dari bunga dan pokok hutang, maka pemegang saham akan mendapatkan distribusi laba lebih besar, sebesar proporsi saham diperusahaan. Akan tetapi, ketika perusahaan menghasilkan laba operasi yang lebih kecil dari bunga dan pokok hutang atau kemungkinan terburuknya perusahaan bangkrut, maka pemegang saham akan mendapatkan klaim paling akhir setelah semua kewajiban kepada pemegang hutang terlunasi. Maka dari itu, pemegang saham akan mendorong perusahaan untuk lebih agresif didalam persaingan, karena ketika perusahaan bangkrut, pemegang saham hanya menanggung kerugian sebesar proporsi saham diperusahaan.

(3)

3 Prediksi teori limited liability didukung beberapa hasil penelitian empiris oleh Campello (2006), Smith et al. (2012), dan Mitani, (2014). Campello (2006) menguji pengaruh tingkat hutang pada kinerja pasar produk dengan sampel perusahaan di Amerika Serikat pada 115 industri selama periode tahun 1971 sampai 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja pasar produk. Kinerja pasar produk diproksikan oleh sales growth. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat hutang sebagai komitmen perusahaan untuk bersaing lebih agresif didalam meningkatkan kinerja pasar produk.

Selanjutnya, Smith et al. (2012) menguji pengaruh tingkat hutang pada kinerja pasar produk perusahaan secara simultaneous equation model yaitu menduga antara tingkat hutang dan kinerja pasar produk saling mempengaruhi. Sampel penelitian menggunakan 178 perusahaan di New Zeland selama periode tahun 1984 sampai 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja pasar produk. Kinerja pasar produk diproksikaan oleh sales growth. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan di New Zeland menggunakan tingkat hutang untuk bersaing lebih agresif untuk meningkatkan kinerja pasar produk. Hasil pengujian arah yang sebaliknya yaitu pengaruh kinerja pasar produk pada tingkat hutang menunjukkan bahwa kinerja pasar produk berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada tingkat hutang perusahaan. Menurut Smith et al. (2012) ketika kinerja pasar produk telah mencapai optimal, perusahaan di New Zeland lebih cenderung mempertahankan

(4)

4 tingkat hutang yang dimiliki dibandingkan mengurangi tingkat hutang perusahaan dengan tujuan mendukung kinerja pasar produk dimasa yang akan datang.

Lebih lanjut, Mitani (2014) juga menguji pengaruh tingkat hutang pada kinerja pasar produk perusahaan secara simultaneous equation model yaitu antara tingkat hutang dan kinerja pasar produk saling mempengaruhi. Sampel penelitian menggunakan 799 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange (TSE) selama periode tahun 1989 sampai 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja pasar produk dengan strategi bersaing Cournot (strategi substitusi), dan Bertrand (strategi komplementer). Kinerja produk pasar pada penelitian tersebut menggunakan proksi pangsa pasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat hutang merupakan insentif bagi perusahaan untuk bersaing lebih agresif didalam meningkatkan pangsa pasar. Hasil pengujian arah yang sebaliknya yaitu pengaruh kinerja pasar produk pada tingkat hutang menunjukkan bahwa, kinerja pasar produk berpengaruh negatif dan signifikan pada tingkat hutang perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan kinerja pasar produk yang tinggi akan cenderung mengurangi tingkat hutang yang dimiliki dengan tujuan menjaga keunggulan kompetitif (Mitani, 2014). Hasil tersebut menjelaskan bahwa, ketika perusahaan dengan kinerja pasar produk yang tinggi meningkatkan tingkat hutang, justru keunggulan kompetitif dalam bersaing akan menjadi melamah, karena meningkatnya tingkat hutang berbanding lurus dengan meningkatnya beban bunga yang harus ditanggung perusahaan. Sehingga, perusahaan akan cenderung mengurangi tingkat hutang yang dimiliki, karena beban bunga yang harus

(5)

5 ditanggung perusahaan meningkat lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari meningkatkan tingkat hutang sebagai upaya bersaing lebih agresif di masa yang akan datang.

Akan tetapi, Phillips (1995) menyatakan hal yang berlawanan dengan teori limited liability, yaitu peningkatan tingkat hutang membuat perusahaan menurunkan output produk perusahaan. Lebih lanjut, peningkatan tingkat hutang merupakan komitmen perusahaan untuk tidak melakukan investasi, karena arus kas bebas yang tersedia akan digunakan untuk membayar bunga beserta pokok hutang yang meningkat atas meningkatnya hutang perusahaan. Maka dari itu, perusahaan cenderung tidak mengambil investasi, dan yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja pasar produk perusahaan. Kemudian, Phillips (1995) menguji prediksi yang dibangun menggunakan sampel perusahaan di empat industri yaitu fiberglass, tractor trailer, polyethylene, dan gypsum pada persaingan yang terkonsentrasi, yang mana beberapa perusahaan dengan pangsa besar, meningkatkan hutang dalam jumlah yang signifikan, yaitu lebih dari 25% dari tingkat hutang sebelumnya selama periode tahun 1980 sampai 1990. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan hutang berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja pasar produk pada perusahaan ditiga dari empat industri yaitu; fiberglass, tractor trailer, polyethylene. Hanya perusahaan di industri gypsum yang menunjukkan bahwa peningkatan tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja pasar produk. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hutang membuat perusahaan menjadi lebih konservatif dalam bersaing.

(6)

6 Hal yang serupa juga ditemukan oleh Chevalier (1995) yang melakukan penelitian pada fenomena peningkatan tingkat hutang dalam jumlah yang signifikan pada industri supermarket di Amerika selama periode tahun 1985 sampai 1988. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan tingkat hutang dalam jumlah signifikan oleh perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan pada pembukaan supermarket baru. Kemudian, peningkatan tingkat hutang dalam jumlah signifikan oleh perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada pembukaan supermarket baru oleh pesaing. Selanjutnya, pangsa pasar perusahaan mengalami penurunan, sedangkan di waktu yang bersamaan pangsa pasar pesaing mencatatkan peningkatan.

Lebih lanjut Kovenock dan Phillips (1997) meneliti kembali fenomena peningkatan tingkat hutang perusahaan dalam jumlah yang signifikan dan efek investasi. Penelitian dilakukan pada perusahaan dengan pangsa pasar besar disepuluh industri yang meningkatkan hutang secara signifikan yaitu lebih dari 25% dari hutang sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tingkat hutang berpengaruh negatif dan signifikan pada investasi perusahaan. Lebih lanjut, peningkatan tingkat hutang mempengaruhi menurunnya output produk perusahaan, sehingga menurunkan kinerja pasar produk perusahaan. Selanjutnya, peningkatan tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada investasi pesaing, yang mana peningkatan tingkat hutang mempengaruhi meningkatnya output produk pesaing. Sehingga, peningkatan tingkat hutang meningkatkan kinerja pasar produk pesaing. Hal tersebut menunjukkan bahwa

(7)

7 semakin tinggi tingkat hutang membuat perusahaan menjadi lebih konservatif dalam bersaing, dan pesaing menjadi lebih agresif dalam bersaing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hasil penelitian oleh Campello (2006); Smith et al. (2012); dan Mitani (2014) membuktikan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja pasar produk. Dengan kata lain, tingkat hutang membuat perusahaan lebih agresif dalam bersaing. Sedangkan, hasil penelitian oleh Phillips (1995); Chevalier (1995); dan Kovenock dan Phillips (1997) membuktikan hasil yang berlawanan yaitu tingkat hutang berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja pasar produk atau tingkat hutang membuat perusahaan menjadi lebih konservatif dalam bersaing. Lebih lanjut, masih terbatasnya penelitian yang menguji secara simultaneous equation model yaitu antara tingkat hutang dan kinerja pasar produk saling mempengaruhi. Meskipun, belum ada teori yang secara jelas menjelaskan pengaruh kinerja pasar produk pada tingkat hutang perusahaan. Akan tetapi, penelitian oleh Smith et al. (2012); dan Mitani (2014) memberikan bukti bahwa kinerja pasar produk mempengaruhi tingkat hutang perusahaan.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat empat permasalahan penelitian yang dapat dirangkum dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaaan kinerja pasar produk antara perusahaan dengan tingkat hutang tinggi dan perusahaan dengan tingkat hutang rendah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

(8)

8 2. Apakah terdapat perbedaaan tingkat hutang antara perusahaan dengan kinerja pasar produk tinggi dan perusahaan dengan kinerja pasar produk rendah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah tingkat hutang mempengaruhi kinerja pasar produk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah kinerja pasar produk mempengaruhi tingkat hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menguji perbedaaan kinerja pasar produk antara perusahaan dengan tingkat hutang tinggi dan perusahaan dengan tingkat hutang rendah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Menguji perbedaaan tingkat hutang antara perusahaan dengan kinerja pasar produk tinggi dan perusahaan dengan kinerja pasar produk rendah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Menguji pengaruh tingkat hutang pada kinerja pasar produk perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Menguji pengaruh kinerja pasar produk pada tingkat hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(9)

9 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya:

1. Manfaat empiris

Bagi akademisi, memperkaya hasil empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik struktur modal dengan pendekatan pasar produk.

2. Manfaat kebijakan

Memberikan pandangan serta pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya melihat dari keputusan perusahaan dalam menagambil keputusan mengenai tingkat hutang dan keputusan pasar produk.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini akan dibagi dalam lima bab yang tersusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitan, manfaaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang relevan dan hasil penelitian terdahulu yang serupa, dan pengembangan hipotesis penelitian.

(10)

10 BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan data dan sampel yang digunakan dalam penelitian, difinisi operasional, dan langkah-langkah pengujian dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian deskripsi data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN dan SARAN

Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, setelah siswa diberi tindakan pada siklus 1 kemampuan motorik halus melalui keterampilan membuat

Untuk mengetahui strategi pemasaran yang paling tepat digunakan Rumah Makan Sambel Layah cabang Kendal dalam menarik konsumen dan dalam menghadapi persaingan pasar

Pada kelompok intervensi, sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pre test kepada bidan mengenai efektivitas penggunaan buku KIA dalam mendeteksi

pada kelinci dapat meningkatkan kecepatan pengangkutan sperma dari epididimis kauda ke vas deferens. Prostaglandin F2α secara in vitro dapat meningkatkan kontraksi tubulus

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan propinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dan

Pakan yang disukai oleh tiram mutiara Pinctada maxima adalah Tetraselmis sp dengan konsentrasi pakan 20.000 sel/ml dengan kecepatan filtrasi mencapai 1,63 lt/jam , dalam penelitian

Pertama : Kode Etik Laskar Merah Putih sebagaimana termuat dalam Lampiran Surat Keputusan Badan Pengurus Markas Besar Laskar Merah Putih Nomor SK.04/BP/MB-

TIPE | MERK JUMLAH 1 3 4 NAMA ALAT 2 25 Dudukan layar 26 Dudukan lampu 27 Penumpu papanserbaguna 28 Filter warna merah 29 Filter warna hijau 30 Filter warna biru 31 Filter